Anda di halaman 1dari 20

Nama : Badrus Mushthofa

No UKG : 201698440771
Asal Sekolah : SMAN 1 Kenohan

No. Jenis Permasalahan Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab Masalah
1 Pedagogik Hasil eksplorasi di kelas Setelah dilakukan identifikasi
1.Rendahnya 1. Kurangnya motivasi atau semangat peserta masalah, penyebab masalah, hasil
semangat belajar didik dalam mengikuti pelajaran dan selalu kajian literatur dan wawancara pakar,
Peserta didik mengantuk jika berada di kelas pada materi dapat dianalisis masalah yang terjadi
ditujukan dengan mengidentifikasi isi dari teks Observasi. Hal ini pada peserta didik dan pendidik
adanya misskonsepsi disebabkan guru kurang kreatif dalam tentang kurangnya motivasi dan
dalam menyajikan materi karena hanya fokus semangat dalam mengikuti pelajaran
mengidentifikasi isi menjelaskan materi yang ada di buku paket. pada materi mengidentifikasi isi dari
dari teks observasi 2. Teks observasi yang memiliki langkah-langkah teks Observasi antara lain:
(mengembangkan yang panjang membuat peserta didik mudah a. Guru kurang kreatif dalam
dan memotivasi) dari bosan pada proses pembelajaran. mengembangkan bahan ajar dan
mengamati selalu fokus pada satu sumber
lingkungan sekolah Wawancara pakar belajar yaitu buku paket, selain itu
Nama : Drs.Puji Haryanto,M.Pd kita selaku pendidik, harus bijak
Pekerjaan : Pengawas Sekolah bagian kutai melihat suatu permasalahan
Kartanegara sehingga dapat memberikan
Instansi : Dinas Pendidikan Provinsi penilaian yang objektif. Ada
kalimantan Timur beberapa hal yang dapat
memepengaruhi motivasi belajar
Dari hasil wawancara dengan pakar. Ada peserta didik seperti cara
beberapa kesimpulan yang bisa dijabarkan mengajar guru, kondisi internal
sebagai berikut : peserta didik, dan tingkat
kesulitan materi.
1. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran
dikarenakan kurangnya kemampuan guru
dalam penguasaan materi,kurangnya
kemampuan guru dalam penguasaan
kelas,evaluasi pembelajaran yang tidak pernah
dilakukan guru serta metode dan model
pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi.
2. Kondisi peserta didik mungkin
sakit,kurangnyamemperhatikan penjelasan
guru,tidak konsentrasi saat
pembelajaran,mempunyai rasa tidak percaya
mengikuti pembelajaran yang
bervariasi,kurangnya media pembelajaran yang
bervariasi,kurangnya media
pembelajaran,kurangnya sumber
belajar,kurangnya penegak disiplin di kelas dan
di sekolah,lingkungan belajar yang kurang
mendukung

Wawancara Kepala Sekolah


Nama : Drs.Surtiyo,M.Pd
Pekerjaan : Kepala Sekolah
Instansi : SMA Negeri 1 Tabang

Sebagai pendidik kita harus melakukan suatu


inovasi dalam pembelajaran agar tidak terkesan
monoton. Banyak cara yang bisa kita lakukan
seperti memaksimalkan penggunaan media
elektronik maupun memberikan reward kepada
peserta didik. Ada dua hal yang bisa dilakukan

1. Sebagai bentuk motivasi dan dukungan


kepada peserta didik memberikan reward
kepada peserta didik yang aktif mengikuti
pembelajaran dan bisa menjawab pertanyaan

Selain itu, sebagai guru kita wajib melibatkan


penuh peserta didik pada proses pembelajaran
seperti mengajak peserta didik dalam
menemukan sesuatu dalam pembelajaran
terkait dengan materi yang diajarkan baik
melalui membaca atau mengamati.

2. Guru bisa memberikan refleksi kepada


peserta didik dengan mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari dan penambahan
media agar peserta didik tidak mengantuk.
Wawancara Teman sejawat ( Guru Penggerak)
Nama : Yulia Tri Anggraeni,S.Pd
Pekerjaan : Guru Matematika
Instansi : SMA Negeri 1 Kenohan

Dari hasil wawancara dengan teman sejawat, ada


beberapa kesimpulan yang bisa dijabarkan
sebagai berikut :
1. Kurangnya motivasi siswa dalam
pembelajaran dikarenakan guru kurang
inovatif. Salah satu cara adalah mengemas
pembelajaran yang menarik,seperti kerja
kelompok,permainan kecil,pemutaran
video pembelajaran ataupun belajar diluar
kelas.pembelajaran yang dilakukan juga
harus memenuhi kebutuhan belajar siswa
seperti kesiapan,minat dan profil belajar.
2. Mengemas materi tersebut dengan
langkah-langkah yang
menyenangkan,bervariasi dan sesuai
dengan minat ataupun profil belajarnya.
Hasil Kajian Literatur
Para ahli dalam literatur yang dibaca oleh penulis,
bahwa pengertian motif dan motivasi hampir sama
dan tidak ditemukan perbedaan arti yang mendasar.
Maksud dan pengertiannya sama, hanya berbeda
dalam memformulasikan kalimat pada motif dan
kalimat pada motivasi saja. Sedangkan arti yang
terkandung dalam motif dan motivasi sebenarnya
memiliki persamaan.
Dimyati (2002) cara yang dapat dilakukan oleh guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah :
1. Siswa ditugasi membaca bahan belajar
sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting dari
bahan tersebut dicatat. 2. Guru memecahkan hal yang
sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya. 3.
Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik
keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran.
4. Guru mengajak serta siswa mengalami dan
mengatasi kesukaran. 5. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah
dan mungkin akan membantu rekannya yang
mengalami kesulitan. 6. Guru memberi penguatan
kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan
belajarnya sendiri. 7. Guru menghargai pengalaman
dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Rineka Cipta Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung
: Bumi Aksara.
Literasi Hasil eksplorasi di kelas Setelah dilakukan identifikasi masalah,
1. Rendahnya peserta 1.1 Sebagian siswa kurang memiliki keterampilan penyebab masalah, kurang semangat
didik dalam menulis teks observasi dan kurangnya dalam membaca teks Observasi
melaporkan hasil pembendaharaan kata dikarenakan guru hanya berdasarkan hasil kajian literatur,
obeservasi berfokus pada metode pembelajaran ceramah
wawancara pakar, dan teman sejawat
lingkungan sekitar.
(mengembangkan dapat dapat disimpulkan bahwa masalah
1.2 Sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dan motivasi) yang untuk menyatukan data yang sudah didapatkan yang terjadi pada peserta didik adalah
dilihat dan didengar. dari hasil pengamatan observasi
1.masih kurangnya pendidikan literasi
Wawancara Pakar yang mengajak untuk membaca kepada
Nama : Dra.Anis Rohana,M.Pd peserta didik (Dalam konteks)
Pekerjaan : Ketua MGMP Bahasa Indonesia pembelajarannya. Selain itu peserta
Instansi : SMA Negeri 1 Balikpapan didik tidak didukung fasilitas literasi
yang memadai dan program literasi
Dari hasil wawancara dengan teman sejawat, ada yang minim. Hal lain yang dapat
beberapa kesimpulan yang bisa dijabarkan mempengaruhi minat baca peserta didik
sebagai berikut : akarena sekarang sudah terkontaminasi
1. Salah satu cara mengatasi permasalahan diatas degan gawai dan media sosial, sehingga
adalah mengganti metode pembelajaran.
Dengan evaluasi terlebih dahulu, kita bisa siswa malas untuk mencari tahu dengan
melihat bahwa metode sebelumnya bisa cara membaca apa lagi teks eksplanasi
disempurnakan sesuai dengan kebutuhan yang panjang. Peserta didik sekarang
peserta didik. Setelah itu guru harus cenderung lebih suka mendengar dan
membantu peserta didik untuk menyiapkan menonton video dari pada membaca.
pertanyaan ( stimulus menangkap data dan 2. Cara mengatasi permasalahan
informasi ) yang akan ditanyakan kepada diatas adalah dengan cara mengganti
narasumber di lokasi kunjungan observasi.
metode pembelajaran dan
2. Penajaman materi berupa sistematika berupa
urutan dan cara mengerjakan harus diperkuat menciptakan suasana belajar yang
serta menjalankan laporan LHO sesuai dengan menyenangkan sehingga peserta
kaidah kebahasaan yang baik dan benar. didik bisa fokus kepada penjelasan
pendidik dan apabila menyimak
dengan baik otomatis kosakata
mereka akan bertambah. Selain
itu.pendidik juga bisa memanfaatkan
media seperti youtube untuk
menampilkan tata cara penelitian
observasi sederhana sehingga
perserta didik lebih tertarik untuk
menjalankan penelitian laporan hasil
observasi.

3. Pendidik dapat memulai penjelasan


dengan teks bergambar, serta
meminta data selain laporan tertulis
sebagai media dokumentasi. Dari
dokumentasi tersebut peserta didik
dapat menyatukan langkah-langkah
observasi dengan runut. Dan bisa
menyimpulkan dengan bahasa sendiri
menggunakan kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar.

Wawancara Teman sejawat


Nama : Desyta Suci Restiana,S.Pd
Pekerjaan : Guru Mapel Bahasa Indonesia
Instansi : SMA Negeri 1 Balikpapan
Dari hasil wawancara dengan teman sejawat, ada
beberapa kesimpulan yang bisa dijabarkan
sebagai berikut :
1. Cara mengatasi permasalahan diatas
adalah dengan cara mengganti metode
pembelajaran dan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga
peserta didik bisa fokus kepada penjelasan
pendidik dan apabila menyimak dengan
baik otomatis kosakata mereka akan
bertambah. Selain itu.pendidik juga bisa
memanfaatkan media seperti youtube
untuk menampilkan tata cara penelitian
observasi sederhana sehingga perserta
didik lebih tertarik untuk menjalankan
penelitian laporan hasil observasi.
2. Pendidik dapat memulai penjelasan
dengan teks bergambar, serta meminta
data selain laporan tertulis sebagai media
dokumentasi. Dari dokumentasi tersebut
peserta didik dapat menyatukan langkah-
langkah observasi dengan runut. Dan bisa
menyimpulkan dengan bahasa sendiri
menggunakan kaidah bahasa indonesia
yang baik dan benar.
Hasil Kajian Literatur

Hardjoprakosa (2005 : 145) menyatakan bahwa ada


beberapa hal yang menyebabkan rendahnya minat
baca, yaitu (1) Pemerintah dan swasta dengan
lembaga pendidikannya, para guru kurang
memotivasi para anak didiknya untuk membaca
buku-buku selain buku pelajaran; (2) Para orang tua
tidak memberi dorongan kepada anak untuk
mengutamakan membeli buku dari pada mainan, alat
pandang dengar. Mereka biasanya kurang
mengetahui jenis buku yang sesuai dan disukai anak,
dan mereka biasanya juga kurang memperkenalkan
perpustakan kepada anak-anak; (3) Para penerbit
media cetak memasang harga buku yang bermutu
terlalu tinggi, sehingga tak terjangkau oleh
masyarakat luas; (4) Para pengarang, penyadur dan
penerjemah yang semakin berkurang, karena royalti
yang tidak menentu dan masih terkena PPH; (5)
Perpustakaan Umum yang jumlahnya belum
mencukupi di tiap Propinsi untuk melayani
masyarakat; (6) Perpustakaan masjid yang belum
terkelola dengan profesional. Hardjoprakosa, Mastini ,
2005. Bunga Rampai Kepustakawanan. Jakarta : Perpustakaan
Nasional RI.

Numerasi Hasil eksplorasi di kelas Setelah dilakukan identifikasi masalah,


1.Rendahnya 1. Beberapa siswa belum memiliki pengetahuan penyebab masalah, hasil kajian literatur
kemampuan siswa mengenai teks prosedur dikarenakan guru dan wawancara teman sejawat dapat
dalam menelaah kurang melakukan diskusi mengenai materi disimpulkan bahwah Salah satu
langkah - langkah pembelajaran. kesulitan peserta didik belum mampu
teks prosedur yang 2. Sebagian besar siswa belum berani mengambil menganalisis struktur teks prosedur
dipraktekan atau keputusan terkait langkah-langkah pembentukan dengan benar dengan langkah-langkah
dibaca teks prosedur yang disajikan karena minimnya contoh
yang diberikan pendidik dan keterangan
Wawancara Teman sejawat dari media pembelajaran biasanya
Nama : Yunita,S.Pd kurang dipahami peserta didik seperti
Pekerjaan : Guru Matematika simbol warna, dan angka. Selain itu,
Instansi : SMA Negeri 1 Kenohan peserta didik belum pernah diberikan
soal-soal contoh asesment agar bisa
Dari hasil wawancara dengan narasumber.penulis mengenali bentuk-bentuk soal serupa.
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Peserta didik lebih suka hal praktis dari
1. Guru sebaiknya menggunakan media pada suatu hal yang menjalani proses
pembelajaran interaktif yang menarik bagi apa lagi menganalisis teks prosedur
peserta didik untuk memahami materi dalam bentuk urutan adalah tugas yang
yang disampaikan. sulit dipahami jika guru tidak
2. Guru sebaiknya menggunakan model menjelaskan secara detail terlebih
pembelajaran inovatif yang berpusat pada dahulu.
peserta didik guna untuk meningkatkan
keaktifan dalam proses pembelajaran
,serta guru dapat menggunakan LKPD
yang dapat meningkatkan proses berfikir
kreatif dan kritis pada peserta didik.

Hasil Kajian Literatur

Soedarso (2001: 103) Grafik adalah gambaran suatu


data secara efektif berupa penyampaian ide yang
kompleks secara mudah kepada pembaca. Ciri utama
grafik adalah sederhana tetapi jelas. Grafik
memberikan gambaran perbandingan atau gambaran
asosiasi antara dua atau beberapa variabel serta
menyusun dan mengikhtisarkan serta melaporkan
hubungan antara data statistik dengan bagian-bagian
lain secara komprehensif, padat, singkat, dan
sederhana. Grafik merupakan bentuk penyajian visual
yang dipakai untuk membandingkan jumlah data
pada saat-saat yang berbeda. Banyak hal yang harus
diuraikan secara panjang lebar dapat ditunjukan
dengan sekejap dengan menggunakan gambar grafik.

Soedarso. 2001. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan


Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustak Utama.

2 Kesulitan belajar Hasil eksplorasi di kelas Setelah dilakukan identifikasi masalah,


peserta didik 1. Guru kurang terampil dalam mengelola kelas penyebab masalah, hasil kajian literatur
termasuk peserta pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, dan wawancara teman sejawat dapat
didik berkebutuhan sehingga suasana kelas dalam proses disimpulkan bahwah peserta didik sulit
khusus dan masalah pembelajaran kurang kondusif memahami materi struktur dan
pembelajaran 2. menyebabkan peserta didik kesulitan dalam kebahasaan teks Laporan Observasi
(berdiferensiasi) di memahami materi struktur dan kebahasaan teks disebabkan beberapa faktor diantaranya:
kelas berdasarkan Observasi yang disampaikan dalam proses a. Masih adanya guru yang tidak
pengalaman pembelajaran. memperhatikan keaadaan peserta
mahasiswa saat Hal ini berpengaruh pada hasil belajar yang didik di kelas misalnya guru
menjadi guru rendah. mengajar sambil duduk sehingga
peserta didik kurang terpantau pada
Peserta didik kesulitan Wawancara pakar saat pembelajaran dan buku
dalam memahami Nama : Hijrah,S.Pd pegangan guru hanya dibacakan.
materi KD.3.1 Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia dan b. Peserta didik belum benar-benar
Menganalisis struktur penulis hadir di kelas (belum konsentrasi)
dan kebahasaan teks Instansi : SMA Negeri 1 Balikpapan dalam mengikuti pembelajaran.
Laporan Observasi Dari hasil wawancara dengan narasumber, penulis
yang disampaikan dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
dalam proses 1. guru membuat strategi belajar yang berpihak
pembelajaran. pada peserta didik. Misalnya, peserta didik
Hal ini berpengaruh maju kedepan melaporkan hasil pengamatan,
pada hasil belajar yang peserta didik lain menanggapi, guru hanya
rendah. memonitor,mengevaluasi dan menilai. Setelah
itu hasil laporan ditulis di buku latihan.
2. Perjelas strktur tekks laporan dengan cara
berdiskusi kemudian membuat klasifikasi
benda yang diamati dirutkan berdasarkan ciri-
ciri dan memanfaatkannya.
Hasil Kajian Literatur

Djamarah (2006), pendekatan yang dilakukan guru


dalam mengelola kelas yaitu Pendekatan Kekuasaan,
Pendekatan Ancaman, Pendekatan Kebebasan,
Pendekatan Resep, Pendekatan Pengajaran,
Pendekatan Perubahan Tingkah laku, pendekatan
social ekonomi dan pedekatan elektis. Selain dengan
menggunakan prinsip prinsip di atas pelaksanaan
pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan yang sifatnya dapat menjalin hubungan
yang baik anatra guru dengan siswa di kelas.
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
3 Membangun Hasil eksplorasi di kelas Setelah dilakukan identifikasi masalah,
relasi/hubungan 1.Sebagian besar Peserta didik memiliki hubungan penyebab masalah, hasil kajian literatur
dengan siswa dan komunikasi yang kurang baik dengan pendidik dan wawancara teman sejawat dapat
orang tua siswa. dan orangtua disimpulkan bahwa orang tua harus
menjadi motivator. Adanya dorongan
2.Sebagian besar peserta didik enggan dari orang tua menjadikan anak lebih
menyampaikan surat pemanggilan kepada orang bersemangat dalam mengerjakan sesuatu
tua. aktivitas dan tugas-tugas. Ingin menjadi
lebih unggul dan mampu memperoleh
Wawancara Teman sejawat hasil yang maksimal. Motivasi juga
Nama : Levi Martadikasari,S.Pd sebagai salah satu pengarah untuk anak.
Pekerjaan : Guru BK Anak diarahkan untuk lebih fokus saat
Instansi : SMA Negeri 1 Kenohan melakukan aktivitas belajar. Maka
motivasi orang tua memiliki harapan
yang penuh kepada anak-anaknya agar
Dari hasil wawancara dengan narasumber, penulis menjadi lebih baik. Motivasi yang dapat
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : diberikan melalui bentuk yaitu: motivasi
1. Kurangnya komunikasi antara pendidik dan belajar yang bersifat tidak langsung
orang tua perserta didik juga berpengaruh dapat dilakukan dengan cara
terhadap komunikasi dengan peserta didik. memberikan semangat saat anak merasa
Guru seringkali tidak melaporkan bosan dalam belajar dan memotivasi
perkembangan peserta didik kepada orang anak agar menyukai bidang pelajaran di
tua dan orang tua sendiri tidak begitu sekolah.
memperdulikan perkembangan peserta didik.
2. Peserta didik dibiasakan untuk mengatasi
masalah bukan lari dari masalah. Rasa
percaya diri menjadi faktor penting yang
membuat peserta didik menjadi lebih maju.
Hasil kajian literatur :
Menurut Ratna Ningrum, 2018; dalam bukunya
yang berjudul Pengaruh Peranan Dan Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Keberhasilan seorang anak paling utama
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga termasuk
orang tua. Orang tua yang kurang memerhatikan
pendidikan anaknya, tidak memerhatikan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anak
dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anak,
dan orang tua yang tidak tau bagaimana kemajuan
dan perkembangan anak.
4 pemahaman/ Hasil eksplorasi di kelas Setelah dilakukan identifikasi masalah,
pemanfaatan model- 1.Sebagian besar peserta didik tidak terbiasa penyebab masalah, hasil kajian literatur
model pembelajaran dengan model pembelajaran baru pada materi dan wawancara pakar dapat disimpulkan
inovatif berdasarkan teks eksplanansi dikarenakan guru terbiasa bahwa kendala yang dihadapi peserta
karakteristik materi menggunakan metode yang kurang variatif didik seperti kurang tertarik mengikuti
dan siswa. 2.Sebagian besar peserta didik tidak terbiasa pembelajaran pada materi teks
dengan model pembelajaran literasi pada teks eksplanasi karena model-model
Peserta didik kesulitan eksplanasi. pembelajaran yang digunakan guru tidak
dalam memahami bervariasi mengikuti karakteristik materi
materi KD.3.3 Wawancara pakar dan peserta didik dimana peserta didik
Menganalisis struktur Nama : Dra.Dayang Djunaida,M.Pd sekarang lebih menyukai pemberian
dan kebahasaan teks Pekerjaan : Fasilitator Literasi KALTIM materi dengan cara menonton video dari
Eksplanasi yang Instansi : SMA Negeri 1 Balikpapan pada mendengarkan penjelasan dari guru
disampaikan dalam (Ceramah)
proses pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan narasumber, penulis
Hal ini berpengaruh dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
pada hasil belajar yang
rendah.
1. Siswa itu ada yang tidak terbiasa menggunakan
metode pembelajaran baru karena pendidik
terbiasa menggunakan metode ceramah.
Solusinya adalah tergantung dari pendidik
sendiri. Kalau pendidik siap dan materi sudah
matang dan bagaimana kita membawakannya.
Jadi tergantung dari pendidik untuk
mematangkan metode baru tersebut.
2. Literasi itu memang agak sulit jika tidak
dilakukan pembiasaan kepada siswa. Jadi
otomatis memang pendidik yang harus didepan
menjadi contoh akan literasi,kebetulan literasi
di negara kita masih sangat rendah. Jadi
kuncinya adalah bagaimana pendidik dapat
memotivasi siswa mengenai pentingnya literasi.
Kajian hasil literatur :
Thorndike, mengemukakan teori Stimulus dan
Respon dalam belajar, respon siswa perlu
dimunculkan dengan pemberian stimulus-stimulus
yang tepat, selanjutnya dapat dikemukakan hukum
belajar. Hukum belajar yang dikenal dengan
nama Law of effect, dalam hukum ini dikatakan
bahwa seorang siswa akan meningkat
keberhasilannya dalam belajar jika respon siswa
terhadap suatu stimulus
memperoleh reinforcement atau penguatan yang
berupa pujian atas keberhasilannya. Pemberian
penguatan ini menimbulkan rasa senang bagi siwa,
sehingga ada kecenderungan ia akan berusaha
lebih keras dalam belajar untuk dapat memperoleh
reinforcement lagi. Teori lain yang dikemukakan
oleh Thorndike dalam belajar berkaitan Stimulus
dan Respon siswa, yaitu: 1). Hukum kesiapan (Law
of readiness), 2) Hukum latihan (Law of Exercise),
dan 3). Hukum akibat ( Law of Effect).

Sumber :
http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?p=2079

5 Materi terkait Literasi Setelah dilakukan identifikasi masalah,


Literasi numerasi, 1.Sebagian besar peserta didik tidak meyenangi penyebab masalah, hasil kajian literatur
Advanced material, kegiatan literasi. dan wawancara pakar dapat
miskonsepsi, HOTS. disimpulkan bahwa kendala yang
2.Sebagian besar peserta didik tidak terbiasa dihadapi peserta didik seperti kurang
Peserta didik kesulitan mengerjakan soal-soal HOTS. tertarik mengikuti pembelajaran pada
dalam memahami materi teks eksplanasi dikarenakan
materi KD.3.3 3.Sebagian besar peserta didik sering miskonsepsi beberapa faktor yaitu
Menganalisis struktur terhadap materi yang diterima. 1. Semakin berkembangnya zaman,
dan kebahasaan teks menjadikan kegiatan literasi
Laporan hasil Wawancara pakar semakin bervariasi dan tidak lagi
Observasi yang Nama : Agustina Rahayu,S.Pd,M.Pd terbatas pada literasi baca dan tulis.
disampaikan dalam Pekerjaan : Guru Penggerak Muda Pendidik terpaku kepada literasi
proses pembelajaran. Instansi : SMA Negeri 1 Balikpapan yang sederhana pada saat sistem
Hal ini berpengaruh belajar mengajar. Salah satu
pada hasil belajar yang pembiasaan yang dapat dilakukan
Dari hasil wawancara dengan narasumber, penulis
rendah. adalah melakukan kegiatan literasi
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
fiksi maupun non fiksi selama 10
menit sebelum pembelajaran
1. Sebagian siswa tidak menyenangi kegiatan dimulai
literasi 2. Penguasaan siswa terhadap soal
Jawab HOTS tidak dapat dipisahkan dari
Semakin berkembangnya zaman, menjadikan apakah pembelajaran/penyampaian
materi telah diarahkan kepada cara
kegiatan literasi semakin bervariasi dan tidak
berpikir tingkat tinggi. Hal ini
lagi terbatas pada literasi baca dan tulis. Saat ini terkadang yang luput dari
siswa lebih menggemari kegiatan literasi digital pandangan pendidik. Pendidik
dan literasi budaya, oleh karenanya alih-alih sering menyamaratakan materi dan
“memaksa” semua siswa untuk menyenangi tidak ada tanya jawab yang
kegiatan literasi baca dan tulis, akan lebih terasa merespon peserta didik untuk
berfikir kritis.
masuk akal jika kita berusaha mewadahi hasrat
3. Terdapat berbagai alasan
siswa terhadap kegiatan literasi digital tersebut mengapa peserta didik mengalami
dalam berbagai kegiatan maupun pembentukan miskonsepsi terhadap pembelajaran
komunitas. Namun demikian kita tidak bisa salah satunya disebabkan motivasi
begitu saja melupakan pentingnya literasi baca siswa dalam belajar serta tidak
dan tulis, untuk hal ini kegiatan pembiasaan runutnya pendidik menjelaskan
yang dilakukan dapat disisipkan pada kegiatan materi yang terkadang tidak
mengarah ke materi. Akhirnya
rutin pekanan, dua pekanan, atau tiga pekanan
terdapat perbedaan pemahaman
(jumat). Pembiasaan kegiatan literasi baca tulis dari materi yang dijelaskan dengan
juga dapat diterapkan di ruang-ruang kelas runutan materi yang ada di buku.
sebelum pembelajaran dimulai setiap siswa
harus membaca materi yang akan dipelajari dari
berbagai sumber sekitar 5 – 10 menit sebelum
jam pelajaran dimulai.

2. Sebagian peserta didik tidak terbiasa


mengerjakan soal HOTS
Jawab
Penguasaan siswa terhadap soal HOTS tidak
dapat dipisahkan dari apakah
pembelajaran/penyampaian materi telah
diarahkan kepada cara berpikir tingkat tinggi.
Jika proses pembelajaran (rencana
pembelajaran) tidak
disusun/dirancang/dilaksanan dengan
merangsang cara berpikir tingkat tinggi siswa
maka sulit mengharapkan siswa memiliki
kemampuan tersebut. Oleh karenanya, sebelum
menuntut siswa memiliki kemampuan
menyelesaikan soal HOTS, penting untuk
mengevaluasi apakah pembelajaran di dalam
kelas sudah disusun sesuai kompetensi tersebut.
3. Sebagian peserta didik sering miskonsepsi
terhadap materi yang disampaikan
Jawab
Terdapat berbagai alasan mengapa peserta didik
mengalami miskonsepsi terhadap pembelajaran
salah satunya disebabkan motivasi siswa dalam
belajar, jika motivasi siswa dalam belajar hanya
sebatas memperoleh nilai, maka ia hanya akan
berpikir bagaiamana menyelesaikan soal
dengan cepat dan dengan itu ia akan
mengabaikan bagaimana runutan konsep materi
yang benar dan mililih jalan instan dalam
penyelesaian soal dan tidak jarang hal itu
berpengaruh pada penguasaan konsep yang
benar. Oleh karenanya enting bagi kita sebagai
seorang guru untuk terus mengedukasi dan
memotivasi siswa tentang makna belajar yang
sesungguhnya.

Hasil jurnal kajian ilmiah :


HOTS semakin diperhatikan ketika munculnya
kerangka kerja pembelajaran abad 21 yang
salah satunya adalah berpikir tingkat tinggi.
Tujuan pembelajaran abad 21 memiliki
karakteristik 4cs, yaitu communication,
collaboration, critical thinking, and problem
solving, creativity and innovation. Melihat hal
tersebut, kemampuan HOTS merupakan solusi
dari tantangan pembelajaran abad 21.
Disamping hal tersebut, dengan HOTS peserta
didik akan terbiasa berpikir kritis dan kreatif
dalam memecahkan masalah dan pengambilan
keputusan. (Anderson & Karthwhol, 2001).
Salah satu cara untuk mencapai tujuan
kemampuan HOTS pada peserta didik, maka
diperlukan penerapan pembelajaran berbasis
HOTS. Pembelajaran berbasis HOTS, merupakan
sebuah interaksi belajar antara peserta didik
dan guru, ataupun peserta didik dengan peserta
didik yang berorientasi pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Dalam penerapan
pembelajaran tersebut ada tiga tahapan yang
harus dilaksanakan oleh guru. Tahap tersebut
yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran. Pembelajaran berbasis HOTS
didesain dengan pembelajaran yang aktif,
berpusat pada peserta didik, pembentukan rasa
ingin tahu (keinginan bertanya), dan penilaian
berbasis HOTS (Rapih & Sutaryadi; 2018 ,Boaler
& Staples, 2008; Franco, Sztajn, & Ortigao,
2007). Penekanan utama dalam kegiatan
pembelajaran guna membentuk HOTS adalah
pada proses pembelajaran Student Center
Learning (SCL). Peserta didik yang mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan mode SCL dan
mendapatkan tantangan tantangan selama
mereka belajar terbukti menunjukkan
pertumbuhan otan 25% lebih cepat
dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan
perlakuan tersebut (Jakobs, 1993; Conklin &
Manfro, 2012).

Sumber :
https://jurnal.uns.ac.id
6 Pemanfaatan 1. Sebagian besar peserta didik tidak Setelah dilakukan identifikasi
teknologi/inovasi menempatkan gawai sebagai media pembelajaran masalah, penyebab masalah, hasil
dalam pembelajaran penunjang pada materi teks proposal melainkan kajian literatur dan wawancara pakar
menggunakannya untuk hiburan dapat disimpulkan bahwa kendala
Peserta didik kesulitan 2. Sebagian besar peserta didik tidak dapat yang dihadapi peserta didik dalam
dalam memahami membuat bagan, tabel, dan grafik pada materi teks proposal adalah belum
materi KD.3.1 komputer/laptop bisanya guru menerangkan fungsi
Menganalisis struktur gawai sebagai media pencarian data
dan kebahasaan teks dan pengesplorasi materi penujang
proposal yang Wawancara teman sejawat selain buku mapel. Selain itu
disampaikan dalam Nama : Mahfud,S.Pd keterbatasan peserta didik
proses pembelajaran. Pekerjaan : Guru TIK menggunakan mis word dan mis
Hal ini berpengaruh exel dikarenakan pendidik yang
Instansi : SMA Negeri 1 Balikpapan
pada hasil belajar yang kurang berkordinasi dan elaborasi
rendah. dengan guru TIK mengenai
Dari hasil wawancara dengan narasumber, penulis
keperluan peserta didik mengenai
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : penguasaan mis word untuk
1. Supaya peserta didik menempatkan gawai menunjang pembelajaran dalam
sebagai media pembelajaran,kita sebagai materi teks proposal.
pendidik harus mengarahkan dan
memanfaatkan gawai sebagai media
interaktif sebagai media pembelajaran
misalnya memberi penugasan melalui
gawai.
2. Sebagian peserta didik tidak dapat
membuat bagan,tabel dan grafik pada
komputer,sebagai guru sebaiknya
menambah materi tersebut atau
kerjasama dengan guru TIK untuk
menyampaikan materi tersebut.
Hasil kajian ilmiah :
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran
adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.30 Menurut
Suprapto dkk, menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara
efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.31 Dari
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwasaannya media pembelajaran ialah alat
yang digunakan untuk menyalurkan informasi
guna mengefektifkan atau memudahkan proses
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Sumber :
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Citra
Aditya,1989), hlm:12 31

Anda mungkin juga menyukai