Anda di halaman 1dari 8

TES UNIT Gol 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7

KIMIA ANORGANIK 2
Nama : Haerul
NIM : 2210516

Gol 1

1. Deskripsikan bagaimana untuk memperoleh garam dapur (NaCl) pada


a. Skala lab
Jawab:
Sebanyak 310 gram garam krosok dilarutkan ke dalam akuades dengan
pemanasan pada suhu 70 sehingga diperoleh konsentrasi sodium klorida 310

g/L. Satu liter larutan garam krosok tersebut dibagi menjadi lima bagian masing-
masing berisi 200 mL larutan garam krosok sebagai parameter tetap, kemudian
ditambahkan Na2CO3 20 %w dengan variasi volume 0,5 mL; 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0
mL; 2,5 mL lalu diaduk dengan kecepatan dan waktu yang konstan yaitu 60 rpm
selama 1 menit. Kemudian larutan garam diendapkan selama 45 menit. Pemisahan
endapan dilakukan dengan penyaringan yang menggunakan kertas saring MN.
Untuk mengendapkan Mg2+, larutan garam hasil penyaringan diatur pada pH 10
dengan menambahkan NaOH 0,1 N sambil diaduk dengan kecepatan dan waktu
yang konstan seperti saat penambahan Na2CO3. Kemudian Larutan diendapkan
selama 6 jam lalu endapan yang terbentuk disaring dengan menggunakan kertas
saring jenis MN. Percobaan yang sama diulangi dengan penambahan flokulan
Polyaluminiumchloride (PAC) dengan konsentrasi 10 ppm sebanyak 3 mL.
Larutan garam yang dihasilkan disemprotkan pada media panas yakni berupa
keramik yang dipanaskan sekitar pada suhu 40 dengan menggunakan panas

matahari hingga diperoleh kristal garam murni. Selanjutnya dilakukan analisis


kadar air sebanyak ±3 gram kristal garam murni ditimbang dan ditempatkan
dalam cawan. Kemudian kristal garam dikeringkan dalam oven pada suhu 100

selama 2 jam. Setelah dikeringkan kristal garam kering disimpan dalam desikator
selama 30 menit. Kemudian ditimbang berat garam kering. Pengulangan
pengeringan dalam oven sampai diperoleh berat sampel yang stabil. Selanjutnya
dilakukan analisa kembali terhadap konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ yang tersisa dalam
garam murni tersebut dengan penimbangan Sebanyak 0,4 gram garam murni yang
kering dilarutkan dengan akuades sampai 50 mL lalu larutan garam ditentukan
kadar ion Ca2+ dan Mg2+ dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom
PE3110.

b. Skala industry
Jawab:
Di antara tahapan proses yang dipergunakan, kristalisasi merupakan salah satu
proses dalam produksi garam. Di samping untuk menghasilkan kristal garam,
kristalisasi juga dimaksudkan untuk menghasilkan produk kristal dengan
kemurnian, ukuran dan jumlah tertentu.
Menurut definisi, kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat (kristal)
komponen tunggal dari fase cair (larutan atau lelehan) yang multi komponen, dan
dilakukan dengan cara pendinginan, penguapan dan atau kombinasi pendinginan
dan penguapan. Proses pembentukan kristal dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Pencapaian kondisi super/lewat jenuh (supersaturation),
2. Pembentukan inti kristal (nucleation), dan
3. Pertumbuhan inti kristal menjadi kristal (crystal growth).
Kondisi super jenuh dapat dicapai dengan pendinginan. Penguapan,
penambahan presipitan atau sebagai akibat dari reaksi kimia antara dua fase yang
homogen. Sedangkan pembentukan inti kristal terjadi setelah kondisi super/lewat
jenuh (supersaturated) tercapai.
Di dalam pabrik kimia, bahan baku garam tetap harus melalui proses
pemurnian (Brine purification process) berulang kali untuk mencapai kualitas
kemurnian air garam yang tidak merusak membran dalam sel elektrolisa. Proses
pemurnian yang dilakukan ada 2 cara yaitu secara fisika dan secara kimia.

Sumber gambar : https://www.academia.edu/6192519/Makalah_garam_fix


Pemisahan secara fisika dilakukan dengan cara memasukkan garam ke
sebuah tangki terbuka yang terus menerus dimasukkan air bahkan sampai
melimpah. Dengan cara sederhana seperti ini, kristal garam memang sengaja
dilarutkan lalu secara fisika di dalam tangki akan terbentuk 3 lapisan. Di dasar
tangki biasanya akan terbentuk endapan garam (kadang bentuknya adalah
bongkahan yang keras dan padat) karena temperatur di dasar lebih rendah. Di
bagian tengah adalah larutan garam encer yang relatif sudah lebih murni.
Di bagian permukaan air, zat-zat pengotor yang berwarna coklat akan
mengambang. Akibat air yang dimasukkan terus menerus, zat-zat pengotor dan
busanya akan meluap keluar tanki untuk dibuang dan diproses kembali.
Sedangkan larutan encer garam di bagian tengah akan dipompa ke tangki
berikutnya untuk dimurnikan secara kimia.
Pemisahan secara kimia dilakukan dengan beberapa kali proses. Proses
pertama adalah dengan mencampurkan Soda Ash (Na2CO3) ke larutan garam,
tujuannya untuk mengikat Ca2+ (kalsium) dalam bentuk endapan CaCO3. Lalu
mencampurkan Caustic Soda (NaOH) ke larutan garam untuk mengikat Mg2+
(Magnesium) yang akan keluar dalam bentuk endapan Mg(OH)2. Sedangkan Sr2+
(Strontium) dan logam berat lainnya secara otomatis akan ikut mengendap
bersama CaCO3 dan Mg(OH)2. Untuk mempercepat reaksi, di dalam reaktor juga
dipasangi mixer untuk pengaduk.
Berikutnya adalah membersihkan larutan garam dengan memasukkannya ke
dalam filter berisi karbon aktif dan menambahkan HCl untuk menyaring partikel
CaCO3 dan Mg(OH)2 yang mungkin masih terikut. Proses pemurnian yang
terakhir adalah dengan menggunakan resin khusus untuk menangkap ion-ion
Ca2+, Mg2+ dan Sr2+.
Mengacu pada proses di pabrik kimia, yang memungkinkan layak
diaplikasikan di industri garam rakyat adalah proses pemurnian garam secara
fisika karena ringan biaya dan bebas dari bahan kimia. Caranya adalah dengan
menyaring air laut terlebih dulu sebelum dimasukkan ke tambak. Sebelum benar-
benar ke tambak, lebih baik air laut yang sudah disaring tersebut didiamkan dulu
ke sebuah kolam pemisahan sehingga zat-zat pengotornya akan mengambang di
permukaan kolam sehingga memudahkan untuk dibuang. Setelah beberapa lama
barulah bagian tengah air laut tersebut dipompakan ke tambak garam untuk
mengalami proses penguapan.
Jadi prinsipnya adalah jika bahan baku dari air lautnya sudah bersih, garam
yang dihasilkannya juga akan lebih murni. Begitu juga saat pemanenan, proses
pengambilan kristal garam haruslah yang bagian atas saja, menghindari terikutnya
tanah tambak ke dalam garam yang diproduksi.
Gol 2
1. Deskripsikan bagaimana untuk memperoleh antasid untuk obat maag nyatakan
persamaan kimianya!
Jawab:
Magnesium bereaksi dengan Oksigen menghasilkan Mg(OH)2. Magnesium
Hidroksida adalah antasida yang digunakan bersama-sama dengan Aluminium
Hidroksida untuk menetralisir asam lambung. Antasida adalah golongan obat yang
digunakan untuk menetralkan asam di lambung. Secara alami lambung memproduksi
suatu asam, yaitu asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk membantu proses
pencernaan protein. Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu
asam. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan
mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida, tidak larut dan
efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl membentuk MgCl2. Magnesium
hidroksida yang tidak larut akan tetap berada dalam lambung dan akan menetralkan
HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Satu gram magnesium
hidroksida dapat menetralisir 32,6 mEq dari asam lambung. Senyawa magnesium
memiliki kelebihan berupa absorpsi yang kecil, aksi yang tahan lama dan tidak
menghasilkan karbondioksida
Reaksi :
Mg(OH)2 (aq)  + 2HCl (aq)    MgCl2  (aq)  + 2H2O (l)
Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan air. Namun jika pH
lebih dari 5, maka reaksi netralisasinya tidak berlangsung sempurna. Ion alumunium
dapat bereaksi dengan protein sehingga bersifat astringen (menciutkan selaput lendir).
Antasida ini mengadsorpsi pepsin dan menginaktivasinya. Reaksi yang terjadi di
dalam lambung, antara alumunium hidroksida dengan asam lambung :
Al(OH)3 (aq)  +  3HCl (aq)    AlCl3  + 3H2O

Gol 3
2. Deskripsikan bagaimana untuk memperoleh tawas Aluminium Kalium pada skala
lab? Jelaskan proses penggunaannya untuk menjernihkan air sumur!
Jawab:
Tawas Alumunium Kalium juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus
formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Pembuatan tawasdapat dilakukan dengan
melarutkan material yang mengandung Al2O3 dalam larutan asam sulfat. Senyawa ini
dapat diperoleh dengan cara memisahkan Alumunium dari besi ketika alumunium
mulai terlarut dalam larutan Kalium Hidroksida panas seperti persamaan di bawah
ini:
2Al (s) + 2KOH (aq) + 6H2O (l) 2KAl(OH4) (aq) + 3H2 (g)
Penambahan asam sulfat, pertama kali membentuk Al(OH)3 yang terlarut ketika
larutan dipanaskan.
2KAl(OH)4 (aq) + H2SO4 (aq) 2Al(OH)3 (s) + K2SO4 (aq) + 2H2O (l)
2Al(OH)3 (s) + K2SO4 (aq) + 3H2SO4 (aq) 2KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O (l)
Dalam pendinginan, tawas terbentuk dengan reaksi :
KAl(SO4)2 (aq) + 12H2O (l) KAl(SO4)2 (aq).12H2O (s)
Jadi, semua persamaan pembuatan tawas dari aluminium adalah :
2Al (s) + 2KOH (aq) + 4H2SO4 (aq) + 2H2O (l) 2KAl(SO4)2 (aq).12H2O (s) + 3H2 (g)

Tawas atau aluminium sulfat (alum) adalah bahan yang seringkali digunakan
sebagai penjernih air melalui proses sedimentasi. tawas powder yang dilarutkan
dalam air dapat mengikat segala kotoran dan mengendapkannya sehingga air tersebut
menjadi jernih kembali. Dalam pengolahan limbah, alum adalah koagulan yang
sangat efektif untuk mengendapkan partikel baik dalam bentuk koloid atau suspensi.
Ada tiga tahap untuk mengolah air dengan menggunakan bahan kimia ini. Yang
pertama pembentukan endapan, lalu flokulasi, dan yang terakhir pemisahan flok
dengan cairan. Umumnya alum akan dimasukkan pada air yang kotor sehingga segala
partikel yang tersuspensi akan mengendap, dan air yang lebih baik dapat diolah,
misalnya filtrasi atau desinfeksi.

Gol 4

3. Deskripsikan sifat-sifat yang dimiliki alotrop karbon dalam bentuk diamond dan
grafit dan pemanfaatannya!
Jawab:
- Sifat alotrop Karbon dalam bentuk Diamond: memiliki tingkat kekerasan yang
tinggi dan tingkat dispersi cahaya yang tinggi, bentuk diamond ini dimanfaatkan
untuk keperluan industri dan perhiasan. Diamond adalah mineral alami yang
terkeras. Tak ada bahan alami lainnya yang dapat memotong atau menggores
diamond, kecuali diamond lain.
- Sifat alotrop Karbon dalam bentuk Grafit: penghantar listrik. Selain itu, di dalam
kondisi standar, grafit merupakan bentuk yang paling stabil dari karbon. Oleh
karena itu, hal ini digunakan dalam bidang ilmu termokimia sebagai standar untuk
mendefinisikan kalor pembentukan dari senyawa karbon.

Gol 5
1. Deskripsikan perbedaan sifat alotrop fosfor hitam, fosfor merah, dan fosfor putih,
cara penanganan, dan pemanfaatannya!
Jawab:
 Fosfor Hitam
Fosfor hitam adalah isotop yang paling stabil dan didapatkan dari fosfor putih pada tekanan
tinggi (sekitar 8 GPa). Fosfor hitam memiliki kilap logam dan berstruktur lamelar. Walaupun fosfor
hitam bersifat semikonduktor pada tekanan normal, fosfor hitam menunjukkan sifat logam pada
tekanan tinggi (10 GPa). Fosfor hitam kurang reaktif dibanding fosfor merah. Atom fosfor
tersusun dalam bidang datar melalui ikatan kovalen.
Antara bidang terdapat gaya van der Waals yang lemah. Bentuk fosfor yang
paling stabil tampaknya adalah fosfor hitam, yang dapat terbentuk dari P putih pada
tekanan tinggi, atau melalui pemanasan fosfor putih dengan katalis (Hg) dan kristal
“benih” fosfor hitam. Fosfor hitam mempunyai struktur kristal berlapis, seperti grafit,
tetapi lapisan-lapisannya terikat kuat. Fosfor hitam merupakan semikonduktor.

 Fosfor Merah
Fosfor merah berstruktur amorf dan strukturnya tidak jelas. Komponen utamanya
diasumsikan berupa rantai yang dibentuk dengan polimerisasi molekul P4 sebagai
hasil pembukaan satu ikatan P-P. Fosfor merah tidak bersifat piroforik dan tidak
beracun, dan digunakan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memproduksi korek,
dan sebagainya. Fosfor merah terbentuk jika fosfor putih dipanaskan atau disinari
dengan sinar UV yang mengakibatkan atom fosfor saling berikatan dalam bentuk
tetrahedral. Fosfor merah biasanya digunakan untuk bahan peledak dan kembang api.
Fosfor merah mempunyai sifat berupa serbuk, tidak mudah menguap, tidak beracun
dan tidak bersinar dalam gelap.

 Fosfor Putih
Fosfor putih adalah molekul dengan komposisi P4. Fosfor putih memiliki titik
leleh rendah dan larut dalam benzen atau karbon disulfida. Karena fosfor putih
piroforik dan sangat beracun, fosfor putih harus ditangani dengan hati-hati. Fosfor
putih mempunyai sifat padat seperti lilin, titik lebur rendah (±44 ), berupa unsur

nonlogam,beracun, mempunyai struktur molekul tetrahedral, mudah terbakar dan


bersinar dalam keadaan gelap. Fosfor putih sangat baik disimpan di dalam botol
cokelat dan di simpan di dalam air atau lemari yang gelap guna menghindari
berubahnya fosfor putih menjadi merah apabila terkena sinar ultraviolet. Fosfor putih
dikatakan lebih reaktif karena pada udara terbuka akan terbakar dengan sendirinya.
Karena kereaktifan ini fosfor putih biasa disimpan dalam air atau alkohol ataupun
larutan-larutan inert yang tidak melarutkan atau bereaksi dengan fosfor. Fosfor putih
larut dalam benzena dan karbon disulfida (CS2). Fosfor putih memancarkan cahaya
hijau yang lemah (pendaran) dengan adanya oksigen, (menyala spontan bila
bersinggungan dengan udara (inilah alasan perlunya penyimpanan dalam air)), bahan
fosforesen yang berpendar dalam gelap.

Gol 6
1. Deskripsikan cara memperoleh natrium tiosulfat dan pemanfaatannya dalam
fotografi!
Jawab:
Natrium tiosulfat merupakan garam berhidrat dengan rumus kimia Na 2S2O3, yang
merupakan padatan kristal tak berwarna dan larut dalam air. Natrium Tiosulfat dapat
dibuat dari SO2 :
2 SO2 (aq) + O2 (g)  SO3 (g)
Kemudian direaksikan dengan Na2S3 :
2 SO2 + Na2CO3  2 NaHS3 + CO2
NaHS3 direaksikan lagi dengan Na2S3 :
2 NaHS3 + Na2CO3  2 Na2SO3 + CO2 + H2O
Terakhir, Na2SO3 direaksikan dengan S dengan bantuan pemanasan:
Na2SO3 + S  Na2S2O3

Penggunaan Natrium Tiosulfat dalam bidang fotografi yaitu untuk melarutkan


garam perak yang tidak tereduksi pada pencucian film serta dalam industri tekstil
sebagai zat antiklor. Natrium Tiosulfat digunakan sebagai bahan baku pencuci karena
mudah menghancurkan perak bromida yang tereduksi di lapisan film membentuk
campuran larutan kompleks perak thiosulfate.

Gol 7
2. Deskripsikan cara memperoleh air klor serta pemanfaatannya dalam kehidupan rumah
tangga dan industri!
Jawab:
Klorin digunakan sebagai disinfektan dalam pengolahan air minum. Klorin yang
digunakan sebagai disinfektan adalah gas klor (Cl 2) atau Kalsium Hipoklorit
[Ca(OCl)2].
Klorinasi adalah proses penambahan klorin ke air minum untuk membunuh
parasit, bakteri, dan virus. Berbagai proses dapat digunakan untuk mencapai tingkat
klorin yang aman dalam air minum. Menggunakan atau meminum air dengan sedikit
klorin tidak menyebabkan efek kesehatan yang berbahaya dan memberikan
perlindungan terhadap wabah penyakit yang ditularkan melalui air. Air didesinfeksi
untuk menghilangkan mikroorganisme patogen yang tersisa. Desinfektan yang paling
umum digunakan (bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi) adalah klorin,
cairan (seperti natrium hipoklorit, NaOCl), atau gas. Ini relatif murah dan mudah
digunakan. Ketika klorin ditambahkan ke air, ia bereaksi dengan polutan apa pun
yang ada, termasuk mikroorganisme, selama periode waktu tertentu, yang disebut
sebagai waktu kontak. 
Jumlah klorin yang tersisa setelah ini disebut sisa klorin. Ini tetap berada di dalam
air melalui sistem distribusi, melindunginya dari mikroorganisme apa pun yang
mungkin masuk hingga air mencapai konsumen. Pedoman Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO, 2003) menyarankan sisa klorin maksimum 5 mg l–1  air. Tingkat
residu klorin minimum harus 0,5 mg l-1 air setelah 30 menit waktu kontak.

Manfaat klorin dalam rumah tangga dan industri:


- Sebagai pemutih dalam industry tekstil, pulp, dan kertas
- Pembuatan poly vinyl chloride (PVC)
- Sebagai campuran produk kebersihan rumah tangga

Selamat bekerja semoga sukses!

Anda mungkin juga menyukai