Anda di halaman 1dari 31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Data Umum Proyek

Data umum dari Proyek Pembangunan Gereja GBI Bethel Medan - Sumatera Utara adalah

sebagai berikut:

1. Nama Proyek : Pembangunan GBI Bethel Medan

2. Pemilik Proyek : GBI

3. Lokasi Proyek : Jalan Jamin Ginting Simpang Selayang, Medan

4. Sumber Dana : GBI

5. Kontraktor Utama : PT Dinamika Furindo Nusantara

6. Konsultan : PT. PERCA Nusa Wahana Consultant

7. Nama Pemberi Tugas : PT. Ekamitra Talentama

8. Waktu Pelaksanaan : 300 hari kalender

9. Peta Lokasi : Dapat dilihat pada Gambar 3.3

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3.2 Data Teknis Proyek

Data ini diperoleh dari lapangan sebagai berikut :

1. Jenis Pile : Concrete Pile

2. Mutu Beton Tiang Pancang : K – 600

3. Bentuk Tiang Pancang : Lingkaran Ø 500 mm

4. Panjang Tiang per unit : 12 m

5. Jumlah Tiang Pancang : 1300 buah

6. Denah Titik Tiang Pancang : Dapat dilihat pada lampiran 1

3.3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini, dilakukan beberapa tahapan yang dianggap

perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut :

Tahapan pertama adalah melakukan review dan studi kepustakaan terhadap text book dan

jurnal-jurnal terkait dengan pondasi tiang, permasalahan pada pondasi tiang, dengan desain

dan pelaksanaan pemancangan tiang.

Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi

pengambilan data yang dianggap perlu.

Tahapan ketiga adalah Pelaksanaan pengumpulan data – data.

Data yang diperoleh adalah :

1. Data hasil SPT

2. Data hasil kalendering.

3. Data uji laboratorium

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Tahap keempat adalah mengadakan analisis data dengan menggunakan data-data diatas

berdasarkan formula yang ada.

Tahapan kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan yang dilakukan

dan membuat kesimpulan.

Skema pelaksanaan studi ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Review dan studi kepustakaan serta pembahasan
teori-teori yang berkaitan dengan pemancangan

Peninjauan langsung ke lokasi pengambilan data


(lokasi proyek)

Pengumpulan data-data dari


lokasi meliputi data SPT, data
kalendering, data tes PDA, data
pengeboran tanah, dan data
laboratorium.

Analisis data berdasarkan formula-


formula yang ada

Daya dukung aksial: Daya dukung horizontal : Penurunan tiang elastis :

1.Berdasarkan SPT Berdasarkan Metode


(Metode Meyerhoff) Metode Meyerhoff
Broms
2.Berdasarkan kalendering
(Metode ENR, Danish
Formula, WIKA)
3.Berdasarkan efisiensi
(Converse-Labbare, Los
Angeles Group)

Analisis hasil perhitungan

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1. Tahapan pelaksanaan penelitian

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3.4 Metode Analisis

Dalam perhitungan perencanaan pondasi tiang pancang ini penulis melakukan langkah –

langkah sebagai berikut :

1. Menghitung kapasitas daya dukung aksial tiang pancang antara lain:

a. Dari data SPT dengan Metode Meyerhoff.

b. Dari data SPT dengan Metode Converse-Labarre.

c. Dari data Kalendering dengan Metode Danish Formula.

d. Dari data Kalendering dengan Metode ENR.

e. Dari data Kalendering dengan Metode Modifikasi WIKA.

2. Menghitung penurunan elastis tiang kelompok dengan Metode Meyerhoff.

3. Menghitung daya dukung horizontal tiang tunggal dengan Metode Broms.

3.5 Lokasi Titik SPT dan Kalendering

SPT yang dilaksanakan pada Pembangunan GBI Bethel Medan terdiri dari 2 (dua) titik

SPT dan kalendering ditinjau pada 1 (satu) titik. Adapun petunjuk gambar lokasi titik SPT ,

kalendering adalah:

1. Lokasi Titik SPT : Dapat dilihat pada Gambar 3.2

2. Lokasi Titik Kalendering : Dapat dilihat pada Gambar 3.2

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.2 Peta lokasi SPT

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


GBI BETHEL MEDAN

Gambar 3.3. Peta lokasi Proyek GBI Bethel Medan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pada bab ini akan diaplikasikan metode perhitungan daya dukung pondasi tiang

pancang. Perhitungan daya dukung dari metode yang dilakukan dengan memakai data hasil

uji lapangan dan laboratorium.

Adapun data yang diperoleh pada proyek ini antara lain :

1. Data hasil SPT

2. Data kalendering

3. Data laboratorium

4.2 Hasil dan pembahasan

4.2.1 Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang

4.2.1.1 Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data SPT

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang dari data SPT memakai Metode

Meyerhoff dan data diambil pada titik BH-1 pada as E-4.

1. Perhitungan pada titik E-4 (BH-1)

1. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif (Persamaan 2.7) :

Qp = 9xC xA

= 9 x 17,533 x 0,196

= 30,929 KN

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Nilai Cu dapat diperoleh dari Persamaan 2.8 berikut ini :

Cu = N-SPT x 2/3 x 10

= 2,63 x 2/3 x 10

= 17,533 KN/m2

Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif (Persamaan 2.9) :

Qs = α x C x p x Li

= 1 x 17,533 x 1,571 x 1

= 27,545 KN

2. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah non-kohesif (Persamaan 2.5) :

Qp = 40 x N − SPT x xA ≤ 400 x N − SPT x A

= 40 x 7,64 x x 0,196 ≤ 400 x 7,64 x 0,196


,

= 119,795 KN ≤ 598,98 KN

Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah non-kohesif (Persamaan 2.6) :

Qs = 2 x N-SPT x p x Li

= 2 x 7,64 x 1,571 x 1

= 24,005 KN

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1 Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT (BH-1)
Depth Lapisan Soil N N1 N2 Ncorr Cu α
(m) tanah Layer
0 Lempung berpasir 1 0 0,00 1,00 0,50 3,333 1
1 Lempung berpasir 1 2 1,00 2,00 1,50 10,000 1
2 Lempung berpasir 1 4 2,00 3,27 2,63 17,533 1
3 Lempung berpasir 1 6 3,00 4,27 3,63 24,200 1
4 Lempung berpasir 2 12 4,80 6,27 5,53 36,866 0,85
5 Pasir berlempung 3 6 5,00 10,28 7,64
6 Pasir berlanau 4 24 9,00 15,44 12,22
7 Pasir berlanau 5 49 16,83 19,67 18,25
8 Pasir berlanau 5 26 20,50 21,78 21,14
9 Pasir berlanau 6 13 21,67 23,83 22,75
10 Pasir berlanau 7 21 23,17 25,28 24,22
11 Pasir berlanau 7 27 26,67 24,72 25,69
12 Pasir berlanau 7 20 26,00 23,33 24,67
13 Pasir berlanau 7 22 21,50 23,50 22,50
14 Pasir berlanau 7 32 22,50 26,67 24,58
15 Pasir berlanau 7 37 26,50 31,33 28,92
16 Pasir berlanau 7 48 31,00 33,75 32,38
16,3 Cadas muda 8 60 36,50 36,50 36,50

(Lanjutan)
End
Skin Friction (KN) Bearing Qult Qult Qall
Local Cumm (KN) (KN) (Ton)
5,237 5,240 5,880 11,120 1,112 0,445
15,710 20,950 17,640 38,590 3,859 1,544
27,545 48,495 30,929 79,424 7,942 3,177
38,018 86,513 42,689 129,202 12,920 5,168
49,230 135,743 65,033 200,776 20,078 8,031
24,005 159,748 119,795 279,543 27,954 11,182
38,395 198,143 383,289 581,432 58,143 23,257
57,342 255,485 858,480 1113,965 111,396 44,559
66,422 321,906 1325,831 1647,738 164,774 65,910
71,481 393,387 1783,600 2176,987 217,699 87,079
76,099 469,486 1899,022 2368,508 236,851 94,740
80,718 550,204 2014,444 2564,649 256,465 102,586
77,513 627,717 1933,867 2561,584 256,158 102,463
70,695 698,412 1764,000 2462,412 246,241 98,496
77,230 775,643 1927,333 2702,976 270,298 108,119
90,867 866,509 2267,067 3133,576 313,358 125,343
101,738 968,247 2538,200 3506,447 350,645 140,258
114,683 1082,930 2861,600 3944,530 394,453 157,781

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


2. Perhitungan pada titik M-10 (BH-2)

1. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif

(Persamaan 2.7) :

Qp = 9xC xA

= 9 x 11,600 x 0,196

= 20,462 KN

Nilai Cu dapat diperoleh dari Persamaan 2.8 berikut ini :

Cu = N-SPT x 2/3 x 10

= 1,74 x 2/3 x 10

= 11,600 KN/m2

Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif (Persamaan 2.9) :

Qs = α x C x p x Li

= 1 x 11,600 x 1,571 x 1

= 18,224 KN

2. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah non-kohesif (Persamaan 2.5) :

Qp = 40 x N − SPT x xA ≤ 400 x N − SPT x A

= 40 x 4,07 x x 0,196 ≤ 400 x 7,64 x 0,196


,

= 63,818 KN ≤ 319,088 KN

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah non-kohesif (Persamaan 2.6) :

Qs = 2 x N-SPT x p x Li

= 2 x 4,07 x 1,571 x 1

= 12,788 KN

Tabel 4.2 Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT (BH-2)
Depth Lapisan Soil N N1 N2 Ncorr Cu α
(m) tanah Layer
0 Lempung berpasir 1 0 0,00 1,22 0,61 4,067 1
1 Lempung berpasir 1 2 1,00 2,47 1,74 11,600 1
2 Lempung berpasir 1 6 2,67 3,61 3,14 20,933 1
3 Pasir berlempung 2 7 3,75 4,38 4,07
4 Pasir berlempung 2 7 4,40 5,36 4,88
5 Pasir berbatu 3 8 5,00 6,67 5,83
6 Pasir berlanau 4 10 6,67 8,78 7,72
7 Pasir berlanau 4 12 8,33 12,50 10,42
8 Pasir berlanau 5 24 11,33 18,61 14,97
9 Batu kerikil 6 46 17,83 26,61 22,22
10 Batu kerikil 6 60 26,67 31,00 28,83
11 Batu kerikil 6 60 35,33 35,33 35,33

(lanjutan)

Skin Friction End


(KN) Bearing Qult Qult Qall
Local Cumm (KN) (KN) (Ton)
6,389 6,389 7,174 13,563 1,356 0,543
18,224 24,613 20,462 45,075 4,508 1,803
32,886 57,499 36,926 94,425 9,443 3,777
12,788 70,287 63,818 134,104 13,410 5,364
15,333 85,620 153,037 238,657 23,866 9,546
18,318 103,938 274,243 378,181 37,818 15,127
24,256 128,194 484,198 612,392 61,239 24,496
32,740 160,934 816,928 977,862 97,786 39,114
47,036 207,969 1408,378 1616,347 161,635 64,654
69,815 277,784 1742,048 2019,832 201,983 80,793
90,584 368,368 2260,272 2628,640 262,864 105,146
111,007 479,375 2769,872 3249,247 324,925 129,970

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.2 Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dengan data kalendering

Perhitungan kapasitas daya dukung dari pengambilan kalendering di lapangan

dengan Danish Formula, Metode ENR, dan Metode Wika dilakukan pada titik E-4 yaitu

pile 2.

4.2.1.2.1 Perhitungan kalendering dengan Danish Formula

Perhitungan kalendering (Persamaan 2.21) pada titik E-4 (pile 2) sebagai berikut :

Data :

Diameter tiang = 50 cm

Luas penampang tiang = ¼ x π x D2

= ¼ x π x 502

= 1962,5 cm2

Efisiensi alat pancang = 85% (diperoleh dari Tabel 2.4)

Energi alat pancang = 1259700 kg/cm (diperoleh dari Tabel 2.6)

Banyaknya penetrasi pukulan diambil dari data kalendering pemancangan di lapangan pada

10 (sepuluh) pukulan terakhir = 1,15 cm

Panjang tiang pancang (L) = 14 m = 1400 cm

Modulus elastisitas tiang (Ep) = 4700 . √fc

= 4700 . √60

= 36406,04 Mpa

= 364060,4 kg/cm2

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


a) Perhitungan kapasitas daya dukung ultimate tiang pancang

Kapasitas daya dukung ultimate (Pu) :

ηxE
P =
ηxE xL
S + 2 x A x Ep

0,85 x 1259700
= ,
0,85 x 1259700 x 1400
1,15 + 2 x 1962,5 x 364060,4

= 492469,2944 kg

= 492,469 ton

b) Perhitungan kapasitas daya dukung ijin tiang pancang

Pa =

492,469
=
,

= 196,988 ton

Berdasarkan Persamaan (2.21), diperoleh kapasitas daya dukung ultimate menurut

Danish Formula yaitu sebesar 492,469 ton. Perhitungan kapasitas berdasarkan kalendering

lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada as E-4 pile no.2 yang dapat dilihat

pada lampiran.

4.2.1.2.2 Perhitungan kalendering dengan Metode ENR

Perhitungan kalendering (Persamaan 2.20) pada titik E-4 (pile 2) :

Data :

Diameter tiang (D) = 50 cm

Berat tiang (Wp) = 4,060 ton

Tinggi jatuh (h) = 203 cm

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Panjang tiang = 14 m

S = 1,15 cm / blow

Qu = x

Keterangan :

E = Efisiensi hammer

C = 0,25 cm untuk unit S dan h dalam cm

Wp = Berat tiang

WR = Berat hammer

n = Koefisien restitusi antara ram dan pile cap (diperoleh dari tabel 2.5)

h = tinggi jatuh

SF yang direkomendasikan = 6

Qu = x

, , , , 4,060
= x
, , , 4,060

= 333,884 ton

Berdasarkan Persamaan (2.20), diperoleh kapasitas daya dukung ultimate menurut

metode Modified New ENR yaitu sebesar 333,884 ton. Perhitungan kapasitas berdasarkan

kalendering lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada as E-4 pile no.2 yang

dapat dilihat pada lampiran.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.2.3 Perhitungan kalendering dengan Metode WIKA

Perhitungan kalendering (Persamaan 2.22) pada titik E-4 (pile 2) :

Data :

Diameter tiang (D) = 50 cm

Berat hammer (W) = 4,5 ton

Tinggi jatuh (H) = 203 cm

Penetrasi pukulan (S) = 1,15 cm

Rebound (K) = 1,7 cm

Koefisien restitusi (e) = 0,25

Berat tiang (P) = 4,060 ton

SF yang direkomendasikan adalah 3 – 4

Ru = x

, , , 4,060
= x
, , , 4,060

= 355,784 ton

Berdasarkan Persamaan (2.22), diperoleh kapasitas daya dukung ultimate menurut

metode WIKA yaitu sebesar 355,784 ton. Perhitungan kapasitas berdasarkan kalendering

lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada as E-4 pile no.2 yang dapat dilihat

pada lampiran.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.3 Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dengan efisiensi tiang

kelompok

 Metode Converse-Labarre

Dari Persamaan (2.12) , efisiensi kelompok tiang (Eg) :

( − ) +( − )
= −

Diketahui :

Diameter tiang pancang (d) = 50 cm

Jarak pusat antar tiang (s) = 150 cm

m (berdasarkan gambar ) =3

n (berdasarkan gambar ) =1

Penyelesaian :

Gambar 4.1 Kelompok tiang pada pile cap

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


d 50 cm
θ = arc tan = arc tan = 18,435°
s 150 cm

(1 − 1)3 + (3 − 1)1
Eg = 1 − 18,435
90 . 3 .1

Eg = 0,864

Dari Persamaan (2.12), kapasitas kelompok ultimit tiang (Qg) adalah :

1. Data SPT (BH-1)

Qg = Eg x n x Qu

= 0,864 x 3 x 270,298

= 700,612 ton

2. Data kalendering Metode Danish Formula

Qg = Eg x n x Qu

= 0,864 x 3 x 492,469

= 1276,480 ton

3. Data kalendering Metode ENR

Qg = Eg x n x Qu

= 0,864 x 3 x 333,884

= 865,427 ton

4. Data kalendering Metode WIKA

Qg = Eg x n x Qu

= 0,864 x 3 x 355,784

= 922,192 ton

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


 Metode Los Angeles Group

Dari Persamaan (2.13) , efisiensi kelompok tiang (Eg) :

= − ( − )+ ( − )+ √ ( − )( − )
. .

Diketahui :

Diameter tiang pancang (d) = 50 cm

Jarak pusat antar tiang (s) = 150 cm

m (berdasarkan gambar ) =3

n (berdasarkan gambar ) =1

d 50 cm
θ = arc tan = arc tan = 18,435°
s 150 cm

50
Eg = 1 − 3(1 − 1) + (3 − 1) + √2 (3 − 1)(1 − 1)
150. 3.1

Eg = 0,778

Dari Persamaan (2.13), kapasitas kelompok ultimit tiang (Qg) adalah :

1. Data SPT (BH-1)

Qg = Eg x n x Qu

= 0,778x 3 x 270,298

= 630,876 ton

2. Data kalendering Metode Danish Formula

Qg = Eg x n x Qu

= 0,778 x 3 x 492,469

= 1149,423 ton

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3. Data kalendering Metode ENR

Qg = Eg x n x Qu

= 0,778 x 3 x 333,884

= 779,285 ton

4. Data kalendering Metode WIKA

Qg = Eg x n x Qu

= 0,778 x 3 x 355,784

= 830,400 ton

4.2.1.4 Daya dukung berdasarkan Tes PDA (Pile Driving Analysis)

Berdasarkan hasil pengujian Tes PDA , tiang pancang dengan diameter 50 cm

memiliki daya dukung ultimate sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Tes PDA

No. Penampang Qultimate


(ton)
N’3 Ø 50 cm 170,05

B’3 Ø 50 cm 116,1

L’13 Ø 50 cm 234,4

Titik B’3 adalah titik yang mendekati titik pada pengujian SPT (BH1). Nilai daya

dukung ultimate tiang pancang adalah 116,1 ton.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Menghitung distribusi beban pada tiang pancang

Data :

V = 296,34 ton

Mx = 33,76 tm

My = 10,40 tm

x1 =0m

x2 = 0,75 m

x3 = 0,75 m

y1 = 0,866 m

y2 = 0,433 m

y3 = 0,433 m

Ʃx² = ( 2 x 0,75² ) = 1,125

Ʃy² = (2 x 0,433²) + 0,866² = 1,124

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Dari Persamaan (2.16) , beban maksimum yang diterima untuk tiang :

. .
P1 = ± ∑
± ∑

, , . , , .( , )
= + +
, ,

= 118,712 ton

Tabel 4.4 Perhitungan beban tiang maksimum

No.tiang Koordinat x2 y2 V/n . . P


∑ ∑
x y
1 0 0,866 0 0,750 98,78 0 26,011 72,769
2 0,75 0,433 0,563 0,187 98,78 6,927 13,005 118,712
3 0,75 0,433 0,563 0,187 98,78 6,927 13,005 104,858
1,125 1,124 296,339

Berdasarkan distribusi beban pada tiang pancang , besar beban pada tiang 2 sebesar

118,712 ton.

4.2.3 Menghitung penurunan tiang kelompok

Perhitungan penurunan tiang kelompok (Meyerhoff,1976) menggunakan rumus

empiris Persamaan (2.23) untuk penurunan elastis tiang :

Sg =

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Data :

q =

= 5,154 kg/cm2

I = 1− ≥ 0,5
Bg

= 1 − 8 x 230 cm ≥ 0,5

= 0,228 ≥ 0,5

= diambil 0,5

Sg =

, √ ( , )
=
,

= 2,141 cm

= 21,41 mm < 25 mm

Berdasarkan persamaan (2.23), diperoleh penurunan elastis kelompok tiang

menurut metode Meyerhoff (1976) yaitu sebesar 21,41 mm.Penurunan kelompok tiang lebih

kecil dari penurunan ijin sebesar 25 mm.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4.2.4 Menghitung daya dukung horisontal tiang pancang dengan Metode Broms

Untuk mengetahui tanah runtuh atau tidak akibat adanya beban horisontal yang

terjadi pada tiang, maka perlu dihitung daya dukung horisontal. Untuk menghitung daya

dukung horisontal, terlebih dahulu hitung faktor kekakuan tiang untuk tanah non-kohesif

dengan Persamaan (2.25).

1) Cek perilaku tiang dengan menghitung faktor kekakuan tiang

T =

Data :

Diameter tiang = 50 cm

E = 364060,4 kg/cm2

I = (1/64) . π . D4

= (1/64) . π . (50)4

= 306640,625 cm4

Nh = 7275 kN/m3 (diperoleh dari Tabel 2.8)

T =

.
=
/

= 1,73 m

Tiang pancang tersebut dikategorikan tiang panjang L ≥ 4T (14 m ≥ 6,92 m).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


2) Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang

Digunakan Persamaan (2.28) :

Hu =
, . .

Data:

Mu = 10,50 tm (nilai momen untuk tiang diameter 50 cm diperoleh dari brosur WIKA

Beton)

ᵧ = 16,421 kN/m3

B = 50 cm (diameter tiang)


Kp = tan 45 +

,
= tan 45 +

= 3,131

Perhitungan:

Hu =
, . .

2 (105 kN.m)
= Hu
0 +0,54 kN
( 16,421 . 0,5 . 3,131
m3

Hu 3/2 = 1971,747 kN

Hu = 157,242 kN

Hu = 15,724 ton

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Maka :

H =

157,242
=
,

= 62,897 kN

3) Pengecekan dengan grafik hubungan Mu/B4ᵧKp dan Hu/B3ᵧKp pada Gambar 2.33 :

105 .
=
. . (0,5 ) . (16,421 ). 3,131

= 32,676
. .

Gambar 2.33 Tahanan lateral ultimit dalam tanah granuler

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Untuk nilai = 32,676 dengan e/B = 0 , maka dari Gambar 2.33 , diperoleh nilai
. .

= 23,4
. .

Hu = 23,4 x Kp x B3 x ᵧ

= 23,4 x 3,131 x (0,5)3 x 16,421

= 150,386 kN

Maka :

H =

,
=
,

= 60,154 kN ( nilai mendekati )

Berdasarkan perhitungan dengan Metode Broms diperoleh daya dukung horisontal

sebesar 15,724 ton.

4.3 Diskusi

Analisa daya dukung pondasi tiang pancang pada Proyek GBI Bethel Medan ini,

yaitu untuk mengetahui kapasitas daya dukung tiang pancang kelompok terhadap beban

yang dipikulnya. Dari hasil perhitungan dapat dilihat perbandingan daya dukung

berdasarkan data SPT, data kalendering, dan tes PDA pada saat pemancangan. Perbedaan

daya dukung tersebut bisa disebabkan karena jenis dan kedalaman tanah yang berbeda

bahkan pada jarak terdekat sekalipun dan juga karena pelaksanaan pengujian yang

bergantung pada ketelitian operator yang melaksanakannya.

Apabila daya dukung ultimate satu tiang sudah diketahui, maka daya dukung

kelompok tiang dapat ditentukan dengan menggandakannya terhadap efisiensi kelompok

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


tiang pancang. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah Metode Converse - Labarre

dan Metode Los Angeles Group. Berikut adalah hasil yang di diperoleh :

A. Perhitungan daya dukung ultimate berdasarkan data SPT

Perhitungan daya dukung tiang tunggal dengan Metode Meyerhoff:

1. Titik BH-1 pada kedalaman 11 m dengan nilai N=60 pukulan,

Qult = 256,465 ton

2. Titik BH-1, pada kedalaman 11 m dengan nilai N=60 pukulan

Qult = 324,925 ton

B. Perhitungan daya dukung ultimate tiang tunggal berdasarkan data kalendering

1. Metode Modified New ENR

Titik E-4 pile no.2 pada kedalaman 14 m diperoleh Qult= 333,884 ton

2. Metode Danish Formula

Titik E-4 pile no.2 pada kedalaman 14 m diperoleh Qult= 492,469 ton

3. Metode WIKA

Titik E-4 pile no.2 pada kedalaman 14 m diperoleh Qult= 355,784 ton

C. Perhitungan daya dukung ultimate berdasarkan data tes PDA (Pile Driving Analizer).

1. Titik N-3 dengan panjang tiang tertanam 10,7 m , Qult=170,5 ton

2. Titik B-3 dengan panjang tiang tertanam 13,8 m , Qult=116,1 ton

3. Titik L-13 dengan pa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


D. Perhitungan daya dukung ultimate tiang kelompok berdasarkan efisiensi

1. Metode Converse-Labbare

- Dari data SPT Qg = 700,612 ton

- Dari data kalendering ENR Qg = 865,427 ton

- Dari data kalendering Danish Formula Qg = 1276,480 ton

- Dari data kalendering WIKA Qg = 922,192 ton

2. Metode Los Angeles Group

- Dari data SPT Qg = 630,876 ton

- Dari data kalendering ENR Qg = 779,285 ton

- Dari data kalendering Danish Formula Qg = 1149,423 ton

- Dari data kalendering WIKA Qg = 830,400 ton

E. Perhitungan daya dukung horizontal tiang tunggal :

Berdasarkan Metode Broms diperoleh Hu = 15,724 ton

F. Penurunan elastis tiang kelompok

Berdasarkan Metode Meyerhoff diperoleh Sg = 21,41 mm

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan pada Pembangunan GBI Bethel Medan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pancang tunggal dari data SPT (BH-1) ,

kalendering (E-4), dan tes PDA (B-3) pada kedalaman 14 m sebagai berikut :

A. Berdasarkan data SPT, Qu= 270,298 ton

B. Berdasarkan data kalendering (Metode ENR) = 333,884 ton

C. Berdasarkan tes PDA (B-3) = 116,1 ton

2. Hasil perhitungan daya dukung ultimate tiang kelompok berdasarkan efisiensi

A. Metode Converse – Labbare (Eg=0,864)

 Berdasarkan data SPT , Qg= 700,612 ton

 Berdasarkan data kalendering (Metode ENR), Qg= 865,427 ton

B. Metode Los Angeles Group (Eg=0,778)

 Berdasarkan data SPT , Qg= 630,876 ton

 Berdasarkan data kalendering (Metode ENR), Qg= 779,285 ton

3. Hasil perhitungan daya dukung ultimate tiang tunggal berdasarkan SPT

 Titik BH-1 pada kedalaman 11 m dengan nilai N=60 pukulan,

Qult = 256,465 ton

 Titik BH-2, pada kedalaman 11 m dengan nilai N=60 pukulan

Qult = 324,925 ton

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Daya dukung tiang pada titik BH-1 lebih kecil dari daya dukung tiang pada BH-2

berdasarkan uji Standard Penetration Test (SPT) dengan Metode Meyerhoff

diakibatkan kualitas tanah pada titik BH-1 lebih buruk dari titik BH-2.

4. Berdasarkan hasil perhitungan penurunan elastis kelompok tiang dengan metode

Meyerhoff diperoleh penurunan kelompok tiang sebesar 21,41 mm dan penurunan

ijin tiang sebesar 25 mm, penurunan kelompok tiang memenuhi syarat-syarat yang

diijinkan.

5. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung horizontal tiang pancang tunggal

diperoleh daya dukung sebesar 15,724 ton.

6. Daya dukung ultimit tiang tunggal yang diperoleh dari Tes PDA sebesar 116,1 ton.

Hasil ini berbeda dengan nilai SPT dikarenakan stratifikasi tanah yang berbeda.

5.3 Saran

1. Lebih teliti dalam melaksanakan pengujian baik dalam penggunaan peralatan

ataupun pembacaan hasil yang tertera pada alat uji hingga pada pengolahan data.

2. Penyelidikan di lapangan dengan menggunakan uji SPT, kalendering, dan tes PDA

masih kurang akurat sehingga masih diperlukan uji lapangan yang lain seperti uji

pembebanan tiang, sondir, dan uji lainnya.

3. Perlu dilakukan analisis perbandingan kapasitas daya dukung tiang pancang dengan

variasi diameter.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai