Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Pacaran

• Menurut Guerney dan Arthur (Dacey & Kenney, 1997) pacaran adalah aktivitas sosial yang
membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk terikat dalam interaksi sosial
dengan pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga.
• Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003) pengalaman romantis pada masa remaja
dipercaya memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban.
Pacaran pada masa remaja membantu individu dalam membentuk hubungan romantis
selanjutnya dan bahkan pernikahan pada masa dewasa.
• Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan
dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling
mengenal satu sama lain.
• Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita
yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan
pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
• Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu
dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki
kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.
• Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah
direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan
oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).
• Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang
berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan
karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing.
• Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria dan
wanita yang diwarnai keintiman.
• Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004), keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan.
Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan informasi penting mengenai diri pribadi kepada
orang lain (self disclosure) menjadi elemen utama dari keintiman.

B. Penyebab Pacaran di Usia Remaja

1. Globalisasi

Globalisasi pada masa sekarang ini yang paling mempengaruhi para remaja adalah
globalisasi akibat berkembangnya internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan
untuk mencontoh budaya bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti
konsumtif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong para
remaja untuk berpacaran di usia remaja.

2. Membuktikan diri cukup menarik.

Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas pergaulan yang telah di tetapkan oleh
orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja.

3. Adanya pengaruh kawan.

Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.
4. Hormon

Dapat terjadi secara alamiah karena hormon-hormon yang ada pada tubuh anak remaja
yang sudah memasuki usia remaja mulai berkembang. Hormon-hormon yang
berkembang seiring masa pubertas pada anak remaja inilah yang mendorong dirinya
untuk mulai mendekati lawan jenisnya.

5. Untuk membuktikan bahwa ia normal

Semakin maraknya LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender) anak remaja yang masih
men-jomblo merasa malu tidak memiliki pasangan dikarenakan takut disebut remaja
yang tidak normal. Remaja yang mempunyai pacar lawan jenis dianggap sebagai remaja
yang normal alias tidak memiliki kelainan.

6. Untuk motivasi belajar

Terkadang anak remaja merasa bosan dengan suasana rumah, bosan dengan semangat
dari orang tua, dan alasan lain yang membuat anak remaja membutuhkan orang lain.
Motivasi belajar menjadi salah satu alasan dikarenakan anak remaja ingin memiliki
suasana yang tak membosankan.

Anda mungkin juga menyukai