METODOLOGI PENELITIAN
Data umum dari Proyek Pembangunan Gereja GBI Bethel Medan - Sumatera Utara adalah
sebagai berikut:
Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini, dilakukan beberapa tahapan yang dianggap
Tahapan pertama adalah melakukan review dan studi kepustakaan terhadap text book dan
jurnal-jurnal terkait dengan pondasi tiang, permasalahan pada pondasi tiang, dengan desain
Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi
Tahapan kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan yang dilakukan
Skema pelaksanaan studi ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut
Dalam perhitungan perencanaan pondasi tiang pancang ini penulis melakukan langkah –
SPT yang dilaksanakan pada Pembangunan GBI Bethel Medan terdiri dari 2 (dua) titik
SPT dan kalendering ditinjau pada 1 (satu) titik. Adapun petunjuk gambar lokasi titik SPT ,
kalendering adalah:
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan diaplikasikan metode perhitungan daya dukung pondasi tiang
pancang. Perhitungan daya dukung dari metode yang dilakukan dengan memakai data hasil
2. Data kalendering
3. Data laboratorium
4.2.1.1 Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data SPT
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang dari data SPT memakai Metode
1. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif (Persamaan 2.7) :
Qp = 9xC xA
= 9 x 17,533 x 0,196
= 30,929 KN
Cu = N-SPT x 2/3 x 10
= 2,63 x 2/3 x 10
= 17,533 KN/m2
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif (Persamaan 2.9) :
Qs = α x C x p x Li
= 1 x 17,533 x 1,571 x 1
= 27,545 KN
2. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah non-kohesif (Persamaan 2.5) :
= 119,795 KN ≤ 598,98 KN
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah non-kohesif (Persamaan 2.6) :
Qs = 2 x N-SPT x p x Li
= 2 x 7,64 x 1,571 x 1
= 24,005 KN
(Lanjutan)
End
Skin Friction (KN) Bearing Qult Qult Qall
Local Cumm (KN) (KN) (Ton)
5,237 5,240 5,880 11,120 1,112 0,445
15,710 20,950 17,640 38,590 3,859 1,544
27,545 48,495 30,929 79,424 7,942 3,177
38,018 86,513 42,689 129,202 12,920 5,168
49,230 135,743 65,033 200,776 20,078 8,031
24,005 159,748 119,795 279,543 27,954 11,182
38,395 198,143 383,289 581,432 58,143 23,257
57,342 255,485 858,480 1113,965 111,396 44,559
66,422 321,906 1325,831 1647,738 164,774 65,910
71,481 393,387 1783,600 2176,987 217,699 87,079
76,099 469,486 1899,022 2368,508 236,851 94,740
80,718 550,204 2014,444 2564,649 256,465 102,586
77,513 627,717 1933,867 2561,584 256,158 102,463
70,695 698,412 1764,000 2462,412 246,241 98,496
77,230 775,643 1927,333 2702,976 270,298 108,119
90,867 866,509 2267,067 3133,576 313,358 125,343
101,738 968,247 2538,200 3506,447 350,645 140,258
114,683 1082,930 2861,600 3944,530 394,453 157,781
(Persamaan 2.7) :
Qp = 9xC xA
= 9 x 11,600 x 0,196
= 20,462 KN
Cu = N-SPT x 2/3 x 10
= 1,74 x 2/3 x 10
= 11,600 KN/m2
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif (Persamaan 2.9) :
Qs = α x C x p x Li
= 1 x 11,600 x 1,571 x 1
= 18,224 KN
2. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah non-kohesif (Persamaan 2.5) :
= 63,818 KN ≤ 319,088 KN
Qs = 2 x N-SPT x p x Li
= 2 x 4,07 x 1,571 x 1
= 12,788 KN
Tabel 4.2 Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT (BH-2)
Depth Lapisan Soil N N1 N2 Ncorr Cu α
(m) tanah Layer
0 Lempung berpasir 1 0 0,00 1,22 0,61 4,067 1
1 Lempung berpasir 1 2 1,00 2,47 1,74 11,600 1
2 Lempung berpasir 1 6 2,67 3,61 3,14 20,933 1
3 Pasir berlempung 2 7 3,75 4,38 4,07
4 Pasir berlempung 2 7 4,40 5,36 4,88
5 Pasir berbatu 3 8 5,00 6,67 5,83
6 Pasir berlanau 4 10 6,67 8,78 7,72
7 Pasir berlanau 4 12 8,33 12,50 10,42
8 Pasir berlanau 5 24 11,33 18,61 14,97
9 Batu kerikil 6 46 17,83 26,61 22,22
10 Batu kerikil 6 60 26,67 31,00 28,83
11 Batu kerikil 6 60 35,33 35,33 35,33
(lanjutan)
dengan Danish Formula, Metode ENR, dan Metode Wika dilakukan pada titik E-4 yaitu
pile 2.
Perhitungan kalendering (Persamaan 2.21) pada titik E-4 (pile 2) sebagai berikut :
Data :
Diameter tiang = 50 cm
= ¼ x π x 502
= 1962,5 cm2
Banyaknya penetrasi pukulan diambil dari data kalendering pemancangan di lapangan pada
= 4700 . √60
= 36406,04 Mpa
= 364060,4 kg/cm2
ηxE
P =
ηxE xL
S + 2 x A x Ep
0,85 x 1259700
= ,
0,85 x 1259700 x 1400
1,15 + 2 x 1962,5 x 364060,4
= 492469,2944 kg
= 492,469 ton
Pa =
492,469
=
,
= 196,988 ton
Danish Formula yaitu sebesar 492,469 ton. Perhitungan kapasitas berdasarkan kalendering
lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada as E-4 pile no.2 yang dapat dilihat
pada lampiran.
Data :
S = 1,15 cm / blow
Qu = x
Keterangan :
E = Efisiensi hammer
Wp = Berat tiang
WR = Berat hammer
n = Koefisien restitusi antara ram dan pile cap (diperoleh dari tabel 2.5)
h = tinggi jatuh
SF yang direkomendasikan = 6
Qu = x
, , , , 4,060
= x
, , , 4,060
= 333,884 ton
metode Modified New ENR yaitu sebesar 333,884 ton. Perhitungan kapasitas berdasarkan
kalendering lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada as E-4 pile no.2 yang
Data :
Ru = x
, , , 4,060
= x
, , , 4,060
= 355,784 ton
metode WIKA yaitu sebesar 355,784 ton. Perhitungan kapasitas berdasarkan kalendering
lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada as E-4 pile no.2 yang dapat dilihat
pada lampiran.
kelompok
Metode Converse-Labarre
( − ) +( − )
= −
Diketahui :
m (berdasarkan gambar ) =3
n (berdasarkan gambar ) =1
Penyelesaian :
(1 − 1)3 + (3 − 1)1
Eg = 1 − 18,435
90 . 3 .1
Eg = 0,864
Qg = Eg x n x Qu
= 0,864 x 3 x 270,298
= 700,612 ton
Qg = Eg x n x Qu
= 0,864 x 3 x 492,469
= 1276,480 ton
Qg = Eg x n x Qu
= 0,864 x 3 x 333,884
= 865,427 ton
Qg = Eg x n x Qu
= 0,864 x 3 x 355,784
= 922,192 ton
= − ( − )+ ( − )+ √ ( − )( − )
. .
Diketahui :
m (berdasarkan gambar ) =3
n (berdasarkan gambar ) =1
d 50 cm
θ = arc tan = arc tan = 18,435°
s 150 cm
50
Eg = 1 − 3(1 − 1) + (3 − 1) + √2 (3 − 1)(1 − 1)
150. 3.1
Eg = 0,778
Qg = Eg x n x Qu
= 0,778x 3 x 270,298
= 630,876 ton
Qg = Eg x n x Qu
= 0,778 x 3 x 492,469
= 1149,423 ton
Qg = Eg x n x Qu
= 0,778 x 3 x 333,884
= 779,285 ton
Qg = Eg x n x Qu
= 0,778 x 3 x 355,784
= 830,400 ton
B’3 Ø 50 cm 116,1
L’13 Ø 50 cm 234,4
Titik B’3 adalah titik yang mendekati titik pada pengujian SPT (BH1). Nilai daya
Data :
V = 296,34 ton
Mx = 33,76 tm
My = 10,40 tm
x1 =0m
x2 = 0,75 m
x3 = 0,75 m
y1 = 0,866 m
y2 = 0,433 m
y3 = 0,433 m
. .
P1 = ± ∑
± ∑
, , . , , .( , )
= + +
, ,
= 118,712 ton
Berdasarkan distribusi beban pada tiang pancang , besar beban pada tiang 2 sebesar
118,712 ton.
Sg =
q =
= 5,154 kg/cm2
I = 1− ≥ 0,5
Bg
= 1 − 8 x 230 cm ≥ 0,5
= 0,228 ≥ 0,5
= diambil 0,5
Sg =
, √ ( , )
=
,
= 2,141 cm
= 21,41 mm < 25 mm
menurut metode Meyerhoff (1976) yaitu sebesar 21,41 mm.Penurunan kelompok tiang lebih
Untuk mengetahui tanah runtuh atau tidak akibat adanya beban horisontal yang
terjadi pada tiang, maka perlu dihitung daya dukung horisontal. Untuk menghitung daya
dukung horisontal, terlebih dahulu hitung faktor kekakuan tiang untuk tanah non-kohesif
T =
Data :
Diameter tiang = 50 cm
E = 364060,4 kg/cm2
I = (1/64) . π . D4
= (1/64) . π . (50)4
= 306640,625 cm4
T =
.
=
/
= 1,73 m
Hu =
, . .
Data:
Mu = 10,50 tm (nilai momen untuk tiang diameter 50 cm diperoleh dari brosur WIKA
Beton)
ᵧ = 16,421 kN/m3
B = 50 cm (diameter tiang)
∅
Kp = tan 45 +
,
= tan 45 +
= 3,131
Perhitungan:
Hu =
, . .
2 (105 kN.m)
= Hu
0 +0,54 kN
( 16,421 . 0,5 . 3,131
m3
Hu 3/2 = 1971,747 kN
Hu = 157,242 kN
Hu = 15,724 ton
H =
157,242
=
,
= 62,897 kN
3) Pengecekan dengan grafik hubungan Mu/B4ᵧKp dan Hu/B3ᵧKp pada Gambar 2.33 :
105 .
=
. . (0,5 ) . (16,421 ). 3,131
= 32,676
. .
= 23,4
. .
Hu = 23,4 x Kp x B3 x ᵧ
= 150,386 kN
Maka :
H =
,
=
,
4.3 Diskusi
Analisa daya dukung pondasi tiang pancang pada Proyek GBI Bethel Medan ini,
yaitu untuk mengetahui kapasitas daya dukung tiang pancang kelompok terhadap beban
yang dipikulnya. Dari hasil perhitungan dapat dilihat perbandingan daya dukung
berdasarkan data SPT, data kalendering, dan tes PDA pada saat pemancangan. Perbedaan
daya dukung tersebut bisa disebabkan karena jenis dan kedalaman tanah yang berbeda
bahkan pada jarak terdekat sekalipun dan juga karena pelaksanaan pengujian yang
Apabila daya dukung ultimate satu tiang sudah diketahui, maka daya dukung
dan Metode Los Angeles Group. Berikut adalah hasil yang di diperoleh :
Titik E-4 pile no.2 pada kedalaman 14 m diperoleh Qult= 333,884 ton
Titik E-4 pile no.2 pada kedalaman 14 m diperoleh Qult= 492,469 ton
3. Metode WIKA
Titik E-4 pile no.2 pada kedalaman 14 m diperoleh Qult= 355,784 ton
C. Perhitungan daya dukung ultimate berdasarkan data tes PDA (Pile Driving Analizer).
1. Metode Converse-Labbare
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Pembangunan GBI Bethel Medan, maka dapat
1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pancang tunggal dari data SPT (BH-1) ,
kalendering (E-4), dan tes PDA (B-3) pada kedalaman 14 m sebagai berikut :
diakibatkan kualitas tanah pada titik BH-1 lebih buruk dari titik BH-2.
ijin tiang sebesar 25 mm, penurunan kelompok tiang memenuhi syarat-syarat yang
diijinkan.
6. Daya dukung ultimit tiang tunggal yang diperoleh dari Tes PDA sebesar 116,1 ton.
Hasil ini berbeda dengan nilai SPT dikarenakan stratifikasi tanah yang berbeda.
5.3 Saran
ataupun pembacaan hasil yang tertera pada alat uji hingga pada pengolahan data.
2. Penyelidikan di lapangan dengan menggunakan uji SPT, kalendering, dan tes PDA
masih kurang akurat sehingga masih diperlukan uji lapangan yang lain seperti uji
3. Perlu dilakukan analisis perbandingan kapasitas daya dukung tiang pancang dengan
variasi diameter.