Anda di halaman 1dari 2

4.

tata laksana terapi TBC Jawab  Isoniazide (INH)


TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang  Rifampicin
mampuh menginfekssi secara laten ataupun progresif.  Pirazynamid
Terapi TBC terbagi :  Etambutol
a. Kategori 1
 Pasien baru TB paru BTA positif 4 bulan lanjutan dengan obat :
 Pasien Tb paru BTA negatif foto toraks positif  Isoniazide + vit B6
 Pasien Tb extra paru  Rifampicin
 Ethambutol
Pengobatannya (2 HRZE - $H3R3) Dikonsumsi 3 kali dalam 1 minggu
Penambahan vit B6 pada pengobatan TBC adalah untuk mengurangi efek neuropati dari INH
2 bulan intensif minum obat : selama pengobatan.
 Isoniazide (INH) Tujuan dari pengobatan lanjutan adalah agar untuk membunuh kuman persister
 Rifampicin hingga mencegah terjadinya kekambuhan
 Pirazynamid
 Etambutol Aneka terapi TB pada pasien pada kondisi tertentu :

Diminum tiap hari selama 2 bulan sebelum makan ( 1- 2 jam khususnya rifamapicin agar 1. terapi TB pada ibu hamil
penyerapannya sempurna (maksimal) pada keadaan perut kosong) pengobataannya sama dengan terapi TB umumnya tanpa streptomycin (menyebabkan
ototoksitas dan nefrotoksisitas: ganguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada
4 bulan masa lanjutan minum obat : janin)
 Isoniazide (INH)
 Rifampicin 2. terapi TB pada ibu menyusui
Diminum selama 4 bulan 3 kali dalam seminggu pengobatannya sama dengan terapi TB umumnya dan untuk pengobatan dan pencegahan
pada bayinya dapat minum INH pada bayi sesuai dengan Berat badannya
b. Kategori 2 rifampicin tidak bisa diberikan bersamaan pada kontrasepsi hormonal (pil KB) karena
Merupakan pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya : dapat menurunkan efektivitasnya maka dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi
 Pasien kambuh non hormonal (kondom)
 Pasien gagal
3. pengobatan TB dengan DM
 Pasien dengan pengobatan terputus
sama dengan pengobatan TB umumnya (waktu dan jumlah obatnya) selagi kadar gula
darahnya terkontrol. Apabila kadar gula tidak terkontrol maka pengobatan dilanjutkan
2 bulan intensif minum obat :
sampai 9 bulan.
 Isoniazide (INH)
 Rifampicin 4. Pengobatan TB dengan gagal ginjal kronik
 Pirazynamid Sama dengan pengobatan TB umumnya tetapi ada penyesuai dosis dan interval untuk
 Etambutol pirazynamide dan ethambutol.
 Streptomycin injeksi 1 gr
Catatan :
Pengobatan dengan streptomycin inj perlu diperhatikan jika pasien :
Berusia lebih dari 60 tahun atau berat badannya dibawah 50kg maka streptomycin 5. Pengobatan TB dengan pasien hepatitis akut klinis ikterik ditunda sampai hepatitisnya
dapat diganti kanamycin inj sembuh. Bila sangat diperlukan maka pengobatannya dengan :
1 bulan sisipan jika 2 bulan fase intesif BTA masih positif maka : dilakukan pengobatan  Isoniazide (INH)
dengan HRZE Yang diminum tiap hari  Etambutol
 Streptomycin injeksi

Selama maksimal 3 bulan sampai hepatitisnya sembuh Kemudian dilanjutkan dengan :


 Isoniazide + vit B6
 Rifampicin
Selama 6 bulan

6. Pengobatan TB pada pasien kelainan hati


Pemeriksaan kadar SGPT > 3x normal maka:
Panduannya :
a. Jika menggunakan 2 obat hepatotoksik
 9 bulan : INH + Rifampicin + ethambutol (9RHE)
 2 bulan : INH + Rifampicin + ethambutol + streptomycin diikuti 6 bulan : INH + rifampicin (
2HRES / 6HR)
b. JIka menggunakan 1 obat hepatotoksik
 2 bulan : INH + ethambutol + streptomycin di ikuti dengan 10 bulan INH + ethambutol
(2SHE
/ 10 HE)
c. Tanpa obat hepatotoksik
 18 – 24 bulan : streptomycin + ethambutol + floroquinolon (18 – 24 SEQ)

Anda mungkin juga menyukai