Anda di halaman 1dari 53

DRAFT PROPOSAL

Nama : Diah Pratiwi Nurdin

NIM : 20500118047

Jurusan : Pendidikan Biologi

Judul : Pengembangan Media Pembelajaran Google Site

Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas XI SMAS Semen Tonasa.

A. Latar Belakang

Tahun 2020 menjadi tahun terberat dimana Covid-19 menyebabkan

terjadinya pergeseran tatanan kehidupan masyarakat. Penyebaran virus Covid-19

yang sangat masif membuat pemerintah membuat kebijakan physical distancing,

yang mengharuskan setiap individu saling menjaga jarak antara satu dengan yang

lain. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang

perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan

memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara

daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi

dituntun untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau online. 1

Hal ini juga berdampak pada aspek pendidikan, pada tanggal 4 Maret 2020

UNESCO (United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization)

menyarankan untuk memulai pembelajaran jarak jauh sebagai langkah dalam

menanggulangi penyebaran virus Covid-19.

1
Ali Sadikin, Afreni Hamidah “Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid 19” BIODIK:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi (2020) Vol 6. No. 2. H: 214-224

1
Saat wabah Covid-19 sudah mulai menyebar di Indonesia, pemerintah

melalui Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) pada Selasa,

tanggal 24 Maret 2020 mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 mengenai

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19.

Dalam SE Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat

Penyebaran Corona Virus Disease terdapat 6 poin penting dalam surat edaran

tersebut yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan pendidikan, yaitu 1)

Pelaksanaan Ujian Nasional, 2) Proses Belajar dari Rumah, 3) Ujian Sekolah, 4)

Kenaikan Kelas, 5) Penerimaan Peserta Didik Baru, dan 6) Dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS). Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa

Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses

belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan

untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.2

Dengan adanya aturan pemerintah tersebut, pendidik yang profesional harus

mampu beradaptasi dengan perubahan peraturan. Sesuai dengan penerapan

protokol kesehatan covid 19, pembelajaran yang biasanya tatap muka berubah

menjadi pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan jaringan internet. Meskipun

sebenarnya belum ada persiapan baik dari pihak pendidik, peserta didik, sekolah

maupun wali murid peserta didik, tetapi penerapan pembelajaran daring harus tetap

dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Terkait kebijakan belajar dari rumah

2
Burhanuddin “Inovasi Guru dan Orang Tua dalam Pembelajaran Daring di Sekolah” Jurnal
Pendidikan Guru, (2021) Vol. 2 No.1 ,h:56-67

2
terdapat 4 poin yang menjelaskan proses pelaksanaan pembelajaran yang

dilaksanakan dengan ketentuan, sebagai berikut: 1) Belajar dari rumah melalui

pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman

belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh

capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.; 2) Belajar dari rumah

dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi

Covid-19.; 3) Aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah dapat bervariasi antar

siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan

kesenjangan akses atau fasilitas belajar dari rumah.; 4) Bukti atau produk aktivitas

belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif tanpa harus memberi

skor/nilai kuantitatif.

Berdasarkan dengan hal tersebut di atas, dalam proses kegiatan pembelajaran

dimana guru dituntut untuk mencari, memilih dan menggunakan sumber belajar dan

media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

yang digunakan.3 Dalam mendidik pelajar metode yang digunakan dalam

pembelajaran yang hanya menggunakan penyampaian materi dengan satu arah atau

dengan metode ceramah dapat membuat situasi belajar yang sangat membosankan

dan motivasi belajara yang kurang saat proses belajar mengajar berlangsung.

Dengan menggunakan media pembelajaran maka seorang pengajar akan dituntut

untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan media pembelajaran yang akan
4
digunakan dalam menyampaikan pesan atau ilmu pengetahuan kepada pelajar.

3
Satruianawati,” Media dan Sumber Belajar”, ( Yogyakarta: Depublish, 2018), h.7
4
Fernando, Andrew, “Pengembangan Media Pembelajaran”( Yayasan Kita Menulis,2020) h.9

3
Dari sini dapat diketahui bahwa media pembelajaran adalah salah satu faktor

munculnya minat belajar peserta didik.

Peserta didik yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung lebih

semangat dalam belajar. Hambatan yang ada pada saat belajar dianggap sebagai

suatu tantangan yang harus dihadapi. Mereka akan belajar kapanpun dengan senang

hati, meskipun tidak ada tugas. Sebaliknya, ketika peserta didik memiliki minat

belajar yang rendah cenderung malas belajar dan tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan. Saat proses pembelajaran, mereka tidak akan ikut aktif dalam

pembelajaran. Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang berminat

terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap

pelajaran tersebut. Ia akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang

berhubungan dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh

antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya. 5

Melihat fenomena pendidikan di saat pandemi ini, banyak peserta didik

yang bosan dengan pembelajaran daring. Setiap hari mereka harus mengikuti

pembelajaran dengan memantau handphone atau PC. Hal tersebut didukung oleh

pendapat Albert Efendi Pohan, S. Pd., M. Pd (2020) yang menyatakan bahwa

pembelajaran daring tersebut hanya sebatas pemberian tugas kepada peserta didik

melalui media online yang digunakan. Sehingga, hal tersebut dapat menciptakan

suasana yang kurang efektif dalam proses pembelajaran. Bahkan seringkali peserta

5
Nurhasanah, Siti,”Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar SIswa”,Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, Vol.1 No.1 (2016): h.131

4
didik akan merasa tertekan akan tugas-tugas yang jumlahnya banyak.6

Pembelajaran daring ini berlaku selama masa pandemi, tapi tak sedikit pendidik

yang memberikan pembelajaran melalui media yang sama dan cenderung monoton.

Padahal jika mau memanfaatkan perkembangan teknologi, pendidik bisa

memvariasikan media pembelajaran menjadi lebih menarik.

Pembelajaran daring menggunakan alat belajar seperti handphone atau PC

yang dihubungkan dengan jaringan internet. Hal ini memicu banyaknya

permasalahan yang muncul bagi peserta didik, baik dari segi finansial maupun dari

segi psikologis. Dari segi finansial, tidak semua peserta didik memiliki keadaan

ekonomi yang sama baik, sehingga menghambat mereka menjadi tidak bisa

mengikuti pembelajaran. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah swt pada Al-

Qur’an surah Al-Mujadilah [58]:11 yaitu :

‫ّٰللاُ لَـكُ ۡم ۚ َواِذَا ق ِۡي َل ا ْنشُ ُز ۡوا فَا ْنشُ ُز ۡوا َي ۡرفَ ِع‬
‫ح ه‬ ِ ‫س‬ َّ َ‫ٰٰۤياَيُّ َها الَّذ ِۡينَ ٰا َمنُ ٰۡۤوا اِذَا ِق ۡي َل لَـكُ ۡم تَف‬
َ ‫س ُح ۡوا فِى ۡال َمجٰ ل ِِس فَ ۡاف‬
َ ‫س ُح ۡوا َي ۡف‬

‫ّٰللاُ ِب َما ت َعۡ َم ُل ۡونَ َخ ِب ۡير‬ ٍ ٰ‫ّٰللاُ الَّذ ِۡينَ ٰا َمنُ ۡوا مِ ۡنكُ ۡم ۙ َوالَّذ ِۡينَ ا ُ ۡوتُوا ۡالع ِۡل َم دَ َرج‬
‫ت ؕ َو ه‬ ‫ه‬

Tafsirannya:

“Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasul-Nya serta mengamalkan

syariat-nya, jika kalian diminta saling memberikan kalapangan di dalam majelis,

hendaklah kalian memberikan kelapangan, semoga Allah memberikan kelapangan

kepada kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian, wahai orang-orang beriman diminta

berdiri dari tempat duduk kalian untuk suatu urusan yang mengandung kebaikan

bagi kalian maka berdirilah, nisca Allah meninggikan kedudukan orang-orang

6
Albert Efendi Pohan, S. Pd., M. Pd, “Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah”
(CV Sanur Untung, 2020) h. vii-viii

5
beriman dan ikhlas diantara kalian serta meninggikan kedudukan orang-orang

berilmu berderajat-derajat dalam hal pahala dan tingkat keridhaan. Allah mahatahu

tentang amal kalian, tidak ada suatu amal kalian pun yang tersembunyi bagi-Nya

dan Dia akan memberi kalian balasan. Ayat ini mengandung isyarat tentang

kedudukan, keutamaan, dan tingginya derajat para ulama.”7Sedangkan dari segi

psikologis, peserta didik mengalami banyak tekanan dalam pembelajaran.

Banyaknya tugas dari berbagai mata pelajaran yang diberikan oleh pendidik sebagai

evaluasi dengan tenggang waktu yang terbatas, sedangkan peserta didik belum pasti

paham mengenai materi yang telah disampaikan. Mereka juga cenderung bosan dan

malas dalam mengikuti pembelajaran, karena dalam berjam-jam harus menatap

layar handphone atau PC.

Namun permasalahan minat belajar siswa di era pandemi seperti yang telah

dijelaskan tadi tidak terlepas dari tingkat kreativitas dan kemampuan guru dalam

memanfaatkan proses pembelajaran dalam jaringan. Pendidik harus mencari ide

yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agar peserta didik tetap mau

mengikuti pembelajaran seperti biasanya. Mulai dari menentukan metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, menentukan e-Learning yang

mudah diakses oleh siswa, hingga media pembelajaran yang menarik dan bervariasi

agar siswa tidak mudah bosan. Istilah e-learning memiliki banyak arti karena

memiliki macam arti penggunaan saat ini. 8 Hal ini bisa diatasi jika pendidik bisa

memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik.

7
Tim Ulama Mushaf Syarif Mujamak Malik Fahd, Terjemah At-Tafsir Al-Muyassar, (Surakarta:
2016), h.543
8
Meda Yuliani, dkk “Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan Penerapan” (Yayasan
Kita Menulis, 2020) h:3

6
Mungkin beberapa aplikasi seperti zoom, google meet, class room dan lain-

lain bisa diakses kapanpun dan dimanapun ketika tersambung dengan jaringan

internet. Namun, pendidik harus tetap memvariasikan pembelajaran agar tidak

bersifat monoton. Salah satunya dengan memvariasikan media pembelajaran yang

efektif dan menarik perhatian siswa untuk selalu mau mengikuti pembelajaran.

Dimana media pembelajaran yang dirancang dengan baik akan sangat membantu

peserta didik dalam mencerna dan memahami materi pembelajaran.9

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama wakil

kepala sekolah bagian kurikulum dalam hal ini ibu Andi Azizah Iqbal, S.Si, bahwa

SMAS Semen Tonasa menjadi salah satu sekolah di Kabupaten Pangkep yang

menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan. Bahkan, penggunaan media

pembelajaran tersebut telah diterapkan sebelum covid 19 sehingga para tenaga

pendidik dan kependidikan di SMAS Semen Tonasa tidak lagi kaku dalam

menggunakan media pembelajaran online. Adapun aplikasi atau software yang

digunakan di SMAS Semen Tonasa adalah Google for Education yang didalamnya

telah terdapat Google Site, Google Drive, serta aplikasi pendukung pendidikan

lainnya yang dimiliki oleh Google. Sejak mei 2021, Yayasan Kesejahteraan Semen

Tonasa yang merupakan yayasan Induk dari SMAS Semen Tonasa telah

melaksanakan pelatihan penggunaan aplikasi google terhadap seluruh tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan. Seluruh guru mata pelajaran diarahkan untuk

membuat media pembelajaran berbasis online melalui layanan google. Dari hasil

9
Meda Yuliani, dkk “Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan Penerapan” (Yayasan
Kita Menulis, 2020) h:2

7
pelatihan tersebut kemudian dibuat website induk yang merangkum semua

administrasi maupun data pembelajaran yang dapat diakses melalui alamat website

https://discas.smassementonasa.sch.id. Dengan adanya website dari google

tersebut, pada saat diterapkannya aturan belajar dengan sistem dalam jaringan, guru

di SMAS Semen Tonasa sangat terbantu dalam melaksanakan proses belajar

mengajar.

Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pengembangan media

pembelajaran yang sesuai untuk kondisi peserta didik. Agar pembelajaran online

dengan menggunakan media pembelajaran google site pada saat pandemi dapat

tetap digunakan meskipun pembelajaran tatap muka telah dilaksanakan. Dengan

memperhatikan hal tersebut pendidik materi ajar yang mampu dengan mudah

diserap oleh peserta didik dan akan mendukung peserta didik dalam meraih capaian

nilai yang diinginkan atau melalui proses belajar dengan menggunakan metode

yang tepat peserta didik dapat mengkaji dan menerapkan pengetahuan sehingga

dapat diandalkan untuk menyelesaikan kelak permasalahan yang ada di kehidupan

sekitarnya.10 Adapun dampak yang akan dihasilkan dari pengembangan media

tersebut ialah peserta didik akan lebih mudah memahami pembelajaran yang telah

disampaikan, sehingga media google site ini dapat diaplikasikan pada saat

pembelajaran secara efektif.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka peneliti tertarik

untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi penelitian skripsi yang berjudul

10
Abdullah, “ Pendekatan dan Model Pembelajaran Yang Mengaktifkan Peserta Didik “ ,
Edureligia, Vol. 1 (2017), h.46

8
“Pengembangan Penggunaan Media Pembelajaran Google Site Pada Materi Sistem

Ekskresi Kelas XI SMAS Semen Tonasa”. Dalam hal ini peneliti berharap adanya

pemilihan media pembelajaran yang lebih bervariasi dalam proses pembelajaran

sehingga peserta didik bisa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di

kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut,maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran google site pada mata

pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen Tonasa?

2. Bagaimana tingkat validitas media pembelajaran google site pada mata

pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen Tonasa ?

3. Bagaimana tingkat kepraktisan penggunaan media pembelajaran google site

pada mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen

Tonasa ?

4. Bagaimana tingkat keefektifan media pembelajaran google site pada mata

pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen Tonasa ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini harus ada tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari penelitian

ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana media pembelajaran google site pada mata

pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen Tonasa.

9
2. Untuk mengetahui tingkat validitas media pembelajaran google site pada

mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen

Tonasa.

3. Untuk mengetahui tingkat kepraktisan penggunaan media pembelajaran

google site pada mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI

SMAS Semen Tonasa?

4. Untuk mengetahui tingkat keefektifan media pembelajaran google site pada

mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen

Tonasa.

D. Manfaat Penlitian

Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua hal, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan media pembelajaran google

site untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan

tambahan wawasan mengenai variasi media pembelajaran yang bisa digunakan

pada pembelajaran daring terutama saat mata pelajaran Biologi sehingga dapat

menciptakan semangat belajar peserta didik dan pembelajaran yang menyenangkan.

10
b. Bagi peserta didik

Diharapkan peserta didik lebih memahami pembelajaran Biologi yang telah

disampaikan menggunakan media google site. Sehingga media google site ini dapat

diaplikasikan pada saat pembelajaran secara efektif.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian yang akan dilakukan dapat digunakan sebagai pengalaman

dan menambah pengetahuan yang bermanfaat untuk diaplikasikan nanti saat sudah

berkecimpung di dunia pendidikan.

d. Bagi umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman penelitian

selanjutnya.

E. Deskripsi Produk

Produk yang dikembangkan berupa aplikasi berbasis website yang

merupakan salah satu produk dari Google sebagai tools untuk membuat website.

Google Sites menyediakan sebuah website builder yang dapat digunakan untuk

menyusun sebuah situs sederhana. Penggunaan Google Site di SMAS Semen

Tonasa bekerjasama dengan Google Education Group (GEG) Sulawesi Selatan dan

menerapkan layanan Enterprise atau berbayar yang memiliki kelebihan domain

yang bisa diberi nama sesuai nama instansi sendiri. Adapun produk yang digunakan

adalah Google Suite for Education (GSE) yang terintegrasi dengan seluruh layanan

google dengan penggunaan domain Pendidikan sekolah atau sch.id. Domain yang

digunakan oleh SMAS Semen Tonasa adalah smassementonasa.sch.id. Langkah

awal dalam membuat website produk google ini yaitu dengan membuat konsol

11
admin yang nantinya akan mengatur seluruh hak akses keanggotaan tenaga

pendidik maupun siswa. Hak akses dibuat dengan menggunakan email domain

smassementonasa.sch.id. Langkah selanjutnya yaitu membuat database pada

google drive yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan data materi pembelajaran

baik dalam bentuk tulisan, gambar, audio, video dan lain-lain.

F. Definisi Operasional

Pengertian istilah yang terkandung dalam judul dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terarah dan

terencana untuk membuat dan memperbaiki, sehingga menjadi produk yang

semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan mutu

yang lebih baik.

2. Penggunaan Media Pembelajaran Google Site

a) Penggunaan

Penggunaan artinya proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu

pemakaian.Jadi, penggunaan dapat diartikan sebagai suatu proses ataupun

pemakaian sesuatu.

b) Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang membawa pesan-pesan atau informasi

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud- maksud pengajaran. Jadi,

media pembelajaran ini berperan sebagai perantara antara guru dan peserta didik

dalam menyampaikan pesan atau informasi.

12
c) Google Site

Google site merupakan produk yang dibuat oleh google sebagai alat

membuat situs website untuk keperluan pribadi ataupun kelompok, baik untuk

keperluan personal atau korporat. Google site merupakan cara termudah dalam

membuat informasi yang bisa diakses oleh orang yang membutuhkan secara cepat

dan orang-orang dapat bekerja sama dalam situs untuk menambahkan berkas file

lampiran serta informasi dari aplikasi google lainnya seperti google docs, sheet,

form, calendar, awesome table dan lain sebagainya.Jadi, google site adalah produk

dari google berupa situs website yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu media

pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran google site pada penelitian ini yaitu

menjelaskan tentang bagaimana guru menyampaikan materi yang sesuai dengan

pembelajaran pada google site, bagaimana siswa dalam mengakses google site,

serta kemudahan yang didapatkan oleh siswa saat mempelajari materi pada google

site. Pada media pembelajaran google site ini terdapat banyak keunggulan yang bisa

membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

d) Mata Pelajaran Biologi

Mata pelajaran biologi merupakan salah satu bidang kajian dari ilmu

pengetahuan alam yang membahas makhluk hidup dengan lingkungan.Hal ini

penting karena peserta didik dapat melatih kemampuan berpikir dan memecahkan

masalah serta mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

13
G. Peneliti Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, penggunaan media pembelajaran

banyak digunakan dalam penelitian. Namun, penggunaan media pembelajaran

google site tidak ditemukan. Ada beberapa penelitian yang menggunakan media

pembelajaran dan mengaitkannya dengan minat belajar. Di antara penelitian atau

berkas skripsi terdahulu, yaitu:

1. Efektivitas penggunaan Media Pembelajaran Google Site dalam Meningkatkan

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MtSN 4 Jombang

oleh Islamiah dan Irzha Nurd pada tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran google site dalam

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTsN

4 Jombang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif jenis eksperimen dengan

subjek penelitian siswa kelas VIII di MTsN 4 Jombang tahun pelajaran

2020/2021. Dari perhitungan secara manual didapatkan thitung yaitu 2,1279 dan

tabel yaitu 2,00172, perbandingannya 2,1279 > 2,00172. Melalui aplikasi SPSS

for Windows versi 21 yang menunjukkan hasil Sig. (2-tailed) sebesar 0,038. <

0,05. Artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, ada efektivitas penggunaan

media pembelajaran google site dalam meningkatkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 4 Jombang. Namun, peningkatan minat

belajar siswa dalam penelitian ini masih tergolong rendah.11

11
Islamiah, Irzha Nur (2021) Efektivitas penggunaan media pembelajaran Google Site dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 4
Jombang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya

14
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran Google Sites Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Jarak Jauh Siswa Kelas VII SMP Islam Asy-Syuhada Kota Bogor oleh

Rosyiana pada tahun 2021. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di sekolah

SMP Islam Asy- Syuhada yaitu siswa kelas VII dalam menggunakan media

pembelajaran dalam google sites dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki

kompetensi pengemabangan dan menghasilkan pembelajaran yang efektif.

Siswa melakukan kelas daring dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan

seminggu dua kali pertemuan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru

menjelaskan materi dengan mengunggah materi pada google sites, siswa tidak

perlu copy file menggunakan flashdisk sehingga siswa tidak perlu kerepotan

untuk copy paste, siswa tinggal mengunduhnya saja.12

3. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Google Site Pada Mata Pelajaran

Sosiologi Kelas X oleh Muhamad Khabib Cahyo Nugroho pada tahun 2021.

Media pembelajaran Google Sites telah diterima serta dinyatakan layak oleh ahli

media, ahli materi, dan guru sosiologi. Uji kelayakan dengan ahli media 1

dilakukan sebanyak tiga kali hingga media diterima. Perolehan jumlah skor

mendapatkan nilai sebesar 93 dengan nilai rata-rata sebesar 4,65 yang tergolong

kategori “Sangat Layak”. Sementara uji kelayakan dengan ahli media 2

dilakukan sebanyak dua kali hingga media diterima dengan perolehan jumlah

skor sebesar 93 dengan nilai rata-rata sebesar 4,65 yang tergolong kategori

“Sangat Layak”. Kemudian uji kelayakan dengan ahli materi 1 juga dilakukan

12
Rosyiana (2021), Pemanfaatan Media Pembelajaran Google Sites Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Jarak Jauh Siswa Kelas VII SMP Islam Asy-Syuhada Kota Bogor, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

15
sebanyak tiga kali hingga diterima. Perolehan jumlah skor mendapatkan nilai

sebesar 88 dengan nilai rata-rata sebesar 4,89 yang tergolong kategori “Sangat

Layak”. Sementara uji kelayakan dengan ahli materi 2 dilakukan sebanyak dua

kali hingga diterima dengan perolehan jumlah skor sebesar 78 dengan nilai rata-

rata 4,33 yang tergolong kategori “Sangat Layak”. Pada uji kelayakan dengan

guru sosiologi hanya menempuh satu kali hingga diterima. Perolehan dari

seluruh jumlah skor sebesar 183 dengan nilai rata-rata 4,60 yang termasuk

kategori “Sangat Layak”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran Google Sites telah layak untuk digunakan pada proses

pembelajaran.13

4. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web (Google Site) Di Tingkat

SMP Kelas VIII oleh Roni Hardianto pada tahun 2022. Penilaian oleh respon

peserta didik kepada media pembelajaran yang sudah dikembangkan dinyatakan

“sangat baik”. Hal tersebut membuktikan bahwa sudah layaknya media

pembelajaran yang dikembangkan untuk diterapkan dan peserta didik tertarik

pada media pembelajaran berbasis Google Sites.14

5. Efektivitas Penggunaan Google Sites Sebagai Media Pembelajaran Jarak jauh

Dalam Upaya Peningkatan Peserta Didik Pada Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP

Ali Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun Pelajaran 2021 oleh Atik Syakiroh

pada tahun 2021. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat efektivitas

13
Muhamad Khabib Cahyo Nugroho (2021), Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Google Site Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X, Universitas Negeri Yogyakarta
14
Roni Hardianto (2021) Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web (Google Site) Di
Tingkat SMP Kelas VIII , Universitas Muhammadyah Sumatera Utara

16
penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran jarak jauh dalam upaya

meningkatkan prestasi peserta didik pada pelajaran PAI kelas VIII di SMP Ali

Maksum Krapyak Yogyakarta tahun pelajaran 2021. Pernyataan kesimpulan

tersebut dibuktikan dengan adanya data kenaikan rata-rata nilai dari 72,59

menjadi 85,36 yaitu sebesar 17,5% yang termasuk dalam kategori cukup

efektif.15

H. Tinjauan Teoritis

1. Penggunaan Media Pembelajaran Google Site

a. Pengertian Media Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dimana belajar juga merupakan

suatu aktivitas atau psikis yang berlangsung yang terjadi dalam interaksi aktif

dengan lingkungannya yang akan menghasilkan sejumlah perubahan dalam ilmu

pengetahuan,keterampilan,nilai dan sikap yang bersifat konstan dan menetap.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses

perubahan positif yang dilakukan oleh peserta didik dan didukung oleh tenaga

pendidik dengan tujuan untuk mencakup kebutuhan peserta didik baik dari segi

ilmu pengetahuan maupun aktivitas sosial dari peserta didik.16

Menurut terminologinya, kata media berasal dari Bahasa latin “medium”

yang artinya perantara, sedangkan dalam Bahasa Arab media berasal dari kata

15
Atik Syakiroh (2021), Efektivitas Penggunaan Google Sites Sebagai Media Pembelajaran Jarak
jauh Dalam Upaya Peningkatan Peserta Didik Pada Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP Ali
Maksum Krapyak Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia
16
A Purba, Ramen dkk,”Pengantar Media pembelajaran”(Yayasan Kita Menulis,2020),h.3

17
“wasilah” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media

pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai berikut:

1) Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media belajar merupakan

alat-alat grafis,fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan

Menyusun Kembali informasi visual atau verbal;

2) Heinih, dkk (1985) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan

pembawa pesan-pesan atau informasi dengan tujuan pembelajaran atau

mengandung maksud-maksud pembelajaran;

3) Martin dan Briggs (1968) mengemukakan bahwa media pembelajaran

mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi

dengan pembelajar, hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak

yang digunakan pada perangkat keras dan

4) H. Malik (1994) mengemukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),

sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan

pembelajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu.17

Media pembelajaran memiliki peran penting dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pendidik dalam menyampaikan

materi pembelajarannya. Adapun manfaat media pembelajaran, diantaranya:

● Meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran,

rasaingintahu dan antusiasme peserta didik meningkat,serta interaksi antara

17
Sumuharsoni, Hasbiyatul, “Media Pembelajaran”,(Jember: Pustaka Abadi, 2017), h.9-10

18
peserta didik, pendidik dan sumber belajar dapat terjadi secara interaktif. Dapat

membantu penyampaian materi yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret.

Beberapa informasi dan konsep materi yang bersifat abstrak, kompleks, tidak

dapat hanya disampaikan secara verbal saja. Sehingga,perlu adanya alat bantu

berupa media pembelajaran untuk menyampaikan materi tersebut. Konsep

materi yang bersifat abstrak, kompleks, rumit dapat dikonkretkan melalui media

misalnya berupa simulasi, pemodelan, alat peraga, dan lain-lain.

● Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. Beberapa

materi pembelajaran yang kompleks membutuhkan ruang dan waktu yang

Panjang untuk penyampaiannya. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat

disesuaikan dengan karakteristik materinya, sehingga keterbatasan yang

dialami dapat diatasi. Misalnya, dengan media pembelajaran online, e-

learning,mobile learning, web based learning yang dapat dilakukan kapan saja

dan dimana saja menembus batas ruang dan waktu.materi pembelajaran data

diakses kapan saja dan dimana saja.18

Dengan menggunakan media pembelajaran maka seorang pengajar akan

dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan media pembelajaran yang

akan digunakan dalam menyampaikan pesan atau ilmu pengetahuan kepada

pelajar.19 Biasanya dalam pembuatan media,media yang dibuat harus ssuai dengan

ketersdiaan bahan, jika saat pembuatan ada bahan yang kurang atau perlu untuk

18
Abi Hami, Mustofa, dkk, “Media Pembelajaran” (Yayasan Kita menulis, 2020),h.7-8
19
Fernando, Andrew, “Pengembangan Media Pembelajaran”( Yayasan Kita Menulis,2020) h.9

19
ditambah maka perlu adanya penjelasan pada alat dan bahan, sehingga ada

kesesuaian antara list alat dan bahaan pada saat persiapan pembuatan media.20

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan sarana atau alat sebagai perantara yang berisi informasi atau pesan yang

akan digunakan untuk membantu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan

pengajaran yang efektif dan efisien. Media pembelajaran juga dapat merangsang

pikiran, perhatiaan dan minat siswa dalam proses pembelajaran. Adapun indikator-

indikator pengetahuan tentang media pendidikan yang harus dikuasai oleh seorang

guru ialah: (1) mengetahui ciri umum media Pendidikan, (2) mengetahui cara

memilih dan mempersiapkan media pendidikan sederhana seperti gambar, peta dan

sejenisnya,(3) mengetahui cara-cara menggunakan media Pendidikan pada proses

belajar mengajar dan, (4) mengetahui cara menyesuaikan media yang digunakan

dengan bahan yang diajarkan.21

b. Fungsi Media Pembelajaran

Istilah media berubah-ubah dari waktu ke waktu. Mulai dari alat peraga,

menjadi audio visual aids (alat bantu pandang/dengar), kemudian instructional

material (materi pembelajaran), dan sekarang dalam dunia pendidikan nasional

dikenal dengan instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran.

Seiring dengan perkembanganb teknologi yang canggih, saat ini muncul istilah e-

Learning. Huruf “e” adalah singkatan dari elektronik. Artinya media pembelajaran

20
Atiko, “Muda Membuat Media Pembelajaran”, (Gresik: Caramedia Communication,2018), h.6-
7
21
Rasyid Karo-karo, Isran, Rohani, “ Manfaat Media Dalam Pembelajaran”, Jurnal Pendidikan
dan Matematika, (2018), 7.1, h.94

20
berupa alat elektronik, meliputi CD multimedia interaktif sebagai bahan ajar offline

dan website sebagai bahan ajar online.22

Dari uraian penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi media

adalah untuk mempermudah dan memperjelas konsep yang kompleks dan abstrak

menjadi lebih sederhana, konkret, dan mudah untuk dipahami. Selain itu, media

juga berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sarana atau

alat yang dapat dilihat (visual) oleh siswa untuk mendorong motivasi dan minat

dalam belajar. Perkembangan teknologi yang canggih dapat mempermudah siswa

untuk belajar menggunakan media berbasis online yang bisa diakses kapanpun dan

dimanapun selama ada jaringan internet.

Dalam Surah Al-Alaq ayat 3-5 dijelaskan bahwa media memiliki peran

penting dalam kegiatan belajar mengajar , yaitu sebagai berikut:

َ ْ َ‫اِ ْق َرأْ َو َربُّك‬


٣ ‫اْل ْك َر ۙ ُم‬

٤ ‫علَّ َم ِبا ْلقَلَ ِۙم‬ ْ ‫الَّ ِذ‬


َ ‫ي‬

٥ ‫سانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْم‬ ِ ْ ‫علَّ َم‬


َ ‫اْل ْن‬ َ

Terjemahnya: “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar

(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya”. (Al-Alaq:3-5)

Dari beberapa ayat tersebut, dapat kita lihat bahwa Allah menjelaskan

proses belajar mengajar manusia yang semula tidak tahu menjadi tahu dengan

menggunakan perantara atau media berupa pena. Menurut tafsir, yang dimaksud

22
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, (Jember: Pustaka Abadi,
2018), h. 10.

21
dengan pena yaitu baca tulis.23 Dari sini secara tidak langsung Allah

mengisyaratkan akan memberi pengetahuan kepada manusia tetapi tidak secara

langsung mentransfer pengetahuan ke otak kita, melainkan melalui perantara atau

media. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Allah mengisyaratkan bahwa penggunaan

media ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan media,

manusia bisa lebih memahami mengenai pengetahuan yang telah diperoleh.

Secara umum media mempunyai kegunaan antara lain:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar.

4. Memungkinkan belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori dan kinestetik nya.

5. Memberi rangsangan yang sama, persamaan pengalaman dan menimbulkan

persepsi yang sama24

Berdasarkan uraian mengenai fungsi dari media pembelajaran maka dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki berbagai macam fungsi yaitu

memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar untuk dilihat

sehingga akan nampak dengan jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau

meningkatkan persepsi seseorang.

23
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol.15 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 327.
24
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, (Jember: Pustaka Abadi,
2018), h. 11.

22
c. Jenis Media Pembelajaran

Ada banyak jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru

seiring dengan perkembangan zaman. Para ahli berusaha untuk mengidentifikasi

jenis-jenis media pembelajaran. Ada yang melihat dari sisi aspek fisiknya dan ada

yang melihat dari sisi asek pancaindra. Tetapi pada dasarnya jenis-jenis media

secara umum dibagi menjadi:

1) Media visual, yaitu jenis media yang dapat dilihat atau mengandalkan panca

indra. Misalnya, foto, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniature,

alat peraga dan sebagainya.

2) Media audi, yaitu media yang dapat didengar dan mengandalkan indra telinga

sebagai salurannya. Misalnya, suara,music dan lagu, alat musik, siaran radio,

dan kaset suara, atau CD dan sebagainya.

3) Media audio visual, yaitu media yang bisa didengar dan secara bersamaan juga

dapat dilihat. Media ini menggerakkan indra penglihatan dan pendengaran

secara bersamaan. Misalnya, media drama, pementasan, film, televisi dan

media yang sekarang menjamur, yaitu VCD.

4) Multimedia, yaitu semua jenis media yang terangkum menjadi satu. Misalnya,

internet, belajar dengan menggunakan media internet artinya mengaplikasikan

semua media yang ada termasuk pembelajaran jarak jauh.25

Dalam pembuatan media pembelajaran perlu diperhatikan ketersediaan

dukungan dalam pembuatan maupun kemampuan dalam membuat media

tersebut.Pembuatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan yang

25
Satrianawati, “Media Dan Sumber Belajar”(Yogyakarta: Depublish,2018) h.10

23
dialami oleh masing-masing pelajar, dengan berkembangnya zaman tentu media

pembelajaran modern menjadi media yang sebaiknya digunakan namun kondisi

dilapangan yang berbeda membuat media pembelajaran yang sederhana tetap

dibutuhkan. Media pembelajaran yang sederhana juga cocok pada anak usia dini

hingga sekolah dasar dimana pada usia tersebut anak masih mengalami

perkembangan kognitif dan motorik yang perlu diasah.26

Pemanfaatan dan pendayagunaan berbagai jenis sumber belajar yang

digunakan tidak harus mahal, mutakhir, dan canggih, tetapi dapat juga

memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di sekitar lingkungan

tergantung tujuan, karakteristik peserta didik, termasuk pendekatan yang

digunakan. Bisa juga kepada peserta didik dengan karakteristik tertentu, jenis

sumber belajar yang sederhana dapat merupakan pemecahan masalah yang tepat.27

d. Model-Model Pengembangan

Menurut Setyosari (2012) dalam Kuswara model pengembangan dibagi ke

dalam dua model yaitu: model konseptual dan model prosedural. Model konseptual

yaitu model yang menghubungkan antarkonsep satu dengan yang lain dengan

urutan yang tidak bertahap, sedangkan model prosedural langkahlangkahnya

berurutan dari awal sampai akhir.28 Contoh model prosedural adalah model Kemp,

Dic & Carey, ADDIE, 4D, dan lain sebagainya.

26
Fernando, Andrew, “Pengembangan Media Pembelajaran”( Yayasan Kita Menulis,2020) h.69
27
Abidin, Zainul,”Penerapan Pemilihan Media Pembelajaran”, JurnalKajian Teknologi
Pendidikan (2016) vol.1,no 1, h.9
28
Kuswara, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda Daring, 2021,
h.13(www.direktori.pauddikmasjabar.kemendikbud.go.id) . Diakses tanggal 17 Oktober 2022 jam
13.03.

24
1) Model Addie

Model dari hasil pemikiran Branch ini mencakup 5 tahapan seperti: Analyze

(analisis), Design (rancangan), Develop (mengembangkan), Implement

(pelaksanaan) dan Evaluate (evaluasi).29

Gambar 2.1 Model Pengembangan ADDIE

2) Model Kemp

Model ini berasal dari hasil pemikiran Kemp yang menyatakan bahwa

pengembangan perangkat ialah perputaran kontinum yang berawal dari titik

manapun disebuah siklus. Terdapat beberapa elemen pada model ini yang meliputi:

pengenalan masalah, analisis peserta didik dan tugasnya, perumusan indikator,

instrumen evaluasi, strategi pembelajaran, media yang dipilih, pelayanan

pendukung, evaluasi formatif sumatif serta revisi perangkat pembelajaran.30

29
Robert Maribe Branch, Instructional Design: The ADDIE Approach, (USA: Springer, 2009), h.
1.
30
Kemp (1994), dalam Siti Osa Kosassy, “Mengulas Model-Model Pengembangan Pembelajaran
dan Perangkat Pembelajaran”, Jurnal PPKn & Hukum 14, no. 1 (2019): h. 156-159.

25
3) Model Dick-Carey

Model hasil ciptaan Walter Dick & Lou Carey ini hampir serupa dengan

defenisi Kemp yang membedakannya ialah pada model ini terdapat unsur

pelaksanaan analisis pembelajaran. Rangkaian prosesnya meliputi: identifikasi

tujuan dan karakter peserta didik, analisis instruksional, perumusan tujuan kinerja,

pengembangan tes acuan patokan, strategi dan pemilihan pengajaran, rangcangan

pelaksanaan evaluasi formatif, menulis perangkat dan revisi pengajaran.31

4) Model 4-D

S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel ialah tokoh

yang merumuskan model 4D. Rumusannya dijabarkan dalam 4 kunci utama

meliputi: pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop)

dan penyebaran (disseminate).32

Model penelitian pengembangan pada penelitian ini menggunakan model

4D (Four-D). Model 4D (Four-D) dikemukakan oleh Thiagarajan, Dorothy S.

Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974) yang digunakan sebagai alur dalam

pengembangan perangkat pembelajaran (instructional development), sebelumnya

model ini digunakan untuk pelatihan guru (training teacher) untuk anak-anak

berkebutuhan khusus (exceptional children). Seiring dengan berjalannya waktu,

disinyalir dari kata pengantar (foreword) oleh Maynard C. Reynolds bahwa

31
Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h. 61.
32
Muh. Khalifah Mustamin, dkk., Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 55.

26
model4D (four-D) juga untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan dapat

dijadikan sumber ide dalam prosedur pengembangan.33

Model 4D memiliki 4 tahap yaitu: (1) Pendifinisian (Define), (2) Desain

(Design), (3) Pengembangan (Develop), (4) Pendesiminasian (Disseminate).

Berikut penjelasannya:34

1) Pendefinisian (Define)

Tahap ini untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran. Ini merupakan tahap awal untuk menentukan tujuan pembelajaran

dan materi yang akan dikembangkan. Tahap Define terdiri dari lima langkah yaitu:

a) Analisis awal-akhir, untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi

oleh peserta didik.

b) Analisis peserta didik, untuk menelaah peserta didik, dilakukan identifikasi

terhadap karakteristik peserta didik yang sesuai dengan rancangan

pengembangan pembelajaran.

c) Analisis tugas, untuk pengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama

yang diperlukan untuk menganalisisnya ke dalam suatu kerangka sub

keterampilan.

d) Analisis konsep, untuk mengindetifikasi konsep-konsep utama yang akan

diajarkan serta disusun secara hierarkis.

33
Rochmad, “Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika”, Jurnal
Kreano, Vol.3 No.1, Jurusan Matematika FMIPA UNNES, 2012, h.
34
Muchamad Subali Noto, “Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis SMART (Specific,
Measurable, Achievable, Realistic, and Time-bound)”, Infinity: Jurnal Ilmiah Program Studi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.3 No.1, 2014, h.24-25

27
e) Perumusan tujuan pembelajaran, untuk mengkonversikan hasil yang telah

diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-

tujuan khusus.

1) Desain (Design)

Pada tahap ini adalah untuk merancang prototype perangkat pembelajaran.

Tahap ini dilakukan setelah tujuan pembelajaran ditetapkan. Pada tahap ini terdiri

dari empat langkah yaitu:

a) Pemilihan media yang tepat untuk penyajian materi pelajaran.

b) Pemilihan format sangat berkaitan dengan pemilihan media maka dari itu

perlu dipertimbangkan.

c) Desain awal merupakan inti dari proses pembelajaran yang akan diterapkan.

2) Pengembangan (Develop)

Tahap ini menghasilkan prototipe perangkat pembelajaran sebelum

diterapkan, terdiri dari dua langkah yaitu: 35

a) Penilaian tenaga ahli, dilakukan untuk memperoleh saran serta perbaikan,

dilakukan oleh beberapa ahli untuk mengevaluasi agar perangkat

pembelajaran yang dihasilkan lebih baik lagi.

b) Uji coba perangkat pembelajaran untuk pengembangan, hal ini dilakukan

untuk memperoleh perangkat pembelajaran yang konsisten dan efektif.

Dilakukan secara terus menerus sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

3) Pendesiminasian (Disseminate)

35
Rodi Satriawan, Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau dari Prestasi,
Penalaran Matematis, dan Motivasi Belajar, Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2017, h.90 15

28
Tahap ini merupakan tahap terakhir jika perangkat pembelajaran

memperoleh nilai positif dari tenaga ahli melalui tes pengembangan perangkat

pembelajaran, lalu dikemas dan diterapkan untuk skala yang lebih luas.

e. Pengertian Media Pembelajaran Google Site

Perkembangan IPTEK dewasa ini telah berkembang sangat pesat.

Penggunaan teknologi khususnya internet dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas

pembelajaran berbasis online. Salah satu produk dari google yang bisa

dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan secara gratis adalah google site. Di sini

pendidik dapat memanfaatkannya sebagai media pembelajaran secara online.

Google site digunakan untuk membuat situs website untuk keperluan

pribadi atau kelompok, baik untuk keperluan personal atau korporat. Google sites

merupakan cara yang praktis dalam pembelajaran karena memberikan informasi

pembelajaran dengan cepat dan bisa diakses dimana pun dan kapan pun. Google

sites dapat memberikan efektif dalam proses pembelajaran jarak jauh dalam kondisi

pandemi Covid-19, karena memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan google sites memberikan manfaat bagi peserta didik

dan guru. Manfaat google sites yaitu sebagai berikut (1) google sites dapat membuat

siswa lebih menarik dan menyenangkan (2) google sites dapat memberikan materi

pembelajaran yang bisa diunduh sehingga siswa dapat belajar dari materi dimana

pun dan kapan pun (3) google sites dapat memberikan materi yang dari awal sampai

akhir pertemuan , siswa dapat membaca kembali materi yang diberikan oleh guru

karena materi tidak otomatis hilang (4) siswa dapat mengupload tugas yang sudah

diberikan tempat tugasnya tersendiri (5) google sites dapat memberikan

29
pengumuman tersendiri mengenai tugas, atau informasi yang lain. Oleh karena itu

pada artikel kali ini akan membahas mengenai bagaimana pemanfaatan google sites

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di masa pandemi ini agar menjadi optimal

dalam pembelajaran jarak jauh.36

Pada google site, guru dapat memberikan materi pembelajaran, tugas,

mencantumkan silabus, dan lain sebagainya. Materi pembelajaran yang diberikan

dapat berupa teks, gambar, video, sehingga pendidik bisa mem variasinya. Selain

itu, google site ini sangat mudah diakses, peserta didik hanya butuh gadget/laptop

yang terhubung dengan jaringan internet.

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Google Site

a) Kelebihan media pembelajaran google site

Kelebihan dari media pembelajaran google site menurut pendapat Suryanto

(2018) dalam buku Abigail Soesna, dkk yaitu:

1) Google site dapat menambahkan fungsi-fungsi yang termuat didalamnya

dengan mudah.

2) Layanan disimpan pada domain Google.com. yang artinya alat pencarian akan

lebih mudah mencatat halaman web yang terpasang.

3) Dapat menggunakan berbagai jenis gadget yang disediakan oleh Google

maupun yang dibuat oleh pihak diluar Google.

4) Menyediakan berbagai tautan untuk informasi yang diperlukan.

b) Kekurangan Media Pembelajaran Google Site

36
Rosiyana,”Pemanfaatan Media Pembelajaran Google Sites Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Jarak Jauh Siswa Kelas VII SMP Islam Asy-Syuhada Kota Bogor”,Jurnal Ilmiah
Korpus (2021) v0l.5(2): h.219

30
Kekurangan google site menurut Suryanto (2018) dalam buku Abigail

Soesna, dkk yaitu:

1) Tidak tersedianya fitur drag-n-drop yang dapat digunakan untuk merancang

web.

2) Perubahan pengaturan dilakukan secara manual.

3) Google site tidak mendukung script dan iframe pada halamannya.

4) Pengguna secara mandiri untuk mengetahui cara menggunakan iframe pada

gadget tertentu37

c) Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran Google Site

Dalam penggunaan media, ada beberapa hal yang perlu disiapkan agar

media pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan efisien sehingga akan

tercipta pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik. Adapun langkah-

langkah yang perlu disiapkan dalam penggunaan media pembelajaran google site

adalah sebagai berikut:

a. Persiapan sebelum siswa mengakses google site

Agar siswa dapat mengakses google site, guru harus membuat halaman

website terlebih dahulu. Setelah itu guru bisa mencantumkan materi sesuai dengan

silabus pembelajaran. Saat mencantumkan materi, guru juga bisa sambil mendesain

halaman website agar terlihat lebih menarik. Seperti mengubah font tulisan, warna

atau gambar background, memberi gambar atau animasi, mencantumkan link

youtube berisi video yang berhubungan dengan materi, dan lain sebagainya.

Abigail Soesna, dkk,”Pengembangan Media Pembelajaran di Era Society” (Yayasan Kita


37

Menulis, 2022): h. 83

31
Semakin kreatif guru dalam mendesain halaman website, akan semakin menarik

perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran.

Guru juga bisa memberikan tugas melalui google form yang sudah

terhubung di halaman website. Tugas ini dapat dijadikan sebagai evaluasi untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa. Selain itu, google form juga dapat

digunakan untuk mendapatkan feedback dari siswa.

1) Kegiatan selama siswa mengakses google site

Saat guru memberikan link halaman website yang sudah berisi materi

kepada siswa, diharapkan semua siswa mau membuka link tersebut untuk

mempelajarinya. Guru bisa melihat seberapa banyak siswa yang mengakses google

site tersebut dengan menggunakan google analytics yang merupakan salah satu fitur

yang sudah tersedia.

Kemudian siswa juga harus mengerjakan tugas sebagai evaluasi. Hasil dari

tugas siswa yang telah dikumpulkan melalui google form dapat dilihat oleh guru.

Selanjutnya guru dapat menganalisis seberapa tinggi tingkat pemahaman siswa, jika

dilihat dari hasil tugas.

2) Kegiatan tindak lanjut

Maksud dari kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk menjaga apakah telah

mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini untuk memantapkan

pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan melalui media tersebut38

38
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 197.

32
2. Sistem Ekskresi

Pada dasarnya manusia makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah dengan

bentuk sangat sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya seperti

tumbuhan dan binatang karena selain manusia diberikan oleh Allah sebuah akal

untuk berfikir dan merenungkan segala sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini

dengan harapan akan menambah kesyukuran atas penciptaan mereka terhadap

Allah SWT, manusia juga tersusun dari komponen-komponen yang sangat rumit

sekaligus kompleks yang apabila dilihat dan dikaji secara mendalam akan diketahui

bahwa sekecil apapun komponen yang membentuk tubuh manusia itu akan

memiliki fungsi tersendiri dan tidak akan pernah sia-sia. Manusia sendiri adalah

makhluk hidup yang bersel banyak dimana kumpulan sel ini akan membentuk

jaringan dan kumpulan jaringan tersebut akan membentuk sistem organ, sedangkan

kumpulan sistem organ akan membentuk individu atau organisme dengan organ

manusia yang memiliki peran dan fungsi yang sangat vital untuk mengatur kerja

tubuh manusia. Ini merupakan nikmat yang telah diberikan Allah SWT begitu besar

kepada manusia yang patut kita syukuri dan kita sadari banyak sekali nikmat yang

diberikan kepada umat Islam tidak akan mampu untuk menghitungnya hal ini

dijelaskan dalam Al Qur‟an surah Ibrahim ayat 34 yang berbunyi :

‫ظلُوم َكفَّار‬ َ ٰ ‫صو َها ٓ إِ َّن ٱ ْ ِْلن‬


َ َ‫سنَ ل‬ ُ ْ‫ّلل َْل تُح‬ ۟ ‫سأ َ ْلت ُ ُموهُ ۚ َوإِن تَعُد‬
ِ َّ ‫ُّوا نِ ْع َمتَ ٱ‬ َ ‫َو َءات َ ٰىكُم ِمن كُ ِل َما‬

Terjemahnya: “Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu

mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu

33
tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat

mengingkari (nikmat Allah).”

َ‫سكُ ُم الض ُُّّر فَ ِالَ ْي ِه تَجْـَٔ ُر ْو ۚن‬


َّ ‫ّٰللا ث ُ َّم اِذَا َم‬
ِ ‫َو َما ِبكُ ْم م ِْن ِن ْع َم ٍة فَ ِمنَ ه‬

Terjemahnya: “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah,

kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu

meminta pertolongan”.

Allah telah mengatur sedemikian rupa model yang bentuk tubuhnya

manusia serta segala hal yang ada didalamnya agar selain manusia bersyukur,

manusia juga berusaha untuk berpikir dan merenungkan proses-proses fisiologi apa

saja yang terjadi pada tubuh manusia. Pada dasarnya di dalam tubuh manusia selalu

terdapat proses yang bertujuan untuk menghasilkan energi salah satunya adalah

melalui proses metabolisme yakni pembentukan atau pemecahan zat yang bertujuan

untuk menghasilkan energi demi kelangsungan hidup manusia. Selain

menghasilkan energi metabolisme zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat,

protein dan lemak juga menghasilkan sampah seperti amonia, kreatinin, uap air dan

sisa garam garam mineral yang berlebihan yang apabila zat-zat tersebut tidak

dikeluarkan maka akan beracun dan berbahaya bagi tubuh dan salah satu sistem

organ yang berperan dalam proses pengeluaran ini adalah sistem ekskresi.

Sistem ekskresi merupakan sistem yang bertanggung jawab untuk

mengeluarkan zat sisa metabolism yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat sisa

metabolisme, seperti garam, zat racun, kelebihan vitamin, kelebihan air, gas dan

komponen zat organic lainnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui Alat ekskresi.

Pada manusia, zat sisa metabolisme akan diangkut oleh darah dan dibawa menuju

34
organ ekskresi berupa ginjal, kulit dan paru-paru untuk kemudian dikeluarkan dari

dalam tubuh.

a. Zat-Zat yang Harus Diekskresi

Melalui proses respirasi,karbohidrat, lemak, serta Sebagian protein

dibongkar atau dipecah guna menghasilkan energi yang digunakan oleh tubuh

untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Pembongkaran atau pemecahan

senyawa-senyawa tersebut, selain menghasilkan senyawa-senyawa sederhana yang

berguna, juga menghasilkan senyawa-senyawa sisa yang tidak berguna. Selain tidak

berguna, zat-zat sisa juga dapat meracuni tubuh. Berbagai sisa metabolisme yang

harus diekskresi atau dikeluarkan dari tubuh diantaranya adalah karbondioksida,

ammonia, air, zat warna empedu dan asam urat.

1) Karbon Dioksida (CO₂ dan Air (H₂O)

Karbon dioksida dan air merupakan sisa pembakaran zat-zat makanan yang

berasal dari karbohidrat, lemak, ataupun protein selama proses respirasi. Karbon

dioksida harus dibuang karena jika jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan

keracunan. Namun, jika jumlahnya tidak berlebihan,gas ini tidak berbahaya dan

bermanfaat untuk menjaga kestabilan pH cairan tubuh. Dalam Keadaan berlebihan,

air juga harus dibuang dari tubuh karena dapat mengganggu tekanan osmosis sel.

2) Amonia (NH₃)

Ammonia merupakan sisa pembongkaran senyawa protein atau asam

amino. Amonia Yang terbentuk merupakan bahan yang sangat beracun bagi sel-sel

tubuh sehingga harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Amonia merupakan gas yang

sangat mudah larut didalam air.

35
3) Urea (CO(NH₂)₂)

Urea lebih sukar larut didalam air dan lebih tidak beracun dibandingkan

dengan ammonia. Oleh karena itu, hanya sedikit air yang diperlukan untuk

melepaskan urea dari dalam tubuh. Urea dibentuk dari ammonia dan karbon

dioksida melalui reaksi dengan asam amino ornitin.

4) Asam Urat

Asam urat merupakan sisa metabolisme asam nukleat, khususnya purin

(adenin dan guanin). Asam urat memiliki molekul yang lebih besar daripada urea.

Senyawa ini bersifat tidak larut sehingga tidak beracun bagi organisme. Bersama-

sama dengan ammonia dan urea, asam urat termasuk bahan-bahan buangan yang

mengandung nitrogen.

5) Zat Warna Empedu

Sel-sel darah merah memiliki umur yang terbatas dan harus dirombak setiap

beberapa waktu. Hasil perombakan sel-sel darah merah, terutama hemoglobin,

menghasilkan zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin yang berwarna.39

b. Organ-Organ Ekskresi pada Manusia

Tempat pembuangan zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh disebut

dengan organ-organ ekskresi. Organ-organ ekskresi meliputi:

39
Sri Pujianto & Rejeki S.F.Menjelajah Dunia Biologi untuk kelas XII SMA dan MA (Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 2016) h. 162

36
1) Ginjal

Fungsi Ginjal:

Mengekskresikan zat-zat buangan (waste product) seperti urea, asam urat,

kreatinin, kreatin, dan lain-lain.

a) Menjaga keseimbangan air dengan cara:

- Air dibuang bila pasukannya banyak.

- Mengurangi pengeluaran bila pemasukan sedikit.

b) Menjaga tekanan osmosis dengan cara:

- Mengatur ekskresi garam-garam mineral yang berlebihan.

- Membatasi ekskresi garam bila pemasukan sedikit.

c) Menjaga pH darah dan cairan tubuh lainnya.

Struktur Ginjal:

Setiap ginjal terdiri atas bagian luar adalah korteks renalis dan bagian dalam

adalah medulla renalis. Pada bagian korteks dan medula renalis. Pada bagian

korteks dan medula terdapat ribuan nefron. Nefron ini adalah unit operasional

ginjal. Komponen yang tampak berupa tubula yang disebut tubula neprik (nephric

tubule),bagian ujung tubula ini meluas disebut kapsula neprik (nephric capsule)

yang tediri atas 2 lapisan.pada akhir tubula neprik berhubungan dengan duktus

koledokus (cillectingduct),yang mana duktus koleduktus ini menampung keluaran

dari beberapa tubula neprik. Kumpulan beberapa duktus koleduktus ini Bersatu

membentuk ureter. Saluran ini membawa urine menuju kantong urinaria. Ujung

akhir dari saluran ini adalah uretra. Sebuah nefron banyak dikelilingi oleh

pembuluh darah. Pembuluh darah arteri masuk ke dalam kapsula neprik membentuk

37
satu ayaman yang disebut glomerulus. Ada 2 macam proses yang terjadi didalam

ginjal, yaitu:

a) Proses Filtrasi

Pada proses ini semua zat-zat yang terdapat didalam darah mampu

menembus dinding kapiler juga mampu menembus glomerulus dan kapsula

bowman. Pada filtrasi kekuatan sangat penting. Dengan tekanan yang kuat ini setiap

komponen darah bisa melewati glomerulus dan dinding kapsula sehingga sampai

pada rongga lapis atau tubula neprik. Dua komponen darah yang tidak bisa

melewati filter ini, yaitu sel darah dan plasma protein. Jadi komponen-komponen

atau filtrat yang demikian disebut dengan urine kapsula (urine primer).

Urine primer ini selanjutnya menuju kebagian tubulus nefron (tubulus

neprik) dan proses reabsorbsi mulai berlangsung.

b) Proses Reabsorbsi

Pada proses ini zat-zat yang masih berguna bagi tubuh akan diserap dan

dimasukkan kembali kedalam aliran darah. Setelah proses reabsorpsi ini

berlangsung maka terbentuklah urine sekunder. Komponen-komponen yang

diserap adalah,air, glukosa, asam amino, NaCl. Akan tetapi ada zat-zat yang perlu

dibuang kembali yang langsung lewat pembuluh darah yaitu kalium (K). proses

yang demikian disebut augmentasi. Setelah proses diatas maka terbentuklah urine

sejati. Selanjutnya urine sejati ini menuju ke kantong urinaria lewat ureter.

1) Kulit

Fungsi Kulit:

a) Pelindung tubuh dari gesekan, penyinaran, kuman, panas dan zat kimia.

38
b) Alat indra.

c) Mengurangi hilangnya air.

d) Mengatur suhu tubuh.

e) Alat ekskresi, yaitu mengeluarkan sisa metabolisme berupa air dan garam

dalam bentuk keringat.

Struktur kulit:

Kulit terdiri atas:

a) Lapisan luar (epidermis)

Terdiri atas 4 lapisan,yaitu:

- Stratum korneum atau lapisan zat tanduk :Meruakan lapisan sel mati atau sel yang

mengelupas.

- Stratum Lucidum : Merupakan lapisan tidak berpigmen dan tidak berinti.

- Stratum granulosum: Merupakan lapisan berpigmen.

- Stratum germinativum : Merupakan lapisan pembentuk sel-sel baru.

b) Lapisan dalam (dermis)

Terdiri atas:

- Akar rambut.

- Kelenjar keringat ( glandula sudorifera)

- Kelenjar minyak (glandula sebasea)

- Pembuluh darah

- Saraf

39
2) Hati

Fungsi hati:

a) Alat ekskresi yang dihasilkan empedu.

b) Tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.

c) Tempat pembentukan dan pembongkaran protein.

d) Tempat pembentukan dan perombakan sel darah mera.

e) Tempat penetralan racun.

Struktur hati:

a) Hati diselimuti oleh kapsula hepatis.

b) Pada hati terdapat pembuluh-pembuluh darah dan empedu yang disatukan oleh

kapsula Glison.

c) Hati memperoleh darah dari pembuluh nadi hati dan vena porta hepatica.

3) Paru- Paru

Fungsi paru-paru:

Sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan air dan CO₂. kedua zat yang

merupakan hasil metabolisme karbohidrat dan lemak ini, dikeluarkan dari jaringan

tubuh dan masuk mengikuti aliran darah menuju alveolus paru-paru.dalam plasma

darah, CO₂ Sebagian besar diangkut dalam bentuk ion HCO₃ dan sekitar 25% diikat

oleh Hb dalam bentuk karbomino hemoglobin dan sangat sedikit yang larut dalam

bentuk H₂CO₃.

c. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi

Berikut beberapa kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi.

40
1) Gangguan Fungsi Ginjal

a) Albuminuria, suatu penyakit yang ditandai dengan adanya albumin dan

protein lain pada urine akibat kerusakan alat filtrasi pada ginjal.

b) Nefritis, kerusakan pada glomerulus akibat adanya infeksi kuman.

c) Polyura, suatu penyakit yang ditandai dengan produksi urine sangat banyak

dan encer akibat gagalnya reabsorbsi nefron.

d) Oliguria, suatu penyakit yang ditandai dengan produksi urine sangat sedikit

akibat beratnya kerusakan ginjal.

e) Batu ginjal, penyakit akibat mengendapnya kristal kalsium fosfat menjadi

batu ginjal yang data menghambat pengeluaran urine.

f) Diabetes mellitus, atau kencing manis yaitu suatu penyakit yang disebabkan

kurangnya hormon insulin yang ditandai dengan adanya glukosa pada urine.

g) Diabetes insipidus, penyakit yang ditandai dengan kencing terus menerus

karena kurangnya hormone ADH.

h) Sistitis, peradangan pada saluran kantong seni akibat infeksi.

2) Gangguan pada kulit

a) Jerawat, suatu gangguan kronis pada kelenjar keringat yang umum yang

terjadi pada remaja.

b) Eksem, suatu pnyakit ekskresi pada kulit yang kronis ditandai dengan gatal,

merah, kering dan kulit bersisik.

c) Kudis atau Skabies (seven years itch),suatu gangguan kulit yang dapat

menular akibat parasit insekta Sarcopts Scabies yang dapat mengganggu

sistem Ekskresi.

41
d) Piruvat kutanea, penyakit kulit ini dengan gejala rasa gatal yang dipicu oleh

iritasi saraf sensorik perifer. Juga dapat disebabkan oleh kencing manis,

penyakit hati dan gangguan kelenjar tiroid.40

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan untuk menjalankan penelitian ini adalah

konsep penelitian dan pengembangan dikenal pula dengan istilah Research and

Development (R&D). metode Research and Development merupakan sebuah cara

dilakukan untuk menciptakan sebuah produk dengan cara diuji tingkat keefektifan

pada produk tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan ekplorasi dengan tujuan

mengembangkan Media Pembelajaran Poster dengan metode Pictorial Riddle pada

materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

2. Lokasi dan Objek Penelitian

Proses penelitian dilangsungkan di SMAS Semen Tonasa Tepatnya di Jalan

Majennang No 8, Kelurahan Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajenne

& Kepulauan. Dengan objek penelitian peserta didik kelas XI MIA 1 SMAS Semen

Tonasa dengan jumlah peserta didik sebanyak 25 orang.

3. Model Pengembangan

Pada penelitian ini akan digunakan Model pengembangan 4D, peneliti

memilih model 4D karena konsep pengembangan rumusannya dijabarkan dalam 4

40
Suwarno, Panduan Pembelajaran Biologi XI Untuk SMA & MA (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009) h.127

42
kunci utama meliputi: pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

(develop) dan penyebaran (disseminate).41

Penelitian pada pengembangan bahan ajar ini menggunakan model

pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design,

Develop, dan Disseminate. Adapun penjelasan tahapannya sebagai berikut:

1) Pendefinisian (Define)

Tahap ini untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran. Ini merupakan tahap awal untuk menentukan tujuan pembelajaran

dan materi yang akan dikembangkan. Tahap Define terdiri dari lima langkah yaitu:

a) Analisis awal-akhir, untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi

oleh peserta didik.

b) Analisis peserta didik, untuk menelaah peserta didik, dilakukan identifikasi

terhadap karakteristik peserta didik yang sesuai dengan rancangan

pengembangan pembelajaran.

c) Analisis tugas, untuk pengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama

yang diperlukan untuk menganalisisnya ke dalam suatu kerangka sub

keterampilan.

d) Analisis konsep, untuk mengindetifikasi konsep-konsep utama yang akan

diajarkan serta disusun secara hierarkis.

41
Muh. Khalifah Mustamin, dkk., Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 55.

43
e) Perumusan tujuan pembelajaran, untuk mengkonversikan hasil yang telah

diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-

tujuan khusus.

2) Desain (Design)

Pada tahap ini adalah untuk merancang prototype perangkat pembelajaran.

Tahap ini dilakukan setelah tujuan pembelajaran ditetapkan. Pada tahap ini terdiri

dari empat langkah yaitu:

a) Pemilihan media yang tepat untuk penyajian materi pelajaran.

b) Pemilihan format sangat berkaitan dengan pemilihan media maka dari itu

perlu dipertimbangkan.

c) Desain awal merupakan inti dari proses pembelajaran yang akan diterapkan.

3) Pengembangan (Develop)

Tahap ini menghasilkan prototipe perangkat pembelajaran sebelum

diterapkan, terdiri dari dua langkah yaitu:

a) Penilaian tenaga ahli, dilakukan untuk memperoleh saran serta perbaikan,

dilakukan oleh beberapa ahli untuk mengevaluasi agar perangkat

pembelajaran yang dihasilkan lebih baik lagi.

b) Uji coba perangkat pembelajaran untuk pengembangan, hal ini dilakukan

untuk memperoleh perangkat pembelajaran yang konsisten dan efektif.

Dilakukan secara terus menerus sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

44
4) Pendesiminasian (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahap terakhir jika perangkat pembelajaran

memperoleh nilai positif dari tenaga ahli melalui tes pengembangan perangkat

pembelajaran, lalu dikemas dan diterapkan untuk skala yang lebih luas.

4. Instrumen Penelitian

Untuk mengukur kepraktisan bahan ajar yang dikembangkan diperlukan

instrumen penelitian berupa angket, lembar observasi sebagaimana dijelaskan

dibawa ini :

a. Lembar Validasi

Instrumen penelitian pengembangan media google site dengan model

pengembangan 4D ialah lembar validasi, yang dimana lembar ini akan diisi

validator ahli materi dan juga desain dengan tujuan validasi ini untuk menghasilkan

produk yang dinilai valid berlandaskan revisi validator. Hasil revisi validator

selanjutnya dianalisis untuk mengecek tingkatan kevalidan sebuah produk.

b. Angket

Angket atau kuesioner merupakan beberapa daftar pertanyaan yang

nantinya akan dipergunakan guna mendapatkan data atau informasi tertentu dari

responden. Pada penelitian ini digunakan angket peserta didik, yang melibatkan

peserta didik sebagai responden. Angket ini akan diberikan kepada peserta didik

guna untuk mengetahui tingkat kepraktisan pembelajaran menggunakan media

pembelajaran google site.

45
c. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk menilai pemahaman peserta didik

terhadap materi yang telah diterima dari pendidik. Tes dievaluasi setelah peserta

didik diberikan seperangkat materi sebelumnya, dan tes diberikan untuk menilai

pembelajaran peserta didik. Dengan demikian, pemahaman yang baik terhadap

materi ajar yang diberikan untuk peserta didik memberikan hasil pengukuran yang

baik pula. Sumber data diperoleh dari hasil tes belajar yang telah dilakukan, selain

digunakan sebagai data dalam penelitian ini, hasil tes juga dapat menjadi acuan

untuk pendidik dan sekolah agar bisa meningkatkan lagi kualitas pembelajaran

yang ada di sekolah. Selain itu, adanya pengukuran ini dapat memacu semangat

belajar peserta didik untuk mendapat hasil yang lebih maksimal dari hasil tes yang

telah diikuti sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes hasil belajar

dengan jumlah 30 soal.

d. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran juga

divalidasi oleh validator. RPP divalidasi berdasarkan beberapa penilaian yaitu

berrdasarkan materi (isi yang disajikan), bahasa, waktu, metode sajian, dan sarana

dan alat bantu pembelajaran.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipilih untuk digunakan

antara lain sebagai berikut :

46
a. Data Uji Kevalidan

Data uji kevalidan dilakukan oleh Validator yang akan memvalidasi Media

Pembelajaran dan Isi melalui lembar uji kevalidan. Uji validasi dimaksudkan untuk

mendapatkan validasi dari pihak profesional dalam suatu bidang terkait tingkat

daya guna produk yang dihasilkan, penilaian ini kemudian akan menjadi dasar

penerapan produk atau pengembangan lanjutan. Dalam penelitian ini penilian

kelayakan dilakukan dengan menjadikan pihak pendidik sebagai tim penilai yang

akan dimintai pertimbangannya terkait dengan media pembelajaran, aspek

penilaian meliputi kesesuaian muatan poster dengan materi pembelajaran,

penggunaan bahasa serta visualisasi yang ditampilkan dalam poster. Produk poster

ini harus memperoleh nilai dalam kategori cukup valid untuk kemudian dapat

dianggap layak serta digunakan dalam proses belajar mengajar.

b. Data Uji Kepraktisan

Data uji kepraktisan didapatkan dari hasil survei dengan kuisioner yang diisi

oleh peserta didik serta lembar observasi pendidik. Perolehan data dari proses

obeservasi ini akan dijadikan landasan dalam menilai kepraktisan penggunaan

produk selama proses pembelajaran.

c. Data Uji Keefektifan

Data keefektifan didapatkan dari analisis yang dilakukan terhadap capaian

peserta didik pada tes akhir tentang materi pembelajaran. Tingkat nilai yang

digunakan merujuk pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditentukan untuk mata pelajaran Biologi di SMAS Semen Tonasa yaitu nilai 75.

47
6. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif atau teknik pengolah data yang memproses data dalam bentuk angka.

Proses analisis data dilakukan untuk mendapatkan nilai kelayakan dari media

pembelajaran yang telah diujikan, merujuk kepada data yang telah didapatkan. Tiap

data akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya kemudian dianalisis menggunakan

tahap-tahap sebagai berikut :

a. Analisis Kevalidan

Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam menganalisis data kevalidan

media sebagai berikut:42

1) Merekapitulasi hasil penilaian ahli ke dalam tabel yang mencakup: nilai

total (𝑉𝑖𝑗̅̅̅̅̅̅̅̅) dan aspek (𝐴𝑖̅̅̅̅̅̅̅̅) untuk masing-masing validator.

2) Menetapkan nilai rata-rata nilai hasil validasi dari semua validator untuk

setiap kriteria dengan menggunakan rumus:

𝛴𝑗𝑛 = 1𝑣
̅̅̅̅
𝑙𝑗
𝑘𝑙 =
𝑛

Keterangan:

𝐾𝑖̅̅̅̅̅̅̅̅ = Rata-rata kriteria ke-i

n = Banyaknya kriteria

𝑉𝑖𝑗̅̅̅̅̅̅̅̅ = Skor hasil penilaian terhadap kriteria ke-i oleh validator ke-j

42
Prusdianto dkk, “Perancangan Perangkat Pembelajaran Drama Radio/Televisi Berbasis Cerita
Rakyat Sulawesi Selatan”, Jurnal Imajinasi 3, no. 2 (2019): h. 4-5.

48
1) Mencari rata-rata nilai untuk tiap aspek dengan menggunakan rumus:
𝑛
∑𝑗=𝑖 ̅̅̅̅
𝑘𝑙 𝐽
𝐴𝑙 =
𝑛

Keterangan:

𝐴𝑖̅̅̅̅̅̅̅̅ = rata-rata kriteria ke-i

n = banyaknya kriteria

𝐾𝑖𝑗 = rata-rata terhadap aspek ke-i kriteria ke-j

2) Menentukan rata-rata total (𝑉𝑎̅̅̅̅̅̅̅̅) dengan menggunakan rumus:

𝛴𝑗𝑛 = 𝑖 ̅̅̅
𝐴𝑙
𝑣𝑎 =
̅̅̅
𝑛

Keterangan:

𝑉𝑎̅̅̅̅̅̅̅̅ = Rata-rata total

n = Banyaknya aspek

𝐴𝑖̅̅̅̅̅̅̅̅ = Rata-rata aspek ke-i

3) Menetapkan kategori validitas setiap kriteria 𝐾𝑖̅̅̅̅̅̅̅̅ atau rerata aspek 𝐾𝑖̅̅̅̅̅̅̅̅ atau rerata

total 𝑉𝑎̅̅̅̅̅̅̅̅ dengan berdasarkan kategori validasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kevalidan43

Nilai Rata-Rata Kriteria Kevalidan

v > 3,4 Sangat Valid

2,8 < v ≤ 3,4 Valid

43
Suryo Hartanto, Mobalean Maning (Model Pembelajaran Berbasis Lean Manufacturing)
(Yogyakarta: Deepublish, 2020), h. 64

49
2,2 < v ≤ 2,8 Cukup Valid

1,6 < v ≤ 2,2 Kurang Valid

v ≤ 1,6 Tidak Valid

Keterangan: v = nilai rata-rata kevalidan dari semua validator

Penelitian pengembangan media pembelajaran google site dengan model 4D

pada materi Sistem Ekskresi, kategori kevalidan yang akan dicapai yaitu kategori

valid dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,8 < v ≤ 3,4.

b. Analisis Data Kepraktisan

Kepraktisan dianalisis berdasarkan angket respon pendidik dan peserta

didik yang kemudian nilai rata-ratanya ditentukan dan dirujuk dalam selang

penentuan derajat kepraktisan media berikut:44

Ai) Aspek dan (Vij) nilai total untuk masing-masing validator.

1) Menelusuri rata-rata total (Xi) dengan rumus:

∑𝑛𝑗=0 𝐴𝑖
𝑥𝑖 =
𝑛

Keterangan:

Ai = rata-rata aspek

n = banyaknya aspek

44
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 238.

50
2) Menetapkan kategori kepraktisan tiap kriteria (Ki) atau rata aspek (Ai) atau

rata total (Xi) dengan kategori kepraktisan yang telah ditetapkan. Kelompok

kriteria kepraktisan dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kepraktisan45

Nilai Kriteria

3,5 ≤ Xi ≤ 4 Sangat Praktis

2,5 ≤ Xi ≤ 3,5 Praktis

1,5 ≤ Xi ≤ 2,5 Cukup Praktis

Xi ≤ 1,5 Tidak Praktis

Keterangan: Xi = Nilai Rata-rata Responden

Media ditetapkan mempunyai derajat kepastian memadai ketika nilai rata-

rata mencapai 2,5 ≤ Xi ≤ 2,5 (cukup praktis). Revisi dan saran validator akan

dikerjakan apabila tidak memenuhi nilai tersebut dan meninjau dari komponen yang

terhitung kurang, lalu dilaksanakan kembali analisis dan validasi ulang. Begitu

secara terus-menerus sampai nilai x minimal berada pada kriteria cukup praktis.46

c. Analisis Data Keefektifan

Analisis data keefektifan bertujuan untuk menganalisis nilai keefektifan

media media pembelajaran poster dengan metode Pictorial Riddle pada materi

struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang telah dikembangkan peneliti dengan

berdasarkan informasi tes hasil belajar dari peserta didik. Peserta didik

45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 145.
Nurdin, “Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif
46

Untuk Menguasai Bahan Ajar”, Disertasi (Surabaya: PPS UNESA, 2007), h. 143-145.

51
dideskripsikan berhasil jika mendapatkan nilai yang lebih besar atau nilai yang

sama dengan nilai KKM yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu 78. Ketuntasan

belajar klasikal tercapai jika jika 80% peserta didik mencapai nilai yang sama atau

lebih besar dengan nilai KKM.47 Informasi tes hasil belajar ini selanjutnya akan

diuraikan dengan cara kuantitatif deskriptif. Penetapan hasil tes belajar peserta

didik dapat dianalisis dengan langkah sebagai berikut:

a) Menghitung nilai hasil belajar peserta didik dengan rumus:48


𝑤
𝑁=
𝑛

Keterangan:

N = Nilai yang diperoleh peserta didik

W= Jumlah soal yang benar

n = Banyaknya item soal

b) Menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal dengan rumus:49

Ʃ 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐷𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


𝑃= 𝑥 100%
Ʃ 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐷𝑖𝑑𝑖𝑘

Keterangan:

P = Presentase ketuntasan belajar

ΣPeserta didik yang Tuntas Belajar = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar

Σ𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 = Jumlah seluruh peserta didik

47
Ety Setiawati, dkk., “Pengembangan Media Pembelajaran Modul Pada Materi Animalia Kelas X
SMAN 1 Pontianak”, Jurnal Bioeducation 4, no. 1 (2017): h. 50.
48
Ety Setiawati, dkk., “Pengembangan Media Pembelajaran Modul Pada Materi Animalia Kelas X
SMAN 1 Pontianak”, Jurnal Bioeducation 4, no. 1 (2017): h. 50.
49
Neni Triana, LKPD Berbasis Eksperimen: Tingkatkan Hasil Belajar Siswa (Bogor: Guepedia,
2021), h. 34.

52
c) Mengelompokkan kemampuan peserta didik dengan berdasarkan teknik
kategorisasi standar yang sudah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kategori Hasil Belajar50

Presentase Ketuntasan Kategori

< 80 Sangat efektif

< 60 - 80 Efektif

< 40 – 60 Cukup Efektif

< 20 – 40 Kurang Efektif

≤ 20 Samgat Kurang Efektif

Penelitian pengembangan media media pembelajaran google site materi

system ekslresi yang dikembangkan dapat dikatakan bersifat efektif apabila peserta

didik mencapai nilai > 80 yang termasuk dalam kategori sangat efektif dan minimal

mencapai nilai > 60 – 80 yang termasuk dalam kategori efektif

50
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h.
242.

53

Anda mungkin juga menyukai