Klasifikasi pondasi
Berdasarkan bahan yang dipakai pondasi dapat digolongkan menjadi:
1) Pondasi batu bata
Pondasi batu bata adalah pondasi yang terbuat dari material batu bata sebagai bahan
utamanya. Seluruh batu bata ini disusun sedemikian rupa untuk membentuk suatu pondasi
yang mampu menahan beban bangunan di atasnya kemudian meneruskannya ke dalam tanah.
Karena memiliki daya dukung yang tidak terlalu tinggi, pondasi batu bata biasanya
diterapkan pada konstruksi yang sederhana.
Selain biayanya yang cukup murah, banyak orang memilih pondasi batu bata lantaran
proses pengerjaannya yang sederhana sehingga menghabiskan waktu relatif singkat. Kendati
demikian, pondasi ini tetap mampu memberikan jaminan keamanan bangunan dan kedudukan
strukturnya.
Kelebihan:
Kebutuhan anggaran biaya pembuatan rendah
Pondasi batu bata umumnya dipakai untuk mendukung bangunan yang mempunyai
konstruksi sederhana dan berada di lahan yang stabil. Ukuran kedalaman galian tanah yang
sering diterapkan berkisar antara 50-80 cm. Material utama pembuatannya terdiri atas batu
bata, semen, dan pasir. Mengingat bahan bakunya yang tidak terlalu kompleks, biaya untuk
membangun pondasi batu bata lebih rendah jika dibandingkan pondasi-pondasi yang lainnya
Waktu pengerjaan relatif cepat
Pada prinsipnya, konstruksi pondasi batu bata ini mirip seperti pondasi batu kali.
Cuma yang membedakan hanyalah material utama yang membentuknya. Selain itu, pasangan
batu bata yang digunakan untuk membentuk pondasi ini juga lebih cepat mengering karena
pori-porinya yang berukuran lebih besar. Dengan demikian, pondasi ini cocok diaplikasikan
pada rencana pembangunan yang membutuhkan efisiensi waktu yang tinggi.
Memiliki model konstruksi sederhana
Kelebihan lain yang dimiliki oleh pondasi batu bata adalah konstruksinya yang
sederhana. Pengerjaan pondasi ini dilakukan langsung di tempat pembuatannya. Dimulai dari
penggalian tanah, pembuatan adukan perekat, sampai dengan penyusunan batu bata. Sebab
kesederhanaan konstruksinya itu pula pembuatan pondasi batu bata sama sekali tidak
memerlukan bantuan alat berat.
Kekurangan:
Daya dukung yang dimiliki tidak terlalu kuat meski layak digunakan untuk menahan
bangunan sederhana
Tidak cocok diterapkan untuk mendukung bangunan-bangunan yang bertingkat
Dibutuhkan galian tanah yang cukup banyak di sepanjang tempat pendirian struktur
dinding bangunan
Hanya dapat diaplikasikan apabila kondisi tanah di area pembangunannya cukup stabil
Tingkat ketahanannya tidak terlalu bagus terutama jika sering terendam air
Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B) kurang
dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2)
relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga digunakan bila
bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini
juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di atas tanah yang keras.
Pada umumnya pondasi dangkal berupa pondasi telapak yaitu pondasi yang
mendukung bangunan secara langsung pada tanah pondasi, bilamana terdapat lapisan tanah
yang cukup tebal dan berkualitas baik yang mampu mendukung suatu bangunan pada
permukaan tanah.
Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :
- Pondasi Setempat/ ( Single Footing )
Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah :
1. Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter
2. Pondasi dibuat hanya di bawah kolom
3. Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak
digunakan untuk mendukung beban.
Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:
1. Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
2. Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras,
kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.
3. Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di
bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di
bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat
keluar permukaan tanah sampai
ketinggian ± 1 meter.
- Pondasi Sarang Laba-laba ( pada makalah ini akan dibahas lebih dalam)
Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pondasi konvensional yang
lain diantaranya yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan
bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya, mampu
memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi
dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi, berpotensi digunakan
sebagai pondasi untuk tanah lunak dengan mempertimbangkan penurunan yang mungkin
terjadi dan tanah dengan sifat kembang susut yang tinggi, menggunakan lebih sedikit alat-alat
berat dan bersifat padat karya, waktu pelaksanaan yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan
secara industri (pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton
bertulang dan yang paling penting adalah ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya
menggunakan sedikit menggunakan kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta
tidak menimbulkan kebisingan disekitarnya.
Gambar pondasi setempat
2. Pondasi dalam
Menurut Dr.Ir.L.D.Wesley dalam bukunya Mekanika Tanah 1, pondasi dalam
seringkali diidentikkan sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur pondasi yang mampu
menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan menyerap lenturan. Untuk keperluan
perencanaan, tiang dapat dibagi menjadi dua golongan :
a. Tiang yang tertahan pada ujung (end bearing pile atau point bearing pile).
b. Tiang yang tertahan oleh pelekatan antara tiang dengan tanah (frictionpile)
Pondasi dalam sering dibuat dalam bentuk tiang pancang maupun kaison (D/B ≥ 4).
-Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan diantara pondasi dangkal dan
pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan
tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80
– 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini
dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau
mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras
yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan
tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga
dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat
dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan
perencanaannya.
-Pondasi Bore Pile
Pondasi Bore Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam tanah
dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan
dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat bore pile mini crane. Setelah mencapai
kedalaman yang dibutuhkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat
dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu
dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini
tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah
dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.
Persyaratan yang harus dipenuhi(SNI):
SNI 03 -1726-1989(Tata Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung) yang
meliputi; Ketentuan Umum, perencanaan umum struktur gedung, perencanaan struktur gedung tak
beraturan, kinerja struktur gedung, pengaruh gempa pada struktur bawal, pengaruh gempa pada unsur
sekunder, unsur arsitektur dan instalasi mesin listrik.
Faktor kuat lebih struktur f2dan faktor kuat lebih total f yang terkandung di
dalam struktur gedung
PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA- LABA
Sistem pondasi ini, yang sering disingkat dengan KSLL diciptakan oleh Ir. Ryantori
dan Ir. Sucipto pada tahun 1976 dengan mendapatkan hak paten pondasi No. 7191, di mana
hak patennya dimiliki oleh PT. Dasaguma Indonesia (Asiyanto, 2009). Pondasi ini sendiri
mulai diterapkan di proyekproyek pada tahun 1978. Dan pengembangnya diperbaharui tahun
2004 dengan nomor paten lisensi dan sekaligus pelaksana khusus KSLL dipegang oleh PT .
Katama Suryabumi (Arsip IPTEK, 2011).
Sampai saat ini telah digunakan lebih 960 bangunan. Pondasi ini merupakan pondasi
dangkal konvensional, yaitu merupakan kombinasi antara sistem pondasi pelat beton pipih
menerus dengan sistem perbaikan tanah. Kespesifikan sistem ini adalah memanfaatkan tanah
sebagai bagian dari struktur pondasi.
Pondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) merupakan kombinasi konstruksi
bangunan bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi plat beton pipih menerus
yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah
di antara rib-rib. Kombinasi ini menghasilkan kerja sama timbal balik yangsaling
menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang memiliki kekakuan(rigidity) jauh
lebih tinggi dibandingkan sistem pondasi dangkal lainnya.
Dinamakan sarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu
berbentuk saranglaba-laba. Juga bentuk jaringannya yang tarik-menarik bersifat monolit yaitu
berada dalam satu kesatuan. Ini disebabkan plat konstruksi didesain untuk multi fungsi, untuk
septictank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan dinding. Rib (tulang iga)
KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada kolom. Pasir
pengisi dan tanah dipadatkan berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi terhadap lipatan
puntir.
Kelebihan
Pada dasarnya pondasi KSLL bertujuan untuk memperkaku sistem pondasi itu sendiri
dengan cara berinteraksi dengan tanah pendukungnya. Seperti diketahui bahwa jika pondasi
semakin fleksibel, maka distribusi tegangan / stress tanah yang timbul akan semakin tidak
merata, terjadi konsentrasi tegangan pada daerah beban terpusat. Dan sebaliknya, jika pondasi
semakin kaku / rigid, maka distribusi tegangan/stress tanah akan semakin merata. Hal ini
mempengaruhi kekuatan pondasi dalam hal penurunan yang dialami pondasi. Dengan
pondasi KSLL, karena mempunyai tingkat kekakuan yang lebih tinggi, maka penurunan yang
terjadi akan merata karena masing-masing kolom dijepit dengan rib-rib beton yang saling
mengunci.
Menurut Lokakarya yang diadakan di Bandung pada pertengahan tahun 2004 oleh
Puslitbang Depkimpraswil yang dihadiri oleh para pakar gempa dan tanah, disimpulkan
kelebihan-kelebihan pondasi KSLL adalah sebagai berikut :
KSLL memiliki kekakuan yang lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang
hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (raft foundation).
KSLL memiliki kemampuan memperkecil differential settlement dan mengurangi
irregular differential settlement apabila dibandingkan dengan pondasi rakit.
KSLL mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi karena proses
pemadatannya akan meniadakan pengaruh lipat atau lateral buckling pada rib.
KSLL berpotensi untuk digunakan sebagai pondasi untuk bangunan bertingkat (2
lantai) yang dibangun di atas tanah lunak dengan mempertimbangkan total settlement
yang mungkin terjadi.
Pelaksanaanya tidak menggunakan alat-alat berat dan tidak mengganggu lingkungan
sehingga cocok diterapkan baik di lokasi padat penduduk maupun di daerah terpencil.
KSLL mampu menghemat penggunaan baja tulangan maupun beton.
Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif lebih cepat dan dapat dilaksanakan secara
padat karya.
KSLL lebih ekonomis dibandingkan pondasi konvensional rakit atau tiang pancang,
lebihlebih dengan pondasi dalam, sehingga cocok digunakan oleh negara-negara
sedang berkembang sebab murah, padat karya dan sederhana.
KSLL telah dan dapat digunakan pada daerah Rawan Gempa, kondisi tanah lunak dan
tanah Ekspansif/ Kembang susut untuk :
Bangunan Gedung 2 hingga 8 lantai
Fasilitas Bandara ( Apron, Taxiway, Runway, Hanggar dan Passanger Terminal)
Fasilitas Pelabuhan Laut (Container Yard Dan Pergudangan)
Jalan Raya dan Jalan Tol
Bangunan Pabrik ( Power Plant, Pabrik Kelapa Sawit dll )
Depo Batubara, Depo Minyak dll
Kekurangan
KSLL kurang tepat untuk bangunan pipih, bangunan diatas 8 lantai, bangunan
dengan jarak antara kolom >12 meter pada kondisi tanah lunak/ gambut.
Untuk bangunan rumah tinggal dibawah 3 lantai menjadi tidak ekonomis sehingga
konstruksi laba-laba lebih cocok diterapkan untuk bangunan komersial
Belum terlalu banyak pihak yang yakin menggunakan teknologi KSSL, lantaran lebih
percaya teknologi buatan asing.
Tidak cocok untuk bangunan pencakar langit
Pada dasarnya pondasi KSLL bertujuan untuk memperkaku sistem pondasi itu sendiri
dengan cara berinteraksi dengan tanah pendukungnya. Seperti diketahui bahwa jika pondasi
semakin fleksibel, maka distribusi tegangan / stress tanah yang timbul akan semakin tidak
merata, terjadi konsentrasi tegangan pada daerah beban terpusat. Dansebaliknya, jika pondasi
semakin kaku / rigid, maka distribusi tegangan / stress tanah akansemakin merata. Hal ini
mempengaruhi kekuatan pondasi dalam hal penurunan yangdialami pondasi. Dengan pondasi
KSLL, karena mempunyai tingkat kekakuan yang lebih tinggi,maka penurunan yang terjadi
akan merata karena masing-masing kolom dijepit dengan rib-rib beton yang saling mengunci.
Keterangan : t = tebal plat, b = tebal rib, hk = tinggi rib, te = tebal ekivalen, tb = tebal volume
penggunaan beton untuk pondasi KSLL, seandainya dinyatakan sebagai pelat menerus tanpa
rib.
Tampak denah dan potongan pada pondasi KSLL
Keterangan: RK = Rib Konstruksi, RS = Rib Settlement, RP= Rip Pembagi dan a =Kolom
Rib konstruksi berfungsi sebagai penyebar beban dari struktur bangunan.
Rib settlement berfungsi sebagai tumpuan utama beban bangunan.
Rib pembagi berfungsi sebagai pembagi/pengikat terhadap rib-rib yang lain.
b) Susunan rib-rib yang membentuk titik-titik pertemuan dan penempatan kolom/titik
beban pada titik pertemuan rib-rib. Dalam perencanaan pondasi KSLL sebagai pondasi
bangunan gedung harus sedemikian rupa sehingga titik pertemuan rib-rib berimpit dengan
titik kerja beban/kolom-kolom tersebut. Susunan rib yang membentuk petak petak segitiga
dengan hubungan yang kaku menjadikan hubungan antar rib menjadi hubungan yang stabil
terhadap pengaruh gerakan / gaya horisontal.
c) Rib-rib settlement yang cukup dalam.
Rib settlement
Penempatan rib yang cukup dalam diatur sedemikian rupa sehingga membagi luasan
konstruksi bangunan bawah dalam petak petak segitiga yang masing-masing luasnya tidak
lebih dari 200 m². Adanya rib-rib settlement memberi keuntungan-keuntungan yaitu
mereduksi total penurunan, mempertinggi kestabilan bangunan terhadap kemungkinan
terjadinya kemiringan, mampu melindungi perbaikan tanah terhadap kemungkinan
bekerjanya pengaruh-pengaruh negarif dari lingkungan sekitar, misalnya kembang susut
tanah dan kemungkinan timbulnya degradasi akibat aliran tanah dan yang terakhir yaitu
menambah kekakuan pondasi dalam tinjauannya secara makro.
d) Kolom mencengkeram pertemuan rib-rib sampai ke dasar rib
Hal ini membuat hubungan konstruksi bagian atas (supper structure) dengan konstruksi
bangunan bawah (sub structure) menjadi lebih kokoh. Sebagai gambaran, misal tinggi rib
kontsruksi 120 cm, maka hubungan antara kolom dengan pondasi KSLL juga akan setinggi
120 cm. Untuk perbandingan, pada pondasi tiang pancang, hubungan antara kolom dengan
pondasi hanya setebal pondasinya (kisarannya antara 50 – 80 cm).
e) Sistem perbaikan tanah setelah pengecoran rib-rib. Pemadatan tanah baru dilakukan
setelah rib-rib selesai dicor dan berumurnya sekitar 3 hari.Pemadatan sendiri dilaksanakan
lapis demi lapis dan dijaga agar perbedaantinggi antara petak yang sedang dipadatkan dengan
petak-petak yang bersebelahan tidak lebih dari 25 cm, sehingga mudah untuk mencapai
kepadatan yang tinggi. Di samping hasil kepadatan yang tinggi pada lapisan tanah di dalam
petak rib-rib, lapisan tanah asli di bawahnya akan ikut terpadatkan walaupun tidak mencapai
kepadatan setinggi tanah yang berada dalam petak rib-rib. Hal itu pun sudah memberikan
hasil yang cukup memuaskan bagi peningkatan kemampuan daya dukung dan bagi ketahanan
kestabilan terhadap penurunan (settlement).
f) Adanya kerjasama timbal balik saling menguntungkan antara konstruksi beton dan
sistem perbaikan tanah.Rib-rib beton, disamping sebagai pengaku pelat dan sloof, juga
sebagai dinding penyekat dari sistem perbaikan tanah, sehingga perbaikan tanah dapat
dipadatkan dengan tingkat kepadatan yang tinggi (mencapai 100% kepadatan maksimum
standar proctor), dan setelahnya rib-rib akan berfungsi sebagai pelindung bagi perbaikan
tanah terhadap pengaruh-pengaruh dari banjir, penguapan dan degradasi. Perbaikan tanah
akan memberi dampak lapisan tanah menjadi seperti lapisan batu karang sehingga dapat
memperkecil dimensi ribnya.
2) Aspek Ekonomis
Berdasarkan aspek teknis seperti dimensi rib yang relatif kecil, penggunaan tanah
sebagai bagian dari konstruksi akan menghemat pemakaian beton dan sebagainya. Aspek
ekonomis juga dapat dilihat pada pondasi KSLL adalah pengerjaan pondasi yang
memerlukan waktu yang singkat karena pelaksanaannya mudah dan padat karya serta
sederhana dan tidak menuntut keahlian yang tinggi. Selain itu pembesian pada rib dan plat,
cukup dengan pembesian minimum, pada umumnya, hanya diperlukan volume beton 0,2 –
0,35 m³ beton/m² luas pondasi, dengan pembesian 90-120 kg/m³ beton. Pondasi KSLL
memanfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai strukt ur bangunan bawah dengan
komposisi sekitar 85% tanah dan 15% beton.
Sistem Pelaksanaan
Karena bentuk dan sistem konstruksi sederhana, dimungkinkan untuk dilaksanakan
dengan peralatan sederhana dan tidak menuntut keahlian yang tinggi.
Pelaksanaan lebih cepat dibandingkan dengan sistem pondasi lainnya.
b) Pekerjaan bongkaran bekisting, setelah beton cukup umur, dan finishing seperlunya.
c) Pekerjaan urugan tanah di atas rib dan dipadatkan selapis demi selapis.
d) Pekerjaan lean concrete di atas permukaan tanah timbunan, untuk lantai kerja pelat
lantai.
e) Pekerjaan pemasangan penulangan untuk lantai dan stek kolom
Gedung – gedung yang menggunakan pondasi KSLL di NAD setelah gempa dan
tsunami 26 desember 2004 :
Mesjid agung Baitulrahmah Kab. Simeulue
Stadion olahraga Kab. Simeulue
Kantor kejati nad di Banda Aceh
Disperindag di Banda Aceh
Labkesda Banda Aceh
Kantor bupati kab. Aceh jaya di Calang
Kantor dprd kab. Aceh jaya
Kantor bawasda Kab. Aceh Jaya
Kantor bappeda Kab. Aceh Jaya
Kantor kimpraswil Kab. Aceh Jaya
Gedung yang aman dan berdiri menggunakan pondasi KSLL setelah gempa Sumatera
Barat 30 september 2009
Gedung kantor wilayah DPU DATI I sumatra barat
Gedung pertokoan Minang Plaza
Gedung studio TVRI sta. Padang
Gedung laboratorium biologi FMIPA IKIP padang
Gedung musik & studio IKIP padang
Gedung hotel Kharisma bukit tinggi
Gedung kantor bupati Solok
Gedung bappeda Solok
Gedung universitas Bung Hatta
Mess pemda sijunjung
Rumah susun sederhana sewa universitas Andalas
Aula DPRD kab. Solok
Gedung laboratorium ilmu ekonomi UNP
Gedung pasca sarjana Universitas Negeri Padang
Ruang kuliah eks. Uppl Universitas Negeri Padang
Gedung laboratorium ilmu pendidikan UNP
Gedung laboratorium terpadu ilmu-ilmu ekonomi tahap III
Gedung labor micro teaching (ex. Uppl) Universitas Negeri Padang
Gedung – gedung yang menggunakan pondasi KSLL di Sumatera Barat setelah gempa
30 September 2009 antara lain :
Gedung labor mikro teaching (gedung b) Universitas Negeri Padang
Lanjutan gedung labor pengembangan ilmu keolahragaan UNP
Lanjutan gedung laboratorium ilmu pendidikan UNP
Gedung laboratorium fakultas teknik Universitas Negeri Padang
BPKP Padang
Microteaching Uiversitas Negeri Padang
Manajemen perhotelan Universitas Negeri Padang
Rumah sakit stroke Bukit Tinggi
Mall Green Padang City
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Persyaratan umum sebuah pondasi antara lain : Pondasi harus mempunyai bentuk,
ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah dasar mampu memikul gaya-gaya
yang bekerja dan Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya
yang bekerja.
2. Klasifikasi pondasi dibagi menjadi tiga macam yaitu pondasi dalam (deep foundation)
dan pondasi dangkal (Shallow Foundation).
3. KSLL memiliki kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi dibandingkan sistem pondasi
dangkal lainnya
4. KSLL lebih ekonomis dibandingkan pondasi konvensional rakit atau tiang
pancang,lebih-lebih dengan pondasi dalam, sehingga cocok digunakan oleh negara-
negara sedang berkembang sebab murah, padat karya dan sederhana.
5. KSLL dapat dijadikan solusi bagi daerah yang sering terjadi gempa hal ini karena
sifatnya yang mampu memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi rata
kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur
pondasi.
DAFTAR PUSTAKA
Intan Kinanthi. 2016. Analisis Kekuatan Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)
Terhadap Beban Gempa pada Gedung Bertingkat Berdasarkan SNI 1726:2012. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor.
Mina, Enden. dkk. 2017. Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Pondasi Konstruksi Sarang
Laba-Laba Pada Gedung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 1 Pusat Pemerintahan
Tangerang Selatan. Jurnal Fondasi. 6(2): 25-26.
Pamungkas, Anugroh dan Erny Horionli. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta.
http://sml.sipil.ft.unand.ac.id/index.php/whats-new/tanding/97-pondasi-batu-bata
https://kupdf.net/download/pondasi-ksllsarang-laba-laba_597e175edc0d60981f2bb181_pdf
https://media.neliti.com/media/publications/243032-perencanaan-alternatif-pondasi-
konstruks-c527ce6e.pdf
http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/pondasi-sistem-konstruksi-sarang-laba-
laba.html
http://imagebali.net/detail-artikel/991-jenis-jenis-pondasi-serta-kelebihan-dan-
kekurangannya.php
https://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi55c10f3e3bc66.html
PONDASI
NAMA KELOMPOK :
1. RIAN RIVALDO (M1C118006)