Anda di halaman 1dari 56

DRAFT PROPOSAL

Nama : Diah Pratiwi Nurdin

NIM : 20500118047

Jurusan : Pendidikan Biologi

Judul : Pengembangan Media Pembelajaran Google Site

Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas XI SMAS Semen Tonasa.

A. Latar Belakang

Tahun 2020 menjadi tahun terberat dimana Covid-19 menyebabkan

terjadinya perubahan kehidupan masyarakat. Penyebaran virus Covid-19 yang

sangat masif membuat pemerintah membuat kebijakan physical distancing, yang

mengharuskan setiap individu saling menjaga jarak antara satu dengan yang lain.

Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang

perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan

memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara

daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020).1

Berdasarkan dengan hal tersebut, dalam proses kegiatan pembelajaran

dimana guru dituntut untuk mencari, memilih dan menggunakan sumber belajar

dan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan dan materi

pembelajaran yang digunakan.2 Dalam mendidik pelajar metode yang digunakan

dalam pembelajaran yang hanya menggunakan penyampaian materi dengan satu

arah atau dengan metode ceramah dapat membuat situasi belajar yang sangat
1
Ali Sadikin, Afreni Hamidah “Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid 19” BIODIK:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi (2020) Vol 6. No. 2. H: 214-224
2
Satruianawati,” Media dan Sumber Belajar”, (Yogyakarta: Depublish, 2018), h.7

1
membosankan dan motivasi belajara yang kurang saat proses belajar mengajar

berlangsung. Dengan menggunakan media pembelajaran maka seorang pengajar

akan dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan media pembelajaran

yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan atau ilmu pengetahuan kepada

pelajar. 3

Peserta didik yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung lebih

semangat dalam belajar. Hambatan yang ada pada saat belajar dianggap sebagai

suatu tantangan yang harus dihadapi. Mereka akan belajar kapanpun dengan

senang hati, meskipun tidak ada tugas. Sebaliknya, ketika peserta didik memiliki

minat belajar yang rendah cenderung malas belajar dan tidak mau mengerjakan

tugas yang diberikan. Saat proses pembelajaran, mereka tidak akan ikut aktif

dalam pembelajaran. Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang

berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan

terhadap pelajaran tersebut. Ia akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu

yang berhubungan dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan

penuh antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya. 4

Melihat fenomena pendidikan di saat pandemi, banyak peserta didik yang

bosan dengan pembelajaran daring. Setiap hari mereka harus mengikuti

pembelajaran dengan memantau handphone atau PC. Hal tersebut didukung oleh

pendapat Albert Efendi Pohan, S. Pd., M. Pd (2020) yang menyatakan bahwa

pembelajaran daring tersebut hanya sebatas pemberian tugas kepada peserta didik
3
Fernando, Andrew, “Pengembangan Media Pembelajaran” (Yayasan Kita Menulis,2020) h.9
4
Nurhasanah, Siti,” Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar SIswa”, Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, Vol.1 No.1 (2016): h.131

2
melalui media online yang digunakan. Sehingga, hal tersebut dapat menciptakan

suasana yang kurang efektif dalam proses pembelajaran. Bahkan seringkali

peserta didik akan merasa tertekan akan tugas-tugas yang jumlahnya banyak. 5

Sedangkan menurut peneliatian yang dilakukan oleh Misdar (2020) yang

menyatakan bahwa salah satu dampak negatif dari pembelajara daring ialah sikap

malas yang ditimbulkan oleh siswa disebaban oleh banyaknya faktor seperti sisa

terlalu sering bermain, bergantung pada google, dan siswa mulai merasa bosan

melakukan aktifitas pembelajaran daring.6

Pembelajaran daring menggunakan alat belajar seperti handphone atau PC

yang dihubungkan dengan jaringan internet. Hal ini memicu banyaknya

permasalahan yang muncul bagi peserta didik, baik dari segi finansial maupun

dari segi psikologis. Dari segi finansial, tidak semua peserta didik memiliki

keadaan ekonomi yang sama baik, sehingga menghambat mereka menjadi tidak

bisa mengikuti pembelajaran. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah swt

pada Al-Qur’an surah Al-Mujadilah [58]:11 yaitu:

ُ ‫ح هّٰللا ُ لَـ ُكمۡ‌ ۚ َواِ َذا قِ ۡي َل ا ْن ُش ُز ۡوا فَا ْن ُش ُز ۡوا يَ ۡرفَ ِع هّٰللا‬ ۡ ۡ ِ ِ‫ٰۤياَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡۤوا اِ َذا قِ ۡي َل لَـ ُكمۡ تَفَ َّسح ُۡوا فِى ۡال َم ٰجل‬
ِ ‫س فَاف َسح ُۡوا يَف َس‬

‫ت‌ؕ َوهّٰللا ُ بِ َما ت َۡع َملُ ۡونَ َخبِ ۡي ٌر‬


ٍ ‫الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا ِم ۡن ُكمۡ ۙ َوالَّ ِذ ۡينَ اُ ۡوتُوا ۡال ِع ۡل َم َد َر ٰج‬

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasul-Nya serta mengamalkan

syariat-nya, jika kalian diminta saling memberikan kalapangan di dalam majelis,

5
Albert Efendi Pohan, S. Pd., M. Pd, “Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah”
(CV Sanur Untung, 2020) h. vii-viii
6
Misdar (2021) “Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Miat Belajar Siswa Kelas V Di Sekolah
MIS Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat”, UIN AR-RANIRY Banda Aceh

3
hendaklah kalian memberikan kelapangan, semoga Allah memberikan kelapangan

kepada kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian, wahai orang-orang beriman

diminta berdiri dari tempat duduk kalian untuk suatu urusan yang mengandung

kebaikan bagi kalian maka berdirilah, nisca Allah meninggikan kedudukan orang-

orang beriman dan ikhlas diantara kalian serta meninggikan kedudukan orang-

orang berilmu berderajat-derajat dalam hal pahala dan tingkat keridhaan. Allah

mahatahu tentang amal kalian, tidak ada suatu amal kalian pun yang tersembunyi

bagi-Nya dan Dia akan memberi kalian balasan. Ayat ini mengandung isyarat

tentang kedudukan, keutamaan, dan tingginya derajat para ulama.” 7Sedangkan

dari segi psikologis, peserta didik mengalami banyak tekanan dalam

pembelajaran. Banyaknya tugas dari berbagai mata pelajaran yang diberikan oleh

pendidik sebagai evaluasi dengan tenggang waktu yang terbatas, sedangkan

peserta didik belum pasti paham mengenai materi yang telah disampaikan.

Mereka juga cenderung bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran, karena

dalam berjam-jam harus menatap layar handphone atau PC.

Namun permasalahan minat belajar siswa di era pandemi seperti yang telah

dijelaskan tadi tidak terlepas dari tingkat kreativitas dan kemampuan guru dalam

memanfaatkan proses pembelajaran dalam jaringan. Mulai dari menentukan

metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, hingga media

pembelajaran yang menarik dan bervariasi agar siswa tidak mudah bosan. Istilah

e-learning memiliki banyak arti karena memiliki macam arti penggunaan saat ini. 8

7
Tim Ulama Mushaf Syarif Mujamak Malik Fahd, Terjemah At-Tafsir Al-Muyassar, (Surakarta:
2016), h.543
8
Meda Yuliani, dkk “Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan Penerapan” (Yayasan
Kita Menulis, 2020) h:3

4
Hal ini bisa diatasi jika pendidik bisa memanfaatkan perkembangan teknologi

dengan baik.

Namun, pendidik harus tetap memvariasikan pembelajaran agar tidak

bersifat monoton. Salah satunya dengan memvariasikan media pembelajaran yang

efektif dan menarik perhatian siswa untuk selalu mau mengikuti pembelajaran.

Dimana media pembelajaran yang dirancang dengan baik akan sangat membantu

peserta didik dalam mencerna dan memahami materi pembelajaran.9

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama wakil

kepala sekolah bagian kurikulum dalam hal ini ibu Andi Azizah Iqbal, S.Si,

bahwa SMAS Semen Tonasa menjadi salah satu sekolah di Kabupaten Pangkep

yang menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan. Bahkan, penggunaan

media pembelajaran tersebut telah diterapkan sebelum covid 19 sehingga para

tenaga pendidik dan kependidikan di SMAS Semen Tonasa tidak lagi kaku dalam

menggunakan media pembelajaran online. Adapun aplikasi atau software yang

digunakan di SMAS Semen Tonasa adalah Google for Education yang

didalamnya telah terdapat Google Site, Google Drive, serta aplikasi pendukung

pendidikan lainnya yang dimiliki oleh Google.

Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pengembangan media

pembelajaran yang sesuai untuk kondisi peserta didik, agar pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran google site pada saat pandemi dapat tetap

digunakan meskipun pembelajaran tatap muka telah dilaksanakan. Dengan

memperhatikan hal tersebut pendidik materi ajar yang mampu dengan mudah

9
Meda Yuliani, dkk “Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan Penerapan” (Yayasan
Kita Menulis, 2020) h:2

5
diserap oleh peserta didik dan akan mendukung peserta didik dalam meraih

capaian nilai yang diinginkan atau melalui proses belajar dengan menggunakan

metode yang tepat peserta didik dapat mengkaji dan menerapkan pengetahuan

sehingga dapat diandalkan untuk menyelesaikan kelak permasalahan yang ada di

kehidupan sekitarnya.10

Pada penlitan ini, peneliti akan mengembangkan media pembelajaran

multimedia berupa google site. Dimana google site merupakan salah satu produk

dari google sebagai tools untuk membuat situs. Peggunaan google site digunakan

karena ia mudah untuk dikelolah pengguna awam. 11 Adapun dampak yang akan

dihasilkan dari pengembangan media tersebut ialah peserta didik akan lebih

mudah memahami pembelajaran yang telah disampaikan melalui media

pembelajaran google site, dan pendidik juga bisa lebih memvariasikan media

pembelajaran dalam proses pembeelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan oleh

pendidik adalah mengembangkan bahan ajar guna untuk mengurangi kejenuhan

dalam proses pembelajaran, meningkatkan minat belajar dan membuat peserta

didik aktif, berpikir kritis sesuai dengan kebutuhan peserta didik.12 Sehingga

media google site ini dapat diaplikasikan pada saat pembelajaran secara efektif

meskipun pembelajaran tatap muka kembali dilaksanakan.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka peneliti tertarik

untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi penelitian skripsi yang berjudul


10
Abdullah, “Pendekatan dan Model Pembelajaran Yang Mengaktifkan Peserta Didik “ ,
Edureligia, Vol. 1 (2017), h.46
11
Budi Harsanto, “Inovasi Pmbelajaran di Era Digital: Menggunakan Google Sites dan Media
Sosial, (Unpad Press, 2017), h.27
12
Shintawati. S, Nurul Azmi, dan Evi Roviati, “Penerapan Bahan Ajar Biologi Berbasis
Konsektual Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Pada Materi Perubahan
LIngkungan dan Daur Ulang Limbah (Studi Eksperimen Kelas X MIPA di SMAN 1Plumbon) ”,
Jurnal Sains dan Pendidikan Sains 5, no. 1(2016): h. 16.

6
“Pengembangan Penggunaan Media Pembelajaran Google Site Pada Materi

Sistem Ekskresi Kelas XI SMAS Semen Tonasa”. Dalam hal ini peneliti berharap

adanya pemilihan media pembelajaran yang lebih bervariasi dalam proses

pembelajaran sehingga peserta didik bisa lebih berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut,maka dapat dirumuskan permasalahan pada

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran google site pada mata

pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen Tonasa?

2. Bagaimana tingkat validitas media pembelajaran google site pada mata

pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen Tonasa?

3. Bagaimana tingkat kepraktisan penggunaan media pembelajaran google

site pada mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS

Semen Tonasa?

4. Bagaimana tingkat keefektifan media pembelajaran google site pada mata

pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen Tonasa?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini harus ada tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut:

7
1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan media pembelajaran

google site pada mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI

SMAS Semen Tonasa.

2. Untuk mengetahui tingkat validitas media pembelajaran google site pada

mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen

Tonasa.

3. Untuk mengetahui tingkat kepraktisan penggunaan media pembelajaran

google site pada mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI

SMAS Semen Tonasa?

4. Untuk mengetahui tingkat keefektifan media pembelajaran google site

pada mata pelajaran biologi materi sistem ekskresi kelas XI SMAS Semen

Tonasa.

D. Manfaat Penlitian

Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua hal, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan media

pembelajaran google site untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi dan tambahan wawasan mengenai variasi media pembelajaran yang

8
bisa digunakan pada pembelajaran daring terutama saat mata pelajaran Biologi

sehingga dapat menciptakan semangat belajar peserta didik dan pembelajaran

yang menyenangkan.

b. Bagi peserta didik, diharapkan peserta didik lebih memahami pembelajaran

Biologi yang telah disampaikan menggunakan media google site. Sehingga

media google site ini dapat diaplikasikan pada saat pembelajaran secara efektif.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian yang akan dilakukan dapat digunakan sebagai

pengalaman dan menambah pengetahuan yang bermanfaat untuk diaplikasikan

nanti saat sudah berkecimpung di dunia pendidikan.

d. Bagi umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman

penelitian selanjutnya.

E. Deskripsi Produk

Produk yang dikembangkan berupa aplikasi berbasis website yang

merupakan salah satu produk dari Google sebagai tools untuk membuat website.

Google Sites menyediakan sebuah website builder yang dapat digunakan untuk

menyusun sebuah situs sederhana. Penggunaan Google Site di SMAS Semen

Tonasa bekerjasama dengan Google Education Group (GEG) Sulawesi Selatan

dan menerapkan layanan Enterprise atau berbayar yang memiliki kelebihan

domain yang bisa diberi nama sesuai nama instansi sendiri. Adapun produk yang

digunakan adalah Google Suite for Education (GSE) yang terintegrasi dengan

seluruh layanan google dengan penggunaan domain Pendidikan sekolah atau

sch.id. Domain yang digunakan oleh SMAS Semen Tonasa adalah

smassementonasa.sch.id. Langkah awal dalam membuat website produk google

9
ini yaitu dengan membuat konsol admin yang nantinya akan mengatur seluruh hak

akses keanggotaan tenaga pendidik maupun siswa. Hak akses dibuat dengan

menggunakan email domain smassementonasa.sch.id. Langkah selanjutnya yaitu

membuat database pada google drive yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan

data materi pembelajaran baik dalam bentuk tulisan, gambar, audio, video dan

lain-lain.

F. Peneliti Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, penggunaan media pembelajaran

banyak digunakan dalam penelitian. Ada beberapa penelitian yang menggunakan

media pembelajaran dan mengaitkannya dengan minat belajar. Di antara

penelitian atau berkas skripsi terdahulu, yaitu:

1. Efektivitas penggunaan Media Pembelajaran Google Site dalam Meningkatkan

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MtSN 4 Jombang

oleh Islamiah dan Irzha Nurd pada tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran google site dalam

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTsN

4 Jombang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif jenis eksperimen dengan

subjek penelitian siswa kelas VIII di MTsN 4 Jombang tahun pelajaran

2020/2021. Dari perhitungan secara manual didapatkan thitung yaitu 2,1279

dan tabel yaitu 2,00172, perbandingannya 2,1279 > 2,00172. Melalui aplikasi

SPSS for Windows versi 21 yang menunjukkan hasil Sig. (2-tailed) sebesar

0,038. < 0,05. Artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, ada efektivitas

penggunaan media pembelajaran google site dalam meningkatkan minat belajar

10
siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 4 Jombang. Namun,

peningkatan minat belajar siswa dalam penelitian ini masih tergolong rendah.13

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran Google Sites Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Jarak Jauh Siswa Kelas VII SMP Islam Asy-Syuhada Kota Bogor

oleh Rosyiana pada tahun 2021. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di

sekolah SMP Islam Asy- Syuhada yaitu siswa kelas VII dalam menggunakan

media pembelajaran dalam google sites dalam pembelajaran bahasa Indonesia

memiliki kompetensi pengemabangan dan menghasilkan pembelajaran yang

efektif. Siswa melakukan kelas daring dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

dilakukan seminggu dua kali pertemuan. Dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia guru menjelaskan materi dengan mengunggah materi pada google

sites, siswa tidak perlu copy file menggunakan flashdisk sehingga siswa tidak

perlu kerepotan untuk copy paste, siswa tinggal mengunduhnya saja.14

3. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Google Site Pada Mata Pelajaran

Sosiologi Kelas X oleh Muhamad Khabib Cahyo Nugroho pada tahun 2021.

Media pembelajaran Google Sites telah diterima serta dinyatakan layak oleh

ahli media, ahli materi, dan guru sosiologi. Uji kelayakan dengan ahli media 1

dilakukan sebanyak tiga kali hingga media diterima. Perolehan jumlah skor

mendapatkan nilai sebesar 93 dengan nilai rata-rata sebesar 4,65 yang

tergolong kategori “Sangat Layak”. Sementara uji kelayakan dengan ahli media

13
Islamiah, Irzha Nur (2021) Efektivitas penggunaan media pembelajaran Google Site dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 4
Jombang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya
14
Rosyiana (2021), Pemanfaatan Media Pembelajaran Google Sites Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Jarak Jauh Siswa Kelas VII SMP Islam Asy-Syuhada Kota Bogor, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

11
2 dilakukan sebanyak dua kali hingga media diterima dengan perolehan jumlah

skor sebesar 93 dengan nilai rata-rata sebesar 4,65 yang tergolong kategori

“Sangat Layak”. Kemudian uji kelayakan dengan ahli materi 1 juga dilakukan

sebanyak tiga kali hingga diterima. Perolehan jumlah skor mendapatkan nilai

sebesar 88 dengan nilai rata-rata sebesar 4,89 yang tergolong kategori “Sangat

Layak”. Sementara uji kelayakan dengan ahli materi 2 dilakukan sebanyak dua

kali hingga diterima dengan perolehan jumlah skor sebesar 78 dengan nilai

rata-rata 4,33 yang tergolong kategori “Sangat Layak”. Pada uji kelayakan

dengan guru sosiologi hanya menempuh satu kali hingga diterima. Perolehan

dari seluruh jumlah skor sebesar 183 dengan nilai rata-rata 4,60 yang termasuk

kategori “Sangat Layak”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran Google Sites telah layak untuk digunakan pada proses

pembelajaran.15

4. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web (Google Site) Di Tingkat

SMP Kelas VIII oleh Roni Hardianto pada tahun 2022. Penilaian oleh respon

peserta didik kepada media pembelajaran yang sudah dikembangkan

dinyatakan “sangat baik”. Hal tersebut membuktikan bahwa sudah layaknya

media pembelajaran yang dikembangkan untuk diterapkan dan peserta didik

tertarik pada media pembelajaran berbasis Google Sites.16

5. Efektivitas Penggunaan Google Sites Sebagai Media Pembelajaran Jarak jauh

Dalam Upaya Peningkatan Peserta Didik Pada Pelajaran PAI Kelas VIII di

15
Muhamad Khabib Cahyo Nugroho (2021), Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Google Site Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X, Universitas Negeri Yogyakarta
16
Roni Hardianto (2021) Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web (Google Site) Di
Tingkat SMP Kelas VIII, Universitas Muhammadyah Sumatera Utara

12
SMP Ali Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun Pelajaran 2021 oleh Atik

Syakiroh pada tahun 2021. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan

pada bab sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat efektivitas

penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran jarak jauh dalam upaya

meningkatkan prestasi peserta didik pada pelajaran PAI kelas VIII di SMP Ali

Maksum Krapyak Yogyakarta tahun pelajaran 2021. Pernyataan kesimpulan

tersebut dibuktikan dengan adanya data kenaikan rata-rata nilai dari 72,59

menjadi 85,36 yaitu sebesar 17,5% yang termasuk dalam kategori cukup

efektif.17

6. Pengembangan media pembelajaran Fisika berbasis Web Menggunakan

Google Sites pada materi gelombang bunyi kelas X SMA oleh Ike Ismawati,

Nila Mutia, Nurhikmah Fitriani, dan Salma Masturoh. Penelitian ini merupakan

penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan model 4D

(four D models) yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop

(pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). Validasi media dilakukan

oleh 3 validator yang berkompeten di bidangnya. Nilai yang diperoleh dari para

ahli media 50,50%, ahli materi nilai yang didapatkan 63,50%. Kedua hasil skor

rata-rata oleh ahli media dan ahli materi tergolong dalam kriteria “baik”

dengan kata lain media ini menurut para ahli layak untuk digunakan dan

diujikan kepada peserta didik.18

17
Atik Syakiroh (2021), Efektivitas Penggunaan Google Sites Sebagai Media Pembelajaran Jarak
jauh Dalam Upaya Peningkatan Peserta Didik Pada Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP Ali
Maksum Krapyak Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia
18
Ike Ismawati, dkk “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Web Menggunakan
Google Sites Pada Materi Gelombang Bunyi” Jurnal Ilmiah Mahasiswa pendidikan fisika 2, no.2
(2021), h.141-144.

13
7. Pengembangan Website menggunakan Google Sites Materi Produksi pada

tumbuhan dan hewan untuk SMP/MTs pada masa pandemic Covid 19 oleh

Ririn Husniah, Asri Widiatsih , Fajarisman , Kunrozazi dan Nurhafit

Kurniawan. Hasil Media pembelajaran website menggunakan google site untuk

mata pelajaran IPA dengan materi perkembngbiakan tumbuhan dan hewan

menggunakan pedoman kurikulum 2013 revisi 2018 di SMP Negeri 1 Kalisat

Jember dapat memudahkan pendidik dalam memberikan materi yang akan

diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, oleh karna itu materi dapat

diakses oleh peserta didik dengan menggunakan smartphone maupun komputer

dengan terakses oleh internet.19

Perbedaaan yang membedakan produk sebelumnya yakni, produk yang

yang akan peneliti kembangkan memilki lebih banyak pilihan menuatau fitur dari

segi tampilan produk mulai menu daftar hadir, menu tampilan materi materi,

menu video pembelajaran, menu kuis, dan menu dari hasil evaluasi pembelajaran,

sedangkan penelitian sebelumnya masih dengan tampilan yang sederhana terbatas

pada menu daftar hadir dan menu tampilan materi.

G. Tinjauan Teoritis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

19
Ririn, dkk, “Pengembangan Website menggunakan Google Sites Materi Produksi pada tumbuhan
dan hewan untuk SMP/MTs pada masa pandemic Covid 19”, Jurnal pendidikan dan
pengembangan 6, no.1 (2022): h.51.

14
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dimana belajar juga merupakan

suatu aktivitas atau psikis yang berlangsung yang terjadi dalam interaksi aktif

dengan lingkungannya yang akan menghasilkan sejumlah perubahan dalam ilmu

pengetahuan, keterampilan,nilai dan sikap yang bersifat konstan dan menetap.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses

perubahan positif yang dilakukan oleh peserta didik dan didukung oleh tenaga

pendidik dengan tujuan untuk mencakup kebutuhan peserta didik baik dari segi

ilmu pengetahuan maupun aktivitas sosial dari peserta didik.20

Menurut terminologinya, kata media berasal dari Bahasa latin “medium”

yang artinya perantara, sedangkan dalam Bahasa Arab media berasal dari kata

“wasilah” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media

pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai berikut:

1) Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media belajar merupakan

alat-alat grafis,fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses

dan Menyusun Kembali informasi visual atau verbal;

2) Heinih, dkk (1985) mengemukakan bahwa media pembelajaran

merupakan pembawa pesan-pesan atau informasi dengan tujuan

pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran;

3) Martin dan Briggs (1968) mengemukakan bahwa media pembelajaran

mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi

dengan pembelajar, hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat

lunak yang digunakan pada perangkat keras dan


20
A Purba, Ramen dkk,” Pengantar Media pembelajaran” (Yayasan Kita Menulis,2020), h.3

15
4) H. Malik (1994) mengemukakan bahwa media belajar adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan

perasaan pembelajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu.21

Media pembelajaran memiliki peran penting dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pendidik dalam menyampaikan

materi pembelajarannya. Adapun manfaat media pembelajaran, diantaranya:

a. Meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran,

rasaingintahu dan antusiasme peserta didik meningkat,serta interaksi antara

peserta didik, pendidik dan sumber belajar dapat terjadi secara interaktif. Dapat

membantu penyampaian materi yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret.

Beberapa informasi dan konsep materi yang bersifat abstrak, kompleks, tidak

dapat hanya disampaikan secara verbal saja. Sehingga,perlu adanya alat bantu

berupa media pembelajaran untuk menyampaikan materi tersebut. Konsep

materi yang bersifat abstrak, kompleks, rumit dapat dikonkretkan melalui

media misalnya berupa simulasi, pemodelan, alat peraga, dan lain-lain.

b. Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. Beberapa

materi pembelajaran yang kompleks membutuhkan ruang dan waktu yang

Panjang untuk penyampaiannya. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat

disesuaikan dengan karakteristik materinya, sehingga keterbatasan yang

dialami dapat diatasi. Misalnya, dengan media pembelajaran online, e-

learning,mobile learning, web based learning yang dapat dilakukan kapan


21
Sumuharsoni, Hasbiyatul, “Media Pembelajaran”, (Jember: Pustaka Abadi, 2017), h.9-10

16
saja dan dimana saja menembus batas ruang dan waktu.materi pembelajaran

data diakses kapan saja dan dimana saja.22

Dengan menggunakan media pembelajaran maka seorang pengajar akan

dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan media pembelajaran yang

akan digunakan dalam menyampaikan pesan atau ilmu pengetahuan kepada

pelajar.23 Biasanya dalam pembuatan media,media yang dibuat harus ssuai dengan

ketersdiaan bahan, jika saat pembuatan ada bahan yang kurang atau perlu untuk

ditambah maka perlu adanya penjelasan pada alat dan bahan, sehingga ada

kesesuaian antara list alat dan bahaan pada saat persiapan pembuatan media.24

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan sarana atau alat sebagai perantara yang berisi informasi atau pesan

yang akan digunakan untuk membantu proses pembelajaran dalam mencapai

tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Media pembelajaran juga dapat

merangsang pikiran, perhatiaan dan minat siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun indikator-indikator pengetahuan tentang media pendidikan yang harus

dikuasai oleh seorang guru ialah: (1) mengetahui ciri umum media Pendidikan, (2)

mengetahui cara memilih dan mempersiapkan media pendidikan sederhana seperti

gambar, peta dan sejenisnya, (3) mengetahui cara-cara menggunakan media

Pendidikan pada proses belajar mengajar dan, (4) mengetahui cara menyesuaikan

media yang digunakan dengan bahan yang diajarkan.25

22
Abi Hami, Mustofa, dkk, “Media Pembelajaran” (Yayasan Kita menulis, 2020), h.7-8
23
Fernando, Andrew, “Pengembangan Media Pembelajaran” (Yayasan Kita Menulis,2020) h.9
24
Atiko, “Muda Membuat Media Pembelajaran”, (Gresik: Caramedia Communication,2018), h.6-
7
25
Rasyid Karo-karo, Isran, Rohani, “Manfaat Media Dalam Pembelajaran”, Jurnal Pendidikan
dan Matematika, (2018), 7.1, h.94

17
b. Fungsi Media Pembelajaran

Istilah media berubah-ubah dari waktu ke waktu. Mulai dari alat peraga,

menjadi audio visual aids (alat bantu pandang/dengar), kemudian instructional

material (materi pembelajaran), dan sekarang dalam dunia pendidikan nasional

dikenal dengan instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran.

Seiring dengan perkembanganb teknologi yang canggih, saat ini muncul istilah e-

Learning. Huruf “e” adalah singkatan dari elektronik. Artinya media pembelajaran

berupa alat elektronik, meliputi CD multimedia interaktif sebagai bahan ajar

offline dan website sebagai bahan ajar online.26

Dari uraian penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi media

adalah untuk mempermudah dan memperjelas konsep yang kompleks dan abstrak

menjadi lebih sederhana, konkret, dan mudah untuk dipahami. Selain itu, media

juga berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sarana

atau alat yang dapat dilihat (visual) oleh siswa untuk mendorong motivasi dan

minat dalam belajar. Perkembangan teknologi yang canggih dapat mempermudah

siswa untuk belajar menggunakan media berbasis online yang bisa diakses

kapanpun dan dimanapun selama ada jaringan internet.

Dalam Surah Al-Alaq ayat 3-5 dijelaskan bahwa media memiliki peran

penting dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:

َ ُّ‫اِ ْق َرْأ َو َرب‬


٣ ‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬

٤ ‫الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم‬

٥ ‫َعلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬

26
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, (Jember: Pustaka Abadi,
2018), h. 10.

18
Terjemahnya: “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar

(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang

tidak diketahuinya”. (Al-Alaq:3-5)

Dari beberapa ayat tersebut, dapat kita lihat bahwa Allah menjelaskan

proses belajar mengajar manusia yang semula tidak tahu menjadi tahu dengan

menggunakan perantara atau media berupa pena. Menurut tafsir, yang dimaksud

dengan pena yaitu baca tulis.27 Dari sini secara tidak langsung Allah

mengisyaratkan akan memberi pengetahuan kepada manusia tetapi tidak secara

langsung mentransfer pengetahuan ke otak kita, melainkan melalui perantara atau

media. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Allah mengisyaratkan bahwa penggunaan

media ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan

media, manusia bisa lebih memahami mengenai pengetahuan yang telah

diperoleh.

Secara umum media mempunyai kegunaan antara lain:

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar.

4) Memungkinkan belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori dan kinestetik nya.

5) Memberi rangsangan yang sama, persamaan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama28


27
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol.15 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 327.
28
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, (Jember: Pustaka Abadi,
2018), h. 11.

19
Berdasarkan uraian mengenai fungsi dari media pembelajaran maka dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki berbagai macam fungsi yaitu

memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar untuk dilihat

sehingga akan nampak dengan jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau

meningkatkan persepsi seseorang.

c. Jenis Media Pembelajaran

Ada banyak jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru

seiring dengan perkembangan zaman. Para ahli berusaha untuk mengidentifikasi

jenis-jenis media pembelajaran. Ada yang melihat dari sisi aspek fisiknya dan ada

yang melihat dari sisi asek pancaindra. Tetapi pada dasarnya jenis-jenis media

secara umum dibagi menjadi:

1) Media visual, yaitu jenis media yang dapat dilihat atau mengandalkan panca

indra. Misalnya, foto, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku,

miniature, alat peraga dan sebagainya.

2) Media audi, yaitu media yang dapat didengar dan mengandalkan indra

telinga sebagai salurannya. Misalnya, suara,music dan lagu, alat musik,

siaran radio, dan kaset suara, atau CD dan sebagainya.

3) Media audio visual, yaitu media yang bisa didengar dan secara bersamaan

juga dapat dilihat. Media ini menggerakkan indra penglihatan dan

pendengaran secara bersamaan. Misalnya, media drama, pementasan, film,

televisi dan media yang sekarang menjamur, yaitu VCD.

20
4) Multimedia, yaitu semua jenis media yang terangkum menjadi satu.

Misalnya, internet, belajar dengan menggunakan media internet artinya

mengaplikasikan semua media yang ada termasuk pembelajaran jarak jauh.29

Dalam pembuatan media pembelajaran perlu diperhatikan ketersediaan

dukungan dalam pembuatan maupun kemampuan dalam membuat media

tersebut.Pembuatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan yang

dialami oleh masing-masing pelajar, dengan berkembangnya zaman tentu media

pembelajaran modern menjadi media yang sebaiknya digunakan namun kondisi

dilapangan yang berbeda membuat media pembelajaran yang sederhana tetap

dibutuhkan. Media pembelajaran yang sederhana juga cocok pada anak usia dini

hingga sekolah dasar dimana pada usia tersebut anak masih mengalami

perkembangan kognitif dan motorik yang perlu diasah.30

Pemanfaatan dan pendayagunaan berbagai jenis sumber belajar yang

digunakan tidak harus mahal, mutakhir, dan canggih, tetapi dapat juga

memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di sekitar lingkungan

tergantung tujuan, karakteristik peserta didik, termasuk pendekatan yang

digunakan. Bisa juga kepada peserta didik dengan karakteristik tertentu, jenis

sumber belajar yang sederhana dapat merupakan pemecahan masalah yang tepat.31

2. Macam-Macam Model Pengembangan

Menurut Setyosari (2012) dalam Kuswara model pengembangan dibagi ke

dalam dua model yaitu: model konseptual dan model prosedural. Model

29
Satrianawati, “Media Dan Sumber Belajar” (Yogyakarta: Depublish,2018) h.10
30
Fernando, Andrew, “Pengembangan Media Pembelajaran” (Yayasan Kita Menulis,2020) h.69
31
Abidin, Zainul,” Penerapan Pemilihan Media Pembelajaran”, JurnalKajian Teknologi
Pendidikan (2016) vol.1, no 1, h.9

21
konseptual yaitu model yang menghubungkan antarkonsep satu dengan yang lain

dengan urutan yang tidak bertahap, sedangkan model prosedural

langkahlangkahnya berurutan dari awal sampai akhir.32 Contoh model prosedural

adalah model Kemp, Dic & Carey, ADDIE, 4D, dan lain sebagainya.

a) Model Addie

Model dari hasil pemikiran Branch ini mencakup 5 tahapan seperti:

Analyze (analisis), Design (rancangan), Develop (mengembangkan), Implement

(pelaksanaan) dan Evaluate (evaluasi).33

Gambar 2.1 Model Pengembangan ADDIE

b) Model Kemp

Model ini berasal dari hasil pemikiran Kemp yang menyatakan bahwa

pengembangan perangkat ialah perputaran kontinum yang berawal dari titik

manapun disebuah siklus. Terdapat beberapa elemen pada model ini yang

32
Kuswara, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda Daring, 2021,
h.13(www.direktori.pauddikmasjabar.kemendikbud.go.id). Diakses tanggal 17 Oktober 2022 jam
13.03.
33
Robert Maribe Branch, Instructional Design: The ADDIE Approach, (USA: Springer, 2009), h.
1.

22
meliputi: pengenalan masalah, analisis peserta didik dan tugasnya, perumusan

indikator, instrumen evaluasi, strategi pembelajaran, media yang dipilih,

pelayanan pendukung, evaluasi formatif sumatif serta revisi perangkat

pembelajaran.34

c) Model Dick-Carey

Model hasil ciptaan Walter Dick & Lou Carey ini hampir serupa dengan

defenisi Kemp yang membedakannya ialah pada model ini terdapat unsur

pelaksanaan analisis pembelajaran. Rangkaian prosesnya meliputi: identifikasi

tujuan dan karakter peserta didik, analisis instruksional, perumusan tujuan kinerja,

pengembangan tes acuan patokan, strategi dan pemilihan pengajaran, rangcangan

pelaksanaan evaluasi formatif, menulis perangkat dan revisi pengajaran.35

d) Model 4-D

S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel ialah tokoh

yang merumuskan model 4D. Rumusannya dijabarkan dalam 4 kunci utama

meliputi: pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop)

dan penyebaran (disseminate).36

Model penelitian pengembangan pada penelitian ini menggunakan model

4D (Four-D). Model 4D (Four-D) dikemukakan oleh Thiagarajan, Dorothy S.

Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974) yang digunakan sebagai alur dalam

pengembangan perangkat pembelajaran (instructional development), sebelumnya

model ini digunakan untuk pelatihan guru (training teacher) untuk anak-anak
34
Kemp (1994), dalam Siti Osa Kosassy, “Mengulas Model-Model Pengembangan Pembelajaran
dan Perangkat Pembelajaran”, Jurnal PPKn & Hukum 14, no. 1 (2019): h. 156-159.
35
Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h. 61.
36
Muh. Khalifah Mustamin, dkk., Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 55.

23
berkebutuhan khusus (exceptional children). Seiring dengan berjalannya waktu,

disinyalir dari kata pengantar (foreword) oleh Maynard C. Reynolds bahwa

model4D (four-D) juga untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan dapat

dijadikan sumber ide dalam prosedur pengembangan.37

Model 4D memiliki 4 tahap yaitu: (1) Pendifinisian (Define), (2) Desain

(Design), (3) Pengembangan (Develop), (4) Pendesiminasian (Disseminate).

Berikut penjelasannya:38

1) Pendefinisian (Define)

Tahap ini untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran. Ini merupakan tahap awal untuk menentukan tujuan pembelajaran

dan materi yang akan dikembangkan. Tahap Define terdiri dari lima langkah

yaitu:

a) Analisis awal-akhir, untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi oleh

peserta didik.

b) Analisis peserta didik, untuk menelaah peserta didik, dilakukan identifikasi

terhadap karakteristik peserta didik yang sesuai dengan rancangan

pengembangan pembelajaran.

c) Analisis tugas, untuk pengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang

diperlukan untuk menganalisisnya ke dalam suatu kerangka sub keterampilan.

d) Analisis konsep, untuk mengindetifikasi konsep-konsep utama yang akan

diajarkan serta disusun secara hierarkis.

37
Rochmad, “Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika”, Jurnal Kreano,
Vol.3 No.1, Jurusan Matematika FMIPA UNNES, 2012, h.
38
Muchamad Subali Noto, “Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis SMART (Specific,
Measurable, Achievable, Realistic, and Time-bound)”, Infinity: Jurnal Ilmiah Program Studi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.3 No.1, 2014, h.24-25

24
e) Perumusan tujuan pembelajaran, untuk mengkonversikan hasil yang telah

diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-

tujuan khusus.

2) Desain (Design)

Pada tahap ini adalah untuk merancang prototype perangkat pembelajaran.

Tahap ini dilakukan setelah tujuan pembelajaran ditetapkan. Pada tahap ini terdiri

dari empat langkah yaitu:

a) Pemilihan media yang tepat untuk penyajian materi pelajaran.

b) Pemilihan format sangat berkaitan dengan pemilihan media maka dari itu perlu

dipertimbangkan.

c) Desain awal merupakan inti dari proses pembelajaran yang akan diterapkan.

3) Pengembangan (Develop)

Tahap ini menghasilkan prototipe perangkat pembelajaran sebelum

diterapkan, terdiri dari dua langkah yaitu: 39

a) Penilaian tenaga ahli, dilakukan untuk memperoleh saran serta perbaikan,

dilakukan oleh beberapa ahli untuk mengevaluasi agar perangkat pembelajaran

yang dihasilkan lebih baik lagi.

b) Uji coba perangkat pembelajaran untuk pengembangan, hal ini dilakukan untuk

memperoleh perangkat pembelajaran yang konsisten dan efektif. Dilakukan

secara terus menerus sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

4) Pendesiminasian (Disseminate)

39
Rodi Satriawan, Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau dari Prestasi,
Penalaran Matematis, dan Motivasi Belajar, Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2017, h.90 15

25
Tahap ini merupakan tahap terakhir jika perangkat pembelajaran

memperoleh nilai positif dari tenaga ahli melalui tes pengembangan perangkat

pembelajaran, lalu dikemas dan diterapkan untuk skala yang lebih luas.

3. Media Pembelajaran Google Site

Perkembangan IPTEK dewasa ini telah berkembang sangat pesat.

Penggunaan teknologi khususnya internet dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas

pembelajaran berbasis online. Salah satu produk dari google yang bisa

dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan secara gratis adalah google site. Di sini

pendidik dapat memanfaatkannya sebagai media pembelajaran secara online.

Google sites digunakan untukmembuat situs web pribadi maupun kelompok,untuk

keperluan personal maupun korporat. Google sites adalah cara termudah untuk

membuat informasi yang dapat diakses oleh orang yang membutuhkan dan orang-

orang dapat bekerja sama dalam situs untuk menambakan berkas file lampiran

serta informasi dari aplikasi google lainnya seprti google docs, sheet, forms,

calendar, awesome table dll.40 Selain itu, penggunaan google site dapat menjadi

arsip permanen kita pada google drive masing-masing, shingga dapat kita

gunakan scara berulang-ulang setiatahunnya.41

Google Sites salah satu produk dari google sebagai tools untuk membuat

situs. Pengguna dapat memanfaatkan google sites karena ia mudah dibuar dan

dikelola oleh pengguna awan, google sites menjadi tools yang menarik karena

gratis, mudah dibuat, memungkinkan pengguna berkolaborasi dalam

40
Rachman Arief, “Aplikasi Presensi Siswa Online Menggunakan Google Forms, Sheet, Sites,
Awesome Table dan Gmail”, Sntekpan V (2017), Surabaya h.137-143
41
Siti Jubaidah, M.Rizki Zulkarnain, “ Penggunaan Google Site Pada Pembelajaran Matematika
Materi Pola Bilangan SMP Kelas VIII SMPN 1 ASTANBUL”, LENTERA JurnalIlmiah
Kependidikan (2020), Vol. 15. No. 2 (2020), h. 68-73

26
pemanfaatannya, ia juga menyediakan 100 MB penyimpanan online gratis,

searchable (dapat ditelusuri) menggunakan mesin pencarian google dan masih

terdapat beberapa hal menarik lain yang bias dielaborasi daritools ini. 42

Google Sites adalah produk yang dibuat oleh google sebagai alat untuk

membuat situs, google sites sangat mudah digunakan terutama untuk menunjang

pembelajaran dengan memaksimalkan fitur-fitur seperti google docs, sheet, form,

calendar, awesome table dan lain sebagainya.43 Google Sites merupakan perangkat

lunak dinamis, yaitu media yang dapat memberikan kesempatan pada pendidik

untuk meningkatkan kemampuannya. Media pembelajaran yang memberikan

kesempatan pada pendidik untuk memanipulasi objek, dapat meningkatkan

pemahaman pendidik. Google Site dalam pembelajaran untuk meningkatkan

efektifitas belajar peserta didik.44

Di era saat ini, banyak media yang dapat digunakan untuk melaksanakan

proses belajar mengajar secara daring seperti media berbentuk website yaitu

google sites. Penggunaan media pembelajaran berbasis web efektif dan efisien

dilakukan karena meningkatkan hasil peserta didik.45 Google sites sangat

berpotensi sebagai media pembelajaran di dalam dan luar kelas dengan dukungan

adanya jaringan internet, google sites salah satu produk dari google yang dapat

42
Budi Harsanto, Inovasi Pembelajaran di Era Digital Menggunakan Google Sites dan Media
Sosial, (Bandung: UNPAD Press, 2014), h.27
43
Azis, “Strategi Pembelajaran Era Digital. In The Annual Conference On Islamic Education And
Social Science”, Jurnal Pendidikan 1, no.2 (2019): hal. 308.
44
Yushtika, Muliana P dan Herpratiwi. “Penggunaan Media Google Site dalam pembelajaran
untuk meningkatkan efektifitas belajar peserta didik”. Jurnal Teknologi Pendidikan 30, no.30
(2022): h.166.
45
Ari, H. V., & Suswanto, “Pengembangan media pembelajaran Berbasis Web Untuk mengukur
hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Komputer Jaringan Dasar program Keahlian teknik
komputer dan jaringan”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 2, no.7 (2017):
h.1008– 1016.

27
digunakan untuk membuat media pembelajaran berbasis website e-learning,

media ini dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran daring karena

mudah dibuat dan dikelola tanpa menggunakan bahasa pemrograman serta mudah

diakses oleh pengguna.46

Google site digunakan untuk membuat situs website untuk keperluan

pribadi atau kelompok, baik untuk keperluan personal atau korporat. Google sites

merupakan cara yang praktis dalam pembelajaran karena memberikan informasi

pembelajaran dengan cepat dan bisa diakses dimana pun dan kapan pun. Google

sites dapat memberikan efektif dalam proses pembelajaran jarak jauh dalam

kondisi pandemi Covid-19, karena memberikan kemudahan dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran menggunakan google sites memberikan manfaat bagi

peserta didik dan guru. Manfaat google sites yaitu sebagai berikut (1) google sites

dapat membuat siswa lebih menarik dan menyenangkan (2) google sites dapat

memberikan materi pembelajaran yang bisa diunduh sehingga siswa dapat belajar

dari materi dimana pun dan kapan pun (3) google sites dapat memberikan materi

yang dari awal sampai akhir pertemuan , siswa dapat membaca kembali materi

yang diberikan oleh guru karena materi tidak otomatis hilang (4) siswa dapat

mengupload tugas yang sudah diberikan tempat tugasnya tersendiri (5) google

sites dapat memberikan pengumuman tersendiri mengenai tugas, atau informasi

yang lain. Oleh karena itu pada artikel kali ini akan membahas mengenai

46
Aini, Y. I, “Pemanfaatan Google Site Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Bahasa Inggri”,
Jurnal Kependidikan 4, no.3 (2018): h. 8–13.

28
bagaimana pemanfaatan google sites dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

masa pandemi ini agar menjadi optimal dalam pembelajaran jarak jauh.47

Oleh karena itu, perlu adanya media pembelajaran yang mudah digunakan

dan dapat membantu proses pembelajaran daring sesuai kebutuhan peserta didik.

Salah satu media yang dapat digunakan yaitu google sites. Google sites dapat

digunakan sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman

dan teknologi serta sebagai sarana alternatif dalam pembelajaran daring seperti

saat ini karena mengandalkan segi kepraktisan dan mudah diakses kapan pun

dengan satu link. Google sites mudah digunakan karena berbasis website, peserta

didik hanya perlu membuka link yang diberikan pendidik melalui chrome atau

google yang sudah tersedia di smartphone, sehingga peserta didik tidak perlu

menginstal aplikasi tambahan untuk melaksanakan proses pembelajaran.48

a. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Google Site

1. Kelebihan media pembelajaran google site

Kelebihan dari media pembelajaran google site menurut pendapat

Suryanto (2018) dalam buku Abigail Soesna, dkk yaitu:

a) Google site dapat menambahkan fungsi-fungsi yang termuat didalamnya

dengan mudah.

b) Layanan disimpan pada domain Google.com. yang artinya alat pencarian akan

lebih mudah mencatat halaman web yang terpasang.

47
Rosiyana,” Pemanfaatan Media Pembelajaran Google Sites Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Jarak Jauh Siswa Kelas VII SMP Islam Asy-Syuhada Kota Bogor”,Jurnal Ilmiah
Korpus (2021) v0l.5(2): h.219
48
Rikani, Istiqomah, dan Irham Taufiq, “Pengembangan media pembelajaran matematika berbasis
google sites pada materi sistem persamaan lnier tiga variabel (SPLTV)”, Jurnal Pendidikan 11,
no.2 (2021): h. 57

29
c) Dapat menggunakan berbagai jenis gadget yang disediakan oleh Google

maupun yang dibuat oleh pihak diluar Google.

d) Menyediakan berbagai tautan untuk informasi yang diperlukan.

2. Kekurangan Media Pembelajaran Google Site

Kekurangan google site menurut Suryanto (2018) dalam buku Abigail

Soesna, dkk yaitu:

a) Tidak tersedianya fitur drag-n-drop yang dapat digunakan untuk merancang

web.

b) Perubahan pengaturan dilakukan secara manual.

c) Google site tidak mendukung script dan iframe pada halamannya.

d) Pengguna secara mandiri untuk mengetahui cara menggunakan iframe pada

gadget tertentu.49

b. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran Google Site

Dalam penggunaan media, ada beberapa hal yang perlu disiapkan agar

media pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan efisien sehingga akan

tercipta pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik. Adapun langkah-

langkah yang perlu disiapkan dalam penggunaan media pembelajaran google site

adalah sebagai berikut:

a. Persiapan sebelum siswa mengakses google site

Agar siswa dapat mengakses google site, guru harus membuat halaman

website terlebih dahulu. Setelah itu guru bisa mencantumkan materi sesuai dengan

silabus pembelajaran. Saat mencantumkan materi, guru juga bisa sambil

49
Abigail Soesna, dkk,” Pengembangan Media Pembelajaran di Era Society” (Yayasan Kita
Menulis, 2022): h. 83

30
mendesain halaman website agar terlihat lebih menarik. Seperti mengubah font

tulisan, warna atau gambar background, memberi gambar atau animasi,

mencantumkan link youtube berisi video yang berhubungan dengan materi, dan

lain sebagainya. Semakin kreatif guru dalam mendesain halaman website, akan

semakin menarik perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran.

Guru juga bisa memberikan tugas melalui google form yang sudah

terhubung di halaman website. Tugas ini dapat dijadikan sebagai evaluasi untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa. Selain itu, google form juga dapat

digunakan untuk mendapatkan feedback dari siswa.

1) Kegiatan selama siswa mengakses google site

Saat guru memberikan link halaman website yang sudah berisi materi

kepada siswa, diharapkan semua siswa mau membuka link tersebut untuk

mempelajarinya. Guru bisa melihat seberapa banyak siswa yang mengakses

google site tersebut dengan menggunakan google analytics yang merupakan salah

satu fitur yang sudah tersedia.

Kemudian siswa juga harus mengerjakan tugas sebagai evaluasi. Hasil dari

tugas siswa yang telah dikumpulkan melalui google form dapat dilihat oleh guru.

Selanjutnya guru dapat menganalisis seberapa tinggi tingkat pemahaman siswa,

jika dilihat dari hasil tugas.

2) Kegiatan tindak lanjut

Maksud dari kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk menjaga apakah telah

mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini untuk memantapkan

pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan melalui media tersebut.50


50
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya,

31
3. Materi Sistem Ekskresi

Pada dasarnya manusia makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah dengan

bentuk sangat sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya seperti

tumbuhan dan binatang karena selain manusia diberikan oleh Allah sebuah akal

untuk berfikir dan merenungkan segala sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini

dengan harapan akan menambah kesyukuran atas penciptaan mereka terhadap

Allah SWT, manusia juga tersusun dari komponen-komponen yang sangat rumit

sekaligus kompleks yang apabila dilihat dan dikaji secara mendalam akan

diketahui bahwa sekecil apapun komponen yang membentuk tubuh manusia itu

akan memiliki fungsi tersendiri dan tidak akan pernah sia-sia. Manusia sendiri

adalah makhluk hidup yang bersel banyak dimana kumpulan sel ini akan

membentuk jaringan dan kumpulan jaringan tersebut akan membentuk sistem

organ, sedangkan kumpulan sistem organ akan membentuk individu atau

organisme dengan organ manusia yang memiliki peran dan fungsi yang sangat

vital untuk mengatur kerja tubuh manusia. Ini merupakan nikmat yang telah

diberikan Allah SWT begitu besar kepada manusia yang patut kita syukuri dan

kita sadari banyak sekali nikmat yang diberikan kepada umat Islam tidak akan

mampu untuk menghitungnya hal ini dijelaskan dalam Al Qur‟an surah Ibrahim

ayat 34 yang berbunyi :

۟ ‫َو َءاتَ ٰى ُكم ِّمن ُكلِّ ما َسَأ ْلتُ ُموهُ ۚ َو ن تَ ُع ُّد‬


‫وا نِ ْع َمتَ ٱهَّلل ِ اَل تُحْ صُوهَٓا ۗ ِإ َّن ٱِإْل ن ٰ َسنَ لَظَلُو ٌم َكفَّا ٌر‬ ‫ِإ‬ َ

Terjemahnya: “Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu

mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 197.

32
tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat

mengingkari (nikmat Allah).”

َ‫َو َما بِ ُك ْم ِّم ْن نِّ ْع َم ٍة فَ ِمنَ هّٰللا ِ ثُ َّم اِ َذا َم َّس ُك ُم الضُّ رُّ فَاِلَ ْي ِه تَجْ ـَٔرُوْ ۚن‬

Terjemahnya: “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah,

kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu

meminta pertolongan”.

Allah telah mengatur sedemikian rupa model yang bentuk tubuhnya

manusia serta segala hal yang ada didalamnya agar selain manusia bersyukur,

manusia juga berusaha untuk berpikir dan merenungkan proses-proses fisiologi

apa saja yang terjadi pada tubuh manusia. Pada dasarnya di dalam tubuh manusia

selalu terdapat proses yang bertujuan untuk menghasilkan energi salah satunya

adalah melalui proses metabolisme yakni pembentukan atau pemecahan zat yang

bertujuan untuk menghasilkan energi demi kelangsungan hidup manusia. Selain

menghasilkan energi metabolisme zat-zat makanan yang mengandung

karbohidrat, protein dan lemak juga menghasilkan sampah seperti amonia,

kreatinin, uap air dan sisa garam garam mineral yang berlebihan yang apabila zat-

zat tersebut tidak dikeluarkan maka akan beracun dan berbahaya bagi tubuh dan

salah satu sistem organ yang berperan dalam proses pengeluaran ini adalah sistem

ekskresi.

Sistem ekskresi merupakan sistem yang bertanggung jawab untuk

mengeluarkan zat sisa metabolism yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat sisa

metabolisme, seperti garam, zat racun, kelebihan vitamin, kelebihan air, gas dan

komponen zat organic lainnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui Alat ekskresi.

33
Pada manusia, zat sisa metabolisme akan diangkut oleh darah dan dibawa menuju

organ ekskresi berupa ginjal, kulit dan paru-paru untuk kemudian dikeluarkan dari

dalam tubuh.

a. Zat-Zat yang Harus Diekskresi

Melalui proses respirasi,karbohidrat, lemak, serta Sebagian protein

dibongkar atau dipecah guna menghasilkan energi yang digunakan oleh tubuh

untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Pembongkaran atau pemecahan

senyawa-senyawa tersebut, selain menghasilkan senyawa-senyawa sederhana

yang berguna, juga menghasilkan senyawa-senyawa sisa yang tidak berguna.

Selain tidak berguna, zat-zat sisa juga dapat meracuni tubuh. Berbagai sisa

metabolisme yang harus diekskresi atau dikeluarkan dari tubuh diantaranya adalah

karbondioksida, ammonia, air, zat warna empedu dan asam urat.

1) Karbon Dioksida (CO₂ dan Air (H₂O)

Karbon dioksida dan air merupakan sisa pembakaran zat-zat makanan

yang berasal dari karbohidrat, lemak, ataupun protein selama proses respirasi.

Karbon dioksida harus dibuang karena jika jumlahnya berlebihan dapat

menyebabkan keracunan. Namun, jika jumlahnya tidak berlebihan,gas ini tidak

berbahaya dan bermanfaat untuk menjaga kestabilan pH cairan tubuh. Dalam

Keadaan berlebihan, air juga harus dibuang dari tubuh karena dapat mengganggu

tekanan osmosis sel.

2) Amonia (NH₃)

Ammonia merupakan sisa pembongkaran senyawa protein atau asam

amino. Amonia Yang terbentuk merupakan bahan yang sangat beracun bagi sel-

34
sel tubuh sehingga harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Amonia merupakan gas

yang sangat mudah larut didalam air.

3) Urea (CO(NH₂) ₂)

Urea lebih sukar larut didalam air dan lebih tidak beracun dibandingkan

dengan ammonia. Oleh karena itu, hanya sedikit air yang diperlukan untuk

melepaskan urea dari dalam tubuh. Urea dibentuk dari ammonia dan karbon

dioksida melalui reaksi dengan asam amino ornitin.

4) Asam Urat

Asam urat merupakan sisa metabolisme asam nukleat, khususnya purin

(adenin dan guanin). Asam urat memiliki molekul yang lebih besar daripada urea.

Senyawa ini bersifat tidak larut sehingga tidak beracun bagi organisme. Bersama-

sama dengan ammonia dan urea, asam urat termasuk bahan-bahan buangan yang

mengandung nitrogen.

5) Zat Warna Empedu

Sel-sel darah merah memiliki umur yang terbatas dan harus dirombak

setiap beberapa waktu. Hasil perombakan sel-sel darah merah, terutama

hemoglobin, menghasilkan zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin yang

berwarna.51

b. Organ-Organ Ekskresi pada Manusia

Tempat pembuangan zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh disebut

dengan organ-organ ekskresi. Organ-organ ekskresi meliputi:

1. Ginjal

51
Sri Pujianto & Rejeki S.F. Menjelajah Dunia Biologi untuk kelas XII SMA dan MA (Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 2016) h. 162

35
Fungsi Ginjal:

Mengekskresikan zat-zat buangan (waste product) seperti urea, asam urat,

kreatinin, kreatin, dan lain-lain.

a. Menjaga keseimbangan air dengan cara:

- Air dibuang bila pasukannya banyak.

- Mengurangi pengeluaran bila pemasukan sedikit.

b. Menjaga tekanan osmosis dengan cara:

- Mengatur ekskresi garam-garam mineral yang berlebihan.

- Membatasi ekskresi garam bila pemasukan sedikit.

c. Menjaga pH darah dan cairan tubuh lainnya.

Struktur Ginjal:

Setiap ginjal terdiri atas bagian luar adalah korteks renalis dan bagian

dalam adalah medulla renalis. Pada bagian korteks dan medula renalis. Pada

bagian korteks dan medula terdapat ribuan nefron. Nefron ini adalah unit

operasional ginjal. Komponen yang tampak berupa tubula yang disebut tubula

neprik (nephric tubule),bagian ujung tubula ini meluas disebut kapsula neprik

(nephric capsule) yang tediri atas 2 lapisan.pada akhir tubula neprik berhubungan

dengan duktus koledokus (cillectingduct),yang mana duktus koleduktus ini

menampung keluaran dari beberapa tubula neprik. Kumpulan beberapa duktus

koleduktus ini Bersatu membentuk ureter. Saluran ini membawa urine menuju

kantong urinaria. Ujung akhir dari saluran ini adalah uretra. Sebuah nefron banyak

dikelilingi oleh pembuluh darah. Pembuluh darah arteri masuk ke dalam kapsula

36
neprik membentuk satu ayaman yang disebut glomerulus. Ada 2 macam proses

yang terjadi didalam ginjal, yaitu:

a) Proses Filtrasi

Pada proses ini semua zat-zat yang terdapat didalam darah mampu

menembus dinding kapiler juga mampu menembus glomerulus dan kapsula

bowman. Pada filtrasi kekuatan sangat penting. Dengan tekanan yang kuat ini

setiap komponen darah bisa melewati glomerulus dan dinding kapsula sehingga

sampai pada rongga lapis atau tubula neprik. Dua komponen darah yang tidak bisa

melewati filter ini, yaitu sel darah dan plasma protein. Jadi komponen-komponen

atau filtrat yang demikian disebut dengan urine kapsula (urine primer).

Urine primer ini selanjutnya menuju kebagian tubulus nefron (tubulus

neprik) dan proses reabsorbsi mulai berlangsung.

b) Proses Reabsorbsi

Pada proses ini zat-zat yang masih berguna bagi tubuh akan diserap dan

dimasukkan kembali kedalam aliran darah. Setelah proses reabsorpsi ini

berlangsung maka terbentuklah urine sekunder. Komponen-komponen yang

diserap adalah,air, glukosa, asam amino, NaCl. Akan tetapi ada zat-zat yang perlu

dibuang kembali yang langsung lewat pembuluh darah yaitu kalium (K). proses

yang demikian disebut augmentasi. Setelah proses diatas maka terbentuklah urine

sejati. Selanjutnya urine sejati ini menuju ke kantong urinaria lewat ureter.

2. Kulit

Adapun fungsi kulit sebagai berikut:

a. Pelindung tubuh dari gesekan, penyinaran, kuman, panas dan zat kimia.

37
b. Alat indra.

c. Mengurangi hilangnya air.

d. Mengatur suhu tubuh.

e. Alat ekskresi, yaitu mengeluarkan sisa metabolisme berupa air dan garam

dalam bentuk keringat.

Struktur kulit:

Kulit terdiri atas:

a. Lapisan luar (epidermis)

Terdiri atas 4 lapisan,yaitu:

- Stratum korneum atau lapisan zat tanduk :Meruakan lapisan sel mati atau sel

yang mengelupas.

- Stratum Lucidum: Merupakan lapisan tidak berpigmen dan tidak berinti.

- Stratum granulosum: Merupakan lapisan berpigmen.

- Stratum germinativum: Merupakan lapisan pembentuk sel-sel baru.

b. Lapisan dalam (dermis)

Terdiri atas:

- Akar rambut.

- Kelenjar keringat (glandula sudorifera)

- Kelenjar minyak (glandula sebasea)

- Pembuluh darah

- Saraf

3. Hati

Fungsi hati:

38
a) Alat ekskresi yang dihasilkan empedu.

b) Tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.

c) Tempat pembentukan dan pembongkaran protein.

d) Tempat pembentukan dan perombakan sel darah mera.

e) Tempat penetralan racun.

Struktur hati:

a) Hati diselimuti oleh kapsula hepatis.

b) Pada hati terdapat pembuluh-pembuluh darah dan empedu yang disatukan

oleh kapsula Glison.

c) Hati memperoleh darah dari pembuluh nadi hati dan vena porta hepatica.

4. Paru- Paru

Fungsi paru-paru:

Sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan air dan CO₂. kedua zat yang

merupakan hasil metabolisme karbohidrat dan lemak ini, dikeluarkan dari jaringan

tubuh dan masuk mengikuti aliran darah menuju alveolus paru-paru.dalam plasma

darah, CO₂ Sebagian besar diangkut dalam bentuk ion HCO₃ dan sekitar 25%

diikat oleh Hb dalam bentuk karbomino hemoglobin dan sangat sedikit yang larut

dalam bentuk H₂CO₃.

c. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi

Berikut beberapa kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi.

1. Gangguan Fungsi Ginjal

a) Albuminuria, suatu penyakit yang ditandai dengan adanya albumin dan

protein lain pada urine akibat kerusakan alat filtrasi pada ginjal.

39
b) Nefritis, kerusakan pada glomerulus akibat adanya infeksi kuman.

c) Polyura, suatu penyakit yang ditandai dengan produksi urine sangat banyak

dan encer akibat gagalnya reabsorbsi nefron.

d) Oliguria, suatu penyakit yang ditandai dengan produksi urine sangat sedikit

akibat beratnya kerusakan ginjal.

e) Batu ginjal, penyakit akibat mengendapnya kristal kalsium fosfat menjadi

batu ginjal yang data menghambat pengeluaran urine.

f) Diabetes mellitus, atau kencing manis yaitu suatu penyakit yang disebabkan

kurangnya hormon insulin yang ditandai dengan adanya glukosa pada urine.

g) Diabetes insipidus, penyakit yang ditandai dengan kencing terus menerus

karena kurangnya hormone ADH.

h) Sistitis, peradangan pada saluran kantong seni akibat infeksi.

2. Gangguan pada kulit

a) Jerawat, suatu gangguan kronis pada kelenjar keringat yang umum yang

terjadi pada remaja.

b) Eksem, suatu pnyakit ekskresi pada kulit yang kronis ditandai dengan gatal,

merah, kering dan kulit bersisik.

c) Kudis atau Skabies (seven years itch), suatu gangguan kulit yang dapat

menular akibat parasit insekta Sarcopts Scabies yang dapat mengganggu

sistem Ekskresi.

40
d) Piruvat kutanea, penyakit kulit ini dengan gejala rasa gatal yang dipicu oleh

iritasi saraf sensorik perifer. Juga dapat disebabkan oleh kencing manis,

penyakit hati dan gangguan kelenjar tiroid.52

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan untuk menjalankan penelitian ini adalah

konsep penelitian dan pengembangan dikenal pula dengan istilah Research and

Development (R&D). Metode Research and Development merupakan sebuah cara

dilakukan untuk menciptakan sebuah produk dengan cara diuji tingkat keefektifan

pada produk tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan ekplorasi dengan

tujuan mengembangkan Media Pembelajaran Google Site Pada Materi Sistem

Ekskresi.

2. Lokasi dan Objek Penelitian

Proses penelitian dilangsungkan di SMAS Semen Tonasa Tepatnya di

Jalan Majennang No 8, Kelurahan Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten

Pangkajenne & Kepulauan. Dengan objek penelitian peserta didik kelas XI MIA 1

SMAS Semen Tonasa dengan jumlah peserta didik sebanyak 25 orang.

3. Model Pengembangan

Pada penelitian ini akan digunakan Model pengembangan 4D, peneliti

memilih model 4D karena konsep pengembangan rumusannya dijabarkan dalam 4

52
Suwarno, Panduan Pembelajaran Biologi XI Untuk SMA & MA (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009) h.127

41
kunci utama meliputi: pendefinisian (define), perancangan (design),

pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).53

Penelitian pada pengembangan bahan ajar ini menggunakan model

pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design,

Develop, dan Disseminate. Adapun penjelasan tahapannya sebagai berikut:

1) Pendefinisian (Define)

Tahap ini untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran. Ini merupakan tahap awal untuk menentukan tujuan pembelajaran

dan materi yang akan dikembangkan. Tahap Define terdiri dari lima langkah

yaitu:

a. Analisis awal-akhir, untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi oleh

peserta didik.

b. Analisis peserta didik, untuk menelaah peserta didik, dilakukan identifikasi

terhadap karakteristik peserta didik yang sesuai dengan rancangan

pengembangan pembelajaran.

c. Analisis tugas, untuk pengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang

diperlukan untuk menganalisisnya ke dalam suatu kerangka sub keterampilan.

d. Analisis konsep, untuk mengindetifikasi konsep-konsep utama yang akan

diajarkan serta disusun secara hierarkis.

e. Perumusan tujuan pembelajaran, untuk mengkonversikan hasil yang telah

diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-

tujuan khusus.

53
Muh. Khalifah Mustamin, dkk., Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 55.

42
2) Desain (Design)

Pada tahap ini adalah untuk merancang prototype perangkat pembelajaran.

Tahap ini dilakukan setelah tujuan pembelajaran ditetapkan. Pada tahap ini terdiri

dari empat langkah yaitu:

a. Pemilihan media yang tepat untuk penyajian materi pelajaran.

b. Pemilihan format sangat berkaitan dengan pemilihan media maka dari itu perlu

dipertimbangkan.

c. Desain awal merupakan inti dari proses pembelajaran yang akan diterapkan.

3) Pengembangan (Develop)

Tahap ini menghasilkan prototipe perangkat pembelajaran sebelum

diterapkan, terdiri dari dua langkah yaitu:

a. Penilaian tenaga ahli, dilakukan untuk memperoleh saran serta perbaikan,

dilakukan oleh beberapa ahli untuk mengevaluasi agar perangkat pembelajaran

yang dihasilkan lebih baik lagi.

b. Uji coba perangkat pembelajaran untuk pengembangan, hal ini dilakukan untuk

memperoleh perangkat pembelajaran yang konsisten dan efektif. Dilakukan

secara terus menerus sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

4) Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahap terakhir jika perangkat pembelajaran

memperoleh nilai positif dari tenaga ahli melalui tes pengembangan perangkat

pembelajaran, lalu dikemas dan diterapkan untuk skala yang lebih luas.

4. Instrumen Penelitian

43
Untuk mengukur kepraktisan bahan ajar yang dikembangkan diperlukan

instrumen penelitian berupa angket, lembar observasi sebagaimana dijelaskan

dibawa ini:

a. Lembar Validasi

Instrumen penelitian pengembangan media google site dengan model

pengembangan 4D ialah lembar validasi, yang dimana lembar ini akan diisi

validator ahli materi dan juga desain dengan tujuan validasi ini untuk

menghasilkan produk yang dinilai valid berlandaskan revisi validator. Hasil revisi

validator selanjutnya dianalisis untuk mengecek tingkatan kevalidan sebuah

produk.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi bertujuan untuk mengamati perilaku peserta didik pada

saat pembelajaran didalam ruangan. Lembar observasi terdiri atas dua jenis, yakni

lembar observasi terbuka dan lembar observasi tertutup. Lembar observasi

tertutup bertujuan untuk mengamati peserta didik dengan membuat kolom check

pada lembar pengamatan, sehingga pendidik membuat daftar pertanyaan yang

berkaitan dengan kemungkinan perilaku yang mungkin muncul pada peserta

didik.54

c. Angket

Angket atau kuesioner merupakan beberapa daftar pertanyaan yang

nantinya akan dipergunakan guna mendapatkan data atau informasi tertentu dari

responden. Pada penelitian ini digunakan angket peserta didik, yang melibatkan

peserta didik sebagai responden. Angket ini akan diberikan kepada peserta didik
54
Abdul Hamid. “Penyusunan Tes Tertulis” (Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia), h.15

44
guna untuk mengetahui tingkat kepraktisan pembelajaran menggunakan media

pembelajaran google site.

d. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk menilai pemahaman peserta didik

terhadap materi yang telah diterima dari pendidik. Tes dievaluasi setelah peserta

didik diberikan seperangkat materi sebelumnya, dan tes diberikan untuk menilai

pembelajaran peserta didik. Dengan demikian, pemahaman yang baik terhadap

materi ajar yang diberikan untuk peserta didik memberikan hasil pengukuran yang

baik pula. Sumber data diperoleh dari hasil tes belajar yang telah dilakukan, selain

digunakan sebagai data dalam penelitian ini, hasil tes juga dapat menjadi acuan

untuk pendidik dan sekolah agar bisa meningkatkan lagi kualitas pembelajaran

yang ada di sekolah. Selain itu, adanya pengukuran ini dapat memacu semangat

belajar peserta didik untuk mendapat hasil yang lebih maksimal dari hasil tes yang

telah diikuti sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes hasil

belajar dengan jumlah 30 soal.

e. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran

juga divalidasi oleh validator. RPP divalidasi berdasarkan beberapa penilaian

yaitu berrdasarkan materi (isi yang disajikan), bahasa, waktu, metode sajian, dan

sarana dan alat bantu pembelajaran.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipilih untuk digunakan

antara lain sebagai berikut:

45
a. Data Uji Kevalidan

Data uji kevalidan dilakukan oleh Validator yang akan memvalidasi Media

Pembelajaran dan Isi melalui lembar uji kevalidan. Uji validasi dimaksudkan

untuk mendapatkan validasi dari pihak profesional dalam suatu bidang terkait

tingkat daya guna produk yang dihasilkan, penilaian ini kemudian akan menjadi

dasar penerapan produk atau pengembangan lanjutan. Dalam penelitian ini

penilian kelayakan dilakukan dengan menjadikan pihak pendidik sebagai tim

penilai yang akan dimintai pertimbangannya terkait dengan media pembelajaran,

aspek penilaian meliputi kesesuaian media dengan materi pembelajaran,

penggunaan bahasa serta visualisasi yang ditampilkan dalam media pembelajaran.

Media Google Site ini harus memperoleh nilai dalam kategori cukup valid untuk

kemudian dapat dianggap layak serta digunakan dalam proses belajar mengajar.

b. Data Uji Kepraktisan

Data uji kepraktisan didapatkan dari hasil survei dengan kuisioner yang

diisi oleh peserta didik serta lembar observasi pendidik. Perolehan data dari proses

obeservasi ini akan dijadikan landasan dalam menilai kepraktisan penggunaan

produk selama proses pembelajaran.

c. Data Uji Keefektifan

Data keefektifan didapatkan dari analisis yang dilakukan terhadap capaian

peserta didik pada tes akhir tentang materi pembelajaran. Tingkat nilai yang

46
digunakan merujuk pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditentukan untuk mata pelajaran Biologi di SMAS Semen Tonasa yaitu nilai 75.

6. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif atau teknik pengolah data yang memproses data dalam bentuk angka.

Proses analisis data dilakukan untuk mendapatkan nilai kelayakan dari media

pembelajaran yang telah diujikan, merujuk kepada data yang telah didapatkan.

Tiap data akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya kemudian dianalisis

menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Analisis Kevalidan

Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam menganalisis data

kevalidan media sebagai berikut:55

1. Merekapitulasi hasil penilaian ahli ke dalam tabel yang mencakup: nilai

total (𝑉𝑖𝑗̅)̅ dan aspek (𝐴𝑖̅)̅ untuk masing-masing validator.

2. Menetapkan nilai rata-rata nilai hasil validasi dari semua validator untuk

setiap kriteria dengan menggunakan rumus:

Σ nj =1 v l j
k l=
n

Keterangan:

𝐾𝑖̅̅ = Rata-rata kriteria ke-i

n = Banyaknya kriteria

𝑉𝑖𝑗̅̅ = Skor hasil penilaian terhadap kriteria ke-i oleh validator ke-j

55
Prusdianto dkk, “Perancangan Perangkat Pembelajaran Drama Radio/Televisi Berbasis Cerita
Rakyat Sulawesi Selatan”, Jurnal Imajinasi 3, no. 2 (2019): h. 4-5.

47
3. Mencari rata-rata nilai untuk tiap aspek dengan menggunakan rumus:
n

∑ kl J
j=i
Al =
n

Keterangan:

𝐴𝑖̅̅ = rata-rata kriteria ke-i

n = banyaknya kriteria

𝐾𝑖𝑗 = rata-rata terhadap aspek ke-i kriteria ke-j

4. Menentukan rata-rata total (𝑉𝑎̅)̅ dengan menggunakan rumus:

Σ nj =ⅈ A l

v a=
n

Keterangan:

𝑉𝑎̅̅ = Rata-rata total

n = Banyaknya aspek

𝐴𝑖̅̅ = Rata-rata aspek ke-i

5. Menetapkan kategori validitas setiap kriteria 𝐾𝑖̅̅ atau rerata aspek 𝐾𝑖̅̅ atau rerata

total 𝑉𝑎̅̅ dengan berdasarkan kategori validasi yang sudah ditetapkan.

6. Kelompok kriteria kevalidan dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kevalidan56

Nilai Rata-Rata Kriteria Kevalidan

v > 3,4 Sangat Valid

56
Suryo Hartanto, Mobalean Maning (Model Pembelajaran Berbasis Lean Manufacturing)
(Yogyakarta: Deepublish, 2020), h. 64

48
2,8 < v ≤ 3,4 Valid

2,2 < v ≤ 2,8 Cukup Valid

1,6 < v ≤ 2,2 Kurang Valid

v ≤ 1,6 Tidak Valid

Keterangan: v = nilai rata-rata kevalidan dari semua validator

Penelitian pengembangan media pembelajaran google site dengan model

4D pada materi Sistem Ekskresi, kategori kevalidan yang akan dicapai yaitu

kategori valid dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,8 < v ≤ 3,4.

b. Analisis Data Kepraktisan

Kepraktisan dianalisis berdasarkan angket respon pendidik dan peserta

didik yang kemudian nilai rata-ratanya ditentukan dan dirujuk dalam selang

penentuan derajat kepraktisan media berikut:57

Ai) Aspek dan (Vij) nilai total untuk masing-masing validator.

1. Menelusuri rata-rata total (Xi) dengan rumus:


n

∑ Ai
j=0
x i=
n

Keterangan:

Ai = rata-rata aspek

n = banyaknya aspek
57
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 238.

49
2. Menetapkan kategori kepraktisan tiap kriteria (Ki) atau rata aspek (Ai) atau

rata total (Xi) dengan kategori kepraktisan yang telah ditetapkan. Kelompok

kriteria kepraktisan dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kepraktisan58

Nilai Kriteria

3,5 ≤ Xi ≤ 4 Sangat Praktis

2,5 ≤ Xi ≤ 3,5 Praktis

1,5 ≤ Xi ≤ 2,5 Cukup Praktis

Xi ≤ 1,5 Tidak Praktis

Keterangan: Xi = Nilai Rata-rata Responden

Media ditetapkan mempunyai derajat kepastian memadai ketika nilai

rata-rata mencapai 2,5 ≤ Xi ≤ 2,5 (cukup praktis). Revisi dan saran validator akan

dikerjakan apabila tidak memenuhi nilai tersebut dan meninjau dari komponen

yang terhitung kurang, lalu dilaksanakan kembali analisis dan validasi ulang.

Begitu secara terus-menerus sampai nilai x minimal berada pada kriteria cukup

praktis.59

c. Analisis Data Keefektifan

Analisis data keefektifan bertujuan untuk menganalisis nilai keefektifan

media media pembelajaran Google Site materi struktur dan fungsi jaringan

tumbuhan yang telah dikembangkan peneliti dengan berdasarkan informasi tes

hasil belajar dari peserta didik. Peserta didik dideskripsikan berhasil jika
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 145.
59
Nurdin, “Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif
Untuk Menguasai Bahan Ajar”, Disertasi (Surabaya: PPS UNESA, 2007), h. 143-145.

50
mendapatkan nilai yang lebih besar atau nilai yang sama dengan nilai KKM yang

sudah ditentukan sebelumnya yaitu 75. Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika

jika 80% peserta didik mencapai nilai yang sama atau lebih besar dengan nilai

KKM.60 Informasi tes hasil belajar ini selanjutnya akan diuraikan dengan cara

kuantitatif deskriptif. Penetapan hasil tes belajar peserta didik dapat dianalisis

dengan langkah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai hasil belajar peserta didik dengan rumus:61

w
N=
n

Keterangan:

N = Nilai yang diperoleh peserta didik

W= Jumlah soal yang benar

n = Banyaknya item soal

2. Menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal dengan rumus:62

Ʃ Peserta Didik yang Tuntas Belajar


P= x 100 %
Ʃ Peserta Didik

Keterangan:

P = Presentase ketuntasan belajar

ΣPeserta didik yang Tuntas Belajar = Jumlah peserta didik yang tuntas
belajar

Σ𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 = Jumlah seluruh peserta didik

60
Ety Setiawati, dkk., “Pengembangan Media Pembelajaran Modul Pada Materi Animalia Kelas X
SMAN 1 Pontianak”, Jurnal Bioeducation 4, no. 1 (2017): h. 50.
61
Ety Setiawati, dkk., “Pengembangan Media Pembelajaran Modul Pada Materi Animalia Kelas X
SMAN 1 Pontianak”, Jurnal Bioeducation 4, no. 1 (2017): h. 50.
62
Neni Triana, LKPD Berbasis Eksperimen: Tingkatkan Hasil Belajar Siswa (Bogor: Guepedia,
2021), h. 34.

51
3. Mengelompokkan kemampuan peserta didik dengan berdasarkan teknik
kategorisasi standar yang sudah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kategori Hasil Belajar63

Presentase Ketuntasan Kategori

< 80 Sangat efektif

< 60 – 80 Efektif

< 40 – 60 Cukup Efektif

< 20 – 40 Kurang Efektif

≤ 20 Sangat Kurang Efektif

Penelitian pengembangan media media pembelajaran google site materi

system ekslresi yang dikembangkan dapat dikatakan bersifat efektif apabila

peserta didik mencapai nilai > 80 yang termasuk dalam kategori sangat efektif dan

minimal mencapai nilai > 60 – 80 yang termasuk dalam kategori efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2017. Pendekatan dan Model Pembelajaran Yang Mengaktifkan Peserta


Didik “, Edureligia

Abi Hami, Mustofa, dkk. 2020. Media Pembelajaran. Penerbit: Yayasan Kita
Menulis

Abigail Soesna, dkk. 2022. Pengembangan Media Pembelajaran di Era Society.


Penerbit: Yayasan Kita Menulis

Aini, Y. I, “Pemanfaatan Google Site Sebagai Media Pembelajaran Berbasis


Bahasa Inggri”, Jurnal Kependidikan 4, no.3 (2018): h. 8–13.

63
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h.
242.

52
Albert Efendi Pohan, S. Pd., M. Pd. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis
Pendekatan Ilmiah. Penerbit: CV Sanur Untung

Ali Sadikin, Afreni Hamidah. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah


Covid 19” BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol 6. No. 2. H:
214-224
A Purba, Ramen, dkk. 2020. Pengantar Media pembelajaran. Penerbit: Yayasan
Kita Menulis

Ari, H. V., & Suswanto, “Pengembangan media pembelajaran Berbasis Web


Untuk mengukur hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Komputer
Jaringan Dasar program Keahlian teknik komputer dan jaringan”, Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 2, no.7 (2017): h.1008–
1016.

Arief Sadiman, dkk. 2020. Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan


pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers

Atik Syakiroh. 2021. Efektivitas Penggunaan Google Sites Sebagai Media


Pembelajaran Jarak jauh Dalam Upaya Peningkatan Peserta Didik Pada
Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP Ali

Atiko. 2018. Mudah Membuat Media Pembelajaran”, Gresik: Caramedia


Communication

Azis. “Strategi Pembelajaran Era Digital. In The Annual Conference On Islamic


Education And Social Science” . Jurnal Pendidikan 1, no.2 (2019): hal
308.

Budi Harsanto, “Inovasi Pmbelajaran di Era Digital: Menggunakan Google Sites


dan Media Sosial, (Unpad Press, 2017), h.27

Burhanuddin. 2021. Inovasi Guru dan Orang Tua dalam Pembelajaran Daring di
Sekolah. Jurnal Pendidikan Guru.Vol. 2 No.1, h:56-67

Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Belajar

Ety Setiawati, dkk. 2011 “Pengembangan Media Pembelajaran Modul Pada


Materi Animalia Kelas X SMAN 1 Pontianak”, Jurnal Bioeducation 4, no.
1: h. 50.

Fernando, Andrew. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran. Penerbit: Yayasan


Kita Menulis

53
Islamiah, Irzha Nur .2021. Efektivitas penggunaan media pembelajaran Google
Site dalam meningkatkan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak di MTsN 4 Jombang. Undergraduate thesis, UIN Sunan
Ampel Surabaya

Ismawati, Ike,dkk “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Web


Menggunakan Google Sites Pada Materi Gelombang Bunyi” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa pendidikan fisika 2, no.2 (2021), h.141-144.

Kuswara. 2021. Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda Daring,


h.13(www.direktori.pauddikmasjabar.kemendikbud.go.id). Diakses
tanggal 17 Oktober 2022 jam 13.03.

Kemp (1994), dalam Siti Osa Kosassy, “Mengulas Model-Model Pengembangan


Pembelajaran dan Perangkat Pembelajaran”, Jurnal PPKn & Hukum 14,
no. 1 (2019): h. 156-159.

Meda Yuliani, dkk. 2020. Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan
Penerapan. Penerbit: Yayasan Kita Menulis

Misdar (2021) “Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Miat Belajar Siswa Kelas V Di
Sekolah MIS Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat”, UIN
AR-RANIRY Banda Aceh

Muh. Khalifah Mustamin, dkk.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan.


Makassar: Alauddin Press

Muhamad Khabib Cahyo Nugroho. 2021. Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Google Site Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X, Universitas
Negeri Yogyakarta

Muchamad Subali Noto. 2014. Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis


SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time-bound)”,
Infinity: Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi
Bandung, Vol.3 No.1, h.24-25

Meda Yuliani, dkk. 2020. Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan
Penerapan. Penerbit: Yayasan Kita Menulis

M. Quraish Shihab. 2000. Tafsir Al-Misbah, Vol.15. Jakarta: Lentera Hati:h. 327.
Neni Triana. 2021. LKPD Berbasis Eksperimen: Tingkatkan Hasil Belajar Siswa.
Bogor: Guepedia

Nurhasanah, Siti. 2016. Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar


SIswa”,Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol.1 No.1 :h.131

54
Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan
Metakognitif Untuk Menguasai Bahan Ajar”, Disertasi. Surabaya: PPS
UNESA:h. 143-145.

Prusdianto dkk. 2019. Perancangan Perangkat Pembelajaran Drama


Radio/Televisi Berbasis Cerita Rakyat Sulawesi Selatan”, Jurnal Imajinasi
3, no. 2 (2019): h. 4-5.

Rachman Arief, “Aplikasi Presensi Siswa Online Menggunakan Google Forms,


Sheet, Sites, Awesome Table dan Gmail”, Sntekpan V (2017), Surabaya
h.137-143

Rasyid Karo-karo, Isran, Rohani. 2018. Manfaat Media Dalam Pembelajaran”,


Jurnal Pendidikan dan Matematika, (2018), 7.1, h.94

Ririn, dkk, “Pengembangan Website menggunakan Google Sites Materi Produksi


pada tumbuhan dan hewan untuk SMP/MTs pada masa pandemic Covid
19”, Jurnal pendidikan dan pengembangan 6, no.1 (2022): h.51.

Rikani, Istiqomah, dan Irham Taufiq, “Pengembangan media pembelajaran


matematika berbasis google sites pada materi sistem persamaan lnier tiga
variabel (SPLTV)”, Jurnal Pendidikan 11, no.2 (2021): h. 57.

Robert Maribe Branch. 2009. Instructional Design: The ADDIE Approach. USA:
Springer.

Rochmad. 2012. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika”, Jurnal Kreano, Vol.3 No.1, Jurusan Matematika FMIPA
UNNES

Rodi Satriawan. 2017. Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share
Ditinjau dari Prestasi, Penalaran Matematis, dan Motivasi Belajar, Jurnal
Riset Pendidikan Matematika , h.90 15

Roni Hardianto. 2021. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web


(Google Site) Di Tingkat SMP Kelas VIII, Universitas Muhammadyah
Sumatera Utara

Rosyiana. 2021. Pemanfaatan Media Pembelajaran Google Sites Dalam


Pembelajaran Bahasa Indonesia Jarak Jauh Siswa Kelas VII SMP Islam
Asy-Syuhada Kota Bogor, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta

Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah. 2018. Media Pembelajaran, (Jember:


Pustaka Abadi:h. 10.

55
Satruianawati, 2016. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Depublish

Shintawati. S, Nurul Azmi, dan Evi Roviati, “Penerapan Bahan Ajar Biologi
Berbasis Konsektual Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis
Siswa Pada Materi Perubahan LIngkungan dan Daur Ulang Limbah (Studi
Eksperimen Kelas X MIPA di SMAN 1Plumbon) ”, Jurnal Sains dan
Pendidikan Sains 5, no. 1(2016): h. 16.

Sri Pujianto & Rejeki S.F. 2016. Menjelajah Dunia Biologi untuk kelas XII SMA
dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri:h. 162

S. Eko Putro Widoyoko. 2014. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis


Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar:h. 238.

Suryo Hartanto. 2020. Mobalean Maning (Model Pembelajaran Berbasis Lean


Manufacturing). Yogyakarta: Deepublish

Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi XI Untuk SMA & MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Surabaya: Pustaka Ilmu

Sumuharsoni, Hasbiyatul. 2017. Media Pembelajaran. Jember: Pustaka Abadi


Tim Ulama Mushaf Syarif Mujamak Malik Fahd. 2016. Terjemah At-Tafsir Al-
Muyassar, (Surakarta: 2016), h.543

Yushtika, Muliana P dan Herpratiwi. “ Penggunaan Media Google Site dalam


pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas belajar peserta didik”. Jurnal
Teknologi Pendidikan 30, no.30 (2022): h.166.

56

Anda mungkin juga menyukai