Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DEFINISI

1. Definisi Pelayanan maternal


Pelayanan maternal adalah pelayanan bagi ibu hamil, melahirkan sampai
42 hari sesudahnya.

2. Definisi Pelayanan Neonatal


Pelayanan neonatal adalah pelayanan bagi bayi-bayi yang baru dilahirkan
sampai usia 28 hari

3. Definisi Sepsis
Sepsis adalah suatu kondisi klinis yang berat ditandai dengan
peningkatan / penuruna suhu, peningkatan / penurunan sel darah putih disertai
penemuan kuman dalam darah ( kultur darah positif )

4. Definisi Hipotermia
Hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh bayi < 36 C

5. Definisi Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu kondisi dimana kadar gula dalam darah bayi <
45mg/dl

6. Definisi Kejang
Kejang adalah episode kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan
kegiatan motorik atau sistem otonom abnormal

1
7. Definisi Aspirasi Mekonium Aspirasi Mekonium adalah terhisapnya cairan
amnion yang tercemar mekonium ke dalam saluran nafas dan paru yang terjadi
karena akibat proses hipoksia intrauterine pada saat kehamilan dan persalinan.
8. ANC adalah Asuhan yang diberikan kepada ibu hamil secara keseluruhan yang
meliputi mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan deteksi dini,
mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman, merencanakan antisipasi dan
persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi
9. persalinan adalah proses membuka dan menipisnya dalah proses dimana janin
dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
10. persalinan normal adalah proses pengeluran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.

Tanda tanda permulaan persalinan

Sebelum terjadinya persalinan sebelumnya wanita memasuki bulannya atau


minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan. Ini memberikan tanda-
tanda sebagai berikut:

 Lightening atau dropping, yaitu kepala turunmemasuki pintu atas


panggul pada primgravida.pada multipara tidak begitu kentara.
 Perut kelihatan lebih lebar, fundus uteri turun.
 Perasaan sering kencing atau susah kencingkarena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
 adanya kontraksi- kontraksi lemah uterus yang disebut false labour
pains.
 Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah.
Mekanisme persalinan

Kala I persalinan terdiri dari 4 kala :

 Kala I (kala pembukaan) mulai dari pembukaan serviks sampai pembukaan


lengkap 10 cm. Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
karena serviks mebuka dan mendatar (dilatasi dan effacement ). Darah berasal
dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
 Kala II (kala pengeluaran janin )
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong
janin keluar hingga lahir. Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir kuat cepat

2
dan lebih lama, kira- kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadi tekanan pada dasar otot- otot panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu
merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu
his, kepala janin mulai kelihatan, vula membuka dan perineum menegang.
Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir lah kepala, diikuti oleh seluruh
badan janin. Kala II pada primi 1,5 – 2 jam, pada multi 0,5 – 1 jam.
 Kala III (kala pengeluaran Uri)
 Kala IV yaitu kala pengawasan
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat dan berisi placenta yang menjadi tebal 2 x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbullah his pelepasan dan pengeluaran
Uri. Dalam waktu 5- 10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam
vagina dan akan melahirkan spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah kira-
kira 100 – 200 cc
Perasat- perasat untukmengetahui lepasnya Uri
KUSTNER :
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas simfisis, talipusat
ditegangkan, maka bila tali pusat masuk belum lepas,diam atau maju berati
sudah lepas
KLEIN :
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali belum lepas,
diam atau turun berati lepas
STRASSMAN:
Tegangkan tali pusat dan ketok fundus, bila tali pusat bergetar belum lepas, bila
tak bergetar sudah lepas

 Kala IV yaitu kala pengawasan


Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan placenta lahir.

3
11. Partograaf adalah pemantauan kemajuan persalinan yang membantu petugas
kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan apabila suatu
persalinan itu lama atau adanya gawat ibu dan janin.
12. .Masa nifas ( puerperium ) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandungan kembali sperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira- kira 6 minggu.
13. Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat
pada jaringan lunak akibat daya rengang yang melebihi kapasitas adaptasi atau
elastisitas jaringan tersebut. Beberapa upaya untuk mencegah robekan
perineum:
 Aplikasi handuk hangat pada perineum
 Fasilitas fleksi kepala bayi agar tidak menyebabkan renggangan
mendadak
 Mengarahkan kepala agar perineum dilalui oleh diameter terkecil saat
ekspulsi
 Menahan perineum dengan renggangan telunjuk dan ibu jari
14. Episiotomi adalah insisi dari perineum untuk mempermudah persalinan/
mempercepat kala II dan mencegah rupture perinei totalis. Dibuat waktu
perineum telah tipis, kepala tampak (crowning) dengan garis tengah 3 – 4 cm.
Apabila dilakukan pada saat yang terlalu dini dapat mengakibatkan perdarahan
15. . partus lama adalah persalinan yang berlangsung adalah fase laten lebih dari 8
jam.persalinan berlangsung 12 jam atau lebih bayi belum lahir. Dilatasi serviks
dikanan garis waspada pada persalinan fase aktif.

16. kondisi gawat janin yang terjadi dalam persalinan, didasarkan atas denyut
jantung janin kurang dari 100/menit atau lebih dari 180/ menit. Kondisi ini lebih
diperkuat jika disertai dengan air ketuban hijau dan kental/ sedikit
17. ketuban pecah dini atau spontaneus premature rupture of the membrane( PROM
) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi
kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
18. HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu sistem yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom)
merupakan sekumpulan tanda dan gejala penyakit. AIDS bukanlah penyakit
turunan, tetapi karena terjangkit virus penyebab AIDS sehingga dapat diartikan
sekumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilang kekebalan tubuh manusia.
AIDS merupakan fase terminal dari infeksi HIV

4
19. seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim (segmen bawah rahim), syarat
rahim keadaan utuh serta berat diatas 500 gram
20. TB Paru adalah penyakit parencym paru yang disebabkan Mycobacterium
tuberculase

21. Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam :


 Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan, dan dalam 48 jam pasca persalinan.
Lebih sering terjadi pada primigravida. Patologi terjadi akibat implantasi sehingga
timbul iskemia plasenta yang diikuti sindrom imflamasi. Resiko meningkat pada
masa plasenta besar(pada gemelli, penyakit trofoblast), DM,faktor hereditter,dan
masalah vaskuler.
 Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu.

BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien-pasien obstetri dan neonatal yang
perlu penanganan emergency secara komprehensif yang datang ke rumah sakit melalui
IGD, Poliklinik, Kamar Bersalin dan Kamar Perawatan.

Ruang Lingkup pelayanan meternal

a. Maternal
 Anc
 Persalinan
 Bayi baru lahir
 Perawatan masa nifas
 Perdarahan pada kehamilan muda
 Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan
 Perdarahan pasca persalinan
 Hipertensi dalam kehamilan
 PEB dan Eklamsi

5
 Ketuban pecah lama dan asimptomatis
 Kehamilan Ektopik Terganggu
 Distosia

b. Neonatal
 Bayi baru lahir
 Berat badan lahir sangat rendah ( BBLRS ) atau prematur
 Sepsis
 Hipotermia
 Hipoglikemia
 Kejang
 Kern Ikterik
 Kelainan jantung bawaan
 Aspirasi Mekonium
 Asfiksia sedang – berat

BAB III

TATALAKSANA

A. Pasien gawat darurat maternal

Pasien masuk melalui IGD kebidanan. Pasien berasal dari rujukan bidan, klinik, RS
atau pasien datang datang sendiri.

1. Dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik oleh bidan


2. Menegakan diagnosa atau masalah kegawatan yang ada pada pasien
3. Melakukan tindakan mandiri bidan seperti : pemasangan infus untuk kasus syok /
perdarahan
4. memberitahu dokter ruangan atau dokter jaga tentang adanya kasus

6
5. menghubungi dokter untuk melapor kondisi pasien dan tindakan mandiri yang
sudah dilakukan
6. Melakukan informed consent untuk tindakan yang akan diberikan berdasarkan
intruksi dokter.
7. Melakukan monitoring pasien selama menunggu dokter datang

B. Pasien gawat darurat neonatal

1. Pasien masuk melalui IGD

 Pasien berasal dari rujukan bidan, klinik, RS atau datang sendiri


 Dokter IGD melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan diagnosa
kegawatan yang ada
 Dokter IGD melakukan penanganan kegawatan yang ada hingga stabil
 Menghubungi dokter jaga perinatologi untuk melaporkan kondisi pasien dan
penanganan yang sudah dilakukan serta dapat intruksi dari dokter perinatologi
 Melakukan informed consent tentang rencana tindakan lebih lanjut
 melaksanakan intruksi dokter perinatologi
 pasien dirawat diruang perina berdasarkan kondisi terakhir bayi

2. Pasien masuk melalui kamar bersalin / kamar operasi

 Bayi yang mengalami kegawatan diruang bersalin / kamar operasi di tangani


oleh dokter jaga / dokter anak yang ada
 Dokter melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan diagnosa kegawatan
yang ada
 Dokter jaga / dokter anak melakukan penanganan kegawatan yang ada
hingga stabil
 Jika tindakan dilakukan oleh dokter jaga
 Melakukan informed consent tentang rencana maka akan melapor kepada
dokter perinatologi yang terjadwal tindakan lebih lanjut
 Melaksanakan intruksi dokter perinatologi
 Pasien dirawat di ruang perina atau berdasarkan kondisi terakhir bayi.

7
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Pelaksanaan pelayanan maternal dan neonatal dicatat oleh Adm dalam berkas
rekam medik ( catatan Keperawatan )
2. Pencatatan dari berkas rekam medis disalin dibuku laporan harian dilakukan
oleh PJ
3. Rekapitulasi laporan harian setiap akhir bulan sebagai laporan bulanan di buat
oleh ruangan
4. dari laporan bulanan dibuat laporan triwulan oleh kedua program pelaksanaan
Pelayanan maternal dan neonatal
5. Laporan bulanan yang dibuat oleh ruangan dikirim ke Dinas Kesehatan
6. Laporan Triwulan diserahkan ke kepala keperawatan untuk evaluasi
pelaksanaan program MDG's.

8
PEDOMAN

PELAYANAN MATERNAL DAN NEONATAL

RS. BAKTI TIMAH PANGKALPINANG

TAHUN 2015

9
Daftar isi

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I : Defenisi...................................................................................1

BAB II : Ruang lingkup.........................................................................5

BAB III : Tata laksana............................................................................6

BAB IV : Dokumentasi...........................................................................8

10
11

Anda mungkin juga menyukai