Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pegas penekan diafragma menekan plat penekan sehingga plat penekan terhubung / tertekan,
Kanvas kopling terjepit diantara roda gaya dan plat penekan, putaran motor dapat dipindahkan
ke poros kopling.
2) Posisi terlepas
Pegas penekan diafragma mengungkit plat penekan sehingga plat kopling bebas dari
penekanan. Kanvas kopling bebas dari penekan/jepitan, putaran motor tidak dapat
dipindahkan ke poroskopling.
a. Sebelum memasang clutch cover dan disk kopling, perhatikan posisi disk kopling dan tidak boleh
terbalik.
b. Setelah itu tepatkan tanda pada clutch cover dan fly wheel
c. Pasang, kencangkan baut dengan urutan menyilang tetapi jangan terlalu kencang untuk selanjutnya
melakukan center pada disk kopling
d. Setelah melakukan center dengan menggunakan spesial tools , periksa kembali bahwa disk kopling
berada di tengah-tengah dan kemudian kencangkan baut.
e. Setelah selesai, pasang transmisi , dan kencangkan baut yang mengikat transmisi dengan mesin
dengan cara menyilang.
f. Setelah itu pasang pangkon transmisi
g. Lalu pasang switch mundur dan kabel kopling.
h. Pasang propeller shaft dan kencangkan bautnya dengan cara menyilang
i. Setelah itu masukkan oli transmisi dari baut pengisian oli dan pastikan baut penguras oli sudah
dikencangkan.
j. Setel ketinggian gerak pedal kopling sesuain selera pemakai.
k. Pekerjaan sudah selesai.
6. Komponen dan fungsi komponen transmisi
a) Input Shaft (Poros Input)
Input shaft adalah komponen transmisi yang berhubungan dengan kopling. Input shaft ini
merupakan poros input tempat mengalirnya tenaga mesin dari komponen kopling menuju roda
gigi (gear) di dalam transmisi. Fungsi input shaft adalah untuk memutar gigi (gear) pertama
kalinya sebelum dialirkan ke posisi gigi lainnya yang ada di dalam gear box transmisi.
Counter gear merupakan gigi penyambung yang akan memindahkan tenaga putar dari input
shaft menuju ke masing - masing gigi percepatan (main gear) sesuai dengan posisi gigi yang
dipilih. Counter gear ini dibuat menyatu antara gear dan porosnya dan dipasang pada
transmission case. Counter Gear berfungsi untuk meneruskan putaran dari input shaft ke main
gear (gigi percepatan).
Main shaft berfungsi sebagai output transmission sekaligus tempat atau dudukan main gear dan
hub sleeve. Antara main shaft dan input shaft dapat berputar secara bebas, karena dihubungkan
dengan perantara bearing.
f) Hub Sleeve
Hub sleeve ini berkaitan dengan main shaft pada alurnya dan berfungsi untuk meneruskan putaran
dari gear percepatan ke main shaft / poros output .
Synchroniser ring merupakan komponen gigi tambahan yang diletakkan pada masing - masing gigi
transmisi. Synchroniser ring (cincin singkromesh) ini berfungsi untuk mencegah pergantian gigi
sebelum putaran antara kedua gigi yang akan disambungkan menjadi sama. Dengan begitu,
synchromesh ini akan mempermudah perpindahan kecepatan pada kondisi putaran yang cepat
antara satu gigi dengan gigi yang lainya.
Shifting key dipasang pada hub sleeve dan berfungsi untuk meneruskan gaya tekan dari hub sleeve
ke synchroniser ring agar terjadi pengereman pada bagian yang tirus gigi percepatan.
Shift fork ini berfungsi untuk menggerakkan hub sleve sehingga hub sleve berhubungan dengan
main gear / gear percepatan.
Reverse idler gear ini berfungsi untuk merubah arah putaran sehingga putaran dari input shaft
berlawanan arah dengan putaran output shaft sehingga memungkinkan kendaraan bergerak
mundur.
k) Bearing (Bantalan)
Bearing ini berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara permukaan komponen yang
berputar di dalam transmisi contohnya pada input shaft, output shaft, dan counter gear. Bentuk
dari bearing yang digunakan pada transmisi ada bermacam-macam, umumnya menggunakan jenis
needle bearing, ball bearing, dan tappered bearing.
m) Control Rod
Control rod berfungsi utuk menghubungkan tuas perseneling (shift lever) dengan rod end dan juga
untuk menggerakkan rod end.
Shift rod end terletak pada shift fork shaft dan berfungsi untuk menghubungkan control rod dengan
shift fork shaft dan juga menggerakkan shift fork shaft pada saat memasang gigi transmisi.
o) Speedometer Gear
Speedometer gear ini merupakan gear yang terhubung dengan perangkat pengukur kecepatan
kendaraan pada panel dashboard yang digunakan untuk mengukur kecepatan kendaraan saat
melaju. Speedometer gear ini umumnya dipasang tepat pada bagian output shaft dan gear ini akan
terhubung dengan kabel speedometer.
Oil seal transmisi adalah komponen seal yang berfungsi untuk mencegah kebocoran oli transmisi.
Biasanya terdapat pada bagian input shaft dan bagian output shaft dekat dengan proppeler shaft.
Transmissiion case berfungsi untuk melindungi komponen transmisi, sebagai dudukan bearing, dan
juga untuk menampung oli transmisi.
r) Extension Hosing (Bak Perpanjangan)
Extension hosing berfungsi untuk menahan poros output dan juga untuk menahan seal oil
belakang.
s) Shift Lever (Tuas Transmisi)
Tuas transmisi / tuas persneling ini merupakan tuas yang terletak di dalam kabin mobil yang
berfungsi sebagai alat bagi pengemudi saat memindahkan gigi transmisi berdasarkan kondisi
mengemudi. Pada tuas transmisi biasanya terdapat diagram perpindahan gigi untuk mempermudah
pengemudi mengetahui posisi gigi yang digunakan.
7. Jelaskan aliran tenaga pada transmisi 2 poros dan 3 poros lengkap dengan gambar
(Transmisi 2 Poros)
Kedudukan gigi
• Poros input : Roda – roda gigi tetap ( permanen )
• Poros output : Roda – roda gigi terhubung dan dapat Digeser
Sistem kerja : Roda gigi geser menghubungkanposisi gigi ( 1 – 3 dan mundur / R )
Penggunaan : Pada sepeda motor dan kendaraan dengan penggerak roda depan.
Kedudukan gigi
• Poros input : Satu roda gigi tetap sebagai penggerak
• Poros Bantu : Roda – roda gigi ( tetap permanen )
• Poros ouput : Roda – roda gigi terhubung dapat digeser
Sistem kerja : Gigi geser pada poros output mengatur posisi gigi ( 1 – 3 dan mundur / R )
Penggunaan : Pada kendaraan dengan penggerak standart
Posisi gigi 1 adalah saat posisi tuas berada di angka 1 pada diagram tuas transmisi.
Hal ini akan menarik tuas ke belakang sehingga akan mendorong shift fork dan membuat
gigi synchroniser untuk gigi 1 bergerak ke depan. Dengan begitu maka gigi 1 akan
terhubung dan memutar poros output. Posisi gigi 1 menghasilkan putaran yang lambat
namun memiliki tenaga putar (momen) pada poros output yang besar.
b) Posisi Gigi 2
Posisi gigi 2 adalah saat posisi tuas berada di angka 2 pada diagram tuas transmisi.
Posisi gigi 2 ini akan mendorong tuas ke depan dan menarik shift fork ke belakang sehingga
gigi synchroniser terhubung dengan gigi 2. Dengan begitu maka gigi 2 akan terhubung dan
memutar poros output. Posisi gigi 2 akan memutar poros aoutput lebih cepat dibanding
posisi gigi 1.
c) Posisi Gigi 3
Posisi gigi 3 adalah saat posisi tuas berada di angka 3 pada diagram tuas transmisi.
Hal ini akan menarik tuas ke belakang sehingga akan mendorong shift fork dan membuat
gigi synchroniser untuk gigi 3 bergerak ke depan. Dengan begitu maka gigi 3 akan
terhubung dan memutar poros output. Posisi gigi 3 menghasilkan putaran yang lebih cepat
dibanding posisi gigi 2.
d) Posisi Gigi 4
Posisi gigi 4 adalah saat posisi tuas berada di angka 4 pada diagram tuas transmisi.
Posisi gigi 4 ini akan mendorong tuas ke depan dan menarik shift fork ke belakang sehingga
gigi synchroniser terhubung dengan gigi 4. Dengan begitu maka gigi 4 akan terhubung dan
memutar poros output. Posisi gigi 4 akan memutar poros output lebih cepat dibanding
posisi gigi 3.
Posisi gigi R adalah saat posisi tuas berada di angka R pada diagram tuas transmisi.
Posisi gigi R ini akan mendorong tuas ke depan dan menarik shift fork ke belakang sehingga
gigi synchroniser terhubung dengan gigi R.
Diantara gigi R dan counter gear untuk gigi R dipasngkan gigi pembalik yang bernama
Reverse Idle gear. Akibatnya, putaran poros output juga menjadi terbalik dan berlawanan
arah dengan putaran poros input.
𝑍4 × 𝑛3
𝑛= = 𝜋𝑟 2
𝑍2
20 × 1540
𝑛= = 1026 𝑟𝑝𝑚
30
10. Sebutkan dan jelaskan fungsi komponen gardan
a. Drive Pinion Shaft
Komponen gardan ini adalah bagian poros roda gigi pinion yang menyatu dengan drive
pinion gear. Fungsi utamanya adalah menjadi poros pemutar untuk mengalirkan poros
propeller dan putaran.
b. Drive Pinion Gear
Drive pinion gear memiliki bentuk roda gigi layaknya nanas. Kegunaannya sebagai roda gigi
pemutar yang mengalirkan tenaga dari poros propeller ke bagian rangkaian gardan
c. Spider Gear
Spider gear memiliki fungsi yaitu menjadi gigi pembeda putaran. Biasanya berjumlah dua
dan diletakkan dengan tingkat kemiringan 90 derajat dari side gear. Hal ini membuat mobil
memiliki tumpuan yang condong ke sisi dalam ketika berbelok.
d. Ring Gear
Bentuknya seperti cincin dengan ukuran yang cukup besar. Fungsinya adalah menjadi
penerima putaran dari drive pinion gear
e. Spider Gear Shaft
Pergerakan spider gear menjadi lebih mudah berkat komponen ini. Walaupun ada dua
spider, namun poros gear hanya ada satu bagian saja.
f. Differential Carrier / Differential Case
Fungsi utama dari differential carrier adalah menjadi rumah untuk meletakkan beragam
komponen gardan pada mobil. Jadi dari segi ukuran cukup besar.
g. Axle Shaft Bearing
Berguna sebagai bantalan, komponen gardan ini menjadi alas bagian yang berputar
terhadap axle shaft housing yang terdiam. Memiliki jumlah dua, biasanya masing-masing
terletak di bagian side gear kiri dan kanan
h. Side Gear
Side gear berfungsi untuk menerima putaran yang sudah dimanipulasi oleh spider gear.
Selanjutnya akan diteruskan ke bagian axle shaft.
i. Adjuster Nut
Komponen ini berbentuk mur untuk menyetel celah final gear atau gerakan dari pinion gear
yang biasanya berputar sebelum final gear bergerak.
j. Bearing Cap
Selanjutnya ada bearing cap. Komponen gardan ini berguna untuk menahan bearing as
roda yang terletak di bagian sisi side gear.
k. Axle Shaft Housing
Axle housing menjadi komponen untuk menutup sistem gardan dan as roda. Bisa dibilang
fungsinya sangat penting karena menjadi penutup utama.
l. Axle Shaft Housing Cap
Axle shaft housing cap memiliki bentuk seperti tutup yang memiliki banyak baut untuk
menjadi penutup housing. Dari komponen inilah oli gardan bisa dikeluarkan dengan
mudah.
m. Differential Oil Tube
Differential Oil Tube berguna sebagai lokasi lubang pengisian oli gardan.
n. Universal Joint Flange
Universal joint flade adalah komponen untuk penerus putaran dari propeller shaft
differential agar bisa meredam perubahan sudut. Tidak hanya itu saja, komponen ini juga
mampu melembutkan perpindahan tenaga.
o. Gasket
Gasket berfungsi sebagai pencegah kebocoran dari tiap sambungan ketika ada tekanan.
Dengan gasket, maka kebocoran oli gardan bisa terhindarkan.