Anda di halaman 1dari 21

Kanker paru primer lymphoepithelioma-like : tipe kanker paru langka dengan luaran

yang lebih baik dibandingkan karsinoma skuoamosa


ABSTRAK
Latar belakang: Kanker paru lymphoepithelioma-like carcinoma (LELC) merupakan jenis
kanker yang jarang dijumpai dan sering didiagnosis sebagai karsinoma skuamosa. Pada studi
ini, karakteristik klinis dan luaran LELC paru primer dibandingkan secara sistematis dengan
karsinoma paru skuamosa.
Metode: Empat puluh dua kasus LELC paru primer dan 134 karsinoma skuamosa diikutkan
dalam studi secara retrospektif. Perbedaan karakteristik dan prognosis antara dua kelompok
dibandingkan, serta dilakukan identifikasi faktor prognosis independen LELC paru.
Hasil: LELC paru lebih sering dijumpai pada waita dengan rerata usia yang lebih muda dan
lebih sedikit perokok dibandingkan karsinoma skuamosa. LELC tampak memiliki diameter
yang lebih kecil pada computed tomography (CT) scans dibandingkan karsinoma skuamosa,
dengan tanda spikulasi dan konvergensi vaskular yang jarang. Epstein-Bar virus-encoded
RNA (EBER) terdeteksi pada 33 kasus LELC dengan teknik hibridisasi in-situ, dimana 27 di
antaranya menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan EBV-DNA serum. Pasien LELC
memiliki median progression-free survival (PFS) yang lebih panjang dibandingkan
karsinoma skuamosa. Hasil EBV-DNA serum yang positif, metastasis kelenjar getah bening
jauh, stadium klinis lanjut, serta mendapatkan radioterapi berkaitan dengan PFS yang lebih
pendek pada pasien LELC. Akan tetapi, hanya hasil EBV-DNA serum positif yang
merupakan prediktor independen dari PFS.
Kesimpulan: LELC paru berbeda dengan karsinoma skuamosa. Penderita LELC paru
didominasi oleh wanita usia paruh baya dan bukan perokok. Gambaran CT dari LELC paru
relatif lebih tidak ganas. Selain itu, progresi dari LELC paru tampak lebih baik dibandingka
karsinoma skuamosa, dimana hasil EBV-DNA serum positif merupakan prediktor dari PFS.
Kata kunci : Lymphoepithelioma-like carcinoma (LELC) paru, Karsinoma skuamosa,
Epstein-Barr virus, Karakteristik, Progression-free survival (PFS)

dimana hingga saat ini hanya terdapat 200


kasus yang telah
LATAR BELAKANG
Lymphoepithelioma-like carcinoma
(LELC) merupakan tumor patologis yang dilaporkan, berkontribusi terhadap kurang
unik. Keganasan ini terjadi spesifik pada dari 1% kasus kanker paru. Batuk, nyeri
populasi Asia dengan infeksi Epstein- dada, hemoptisis, dan bahkan demam
BarrVirus (EBV) diketahui sebagai ringan merupakan gejala yang sering
etiologi utama. Namun, tidak semua kasus dijumpai pada pasien LELC paru primer.
LELC menunjukkan hasil yang positif Berdasarkan temuan computed
pada pemeriksaan EBV. LELC dapat tomography (CT), LELC paru primer
menyerang beberapa jaringan dan organ sering dijumpai sebagai nodul ataupun
seperti nasofaring, lambung, kulit, dan massa soliter. Sama seperti lesi tumor
hepar. LELC primer paru pertama kali lainnya, penegakan diagnosis LELC paru
dideskripsi pada tahun 1987 oleh Begin, primer didasarkan pada pemeriksaan
histopatologi. Akan tetapi, LELC paru
primer memiliki gambaran morfologi yang perbedaan efek terapi yang diakibatkan
mirip dengan karsinoma skuamosa dengan oleh keterampilan ataupun preferensi
diferensiasi buruk. Kemiripan ini dokter. Penelitian ini telah disetujui oleh
tampaknya meningkatkan kesulitan dalam tim komite etik West China Hospital of
mendiagnosis pasien. Terdapat beberapa Sichuan University, China. Selain itu,
laporan mengenai kesalahan diagnosis informed consents dari semua subyek
kasus LELC paru primer sebagai penelitian juga sudah diperoleh sebelum
karsinoma skuamosa paru. Hal ini dimasukkan ke dalam penelitian.
menunjukkan pentingnya memahami
Parameter klinis dan follow-up
gambaran klinis dari LELC paru primer.
Akan tetapi, hanya sedikit literatur yang Data klinis meliputi informasi
menjelaskan mengenai gambaran LELC demografis (jenis kelamin, usia, status
paru primer dan tatalaksananya merokok, dan riwayat keganasan dalam
dikarenakan kejadiannya yang jarang serta keluarga), temuan radiologis sebelum
luaran klinis yang lebih baik dibandingkan pemberian terapi (lokasi lesi, diameter,
dengan jenis kanker paru lainnya. Pada spekulasi), serta metode diagnostik dan
studi ini, karakteristik LELC paru primer terapetik yang diperoleh dari rekam medis.
secara sistematis dibandingkan dengan Hasil follow-up berupa overall survival
karsinoma skuamosa paru, yang meliputi (OS) dan progression-free survival (PFS)
faktor predisposisi, temuan klinis dan diperoleh melalui wawancara via telepon
radiologis, progresi penyakit, serta faktor dan penilaian sistematis terhadap hasil
resiko penting. temuan pemeriksaan klinis bersamaan
dengan computed tomography (CT) scans
berdasarkan Response Evaluation Criteria
METODE in Solid Tumors (RECIST) 1.1. Waktu dari
diagnosis menuju progresi klinis atau
Populasi studi
radiologis, ataupun kematian didefinisikan
Sebayak 24.596 kasus kanker paru sebagai PFS. Sedangkan waktu dari
didiagnosis dari bulan Juli 2009 hingga diagnosis hingga kematian yang
Mei 2018 di West China Hospital of diakibatkan oleh sebab apapun
Sichuan University, Cina. Semua subyek dikalkulasikan sebagai OS. Adapun pasien
penelitian dikumpulkan dalam suatu basis loss to follow-up akan disensor pada
data kanker paru West China Hospital of tanggal kontak terakhir yaitu 20 November
Sichuan University. Ini merupakan basis 2018. Median waktu follow-up yaitu 26,6
data prospektif yang telah disetujui oleh bulan (5,8 bulan – 113,7 bulan).
komite etik institusi. Empat puluh dua Pemeriksaan diagnostik LELC paru primer
pasien LELC paru primer (0,17%) yang dilakukan berdasarkan deskripsi
menjalani pemeriksaan nasofaring untuk sebelumnya, sedangkan klasifikasi stadium
mengeksklusi kanker nasofaring metastasis TNM pasien berpedoman pada
diikutsertakan dala penelitian ini. International Association for the Study of
Sebanyak 134 pasien karsinoma skuamosa Lung Cancer (IASLC) International
yang dirawat di rumah sakit pada hari yang Staging Project edisi 8.
sama dan berada pada kelompok
pengobatan yang sama dengan LELC
dimasukkan ke dalam kelompok kontrol. Deteksi biomarker
Pendekatan ini dapat menghindari
Sampel tumor dikumpulkan untuk Dua orang ahli patologi mengevaluasi
deteksi biomarker. Ekspresi PCK, P40, pewarnaan IHC dengan metode semi
P63, CK5/6, TTF-1, CgA, Syn, PD-L1, kuantitatif tanpa mengetahui informasi
anaplastic lymphoma kinase (ALK) klinis pasien. Pada setiap preparat terdapat
rearrangement serta ROS1 pada jaringan 10 area yang dipilih secara acak di bawah
tumor diuji dengan menggunakan analisis mikroskop cahaya untuk dinilai secara
imunohistokimia (IHC). kuantitas dan intensitas terhadap sel yang
terwarnai positif. Kuantitas dinilai sebagai
0 untuk tidak terwarnai, 1 untuk < 20% sel
Prosedur analisis IHC yang terwarnai, 2 untuk 20 – 50% sel yang
terwarnai, serta 3 untuk > 50% sel yang
Semua jaringan yang tertanam parafin terwarnai. Sedangkan intensitas dinilai
dipotong pada 4 μm, dimana alur kerja sebagai 0 untuk tidak ada pewarnaan yang
dilakukan berdasarkan pedoman manual berarti, 1 untuk pewarnaan yang sulit
EnVision™ Detection Systems dideteksi, 2 untuk pewarnaan coklat, dan 3
Peroxidase/DAB (Dako, Denmark, untuk pewarnaan coklat tua. Nilai total
#K5007). Teknik induksi panas digunakan adalah hasil perkalian nilai kuantitas
untuk pengambilan epitop, dilanjutkan dengan nilai intensitas, dimana nilai 0 – 2
dengan inkubasi antibodi primer dan dan adalah negatif dan positif untuk lainnya.
sekunder. DAB developer dan pewarnaan
hematoxylin dilakukan secara bergantian.
PBS sebagai pengganti antibodi primer
merupakan kontrol negatif. Ventana ALK
assay (Predilute D5F3 antibody)
digunakan untuk mendeteksi ALK
Analisis mutasi EGFR
rearrangement pada Ventana Benchmark
XT platform dengan menggunakan Mutasi epidermal growth factor
protokol yang tervalidasi. receptor (EGFR) diuji dengan
menggunakan polymerase chain reaction
(PCR)-based direct sequencing. Genom
DNA diekstraksi dari jaringan tumor yang
tertanam blok parafin. Amplifikasi PCR
dilakuka menggunakan HotStarTaq DNA
polymerase (Qiagen Inc., Valencia, CA)
dengan primer spesifik. Produk PCR
kemudian diurutkan secara langsung
menggunakan Applied Biosystems PRISM
dye terminator cycle sequencing method
(Perkin-Elmer Corp., Foster City, CA)
dengan ABI PRISM 3100 Genetic
Analyzer (Applied Biosystems, Foster City,
CA).

Hibridisasi in-situ Epstein-Bar virus-


encoded RNA
Epstein-Bar virus-encoded RNA data tidak normal. Metode Kaplan – Meier
(EBER) diuji dengan pemeriksaan digunakan untuk mengestimasi OS dan
hibridisasi in-situ. Fluorescein-conjugated PFS dengan uji Log-rank digunakan untuk
EBV RNA probe (Dako; Code Y 5200) menghitung P values. Adapun uji regresi
digunakan jaringan tertanam parafin yang univariate Cox digunakan untuk
difiksasi formalin untuk mendeteksi menyaring faktor resio individu, diikuti uji
pensinyalan EBV hibridisasi in-situ regresi multivariable Cox dengan prosedur
berdasarkan instruksi dari pabrik. forward untuk menentukan kovariat
Deparafinisasi dilakukan pada potongan prognostik independen pada pasien LELC.
jaringan 4 μm dan kemudian dihancurkan Perbedaan yang dianggap signifikan secara
menggunakan proteinase K. Probe statistik apabila P value kurang dari 0,05
kemudian ditambahkan dan diinkubasi pada SPSS versi 17.0 (SPSS Inc., USA).
pada suhu 55 °C selama 1,5 jam untuk
melengkapi 2 nukleus RNA EBER yang
dikode oleh EBV. Kemudian, potongan HASIL
jaringan kemudian dicuci dalam larutan
stringent. Chromogen, BCIP/NBT (5- Karakteristik umum pasien LELC paru
bromo-4-chloro-3-indolyl phosphate p- dan karsinoma skuamosa
toluidine salt dan nitroblue tetrazolium Terdapat sebanyak 44 total pasien
chloride kemudian ditambahkan dan LELC yang dijumpai. Dikarenakan
dilakukan counterstain menggunakan terdapat satu kasus LELC nasofaring dan
hematoxylin. satu kasus LELC mandibular yang
dieksklusi, didapatkan sebanyak 42 kasus
LELC primer paru yang dimasukkan ke
dalam penelitian. Adapun sebanyak 134
pasien karsinoma skuamosa paru dengan
EBV-DNA dalam serum sirkulasi
informasi klinis dan prognosis yang
perifer
lengkap dimasukkan ke dalam kelompok
EBV-DNA pada serum sirkulasi perifer kontrol. Karakteristik umum dari subyek
dideteksi menggunakan real-time penelitian dirangkum dalam Tabel 1.
quantitative PCR. Jumlah EBV-DNA tidak Dibandingkan dengan karsinoma
kurang dari 1000 salinan/mL dianggap skuamosa, LELC paru dijumpai lebih
signifikan dalam praktik klinis, sehingga sering pada wanita (64,3% vs. 7,5%; P <
hasil EBV-DNA serum ≥ 1000 salinan/mL 0.0001), namun memiliki median usia
didefinisikan sebagai hasil positif. yang lebih muda (50,5 tahun vs. 60 tahun;
P < 0.0001), dengan riwayat merokok
yang lebih sedikit (19,0% vs. 82,8%; P <
Analisis statistik 0.0001). Selain itu, di antara pasien yang
merokok, median paparan rokok pada
Distribusi karakteristik antara LELC kasus LELC juga lebih sedikit
paru dan karsinoma skuamosa dibandingkan karsinoma skuamosa (33,6
dibandingkan menggunakan uji Chi bungkus * tahun vs. 51,2 bungkus * tahun;
square untuk faktor kategoris (uji Fisher’s P < 0.0001). Namun, baik pada pasien
exact apabila diperlukan) dan uji LELC ataupun karsinoma skuamosa
Wilcoxon’s untuk variabel kontinu menunjukkan adanya hubungan riwayat
dikarenakan jumlah sampel yang terbatas keluarga dengan keganasan paru ataupun
pada kelompok LELC dengan distribusi
keganasan lainnya (P > 0,05 pada kedua
kelompok).

Gambaran CT pada LELC paru dan


karsinoma skuamosa
Gambaran CT sebelum pemberian
terapi atau inspeksi invasif dibandingkan
antara dua kelompok. Seperti yang tertera
pada Tabel 2, lokasi lesi dan tingkat
positivitas pada gambaran lobulasi,
kalsifikasi, kavitas, invasi pleura visceral,
serta enhancement didapatkan sama pada
kedua kelompok (P > 0,05 untuk semua
kelompok). Namun, LELC cenderung
memiliki ukuran diameter yang lebih kecil
dibandingkan karsinoma skuamosa
walaupun tidak didapatkan perbedaan yang
signifikan (5,2 cm vs. 6,2 cm; P = 0,043).
Adapun spikulasi dan konvergensi
vaskular dijumpai lebih jarang pada LELC
(40,5% vs. 61,9%, P = 0,014; 23,8% vs.
53,0%; P = 0,001; secara berurutan),
dengan tepi tumpul lebih sering dijumpai
pada LELC (19,0% vs. 1,5%; P < 0,0001).
Secara keseluruhan, gambaran CT LELC
paru dkjflkdl
Tabel 1 Karakteristik umum pasien LELC paru dan karsinoma skuamosa
Faktor LELC paru Karsinoma skuamosa paru P
(n = 42) (n = 134)
n (%) n (%)
Jenis Kelamin
Perempuan 27 (64,3) 10 (7,5) < 0,0001*
Laki-laki 15 (35,7) 124 (92,5)
Usia (tahun)
Median 50,5 (17-80) 60 (38-87) < 0,0001#*
< 40 3 (7,1) 2 (1,5)
40 – 60 35 (83,4) 69 (51,5)
> 60 4 (9,5) 63 (47,0)
Merokok
Iya 8 (19,0) 111 (82,8) < 0,0001*
Tidak 34 (81,0) 23 (17,2)
Riwayat kanker
dalam keluarga
Kanker paru Ya 1 (2,4) 7 (5,2) 0.681#
Tidak 41 (97,6) 127 (94,8)
Kanker non-paru Ya 6 (14,3) 8 (6,0) 0.102
Tidak 36 (85,7) 126 (94,0)
#: Uji Fisher’s exact
*: P < 0,05
radiologis, kebanyakan LELC terlebih
dahulu didiagnosis sebagai lesi
cenderung lebih jinak dibandingkan
dengan karsinoma skuamosa (Gambar 1a
dan b).
yang tidak pasti tanpa diagnosis yang jelas
(n = 23, 54,7%), diikuti dengan suspek
kanker paru (n = 16, 38,1%). Selain itu, 2
Diagnosis patologis, stadium klinis dan
pasien bahkan dianggap sebagai
terapi LELC paru dan karsinoma
pneumonia (4,8%) dan 1 pasien lainnya
skuamosa
didiagnosis sebagai tuberkulosis (2,4%).
Penanda tumor serum dideteksi pada
Semua pasien selanjutnya dilakukan
sebagian subyek. CEA dan CA-125
pemeriksaan histologis. Terkait dengan
didapatkan lebih tinggi pada LELC
pendekatan biopsi, operasi merupakan
dibandingkan kelompok kontrol (Lampiran
metode utama pada LELC (n = 20,
1 : Tabel S1; CEA : 1,69 ng/mL vs. 4,90
47,6%), sedangkan flexible fiberoptic
ng/mL, P < 0,001; CA-125 : 21,3 U/mL
bronchoscope berkontribusi pada 59,7%
vs. 43,4 U/mL, P = 0,018; secara
biopsi (n = 80) pada karsinoma skuamosa
berurutan). Tidak terdapat perbedaan pada
(Lapiran 1: Tabel S1). Pada kelompok
CA-199, CYFRA21-1 ataupun NSE
LELC, sebanyak 10 pasien yang
(Lampiran 1: Tabel S1; P > 0,05).
mendapatkan diagnosis patologis final dari
Berdasarkan informasi klinis dan
operasi eksisi dilakukan pemeriksaan sebelum operasi. Akan tetapi, mereka
dengan flexible fiberoptic bronchoscope (n mendapatkan diagnosis yang salah sebagai
= 8, 20%) atau percutaneous tanpa kelainan (n = 4,40%), karsinoma
dkpuncturedff(n d=d 2,20%) skuamosa (n = 3, 30%), NSCLC tanpa

Tabel 2. Gambaran CT LELC paru dan karsinoma skuamosa


Faktor LELC paru Karsinoma skuamosa paru P
(n = 42) (n = 134)
n (%) n (%)
Lokasi
Paru kanan 23 (54.8) 72 (53.7) 0.194#
RUL 8 (19.1) 30 (22.4)
RML 6 (14.32) 30 (22.4)
RLL 8 (19.1) 2 (1.5)
Hilum 1 (2.4) 10 (7.4)
Paru kiri 18 (42.9) 62 (46.3)
LUL 8 (19.1) 29 (21.7)
LLL 7 (16.7) 24 (17.9)
Hilar kiri 3 (7.1) 9 (6.7)
Mediastinum 1 (2.4) 0 (0.0)
Median Diameter (cm) 5.2 (1.5–16.5) 6.2 (1.6–14.2) 0.043*
Spikulasi Ya 25 (40.5) 83 (61.9) 0.014*
Tidak 17 (59.5) 51 (38.1)
Lobulasi Ya 28 (66.7) 77 (57.5) 0.289
Tidak 14 (33.3) 57 (42.5)
Konvergensi vaskular Ya 10 (23.8) 71 (53.0) 0.001*
Tidak 32 (76.2) 63 (47.0)
Kalsifikasi Ya 4 (9.5) 11 (8.2) 0.757#
Tidak 38 (90.5) 123 (91.8)
Kavitas Ya 3 (7.1) 10 (7.5) 1.000
Tidak 39 (92.9) 124 (92.5)
Tepi tumpul Ya 8 (19.0) 2 (1.5) < 0.0001*
Tidak 34 (81.0) 132 (98.5)
Invasi pleura visceral Ya 20 (47.6) 56 (41.8) 0.506
Tidak 22 (52.4) 78 (58.2)
Enhancement Ya 32 (76.2) 88 (65.7) 0.202
Tidak 10 (23.8) 46 (34.3)
RUL right upper lobe, RML right middle lobe, RLL right lower lobe, LUL left upper lobe, LLL left lower lobe
#: Fisher’s exact test
*: P < 0.05
klasifikasi subtipe patologis (n = 1, 10%),
inflamasi kronis (n = 1, 10%), serta
timoma (n = 1 , 10%). Selain itu, di antara
27 diagnosis patologis potongan beku
intraoperatif pada pasien LELC, hanya
terdapat 1 penilaian yang tepat (1/27,
3,7%) dengan kesalahan diagnosis 8 jenis
keganasan (8/27, 29,8%), 4
karsinoma skuamosa (4/27, 14,8%), 3
curiga keganasan (3/27, 11,1%), dan
1 tanpa
Gambar 1. Gambaran CT
dan pewarnaan
HE pada LELC dan
karsinoma skuamosa.
Pada CT scans, LELC
sering muncul
sebagai massa/nodul
menyerupai lingkaran
yang berbatas
tegas (a); sedangkan
karsinoma skuamosa
relatif lebih besar dengan
bentuk yang tidak beraturan (b). Pada pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan HE, tampak gambaran pulau besar
yang terdiri dari sarang sel tumor yang diinfiltrasi oleh limfosit pada LELC (c, x200), sedangkan pada karsinoma sel
skuamosa, sel tumor squamoid tampak terdiferensiasi buruk dengan sitoplasma yang kaya akan eosinofil (d, x200)

kelainan (1/27, 3,7%). Pemeriksaan pada pewarnaan eosinofilik (Gambar 1d).


patologis pasca operasi pada jaringan Selain itu, uji EBER dengan hibridisasi in-
parafin menjadi hal penting. Namun, situ juga sangat diperlukan. Sebanyak
dikarenakan kesulitan diagnosis pada 78,6% kasus LELC (33/42) menunjukkan
mikroskop cahaya dengan pewarnaan hasil positif, sedangkan 2 kasus (4,7%)
hematoxylin-eosin (HE), beberapa penanda negatif dan 7 kasus sisanya (16,7%) tidak
jaringan dievaluasi menggunakan analisis terdeteksi (Gambar 2). Di antara 33 kasus
IHC. CK5/6, P40 dan P63 didapatkan dengan uji EBER positif dengan
positif (100%) pada sampel LELC dan hibridisasi in-situ, 27 pasien (27/42,
karsinoma skuamosa. Sedangkan TTF-1, 64,3%) teridentifikasi EBV-DNA pada
CgA, dan Syn didapatkan negatif tanpa serum sirkulasi perifer (Lampiran 1 : Tabel
pengecualian (Lampiran 1: Tabel S1; S1).
Gambar 2). Mutasi EGFR, ALK, dan
Terkait stadium TNM dan klinis seperti
ROS1 rearrangement diuji pada beberapa
yang tertera pada Lampiran 1: Tabel S1,
kasus, namun tidak didapatkan hasil
tidak didapatkan perbedaan yang nyata
positif. Biomarker jaringan LELC tampak
antara 2 kelompok, meskipun P value dari
menyerupai karsinoma skuamosa,
T adalah 0,049. Stadium II + III + IV pada
sehingga hanya sedikit membantu di dalam
2 studi kohort adalah 88,1% dan 83,6%
membuat diagnosis banding. Akan tetapi,
secara berurutan, mengindikasikan
didapatkan infiltrasi limfosit yang lebih
penyakit didominasi oleh stadium lanjut
banyak pada LELC dengan sel tumor
dan metastasis.
bernukelus besar yang tersusun dalam
sarang (Gambar 1c). Sedangkan pada Meskipun demikian, pada kelompok
karsinoma skuamosa, sel tumor squamoid LELC paru didapatkan sebanyak 27
terdiferensiasi buruk dan banyak dijumpai kasus
Gambar 2. Representasi pewarnaan IHC terhadap biomarker LELC dan karsinoma skuamosa meliputi CK5/6, P40, P63, dan
PCK semuanya menunjukkan hasil positif baik pada sampel LELC maupun karsinoma skuamosa; sedangkan pada TIF-1, CgA,
dan Syn kedua kelompok menunjukkan hasil negatif. Akan tetapi, PD-L1 dan EBER hanya terdeteksi pada kelompok LELC
(x200).

(64,3%) yang menjalani terapi bedah, yang cisplatin/carboplatin (AC/AP, n = 3,


meliputi 8 thoracoscopic lobectomy dan 19 7,1%), docetaxel-cisplatin/carboplatin
torakotomi konvensional. Diantara 27 (DC/DP, n = 3, 7,1%). Satu pasien
pasien yang menjalani prosedur operasi, menolak kemoterapi dan 6 lainnya tidak
sebanyak 22 pasien menerima kemoterapi, diktahui. Sedangkan pada kelompok
sedangkan 13 kasus lainnya menerima karsinoma skuamosa, rasio operasi (n =
kemoterapi tanpa prosedur bedah. Selain 87, 64,9%), kemoterapi (n = 114, 85,1%)
itu, terdapat 9 kasus yang mendapatkan dan radioterapi (n = 27 , 20,1%)
radioterapi bersama dengan kemoterapi. seluruhnya serupa dengan kelompok
Adapun regimen kemoterapi berupa LELC (Lampiran 1: Tabel S1).
gemcitaine-cisplatin/carboplatin (GC/GP)
merupakan pilihan yang sering (n = 18,
42,9%), diikuti dengan paclitaxel-
Gambar 3. Kurva kesintasan Kaplan-Meier pada pasien LELC dan karsinoma skuamosa (uji Log-rank) Pasien LELC paru (garis
Biru) menunjukkan PFS yang lebih baik (a) dan OS (b) dibandingkan karsinoma skuamosa (SCC, garis Hijau)

skuamosa didapatkan sebanyak 71


kematian (2,4% vs. 53,0%, P < 0,0001).
Luaran klinis pasien LELC dan
karsinoma skuamosa
Berdasarkan evaluasi terakhir tanggal Median OS pada LELC yang dihitung dari
20 November, 2018, median waktu follow- rerata nilai OS dikarenakan tingginya
up pada semua subyek penelitian adalah tingkat sensor, adalah sebesar 109,0 bulan
26,6 bulan (5,8 bulan – 113,7 bulan). (100,1 bulan – 117,9 bulan), dimana angka
Sebanyak 16 pasien LELC (38,1%) datang ini lebih baik dibandingkan median OS
dengan progresi penyakit lebih lanjut, pada kelompok karsinoma skuamosa (25,0
dengan median waktu PFS 46,4 bulan bulan, 11,7 bulan – 38,3 bulan; P <
(31,9 bulan – 50,9 bulan). Adapun 0,0001; Lampiran 1: Tabel S2 dan Gambar
sebanyak 83 pasien karsinoma skuamosa 3b). Namun, dikarenakan terbatasnya
(61,9%) berprogresi, dengan median PFS waktu follow-up dan hanya terdapat 8
adalah 24,1 bulan (20,0 bulan – 28,3 pasien yang dilakukan follow-up hingga 5
bulan). Subyek dengan progresi penyakit tahun, tingkat kesintasan 5 tahun tidak
pada kelompok LELC dijumpai lebih dihitung. Berdasarkan temuan di atas dapat
sedikit dibandingkan kelompok karsinoma disimpulkan bahwa luaran klinis pada
skuamosa (P = 0,007, Lampiran 1: Tabel kelompok LELC paru secara signifikan
S2). Adapun kurva Kaplan-Meier dengan lebih baik dibandingkan kelompok
perbandingan Log-rank menunjukkan PFS karsinoma skuamosa.
yang lebih baik pada kelompok LELC
dibandingkan kelompok karsinoma
skuamosa (P = 0,004, Lampiran 1: Tabel Prediktor prognosis LELC paru
S2 dan Gambar 3a).
Beberapa faktor yang berpengaruh
Selain itu, pada analisis OS, didapatkan terhadap luaran klinis LELC juga diteliti.
hanya 1 pasien LELC yang meninggal Seperti yang tertera pada Lampiran 1:
setelah 29,3 bulan sejak didiagnosis. Tabel S3 dan Gambar 4a, temuan EBV-
Sedangkan pada kohort karsinoma DNA serum positif, invasi nodus
limfatikus jauh (N2 dan N3), stadium tidak merokok, yang mana tentunya sangat
klinis lanjut (stadium III dan IV) serta berbeda dengan jenis kanker paru yang
mendapatkan radioterapi berkorelasi sering dijumpai pada populasi beresiko
dengan PFS yang lebih rendah pada pasien tinggi. Pada analisis awal, faktor resiko
LELC (P < 0,05). Namun, perbedaan jenis umum kanker paru seperti ras, riwayat
kelamin, usia, merokok, riwayat keluarga, tumor solid, dan kondisi komorbid jinak
gambaran lesi pada CT, jaringan EBER diinklusi. Akan tetapi, data menunjukkan
pada hibridisasi in-situ, T, M, atau semua subyek adalah Han Chinese, dan
kemoterapi menunjukkan sedikit variasi (P hanya 2 kasus LELC dengan riwayat
> 0,05). tumor solid (1 karsinoma tiroid dan 1
kanker hepar). Oleh karena itu, kondisi
Keempat variabel resiko yang
komorbid terkait morbiditas dan mortalitas
signifikan secara statistik kemudian
tidak dimasukkan ke dalam analisis.
dilakukan uji regresi multivariate Cox,
Tampaknya studi lebih lanjut seperti
dimana hasilnya menunjukkan bahwa
eksplorasi kerentanan genetik diperlukan
temuan EBV-DNA serum yang positif
untuk mengetahui faktor resiko pasti
merupakan prediktor independen dari PFS
terhadap morbiditas serta prognosis dari
LELC (Tabel 3 dan Gambar 4b, 20 bulan
LELC paru.
vs. 71,8 bulan; P = 0,003; Hazard ratio
5,62; Confidence interval: 1,66 – 19,00; Gambaran lesi LELC pada CT scans
P= 0,006). tampak relatif lebih jinak, namun
penegakan diagnosis patologis yang benar
Akan tetapi, terkait analisis OS,
sulit untuk dilakukan pada kasus tanpa
terdapat 16 kasus LELC yang terdiagnosis
adanya pemeriksaan histopatologis yang
dalam 2 tahun terakhir dan hanya 1 pasien
teliti pada spesimen bedah. Adapun
yang meninggal, dengan tingkat sensor
progresi LELC paru lebih lambat daripada
sebesar 97,6% (41/42). Oleh karena itu,
karsinoma skuamosa, dimana EBV yang
penilaian OS tidak dapat dilakukan dengan
terdapat dalam serum yang bersirkulasi
data yang tersedia, yang mana akan
dapat memperburuk perjalanan penyakit.
dibahas dalam laporan kami selanjutnya.
CT scan merupakan pemeriksaan rutin
pada lesi paru. Pada investigasi
DISKUSI retrospektif, gambaran CT pada LELC dan
karsinoma skuamosa dijelaskan terinci
LELC merupakan neoplasma yang secara sistematis. Spikulasi yang jarang
jarang terjadi yang melibatkan beberapa dengan konvergensi vaskular disertai tepi
organ. Terdapat hubungan yang erat antara yang tumpul menandakan karakteristik
EBV dan kejadian LELC. Dikarenakan biologis yang lebih jinak pada LELC, yang
kemiripannya dengan karsinoma skuamosa mana dapat menjadi dasar dari prognosis
dalam hal manifestasi radiologis dan yang lebih baik pula. Namun, pada saat
patologis, LELC seringkali salah yang bersamaan, tidak terdapat tanda CT
didiagnosis. Pada penelitian ini, kami yang spesifik untuk membedakan kedua
berfokus pada LELC primer paru dan penyakit tersebut, yang mana memicu
membandingkan karakteristik klinis dan adanya kesalahan diagnosis. Dengan
prognostik dengan karsinoma skuamosa berkembangnya computer-aided diagnosis
paru primer. Berdasarkan hasil di atas, kita (CAD), radiomics ditetapkan sebagai
dapat melihat bahwa pasien LELC metode alternatif untuk pembacaan film
didominasi oleh wanita paruh baya dan
CT konvensional. Ratusan gambaran CT
dapat diekstraksi secara otomatis
menggunakan perangkat lunak radiomic
untuk analisis
Gambar 4. Faktor resiko PFS pada
LELC paru berdasarkan analisis regresi Univariate Cox menunjukkan hasil EBV-DNA serum positif, invasi nodus limfatikus
jauh (N2 dan N3), stadium klinis lanjut (stadium III dan IV) serta mendapatkan radioterapi merupakan faktor resiko PFS
pada pasien LELC paru. (a) Namun, uji regresi multivariate Cox selanjutnya menunjukkan hanya hasil EBV-DNA serum
positif yang merupakan prediktor independen dari PFS. (b) Median hasil EBV-DNA serum positif pada pasien adalah 20,0
bulan (garis Hijau; 15,5 bulan – 24,5 bulan), lebih pendek dari pada kelompok negatif (garis Biru; 71,8 bulan; 95% CI 15,5
bulan – 24,5 bulan; P = 0,003)

korelasi. Banyak penelitian yang telah patologis jaringan biopsi. Hasil dari
membuktikan radiomics sebagai penelitian kami mengindikasikan bahwa
pendekatan diagnosis yang dapat evaluasi potongan parafin pada jaringan
diandalkan. Point utama untuk diagnosis dari eksisi bedah dianggap penting,
LELC paru dapat ditangkap oleh sedangkan spesimen biopsi kecil dari
radiomics. Sayangnya, masih belum flexible fiberoptic bronchoscope atau
terdapat laporan yang relevan. percutaneous puncture tampaknya tidak
memuaskan, meskipun observasi sitologi
Hingga saat ini, diagnosis LELC
pada sampel aspirasi jarum atau
terutama didasarkan pada pemeriksaan
fibrobronchoscopic brushing dilaporkan
bermanfaat. Tumor solid putih pucat Tabel 3. Analisis multivariat terhadap faktor resiko
independen PFS pada LELC (uji regresi Multivariate Cox
dengan sel nukleus besar dalam sangkar dengan forward procedure)
yang diinfiltrasi oleh limfosit masif
merupakan temuan untuk diagnosis LELC. Konsisten dengan laporan sebelumnya,
Pemeriksaan fisik terperinci secara pasien LELC paru dalam penelitian kami
sistematis dengan pemeriksaan radiologis memiliki prognosis yang baik.
untuk mengeksklusi kemungkinan Dikarenakan tingkat kesintasan yang tinggi
metastasis ekstra paru dari LELC, terutama dengan 1 kasus meninggal, kami bahkan
karsinoma nasofaring diperlukan di dalam gagal di dalam menganalisis OS pada
penegakan diagnosis LELC paru primer. kelompok LELC, serta hanya analisis PFS
yang dilakukan. Dibandingkan dengan
Selain itu, mengingat peran utama EBV median PFS karsinoma skuamosa yaitu
di dalam kejadian LELC, hasil positif pada 24,1 bulan, LELC dapat memperpanjang
deteksi infeksi EBV merupakan bukti lain PFS hingga mendekati 2 kali lipat, yaitu
yang dapat mendukung diagnosis LELC. sebesar 46,4 bulan. Temuan ini juga lebih
Beberapa studi menunjukkan jaringan lama dari pada yang dilaporkan. Selain itu,
LELC menyimpan hibridisasi in-situ faktor yang mempengaruhi progresi LELC
EBER tanpa terkecuali. Namun, sebuah juga dipelajari. Pada kurva Kaplan-Meier
literature review oleh Dr. Luo dan analisis regresi univariate Cox, kadar
menunjukkan sebanyak 73,98% pasien EBV-DNA yang terdeteksi pada serum,
positif infeksi EBV (145/196), 21,43% invasi nodus limfatikus jauh yaitu N2 dan
pasien negatif dan 4,59% lainnya tidak N3, stadium klinik lanjut III dan IV, serta
diketahui. Penelitian ini menunjukkan mendapatkan radioterapi dikaitkan dengan
proporsi hasil positif yang serupa terhadap perkembangan penyakit. Kemudian
EBER pada jaringan tumor (78,6%). Pada dilakukan uji analisis regresi multivariate
kasus infeksi EBV negatif menunjukkan Cox, dimana hasil EBV-DNA serum positif
adanya mekanisme alternatif yang terlibat diidentifikasi sebagai variabel independen
dalam perkembangan LELC. PFS. Sebaliknya, hasil deteksi EBV positif
Meskipun tidak ada pedoman pada jaringan tumor dihilangkan baik pada
pengobatan yang diakui, terapi analisis univariat ataupun multivariat.
komprehensif meliputi operasi, EBV telah ditetapkan berperan penting
kemoterapi, dan radioterapi diberikan pada dalam tumorigenesis LELC, walaupun
pasien LELC. Mayoritas subyek penelitian mekanisme yang mendasarinya masih
kami menjalani prosedur operasi dan belum diketahui. EBV DNA yang terdapat
kemoterapi. TP/TC dan GC/GP merupakan pada serum yang bersirkulasi atau antibodi
protokol kemoterapi utama yang berhasil EBV telah terbukti dijumpai pada
dikarenakan respon terapi yang nasofaring, lambung pasien LELC.
menguntungkan. Pilihan lainnya berupa Namun, tingkat positivitas pewarnaan
kombinasi 5-fluorouracil (5-FU) dan EBER pada jaringan tumor biasanya
cisplatin, meskipun capecitabine dan dijumpai lebih tinggi daripada di dalam
imunoterapi juga direkomendasikan serum. Hal ini mungkin dikarenakan EBV
mengingat pengalaman klinis yang menyerang sel dalam organ spesifik dan
terbatas. kemudian beberapa virus dilepas ke dalam
sirkulasi. Hal ini menyebakan tingkat
positivitas EBV pada serum yang lebih
rendah dari pada di dalam jaringan. Akan
Faktor HR 95% CI P terapi, mekaisme pasti dan apakah terdapat
EBV DNA Positif 5,62 1,66-19,00 0,006*
vs.
Negatif
*: P < 0.05
HR Hazard Ratio
95% CI 95% Confidence Interval
kaitan antara EBV di sirkulasi dengan Secara keseluruhan, penelitian kami
salinan EBV pada jaringan tumor masih menyajikan perbandingan sistematis antara
belum diketahui secara jelas. Selain itu, LELC paru dan karsinoma skuamosa.
dibandingkan dengan pemeriksaan Kami menemukan LELC paru merupakan
jaringan, perhitungan jumlah EBV yang tumor ganas yang unik, dimana didominasi
terdapat dalam sirkulasi lebih mudah untuk oleh wanita paruh baya dan bukan
dikerjakan dalam praktik klinis sehari-hari. perokok, dengan gambaran CT yang relatif
Signifikansi EBV sirkulasi dalam lebih jinak. Evaluasi spesimen bedah
memprediksi PFS dalam penelitian kami dengan kombinasi deteksi EBV sangat
memberikan suatu metode baru di dalam penting di dalam diagnosis patologis.
mengestimasi luaran dari pasien LELC Selain itu, progresi LELC paru tampak
paru. Ini merupakan hail baru yang paling lebih baik dibandingkan karsinoma
menonjol dari penelitian kami, dimana skuamosa, dimana kadar EBV-DNA serum
hasil yang diperoleh serupa dengan merupakan prediktor dari PFS.
penelitian LELC nasofaring yang
Terdapat beberapa keterbatasan dari
membuktikan bahwa peningkatan serum
penelitian ini. Salah satu hal yang paling
EBV-DNA merupakan faktor prediktor
penting adalah kecilnya ukuran sampel
yang kuat di dalam menentukan respon
pada kohort LELC paru. Walaupun kami
terapi, rekuensi tumor, serta kesintasan.
telah mengumpulkan semua pasien kanker
Bagaimana EBV sirkulasi mengambil
paru di West China Hospital of Sichuan
peran di dalam perkembangan penyakit?
University, yang mana merupakan rumah
Belum terdapat laporan terkait hal itu,
sakit terbesar kedua di Cina, dari bulan Juli
dimana mekanismenya masih perlu
2009 hingga Mei 2018, hanya didapatkan
dipelajari lebih lanjut. Selain itu, apakah
42 kasus LELC paru diantara 24.596
terapi antivirus target bermanfaat di dalam
keseluruhan kasus kanker paru. Selain itu,
terapi LELC? Sayangnya, belum terdapat
median waktu follow-up adalah 26,6 bulan
obat khusus yang tersedia untuk infeksi
(5,8 bulan – 113,7 bulan), dan hanya
EBV, sehingga hal ini akan sulit untuk
terdapat 8 pasien LELC yang
dieksplorasi.
terdokumentasi selama 5 tahun (60 bulan).
Di samping temuan baru yang Oleh karena itu, tingkat kesintasan 5 tahun
disebutkan di atas, terdapat beberapa tidak dapat dikalkulasikan. Kelemahan lain
keterbatasan pada penelitian kami. Salah yang perlu menjadi perhatian yaitu jenis
satunya yaitu ukuran sampel yang kecil penelitian yang merupakan penelitian
dikarenakan kejadian LELC paru yang single-center retrospective case-control.
jarang. Sehingga, PFS dan faktor resiko di Sehingga, uji statistik seperti uji regresi
antara stadium klinis yang berbeda Cox sebagian tidak efisien. Dibutuhkan
ataupun dengan terapi yang berbeda tidak penelitian prospektif lain yang bersifat
dapat dibandingkan. Selain itu, multi-centers dengan ukuran sampel yang
dikarenakan periode follow-up follow-up memadai disertai observasi jangka panjang
yang terbatas, tidak terdapat upaya dalam untuk mengklarifikasi gambaran LELC
menginvestigasi data OS pada penelitian paru.
ini.

REFERENSI
KESIMPULAN
1. Samdani RT, Hechtman JF, O'Reilly E,
DeMatteo R, Sigel CS. EBV-associated
lymphoepithelioma-like carcinoma of the 10. Lin L, Lin T, Zeng B. Primary
pancreas: case report with targeted sequencing lymphoepithelioma-like carcinoma of the
analysis. Pancreatology : official journal of lung: an unusual cancer and clinical outcomes
the International Association of Pancreatology of 14 patients. Oncol Lett. 2017; 14(3):3110–
(IAP) [et al]. 2015;15(3):302–4. 6.
2. Wei J, Liu Q, Wang C, Yu S. 11. Anand A, Zayac A, Curtiss C, Graziano S.
Lymphoepithelioma-like hepatocellular Pulmonary Lymphoepithelioma-like
carcinoma without Epstein-Barr virus carcinoma disguised as squamous cell
infection: a case report and a review of the carcinoma. Journal of thoracic oncology :
literature. Indian journal of pathology & official publication of the International
microbiology. 2015;58(4):550–3. Association for the Study of Lung Cancer.
3. Min BH, Tae CH, Ahn SM, Kang SY, Woo 2018;13(5):e75–e6.
SY, Kim S, et al. Epstein-Barr virus infection 12. Liang Y, Shen C, Che G, Luo F. Primary
serves as an independent predictor of survival pulmonary lymphoepithelioma-like carcinoma
in patients with lymphoepithelioma-like initially diagnosed as squamous metaplasia: a
gastric carcinoma. Gastric cancer : official case report and literature review. Oncol Lett.
journal of the International Gastric Cancer 2015;9(4):1767–71.
Association and the Japanese Gastric Cancer 13. Lin CY, Chen YJ, Hsieh MH, Wang CW,
Association. 2016;19(3):852–9. Fang YF. Advanced primary pulmonary
4. Yang AW, Pooli A, Lele SM, Kim IW, lymphoepithelioma-like carcinoma: clinical
Davies JD, LaGrange CA. manifestations, treatment, and outcome.
Lymphoepithelioma-like, a variant of Journal of thoracic disease. 2017;9(1):123–8.
urothelial carcinoma of the urinary bladder: a 14. Chen B, Yang L, Zhang R, Gan Y, Zhang W,
case report and systematic review for optimal Liu D, et al. Hyperphosphorylation of
treatment modality for disease-free survival. RPS6KB1, rather than overexpression,
BMC Urol. 2017;17(1):34. predicts worse prognosis in non-small cell
5. Nemejcova K, Hajkova N, Ticha I, Bartu M, lung cancer patients. PLoS One. 2017;
Dolinska D, Kalist V, et al. 12(8):e0182891.
Lymphoepithelioma-like carcinoma of the 15. Park K, Yu CJ, Kim SW, Lin MC,
endometrium: case report of a rare tumour Sriuranpong V, Tsai CM, et al. First-line
with comprehensive immunohistochemical Erlotinib therapy until and beyond response
and molecular analysis. Polish journal of evaluation criteria in solid tumors progression
pathology : official journal of the Polish in Asian patients with epidermal growth factor
Society of Pathologists. 2018;69(1):87–92. receptor mutation-positive non-small-cell lung
6. Koufopoulos N, Syrios J, Papanikolaou A, Cancer: the ASPIRATION study. JAMA
Misitzis I, Kapatou KA, Dimas D, et al. oncology. 2016;2(3):305–12.
Lymphoepithelioma-like breast carcinoma. 16. Soria JC, Ohe Y, Vansteenkiste J,
Polish journal of pathology : official journal Reungwetwattana T, Chewaskulyong B, Lee
of the Polish Society of Pathologists. 2018; KH, et al. Osimertinib in untreated EGFR-
69(1):98–104. mutated advanced non-small-cell lung Cancer.
7. Begin LR, Eskandari J, Joncas J, Panasci L. N Engl J Med. 2018;378(2):113–25.
Epstein-Barr virus related 17. Liang Y, Wang L, Zhu Y, Lin Y, Liu H, Rao
lymphoepithelioma-like carcinoma of lung. J H, et al. Primary pulmonary
Surg Oncol. 1987;36(4):280–3. Chen et al. lymphoepithelioma-like carcinoma: fifty-two
Respiratory Research (2019) 20:262 Page 10 patients with long-term followup. Cancer.
of 11 2012;118(19):4748–58.
8. Chang YL, Wu CT, Shih JY, Lee YC. New 18. Lazarus KA, Hadi F, Zambon E, Bach K,
aspects in clinicopathologic and oncogene Santolla MF, Watson JK, et al. BCL11A
studies of 23 pulmonary lymphoepithelioma- interacts with SOX2 to control the expression
like carcinomas. Am J Surg Pathol. of epigenetic regulators in lung squamous
2002;26(6):715–23. carcinoma. Nat Commun. 2018;9(1):3327.
9. Lin Z, Situ D, Chang X, Liang W, Zhao M, 19. Chansky K, Detterbeck FC, Nicholson AG,
Cai C, et al. Surgical treatment for primary Rusch VW, Vallieres E, Groome P, et al. The
pulmonary lymphoepithelioma-like IASLC lung Cancer staging project: external
carcinoma. Interact Cardiovasc Thorac Surg. validation of the revision of the TNM stage
2016;23(1):41–6. groupings in the eighth edition of the TNM
classification of lung Cancer. Journal of carcinoma of the lung. Am J Surg Pathol.
thoracic oncology : official publication of the 2019;43(2):211–9.
International Association for the Study of 29. Ose N, Kawai T, Ishida D, Kobori Y,
Lung Cancer. 2017;12(7):1109–21. Takeuchi Y, Senba H. Pulmonary
20. Cabillic F, Hofman P, Ilie M, Peled N, lymphoepithelioma-like carcinoma with
Hochmair M, Dietel M, et al. ALK IHC and echinoderm microtubule-associated protein-
FISH discordant results in patients with like 4-anaplastic lymphoma kinase (EML4-
NSCLC and treatment response: for ALK) fusion gene. Respirology case reports.
discussion of the question-to treat or not to 2016;4(6):e00200.
treat? ESMO open. 2018; 3(6):e000419. 30. Liu CY, Huang SH. EBV-associated
21. Su X, Ye Z, Wang Z, Long Y, Qiu M, He C. lymphoepithelioma-like thyroid carcinoma
Epstein-Barr virus infection associated with with favorable outcome: case report with
pepsinogens and helicobacter pylori infection cytopathologic and histopathologic study.
in patients with gastric cancer. Virus Res. Diagn Pathol. 2018;13(1):39.
2018;256:1–5. 31. Xie M, Wu X, Wang F, Zhang J, Ben X,
22. Li L, Ma BBY, Chan ATC, Chan FKL, Zhang J, et al. Clinical significance of plasma
Murray P, Tao Q. Epstein-Barr VirusInduced Epstein-Barr virus DNA in pulmonary
Epigenetic Pathogenesis of Viral-Associated Lymphoepithelioma-like carcinoma (LELC)
LymphoepitheliomaLike Carcinomas and patients. Journal of thoracic oncology :
Natural Killer/T-Cell Lymphomas. Pathogens. official publication of the International
2018;7(3). Association for the Study of Lung Cancer.
23. Sun R, Limkin EJ, Vakalopoulou M, Dercle 2018;13(2):218–27.
L, Champiat S, Han SR, et al. A radiomics 32. Ho JC, Lam WK, Wong MP, Wong MK, Ooi
approach to assess tumour-infiltrating CD8 GC, Ip MS, et al. Lymphoepithelioma-like
cells and response to anti-PD-1 or anti-PD-L1 carcinoma of the lung: experience with ten
immunotherapy: an imaging biomarker, cases. The international journal of
retrospective multicohort study. The Lancet tuberculosis and lung disease : the official
Oncology. 2018;19(9):1180–91. journal of the International Union against
24. Song J, Shi J, Dong D, Fang M, Zhong W, Tuberculosis and Lung Disease.
Wang K, et al. A new approach to predict 2004;8(7):890–5.
progression-free survival in stage IV EGFR- 33. Ho JC, Lam DC, Wong MK, Lam B, Ip MS,
mutant NSCLC patients with EGFR-TKI Lam WK. Capecitabine as salvage treatment
therapy. Clinical cancer research : an official for lymphoepithelioma-like carcinoma of
journal of the American Association for lung. Journal of thoracic oncology : official
Cancer Research. 2018;24(15):3583–92. publication of the International Association
25. Zhang L, Chen B, Liu X, Song J, Fang M, Hu for the Study of Lung Cancer.
C, et al. Quantitative biomarkers for 2009;4(9):1174–7.
prediction of epidermal growth factor receptor 34. Kim C, Rajan A, DeBrito PA, Giaccone G.
mutation in non-small cell lung Cancer. Metastatic lymphoepithelioma-like carcinoma
Transl Oncol. 2018;11(1):94–101. of the lung treated with nivolumab: a case
26. Chen B, Zhang R, Gan Y, Yang L, Li W. report and focused review of literature.
Development and clinical application of Translational lung cancer research.
radiomics in lung cancer. Radiation oncology 2016;5(6):720–6.
(London, England). 2017;12(1):154. 35. Kumar V, Dave V, Harris J, Huang Y.
27. Hayashi T, Haba R, Tanizawa J, Katsuki N, Response of advanced stage recurrent
Kadota K, Miyai Y, et al. Cytopathologic lymphoepithelioma-like carcinoma to
features and differential diagnostic nivolumab. Immunotherapy. 2017; 9(12):955-
considerations of primary lymphoepithelioma- 61.
like carcinoma of the lung. Diagn Cytopathol. 36. Jiang WY, Wang R, Pan XF, Shen YZ, Chen
2012;40(9):820–5. TX, Yang YH, et al. Clinicopathological
28. Yeh YC, Kao HL, Lee KL, Wu MH, Ho HL, features and prognosis of primary pulmonary
Chou TY. Epstein-Barr virusassociated lymphoepithelioma-like carcinoma. Journal of
pulmonary carcinoma: proposing an thoracic disease. 2016;8(9):2610–6.
alternative term and expanding the histologic 37. Yu X, Wen Y, Qin R, Lin Y, Zhang X, Wang
Spectrum of Lymphoepithelioma-like W, et al. Prognosis and distribution of lymph
nodes metastases in resectable primary
pulmonary lymphoepithelioma-like
carcinoma: a large cohort from a single center.
Thoracic cancer. 2018;9(3):360–7.
38. Lee SM, Oh YL, Kim KM, Ko YH, Lee J.
Coexistence of EBV associated
nasopharyngeal undifferentiated carcinoma
and gastric lymphoepitheliomalike carcinoma.
Pathology. 2010;42(7):684–6.
39. Ngan RK, Yip TT, Cheng WW, Chan JK,
Cho WC, Ma VW, et al. Circulating Epstein-
Barr virus DNA in serum of patients with
lymphoepithelioma-like carcinoma of the
lung: a potential surrogate marker for
monitoring disease. Clinical cancer research :
an official journal of the American
Association for Cancer Research.
2002;8(4):986–94.
40. Kim KY, Le QT, Yom SS, Pinsky BA,
Bratman SV, Ng RH, et al. Current State of
PCR-Based Epstein-Barr Virus DNA Testing
for Nasopharyngeal Cancer. Journal of the
National Cancer Institute. 2017;109(4).
41. Tang LQ, Chen QY, Fan W, Liu H, Zhang L,
Guo L, et al. Prospective study of tailoring
whole-body dual-modality
[18F]fluorodeoxyglucose positron emission
tomography/computed tomography with
plasma Epstein-Barrvirus DNA for detecting
distant metastasis in endemic nasopharyngeal
carcinoma at initial staging. Journal of clinical
oncology : official journal of the American
Society of Clinical Oncology.
2013;31(23):2861–9.
42. Tang LQ, Li CF, Li J, Chen WH, Chen QY,
Yuan LX, et al. Establishment and Validation
of Prognostic Nomograms for Endemic
Nasopharyngeal Carcinoma. Journal of the
National Cancer Institute. 2016;108(1)

Anda mungkin juga menyukai