Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Dinamika Kelompok

Dosen : Mazly Astuty, S. Kep, Ns. M. Kep

ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS KELOMPOK


D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Estin Nirmala Gea (1903003)
Hendra Kharisman Nazara (1903004)

FAKULTAS S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak-pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik waktu, tenaga, maupun pikiran.
Atas dukungan moral dan materil dalam penyusunan makalah ini, maka saya turut
mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen mata kuliah Dinamika Kelompok.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta arahan selama penulisan makalah
ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, oleh
karenanya saya memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.
Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, saya membuka tangan
selebar-lebarnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terima kasih.

Medan, 04 Maret 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan
contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok.      
Kelompok  sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial 
sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung.
Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara.
Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada
keluarga. Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada
kepentingan yang berbeda.  Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi
faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.
Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada
pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti
susunan dan kehidupan suatu  masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan
susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku
organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial
dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Aspek-Aspek Psikologis Kelompok ?

C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Aspek-Aspek Psikologis Kelompok
b. Untuk Menambah Wawasan Penulis Dan Pembaca
c. Memberikan Informasi Seputar Dinamika Kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek psikologis kelompok
Peristiwa psikologis dalam kelompok meliputi berbagai kehidupan peristiwa yang
hampir selalu terjadi apabila dua orang atu lebih berada dalam satu kelompok dan terjadi
sebuah hubungan. Proses hubungan dapat terjadi antara lain berupa:
1. Komunikasi
Secara psikologis, komunikasi diartikan sebagai suatu peroses dimana seorang
individu (komunikatro) mentransformasikan stimulir (verbal) untuk memodifikasi perilaku
individu lain. Hubungan manusia terjadi melalui pesan yang disampaikan, baik perilaku
verbal maupun nonverbal. Selain itu, perilaku sebagai pesan harus memenuhi dua syarat:
a. Harus diobsesi oleh seseorang
b. Harus mengandung makna
Dalam analisis komunikasi, ruang lingkup yang dipelajari adalah:
a. Stuktur sosial komunikan
b. Nilai kebenaran ucapan
c. Katakata sehubugan dengan suasaana percakapan
d. Latar belakang kebudayaan
e. Kepribadian dari komunikan

2. Konflik
Konflik merupakan suatu proses yang terjadi a[abila perilaku seseorang terhambat
oleh perilaku orang lain atau oleh kejadian-kejadian yang berada di luar wilayah kendalinya.
Selain biasa terjadi di antara dua orang atau lebih, dalam sebuah organisasi-baik organisasi
formal mauoun informal- konflik bisa jga terjadi di dalam diri seseorang, yaitu antara dua
atau lebih kepentingan yang harus dipenuhi dalam waktu atau kesempatan yang smaa-sama
pentinganya harus diambil.

3. Kerjasama
Untuk mencapai rfektifitas dan produktifitas sebuah kelompok atau tim kerja,
diperukan suasana yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama
di antara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok

4. Rasa percaya (trust)


Adanya rasa percaya setiap anggota akelompok terhadap anggota lain meruakan salah
satu ciri kelompok yang efektif. Di dalam kelompok terdapat empat bentuk rasa percaya,
yaitu :
1) Rasa para angota kelompok pada pimpinannya
2) rasa percaya terhadap anggota kelompok
3) rasa percaya antar sesama angaaota kelompok secara individual
4) rasa percaya setiap anggota kelmpok terhadap kelompok lain sebagai satu kesatuan

5. Keterbukaan (Openess)
Keterbukaan adalah suatu sikap dalam diri seseorang yang merasakan bahwa apa
yang diketahui orang lain tentang dirinya bukanlah suatu ancaman yang akan membahayakan
keselamatannya. Ia tidak merasa perlu menyembunyikan sesuatu dalam dirinya, baik yang
berhubungan dengan kepentingan orang lain maupun yang tidak berhubungan ddengan
kepentingan rang lain tersebut.

6. Realisasi dir/ perwujudan diri


Perwuudan diri merupakan salah satu bentuk ikebutuhan manusia. Maslow
menyebutkan sebagai tingkat kebuthan yang pealing dan paling sukar diidentifikasikan
kearena setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang satu ini denga caranya
masing-masing.

7. Saling ketrgantungan
Saling ketergantungan merupakan kondisi mental anggota kelompok dengan saling
mengandalkan anggota lain dalam melakukan realitas sosial di dalam kelompoknya
(Schachter, 1951). Menurutnya, kondisi saling ketergantungan ini dipengaruhi oleh tiga
variabel :
a. Cohesiveness atau ikatan anter individu
b. Ketersangkut pautan
c. State pinion atau pernyataan pendapat
Ketergantungan ini depengaruhi oleh perbedaanperbedaan yang terjadi diantaranya.

8. Umpan balik
Penggunaan umpan balik merupakan suatu caara untuk menjelaskan salah pengertian
dalam hubungan yang penting diantara dua individu yang berinteraksi (bunker, 1992).
Selanjutny dikatakan bahwa sumber ketegangan dalam hubungan antara dua orang individu
adalah adanya:
1) Perbedaan kepentingan
2) Salah pengertian terhadap periaku pihak lain

9. Kelompok yang efektif atau yang kurang efektif


- Kelompok efektif
Dalam sebuh kelompok yang efekif dapat kita saksikan adanya kaategori perilaku
anggota kelompok, yaitu:
1. Perilaku yang berorientasi pada tugas
Selalu berupaya mengingatkan dan mengajk anggota kelompok untuk mewujudkan
pencapaian tujuan organisasi.
2. Perlaku yang berorientasu oada oemeliharaan hubungan anggota kelompok.
Selalu berupaya mengingatkan dan mengajak anggota kelompok untuk
mempertahnkan keutuhan kelompok.
- Kelompok kurang efektif
Dalam sebuah kelompok yang kurang efektif, dapat disaksikan perilaku anggota yang
berorientasi pada diri sendiri. Nemun, adakalanya perilaku tersebut tidak selamanya jelek,
terkadang ada yang bermanfaat, antara lain:
1) Untuk menguji agar keputusan kelompok betu;-betul melalui suatu keputusan
kelompok
2) Dalam proses dinamika kelompok, perilaku berorientasi pada diri sendiri tersebut
justru menjadi bahan pembelajaran yang baik untuk anggota kelompok.

B. Aspek Psikologisnya.

1. Individu – individu mempengaruhi kelompok.


Kelompok adalah suatu persatuan yang terbentuk dari individu – individu, sifat –
sifat, sikap, kemampuan, kematangan, perkembangan, tujuan dan minat. Individu yang
membentuk kelompok terwsebut banyak mempengaruhi dan mewarnai kelompoknya.
Fungsi kelompok banyak ditentukan oleh variasi kombinasi sifat – sifat diatas. Salah
satu sifat individu adalah selalu berbah dan berkembagn. (changeable – becoming). Hal
tersebut memberikan karakteristik yang sama pula terhadap kelompok. Dengan kata lain
kelompok juga akan berubah dan berkembang sesuai dengan dinamika individu – individu
dalam kelompok tersebut.
Ilustrasi berikut diharapkan dapat menggambarkan karakteristik diatas suatu
kelompok yang terdiri dari individindividu yang mempunyai sifat pionir, selalu ingin maju,
kmampuan intelektual yang baik, kematngan berfikir dan mempunyai minat yang besar
teradap sesuatu hal : akan berbeda dengan kelompok lain yang mempunyai sifat alonalon asal
kelakon, narimo ing pandum, kemampuan intelektual anggotanya bervariasi, kematangan
berfikir dan minatnya terhadap sesuatu hal tidak begitu besar akan menunjukkan kegiatan dan
hasil karya yang berbeda.
Kalau kedua kelompok tersebut diidentifikasikan sebagai kelompok A dan B yang
melakukan percobaan di laboratorium sekolah; kelompok mungkin akan mendapatkan hasil
yang baik dan layak untuk ditampilkan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat
Nasional, sedangkan kelompok B cukup untuk memenuhi tugas-tugas dari guru bidang studi.

2. Kelompok Mengembangkan Struktur.


Dalam suatu kelompok berkembang suatu pengaturan tertentu bagaimana seseorang
berbuat, siapa yang perlu diikuti, siapa yang bertanggung jawab atas sesuatu dan sebagainya.
Dalam kelangsungan kelompok, terjadi diferensiasi kekuatan dan pengaruh para anggota
terhadap kelompoknya. Berkenaan dengan status dalam kelompok, masing – masing anggota
mengembangkan peranan – peranan tertentu baik yang menjadi harapan kelompok maupun
tidak.
Dalam suatu kelompok yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai sifat dan
cirri psikofisik yang bebeda satu sama lain, akan menimbulkan berbagai bentuk ekspresi
tingkah laku individu. Namun demikian tingkah laku yang berbeda-beda tersebut membentuk
suatu pola tingkah laku yang serasi; maksudnya tingkah laku yang harus ditampilkan seorang
pemimpin kelompok berbeda dengan pola tingkah laku anggota kelompok, tingkah laku
pemimpin dan anggota kelompok ini saling mengisi untuk mencapai tujuan kelompok.
Demikian pula tanggung jawab atas sesuatu hal dan pengaru setiap indiidu dalam kelompok
tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.
Mungkin saja dalam kelompok akan muncul tingkah laku dan pengaruh anggota
klompok yang dapat merusak kelompok itu, tetapi biasanya setiap anggota kelompok akan
berusaha tidak mengembangkan keadaan negative tersebut demi kelangsungan hidup
kelompok.

3. Kelompok Mengembangkan Standart Nilai – nilai.


Kehidupan suatu kelompok mengembangkan standart nilai tertentu. Standart
berkenaan dengan produktifitas kelompok, pola –pola komunikasi, cara dan prosedur kerja
kelompok. Juga kelompok sering kali memberikan suatu tekanan agar terjadi conformity
(kesamaan) dari anggota – anggotanya.
Setiap individu yang menjadi anggota suatu kelompok sudah membawa standar nilai
masingmasing dari mana mereka berasal. Katakan saja mahasiswa BK yang sekarang
mengikuti kuliah Bimbingan Kelompok, terdiri dari beberapa mahasiswa yang mempunyai
latar belakang standar nilai yang berbedbeda, ada yang rajin, tekun, selalu mengkaji referensi
yang ditunjukkan oleh dosen pengampu, sebaliknya ada juga mahasiswa yang sering datang
kuliah terlambat, tidak mau bertanya kepada dosen (merasa takut kalau dikatakan tidak bisa),
enggan mengkaji referensi, dsb.
Dalam kegiatan kuliah, kelompok (dosen dan mahasiswa) berusaha agar terjadi
kesamaan nilai dalam kelompok tersebut, dengan cara setiap individu berusaha untuk datang
tepat waktu, berusaha mengkaji referensi secara maksimal, mengembangkan pola kuliah aktif
(komunikasi dosen-mahasiswa, mahasiswa-mahasiswa), berusaha untuk bertanya dan
menjawab persoalan yang muncul. Dengan demikian disini akan dikembangkan standar nilai
baru yang lebih baik dan merata.

4. Kelompok Berbeda dalam Kekohesifannya, Keaktraktifannya, dan Emosionalitasnya.


Kekohesifannya (cohesiveness) merupakan kekuatan ikatan pertalian diantara anggota
– anggota suatu kelompok. Semakin kuat ikatan pertalian diantara anggota kelompok, maka
kelompok itu akan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Keaktratifan (attractiveness) adalah ketertarikan (daya tarik) kelompok terhadap para
anggotanya. Keatraktifan kelompok ini tergantung kepada tujuan kelompok, besarnya
program, jenis organisasi, posesi kelompok dalam msasyarakt, serta keputusan – keputusan
lain yang diperoleh anggota dari kelompok. Jika sesuatu kelompok mempunyai daya tarik
yang baik, maka kelompok itu semakinn menatik untuk digeluti oleh setiap ornga yang
menjadi anggota kelompok itu.
Emosionalitas (emotionality) merupakan keselurahan suasana kehidupan kelompok
yang berlangsung pada saat tertentu. Ada empat macam emosionalitas yang mungkin terjadi
dalam kelompok, yaitu:
1) Ketergantungan (dependency) adanya ketergantungan seorang atau beberpa anggota
kelompok pada seorang anggota yang lain.
2) Berpasangan (pairing) adanya saling harga menghargai antar dua atau lebih anggota
kelompok.
3) Permusuhan (fight) menunjukan adanya ketidak senangan, penolakan, malah
menyerang terhadap yang lain.
4) Pelarian (withdrawing) kecenderungan untuk menjauhkan diri / melarikan diri dari
masalah.
Suatu kelompok akan berisi tiga aspek tersebut di atas (cohessivness, attractiveness
dan emotionality), hanya saja intensitas setiap aspeknya berbeda antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain.
Seseorang (A) menjadi anggota suatu kelompok karena tertarik dengan tujuan
kelompok tersebut, selain itu kelompok menyajikan program yang menarik, dan dengan
menjadi anggota kelompok gengdinya di mata msayarakat meningkat.
Dengan demikian ikatan batin orang tersebut dengan kelompoknya berbeda dengan
anggota lain (B) yang masuk dalam kelompok karena didorong oleh alasan : sesuai dengan
tujuan hidupnya, program kelompok menyangkut derajat hidup orang banyak ia memperoleh
kepuasan batin tetapi tidak merasa naik gengsinya dimata masyarakat. Ketika terjadi masalah
dalam kelompok itu B gengsinya dimata masyarakat. Ketika terjadi masalah dalam kelompok
itu B berusaha ikut mengatasinya tidak melarikan diri sebgaimana A. Hal ini dapat terjadi
karena B mengembangkan sifat saling harga menghargai sesama anggota kelompok,
sebaiknya A justru mengembangkan permusuhan terhadap anggota lainyang tidak sekata.

5. Kelompok Membentuk Tujuan Kelompok.


Kelompok terbentuk karena adanya tujuan bersama. Kegiatan kelompok diarahkan
untuk mencapai hasil kelompok setinggi – tingginya. Kegiatan kelompok juga ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan individu yang sejalan dengan tujuan kelompok. Tujuan
kelompok dapat memelihara kesatuan kelompok, membentuk hubungan yang harmonis dan
mencegah perpecahan diantara anggota kelompok.
Bab iii
Penutup
A. Kesimpulan
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.
Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada
pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti
susunan dan kehidupan suatu  masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan
susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku
organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial
dan sebagainya.
Jenis-jenis kelompok dibedakan atas beberapa klasifikasi yang umumnya dipakai
yaitu klasifikasi dua tipe. Klasifikasi tersebut berupa kelompok primer dan kelompok
sekunder, kelompok sosial dan psikologikal, kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak
terorganisasikan, serta kelompok formal dan kelompok nonformal.
Daftar Pustaka
JENIS – JENIS KELOMPOK DAN ASPEK PSIKOLOGIS | miftakhulkhabibi (wordpress.com)
Materi BK Kelompok : Jenis-jenis Kelompok dan Aspek Psikologis | Belajar Bimbingan Konseling
(tugasbimbingankonseling.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai