“PENYAKIT KOLESTEROL”
OLEH
KELOMPOK 15
ARMANSYAH N014172767
AMIRUDDIN N014172768
SURYA SUKMA MALIKI N014172769
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk
Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh
tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena
asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat
seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut
dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas
bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap
Umumnya makanan yang enak dan lezat identik dengan makanan yang
usia paruh baya maupun usia remaja. Selain itu, kolesterol tidak hanya diderita
oleh orang yang berbadan gemuk dan yang mempunyai pola makan besar. Orang
yang kurus dan tidak terlalu banyak makan pun bisa mengidap penyakit kolesterol
tinggi. Pola makan yang tidak baik dan lebih didominasi oleh makanan berlemak
Kolesterol terbagi dua macam, yaitu LDL (Low Density Lipoprotein) dan
HDL (High Density Lipoprotein). LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat
karena dapat melekat di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan
asam empedu.
penggunaan obat baik itu obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh
atau pengobatan sendiri juga merupakan salah satu pengobatan yang banyak
herbal yang kini telah banyak tersedia. Pada dasarnya, bila dilakukan secara
pemeliharaan kesehatan nasional. Biaya sakit dapat ditekan dan dokter sebagai
tenaga profesional kesehatan lebih terfokus pada kondisi kesehatan yang lebih
maka pada makaah ini akan dibahas secara lebih lanjut mengenai swamedikasi
B. Rumusan Masalah
penyakit kolesterol?
penyakit kolesterol?
C. Tujuan
penyakit kolesterol?
2. Mengetahui cara berswamedikasi menggunakan obat-obat sintesis pada
penyakit kolesterol?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Epidemiologi
sedunia (Marie et al. 2014). WHO (2014) juga mengungkapkan bahwa terdapat
Obesitas merupakan suatu kondisi manusia yang memiliki cadangan lemak yang
obesitas jika seseorang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index
(BMI) lebih dari 30 kg/m2. Obesitas diduga terjadi karena adanya perubahanpola
prevalensi dislipidemia atas dasar konsentrasi kolesterol total >200 mg/dL adalah
39, 8%. beberapa provinsi di Indonesia seperti Kepaulauan Riau, Nangroe Aceh,
B. Jenis Dislipidemia
bebas berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen). lipid
tidak larut dalam plasma, sehingga lipid terikat oleh protein sebagai mekanisme
trigliserida serum di atas normal. Kasus dengan kadar tinggi yang disebabkan oleh
lipid disebut sebagai hiperlipidemia primer. Ini terjadi akibat kelainan genetik
yang mengode enzim, apoprotein, atau reseptor yang terlibat dalam metabolisme
lipoprotein dalam plasma. Klasfikasi WHO membagi kasus menjadi tipe I hingga
V.
C. Patofisiologi
digunakan untuk integritas dinding sel dan biosintesis asam-asam empedu dan
darah dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein utama yaitu kilomikron, VLDL (Very
Rumus di atas tidak akurat jika kadar trigliserida serum lebih besar dari 400
mg/dL (4,52 mmol/L), atau adanya kilomikron pada pasien hiperlipidemia tipe
III. Pada kasus ini, LDL kolesterol harus diukur secara langsung. Non-HDL
VLDL, IDL, dan LDL. Non-HDL dapat diukur pada saat tidak berpuasa, dengan
dengan reseptor pada permukaan sel, dan d) sebagai kofaktor untuk inhibisi
VLDL.
remnant, selama proses ini kilomikron juga berinteraksi dengan partikel HDL dan
ester, CETP) dan partikel HDL kolesterol dan trigliserida dimasukkan dalam
VLDL bersama fosfolipid dan Apo B-100 di hati. VLDL kehilangan substansi
remnant dan IDL. IDL dapat dibersihkan di sirkulasi melalui reseptor LDL di hati
hepatik lipase (HLs), sekitar 50% IDL dikonversi menjadi LDL. LDL dibersihkan
Apo B-100, dapat juga diambil oleh jaringan ekstrahepatik atau pada dinding
kembali ke hati dibawa oleh HDL. Trigliserida yang kaya akan HDL dihidrolisis
oleh HL, menghasilkan asam lemak dan HDL nascent, ataupun HDL yang matang
reseptor LDL dan dikenal sebagai familial hiperkolesterolemia (FH). pada pasien
ini umumnya terjadi corneal arcus pada mata dan xanthomas pada tendon extensor
di tangan dan tendon Achilles, dan gagal jantung kronik. Peningkatan trigliserida
dan hilangnya elastisitas dinding arteri, adanya aterom pada bagian intima arteri
yang berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag. Komplikasi dari aterosklerosis
adalah penyakit jantung koroner, ganggua pembuluh darah perifer. Faktor resiko
hiperipidemia.
D. Penatalaksanaan Terapi
total dan LDL untuk mengurangi resiko utama penyakit kolesterol atau mencegah
penyakit yang terjadi terkait kolesterol seperti infark miokar, angina, gagal
jantung, stroke iskemik, atau penyakit arteri perifer (Joseph T. Dipiro, dkk. 2015).
Jika kadar kolesterol total sedikit lebih dari 200 mg/dL (>5,17 mmol/L),
kadar kolesterol ini masih dapat ditoleransi. Jika kadar HDL juga lebih dari 40
mg/dL (>1,03 mmol/L) tanpa disertai dengan penyakit gagal jantung koroner dan
tidak memiliki 2 atau lebih faktor resiko, maka tidak ada rekomendasi tindak
1. Terapi Farmakologi
2. Terapi Nonfarmakologi
a. Perubahan gaya hidup mencakup diet, penurunan 10% dari berat badan, dan
olahraga atau meningkatkan aktifitas fisik secara intensif 30 menit per hari.
pektin, psyllium (Plantago ovata), dan lain-lain agar kadar kolesterol total dan
VLDL-C, namun hanya menurunkan sedikit atau bahkan tidak pada kolesterol
e. Mengonsumsi 2-3 gram per hari makanan atau tanaman yang mengandung
sterol seperti tempe, biji-bijian minyak nabati (misalnya minyak sawit, minyak
kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji kapas, minyak zaitun, dan lain-lain),
bekatul, margarin, dan lain-lain. Sterol mampu menurunkan kadar LDL sekitar
6% hingga 15%.
SWAMEDIKASI
A. Obat-obat Sintesis
1. Kolesteramin
Komposisi : Kolesteramin 4 g
empedu
Dosis :
Komposisi : Gemfibrozil
Bentuk Sediaan : Kapsul 300 mg dan 600 mg, kaplet 600 mg, tablet
Dosis :
Anak-anak :-
3. Fenofibrat
Gambar 9: Contoh produk
Komposisi : Fenofibrat
Dosis :
urtikaria, impotensi
4. Simvastatin
Gambar 10 : Contoh produk
Komposisi : Simvastatin
dislipidemia campuran
Dosis :
5. Atorvastatin
Komposisi : Atorvastatin
dislipidemia campuran.
Dosis :
maksimal 20 mg/hari)
6. Lovastatin
Komposisi : Lovastatin
dislipidemia campuran
Dosis :
7. Pravastatin
Komposisi : Pravastatin
dislipidemia campuran
Dosis :
8. Rosuvastatin
Komposisi : Rosuvastatin
dislipidemia campuran
Anak-anak :-
mg/hari
9. Ezetimibe
Komposisi : Ezetimibe
Dosis :
Dewasa : 10 mg/hari
menyusui, hipersensitivitas
B. Obat-Obat Herbal
1. Tanaman Obat
a. Kunyit
Data Keamanan : LD50 ekstrak etanol pada mencit per oral: > 15 g/kg
(12%).
b. Mengkudu
Gambar 9. Buah mengkudu
dll.
Data Keamanan : LD50 ekstrak air etanol buah, daun, akar pada mencit: >
Indikasi : Dislipidemia
c. Daun Dewa
kaempferol-3-O-neohesperidosida metalheksadekanoat,
bisdodekanoil-3-α-O-D-glukopiranosil-Sngliserol.
oksidasi lipid.
Data Keamanan : LD50 ekstrak oral pada mencit: 5,56 g/kg BB. Fraksi
1.25 µmol/mL/menit.
d. Alpukat
Data Keamanan : LD50 per oral ekstrak air biji Persea americana (alpukat):
tinggi MFA- P.
a. Kunyit
b. Mengkudu
c. Daun Dewa
Gambar 12. Contoh produk
d. Alpukat
PEMBAHASAN
dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk
Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh
tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena
asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai
diet yang mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid
plasma. Seseorang dengan berat badan berlebih sebaiknya segera mulai makanan
dengan diet penurunan berat badan. Mereka dianjurkan makan makanan rendah
kolesterol (< 30% dari kalori) dan rendah lemak jenuh (<10% dari kalori).
Pada penyakit kolesterol target terapi yang perlu dicapai adalah penurunan
kadar kolesterol total dan LDL untuk mengurangi resiko utama penyakit
kolesterol atau mencegah penyakit yang terjadi terkait kolesterol seperti infark
miokar, angina, gagal jantung, stroke iskemik, atau penyakit arteri perifer.
f. Melakukan diet, penurunan 10% dari berat badan, dan olahraga atau
pektin, psyllium (Plantago ovata), dan lain-lain agar kadar kolesterol total dan
VLDL-C, namun hanya menurunkan sedikit atau bahkan tidak pada kolesterol
j. Mengonsumsi 2-3 gram per hari makanan atau tanaman yang mengandung
sterol seperti tempe, biji-bijian minyak nabati (misalnya minyak sawit, minyak
kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji kapas, minyak zaitun, dan lain-lain),
bekatul, margarin, dan lain-lain. Sterol mampu menurunkan kadar LDL sekitar
6% hingga 15%.
Pada terapi farmakologi pengobatan penyakit kolestrol dapat
dapat menggunakan obat-obat seperti alpukat, daun dewa, kunyit, mengkudu. Dari
tergantung tipe penyakit yang diderita oleh pasien. Pada hiperlipidemia tipe I,
tidak ada terapi khusus.Pada hiperlipidemia tipe IIa, terapi pilihan adalah statin
(bisa dikombinasi dengan niasin atau BAR), kolesteramin atau kolestipol (bisa
dikombinasi dengan statin atau niasin), niasin (bisa dikombinasi dengan statin
atau BAR), atau ezetimib. Pada hiperlipidemia tipe IIb, terapi pilihan adalah statin
(bisa dikombinasi dengan BAR, fibrat, atau niasin), fibrat (bisa dikombinasi
dengan statin, niasin atau BAR), niasin (bisa dikombinasi dengan statin atau
fibrat), atau ezetimib. Pada hiperlipidemia tipe III, terapi pilihan adalah fibrat
(bisa dikombinasi dengan statin atau niasin), niasin (bisa dikombinasi dengan
statin atau fibrat), atau ezetimib. Pada hiperlipidemia tipe IV, terapi pilihan adalah
fibrat (bisa dikombinasi dengan niasin), atau niasin (bisa dikombinasi dengan
fibrat). Pada hiperlipidemia tipe V, terapi pilihan adalah fibrat (bisa dikombinasi
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
dalam pengobatan dapat ditekan. Edukasi juga perlu dilakukan agar dalam
berswamedikasi masyarakat tidak melakukan kesalahan yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Medical Mini Notes. Basic Pharmacology & Drug Notes edisi 2017. Makassar:
MMN Publishing.