Nurhikmawati N014192050
Nn . rani (25 thn) mengidap epilepsi sejak usia 14 tahun selama ini epilepsinya terkontrol
baik dengan sodium valproat (Depakote) 500 mg 2 x sehari. Ia datang ke dokter spesialis
saraf untuk konsultasi mengenai rencananya menikah dalam waktu dekat dan jika hamil
apakah dia perlu meneruskan obat antiepilepsinya. Dia kuatir karena perna googling bahwa
obat anti epilepsy berbahaya bagi janin. Dokter mendiskusikan beberapa hal dengan anda
tentang terapinya.
a. Buat dialog komunikasi dengan dokter membahas terapi pasien tersebut. Apa saram
tentang terapi epilepsinya menjelang hamil da saat hamil nanti
Jawaban:
(Menelfon)
dokter : assalamualaikum sy dokter ilham. ini dengan Nurhikmawati apoteker di apotek RS?
bisa ke ruangan sy sebentar?
Apoteker : waalaikumsalam,,, iya benar dok, sy nurhikmawati apoteker RS. Oh iya dok sy
segera kesana.
(Diruangan Dokter)
Dokter : ooh iyaa silahkan duduk, sy ingin sedikit berbincang dengan anda tentang
pengobatan atas nama pasien Nn. Rani (25 tahun) yang menderita epilepsi
Dokter : barusan Nn. Rani datang kesini dan mengatakan bahwa dalam waktu dekat ia akan
menikah, dan dia sendiri sedang mengonsumsi obat sodium valproat 500 mg 2 kali
sehari, dan katanya ia takut karena setelah mencari di internet sodium valproat
berbahaya pada janin, sy mau minta saran mu sebagai apoteker apa yang harus
dilakukan?
Apoteker : ooh iya dok, berdasarkan EBM “sambil menunjukkan pada dokter”, sebaiknya
jenis obat antiepilepsi yang sedang digunakan jangan diganti bila tujuannya hanya
untuk mengurangi resiko teratogenik. Kadar OAE sebaiknya diperiksa setiap awal
trimester dan pada bulan terakhir kehamilan dan juga dipantau bila ada indikasi
seperti bila terjadi kejang atau ragu terhadap kepatuhan minum obat. Pada
penggunaan asam valprot dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaa kadar alfa-
fetoprotein serum pada minggu 14-16 kehamilan, pemeriksaan ultrasonografi
pada minggu 16-20 kehamilan dan aminoonsentesis untuk pemeriksaan kadar alfa-
fetoprotein dan antikolinesterase dalam cairan amnion. Apabila terdaoat
abnormalitas pemeriksaan diatas, merupakan bahan pertimbangan untuk
meneruskan kehamilan atau tidak. Dan juga untuk mencegah terjadinya malformasi
yang terjadi bila menggunakan sodium valproat bisa memberikan asam folat pada
pasien dengan dosis 1mg/hari pada pasien yang tidak mengalami defisiensi asam
folat apabila tebukti ada defesiensi asam folat maka penderita perlu diberikan dosis
yang lebih tinggi, dapat diberikan sampai 4 mg/hari. Dan juga berdasarkan EBM
frekuensi kecacatan pada bayi ditemukan hanya sekitar 3% pada ibu hamil yang
mengonsumsi hanya satu macam OAE.
Dokter : ooh iya...berarti bisa yaa sodium valproatnya digunakan selama kehamilan?
Daftar pustaka
Fidelia, julita, Nainggolan., 2018, Epilepsi Dalam Kehamilan, pISSN: 1978-3094. Medicinus.
2018; 7 (2) :61 – 69.
Taufiqurrohman, A., Nuradyo, D., Harsono., Manajemen Epilepsi Pada Kehamilan, Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.
Tugas 2
Ny. Tati (35 thn) berkonsultasi dengan anda mengenai gangguan sakit kepalanya. Ia
menyatakan sering mengalami serangan migrain. Serangannya cukup berat dan menggannggu
dengan frekuensi 2-3 kali sebelan, termasuk saat haid. Ia juga tidak tahan dengan obat-obat
NSAID karena memiliki riwayat tukak peptic yang cukup berat. Pasien juga memiliki riwayat
asma.
a. Buat scenario konseling kasus diatas, apa saran anda mengenai terapi pasien tersebut?
b. Apa parameter untuk menentukan efikasinya?
Jawaban :
a. Skenario
Pasien : iya selamat pagi, saya mau beli obat migrain. Ada obatnya?
Apoteker : kalau boleh tau nama ibu siapa ? dan kalau boleh tau umurnya ibu berapa?
Pasien : iya, saya selalu mengalami migrain 1-2 kali sebulan termasuk saat saya haid
Pasien : saya biasa minum obat asam mefenamat, dan setelah saya meminum obat tersebut
asam lambung saya kambuh. Kepala yang diobati malah lambung saya yang sakit lagi.
Pasien : iya
Apoteker : bisa saya minta waktunya 5 menit untuk menjelaskan tentang obatnya?
Pasien : aduuhh tidak bisa cepat yaa...saya sudah sakit kepala ini, mau cepat pulang
Pasien : baiklah
Pasien : iya
(Ruangan apoteker)
Apoteker : obat ini obat bodrex isinya parasetamol dan kofein, obat ini diminum 3 kali sehari
2 tablet, yaitu setiap 8 jam. Minumnya saat sebelum atau sesudah makan. Dan
diminum saat muncul serangan migrainya saja ya bu, untuk menghindari asam
lambung ibu kambuh, sebaiknya obat ini diminum sesudah makan yaa. Dan juga
ibu harus mengurangi makanan yang mengandung MSG, dan jangan stres. Apa
bila belum juga ada perubahan selama mengonsumsi obat ini. Saya sarankan ibu
pergi memeriksakan diri ke dokter. Tetapi saya berharap hanya dengan
mengonsumsi obat ini ibu bisa merasa lebih baikan. Ooh iya bu untuk
memastikan apakah ibu memahami penejelasan saya, bisa ibu ulang kembali apa
yang saya katakan?
Pasien : ooh iya bu, itu obatnya diminum saat migrain saja, satu tablet setaip 8 jam sebaiknya
sesudah makan, kurangi stres, dan kurangi makan makanan yang mengandung MSG
Apoteker : ooh iya ibu betul sekali, terima kasih sudah mau menyempatkan waktunya
sebentar untuk mengiuti konseling. Semoga cepat sehat yaa bu
Apoteker : iya bu, hati – hati dijalan. Salam sama keluarga dirumah
Berdasarkan jurnal migraine prophylaxis Propranolol adalah obat lini pertama yang paling
umum dan paling efektif digunakan untuk profilaksis migrain. Dosis awal adalah 40 mg
hingga 160 mg dan dapat naik hingga 320 mg setiap hari. Diperlukan waktu hingga 12
minggu dengan dosis yang memadai untuk manfaat terapeutik menjadi jelas. Pasien yang
mengalami migrain mempunyai riwayat penyakit asma. propranolol tidak dapat diberikan
sehingga disarankan menggunakan obat antikonvulsan. Di mana menurut jurnal migraine
prophylaxis yaitu depakote dan natrium valproat adalah dua obat antikonvulsan yang
digunakan untuk profilaksis migrain. Mereka adalah agen lini pertama yang digunakan untuk
pencegahan migrain. Mereka sangat berguna untuk migrain yang lama dan atipikal. Namun,
untuk memperoleh obat tersebut harus diperoleh dari resep sehingga saya sebagai apoteker
menyaran untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
b. Satu dosis parasetamol 1000 mg akan mengurangi nyeri kepala sedang atau berat dapat
menurunkan frekuensi nyeri migrain. Perbedaan tingkat respon sakit dari awal pemberian
setelah 2 jam adalah 57,8 % setelah pemberian parasetamol.
Daftar pustaka
http://www.Chocharane.org/CD00840/SYMPT_paracetamol-acetaminophen-or-without-
antiemetic-acute-migraine-adults.
Tugas 4
Ps adalah remaja berusia 15 tahun terdiagnosis thalassemia beta mayor sejak usia 2 tahun
dalam 3 bulan terakhir, Ps rutin menerima transfusi darah 2 kantung setiap bulan, berat
badan 35 kg. obat kelasi besi yang selama ini dia konsumsi adalah KALSIROX 750 mg
satu kali per hari. Sebagai apoteker, bagaimana anda memberikan konseling kepada
pasien di atas.
Jawaban:
KALSIROX (deferasirox) merupakan obat yang digunakan untuk pederita
thalassemia beta mayor untuk mengurangi konsentrasi besi hati dan kadar feritin
serum pada saat melakukan tranfusi darah. Penggunaan obat ini harus terus
diperhatikan kadar kreatinin serum dan tentukan pembersihan kreatinin dalam
rangkap sebelum memulai pengobatan; monitor fungsi ginjal setidaknya setiap bulan
sesudahnya, Pertimbangkan pengurangan dosis, penghentian, atau penghentian
berdasarkan peningkatan kreatinin serum, pantau transaminase serum dan bilirubin
pada semua pasien sebelum memulai pengobatan, setiap 2 minggu selama bulan
pertama, dan setidaknya setiap bulan setelahnya. Karena deferasirox Dapat
menyebabkan gagal ginjal akut, terutama dengan komorbiditas dan gangguan
hematologis stadium lanjut, Dapat menyebabkan cedera hati termasuk kegagalan hati,
Dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal (GI), yang mungkin berakibat fatal,
terutama pada pasien usia lanjut yang memiliki keganasan hematologi lanjut dan /
atau jumlah trombosit yang rendah, hingga dapat mengakibatkan kematian Sehingga
perlu dilakukan konseling mengenai obat ini sehingga dapat membantu pengobatan
pada saat menggunaan obat deferasirox (Medscape).
Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, protein,
kalsium dan vitamin serta makanan yang rendah besi, contohnya nasi, roti, biskuit,
umbi-umbian, ikan, semua jenis buah yang tidak dikeringkan dan susu.
Konseling: Pasien mengonsumsi obat KALSIROX (deferasirox) 750 mg karena pasien menderita
thalassemia beta mayor sejak usia 2 tahun, ternyata dosis tersebut tidak tepat karena
dosis yang harus diberikan yaitu 20mg/kgBB/Day jadi seharusnya dosis yang
diberikan 700 mg sesuai dengan BB pasien, kelebihan dosis tersebut dapat
mengakibatkan Renal failure, Hepatic failure, dan Gastrointestinal hemorrhage
untuk itu perlu dilakukan monitoring pada Biomarker ginjal dan perlu
dipertimbangkan pengurangan dosis atau penghentian berdasarkan peningkatan
kreatinin serum, kemudian pantau transaminase serum pada saat memulai pengobatan
setiap 2 minggu selama bulan pertama dan setidaknya setiap bulan setelahnya terus
pasien juga danjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, protein,
kalsium dan vitamin serta makanan yang rendah besi, contohnya nasi, roti, biskuit,
umbi-umbian, ikan, semua jenis buah yang tidak dikeringkan dan susu.
Daftar Pustaka
Luszy, A., 2003, Masalah Nutrisi pada Thalassemia, PPDS Ilmu Kesehatan Anak FKUI,
Kakarta. Sari Pediatri, Vol. 5, No 1, Juni 2003: 21 – 26.
Tugas 3
Baim mengidap hipotiroid dan terkontrol baik dengan mengkonsumsi Euthyrox 100 mcg 1x
sehari. Saat kembali kontrol kerawat jalan, apotek kehabisan stok Euthyrox dan hanya
mempunyai sediaan levothyroxin generik.asaiten apoteker menanyakan kepada anda apakah
boleh mengganti brand yang tertera diresep euthyrox dengan levothyroxin? Jelaskan EBM
a. Pasien sempat lupa minum obatnya selama 2 hari, bagaimana cara anda konseling ke
pasiennya? Apa perlu anda tekankan dan ulangi saat konseling pasien ini
Jawaban :
a. Penggantian obat Thyroid menurut saya tidak dilakukan karena Carle, 2019 bahkan
perbedaan kecil antara produk obat akan memberikan efek signifikan terhadap
seberapa baik obat tersebut bekerja, atau jenis efek samping yang mungkin menjadi
penyebabnya. Penggantian obat menyebabkan perubahan TSH (Thyroid stimulation
hormone) dan perlu dilakukan pengujian berulang yaitu tes TSH serum dalam waktu 4
minggu. Jika pasien perlu beralih keproduk baru dokter harus memastikan bahwa
dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
b. Koselingnya : Jika pasien lupa minum obat 2 hari sebaiknya dilakukan penekanan
pada pasien bahwa pentingnya mengonsumsi obat tersebut secara teratur. Dan juga
sebaiknya memasang alarm sebagai pengingat minum obat. Apa bila dosis yang
terlewat hanya 2 jam saat minum obat setelah mengingatnya sebaiknya secepatnya
meminumnya. Tetapi seandainya mengingat waktu minum obat saat waktu minum
obat selanjutnya, sebaiknya menunggu waktu minum obat selanjutnya lagi, dan perlu
ditekankan tidak meminum dosis ganda.
Daftar pustaka
https://link.springer.com/article/10.1007/s12325-019-01079-1
Tugas 5