Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

’'Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Abbasiyah''

Disusun oleh:
Kelompok 4
Fakiatu Rahma (042001019)
Rabiatul Muthma Innah (042001018)
Wa Ode Fini Oktaviani (042001020)
Hendrawan (042001040)

Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Buton
Tahun Akademik 2022/2023
Baubau
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah


Subhana Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan segala bentuk
kenikmatan-Nya kepada kita semua sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Dan tak lupa pula
penulis mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita Nabiullah
Muhammad shalallahu alaihi Wasallam sebagai rahmatan lil’alamin.

Penulisan makalah ini merupakan bentuk kewajiban dan


penyempurnaan nilai terhadap kami selaku mahasiswa. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
dengan segenap keikhlasan dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca .
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Baubau, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Abbasiyah. ...................................................... 2


B. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah. ........................................................ 2
C. Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah. ...................................................... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 10
B. Saran ......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban islam mengalami puncak kejayaan pada masa daulah


Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang paling berhasil
dalam mengembangkan peradaban Islam. Para ahli sejarah tidak meragukan
hasil kerja para pakar pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam
memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan
Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Pada masa inilah Islam mengalami
puncak keemasan dalam segala bidang mengalami peningkatan seperti bidang
pendidikan, ekonomi, politik dan sistem pemerintahannya. Oleh karena itu pada
makalah ini akan dibahas terkait latar belakang serta kemajuan islam pada masa
dinasti abbsiyah.

B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini. Beberapa masalah tersebut antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Abbasiyah.
2. Jelaskan Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah.
3. Sebutkan dan jelaskan Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang tertera, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Abbasiyah.
2. Mengetahui Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah.
3. Mengetahui Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Abbasiyah

Berdasarkan KBBI kata sejarah bermakna kejadian atau peristiwa


yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan kata peradabaan
bermakna segala bentuk kemajuan bendawi, ilmu pengetahuan, seni,
sastra, maupun sosial pada suatu masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sejarah peradaban islam pada masa abbasiyah merupakan peristiwa
atau kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau yang berkaitan
dengan segala bentuk kemajuan islam pada masa Abbasiyah. Dikatakan
Abbasiyah karena didirikan oleh keturunan Al-Abbas yang merupakan
paman dari Rasulullah SAW yang bernama al-Abbas ibn Abd al-Muthalib
ibn Hasyim. Bani Abbasiyah beranggapan bahwa mereka yang lebih
berhak atas kekhalifahan Islam, bukan Bani Umayyah. Sebab, mereka
memiliki nasab keturunan lebih dekat dari Nabi Muhammad SAW dari
Bani Hasyim. Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abdullah As-Saffah bin
Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan Abdul Abbas
As-Saffah. Dinasti ini berdiri antara tahun 132-656 H/ 750-1258 M.
Daulah ini berkuasa selama lima setengah abad, kurang lebih 524 tahun.

B. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Pembentukan kekhalifahan Bani Abbasiyah melalui proses yang


cukup panjang. Setidaknya ada empat strategi yang diterapkan. Pertama,
melalui kekuatan bawah tanah oleh Muhammad ibn Abdullah ibn Abbas.
Kedua, melalui upaya propaganda secara terus-menerus. Propaganda ini
berisi rahasia tentang hak kekhalifahan yang seharusnya berada di tangan
Bani Hasyim bukan Bani Umayyah. Ketiga, pemanfaatan kaum Muslim
non-Arab yang sebelumnya dianggap sebagai warga kelas dua. Keempat,
propaganda terang-terangan yang dipimpin oleh Abu Muslim al-
Khurasani.

2
3

Para sejarawan membagi daulah ini menjadi tiga periode. Periode


pertama berlangsung dari tahun 132-232 H/ 750-847 M, yaitu mulai dari
kekuasaan Abdul Abbas As-Saffah sampai Abu al-Fadl Ja'far al-
Mutawakkil. Periode kedua berlangsung dari tahun 232-590 H/ 847-1184
M, yaitu dari khalifah Abu Ja'far Muhammad al-Muntasir sampai Abu al-
'Abbas Ahmad Nasir. Sementara itu, periode ketiga berlangsung dari tahun
590-656 H. Pada masa pemerintahan Abdul Abbas As-Saffah hingga Abu
al-Fadl Ja'far al-Mutawakkil, Daulah Abbasiyah dipimpin oleh khalifah
yang kuat. Mereka adalah pemimpin angkatan tentara dan telah
mengarungi peperangan. Pada periode pertama, Bani Abbasiyah mencapai
puncak keemasannya. Kemakmuran masyarakat mencapai tingkat
tertinggi. Para khalifah merupakan tokoh kuat dan menjadi pusat
kekuasaan politik sekaligus agama. Selain itu, periode ini juga menjadi
landasan perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan Islam.

Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam Dirasat


Islamiyah II menjelaskan, Abdul Abbas As-Saffah hanya memerintah
dalam waktu yang sangat singkat, yaitu dari tahun 750 M sampai 754 M.
Beberapa pendapat condong pada Abu Ja'far al-Mansur sebagai pembina
sebenarnya dari Daulah Abbasiyah. Pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah
berada di Kota Baghdad. Pada mulanya ibu kota negara adalah al-
Hasyimiyah, dekat Kufah. Lalu, dalam rangka menjaga stabilitas negara
baru, al-Mansur memindahkan ibukota negara ke kota Baghdad, dekat
ibukota Persia. Pemindahan dilakukan pada tahun 762 M.

Selain menjadi kekhalifahan yang paling lama memerintah, yaitu


selama lima abad, Abbasiyah juga berhasil menjadikan dunia Islam
sebagai pusat pengetahuan dunia. Dinasti Abbasiyah resmi berdiri setelah
memenangkan revolusi atas Kekhalifan Bani Umayyah pada tahun 750.
Pendiri Dinasti Abbasiyah yang sekaligus menjadi khalifah pertamanya
adalah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih
dikenal dengan Abdul Abbas As-Saffah.
4

Latar belakang berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari


berbagai masalah yang mewarnai pemerintahan Bani Umayyah. Sejak
awal berdirinya Dinasti Umayyah, kelompok Muslim Syiah telah
memberontak karena merasa hak mereka terhadap kekuasaan dirampok
oleh Muawiyah (pendiri Bani Umayyah) dan keturunannya. Begitu pula
dengan kelompok Khawarij, yang juga merasa bahwa hak politik tidak
dapat dimonopoli oleh keturunan tertentu, tetapi hak setiap Muslim.
Masalah itu terus memburuk hingga pada pertengahan abad ke-8, banyak
umat yang tidak lagi mendukung Bani Umayyah, yang dinilai korup,
sekuler, dan memihak sebagian kelompok. Kelompok lain yang sangat
membenci kekuasaan Dinasti Umayyah adalah Mawalli, yaitu orang-orang
Muslim non-Arab. Mereka yang kebanyakan dari Persia ini merasa tidak
diperlakukan setara dengan orang Arab karena diberi beban pajak lebih
tinggi. Keadaan pun semakin diperburuk oleh perang saudara antara
sesama Bani Umayyah, yang oleh masyarakat telah dicap bermoral buruk.

Abu as-Saffah selama Revolusi Abbasiyah di Kufah. Permasalahan


yang menimpa pemerintahan Bani Umayyah memicu lahirnya Gerakan
Abbasiyah. Gerakan ini berusaha menggulingkan Kekhalifahan Umayyah
karena mengklaim Daulah Abbasiyah sebagai penerus sejati Nabi
Muhammad, berdasarkan garis keturunan mereka yang lebih dekat. Dalam
revolusinya, Daulah Abbasiyah berbekal janji akan mendirikan sistem
yang lebih ideal bagi umat Islam, daripada Dinasti Umayyah yang dinilai
sebagai penindas dan tidak memiliki legitimasi keagamaan. Gerakan yang
dilakukan Bani Abbasiyah pun didukung oleh sebagian besar orang Arab
yang dirugikan Umayyah, dengan tambahan faksi Yaman, Mawali,
Khawarij, dan Syiah. Kelompok inilah yang mendukung Abdul Abbas As-
Saffah, keturunan paman Nabi Muhammad, untuk melakukan revolusi
guna menggulingkan kekuasaan Bani Umayyah. Abdul Abbas As-Saffah
merekrut Abu Muslim Al Khurasani sebagai agen propaganda sekaligus
panglima perang. Peran Abu Muslim Al Khurasani begitu sentral ketika
5

menjadi agen propaganda Gerakan Abbasiyah pada 746. Ia mampu


menarik simpati rakyat Khurasan untuk menggalang kekuatan politik dan
mendeklarasikan gerakan oposisi Abassiyah. Setahun kemudian, yakni
pada 747, Abu Muslim Al Khurasani memimpin pemberontakan pada
kekuasaan Bani Umayyah di Merv, sekarang masuk Tukmenistan.
Pertempuran itu berlangsung hingga mampu menguasai Herat, Balkh,
Tukharistan, Tirmidh, Samarqand, dan Bukhara. Peperangan Revolusi
Abbasiyah memuncak pada 750, ketika terjadi Pertempuran Zab, yang
menandai runtuhnya Bani Umayyah. Khalifah Bani Umayyah terakhir,
Marwan II, berhasil ditangkap dan dibunuh di Mesir, sedangkan Abdul
Abbas As-Saffah resmi memimpin Bani Abbasiyah sebagai khalifah
pertamanya.

C. Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah dimulai sejak tahun 132 H-


656 H (749-1258 M). Selama Kekhalifahan Abbasiyah berlangsung, dunia
Islam mengalami kemajuan yang signifikan pada beberapa bidang, yakni:

1. Ilmu pengetahuan dan pendidikan


Pada masa Dinasti Abbasiyah, Islam mencapai kejayaan di
berbagai bidang, salah satunya bidang ilmu pengetahuan. Kemajuan
ilmu pengetahuan diawali dengan kegiatan menerjemahkan naskah-
naskah asing, terutama dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Kemudian,
didirikan pula pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan Bait al-
Hikmah, serta terbentuknya mazhab-mazhab ilmu pengetahuan dan
keagamaan. Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun al-Rasyid (786-
809), pemerintahan Dinasti Abbasiyah semakin gemilang. Sang
khalifah mendirikan berbagai bangunan untuk keperluan sosial, seperti
rumah sakit, lembaga pendidikan, dan farmasi. Di bidang sastra, Kota
Bagdad dikenal memiliki hasil karya yang indah dan banyak
6

digandrungi masyarakat setempat, di antaranya adalah Alf Lailah wa


Lailah atau Kisah 1001 Malam.
Di Kota Bagdad pula, lahir para ilmuwan, ulama, filsuf, dan
sastrawan Islam ternama seperti Al-Khawarizmi (ahli astronomi dan
matematika), al-Kindi (filsuf Arab pertama), dan al-Razi (filsuf, ahli
fisika, dan kedokteran). Untuk semakin memajukan ilmu pengetahuan,
para khalifah di masa Dinasti Abbasiyah mencetuskan beberapa
kebijakan, yaitu:
a. Menggalang penyusunan buku
b. Menggalang penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari
bahasa asing
c. Mengaktifkan kegiatan ilmiah
d. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan ilmu pengetahuan

Selain itu, pemerintah juga membangun berbagai macam


infrastruktur serta lembaga pendidikan. Oleh karena itu, pada masa
Dinasti Abbasiyah, pendidikan dan pengajaran juga mengalami
perkembangan sangat pesat. Mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa rela meninggalkan kampung halaman demi mendapatkan ilmu
pengetahuan di kota. Pada masa ini, sebelum lembaga pendidikan
formal dibangun, masjid yang difungsikan sebagai pusat pendidikan.
Selain untuk menunaikan ibadah, masjid juga dijadikan sebagai
sarana belajar bagi anak-anak, pengajian dari para ulama, serta tempat
untuk berdiskusi.
Berikut ini lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berdiri pada
masa Dinasti Abbasiyah:
a. Kuttab
Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dijadikan
sebagai tempat belajar menulis dan membaca.
b. Pendidikan rendah di istana
7

Ide pendidikan rendah di istana muncul berdasarkan


pemikiran akan pendidikan yang harus bisa menuntun anak didik
sampai mampu melaksanakan tugas-tugasnya ketika sudah
beranjak dewasa. Dari pemikiran itu, khalifah beserta keluarganya
mempersiapkan dengan sebaik mungkin pendidikan yang memadai
supaya anak-anak bisa bertanggung jawab terhadap tugas yang
kelak mereka emban.
c. Toko-toko kitab

Perkembangan pendidikan yang pesat juga didorong


dengan adanya toko-toko kitab yang berfungsi sebagai tempat jual-
beli kitab dari para penulis dan pembelinya.

d. Rumah para ulama


Selain lembaga formal, anak-anak juga bisa belajar di
lembaga pendidikan non-formal, seperti rumah para ulama. Pada
masa Dinasti Abbasiyah, rumah-rumah ulama dijadikan sebagai
tempat untuk anak-anak belajar, salah satu rumah yang kerap
digunakan untuk melakukan kegiatan ilmiah adalah milik Al-Rais
bin Sina.
e. Majelis kesusasteraan
Majelis kesusasteraan adalah majelis khusus yang diadakan
oleh khalifah untuk membahas tentang ilmu pengetahuan secara
lebih dalam. Pada masa Khalifah Harun al-Rasyid, majelis sastra
berkembang sangat hebat, karena khalifah sendiri adalah seorang
ahli ilmu pengetahuan yang cerdas sehingga ia juga ikut terlibat di
dalamnya. Khalifah acap kali mengadakan perlombaan ahli-ahli
syair, perdebatan, dan sayembara antara ahli kesenian dan
pujangga.
f. Badiah
Badiah adalah dusun-dusun tempat tinggal orang Arab yang
terus mempertahankan keaslian dan kemurnian bahasa Arab.
8

Biasanya, khalifah akan mengirim anak-anak ke badiah untuk


mempelajari berbagai syair sekaligus sastra Arab dari sumber
aslinya.

g. Rumah sakit

Khalifah membangun rumah sakit yang tidak hanya


digunakan sebagai pusat kesehatan, tetapi juga untuk mendidik
anak-anak yang tertarik dengan dunia keperawatan dan kedokteran.
Dengan demikian, rumah sakit juga berfungsi sebagai lembaga
pendidikan.

h. Madrasah

Pada masa Dinasti Abbasiyah, madrasah mulai


bermunculan, didorong dengan semakin tingginya minat belajar
masyarakat sehingga dibutuhkan tempat yang bisa menampung
guru dan murid lebih banyak. Oleh sebab itu, khalifah mendirikan
madrasah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan formal.

2. Politik dan militer

Kemajuan yang terjadi pada masa Bani Abbasiyah juga dapat


dilihat di bidang politik dan militer. Supaya semua kebijakan militer
saat itu bisa terkoordinasi dengan baik, pemerintah Dinasti Abbasiyah
membentuk sebuah departemen pertahanan dan keamanan yang
disebut Diwanul Jundi. Diwanul Jundi dibentuk untuk mengatur
masalah keanggotaan tentara.

3. Ilmu agama islam

Berkembangnya Islam pada masa ini juga didorong oleh


antusiasme dari khalifah sekaligus para ulama. Mereka memberi
perhatian berat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
memajukan peradaban Islam. Ilmu-ilmu agama Islam yang
9

berkembang saat itu adalah ilmu hadis, ilmu tafsir, ilmu fikih dan
tasawuf, dengan ulama-ulama terkenal seperti Imam Abu Hanifah,
Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal, dan masih
banyak lagi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Zaman pemerintahan Abbasiyah yang pertama merupakan puncak


keemasan dinasti ini. secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang
kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi
lain, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Disamping itu
Dinasti Abbasiyah (750-1208 M) juga merupakan dinasti yang menelurkan
konsep-konsep keemasan Islam dalam hal pengembangan ilmu
pengetahuan. zaman keemasan Islam yang ditandai dengan penguasaan
ilmu pengetahuan di berbagai sektor telah membawa kemakmuran
tersendiri pada masyarakat saat itu. Kemajuan di segala bidang yang
diperoleh Bani Abbasiyah menempatkan bahwa Bani Abbasiyah lebih baik
dari bani Umayyah di samping itu pada masa Dinasti ini banyak terlahir
tokoh-tokoh intelektual muslim yang cukup berpengaruh sampai saat ini.

B. Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kompas.com. (2022, 11 Juli). Kemajuan Islam pada Masa Bani Abbasiyah.


Diakses pada 22 Oktober 2022, dari
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/11/090726979/kemajuan-islam-
pada-masa-bani-abbasiyah?page=all

Kompas.com. (2021, 19 April). Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa


Keemasan, dan Akhir Kekuasaan. Diakses pada 22 Oktober 2022, dari
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/19/182951479/kekhalifahan-
abbasiyah-sejarah-masa-keemasan-dan-akhir-kekuasaan?page=all.

DetikEdu. (2021, 24 November). Sejarah dan Pengertiannya Menurut Para Ahli,


Apa Saja?. Diakses pada 22 Oktober 2022, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5824089/sejarah-dan-pengertiannya-
menurut-para-ahli-apa-saja.

Jagokata. Arti kata peradaban menurut KBBI. Diakses pada 22 Oktober 2022, dari
https://jagokata.com/arti-kata/peradaban.html

11

Anda mungkin juga menyukai