TBC
TBC
Diminum tiap hari selama 2 bulan sebelum makan ( 1- 2 jam khususnya rifamapicin agar 1. terapi TB pada ibu hamil
penyerapannya sempurna (maksimal) pada keadaan perut kosong) pengobataannya sama dengan terapi TB umumnya tanpa streptomycin (menyebabkan
ototoksitas dan nefrotoksisitas: ganguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada
4 bulan masa lanjutan minum obat : janin)
Isoniazide (INH)
Rifampicin 2. terapi TB pada ibu menyusui
Diminum selama 4 bulan 3 kali dalam seminggu pengobatannya sama dengan terapi TB umumnya dan untuk pengobatan dan pencegahan
pada bayinya dapat minum INH pada bayi sesuai dengan Berat badannya
b. Kategori 2 rifampicin tidak bisa diberikan bersamaan pada kontrasepsi hormonal (pil KB) karena
Merupakan pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya : dapat menurunkan efektivitasnya maka dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi
Pasien kambuh non hormonal (kondom)
Pasien gagal
3. pengobatan TB dengan DM
Pasien dengan pengobatan terputus
sama dengan pengobatan TB umumnya (waktu dan jumlah obatnya) selagi kadar gula
darahnya terkontrol. Apabila kadar gula tidak terkontrol maka pengobatan dilanjutkan
2 bulan intensif minum obat :
sampai 9 bulan.
Isoniazide (INH)
Rifampicin 4. Pengobatan TB dengan gagal ginjal kronik
Pirazynamid Sama dengan pengobatan TB umumnya tetapi ada penyesuai dosis dan interval untuk
Etambutol pirazynamide dan ethambutol.
Streptomycin injeksi 1 gr
Catatan :
Pengobatan dengan streptomycin inj perlu diperhatikan jika pasien :
Berusia lebih dari 60 tahun atau berat badannya dibawah 50kg maka streptomycin 5. Pengobatan TB dengan pasien hepatitis akut klinis ikterik ditunda sampai hepatitisnya
dapat diganti kanamycin inj sembuh. Bila sangat diperlukan maka pengobatannya dengan :
1 bulan sisipan jika 2 bulan fase intesif BTA masih positif maka : dilakukan pengobatan Isoniazide (INH)
dengan HRZE Yang diminum tiap hari Etambutol
Streptomycin injeksi