Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT. KEGIATAN PENGELOLAAN


PELAYANAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR. PEMBERIAN OBAT
PENCEGAHAN MASSAL (POPM) UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT (KECACINGAN)
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS PADA PUSKESMAS AJIBATA
TAHUN ANGGARAN 2023

I. DASAR HUKUM
a. Undang – undang Nomor.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
b. Undang – undang Nomor. 36 Tahun 2008 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
c. Undang – undang Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang – undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan. Kedua atas
Undang – undang Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
d. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5607);
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaran Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 464);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014, Tentang Upaya Kesehatan
Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 825);
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1113);
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1508);
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1755);
II. GAMBARAN UMUM
Cacing Umumnya terdapat di daerah Tropis dan Subtropis di negara berkembang
termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan cacingan antara lain, gangguan
perkembangan fisik, gangguan kognitif, dan malnutrisi. WHO memperkirakan 42
sasaran risiko cacingan dunia berada di regional Asia Tenggara (data 2009).
Gambaran Epidemiologi cacingan di Indonesia menunjukkan penularan masih terjadi
di pedesaan maupun perkotaan. Untuk mengakselarasi pengendalian kecacingan,
WHO dalam roadmapnya menetapkan target cakupan pemberian obat cacing minimal
75% dari sasaran. Oleh karena itu perlu adanya Program Kecacingan yang
berintegrasi dengan pemberian Vitamin A dan UKS melalui penjaringan anak SD/MI.
Saat ini Kementrian Kesehatan menggunakan Albendazole 400mg sebagai obat
program pengendalian kecacingan, karena obat ini relatif aman, pemberian dosis
tunggal, tidak mahal dan mudah dalam pendistribusian.

III. LATAR BELAKANG


Puskesmas Ajibata terletak di daerah kota dan pedesaan dengan banyak penduduk
transmigrasi. Di wilayah kerja Puskesmas Ajibata memiliki 10 Desa dan 1 Kelurahan,
12 Posyandu, 8 PAUD dan 10 SD. Dari hasil monitoring dan evaluasi dan layanan
pada tahun 2020, tidak ditemukan kasus kecacingan, tapi tidak menutup kemungkinan
adanya kasus kecacingan di masyarakat, karena tidak semua mendapatkan layanan
kesehatan. Berdasarkan data tersebut maka akan dilaksanakan pemberian obat
pencegah massal (POPM) Kecacingan pada usia 1 tahun s/d 12 tahun di Posyandu,
TK/Paud dan SD/MI.

IV. TUJUAN
a. Tujuan umum setiap anak usia 1 tahun s/d 12 tahun terbebas dari infeksi
kecacingan
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada usia 1 tahun s/d 12 tahun.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Menyiapkan obat Albendazole 400mg sebagai obat pencegahan massal
kecacingan.
2. Memberikan penjelasan tentang cara, dosis minum obat Albendazole yaitu:
Dosis Albendazole 400mg untuk usia 2 tahun keatas s/d 12 tahun dan 12 bulan
s/d 2 tahun 200mg. Cara minum obat dikunyah dan diminum pada malam hari
dengan dosis Tunggal.
3. Memberikan obat secara gratis.
4. Melakukan pencatatan dan evaluasi.

VI. SASARAN
Sasaran pemberian obat cacing yaitu balita usia 12 bulan sampai dengan anak berusia
12 tahun.

VII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan program kecacingan dilakukan tiap kali
pemberian obat cacing dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan
pelaporan hasil kegiatan yang dicapai.

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


Setiap kegiatan pemberian obat cacing, pelaksana kegiatan melaporkan hasil kegiatan
kepada pengelola program, melaporkan kepada kepala Puskesmas dan bidang P2P
Dinas Kesehatan Toba.

N BULAN
URAIAN KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pendataan Sasaran I I
2 Pemberian Obat Pencegah Massal (POPM) I I
untuk pencegahan penyakit (cacingan)
3 Pencatatan dan Pelaporan I I
Ajibata, 2023

Mengetahui : Yang Membuat :


Kepala UPT Puskesmas Ajibata Pengelola Program POPM Kecacingan

Tiurminta Hutagaol, SKM, M.Kes Nomy Vera Hutabarat, AMK


NIP. 19730330 1993 03 2004 NIP. 1986021420100012018

Anda mungkin juga menyukai