9.1.1 EP8 Panduan Manajemen Resiko Klinis
9.1.1 EP8 Panduan Manajemen Resiko Klinis
PUSKESMAS SIDAMULYA
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Risiko terhadap pasien terkait pelayanan
a. Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien.
b. Konsekuensi hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
c. Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai. -Perlindungan dari
pelecehan, kelalaian dan serangan
d. Pasien diberitahu tentang risiko
e. Pengobatan yang nondiskriminatif.
f. Perlindungan barang berharga pasien dari kerugian atau kerusakan
2. Risiko terhadap staf medis
a. Apakah telah dilakukan kredensial terhadap staf medis ?
b. Apakah tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku ?
c. Apakah pasien dikelola dengan benar?
d. Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih?
3. Risiko terhadap staf/ pegawai
a. Menjaga lingkungan yang aman.
b. Kebijakan kesehatan pegawai.
4. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Puskesmas
a. Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
b. Catatan rekam medik pasien non-elektronik , dan catatan keuangan,
dilindungi dari kerusakan atau perusakan.
5. Risiko terhadap keuangan
Ikatan kerja sama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
6. Risiko-risiko lain
a. Manajemen bahan berbahaya lainnya: kimia, radioaktif, bahan biologis
menular, manajemen limbah.
b. Risiko terkait hukum dan peraturan
2
BAB III
TATA LAKSANA
Manajemen risiko adalah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Risikomungkin terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan organisasi yang terus-
menerus berubah danharus diidentifikasi. Program manajemen risiko menggunakan 5
tahapan proses yaitu:
1. Tetapkan konteks.
2. Identifikasi risiko.
3. Analisis risiko.
4. Evaluasi risiko. Asesmen risiko
5. Kelola risiko.
3
terbatas pada area praktik klinis spesifiik, unit pelayanan, fungsi, atau area
proyek.
4
efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas manajemen
resikodapat menggunakan berbagai informasi untuk mengidentifikasi potensi
risiko. Identifikasi risiko dapat dilakukan secara reaktif dan proaktif.
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
1. Daftar keluhan pasien,
2. Hasilsurvei kepuasan,
3. Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
4. Laporan insiden.
5
MATRIKS GRADING RISIKO
Probabilitas/ Frekuensi Kejadian Level Frekuensi Kejadian Aktual
1. Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2. Jarang Dapat terjadi dalam 2-5 tahun
3. Mungkin Dapat terjadi tiap 1-2 tahun
4. Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5. Sangat sering Terjadi dalam minggu/ bulan Keterangan warna (tindak lanjut
yang dilakukan):
a. Pita biru: Dapat diatasi dengan prosedur rutin, dilakukan Investigasi
sederhana
b. Pita hijau: Manajer/ pimpinan klinik harus menilai dampak terhadap
biaya mengatasi risiko dengan supervisi dan dilakukan Investigasi
sederhana.
c. Pita kuning: Dilakukan RCA dan dimonitoring oleh Ketua Tim PMKP
d. Pita merah: Dilaporkan segera ke Kepala Puskesmas dan lakukan RCA
6
eksternal dan persyaratan hukum. Penentuan kriteria sejak awal merupakan hal
yang sangat penting. Lihat tabel asesmen risiko.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
Laporan Insiden adalah laporan secara tertulis setiap keadaan yang tidak konsisten
dengan kegiatan/ prosedur rutin yang berlangsung di puskesmas terutama untuk
pelayanan kepada pasien.
Jenis-jenis insiden dan kondisi yang harus dilaporkan sebagai berikut:
1. Kejadian sentinel adalah insiden yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius sebagai berikut (Standar Akreditasi Internasional RS – JCI ) :
a. Kematian yang tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit
pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh bunuh diri)
b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya.
c. Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah.
d. Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang lain yang bukan
orang tuanya.
2. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
3. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
4. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinyainsiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
5. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yangsangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden