Anda di halaman 1dari 16

APLIKASI FLUOR DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI

DAN MULUT
drg. Yayah Sopianah, M.Kes

Webinar Nasional “Minimal Intervention Teknik Baru ART dan Kaitannya dengan Upaya Preventif dalam Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut”
DPC PTGMI Kota
Tasikmalaya
Minggu, 21 Juni 2020 1
PENDAHULUAN
Karies gigi adalah salah satu penyakit kronis rongga mulut yang paling umum di dunia,
khususnya di negara berkembang. Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas 2013, indeks
DMF-T Indonesia sebesar 4,6 dan meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Prevalensi karies aktif di Indonesia meningkat dari hasil Riskesdas 2007 yaitu 43,4% dan
hasil Riskesdas 2013 yaitu 53,2%.1 WHO dalam target Global Goals for Oral Health 2020
adalah indeks DMF-T kurang dari 1 pada anak usia 12 tahun dan peningkatan angka
bebas karies pada gigi sulung anak usia 6 tahun. Penggunaan fluor secara luas telah
menjadi faktor utama dalam penurunan prevalensi dan tingkat keparahan karies gigi
berbagai negara-negara maju. Tindakan pencegahan yang dimulai sedini mungkin
dibutuhkan agar tidak terjadi peningkatan prevalensi karies.

Banyaknya sediaan fluor di masyarakat pada saat ini juga menjadi pertimbangan, karena tidak semua dapat
diberikan untuk setiap individu. Seorang dokter gigi harus mempertimbangkan sediaan dan dosis yang tepat
sesuai dengan derajat keparahan karies. Bila digunakan dengan tepat, fluor aman dan efektif dalam mencegah
dan mengendalikan karies gigi. Keputusan mengenai pemberian fluor didasarkan pada kebutuhan setiap pasien,
termasuk pertimbangan risiko dan manfaat.

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 2
FLUOR
Fluor yang sebelumnya biasa disebut fluorine, merupakan elemen
kimia yang bersifat sangat elektronegatif di antara semua elemen-
elemen kimia. Oleh karena itu tidak pernah ditemukan dalam bentuk
elemen bebas. Pada umumnya bersama-sama dengan elemen lain
dalam bentuk garam-garam fluor seperti antara lain Calsium Fluoride.
Fluor ditemukan di litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Fluor juga banyak ditemukan di batuan
vulkanik, pemakaian pupuk, penanaman industry pembakaran batubara dan air. Air laut mengandung
fluor 1,2-1,5 ppm, air bersih mengandung fluor kurang lebih 0,3 ppm dan air minum sekitar 0,5- 0,7
ppm. Fluor juga ditemukan di tanaman daun teh (camellia sinensis, syn. Thea sinensis).3,4 Fluor adalah
zat kimia inorganik anion yang sangat elektronegatif dan merupakan elemen reaktif. Fluor biasanya
berikatan dan tidak ditemukan dalam keadaan tunggal, karena kereaktifannya. Struktur kristal fluor
lebih tahan terhadap asam sehingga dapat menghambat proses inisiasi dan progresi karies.
drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 3
MANFAAT FLUOR
PRA ERUPSI
• Selama pembentukan gigi, fluor melindungi enamel dari pengurangan
sejumlah matriks yang dibentuk.
• Pembentukan enamel yang lebih baik dengan
kristal yang lebih resisten terhadap asam.
• Pemberian yang optimal, kristal lebih besar,
kandunga karbonat lebih rendah kelarutan
terhadap asam berkurang.
• Pengurangan jumlah dan ukuran daerah yang
menyebabkan akumulasi makanan dan plak.

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 4
MANFAAT FLUOR
PASCA ERUPSI
• Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam
• Fluoroapatit lebih padat dan membentuk kristal sedang daerah
permukaan yang bereaksi dengan asam lebih sedikit
• Pembentukan kalsium fluor pada permukaan kristal (lapisan
pelindung karena sedikit larut dalam asam)
• Fluor menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dengan karbonat rendah
lebih stabil dan kurang larut dibanding karbonat tinggi
• Adanya fluor dalam saliva meningkatkan remineralisasi, sehingga merangsang perbaikan
/penghentian lesi karies awal
• Fluor menghambat banyak sistem enzim. Hambatan terhadap enzim yang terlibat dalam
pembentukan asam serta pengangkutan dan penyimpanan glukosa dalam streptokokus oral dan
juga membatasi penyediaan bahan cadangan untuk pembuatan asam dalam sintesa polisakarida
drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 5
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN FLUOR

1 Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang


sampai tinggi

2 Gigi dengan permukaan akar yang terbuka

INDIKASI 3 Gigi yang sensitif

4
Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk
membersihkan gigi (contoh: Down syndrome)

5 Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 6
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN FLUOR

1 Pasien anak dengan resiko karies


rendah

Pasien yang tinggal di kawasan


KONTRAINDIKASI
2 dengan air minum berfluor

3 Ada kavitas besar yang terbuka

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 7
CARA PENGGUNAAN FLUOR
Fluoridasi Secara Sistemik
➢Fluoridasi melalui air minum
Fluoridasi air minum secara sentral (fluoridated water supply). Dalam
hal ini konsentrasi fluor yang baik adalah 0,7-1,2 mg fluor/liter,
tergantung temperatur lokal rata-rata tiap tahun. Pengaruh anti
karies dan fluor pada anak-anak adalah pada masa pertumbuhan dan
mineralisasi giginya. Dalam suatu populasi fluoridasi air minum
dengan 1 ppm fluor terdapat bentuk mottled teeth paling ringan
kurang lebih 10%
➢Fluoridasi melalui tablet fluor
Untuk mencegah karies dapat diberikan tablet fluor sesuai dosis yang
dianjurkan pada anak umur 6 bulan - 13 tahun. Efektivitas tablet fluor
sama dengan fluoridasi melalui air minum dan garam.
drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 8
CARA PENGGUNAAN FLUOR
Fluoridasi Secara Lokal
➢Pasta Gigi Fluor
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi
pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya
mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta
giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran
mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada
sikat gigi)
➢Obat Kumur dengan Fluor
Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-
50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi
atau selama terjadi kenaikan karies. Berkumur fluor diindikasikan untuk anak
yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik
dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang
memakai alat ortho
drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 9
CARA PENGGUNAAN FLUOR
Fluoridasi Secara Lokal
➢Topikal Aplikasi
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor
pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit,
dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 10
TOPIKAL APLIKASI DENGAN LARUTAN FLUOR
Cara dan Teknik Topikal Aplikasi menurut Knutson adalah sebagai berikut :

1 Gigi dibersihkan dengan pasta pumice dan rubber cup. Ini dilakukan untuk aplikasi yang pertama.

2 Gigi diisolasi dengan gulungan kapas. Untuk merawat gigi bawah digunakan alat pemegang
(Tongue Holder) gulungan kapas (Cotton Roll).

3 Gigi dikeringkan dengan semprotan udara, terutama daerah interproksimal.

4 Oleskan 2% larutan sodium fluoride pada gigi dengan kapas (Cotton Pellet) atau
disemprotkan.

5 Biarkan kering selama 3 menit.

6
Aplikasi sodium fluoride diulangi dengan interval satu minggu hingga empat kali pemberian sebagai
tahap permulaan, kalau tidak, maka gigi yang telah dirawat tadi akan sia-sia saja sesudah perawatan
pertama.

Sesudah pemberian 4 kali aplikasi sodium fluoride pada gigi, maka efek pencegahan karies gigi diharapkan
bertahan sampai kira-kira 3 tahun.
drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 11
TOPIKAL APLIKASI DENGAN VARNISH
• Keringkan permukaan gigi menggunakan cotton swab, cotton roll, atau semprotan udara. Tidak perlu terlalu kering
1

• Keluarkan varnish sebanyak 0.5 -1 ml pada dappen dish.


2

• Aplikasikan varnish tipis-tipis menggunakan disposable brush, atau cotton pellet.


3

• Aplikasikan pada seluruh permukaan gigi, hindari mengenai jaringan gingiva untuk mencegah terjadinya alergi.
4

• Tidak perlu dikeringkan


5

• Mulut pasien dapat segera ditutup


6

• Pasien tidak boleh makan atau minum selama 4 jam setelah penggunaan varnish
7

• Pasien tidak boleh menyikat setelah penggunaan varnish. Pasien diizinkan menyikat gigi keesokan harinya.
8
drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 12
TOPIKAL APLIKASI DENGAN GEL
Traynya dicobakan terlebih dahulu pada pasien, hingga pas.

Pasien duduk tegak dan menggunakan suction selama prosedur pengaplikasian

Gigi harus dikeringkan dengan udara sebelum pengaplikasian.

Gel atau foam diletakkan dalam tray, jumlahnya harus dapat menutupi seluruh permukaan gigi. Tetapi tidak boleh melebihi 2-2.5 gram setiap tray atau lebih 40% volume tray

Tray rahang atas dan bawah dimasukkan terpisah

Diaplikasikan selama 4 menit

Pasien diminta meludah selama 1-2 menit setelah pelepasan tray

Pasien tidak boleh berkumur, atau minum selama 30 menit setelah prosedur aplikasi.

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 13
TOKSISITAS FLUOR
Fluorosis gigi adalah gangguan perkembangan email yang
terjadi selama pembentukan email Manifestasi awalnya
berupa peningkatan porusitas email melalui striae of
retzius. Porusitas merupakan hasil dari hipomineralisasi
email, yang berbeda dengan hipoplasia. Peningkatan
paparan fluor selama pembentukan gigi, email
memperlihatkan peningkatan porusitas di permukaan gigi
ke seluruh bagian permukaan gigi. Hal in disebabkan oleh
paparan sistemik terhadap fluor selama enam tahun
pertama kehidupan ketika email mahkota gigi permanen
terbentuk. Email mengandung lebih banyak protein,
berpori, buram dan kurang transparan.

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 14
TOKSISITAS FLUOR
Manifestasi klinis bervariasi dari garis horizontal putih, tambalan yang lebih
besar atau area berwarna kuning ke terang dari email berpori, hingga
(kualitatif) hilangnya email dalam berbagai tingkat. Fluorosis dikaitkan
dengan asupan kumulatif fluor selama pengembangan email, dengan tingkat
keparahan tergantung pada dosis, durasi, dan waktu asupan. Temuan dari
laporan survei nasional di Amerika bahwa 8% anak usia 12-15 tahun memiliki
fluorosis ringan dan 5% memiliki fluorosis sedang. Susu formula bayi,
terutama formula bubuk yang telah dilarutkan dengan air fluor, telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko fluorosis.

drg. Yayah Sopianah, M.Kes | Aplikasi Fluor dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut 15
TERIMAKASIH

Webinar Nasional “Minimal Intervention Teknik Baru ART dan Kaitannya dengan Upaya Preventif dalam Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut”
DPC PTGMI Kota
Tasikmalaya
Minggu, 21 Juni 2020 16

Anda mungkin juga menyukai