Oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Koordinator Praktikum
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
ACARA I PEMBUATAN BIOFLOK TANPA IKAN (START UP) ............................ 1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ...................................................................................... 2
C. Manfaat Praktikum .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3
A. BUDIDAYA SISTEM BIOFLOK ................................................................. 3
B. MOLASE ................................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI ........................................................................................ 5
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 5
B. Alat dan Bahan ......................................................................................... 5
C. Prosedur Kerja .......................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 7
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 1
A. Kesimpulan ............................................................................................... 1
B. Saran ........................................................................................................ 1
ACARA II PEMELIHARAAN IKAN NILA PADA SISTEM BIOFLOK...................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 2
A. Latar Belakang .......................................................................................... 2
B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................. 4
A. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ............................................................... 4
B. Bioflok ....................................................................................................... 5
C. Amoniak .................................................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................. 7
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 7
B. Alat dan Bahan ......................................................................................... 7
iii
C. Prosedur Penelitian ................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 9
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
v
vi
ACARA I PEMBUATAN BIOFLOK TANPA IKAN (START UP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dari bakteri probiotik sebagai agen bioremediasi. Bakteri dan mikroorganisme
akan memanfaatkan karbohidrat sebagai pakan untuk menghasilkan energi dan
sumber karbon bersama dengan nitrogen diperairan akan memproduksi protein
sel baru (Avnimelech, 1999).
B. Tujuan Praktikum
C. Manfaat Praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
B. MOLASE
Olbrich (1973) mendefinisikan molase sebagai produk akhir pembuatan gula
yang tidak mengandung lagi gula yang dapat dikristalkan dengan cara
konvensional. Molase berwarna coklat dan berbentuk cairan kental Molase (tetes
tebu) merupakan hasil samping dari industri pengolahan gula yang masih
mengandung gula cukup tinggi yakni sukrosa sebesar 48-55% (Prescott dan Dunn,
1959). Tingginya kandungan gula pada molase membuat molase sering dijadikan
sebagai tambahan sumber karbohidrat pada medium pertumbuhan
mikroorganisme (Sebayang, 2006).
Molase selain dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas
(Wati dan Prasetyani, 2010), juga dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan etanol seperti yang dilakukan oleh Sebayang (2006). Sampai saat ini
pemanfaatan molase masih terbatas pada industri alkohol dan MSG (Mono
Sodium Glutamat), meskipun beberapa peneliti memanfaatkan molase pada
pembuatan gasohol, perlu dilakukan usaha pemanfaatan molase untuk dijadikan
produk lain (Rahman, 1992). Menurut Padang dkk. (2011), keuntungan dalam
menambahkan molase di dalam proses fermentasi adalah dapat meningkatkan
pertumbuhan bakteri sehingga proses pemecahan senyawa organik menjadi
senyawa sederhana terjadi dengan sempurna dan kualitas biogas meningkat.
Selain itu, molase biasa digunakan karena harganya yang murah.
4
BAB III
METODOLOGI
C. Prosedur Kerja
1. Persiapan wadah
Wadah yang digunakan berupa akuarium yang telah diisi air yang
berasal dari sumur dan telah diberi aerasi sebanyak 10 liter kemudian
menambahkan air kolam budidaya ikan sebagai starter sebanyak 200mlpada
masing-masing aquarium. Menambahkan bubuk pelet yang memiliki protein
32% sebanyak 3 gram, menambahkan molase dan EM4 sebanyak1,5 gram
ke wadah masing-masing yang telah disiapkan. Kemudian diberi aerasi
kencang selama 3 hari.
5
Adapun perhitungan keperluan karbohidrat star up (belum ada ikan) untuk
membentuk bioflok menggunakan asumsi Avnimelech (1999) yang menggunakan
asumsi-asumsi untuk menentukan perlakuan:
Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Karbohidrat
2. Kepadatan Flok
Kepadatan flok merupakan jumlah padatan flok yang tersuspensi dalam
waktu khusus menggunakan wadah Imhoffcone (kerucut terbalik) (Avnimelech,
2006). Pengukuran volume flok dilakukan pada hari ke-3 setelah terbentuknya flok,
dilakukan dengan cara mengambil sampel air dari bak pemeliharaan sebanyak 1liter
(1000 ml), kemudian dimasukkan ke dalam Imhoffcone dan didiamkan selama 10-
20 menit, lalu diamati skala yang ada pada kerucut imhoffcone tersebut (De
Schryver, 2008).
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Molase 7 ml
EM4 6 ml
7
melebihi batas bisa dilakukan dengan membuang air sebagian dan menggantikannya
dengan yang baru sehingga terjadi pengenceran flok dan memuasakan ikan dengan
tujuan ikan dapat memakan flok sehingga flok padamedia pemeliharaan berkurang
8
1
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu dapat dilihat kepadatan flok tanpa
ikan (star up) yaitu kolam 7 ml dan EM 6 ml. volume flok maksimal 150 ml/L atau
15% dari volume air, jika volume flok melebihi batas bisa dilakukan dengan
membuang air sebagian dan menggantikannya dengan yang baru sehingga
terjadi pengenceran flok dan memuasakan ikan dengan tujuan ikan dapat
memakan flok sehingga flok pada media pemeliharaan berkurang.
B. Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mempelajarinya lebih
dalam lagi bagaimana pengelolaan teknologi bioflok yang baik dan bisa
mengetahui C/N rasio yang cocok untuk pemeliharaan ikan Nila sistem bioflok.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nila merupakan salah satu spesies ikan budidaya terpenting didunia. Dalam
skala dunia total produksi ikan nila di Asia mencapai 72%, Afrika sebesar 19%,
dan Amerika 9% (FAO, 2012). Nila sebagai komoditas ikan mempunyai nilai
ekonomi yang sangat penting sebagai penopang ekonomi masyarakat. Nila
mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya mudah dibudidayakan dan
merupakan ikan yang disukai konsumen (Kordi, 2015).
Intensifikasi budidaya ikan nila menyebabkan dampak kurang baik terhadap
kelestarian lingkungan. Tingginya penggunaan pakan buatan pada budidaya
intensif menyebabkan pencemaran lingkungan yang berasal dari sisa pakan dan
kotoran (Asaduzzaman dkk., 2008). Menurut De Schryver dkk., (2008), ikan
menyerap 25% pakan sementara 75% menetap sebagai limbah di dalam air.
Limbah pakan tersebut menyebabkan timbulnya ammonia. Kandungan ammonia
dapat mencemari media air budidaya sehingga mengganggu pertumbuhan
organisme budidaya (Kordi dkk., 2010). Kondisi ini menyebabkan organisme
budidaya mengalami stress sehingga ketahanan tubuh menurun.
Salah satu permasalahan dalam budidaya intensif adalah air buangan
budidaya yang berdampak pada penurunan kualitas perairan di lingkungan sekitar
lokasi budidaya, karena akumulasi bahan organik dari sisa pakan maupun fases
(Nani dkk., 2014). Air buangan budidaya banyak memiliki kandungan N dan NH3
sebagai hasil perombakan protein dan asam amino dari sisa pakan dan fases.
Salah satu cara budidaya adalah dengan sistem bioflok. Dikarenakan ikan
nila memiliki toleransi luas pada kepadatan tinggi dan kualitas air (Ombong dkk.,
2016). Pada budidaya ikan nila sistem bioflok dilakukan penambahan probiotik.
Penambahan probiotik bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan nila. Penelitian sebelumnya yaitu tentang penambahan probiotik EM4
menghasilkan laju pertumbuhan, dan kelangsungan hidup ikan nila terbaik pada
perlakuan dengan dosis 0.007 ml/l. Pada praktikum ini diharapkan mampu
3
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Mengetahui bagaimana pertumbuhan ikan nila pada sistem bioflok
2. Mengetahui kadar amoniak yang ada didalam media pemeliharaan ikan
nila pada sistem bioflok
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menambah
pengetahuan tentang teknologi bioflok untuk pemeliharaan ikan Nila.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Bioflok
Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur,
algae, protozoa dan cacing) yang tergabung dalam gumpalan (flok).
Teknologi bioflok pada awalnya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan
limbah lumpur aktif secara biologi dengan melibatkan aktivitas
mikroorganisme (seperti bakteri).
6
C. Amoniak
Amonia dalam air memiliki dua bentuk yaitu bentuk ion ammonium
(NH-) dan bentuk gas amonia (NH3). Kedua amonia tersebut diukur sebagai
total amonia. Ammonium penting untuk pertumbuhan fitoplankton,
sebaliknya NH3 sangat beracun bagi ikan. Semakin tinggi pH, konsentrasi
amonia akan meningkat. Amonia dalam kolam juga dapat terbentuk sebagai
hasil proses dekomposisi protein sebagai hasil dari sisa pakan atau plankton
yang mati. Konsentrasi amonia dibawah 0,02 ppm cukup aman bagi
sebagian ikan (Afrianto dan liviawaty, 1992). Kadar amoniak yang baik untuk
ikan air tawar adalah kurang dari 1 ppm. Jika kadar amoniak melebihi 1,5
ppm, maka perairan tersebut telah terjadi pencemaran (Tatangindatu et al.,
2013).
7
BAB III
METODE PENELITIAN
gram, menambahkan molase dan Em4 sebanyak 1,5 gram ke wadah masing-
masing yang telah disiapkan. Kemudian diberi aerasi kencang selama 3 hari.
Memasukkan ikan nila kedalam akuarium setelah terbentuk flok dan mengganti
ikan yang mati dengan ikan yang memiliki bobot yang sama.
2. Persiapan Ikan Nila
Menimbang berat badan ikan nila terlebih dahulu kemudian memasukkan
ikan nila kedalam akuarium sebanyak 10 ekor/akuarium. Melakukan
pemeliharaan ikan selama 14 hari dan diberi pakan pelet tipe Hi-Pro-Vite 781-
2 merek CP-Prima dengan kadar protein 32%. Pemberian pakan dilakukan
sebanyak 3 kali sehari pada waktu pagi, siang dan sore hari secara ad-satiasi
(sekenyang-kenyangnya). Adapun perhitungan pakan yang akan diberikan
setiap harinya yaitu:
Tabel 3. Perhitungan Pakan yang Diberikan Setiap Harinya dan Pemberian
Molase Setiap 3 Hari
Perlakuan
Parameter Bakteri Satuan
EM4
Lokal
- Bobot ikan 7.96 9.66 G
- Pakan (FR 8% hari) 0.64 0.77 g/hari
- Jumlah gula aren standar 0.34 0.41 g atau ml
- Jika hanya 25% yang aktif 0.085 0.103 g atau ml
- Jika diberikan 3 hari, maka molase
0.255 0.3075 g atau ml
yang diberikan sebanyak
3. Pembuatan Pakan
Pengukuran amoniak dilakukan dengan cara mengambil sampel air pada
wadah perlakukan wadah perlakuan EM4 dan molase, masing masing sampel
diambil sebanyak 10 ml. Meneteskan larutan sera® ke sampel tersebut.
Menghomogenkan larutan dengan diaduk dalam wadah beaker glass dan di
diamkan selama 10 menit. Memasukkan sampel kedalam kufet lalu sampel
diletakkan pada alat spektrofotometer dan mengamati hasil kedua sampel
tersebut.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
pada praktikum ini yaitu hasil pengukuran konsentrasi ammonia pada wadah
kultur ikan nila dengan bioflok adalah molase 0,87 mg/L sedangkan untuk EM4
0,97 mg/L. kadar ammonia dapat dikatakan toksik karena melibihi batas
maksimum yaitu level yang dapat diterima untuk unionized ammonia pada suatu
sistim akuakultur hanya setinggi 0.025 mg N/L.
B. Saran
Saran dari praktikum ini adalah lebih diperhatikan lagi kualitas airnya
terutama kadar ammonia nya agar tidak mengalami kematian ikan yang banyak
11
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. & Liviawati, E 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius.
Yogyakarta.
Amri, K. dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Anand PSS, Kohli MPS, Kumar S, Sundaray JK, Roy SD, Venkateshwarlu G,
Sinha A, Pailan GH. 2014. Effect of dietary supplementation of biofloc on
growth performance and digestive activities in Penaeus monodon.
Aquaculture. 418 419: 108 115. http://doi.org/9r7
Andharani, Nadya, dkk. 2016. Manajemen Kualitas Air dengan Teknologi Bioflok :
Studi Kasus Pemeliharaan Ikan Lele (Clarias sp). Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia. Vol : 21 No : 1. Hal 2
Asaduzzaman, M., M.A. Wahab, M.C.J. Verdegem, S. Huque, M.A. Salam, and
M.E. Azim. 2008. C/N Ratio Control and Substrate Addition for Periphyton
Development Jointly Enhance Freswater Prawn Macrobrachium rosenbergii
Production in Ponds. Aquaculture, 280: 117 – 123.
Crab, R., Avnimelech, Y., Defoirdt, T., Bossier, P., and Verstraeta, W., (2007).
Nitrogen removal techniques in aquaculture foa a sustainable aquaculture.
Aquaculture, 270, 1-14.
De Schryver, P., Crab, R., Defoirdt, T, Boon,N., Verstraete, W., 2008. The basics
of bio-flocs technology: The added value for aquaculture. Aquaculture 277,
125- 137.
De Schryver, P., R. Crab, T. Defoirdt, N. Boon, and W. Verstraete. 2008. The Basic
of Bio-flocs Tecnology: The Added Value for Aquaculture, 277: 125 – 137.
FAO. (2012). incl. Assessment of the Agriculture and Rural Development Sectors
In the Eastern Partnership countries. Regional Report, 47.
https://doi.org/10.1038/nrg2774
Kordi, K. M. G. H. 2010. Budidaya ikan lele di kolam terpal. Andi. Yogyakarta. Hal.
1-22
12
Olbrich, H. 1973. Molasses. In: Principles of Sugar Technology, Vol. III. Elsevier
Publisher Benjamin-Cummings Publishing Company. Subs of Addison
Wesley Longman Inc. ISBN 9780805345827 .
Ombong F, Indra RNS. 2016. Aplikasi teknologi bioflok (BFT) Pada Kultur Ikan
Nila (Oroechromis niloticus). Budidaya Perairan 4(2): 16-25
Otari SV, Ghosh JS. 2009. Production and Characterization of The Polymer
Polyhydroxybutyrate-co-polyhydroxyvalerat by Bacillus megaterium NCIM
2475. Current Research Journal of Biological Sciences. 1(2): 23 26.
Pauji, A. 2007.Beberapa teknik Produksi Induk Unggul ikan nila dan ikan
Mas.Disampaikan pada pelatihan tenaga teknis sewilayah timur
Indonesia.BBAT Tatelu, Manado.
Sukendar, Windu. et al,. 2016. Respon Imun dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Lele,
Clarias gariepinus (Burchell 1822) pada Budidaya Sistem Bioflok dengan
Sumber Karbon Berbeda serta diinfeksi Aeromonas Hydrophyla. Jurnal
Iktiologi Indonesia. Vol : 16 No : 3. Hal 2
Wijaya, Muhamad., et al. 2016. Pengaruh Pemberian C/N Rasio Berbeda terhadap
Pembentukan Bioflok dan Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias gariepinus).
Jurnal Perikanan Kelautan. Vol : 7 No : 1. Hal 2
Zao P, Huang J, Wang XH, Song XL, Yang CH, Zhan XG, Wang GC. 2012. The
application 0f bioflocs technology in high-intensive, zero excange farming
system of Marsupenaeus japonicus. Aquaculture. 354 355: 97 106.
http://doi.org/9r9