Anda di halaman 1dari 2

Kesadaran fonologis mengacu pada kesadaran individu akan suara (fonologis)

struktur kata-kata yang diucapkan. Anak-anak yang menunjukkan kesadaran fonologis secara
sadar mengenali (atau setidaknya peka terhadap) unit-unit fonologis yang menyusun sebuah
kata. Seringkali dengan relative usia muda (3 sampai 4 tahun), anak-anak menjadi sadar
bahwa kata-kata yang diucapkan mengandung suku kata dan bahwa suku kata dalam kata-
kata mengandung unit suara yang lebih kecil. Dengan bertambahnya usia, anak-anak menjadi
lebih sadar akan unit intrasuku kata dan kata, termasuk awitan, rima, dan fonem individu.
Struktur intrasuku kata dari sebuah kata dalam bahasa Inggris dapat dibedakan pada dasar
unit onset-rime yang terjadi secara alami dalam suku kata (Anthony dan Lonigan, 2004;
Treiman, Fowler, Gross, Berch, dan Weatherston, 1995). Onset mengacu pada konsonan atau
gugus konsonan yang mendahului vokal dalam suku kata, sedangkan rime meliputi vocal dan
konsonan berikutnya. Misalnya, awalan kata hog adalah h, dan rimanya adalah og.
Demikian juga, permulaan strip adalah str, dan rime adalah ipe. Studi telah menunjukkan
bahwa permulaan dan waktu menyusun batas-batas alami yang mengatur struktur internal
unit suku kata (Treiman dan Zukowski, 1990).
Dengan mengingat istilah-istilah ini, kesadaran fonologis menggambarkan sekelompok
keterampilan yang mencakup kesadaran individu tentang struktur suku kata dari kata-kata
serta intrasuku kata struktur; yang terakhir termasuk memperhatikan unit awal dan rime
dalam suku kata dan, pada lebih tingkat lanjutan, mengakui bahwa unit awal dan waktu
terdiri dari fonem individu.
Kesadaran akan struktur fonologi kata ini bersifat subleksikal, artinya representasi dari unit-
unit ini terjadi pada tingkat yang berbeda dari makna. Kesadaran ini juga dipandang sebagai
sifat metalinguistik, yang mengharuskan individu untuk fokus pada bahasa sebagai objek
pemikiran.
Kesadaran fonologis bergantung dan dimediasi oleh akses anak ke fonologi Bahasa
bahasanya (Wagner dan Torgesen, 1987).
Istilah lain, seperti pemrosesan fonologis, kesadaran fonemik dan fonem, sensitivitas
fonologis, analisis fonem, kesadaran fonetik, dan kesadaran linguistik, memiliki telah
digunakan kurang lebih secara bergantian dengan istilah kesadaran fonologis. Beberapa
ulama gunakan istilah yang terakhir hanya untuk mengacu pada kesadaran pada tingkat
fonem. Bola dan Blachman (1991), misalnya, menggambarkan kesadaran fonologis sebagai
kemampuan seseorang untuk mewakili kata-kata yang diucapkan dan suku kata sebagai
urutan terpisah dari segmen suara individu pada tingkat fonem.
Ini membatasi penggunaan istilah kesadaran fonologis, dalam menekankan hanya pada
tingkat di mana sadar, kesadaran eksplisit fonem dipamerkan, tidak mencakup tingkat yang
lebih implisit kepekaan terhadap struktur fonologis bahasa (misalnya, kepekaan terhadap
suku kata dan rima) satuan dalam kata). Perspektif kesadaran fonologis yang lebih luas
mencakup referensi keterampilan mulai di sepanjang rangkaian kesadaran yang dangkal
hingga yang dalam (Anthony, Lonigan, Driscoll, Phillips, dan Burgess, 2003; Stanovich,
2000).
Tingkat Kesadaran Dangkal
Pada tingkat kesadaran fonologis yang lebih dangkal, anak-anak menunjukkan kepekaan
terhadap pola suara yang muncul kembali di dalam dan di dalam kata-kata. Pada tingkat ini,
anak-anak dapat mengenali, misalnya, bahwa kata bell and tell menunjukkan kesamaan
fonologis tertentu (yaitu, kata-kata ini sajak) dan lonceng itu dapat dibagi menjadi dua
komponen (yaitu, permulaan dan iramanya: b + ell). Mereka juga cenderung dapat
memadukan dan mengelompokkan kata-kata dengan banyak suku kata (misalnya, bel pintu,
panekuk) dan untuk mengidentifikasi kapan kata-kata memiliki onset tunggal yang sama
(misalnya, saya, bulan).

Tingkat Kesadaran yang Mendalam


Di ujung berlawanan dari kontinum, mewakili tingkat kepekaan yang lebih dalam, anak-anak
menunjukkan tingkat kesadaran yang lebih sadar mengenai struktur fonologi kata atau suku
kata. Dengan akses ke tingkat sensitivitas yang lebih dalam, anak-anak dapat
membandingkan, membedakan, dan bahkan memanipulasi segmen fonologis di dalam dan di
seluruh suku kata dan kata. Misalnya, mereka dapat menghapus fonem dalam kata-kata untuk
membuat kata-kata baru (seperti menghapus suara pertama di trek kata untuk membuat rak)
dan dapat menghitung jumlah suara dalam kata-kata individual. Kesadaran fonem
sepenuhnya terwujud ketika anak dapat mengenali bahwa setiap kata atau suku kata terdiri
dari serangkaian fonem yang terpisah dan dapat secara eksplisit mengidentifikasi,
memadukan, dan mengelompokkan fonem-fonem tersebut. Istilah fonemik dan kesadaran
fonem telah digunakan oleh sejumlah sarjana mengacu pada tingkat canggih ini dari
kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai