PEMBAHASAN
Hak Tanggungan atas Tanah mempunyai landasan hukum yang terdapat di dalam :
Agraria.
“Hak Tanggungan adalah hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan
dengan tanah yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan
yang dibebankan pada hak atas tanah yang sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok –
Pokok Agraria berikut atau tidak berikut benda – benda lain yang merupakan
satu kesatuan dengan tanah-tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan diutamakan kreditur tertentu terhadap kreditur-
kreditur lainnya.”
3
Menurut E. Liliawati Muljono yang dimaksud dengan Hak Tanggungan
adalah Hak Jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Pokok Agraria berikut atau tidak berikut benda-benda lain
yang merupakan satu-kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan hutang tertentu,
Beranjak dari pengertian di atas, dapat ditarik unsur pokok dari Hak
3. Hak Tanggungan dapat dibebankan atas tanahnya (hak atas tanah) saja,
4
2.2 Subyek dan Obyek Hak Tanggungan Hak atas Tanah
Pemberi Hak Tanggungan adalah orang perseorangan atau badan hukum yang
Hak Tanggungan, yang adalah juga kreditur dalam perikatan pokok, juga bisa orang
Yang dapat menjadi subjek Hak Tanggungan selain Warga Negara Indonesia
adalah Warga Negara Asing. Dengan ditetapkannya hak pakai atas tanah negara
sebagai salah satu objek hak tanggungan, bagi warga negara asing juga dimungkinkan
bahwa yang bisa menjadi pemegang Hak Tanggungan adalah orang alamiah ataupun
5
badan hukum, yang namanya badan hukum bisa Perseroan Terbatas, Koperasi, dan
Perkumpulan yang telah memperoleh status sebagai badan hukum ataupun yayasan.
Pada dasarnya tidak setiap hak atas tanah dapat dijadikan jaminan utang,
tetapi hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Dapat dinilai dengan uang, karena utang yang dijamin berupa uang.
2. Termasuk hak yang didaftar dalam daftar umum, karena harus memenuhi syarat
publisitas.
(wan prestasi) benda yang dijadikan jaminan utang akan dijual di muka umum.
a. Hak Milik.
6
2. Selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hak Pakai atas
tanah Negara yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut
3. Hak Tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan,
tanaman, dan hasil karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah tersebut, dan yang merupakan milik pemegang hak atas
1. Asas Preferent yaitu asas yang memberikan kedudukan yang diutamakan atau
2. Asas Droit de suite artinya selalu mengikuti objek yang dijamin dalam tangan
3. Memenuhi asas spesialis dan publisitas artinya, asas spesialitas maksudnya wajib
dicantumkan berapa yang dijamin serta benda yang dijadikan jaminan, juga
identitas dan domisili pemegang dan pemberi Hak Tanggungan yang wajib
maksudnya wajib dilakukan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan
7
4. Mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya. Seperti putusan hakim yang telah
Disamping itu, hak tanggungan mempunyai sifat tidak dapat dibagi- bagi,
kecuali jika diperjanjikan di dalam APHT. Hal ini berarti suatu hak tanggungan
membebani secara utuh benda yang menjadi objeknya dan setiap bagian
daripadanya. Oleh karena itu, apabila sebagian dari hutang dibayar, pembayaran itu
Penyimpangan terhadap asas ini hanya dapat dilakukan apabila hal tersebut
maka terdapat beberapa sifat dan asas dari Hak Tanggungan. Adapun sifat dari hak
yang diutamakan bagi kreditur tertentu terhadap kreditur lain (asas preferent).
b. Hak Tanggungan mempunyai sifat tidak dapat dibagi-bagi, artinya hak tanggungan
membebani secara utuh objek hak tanggungan dan setiap bagian daripadanya.
Pelunasan sebagian hutang dari hutang yang dijamin tidak terbebasnya sebagian
c. Hak Tanggungan mempunyai sifat membebani berikut atau tidak berikut benda-
benda yang berkaitan dengan tanah, yakni benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu. Hak Tanggungan dapat saja dibebankan bukan saja
8
pada hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan, tetapi juga berikut
bangunan, tanaman, dan hasil karya yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
tersebut.
adalah karena ada perjanjian lain yang disebut perjanjian induk. Perjanjian induk
e. Hak Tanggungan mempunyai sifat dapat diberikan lebih dari satu hutang. Hak
Tanggungan dapat menjamin lebih dari suatu hutang dinyatakan dalam Pasal 3
Tanggungan dapat diberikan untuk suatu hutang yang berasal dari satu hubungan
hukum atau untuk satu hutang atau lebih yang berasal dari beberapa hubungan
hukum.”
siapapun objek tersebut berada. Dengan demikian Hak Tanggungan tidak akan
hapus sekalipun objek Hak Tanggungan itu berada pada pihak lain.
h. Hak Tanggungan mempunyai sifat pelaksanaan eksekusi yang mudah, yakni jika
debitur cidera janji maka kreditur sebagai pemegang Hak Tanggungan tidak perlu
memperoleh persetujuan dari pemberi Hak Tanggungan, juga tidak perlu meminta
penetapan dari pengadilan setempat apabila akan melakukan eksekusi atas Hak
9
Tanggungan yang menjadi jaminan hutang. Pemegang Hak Tanggungan dapat
Tanggungan
3. Apabila obyek Hak Tanggungan berupa hak atas tanah yang berasal dari konversi
hak lama yang telah memenuhi syarat untuk didaftarkan akan tetapi
10
2.4.2 Pendaftaran Hak Tanggungan
Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), PPAT wajib
3. Pendaftaran Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
mencatatnya dalam buku tanah hak atas tanah yang menjadi obyek Hak
Tanggungan serta menjalin catatan tersebut pada sertipikat hak atas tanah yang
bersangkutan.
4. Tanggal buku-tanah Hak Tanggungan scbagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
tanggal hari ketujuh setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperiukan
bagi pendaftarannya dan jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, buku-tanah
5. Hak Tanggungan lahir pada hari tanggal buku-tanah Hak Tanggungan sebagaimana
Menurut Adrian Sutedi (2010: 72) suatu APHT memuat substansi yang
11
1. Nama identitas pemegang dan pemberi hak tanggungan.
2. Domisili pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Penunjukan secara jelas utang dan utang-utang yang dijamin.
4. Nilai tanggungan dan urain yang jelas tentang objek hak tanggungan.
5. Selain itu di dalam APHT tersebut, para pihak dapat juga mencantumkan
janji –janji yang bersifat fakultatif yang bertujuan untuk melindungi
kepentingan kreditor sebagai pemegang hak tanggungan.
untuk dapat mencegah agar objek jaminan tetap mempunyai nilai yang tinggi,
khususnya nanti pada waktu eksekusi. Oleh karena itu sedapat mungkin semua
kemungkinan mundurnya nilai objek jaminan, sebagai akibat dari ulahnya pemberi
1. Janji sewa.
2. Hak mengelolah objek hak tanggungan.
3. Janji penyelamatan.
4. Janji untuk tidak dibersihkan.
5. Janji untuk tidak melepaskan hak atas objek hak tanggungan.
6. Janji ganti rugi.
7. Janji asuransi.
8. Janji pengosongan.
9. Janji mengenai sertifikat hak atas tanah objek hak tanggungan.
10. Janji memiliki.
2.4.3 Sertifikat Hak Tanggungan
sebagai bukti adanya hak tanggungan, Kantor Pertanahan menerbitkan sertifikat hak
tanggungan. Hal ini berarti sertifikat hak tanggungan merupakan bukti adanya hak
tanggungan. Oleh karena itu maka sertifikat hak tanggungan dapat membuktikan
12
sesuatu yang pada saat pembuatannya sudah ada atau dengan kata lain yang menjadi
patokan pokok adalah tanggal pendaftaran atau pencatatannya dalam buku tanah hak
tanggungan.
dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap melalui
tata cara dan menggunakan lembaga parate eksekusi sesuai dengan peraturan Hukum
1. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta notaris atau
c. Mencantumkan secara jelas obyek Hak Tanggungan, jumlah utang dan nama
serta identitas kreditornya, nama dan identitas debitor apabila debitor bukan
13
2. Kuasa Untuk Membebankan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali atau
tidak dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah
3. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang sudah
4. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan menge-nai hak atas tanah yang
belum terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku dalam
hal Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan diberikan untuk menjamin kredit
6. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang tidak diikuti dengan pembuatan
yang dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4), atau waktu yang ditentukan menurut
ketentuan sebagaima-na yang dimaksud pada ayat (5) batal demi hukum.
14
2.4.5 Peralihan Hak Tanggungan
Pada dasarnya hak tanggungan diatur dalam Pasal 16 dan Pasal 17 UU Nomor
1. Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih karena cessie,
subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan tersebut ikut beralih
lakukan oleh Kantor Pertanahan dengan mencatatnya pada buku tanah Hak
Tanggungan dan buku-tanah hak atas tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan
serta menjalin catatan tersebut pada sertifikat Hak Tanggungan dan sertipikat hak
4. Tanggal pencatatan pada buku-tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
diperlukan bagi pendaftaran beralihnya Hak Tanggungan dan jika hari ketujuh itu
jatuh pada hari libur, catatan itu diberi bertanggal hari kerja berikutnya.
5. Beralihnya Hak Tanggungan mulai berlaku bagi pihak ketiga pada hari tanggal
15
2.5 Berakhirnya Hak Tanggungan
menjadi hapus. Hal ini terjadi karena adanya hak tanggungan tersebut adalah untuk
tanggungan.
debitur atas persetujuan kreditur pemegang hak tanggungan menjual objek hak
debitur.
Pengadilan Negeri.
hanya dapat dilaksanakan apabila objek hak tanggungan dibebani lebih dari satu
hak tanggungan. Dan tidak terdapat kesepakatan diantara para pemegang hak
16
hak tanggungan dan beban yang melebihi harga pembeliannya, apabila pembeli
Alasan hapusnya hak tanggungan yang disebabkan karena hapusnya hak atas
tanah yang dibebani hak tanggungan tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai
berhubungan dengan kewajiban adanya objek tertentu, yang salah satunya meliputi
Pembeli obyek Hak Tanggungan, baik dalam suatu pelelangan umum atas
perintah Ketua Pengadilan Negeri maupun dalam jual beli sukarela, dapat meminta
kepada pemegang Hak Tanggungan agar benda yang dibelinya itu dibersihkan dari
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan pernyataan tertulis dari
Apabila obyek Hak Tanggungan dibebani lebih dari satu Hak Tanggungan
dan tidak terdapat kesepakatan di antara para pemegang Hak Tanggungan tersebut
mengenai pembersihan obyek Hak Tanggungan dari beban yang melebihi harga
pembeliannya sebagai-mana dimaksud pada ayat (1), pembeli benda tersebut dapat
17
menetapkan pembersihan itu dan sekaligus menetapkan ketentuan mengenai
pembagian hasil penjualan lelang di antara para yang berpiutang dan peringkat
membebaninya sebagai-mana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat dilakukan oleh
pembeli benda tersebut, apabila pembelian demikian itu dilakukan dengan jual beli
sukarela dan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang ber-sangkutan para pihak
telah dengan tegas memperjanji-kan bahwa obyek Hak Tanggungan tidak akan diber-
sihkan dari beban Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
huruf f.
berdasarkan:
1. Hak pemegang hak tanggungan pertama untuk menjual obyek hak tanggungan
3. Atas kesepakatan pemberi dan pemegang hak tanggungan penjualan obyek hak
tanggungan dapat dilaksanakan dibawah tangan apabila jika dengan demikian itu
18
4. Pelaksanaan penjualan dibawah tangan hanya dapat dilakukan setelah lewat waktu
1 bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan pemegang hak
2 surat kabar yang beredar didaerah yang bersangkutan atau media masa setempat,
5. Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi hak tanggungan dengan cara yang
bertentangan dengan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) batal demi
hukum.
dengan pelunasan hutang yang dijamin dengan hak tanggungan itu beserta biaya-
cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual
obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta
selanjutnya kantor pertanahan akan mencoret catatan Hak Tanggungan (Roya) itu
dalam buku tanah dan sertipikatnya. Dengan hapusnya Hak Tanggungan, sertipikat
19
Hak Tanggungan akan ditarik oleh kantor pertanahan dan bersama-sama buku tanah
1. Setelah Hak Tanggungan hapus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Kantor
Pertanahan mencoret catatan Hak Tanggungan tersebut pada buku-tanah hak atas
3. Apabila sertipikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) karena sesuatu sebab tidak
dikembalikan kepada Kantor Pertanahan, hal tersebut dicatat pada buku -tanah
Hak Tanggungan.
4. Permohonan pencoretan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pihak
diberi catatan oleh kreditor bahwa Hak Tanggungan hapus karena piutang yang
dijamin pelunasannya dengan Hak Tanggungan itu sudah lunas, atau pernyataan
tertulis dari kreditur bahwa Hak Tanggungan telah hapus karena piutang yang
pada ayat (4), pihak yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan perintah
20
6. Apabila permohonan perintah pencoretan timbul dari sengketa yang sedang
diperiksa oleh Pengadilan Negeri lain, permohonan tersebut harus diajukan kepada
Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) diajukan kepada Kepala
dalam Pasal 2 ayat (2), hapusnya Hak Tanggungan pada bagian obyek Hak
Tanggungan yang bersangkutan dicatat pada buku tanah dan sertipikat Hak
Tanggungan serta pada bukutanah dan sertipikat hak atas tanah yang telah bebas
1. Pejabat (PPAT dan Notaris) yang melanggar atau lalai dalam memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), Pasal 13 ayat (1), Pasal 13 ayat
21
(2), dan Pasal 15 ayat (1) Undang-undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya
a. teguran lisan.
b. teguran tertulis.
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4), Pasal 16 ayat (4), dan Pasal 22 ayat (8)
3. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
hari. Pendaftaran Hak Tanggung kepada Kantor Pertanahan merupakan saat lahirnya
suatu hak tanggungan dan merupakan salah satu asas dari Hak Tanggungan. Dengan
22
tidak didaftarkan hak tanggungan maka perjanjian yang dibuat para pihak tetaplah
berlaku. Namun tidak memenuhi unsur dari hak tanggungan. Sehingga kreditur dari
hak tanggungan tidak memiliki hak sebagai kreditur preferen sebagaimana kreditur
hak tanggungan.
Jika tidak didaftarkan maka hak tanggungan tidak akan mendapatkan sertifikat
Tanggungan merupakan bukti dari adanya hak tanggungan. Sertifikat hak tanggungan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sertifikat yang memiliki irah – irah ini
memiliki kekuatan hukum yang tetap. Sehingga dengan tidak didaftarkannya hak
tanggungan kepada Kantor Pertanahan maka hak tanggungan tidak memiliki sertifikat
hak tanggungan yang didalamnya memberikan hak – hak kepada kreditur seperti
sertifikat hak tanggungan dapat dijadikan barang bukti di pengadilan, dan kekuatan
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
Sehingga suatu hak tanggungan yang tidak didaftarkan tidak memenuhi syarat
dan asas dari hak tanggungan. Kreditur dari hak tanggungan tidak memiliki
kreditur konkuren. Selain itu dengan tidak didaftarkannya hak tanggungan maka tidak
23
terdapat sertifikat hak tanggungan yang memberikan hak parate executie dan dapat
Pendaftaran.
maka akan keluar Sertifikat Hak Tanggungan. Tetapi pada kenyataannya sering kali
pendaftaran hak tanggungan tersebut ditolak oleh petugas Kantor Pertanahan. Namun
memberi batasan bahwa pendaftaran hak tanggungan hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu 7 hari, namun terdapat perbedaan dalam prakteknya. Pendaftaran hak
pendaftaran.
24