Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga
rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri
di belahan bumi selatan.
Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan
bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus
dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard,
1983).
Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju
kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari
berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan
massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis gaya yang
bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas air laut,
gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990)
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi
atas :
1. Gerakan dorongan angin
Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai
kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin
memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama
sekali.
2. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang
densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan
sirkulasinya disebut arus termohalin.
3. Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut ini
merupakan arus yang gerakannya horizontal.
4. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar
lapisan.
5. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat etrjadi
gempa.
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada.
Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim
barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat
ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa, dan laut
Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.
2. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Selain pergerakan arah
arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan
downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang
didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air
permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah
menggantikan kekosongan yang berada di atas.
Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan
oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya.
Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga
cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan
di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air dan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari
dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara,
gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya
gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.
Gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas, gaya
Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasut.
Ketika angin berhembus di laut, energi ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian energi
ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan
air dari yang kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, sehingga
semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen
(Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada permukaan
laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik, hal ini
disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua
gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida berasal dari
transfer momentum diantara bagian-bagian fluida yang berbeda. Pada saat fluida bergerak dalam
aliran laminer, transfer momentum terjadi. Hasil transfer antara batas yang berdekatan yang
disebut viskositas molekular.
Di permukaan laut gerakan air tidak pernah laminer tetapi turbulen, sehingga massa air bukan
berupa molekul individu, molekul air bertukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan
internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu
dan disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin dari
arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis
ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri.
Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis
akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat
dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang
kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar.
Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi
pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman,
Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan
bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa air, kedalaman dan juga
densitas dari massa air tersebut, yang mana jika densitas laut homogen, maka gaya gradien
tekanan horizontal adalah sama untuk kedalaman berapapun. Jika tidak ada gaya horizontal yang
bekerja, maka akan terjadi percepatan yang seragam dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih
rendah.
Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan peristiwa pasang surut air laut.
Pasang surut ini menimbulkan pergerakan massa air yang mana prosesnya dipengaruhi oleh gaya
tarik bulan, matahari dan benda angkasa lainya selain itu juga dipengaruhi oleh gaya sentrifugal
dari bumi itu sendiri.
Ada tiga hal yang akan kita bahas sehubungan dengan gerakan air laut ini yaitu arus laut,
gelombang laut, dan pasang surut air laut.
1. Arus Laut
Arus laut atau sea current adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik
secara vertikal maupun secara horizontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air
yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir
suatu massaair yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau
pergerakan gelombang panjang.Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau
vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi
merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan
dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan
dan arah. Ada dua jenis gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain
adalah gradien densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990).
Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Tenaga
angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu
sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman
perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter
(Bernawis,2000)
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada.
Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim
barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat
ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa,
dan lautFlores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.
Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu:
1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya.
Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga
sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini
menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat
aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.
2. Gaya Coriollis dan arus ekman. Gaya Corriolis mempengaruhi aliran massa air, di
mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya
corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan – perubahan arah arus
yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya
kedalaman suatu perairan.Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi
utara dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya
aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan
dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin
ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard, 1983).
3. Perbedaan densitas serta upwelling dan sinking. Perbedaan densitas
menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub
selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan
gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang
dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi,
gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya
gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian
energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan
pergerakan air dari yang kecil ke arah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus di laut.
Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut,
dan semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan
permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air
turbulen (Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaanlaut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik, hal
ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi
dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida hasil
dari transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam pergerakan fluida
dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil transfer antara batas yang berdekatan yang
disebut viskositas molekular. Di permukaan laut, gerakan air tidak pernah laminer, tetapi turbulen
sehingga kelompok-kelompok air, bukan molekul individu, ditukar antara satu bagian fluida ke
yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran
molekul individu dan disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin dari
arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis
ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri.
Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis
akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat di
lapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya
makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu
aliran arusdimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan
perairan akan dibelokkan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman,
Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan
bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
Upwelling
Coastal upwelling adalah tipe yang paling banyak memiliki hubungan dengan aktivitas manusia dan
memberikan banyak pengaruh terhadapa produktivitas perikanan di dunia, seperti ikan pelagis
kecil (sardines, anchovies, dll.). Laut dalam kaya akan nutrien termasuk nitrate and phosphate,
yang merupakan hasil dari dekomposisi materi organik (dead/detrital plankton) dari
permukaan laut.
Ketika sampai ke permukaan, nutrien tersebut digunakan oleh fitoplankton, beserta CO2 terlarut
dan dan energi cahaya matahari untuk menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis.
Daerah Upwelling memiliki produktivitas yang tinggi dibanding dengan wilayah lainnya. Hal ini
berkaitan dengan rantai makanan, karena fitoplankton berada pada level dasar pada rantai
makanan di laut. Daearah dari upwelling antara lain pantai Peru, Chile, Laut arab, western South
Africa, eastern New Zealand, southeastern Brazil dan pantai California.
Adapun rantai makanan di laut adalah sebagai berikut :
Phytoplankton -> Zooplankton -> Predatory zooplankton -> Filter feeders -> Predatory fish
Karena ini menjadi sebuah rantai makanan, ini berarti bahwa setiap spesies adalah spesies kunci
dalam zona upwelling. Bagian kunci dari oseanografi fisika yang menimbulkan coastal
upwellingadalah efek Coriolis yang didorong oleh wind-driven yang derung diarahkan ke sebelah
kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di belahan bumi selatan.
Equatorial Upwelling
Fenomena yang sama terjadi di ekuator. Apapun lokasinya ini merupakan hasil dari divergensi,
massa air yang nutrien terangkat dari lapisan bawah dan hasilnya ditandai oleh fakta bahwa pada
daerah ekuator di pasifik memiliki konsentrasi fitoplankton yang tinggi.
Southern Ocean Upwelling
Upwelling dalam skala besar juga terjadi di Southern Ocean. Di sana, dipengaruhi angin yang kuat
dari barat dan timur yang bertiup mengelilingi Antarctika, yang mengakibatkan perubahan yang
signifikan terhadap aliran massa air yang menuju ke utara. Sebenarnya tipe ini masih termasuk ke
dalam coastal upwelling. Ketika tidak ada daratan antara Amerika Selatan dengan Semenanjung
Antartika, sejummah massa air terangkat dari lapisan dalam. Dalam banyak pengamatan dan
sintesis model numerik, upwelling samudra bagian Selatan merupakan sarana utama untuk
mengaduk material lapisan dalam ke permukaan.Beberapa model sirkulasi laut menunjukkan
bahwa dalam skala luas upwelling terjadi di daerah tropis, karena didorong tekanan air mengalir
berkumpul ke arah lintang rendah dimana terdifusi dengan lapisan hangat dari permukaan.
Artificial Upwelling
Upwelling tipe jenis ini dihasilkan oleh perangkat yang menggunakan energi gelombang laut atau
konversi energi panas laut untuk memompa air ke permukaan. Perangkat seperti telah dilakukan
untuk memproduksi plankto.
Non-oceanic upwelling
Upwellings juga terjadi di lingkungan lainnya, seperti danau, magma dalam mantel bumi. Biasanya
akibat dari konveksi.
Spiral Ekman
Ekman spiral merujuk ke struktur arus atau angin di dekat garis batas horisontal yang arah
alirannya berputar dan bergerak menjauh. Istilah Ekman Spiral ini berasal dari seorang
ilmuwan kelautanSwedia yang bernama Vagn Walfrid Ekman. Defleksi dari arus permukaan
pertama kali ditemukan oleh ilmuwan oseanografi Norwegia yang bernama Fridtjof Nansen
ketika berlangsungnya ekspedisi Fram (1893-1896).Efek dari Ekman Spiral ini adalah akibat efek
Coriolis yang menyebabkan benda dipaksa bergerak ke kanan pada belahan bumi utara dan ke arah
kiri pada belahan bumi selatan. Dengan demikian ketika angin berhembus pada permukaan laut di
belahan bumi utara, aruspermukaan bergerak kearah kanan dari arah angiin.
Diagram yang di sebelah kanan menunjukkan gaya yang terkait dengan Ekman spiral.
Gaya yang bekerja di atas permukaan yang diberi warna merah (sebagai akibat adanya
hembusan angin di permukaan air), gaya Coriolis (di sudut kanan dari gaya yang
bekerja di atas permukaan air) berwarna kuning, dan resultan perpindahan (arus)
berwarna merah jambu, yang kemudian menjadi memberikan pengaruh pada lapisan
di bawahnya, dan secara gradual membentuk spiral secara bertahap searah jarum jam
dengan gerakan ke arah bawah.
Manfaat Arus
-Perikanan
Gerakan air laut berpengaruh pada gerakan plankton (fitoplankton). Tempat-tempat yang banyak
planktonnya biasanya di situ banyak berkumpul ikan. Oleh karena itu bagi para nelayan,
informasi tentang gerakan air laut dapat dimanfaatkan untuk mendetek si tempat-tempat
berkumpulnya berbagai jenis ikan.
-Pariwisata
Olahraga selancar, dayung, diving, lomba perahu layar dan lain-lain yang
banyak memperhitungkan faktor gerakan air laut sangat diminati oleh para wisatawan. Olahraga
selancar angin misal nya, memerlukan tempat yang gelombangnya besar.
-Pertanian Laut
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan bagi para petani yang bergerak di bidang
pertanian laut. Sebagai contoh para petani yang melakukan usaha di bidang pertanian laut
(seperti budidaya rumput laut, budidaya kerang, mutiara dan lainlain), kalau tidak
memperhitungkan gerakan air laut, maka hasil pertaniannya akan hanyut terbawa oleh air laut
sehingga mengalami gagal panen.
- Pelayaran
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan dalam bidang pelayaran
terutamakapal/perahu yang menggunakan layar. Kapal besar sekalipun pada
prinsipnya dalamperjalanan pelayarannya tidak mau berbenturan dengan ombak
maupun arus sehingga informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan.
- Energi (pembangkit tenaga listrik)
Belanda dan Perancis merupakan contoh negara yang telah memanfaatkan
gerakan air laut sebagai sumber energi (yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik).
Sedangkan di Indonesia hal ini masih dalam tahap uji coba. Badan Pengkajian dan
PenerapanTeknologi (BPPT) bekerja sama dengan pemerintah Belanda kini sedang
melakukan uji coba membangun proyek pembangkit tenaga listrik dengan
memanfaatkan gerakan air laut di selat Bali.
2. Gelombang Laut
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita
amati.
Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut: Jika ada dua
massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada
bidang geraknya akan terbentuk gelombang. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara
lain:
Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu
arah gelombang sesuai dengan arah angin.
Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah.
Air yang pecah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya
akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang.
Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi
karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/ pergeseran kulit bumi di dasar
laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut dengan gelombang
“tsunami”. Contohnya ketika gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, menyebabkan
terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan banyak kerugian.
Dapat dikatakan arus merupakan derasnya aliran air laut, baik aliran naik turun
(vertikal) maupun aliran mendatar (horizontal). Sedangkan gelombang merupakan
gerakan naik turunnya air laut. Tititk tertinggi pada gerakan naik disebut puncak
gelombang sedangkan titik terrendah pada gerakan menurun disebut lembah
gelombang.
Pasang Surut
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide),
pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik
gravitasi menarik airlaut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan
(bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori ini
menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh
permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini
menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang
surut (King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan memisahkan
pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi
matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang
sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP (Tide
Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini berkaitan
dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut
ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik
dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-konstituennya.
Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh
rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace
(1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui
secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut
(tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasut. Karena terbentuknya
gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant
(1958), faktor-faktor tersebut adalah :
• Gesekan dasar
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan berubah arah
(Coriolis Effect). Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi
selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin meningkat
sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi
tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut, gaya Coriolis
mempengaruhiarus pasut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan
menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan gelombang pasut
menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh gesekannya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan adalah
rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari.
Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi
(gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan
sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik
gravitasi menarik airlaut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana,1994).
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya
tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan
gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun
masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini
mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang
menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air
yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah
pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan
derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut
selama periode sedikit di atas 24 jam (Priyana,1994)
3.Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang
dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini
terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
4.Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini
terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur
5. Arus Pasut
Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan turunnya pasang surut, diiringi oleh
gerakan air horizontal yang disebut dengan arus pasang surut. Permukaan air laut senantiasa
berubah-ubah setiap saat karena gerakan pasut, keadaan ini juga terjadi pada tempat-tempat
sempit seperti teluk dan selat, sehingga menimbulkan arus pasut(Tidal current).
Gerakan arus pasut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai akan mengalami perubahan,
faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah berkurangnya kedalaman (Mihardja et,. al 1994).
Menurut King (1962), arus yang terjadi di laut teluk dan laguna adalah akibat massa air mengalir
dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah yang disebabkan oleh
pasut. Aruspasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki
karakteristik pasang (Flood) dan surut atau ebb. Pada waktu gelombang pasut merambat
memasuki perairan dangkal, seperti muara sungai atau teluk, maka badan air kawasan ini akan
bereaksi terhadap aksi dari perairan lepas.
1.Tide Staff.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan
pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur
pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau
tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau
bahan lain yang di cat anti karat.
2.Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat ini
memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke
dalam komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui
pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan pasut dengan
alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-
turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan
alat pencatat (recording unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah
permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.
3.Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.
Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang
yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan
mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri
adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa
radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang
dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar)
kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima
kembali oleh satelit.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua lautan yaitu Samudera Indonesia
dan Samudera Pasifik serta posisinya yang berada di garis katulistiwa sehingga kondisi pasang
surut, angin, gelombang, dan arus laut cukup besar. Hasil pengukuran tinggi pasang surut di
wilayah lautIndonesia menunjukkan beberapa wilayah lepas laut pesisir daerah Indonesia memiliki
pasang surut cukup tinggi. Gambar 15 memperlihatkan peta pasang surut wilayah lautan
Indonesia. Dari gambar tersebut tampak beberapa wilayah lepas laut pesisir Indonesia yang
memiliki pasang surut cukup tinggi antara lain wilayah laut di timur Riau, laut dan muara sungai
antara Sumatera Selatan dan Bangka, laut dan selat di sekitar pulau Madura, pesisir Kalimantan
Timur, dan muara sungai di selatan pulau Papua (muara sungai Digul) (Sumotarto, 2003).
Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut dari Samudra
Pasifik dan Hindia serta morfologi pantai dan batimeri perairan yang kompleks dimana terdapat
banyak selat, palung dan laut yang dangkal dan laut dalam. Keadaan perairan tersebut
membentuk pola pasang surut yang beragam. Di Selat Malaka pasang surut setengah harian
(semidiurnal) mendominasi tipe pasut di daerah tersebut. Berdasarkan pengamatan pasang surut
di Kabil, Pulau Batam diperoleh bilangan Formzhal sebesar 0,69 sehingga pasang surut di Pulau
Batam dan Selat Malaka pada umumnya adalah pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang
menonjol. Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat Karimata dan Laut Jawa. Berdasarkan
pengamatan pasut di Tanjung Priok diperoleh bilangan Formzhal sebesar 3,80. Jadi tipe pasut di
Teluk Jakarta dan lautJawa pada umumnya adalah pasut bertipe tunggal. Tunggang pasang surut
di perairan Indonesia bervariasi antara 1 sampai dengan 6 meter. Di Laut Jawa umumnya
tunggang pasang surut antara 1 – 1,5 m kecuali di Selat madura yang mencapai 3 meter. Tunggang
pasang surut 6 meter di jumpai di Papua (Diposaptono, 2007).