WATER MANAGEMENT
Penulis
Aris Primayuda
Dwista Mahmuda S.
Ibnu Hajar P.
RR. Darlita
CITRA
BORNEO
INDAH
BUKU SAKU
WATER
MANAGEMENT
(PENGELOLAAN AIR)
Sumber: Ibnu Hajar Praseto, 2018
Bertujuan untuk mengatur tata kelola air pada area gambut, rawa,
sulfat masam ataupun area berpotensi banjir lainnya
TIPOLOGI RAWA
PERENCANAAN
Contoh Tata Air / Parit pada Lahan Gambut
1. Water Management
Water management yang baik sangat diperlukan dalam mengelola
Lahan Sulfat Masam.
Dimulai dengan pembuatan design kanal dan blok yang sesuai dengan
pemasangan pintu-pintu air pada areal penanaman kelapa sawit.
Pengaturan drainase dan tata air yang dapat dilakukan anatara lain:
• Mempertahankan permukaan air tanah selalu berada diatas lapisan
pirit pada kedalaman 40 – 60 cm.
• Mencegah “over drain”.
• Mencegah air tergenang hasil oksidasi pirit.
• Pencegahan luapan air pasang.
1. Parit
A. Jenis dan Ukuran Parit
Sistem tata air untuk mempertahankan permukaan air tanah terdiri
atas saluran air dan pintu air. Saluran air terdiri atas field drain,
collection drain dan main drain dengan ukuran yang beragam. Salah
satu contoh ukuran saluran air seperti tertera dibawah ini:
Parit Pembuangan
±6 ±3 ±4
(outlet drain)
Sumber : SOP – KBN.GN-005
Satu field drain cukup untuk 8 baris tanaman kelapa sawit dan jarak
antara 2 saluran akan mencapai 59 - 65 m sesuai jarak tanam. Bila perlu
field drain dibuat setiap 4 baris tanaman jika terdapat lahan gambut
basah dan jarak antar saluran mencapai 30 m. Collection drain berjarak
300 m antar saluran, sedangkan main drain jaraknya 1000 atau 2000 m.
Sebelum pengembangan tanaman kelapa sawit di areal gambut,
pastikan areal tersebut tidak lebih dari satu tahun dalam kondisi banjir
dan tergenang.
B. Jenis Parit
Saluran drainase tertier (field drain)
dibangun sejajar dengan baris
tanaman dan mengalirkan air ke
saluran skunder. Saluran ini dibangun
sedemikian rupa dan sebaiknya
dibuat sebelum proses penanaman
berlangsung sehingga tidak terjadi
gangguan terhadap tanaman.
Field Drain
Collection Drain
Outlet Drain
Piezometer
Piezometer adalah alat yang digunakan untuk memantau kedalaman
muka air tanah di dalam blok-blok gambut.
Pengukuran dilakukan sebanyak 1 x 1 minggu. Pengamatan CH dan HH
juga dilakukan setiap hari.
i
n
c
h Sumber: Dwista Mahmuda Setyandra, 2018
i
Sumber: Ibnu Hajar Prasetya, 2018
Piezometer
3. Stop Bund
Stop bund merupakan pemisah anatara zona yang satu dengan zona
lainnya, juga berfungsi sebagai alat untuk menahan / memblok /
menutup air agar aliran air pada parit dapat dijaga pada ketinggian
tertentu.
Bendungan dengan
Batang Kayu
4. Tanggul (Bund)
Kegunaan Tanggul :
• Berfungsi untuk mencegah air dari luar arel masuk kedalam lahan
• Hanya dapat dibuat pada lahan lowland dangkal dan tanah mineral
• Tinggi tanggul dibuat dengan mempertimbangkan tinggi ari (banjir)
maksimal dari luar
2. CONTINOUS BUND
3. TAPAK TIMBUN
4. PENCUCIAN (Flushing)
Pada Pembibitan : Tanah yang digunakan dalam polibag dan air yang
digunakan untuk penyiraman bibit harus non sulfat masam dengan
dosis sesuai rekomendasi.
Untuk keperluan penyiraman umumnya dapat dilakukan dengan
membuat sumur bor, atau perlakuan lain untuk meningkatkan pH tanah
5. Pintu Air
6. Pompa Air
• Pompa air berfungsi untuk mengeluarkan air dari lahan pada saat
banjir apabila paras air lebih tinggi dari lahan.
• Kualitas pompa air disesuaikan jumlah volume air yang dikeluarkan
berdasarkan luas areal yang dikelola oleh curah hujan.
Pemeliharaan Lingkungan
Pengelolaan lahan perkebunan kelapa sawit harus tetap
memperhatikan prinsip-prinsip lingkungan hidup, salah satunya adalah
dengan tidak melakukan pembakaran (Zero Burning) untuk keperluan
pembukaan lahan, menjaga zona penyangga untuk menjaga
keanekaragaman hayati dan menyediakan area konservasi untuk
menjaga cadangan air.
ZONA
PENYANGGA
untuk menyangga keanekaragaman hayati
Sumber: Dwista Mahmuda Setyandra, 2018 Sumber: Dwista Mahmuda Setyandra, 2018
Dilarang Melakukan
ZERO BURNING
untuk pembukaan lahan
Konservasi
AREA GAMBUT
DATARAN RENDAH
untuk cadangan air
Sumber: Dwista Mahmuda Setyandra, 2018 Sumber: Dwista Mahmuda Setyandra, 2018
Subsidence Pole
Sumber: Ibnu Hajar Prasetya, 2018 Sumber: Dwista Mahmuda Setyandra, 2018