PROPOSAL
OLEH :
NAMA : Nawari
NPM : 2019020100068
PENDAHULUAN
lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolnya lebih dari sama dengan 90
menimbulkan komplikasi, oleh sebab itu perlu dideteksi dini yaitu dengan
keluarga, kebiasaan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, diet berlemak,
kurang olahraga, jenis kelamin, dan stres psikologis (Rahayu at all, 2020).
leher, gangguan tidur, lemas, dan mudah lelah (Asikin et al, 2016). Dimana
sakit kepala adalah kondisi yang sering dialami pasien, dan paling
mengganggu aktivitas.
gagal ginjal, ensefalopati, dan kejang (Tambayong, 2010). Inilah yang terjadi
pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
darah otak (Price & Wilson, 2006) dalam Sumartini dan Suranti, 2019.
peningkatan prevalensi hipertensi dari 25,8% tahun 2013 menjadi 34,1 pada
proporsi laki-laki sebesar 80,9% dan perempuan sebesar 84% (Profil Dinkes
Sampang, 2019).
Dari hasil studi pendahuluan yang di lakukan pada bulan oktober 2022 di
tembakau, serta melakukan latihan dan relaksasi (Bare, 2011). Dan juga dapat
menggunakan berbagai metode, salah satunya yaitu slow deep breathing dan
sistem saraf parasimpatis pada penderita hipertensi primer (SK Janet, 2017)
adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot yang tegang, kemudian
2021.
1.2 Batasan Masalah
Polindes Palenggiyan ?
1.4 Tujuan
Palenggiyan.
1.5.1 Teoritis
keperawatan.
1.5.2 Praktis
a. Bagi responden
TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi
pembuluh darah arteri (Dita & Margiyati, 2021). Tidak semua tekanan darah
pada tekanan darah yakni dikenal dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi
dan hipotensi atau tekanan darah rendah (Fitriani & Nilamsari, 2017) dalam
jantung. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah yakni dikenal dengan
hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah
(2017) kategori tekanan darah yang dikatakan normal ialah tekanan darah
sistolik <120 mmHg dan tekanan darah diastolik <80 mmHg. Tidak semua
gangguan pada tekanan darah yakni dikenal dengan hipertensi atau tekanan
darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah (Fitriani & Nilamsari,
2017). Untuk mengukur tekanan darah adalah nilai tekanan darah dari suatu
hasil pemeriksaan yang menunjukkan aliran darah yang dipompa oleh jantung
2020).
bisa tidak normal terjadi karena ada faktor yang mempengaruhi tekanan darah
( obesitas ), jenis kelamin, stres fisik dan psikis, pola makan tidak sehat,
seperti orang yang terkena diabetes, asam urat, penyakit ginjal (Noor Hidayah
& Hartatik).
Hipertensi berawal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper
ialah tekanan yang berlebihan dan tension ialah tensi. Hipertensi merupakan
kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam kurun
waktu yang lama) yang dapat menyebabkan kesakitan pada seseorang dan
suatu keadaan dimana tekanan sistol dan diastol mengalami kenaikan yang
melebihi batas normal tekanan (tekanan sistol diatas 140 mmHg dan diastol
Tekanan darah terbentuk dari interaksi antara aliran darah dan tahanan
apabila aliran darah deras misalnya pada waktu sistol, kemudian menurun
pada waktu aliran darah berkurang seperti pada waktu diastol. Data
tinggi. Tekanan darah seseorang meliputi tekanan darah sistolik dan diastolik.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak. Tekanan
darah diastolik adalah tekanan darah saat jantung dalam keadaan istirahat.
umum, hipertensi atau hipertensi diukur dua kali dengan interval lima menit
di bawah istirahat yang cukup. Tekanan darah sistolik meningkat lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik meningkat lebih dari 90 mmHg
(Andri et al., 2021; Harsismanto et al., 2020; Whelton, 2018) dalam Fahri et
al (2021). Cara pengukuran tekanan darah diperlihatkan pada tabel 2.1
a. Rebound hiprtension
dapat lebih tinggi dari sebelum dimulainya obat dan hipertensi yang
b. Hipertensi resisten
perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Jika tidak erdapat efek pada
terapi ini dapat terjadi akibat interaksi obat, yaitu mekanisme kerja dua
obat flu atau pencahar. Efek penggunaan kopi, alkohol, licorice )dalam
c. Hipertensi maligna
seperti mata, otak, paru atau ginjal. Keadaan ini berbeda dengan
d. Krisi hipertensi
e. Ensefalopati hipertensi
mencolok, kecuali bila tekanan sistolik berada diatas 240 mmhg dan
fundus retina.
g. Hipertensi labil
mmHg pada jam 10 pagi menjadi 170/104 mmHg pada jam 4 sore.
Beberapa faktor yang tidak dapat dirubah menurut Black & Hawks, 2015.
Antara lain:
a. Riwayat keluarga
pada orang berkulit hitam. Klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi beresiko pada resiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia
muda.
b. Usia
berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90
prognosis yang lebih buruk pada klein yang hipertensinya mulai pada
yang berusia lebih dari 50 tahun, dengan hampir 24% dari semua orang
lebih baik dari pada TDD karena merupakan prediktor yang lebih baik
c. Jenis kelamin
pria dan wanita hampir sama antara usia 55 tahun sampai 75 tahun;
wanita berkulit putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada angka
4,7 %; pria berkulit putih pada tingkat terendah berikutnya yaitu 6,3 %,
angka kematian tertinggi pada wanita berkulit hitam pada angka 29,3
dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar
lingkungan.
a. Diabetes
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dari dua kali lipat pada
c. Obesitas
pinggul dan paha (tuhuh berbentuk “pear”) berada pada resiko jauh
d. Nutrisi
e. Penyalahgunaan Obat
golongan :
a. Genetik
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan
2. Hipertensi sekunder
penyakit, yaitu :
kontriksi.
c. Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah
fungsi ginjal.
oral kontrasepsi.
katekolamin.
h. Kehamilan
i. Luka bakar
k. Merokok.
muncul, biasanya samar. Sakit kepala, biasanya di tengkuk dan leher dapat
muncul saat terbangun, yang berkurang selama siang hari. Gejala lain akibat
(LeMone P,2019).
adanya kerusakan dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang
darah yang tinggi, tetapi dapat ditemukan perubahan pada retina, seperti
setipa orang. Bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara umum gejala
e. Telinga berdenging.
bertahun-tahun berupa:
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah, akibat
pusat.
glomerolus.
kapiler.
yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung
a. Stroke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi
aneurisma.
b. Infark Miokardium
c. Gagal Ginjal
kematian.
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis
bisa terjadi.
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
Suddarth,2002).
2.2.8 Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1. Diuretik
sodium akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
2011).
2. Penyekat α (α - Blocker)
khususnya pada dosis awal (first dose effect). Efek antihipertensi dari
asma sebab memiliki efek sebagai relaksan ringan pada otot polos
3. ACE Inhibitor
dapat menurunkan tekanan darah, nyeri, dan stres. Pada sistem RAA,
kerja ACE inhibitor adalah menghambat enzim ACE yaitu suatu enzim
4. Antagonis Reseptor
Angiotensin II Obat-bat yang mempengaruhi jalur sistem renin
baik karena obat ini mampu memblok kerja semua angiotensin II yang
reseptor yaitu AT1 dan AT2 dengan efek kerja yang berbeda.
penurunan retensi air dan sodium, serta penurunan aktivitas seluler yang
5. Antagonis Kalsium
influks kalsium pada selotot polos pembuluh darah dan otot jantung
b. Non Farmakologi
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
adalah
tekanan darah.
hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan
tekanan darah.
e. Teknik relaksasi
f. Berhenti merokok.
tidak tercapai.
Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang
2017). Relaksasi otot progresif adalah salah satu cara dari tekhnik relaksasi
relaksasi otot tertentu (Kustanti & widodo, 2008 dalam Manurung, 2017).
tanpa efek samping dan waktu yang fleksibel. Relaksasi ini mengarahkan
menurunkan efektivitas sistem saraf simpatis, dan membuat relaks (Potter &
Perry, 2010).
oksigen serta relaksasi otot progresif dapat bersifat vasodilator yang efeknya
langsung. Relaksasi otot progresif ini menjadi metode relaksasi yang tidak
tubuh dan pikiran terasa tenang dan rileks. Latihan ini dapat membantu
berbaring atau duduk di kursi dengan kepala ditopang dengan bantal. Setiap
kelompok otot ditegangkan selama 5-7 detik dan direlaksasikan selama 10-
20 detik. Prosedur ini diulang paling tidak satu kali.Ptunjuk relaksasi
progresif dibagi dalam dua bagian, yaitu bagian pertama dengan mengulang
kembali pada saat praktek sehingga lebih mengenali otot tubuh yang paling
sering tegang, dan bagian kedua dengan prosedur singkat untuk merilekskan
beberapa otot secara stimulan sehingga relaksasi otot dapat dicapai dalam
satu sampai dua minggu dan dilaksanakan selama satu sampai dua kali 15
2.4.3 Tujuan
Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011), tujuan dari teknik ini adalah
untuk:
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
ini yaitu:
a. Persiapan
sepatu.
4) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya
mengikat.
b. Prosedur
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
menegang.
maupun belakang.
b) Punggung dilengkungkan.
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,kemudian
relaks.
Gambar 3.6. Gerakan 9, 10, 11, 12
tegang.
2) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa
menuju otak, menurunnya aktifitas pada otak dan juga fungsi tubuh lain
serta konsumsi oksigen (Potter & Perry. 2006 dalam Tarwoto, 2011).
Latihan slow deep breathing yang terdiri dari Nafas dada, Nafas
tidak sadar di atur oleh salah satu bagian batang otak bernama medula
kita sebut sebagai penyakit (Lekas, 2012). Manfaat yang bisa kita dapat
misalnya:
penyakit.
energi yang lebih sel-sel tubuh akan menjadi lebih padat dan
tubuh menjadi sangat alot teknik ini cocok untuk anak, dewasa,
ataupun lansia.
bermanfaat.
kali dalam 1 menit menjadi 6-10 kali dalam 1 menit. Nafas dalam lambat
menjadi lebih tenang sehingga tekanan darah yang dalam keadaan tinggi
otak lebih banyak sehingga sehingga perfusi pada jaringan otak lebih
adrenalin juga terjadi saat latihan Slow Deep Breathing yang akan
a. Pernafasan Dada
b. Pernafasan Perut
2010)
absorpsi gas ke dalam darah lebih mudah karena tekanan parsial total
gasgas darah sedikit lebih rendah dari pada tekanan atmosfer akibat lebih
Tekanan Darah
Menegangkan otot
Menegangkan otot
Merelaksasikan
Keadaan rileks
Aseticolin
Curah jantung
Vasodilatasi (pelebaran
pembuluh darah)
= Mempengaruhi
Aliran darah lancar
= Diteliti
METODE PENELITIAN
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Notoatmodjo, 2012). Pada bab 3 ini
akan dijelaskan tentang: Desain penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel dan
penelitian.
eksperimen. Hal ini dapat terjadi, karena penelitian yang menguji coba suatu
dalam penelitian ini adalah two group pretest – posttest. Dimana peneliti
nafas dalam. Pada kedua kelompok diawali dengan pra-tes, dan setelah
2 Identifikasi variabel
2013). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Relaksasi otot progresif
Parameter :
1. Terdiri dari tahap
persiapan dan
prosedur
2. Terdiri dari 15
gerakan
a. Melatih otot
tangan
b. Melatih otot
tangan bagian
belakan
c. Melatih otot
biseps
d. Melatih otot bahu
e. Melemaskan otot
wajah
f. Mengendurkan
otot rahang
g. Mengendurkan
otot mulut
h. Merileks kan otot
leher bagian depan
i. Merileks kan otot
leher bagian
belakang
j. Melatih otot
punggung
k. Melemaskan otot
dada
l. Melatih otot perut
m. Melatih otot kaki
Parameter :
3.4.1 Populasi
masalah yang diteliti variabel tersebut bisa berupa uang, kejadian, perilaku
atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian (Nursalam 2013). Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di
3.4.2 Sampel
untuk bisa meneliti atau mewakili populasi. Pada penelitian umumnya tidak
sampel diambil dari sebagian populasi target yang sesuai dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
(hipertensi)
b. Kriteria Ekslusi
2013).
lain nya)
2013):
α
Z 2 1− . P ( 1− p ) . N
2
n=
α
d 2 ( N−1 ) + Z 2 1− . P (1−p )
2
Keterangan :
q = 1-p (proporsi )
Hasil perhitungannya :
n= 1,962.0.5 (1-0,5) 44
n= 42,26
0,1075 + 0,96
n= 42,26 = 39,6
1,067
3.5.1Tempat penelitian
Kabupaten Sampang.
olehnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Sop deep breathing yang ambil dari sumber sop progressive muscle relaxation
maupun tidak langsung dalam penelitian agar tidak terjadi peanggaran hak-
hak otonomi manusia yang kebetulan menjadi subjek penelitian. Penelitian ini
peneltian meliputi :
metode ilmiah yang valid. Dengan kata lain, justifikasi etis melakukan
metode imliah yang valid. Dengan kata lain, justifikasi etis melakukan
informasi yang valid dan handal, sesuai tujuan yang dinyatakan dalam
protokol, dasar untuk penelitian selanjutnya dan data yang relevan untuk
sumber daya.
Intinya adalah bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan “desain
sebaliknya.
dampak negatif yang mungkin terjadi) dan manfaat sumber penelitian harus
lebih besar dibanding resiko. Selain itu juga memastikan bahwa manfaat dan
diperlukan untuk membenarkan hal itu demi keseimbangan. Oleh sebab itu,
dengan bagaimana seseorang menepati janji. Hal ini penting untuk dicatat
diberikan.
PSP atau informed consent adalah persetuan yang di berikan oleh individu
kompeten yang telah menerima informasi yang telah diperlukan. PSP juga
merupakan suatu proses komunikasi antara tim peneliti dan peserta sebagai
kepada bidan.
calon responden.
3. Tahap ketiga adalah peneliti memberikan penjelasan terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan mulai dari maksud dan tujuan serta
didapatkan.
sebagai berikut :
1 : Normal
2 : Pra hipertensi
3 : Hipertensi stadium 1
4 : Hipertensi stadium 2
dalam pengolahan data dan analisis data serta berpedoman pada definisi
Pada tahap ini dianggap bahwa data telah selesai diproses sehingga harus
2013).
subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. uji
terapi relaksasi otot progresif dan deep breathing pada pasien penderita
Frame work atau kerangka kerja adalah sesuatu yang abstrak, logical,
secara arti harfiah dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil
Hasil Hasil
-------. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK. Surakarta: CV. Citra Mandiri Utama.