Anda di halaman 1dari 11

ETIKA DAN KEWEWENANGAN BIDAN DALAM GANGGUAN

REPRODUKSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gangguan Sistem Reproduksi

KELOMPOK 3 :

TIAS ANDINI FEBRIANTI 6221586 WINDA N 6221592


ANA PUTRI MARDIAWAT 6221587 SANI SRI NOVIANTI 6221593
YULIANA 6221588 ROSMIATI 6221595
NETTI FIQRIANI AMALIAH 6221589 AYANG BAEBILLAH 6221596
NENG SINDI DARA P 6221590 DEWI PUSPA SARTIKA 6221591

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masalah Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk


berkembang biak. Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi).
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun
siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ
reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya
reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa
pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin
dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan
bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu
generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya
tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila
makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk
hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan
(anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

Tugas dan Wewenang Bidan menurut UU Kebidanan No 4 Tahun


2019Dalam Pasal 46 (1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan,
Bidanbertugas memberikan pelayanan yang meliputi kesehatan ibu, kesehatan
anak, kontrasepsti, dan reproduksi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Wewenang dan Layanan Kebidanan pada Kasus Kesehatan Reproduksi


dan ganguan Reproduksi

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang telah
diberikan. Sasarannya adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan
(kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Layanan Kebidanan meliputi layanan
kebidanan primer, layanan kebidanan kolaborasi, layanan kebidanan rujukan.
Asuhan kebidanan yaitu asuhan pada prakonsepsi, antenatal, intranatal,
neonatal, nifas, keluarga berencanan, ginekologi, premenopause,
pascamenopause, dan asuhan primer. Tugas dan kewenangan bidan yang
berkaitan dengan kegiatan layanan praktik bidan diatur dalam peraturan
menteri kesehatan yaitu setiap bidan harus memiliki tanggung jawab dalam
profesionalnya. Wewenng bidan dalam menjalankan praktik profesionalnya
sesuai dengan KEPMENKES RI No:900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktik bidan, yang disebut dalam Bab V praktik bidan antara
lain:

1) Pasal 14 : Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk


memberikan pelayanan yang meliputi: pelayanan kebidanan, pelayanan
keluarga berencana, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
2) Pasal 16 : tugas dan wewemam bidan Dalam gangguan Reproduksi
a. Pelayanan kebidanan meliputi:
1) Penyuluhan dan konseling
2) Pemeriksaan fisik
3) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi
keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid
Dan sesuai Pasal 21 Permenkes RI No. 28 tahun 2017 menjelaskan
wewenang bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana, meliputi: a. Penyuluhan dan konseling
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. b. Pelayanan
kotrasepsi oral, kondom, dan suntikan. Selain wewenang yang telah
dijelaskan pada Pasal 18, bidan juga memiliki kewenangan memberikan
pelayanan berdasarkan penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan dan
pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan kesehatan sencara
mandat dari dokter.
Tanda keluhan dan gejala serta penatalaksanaan pada kelainan
ginekologi seperti keputihan dalam standar kompetensi bidan tertuang
dalam Kepmenkes RI No. 369/Menkes/SK/III/2007 yaitu pelaksanaan
asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
terdapat pada kompetensi ke-9.
2.2 Peran Etika dalam Pelayanan Kebidanan pada kasus kesehatan dan
gangguan
Bidan merupakan salah satu profesi yang berhubungan erat dengan
masyarakat. Oleh karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan
keterampilan, juga harus mempunyai sikap yang baik. Di masyarakat,
terutama di daerah bidan yang dapat diterima masyarakat adalah bidan yang
beretika baik. Dengan etika yang baik bidan mudah mendapatkan relasi dan
akan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Etika dalam pelayanan
kebidanan merupakan isu utama di berbagai tempat pelayanan, hal ini terjadi
karena kurangnya pemahaman petugas kesehatan terhadap etika. Penerapan
etika dalam pelayanan kebidanan akan menjamin bidan memberikan
pelayanan yang profesional dan berkualitas. Dalam pemberian layanan
kebidanan, Bidan haruslah berlandaskan pada fungsi etika dan moralitas
pelayanan kebidanan yang meliputi :
1) Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
2) Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
yang merugikan/membahayakan orang lain
3) Menjaga privacy setiap individu
4) Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5) Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
6) Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah
7) Menghasilkan tindakan yang benar
8) Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9) Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya
10) Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
11) Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12) Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13) Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara di dalam organisasi profesi
14) Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya
yang biasa disebut kode etik profesi.
A. Praktikum Konsep Kebidanan Dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan
1) Etika pelayanan apabila bidan berada di masyarakat, yaitu sebagai
berikut : Peningkatan citra bidan sebagai pemberi pelayanan yang
berkualitas, non diskriminatif, mandiri, mampu menunjukkan
kepemimpinan di masyarakat untuk tujuan kemanusian.
2) Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam menumbuhkan
kesadaran terhadap pentingnya kesehatan reproduksi dan persalinan yang
aman dan tumbuhnya dukungan terhadap peningkatan terhadap status
perempuan. Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik, yaitu
memperhatikan aspek bio, psiko, sosio dan kultural sesuai dengan
kebutuhan pasien. Pasien memerlukan pelayanan dari petugas yang
memiliki karakteristik: semangat untuk melayani, simpati, empati, tulus
ikhlas, dan memberikan kepuasan. Sebagai pemberi pelayanan bidan
juga harus memberikan rasa aman, nyaman, menjaga privacy, alami dan
tepat dalam memberikan pelayanan. Ketika bidan melaksanakan
pelayanan/praktik kebidanan memperhatikan prinsip kerja bidan yaitu
sebagai berikut :
a) Kompeten dalam pelayanan kebidanan
b) Praktik berdasarkan fakta/evidence based
c) Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
d) Pemakaian teknologi secara etis
e) Memahami perbedaan budaya dan etnik
f) Memberdayakan/mengajarkan untuk promosi, inform choise dan
ikut serta Dalam pengambilan keputusan
g) Sabar tapi rasional, advokasi
h) Bersahabat dengan perempuan, keluarga dan masyarakat
Bidan berperan dalam asuhan kebidanan seperti gangguan reproduksi
terutama pada dismenorea primer sebagai upaya pencegahan dan penanganan
gangguan reproduksi. Bidan merupakan fasilitator dalam mempromosikan
kesehatan seperti pendidikan kesehatan mengenai menstruasi pada remaja dan
nyeri yang timbul saat menstruasi. Bidan memberikan pelayanan yang
berkesinambungan 245 dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan,
penanganan dan promosi kesehatan dengan berlandasan kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat bersamasama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkan pertolongan
kapanpun dan dimanapun dia berada. Asuhan kebidanan yang dapat diberikan
kepada remaja yang mengalami disminorea berupa farmakologi maupun non
farmakologi. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bentuk tolak ukur
kesejahteraan masyarakat karena kesehatan adalah hak dasar setiap individu
dan semua warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk
masyarakat miskin. Pelayanan kesehatan terdiri atas pelayanan preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif (penyembuhan) dan
rehabilitatif (pemulihan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo, 2008).
Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan Pasal 1 ayat 11 Undang - Undang
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengandung pengertian upaya
atau pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat
Kesehatan memegang peranan penting dalam membina dan mengembangkan
potensi dan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pembangunan,
karena di dalam .

Menurut Pasal 46 Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang


Kebidanan menentukan bahwa bidan dalam menyelenggarakan praktik
kebidanan, bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi :

a. Pelayanan kesehatan ibu


b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanankesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
d. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
e. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana menjadi hal
penting untuk menunjang peningkatan kesehatan di Indonesia terutama bagi
perempuan mengingat kesehatan reproduksi reproduksi telah diatur dalam Pasal 71
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa kesehatan
reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial secara utuh
tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi.

Peran bidan sangat penting, karena bidan terjun langsung pada persoalan
masyarakat terkait dengan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana. Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainya unuk
senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkanya, kapan dan dimanapun dia
berada Berdasarkan hal tersebut pula program keluarga berencana menjadi program
yang sangat membantu meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia.
Karena keluarga berencana bukan hanya sebagai upaya atau strategi kependudukan
dalam menekan pertumbuhan penduduk agar sesuai dengan daya dukung lingkungan
tetapi juga merupakan strategi bidang kesehatan dalam upaya kesehatan reproduksi
dan keluarga berencana meningkatan kesehatan ibu melalui pengaturan kapan ingin
mempunyai anak, mengatur jarak anak dan merencanakan jumlah kelahiran nantinya.
Peran bidan dalam pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana merupakan bagian dari pelayanan kebidanan yang menjadi kewajiban
bidan dimana pelayananya harus sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku.
Peraturan hukum yang berlaku menjadi sebuah pedoman bagi bidan dalam
menjalankan praktik kebidanan dalam melakukan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga beencana mengingat bahwa kasus kematian yang
diakibatkan oleh buruknya kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia sangatlah
tinggi. Pelayanan kesehatan reproduksi terpadu merupakan kegiatan pelayanan
kesehatan yang mengintegrasikan semua pelayanan kesehatan dalam lingkup
kesehatan reproduksi yang meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanggulangan infeksi menular
seksual termasuk penanggulangan HIV dan AIDS, dan pelayanan kesehatan
reproduksi lainnya. Pelayanan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pada
tiap tahap konsepsi, bayi dan anak, remaja, usia subur dan usia lanjut pada fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama.27 Penyelenggaraan dan fasilitas pelayanan
kesehatan dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan milik
pemerintah dan swasta dengan penyediaan tenaga dokter, bidan, dan perawat di
seluruh Puskesmas di kabupaten/kota serta penyediaan obat essensial dan alat
kesehatan sesuai kebutuhan program kesehatan reproduksi. Peran bidan memberikan
hak pelayanan kesehatan pada wanita/ibu untuk mencapai hidup sehat dan mampu
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.
Pelayanan kesehatan ibu dilakukan sedini mungkin dimulai dari masa remaja melalui:

1) Pelayanan kesehatan reproduksi remaja;


2) Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, hamil, persalinan, dan sesudah
melahirkan
3) Pengaturran kehamilan, pelayanan kontrasepsi dan kesehatan kesehatan
seksual; dan
4) Pelayanan kesehatan sistem reproduksi Pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dalam pasal 11 dilaksanakan melalui komunikasi, informasi, dan
edukasi; konseling; dan pelayanan klinis medis. Pelayanan klinis medis
dilakukan dengan cara deteksi dini penyakit/screening, pengobatan dan
rehabilitasi.36
5) Standar pelayanan kebidanan dalam mengelola keputihan Standar kompetensi
bidan dalam Kepmenkes RI No 369/Menkes/SK/III/2007 bahwa upaya
pencegahan, promosi kesehatan adalah fokus lingkup pelayanan kebidanan.
Tugas bidan yang terpenting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat, serta
dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi. Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan
kesehatan, dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan
pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi: 33
1) Layanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung
jawab bidan.
2) Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah
satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan
3) Layanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan Dalam rangka
rujukan ke sistem layanan lebih tinggi.
Dari 9 standar kompetensi Bidan, pada kompetensi ke-3 disebutkan bahwa:
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,pengobatan atau
rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh
bidan salah satunya adalah penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang
aman untuk mengurangi ketidaknyaman selama kehamilan. Keterampilan
dasar terkait mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan
melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan
bila terjadi infeksi pada ibu hamil seperti: IMS (ifeksi menular seksual),
vaginitis, infeksi saluran perkemihan serta penggunaan secara aman
jamu/obat-obatan tradisional yang tersedia.

Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi pada kompetensi


ke-9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan
system reproduksi.

Pengetahuan dasar:

1) Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular


seksual (PMS), HIV/AIDS.
2) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim
terjadi.
3) Tanda dan gejala serta penatalaksaan pada kelainan ginekologi meliputi:
keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
Keterampilan dasar :

a) Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelainan system reproduksi.


b) Memberikan pengobatan pada perdarahan abnormal dan abortus spontan (bila
belum sempurna)
c) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada wanita/ibu
dengan gangguan sistem reproduksi.
d) Memberikan pelayanan dan pengobatan sessuai dengan kewenangan pada
gangguan system reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan
penundaan haid.
e) Mikroskop dan penggunaannya.
f) Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas diperlukan
adanya standar sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan kepada
klien disetiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan. Standar asuhan kebidanan
merupakan acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
meliputi pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

Asuhan antenatal sangat diperlukan untuk tiap wanita hamil, karena


keadaan ibu banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan pertumbuhan
janin dalam kandungan. Dengan adanya kehamilan, terjadi perubahan-
perubahan pada wanita baik jasmani maupun rohani. perubahan-perubahan ini
dapat mengakibatkan keluhan-keluhan pada ibu. Ada keluhan-keluhan yang
termasuk ringan yaitu keluhan yang masih dapat dianggap fisiologik, ada yang
tergolong patologik. Keluhan ringan pada kehamilan maupun pada wanita
tidak hamil sama-sama berisiko mengalami peradangan pada vagina yang
disebabkan oleh factor daya tahan tubuh menurun, malnutrisi, kehamilan,
stress, penyakit atau penggunaan obat-obatan yang meningkatkan resiko
terjadinya infeksi vagina.

Anda mungkin juga menyukai