Proseding Aterosklerosis
Proseding Aterosklerosis
net/publication/320195761
CITATIONS READS
0 4,523
3 authors:
Nur Wahyuniati
Faculty of Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh, In…
30 PUBLICATIONS 177 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Experiences, attitudes and barriers towards research participation at Syiah Kuala University, Banda Aceh View project
All content following this page was uploaded by Hidayaturrahmi Hidayaturrahmi on 04 October 2017.
Abstrak
Aktivasi sistem komplemen – baik melalui jalur klasik, jalur alternatif
maupun jalur lektin – memiliki peranan yang penting pada patogenesis
aterosklerosis. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan selama
bertahun-tahun menunjukkan bahwa produk aktivasi sistem komplemen
dapat berperan sebagai prediktor penyakit aterosklerosis yang lebih baik
dibandingkan dengan prediktor dari marker lainnya. Dibutuhkan
penelitian yang lebih lanjut mengenai peran aktivasi komplemen melalui
jalur lektin terhadap patogenesis aterosklerosis. Selain itu, perlu diteliti
pula mengenai perspektif terapeutik dari aktivasi komplemen ini
terhadap patogenesis aterosklerosis.
Kata kunci: Sistem komplemen, aterosklerosis
Pendahuluan
Aterosklerosis merupakan suatu penyakit progresif, proses
perjalanan penyakit ini dimulai pada usia dewasa muda dengan tahapan
penyakit yang tidak menunjukkan gejala klinis. Pertumbuhan plak
menyebabkan terjadinya penyempitan lumen arteri; dimana pengurangan
diameter lumen > 60 % akan menyebabkan penurunan pasokan darah
385
yang drastis ke target organ dan hal ini akan menimbulkan gejala klinis
akibat meningkatnya kebutuhan oksigen (sebagaimana yang terjadi pada
stabile angina pectoris pada penyakit arteri koroner). Plak aterosklerosis
yang mengalami ruptur atau trombosis akan menyebabkan oklusi arteri,
yang akan mencetus terjadinya sindrom iskemik.1,2
Etiologi aterosklerosis terdiri dari berbagai macam faktor;
predisposisi genetik dan faktor lingkungan ikut berkontribusi terhadap
patofisiologi penyakit ini. Terdapat sejumlah faktor lingkungan yang
disebut sebagai faktor resiko mayor klasik, yaitu: hyper- dan
dyslipidaemia, merokok, hipertensi, diabetes Mellitus, obesitas,
kurangnya aktifitas fisik, stres fisik dan jenis kelamin laki-laki. Selain itu,
kini juga telah ditemukan sejumlah faktor resiko lain yang terlibat yaitu:
hyper-homocysteinaemia, peningkatan level lipoprotein-a (Lp[a]) dan
gangguan sistem fibrinolitik.1,2
Aterosklerosis merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali
oleh adanya disfungsi endotel yang kemudian diikuti oleh inflamasi
kronis dinding pembuluh darah. Sel-sel inflamasi ditemukan di setiap
tahap formasi plak, mulai dari tahap fatty streak hingga tahap ruptur plak.
Oleh karenanya, adalah sangat wajar untuk mengasumsikan bahwa
proses inflamasi (yang dinilai melalui petanda / marker inflamasi) turut
serta berperan sebagai salah satu faktor resiko timbulnya aterosklerosis.
Sejumlah marker inflamasi yang berperan pada aterosklerosis telah
teridentifikasi, yaitu meliputi: C-reactive protein (CRP), sitokin pro-
inflammatory (IL-6, TNF-α), molekul adhesi (intercelluler adhesion
molecule-1) dan acute-phase reactants (serum amyloid-A, fibrinogen,
protein komplemen).Bagaimanapun, hal ini masih diperdebatkan, apakah
protein-protein tersebut hanya merupakan marker inflamasi atau
386
memiliki peran patogenik langsung terhadap progresifitas
aterosklerosis.1,2
389
C3 convertase. Sedangkan pada lapisan intima yang lebih dalam, aktivasi
komplemen berlangsung hingga level C5b-9.1,2
Regulator komplemen yang berikatan dengan membran juga
tampak di ateroma. Membrane cofactor protein (MCP) terdapat di
permukaan semua sel yang berinti, ia berfungsi untuk melindungi sel dari
lisis yang diperantarai oleh komplemen. Sel endotel memperlihatkan
decay-accelerating factor (DAF) dan CD59 di permukaan selnya, yang
mana hal ini melindungi mereka dari molekul C3b yang beredar di
sirkulasi. Makrofag yang muncul di ateroma memperlihatkan DAF,
CD59 dan CR1. Sebaliknya, sel otot polos tidak memperlihatkan DAF
dan CR1, serta hanya sedikit yang memperlihatkan CD59 di permukaan
selnya. Dengan demikian, dinyatakan bahwa target dari komplemen pada
awal lesi mungkin adalah sel otot polos.1,2
Referensi
1. Abbas Ak, Lichtman AH, Pillai S. 2007. Cellular and molecular
immunology. 6th edition. Philadelphia, USA. Saunders Elsevier. pp
329-345
2. Széplaki G. Varga L, Füst G. 2009. Role of complement in the
pathomechanism of atherosclerotic vascular diseases. Mol. Immunol.
46, 2784-2793
391