Anda di halaman 1dari 7

JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)

Volume 4, Nomor 4, Agustus 2021 (221-227)

Mantra Batalah Sebagai Tradisi Lisan pada Masyarakat


Suku Dayak di Kabupaten Landak Kalimantan Barat
(Perspektif Kajian Antropolinguistik)

Suparman1, Harun Ahmad2, Yunita Anas Sriwulandari3


1,2,3 IKIP Budi Utomo Malang, Indonesia

E-mail: uparmanlacot12@gmail.com, harun.a.sangaji@gmail.com, cikyun2906@gmail.com

Article Info Abstract


Article History The Batala ritual ceremony (the ceremony for naming a baby) has a very interesting
Received: 2021-05-12 form of performance, meaning, function, value, and norm if studied from an
Revised: 2021-07-22
Published: 2021-08-13 anthropolinguistic perspective. Thus, this study aims to describe the form of
performance, meaning, function, value, and norm of the Batalah mantra in the Dayak
tribal community in Landak Regency, West Kalimantan. The approach used is a
Keywords:
qualitative research approach with anthropolinguistic analysis methods. The steps
Form of performance;
Batala ritual; taken in conducting the analysis are by identifying to identify it which is then analyzed
Antropolinguistik. and concluded. After being analyzed using these approaches and methods, the
following results were obtained. First, the mantra at the Batalah traditional ceremony
is a ceremony carried out to give a name to a baby who has been born in order to have
protection from God which in the Kanayantn Dayak language is called "Jubata". The
Batalah Mantra has a transcendent dimension (beyond all human capabilities) because
life in the real world is always related between God and humans, humans and nature.
The performance of the Batala mantra in Pauh Village, Landak Regency, West
Kalimantan in the process takes the form of calling shamans (smart people) and
offerings. Second, the meaning contained in the Batala mantra is as giving a valid name
in the eyes of God (Jubata) and in the eyes of the ancestors, as giving a valid name in
real human life, and as a protective name. The functions of mantras include as a means
of ratifying institutions and culture, as a means of maintaining community norms and
as a means of traditional medicine. The Batalah Mantra for the people of Pauh Village,
Landak Regency, West Kalimantan, functions as a communication tool with God
(Jubata), a communication tool with ancestors, a form of protection for babies, a form
of legal naming, maintaining a sense of kinship, and as a form of preserving customs
and culture. The value of the Batala mantra for the people of Pauh Village, Landak
Regency, West Kalimantan is categorized into two, namely religious values and social
values. The norms in the Batala mantra are the rules contained in every mantra words
when reading the mantra. Suggestions for further research, namely research on
mantras in Batalah ritual ceremonies can be studied from a perspective other than an
anthropolinguistic perspective, for example a semiotic perspective. In addition, to
obtain maximum results in conducting literary research, especially old literature,
accuracy in choosing data sources is something that is necessary.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Upacara ritual Batalah (upacara pemberian nama bayi) memiliki bentuk performansi,
Diterima: 2021-05-12 makna, fungsi, nilai, dan norma yang sangat menarik jika dikaji dalam perspektif
Direvisi: 2021-07-22
Dipublikasi: 2021-08-13 antropolinguistik. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk
performansi, makna, fungsi, nilai, dan norma mantra Batalah pada masyarakat suku
Dayak di Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Pendekatan yang digunakan adalah
Kata kunci: pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis antropolinguistik. Langkah
Bentuk Performansi; yang ditempuh dalam melakukan analisis adalah dengan cara mengidentifikasi untuk
Ritual Batala;
menemukenalinya yang selanjutnya dianalisis dan disimpulkan. Setelah dianalisis
Antropolinguistik.
dengan menggunakan pendekatan dan metode tersebut, diperoleh hasil-hasil sebagai
berikut. Pertama, mantra pada upacara adat Batalah merupakan upacara yang
dilakukan untuk pemberian nama pada bayi yang telah lahir agar memiliki
perlindungan dari Tuhan yang dalam bahasa Dayak Kanayantn disebut “Jubata”.
Mantra Batalah berdimensi transcendent (di luar segala kesanggupan manusia) karena
kehidupan di dunia nyata selalu berhubungan antara Tuhan dan manusia, manusia dan
alam. Performansi mantra Batalah di Desa Pauh Kabupaten Landak Kalimantan Barat
dalam prosesnya berbentuk pemanggilan dukun (orang pintar) dan sesajen. Kedua,
makna yang terkandung dalam mantra Batalah adalah sebagai pemberian nama yang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 221
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 4, Nomor 4, Agustus 2021 (221-227)
sah di mata Tuhan (Jubata) dan di mata Nenek Moyang, sebagai pemberian nama yang
sah di kehidupan nyata manusia, dan sebagai nama pelindung. Fungsi mantra di
antaranya sebagai alat pengesahan pranata dan kebudayaan, sebagai alat
pemeliharaan norma-norma masyarakat dan sebagai alat pengobatan tradisional.
Mantra Batalah bagi masyarakat Desa Pauh Kabupaten Landak Kalimantan Barat
berfungsi sebagai alat komunikasi dengan Tuhan (Jubata), alat komunikasi dengan
nenek moyang, bentuk perlindungan pada bayi, bentuk pemberian nama yang sah,
menjaga rasa kekeluargaan, dan sebagai bentuk pelastarian adat dan budaya. Nilai
mantra Batalah bagi masyarakat Desa Pauh Kabupaten Landak Kalimantan Barat
dikategorikan menjadi dua, yaitu nilai religious dan nilai sosial. Norma dalam mantra
Batalah merupakan aturan yang terdapat di setiap kata-kata mantra ketika dalam
pembacaan mantra. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu penelitian terhadap
mantra dalam upacara ritual Batalah dapat dikaji dari perspektif selain perspektif
antropolinguistik, misalnya perspektif semiotik. Selain itu, untuk memperoleh hasil
yang maksimal dalam melakukan penelitian sastra khususnya sastra lama, ketepatan
dalam memilih sumber data adalah sesuatu yang niscaya.

I. PENDAHULUAN istiadat, dan pola-pola kebudayaan lain dari


Indonesia merupakan sebuah bangsa yang suatu suku bangsa (Sibarani dalam Manik,
kaya akan kebudayaannya, kebudayaan tersebut 2019:7).
berasal dari berbagi suku yang menetap. Setiap Perspektif kajian antropolinguistik pada
suku yang menetap masing-masing memiliki mantra Batalah mampu mengupas permasalahan
adat-istiadat yang berbeda sesuai letak yang terjadi dengan menganalisis atau melihat
geografisnya. Upacara ritual adat merupakan bentuk performansi, makna, fungsi, nilai, dan
salah satu tradisi dari masyarakat tradisional norma mantra Batalah sebagai tradisi lisan pada
yang menganggap memiliki nilai-nilai mistis yang masyarakat Suku Dayak di Kabupaten Landak
sangat kuat untuk dipercaya bagi masyarakat Kalimantan Barat, Berdasarkan penelitian
pendukungnya sehingga sangat erat kaitannya ditemukan bentuk performansi yaitu memanggil
dengan antara alam dan manusia ini ialah suatau dukun (orang pintar) yang dipercayai untuk
yang tidak bisa di tolak oleh manusia, hubungan melaksanakan proses upacara Batalah, macam-
ini karena memiliki mempunyai nilai sakral yang macam sesajen, dan proses pelaksanaan upacara
kuat. Suku Dayak merupakan salah satu suku adat Batalah. Untuk memperkuat pernyatan
yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, yang tersebut di temukan makna, fungsi, nilai, dan
mempunyai banyak bahasa daerah dan budaya norma yang terdapat di dalam mantra Batalah
yang bermacam ragam, diamana masyarakat sebagai tradisi lisan pada masyarakat Suku
suku Dayak pada awal mulanya hidup dan Dayak di Kabupaten Landak Kalimantan Barat
berkembang di perdalaman hutan Kalimantan yang mampu memberikan penjelasan mengenai
dengan suhu tropis. Dalam upacara Batalah ini fungsi di kehidupan nyata, dengan tujuan
disajikan salah satau sesajen yang diperlukan memperoleh deskripsi atau gambaran objektif
dalam pemberian nama yaitu: Piring Tua, Ayam tentang bahasa dalam mantra Batalah sebagai
kampung, Daun Sirih, Beras, keranjang, Ayam tradisi lisan, agar pembaca dapat dapat
Kampung dan Telur, Besi dan Buah Pinang kuat memahami kehidupan sosial dan ciri-ciri-
(Priskila, 2010:14; Yogi, dkk., 2019:3-4; kemasyarakatan untuk di pecahkan dan
Munawarroh, 2016:1). direfleksikan dalam kehidupan nyata.
Mantra sebagai salah satu jenis puisi lama
dengan fitur-fiturnya sangat menarik sebagai II. METODE PENELITIAN
interdisipliner antara bahasa dan perilaku Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan
berbicara. Maka dari itu bagaimana penyampaian penelitian kualitatif. Penggunaan pendekatan
bahasa Mantra Batalah sebagai tradisi lisan pada penelitian kualitatif ini sesuai dengan ciri-ciri
masyarakat Suku Dayak di Kabupaten Landak penelitian kualitatif yang dinyatakan Bogdan dan
Kalimantan Barat. Dengan menggunakan kajian Biklen (Jumadi, dkk., 2017:38), yaitu:
antropolinguistik mampu mengemukaan variasi menggunakan latar alami sebagai sumber data
dan penggunaan bahasa dalam penyampaian langsung dan peneliti sebagai instrumen utama,
mantra Batalah yang hubungannya dengan bersifat deskriptif, lebih memperhatikan proses
perkembangan waktu, perbedaan tempat daripada hasil, cenderung menganalisis data
komunikasi, sistem kekerabatan, pengaruh secara induktif, dan makna merupakan perhatian
kebiasaan etnik, kepercayaan, etika bahasa, adat utama. Metode yang digunakan dalam penelitian

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 222
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 4, Nomor 4, Agustus 2021 (221-227)
ini adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif, berberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum
yaitu penelitian yang berupaya menggambarkan kegiatan upacara itu dilakukan antara lain yaitu:
atau melukiskan situasi tertentu berdasarkan (1) memanggil dukun (orang pintar) yang
data yang diperoleh secara terperinci sesuai dipercayai untuk melaksanakan proses upacara
permasalahan yang ditetapkan dalam penelitian. Batalah, (2) macam-macam sesajen, (3) proses
Teknik dalam pengumpulan data pada penelitian pelaksanaan upacara adat Batalah.
ini menggunakan teknik observasi, domumentasi, A. Memanggil Dukun (Orang Pintar)
dan wawancara. Teknik observasi digunakan Pemanggilan merupakan bentuk tanda jadi
untuk memperoleh data terkait dengan bahwa dukun tersebut bersedia untuk melakukan
penggunaan mantra Batalah dengan alat yang pelaksanaan pembacaan mantra dalam upacara
digunakan ialah kamera digital merk Xioami Mi Batalah dari awal hingga akhir upacara tersebut.
10 Ultra yang berupa gambar. Data yang Bapak Andot penduduk asli Desa Pauh selaku
diperoleh dari sumber data lisan melalui orang yang memiliki kemampuan supranatural
observasi langsung dan wawancara mendalam bisa melihat, berkomunikasi dan memahami
dengan informan. Salah seorang informan kunci arwah dan alam gaib, kemampuan itu
dipergunakan untuk membantu masyarakat dalam
yang dikenal selalu mempraktikan mantra
berbagi upacara seperti, Upacara Batalah
Batalah adalah Bapak Andot berusia 64 tahun (pemberian nama pada bayi), Upacara Babore
beliau penduduk asli Desa Barinang, Kecamatan (berobat tradisional), Upacara Nyangahatn
Sompak, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. (pembacaan mantra) dan Upacara Naik Dango
Maka teknik yang digunakan untuk menganalisis (gawai hasil padi) dan lain-lain, Pemanggilan
dengan teknik etnografi dan model interaktif. dukun saat upacara Batalah dilakukan saat sore
Alur pelaksanaan penelitian etnografi dimulai atau malam hari, sehari sebelum pelaksanaan
dengan memilih situasi sosial, melaksanakan upacara Batalah, hal ini dilakukan agar dukun
observasi, mencatat hasil observasi, dan hasil tersebut bisa mempersiapkan diri untuk
wawancara sebagaimana dinyatakan Spradley berkomunikasi dengan arwah. Peran dukun ini
sangat penting dalam pelaksanaan upacara
(Jumadi, dkk., 2017:39).
Batalah, karena lancar apa tidaknya upacara
tersebut itu bergantung pada dukun (orang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pintar).
Masyarakat Suku Dayak khususnya Desa Pauh
Kabupaten Landak Kalimantan Barat sudah lama B. Menyajikan Sesajen
mengenal adanya upacara adat Batalah yang Sesajen pada upacara mantra Batalah
dipraktikan oleh masyarakat setempat, hal ini digunakan sebagai alat komunikasi dukun (orang
pintar) kepada arwah-arwah hal ini dilakukan agar
dilakukan sebagai salah satu cara untuk
penyampaian apa yang diminta oleh dukun bisa
meneruskan adat-istiadat dari nenek moyang. terkabulkan. jenis sesajen upacara mantra Batalah
Tradisi upacara adat Batalah menandakan bahwa berbeda dengan jenis sesajen upacara-upacara
tradisi ini dipandang sebagai tradisi yang adat lain. Jenis sesajen dan maknanya pada
memiliki bentuk performansi yang bermanfaat upacara mantra Batalah di Desa Pauh Kabupaten
oleh masyarakat. Sebagaimana menurut Bapak Landak Kalimantan Barat, yaitu: Ayam Jago
Andot selaku orang yang dikenal selalu memiliki makna sebagai kegagahan agar anak
mempraktikan mantra Batalah bahwa upacara tersebut diharapkan seperti gagahnya ayam jago,
Batalah merupakan suatu kegiatan pemberian Kendi memiliki makna sebagai wadah yang
Nama pada bayi yang dilakukan bahkan sangat digunakan untuk menampung rezeki yang
diberikan Tuhan pada anak, Air putih Satu Gelas
diyakini oleh masyarakat suku Dayak di Desa
memiliki makna sebagai penysucian pada anak,
Pauh Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Lemang (Poe) dengan bentuk memanjang
Upacara adat Batalah dalam kegiatannya menggunakan bambu yang berisi beras pulut
memiliki makna, fungsi, nilai dan Norma yang dicampurkan air santan dan garam memiliki
sakral. Dalam bentuk performansi upacara makna sebagai penyemangat kehidupan, Besi yang
Batalah sangatlah terbuka serta memiliki arti memiliki makna agar anak tersebut kuat terhadap
bagi masyarakat suku Dayak di Desa Pauh apapun, Kue cucur (Tumpi) berbahan dasar
Kabupaten Landak. Performansinya berdimensi tepung memiliki makna agar anak tersebut dapat
transcendent (di luar segala kesanggupan bersifat halus/baik, Pelita (lilin) memiliki makna
manusia) karena kehidupan di dunia nyata selalu agar anak tersebut mendapat penerangan dari
Sang Maha Kusa, Kue Pulut (Bontokng) memiliki
berhubungan antara Tuhan dan manusia,
makna sebagai rezeki didapatkan yang dilipat
manusia dan alam. gandakan seperti halnya lipatan pada sesajen
Bentuk performansi Batalah di Desa Pauh Bontokng yang memiliki lipatan tebal berisi nasi,
Kabupaten Landak Kalimantan Barat ada

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 223
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 4, Nomor 4, Agustus 2021 (221-227)
Daun Sirih memiliki makna agar kelak anak nian ngincang repo ka`mae ia ampus, nian barakat
dewasa bisa hidup di mana saja, seperti halnya Jubata. A,,, nian agik aku numpahant ai ka cawan
mengambarkan daun sirih bisa hidup dan merayap balek unto nasah ujung koekng, kapala, bagurah
di mana saja, Rokok Daun memiliki sebagi
biar baraseh. Kitak nang ku saru simpado atang
pengusir roh halus yang ingin berbuat jahat,
Tembakau memiliki makna agar anak tersebut repo bakomo ba`page waris, samoga jubata
memiliki tali kehidupan yang baik dengan orang ngalindungki rumah tangga nang gagas man
lain, Beras memiliki makna sebagai penggam- ka`mae ia idup. Aaa,,, nian jubata pasambahant ku
baran agar nama yang telah diberikan pada anak naikant ka`tampat nang ting`gi amapa saruga
jangan di ganggu, Telur ayam mempunyai makna kitak masar palajuk palango. A,,, nian agik aku
sebagai persatuan di antara mereka atau agar anak bapinta bamang mudahan kamunda nian saparati
tersebut dapat membawa persatuan di antara
gulita nang nyala kade malam atang, man lea
warga, dan Buah Pinang yang digunakan sebagai
penentu pemilihan nama pada bayi dengan makna manaok laki nang barani ka`paridupant nian. Nian
warna kehidupan yang artinya nama yang sudah agik aku mare conteng daerah manok manta ame
dipilih itu memiliki berkat yang kuat seperti hal ngupat gede nian dah dimare agiant sekok-sekok.
nya warna merah. A,,, kade ada urangk nang nanak tantu rudu ame
C. Proses Pelaksanaan Upacara Adat Batalah ngaco, nian udah ada agiant saparati, timako,
Proses dalam pelaksanaan upacara Batalah rokok, kapur, karakek nang ana unto kitak makant
merupakan proses terlaksananya kegiatan kita masar untukng tuah. Ampeant ku mare saroas
tersebut, proses ini yang ditunggu oleh orang tua poe saparati langir nang dipagunaan panyangah
bayi setelah selesai mempersiapkan semuanya. Hal rumah ame sampe tanyuk ka babah. Asa, dua, talu,
yang dilakukan dalam proses ini seperti ampat, lima, anam, tujuh, aku bakabar ka jubata
pembacaan mantra yang dilakukan oleh dukun
minta banto ampeant mao nalah, a kamunda nama
(orang pintar), proses pembacaan mantra
dilakukan dengan keadaan yang tenang agar dalam nang gagas saparati pajalanan idupnya ana, nian
penyampaian atau pembacaan bisa diterima oleh namanya nang udah di`nyiapant (Fransiskus
Tuhan yang dalam bahasa Suku Dayak disebut Januardi). Ao`ta jubata Batalah nian udah sampe
dengan “Jubata”. Pembacaan atau proses Batalah ka`pangabisant, ampeant mao balara man page
dilakukan pada tempat kediaman orang tua bayi, samadi`ant, kade ada simpadoku nang salah
agar sekaligus bisa memberkati.
saparati late nang nyaru ujant, aku minta ampon
D. Mantra Batalah (Pemberian Nama Pada ka kitak jubata. Aa,,, nian aku batarima kasih batol
Bayi) ka Jubata, sampe ampeant boh pamintaant ku ka
“Asa, dua, talu, ampat, lima, anam, tujuh. Mata`ari kita jubata. Asa, dua, talu, ampat, lima, anam,
saparati narabitn untukng tuah ka`dirik. Nian aku tujuh”.
mao naburant baras banyu kuning onto`ene diri
ka`tanyung, gente nibungan saparati jubata. Buke Artinya: “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam,
aku ngaluma ngalangko urang nang dah ba idup tujuh matahari terbit seperti memperlihatkan
lama. Mak`alum aku kamunda enek nang jadi rezeki pada kita. Sekarang aku mau menaburkan
beras kuning pada nenek kita yang ada di rawa-
panabur baras untok kitak page`waris samadi`ant.
rawa Nibungan seperti Tuhan. Bukan maksudku
Saru nyimpado dah sampe ka`dian, tujuh bege mendahuluhi orang yang sudah tua hidup
baras banyu kuning nang batarakng batampok lama.Maklum aku orang muda yang jadi penabur
ka`matari, ka`bulant ba`kabintkng nang dah mao untuk kalian saudaraku. Kini panggilan sudah
muokant muhanya untok dirik nang ka dian. datang, ini tujuh biji beras kuning untuk mohon
Barakat nek cante nang udah mare dirik adat unto restu pada matahari, pada bulan, pada bintang,
yang sudah mau melihatkan mukanya disini.
katurunannya, biar dirik manjadi manusia nang
Berkat nenek yang cantik sudah memberikan
gagas ka`dunia nian. Asa, dua, talu, ampat, lima, keturunan, biar kita menjadi manusia yang baik di
anam, tujuh, page waris samadi`ant nang udah dunia. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,
bakomo nyiapant Baras, Pinang, Manok, Talo, Basi, sanak saudara yang sudah berkumpul
Ai, Karake, Rokok, Palita, unto palangkapant mempersiapkan Beras, Pinang, Ayam, Telur, Besi,
Batalah anak diri nian. Ao,,, nian baras banyu, man Air, Sirih, Rokok, Lilin, sebagai perlengkapaan
barakat nang mampu nawari barang nang kuat, (Batalah) pemberian nama pada bayi hari ini. Ya,,,
ini beras, dengan berkat bisa menawari panyakit
nang ba`macam akibat ulah talino nang baci. Ao,,,
yang kuat, yang jahat akibat perbuatan manusia
ampeant mao ngampekant`a ai pake daunk bunga yang benci. Ya,,, sekarang mau menaburkan air
salaseh nang bagelo saparati kamunda nang baru pakai daun bunga selasih yang bersih seperti anak
atang ka`dunia, moga ka`turunan nek moyang dirik yang baru datang ke dunia semoga keturunan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 224
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 4, Nomor 4, Agustus 2021 (221-227)
nenek moyang kita ini bisa memberikan di lestarikan oleh Masarakat Suku Dayak
kebahagian kemana saja dia pergi, ini berkat Kalimantan Barat.
Tuhan. A,,, ini lagi aku menuangkan air dalam gelas
F. Fungsi Mantra Batalah
untuk mencuci ujung kelingking, kepala, kumu-
Sebagaimana diketahui setiap mantra apapun
kumur biar bersih. Kalian yang ku undang dengan
jenis dan bentuknya secara teoretis memiliki
bahagia, datang berkumpul dengan sanak saudara,
fungsi dalam kehidupan manusia. Menurut Edi dan
semoga Tuhan memberkati rumah tangga yang
Mulyanto, (2017:82) Mantra pada dasarnya
baik ke mana pun tinggal. Aaa,,, ini Tuhan
memiliki berbagi fungsi atau kegunaan. Fungsi
persembahan ku antarkan ke gunung yang tinggi
mantra tersebut antara lain sebagai fungsi sosial
seperti surga semoga kalian puas atas dengan apa
yang dipergunakan dalam kehidupan masyarakat.
yang kami persembahkan. A, ini lagi aku memohon
Terdapat beragam fungsi mantra di antaranya
doa semoga anak ini seperti lilin (pelita) yang
sebagai alat pengesahan pranata dan kebudayaan,
dapat memberikan cahaya ketika malam tiba dan
sebagai alat pemeliharaan norma-norma
seperti ayam jago yang berani dengan kehidupan
masyarakat dan sebagai alat pengobatan
ini. Ini lagi aku ku beri tanda dengan darah ayam
tradisional. Fungsi mantra bagi masyarakat Suku
mentah, jangan marah menggerutu ini sudah ada
Dayak Kalimantan Barat sebagai: (1) Komunikasi
bagiannya masing-masing. A,,, kalau ada orang
dengan Tuhan (Jubata) atas apa yang di minta, (2)
yang tidak jelas jangan menganggu, ini udah ada
Komunikasi dengan nenek moyang atas apa yang
bagiannya seperti, tembakau, rokok, kapur, sirih,
di minta, (3) Penangkal roh kejahatan, (4)
yang nantinya untuk di makan yang di balas
Penghantar roh manusia ke alam arwah, (5)
dengan rezeki. Sekarang aku beri sebatang kue
Sebagai kekuatan gaib, (6) Pengisi semua upacara
pulut seperti Langir (pohon dengan batang yang
adat, (7) Penawar racun, (8) Penambah
keras) yang digunakan sebagai tumpuan rumah
kekuatan/kebal, (9) Membuka penglihatan untuk
agar jangan roboh ke bawah. Satu, dua, tiga, empat,
melihat roh-roh jahat, (10) Pemikat lawan jenis,
lima, enam, tuhuh, aku berseru kepada Tuhan
(11) Santet, (12) Pengusir binatang buas, (13)
minta tolong sekarang mau memberikan nama
Penjaga rumah, (14) Penjaga kampung, (15)
pada bayi yang bagus seperti perjalanan hidupnya
Memberkati tanah untuk perkebunan.
yang akan datang, nian nama yang sudah disiapkan
Fungsi mantra Batalah bagi masyarakat di Desa
(Fransiskus Januardi). Ya ini Tuhan acara Batalah
Pauh Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Dalam
(pemberian pada nama bayi) ini sudah
kepercayaan suku Dayak, upacara adat Batalah
dipengujung, sekarang mau berpisah dengan sanak
adalah bagian yang sangat penting sehingga
saudara, kalau perkatan ku yang salah seperti petir
yang panggil hujan, aku minta maaf kepada mu mempunyai fungsi tersendiri dari upacara adat
Tuhan. Aa,,, ini aku berterima kasih banyak ke lainnya. Fungsi tersebut antara lain, yaitu: (1)
Tuhan, sampai disini permintaan ku kepada mu Komunikasi dengan Tuhan (Jubata) atas apa yang
Tuhan. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh di minta, (2) Komunikasi dengan nenek moyang
(wawancara responden bapak Andot, 2021)”. atas apa yang di minta, (3) Sebagai bentuk
pelastarian adat dan budaya, (4) Bentuk
E. Makna Mantra Batalah perlindungan pada bayi, (5) Bentuk nama yang sah
Mantra pada umumnya tidak terlepas dari dan (6) Menjaga rasa kekeluargaan.
namanya kata-kata yang berbau mistik. Makna
mantra diungkapkan oleh Keraf (Zulfahita, G. Nilai Mantra Batalah
2020:154) merupakan sebuah kata dan kalimat Nilai merupakan tingkah laku yang ada pada
yang di dalamnya mengandung maksud serta sistem yang di anut oleh manusia yang bersifat
tujuan di setiap kata-kata atau arti tersendiri, kongkrit sehingga bisa memberikan arti
sehingga menghasilkan sebuah ide yang baik, (kepercayaan manusia yakini) Nilai mantra
Makna yang terkandung dalam mantra Batalah. Batalah bagi penduduk Desa Pauh Kabupaten
Makna tersebut sebagai pemberian nama yang sah Landak Kalimantan Barat dikategorikan dua
di mata Tuhan (Jubata) dan di mata Nenek bagian yaitu: Nilai religi, nilai ini terdapat di dalam
Moyang, di kehidupan nyata manusia, selain itu mantra Batalah, karena dalam setiap kata-kata
juga sebagai pelindung bagi anak tersebut. Dalam mantra pada mantra Batalah memiliki kekuatan
pemberian nama tersebut di dapati adanya gaib atau supernatural. Nilai religi yang
upacara pembacaan mantra yang dilakukan oleh terkandung dalam mantra Batalah ialah adanya
Dukun (orang pintar) pembacaan ini tidak kepercayaan masyarakat terhadap Tuhan (Jubata),
sembarangan melainkan sebagai sarana melalui Jubata inilah, Dukun (orang pintar)
komunikasi kepada Tuhan (Jubata) untuk meminta berkomunikasi meminta berkat atau perlindungan
restu terhadap bayi yang akan diberi nama. Oleh atas bayi yang diberi nama seperi nama
karena itu di upacara Batalah ini sangat penting “Fransiskus Januardi’’.
bagi masyarakat di Desa Pauh Kabupaten Landak H. Norma Mantra Batalah
Kalimantan Barat, upacara Batalah ini termasuk Norma dalam adat-istiadat merupakan alat
dalam kategori budaya atau adat yang dijaga serta yang digunakan sebagai pengawas dan pemaksa,

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 225
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 4, Nomor 4, Agustus 2021 (221-227)
agar aturan-aturan dalam masyarakat dan aturan dalam upacara ritual Batalah dapat dikaji dari
dalam kata-kata mantra bisa di patuhi. Dapat perspektif selain perspektif antropolinguistik,
disimpulkan dalam pelaksanaan upacara adat misalnya perspektif semiotik. Selain itu, untuk
merupakan aturan yang harus dilakukan, dimana memperoleh hasil yang maksimal dalam
sifat yang dimiliki oleh norma adat bisa membuat melakukan penelitian sastra khususnya sastra
orang menghormati dan melestarika, karena adat lama, ketepatan dalam memilih sumber data
tersebut pemberian dari nenek moyang, maka dari adalah sesuatu yang niscaya.
itu sebagai penerus di tuntut bisa menjag,
melestariakan dan mengormati norma-norma di DAFTAR RUJUKAN
dalamnya (Oktaviani, 2018:10), Peraturan- Edi, S dan Mulyanto. 2017. Bentuk dan Fungsi
peraturan atau norma yang terkandung di Teks Mantra. Kadera Bahasa, (Online),
dalamnya, salah satunya norma Batalah Vol. 9, No.2
(pemberian nama pada bayi) di masyarakat suku
(https://kaderabahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/
Dayak. Upacara Batalah di masyarakat Desa Pauh
index.php/kaderabahasa/article/download/7/7
Kabupaten Landak Kalimantan Barat sangat
mempercayai. , diunduh 21 juni 2021).

Jumadi, dkk. 2017. Antropolinguistik dalam


IV. SIMPULAN DAN SARAN
Mantra Dayak Maanyan di Kalimantan
A. Simpulan
Berdasarkan hasil seluruh penjelasan yang Selatan (Antropolinguistics in Maanyan
sudah di jelaskan, maka kesimpulan yang Mantra in South Kalimantan). Jurnal Bahasa,
kemukaan dari penjelasan penelitian tentang Sastra, dan Pembelajarannya. (Online), Vol.
Mantra Batalah sebagai Tradisi Lisan pada 7, No. 1,
Masyarakat Suku Dayak di Kabupaten Landak (http://download.garuda.ristekdikti.go.id/articl
Kalimantan Barat dalam presfektif e.php?article=733513&val= 11507 &title= ,
Antropolinguistik yaitu: Upacara Batalah diunduh 21 April 2021).
merupakan upacara yang dilakukan untuk
pemberian nama pada bayi yang telah lahir agar Munawarroh, A. 2016. Fungsi Sosial Tradisi
memiliki perlindungan dari Tuhan. Performansi Mandoa dalam Upacara Kematian (Studi
berdimensi transcendent karena kehidupan di Kasus: Nagari Pauh Duo Nan Batigo,
dunia nyata selalu berhubungan antara Tuhan dan
Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok
manusia, manusia dan alam. Makna yang
terkandung dalam mantra Batalah adalah sebagai Selatan). Skripsi, (Online), Program Studi
pemberian nama yang sah di mata Tuhan (Jubata) Bahasa Indonesia, Fakultas ilmu Sosial dan
dan di mata Nenek Moyang, sebagai pemberian Politik, Universitas Andalas, Padang,
nama yang sah di kehidupan nyata manusia, dan (http://scholar.unand.ac.id/4586/2/BAB%201.
sebagai nama pelindung. Fungsi mantra di pdf, diunduh 2 Maret 2021).
antaranya sebagai alat pengesahan pranata dan
kebudayaan, sebagai alat pemeliharaan norma- Oktaviani, D. 2018. Analisis Bentuk, Fungsi, dan
norma masyarakat dan sebagai alat pengobatan Makna Mantra Suku Sasak di Desa Jelantik
tradisional. Nilai mantra Batalah terbagi dua Lombok Tengah dan Hubungannya dengan
bagian ialah nilai religi dan nilai sosial. Norma Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi.
dalam mantra Batalah merupakan aturan yang (Online), Program Studi Pendidikan Bahasa
terdapat di setiap kata-kata mantra.
Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan
B. Saran
Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Berdasarkan hasil penelitian, ada tiga saran Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
yang dapat diberikan, yakni: (1) mantra Mataram
merupakan salah satu jenis karya sastra puisi (http://eprints.unram.ac.id/5054/1/JURNAL%2
lama. Karya sastra ini sangat menarik sehingga 0DIAN%20PDF.pdf, diunduh 22 Juni
patut dilestarikan dalam kehidupan manusia 2021).
karena memiliki bentuk performansi, makna,
fungsi, nilai dan norma dalam suatu budaya pada Priskila, H. 2010. Tradisi Naik Dango Suku Dayak
masyarakat, sehingga perlu dilestarikan; (2) Kanayatn Kajian Asal Usul, proses
mantra Batalah sebagai tradisi lisan masyarakat ritual, Fungsi dan Nilai. Skripsi, (Online),
suku Dayak di Kabupaten Landak Kalimantan Program Studi Bahasa Indonesia,Fakultas
Barat dapat digunakan sebagai sarana pendidikan sastra Universitas Sanata Dharama
karakter bagi masyarakat suku Dayak agar
Yogyakarta,
menjadi manusia yang arif dalam menjalani hidup
dan kehidupan di dunia ini; (3) untuk penelitian (https://repository.usd.ac.id/25455/2/044114
selanjutnya yaitu penelitian terhadap mantra 031_Full%5B1%5D.pdf , diunduh 1

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 226
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 4, Nomor 4, Agustus 2021 (221-227)
Maret 2021). pembelajaran, (Online), Vol. 8, No. 6,
(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/arti
Sibarani, R. 2015. Pendekatan Antropolinguistik cle/view/33804, diunduh 26 Febuari
Terhadap Kajian Tradisi Lisan. Retorika: 2021).
Jurnal Ilmu Bahasa, (Online), Vol. 1, No.
1, Zulfahita. 2020. Struktur, Fungsi, Dan Makna
(Https://Www.Researchgate.Net/Publication/3 Mantra Pengasih Diri Di Desa Sungai Nyirih,
14969256_Pendekatan_Antropolinguistik_Terha Kecamatan Selakau Serta Implementasinya
dap_Kajian_Tradisi_Lisan, diunduh 10 April Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Bahasa,
2021). (Online), VOL. 9, NO. 2,
(https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/ba
Yogi, F. dkk. 2019. Peristilahan dalam Acara hasa/article/view/1951, diunduh 21 Juni
Batalah Masyarakat Dayak Kanayatn 2021).
Bahasa Ahe. Jurnal pendidikan dan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 227

Anda mungkin juga menyukai