Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2088-8201

Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual


Pada Pengguna Kantor
(Studi Kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi)

1 2 3
Hari Widiyantoro , Edy Muladi , Christy Vidiyanti
Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta
1
Email: widiyantorohari@outlook.com
2
edy@comic.com
3
christy.vidiyanti@gmail.com

ABSTRAK
Manusia pada dasarnya memerlukan cahaya untuk melihat objek secara visual. Cahaya yang
dipantulkan oleh objek-objek tersebutlah maka kita dapat melihatnya secara jelas dan mata
nyaman untuk melihat. Ruang kerja yang baik adalah ruang kerja yang nyaman untuk melakukan
suatu pekerjaan agar hasil kerja optimal. Kenyamanan visual dapat tercapai jika poin-poin
kenyamanan visual teraplikasikan secara optimal antara lain dengan kesesuaian rancangan
dengan standar terang yang direkomendasikan dan penataan layout ruangan yang sesuai dengan
distribusi pencahayaan. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode gabungan (kualitatif
dan kuantitatif) dan pengolahan data atau analisa data menggunakan metode komparatif,
digunakan untuk menganalisa pencahayaan untuk kenyamanan visual pada pengguna kantor PT.
Sandimas Intimitra Bekasi divisi marketing. Metode gabungan terbagi dari metode kualitatif
(kuesioner responden diolah metode likert) dan kuantitatif (pengukuran intensitas cahaya). Metode
komparatif membandingkan hasil kuesioner, hasil pengukuran intensitas cahaya dan standart SNI.
Hasil dari penelitian ini, berdasarkan pengukuran intensitas cahaya ruangan dan respon dari
pengguna ruang dari kuesioner. Maka dihasilkan zona A sudah mencapai standart SNI ruang
kantor 350lux pada kondisi tirai terbuka. Yaitu dengan nilai zona A1 365 lux, zona A2 365.33 lux
dan zona A3 341.33 lux serta responden menyatakan nyaman. Kemudian pada zona B mencapai
standar SNI pada kondisi tirai tertutup dengan hasil zona B1 347.67 lux, zona B2 350.67 lux dan
zona B3 355 lux serta pada kondisi ini responden merasa nyaman.

Kata Kunci : Pencahayaan, ruang kerja, kenyamanan visual, tirai, bukaan jendela

ABSTRACT
Humans are basically need a light to see objects visually. Light reflected by the objects tersebutlah
then we can see clearly and comfortably eye to see. Good work space is a comfortable working
space to do a job in order to work optimally. Visual comfort can be achieved if the points are
applied in an optimal visual comfort, among others, in conformance with the design standards
recommended light and room layout arrangement in accordance with the lighting distribution. The
data collection method using a combined method (qualitative and quantitative) and data processing
or data analysis using the comparative method, was used to analyze the lighting for visual comfort
in the offices of PT. Sandimas Intimitra Bekasi marketing division. Divided combined method of
qualitative methods (questionnaire respondents processed Likert method) and quantitative
(measurement of light intensity). The comparative method compares the results of the
questionnaire, the results of measurement of light intensity and standard ISO. The results of this
study, based on the measurement of light intensity indoors and the response from the user space
of the questionnaire. Then the resulting zone A has reached the standard ISO 350lux office space
on the condition of the curtains open. That is, with the value of 365 lux zones A1, A2 zone A3 zone
365.33 341.33 lux and lux as well as respondents stated comfortable. Then on zone B reach ISO
standard on the condition of the curtains closed at 347.67 lux results zones B1, B2 zone of 350.67
lux and 355 lux B3 zones and in these conditions the respondents feel comfortable.

Keywords: Lighting, work space, visual comfort, curtains, window openings

Hari Widiyantoro, Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor 65
(Studi kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi)
JurnalArsitektur, Bangunan, &Lingkungan |Vol.6 No.2 Februari 2017 : 65-70

1. PENDAHULUAN Metode gabungan terbagi dari metode


Pada dasarnya cahaya diperlukan oleh kualitatif (kuesioner responden) dan
manusia untuk melihat objek secara visual. kuantitatif (pengukuran intensitas cahaya), ini
Dengan cahaya yang dipantulkan oleh objek- dilakukan untuk mencari informasi secara
objek tersebutlah maka kita dapat melihatnya detail terhadap pengguna bangunan, dan
secara jelas. Sehingga akan menimbulkan bangunan itu sendiri sehingga data yang
kenyamanan visual jika pencahaayaan yang didapat dan diolah dapat dipercaya dan
didapatkan itu secara cukup. Jika akurat. Untuk itu metode pengumpulan data
pencahayaan tersebut kurang ataupun dengan metode gabungan (kualitatif dan
berlebihan maka akan menganggu kuantitatif) dan pengolahan data atau analisa
kenyamanan penglihatan. Yang akan data menggunakan metode komparatif yang
berdampak pada kesehatan terutama pada akan digunakan untuk penelitian “Analisis
indera penglihatan (mata). Pencahayaan Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual
yang diperlukan tiap pekerjaan berbeda- Pada Pengguna Kantor PT. Sandimas
beda. Pada area kerja membutuhkan tingkat Intimitra Bekasi” adalah studi literature,
kenyamanan yang memadai agar pengguna observasi, kuisioner responden dan
di dalamnya dapat melakukan aktivitas pengukuran dengan lux meter. Studi literatur
dengan lancar dan memiliki produktivitas digunakan untuk mencari tahu informasi
kerja yang baik. Kenyamanan visual didalam kenyamanan pengguna kantor sesuai
ruangan yang bersumber dari pencahayaan standar SNI, observasi digunakan untuk
dipengaruhi oleh jumlah, ukuran dan mencari tahu efektifitas pencahayaan
penempatan bukaan/jendela. Yuniar; dkk terhadap aktivitas pengguna bangunan
(2014) pencahayaan alami dipengaruhioleh Hakim (2014) tentang pencahayaan
beberapa variable yaitu desain bukaan berfokus pada tingkat intensitas
jendela, bentuk dan kedalaman ruang, pencahayaan dengan menggunakan metode
kenyamanan visual, dan faktor eksternal. pengukuran intensitas cahaya dalam
Menurut Thojib (2013) kantor sebagai penelitian yang dilakukan menggunakan
area kerja membutuhkan tingkat Multifunction Environment Meter. Meter yang
kenyamanan pencahayaan alami yang digunakan mempunyai spesifikasi Lux meter
memadai agar pengguna di dalamnya dapat dengan spesifikasi range 20 Lux, range 200
melakukan aktivitas dengan lancar dan lux, range 2000 lux, dan 20000 lux dengan
memiliki produktivitas kerja yang baik. masing-masing toleransi pada setiap range
Kenyamanan visual dapat tercapai jika poin- sebesar 5% + 10 digit. Meter telah di lulus
poin kenyamanan visual teraplikasikan kalibrasi laboratorium KRISBOW pada
secara optimal antara lain dengan tanggal 19-8-2011 dengan masa berlaku 2
kesesuaian rancangan dengan standar tahun setelah tanggal kalibrasi tersebut.
terang yang direkomendasikan dan penataan Tiono & Indrani (2015), meraka
layout ruangan yang sesuai dengan distribusi melakukan penelitian dengan metode yang
pencahayaan. Namun mendasarkan lebih mendetail yaitu dengan Observasi
penilaian kenyamanan hanya pada standar sebagai metode penelitian meliputi
yang direkomendasikan belum cukup, karena pengamatan dan pencatatan dengan
pengguna bangunan sebagai subjek yang sistematik fenomena-fenomena yang diamati
merasakan kenyamanan memiliki perilaku di lapangan sebagai data awal dan
yang berbeda tiap individu yang perbandingan untuk penelitian. Dilanjutkan
mempengaruhi persepsi mereka terhadap dengan eksperimen berupa tiga percobaan
kenyamanan pencahayaan dalam ruang. atau lebih kondisi pada objek yang kemudian
Penilaian kenyamanan visual dari dibandingkan hasilnya dengan yang lain atau
pencahayaan akan tepat jika terdapat dengan yang tidak dilakukan percobaan
kesesuaian antara hasil terukur dari untuk mengetahui hasil yang didapatkan.
kesesuaian rancangan dengan teori dan Dalam penelitian ini, data hasil
standar dengan persepsi penggunanya. pengamatan yang berupa kuesioner
responden digunakan untuk mengetauhi
2. METODOLOGI tingkat kenyamanan pengguna kantor. Dan
Metode penelitian yang dipakai pada pengukuran dengan lux meter digunakan
penelitian ini adalah metode komparatif untuk megetahui intensitas pencahayaan
dengan pendekatan metode gabungan. yang kurang atau melebihi standart SNI.
Metode komparatif tersebut membandingkan Kemudian studi literatur standart SNI ruang
antara hasil dari kuesioner responden dan kantor 350 lux.
hasil pengukuran intensitas cahaya.

Hari Widiyantoro, Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor 66
(Studi kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi)
ISSN: 2088-8201

3.1. Obyek Penelitian berdampak pada hasil kerja yang kurang


Objek yang dicari untuk melakukan optimal.
penelitian berupa ruang kerja atau kantor Data fisik ruang:
dengan penggunaan orientasi bukaan/
jendela yang cukup banyak, penggunaan 1. Luas ruangan 35.105 m²
shading/ tirai, dan ukuran ruang yang dipakai
2. Plafon gypsum warna putih tinggi 3.1 m
untuk sebuah divisi atau tim (4 orang- 12
orang). Pada area PT. Sandimas ini 3. Material lantai plester warna abu-abu
didalamnya memiliki populasi penghuni
4. Material dinding bata expose warna
kurang lebih mencapai 250 orang. Berikut
lokasi dan kondisi fisik interior dan eksterior orange tua
ruang kantor yang berlokasi di Kantor PT.
5. Partisi meja finishing fabric warna orange
Sandimas Intimitra yang berlokasi di jalan
Raya Narogong KM. 15 Pangkalan VI, tua
Cikeuting Udik No. 38, Bantar Gebang,
6. Tirai warna putih
Bekasi 17153.

Gambar 1. Peta Makro Lokasi penelitian

Gambar 3. Layout ruang dan data fisik


Sumber: Observasi

Sumber: Google Maps


Gambar 2. Peta Mikro Lokasi penelitian
Sumber: Google Maps

Lingkup yang diambil hanya 1


ruangan divisi marketing saja maka hanya
akan dihitung pengguna ruangnya yaitu
dihuni 8 orang Ruangan ini cukup terbilang
unik karena ruangan ini memiliki bukaan
jendela yang terbilang cukup optimal namun
masih menggunakan cahaya buatan (lampu)
Gambar 4. Ruang luar arah timur
dan juga memakai tirai (berjenis rollerblind)
Sumber: Observasi
yang selalu tertutup. Jadi pasti ada yang
tidak sesuai sehingga mempengaruhi
kenyamanan visual pengguna ruangan yang

Hari Widiyantoro, Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor 67
(Studi kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi)
JurnalArsitektur, Bangunan, &Lingkungan |Vol.6 No.2 Februari 2017 : 65-70

ruangan pada 3 kondisi didapatkan hasil


rata-rata sebagai berikut:

3.1. Tirai Terbuka


Tabel2. Perbandingan Hasil Pengukuran
Dengan Hasil Kuesioner pada Kondisi Tirai
Terbuka

Gambar 5. Foto ruang dalam arah utara


Sumber: Observasi

3.2. Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data ini, peneliti
melakukan pengukuran intensitas cahaya
yang berbarengan dengan pengambilan
kuesioner responden dalam rentang 3 hari Dari hasil rata-rata perbandingan
berturut-turut. Yaitu pada hari Senin, Selasa, pengukuran dan kuesioner pada kondisi tirai
dan Rabu. Yang dilakukan pada 3 waktu terbuka pada zona A adalah sesuai. Karena
yaitu pagi, siang dan sore serta pada 3 dari pengukuran memenuhi standart SNI dan
kondisi berbeda yaitu tirai terbuka, tirai hasil kuesioner respondennya menyatakan
tertutup dan tirai tertutup ditambah nyaman (N) dan sangat nyaman (SN).
pancahayaan lampu. Sedangkan pada zona B menurut
pengukuran didapatkan hasil kurang
3.3. Pengolahan Data memenuhi standart SNI. Namun berbanding
Pengolahan data dengan terbalik dari hasil kuesioner responden yang
membandingkan (komparatif) antara menyatakan nyaman (N). Hal ini
kuesioner (responden) dengan hasil kemungkinan dikarenakan factor adaptasi
pengukuran intensitas cahaya dalam terhadap lingkungan kerja yang cukup lama
ruangan (yang telah ditentukan titik ukurnya). sehingga menjadi penglihtan mereka menjadi
Kemudian hasil perbandingan itu di terbiasa. Yang kemudian mempengaruhi
bandingkan lagi dengan literature standart kenyamanan visual responden menjadi
SNI. nyaman.
Tabel 1. Tingkat pencahayaan rata-rata
yang direkomendasikan 3.2. Tirai Tertutup
Tabel. Perbandingan Hasil
Tingkat Pencahayaan Pengukuran Dengan Hasil Kuesioner pada
Fungsi Ruangan
(lux) Kondisi Tirai Tertutup
Perkantoran :
Ruang direktur 350
Ruang kerja 350
Ruang komputer 350
Ruang rapat 300
Ruang gambar 750
Gudang arsip 150
Ruang arsip aktif 300
Dari hasil rata-rata perbandingan
pengukuran dan kuesioner pada kondisi tirai
Sumber: SNI 03.2001, Tata perancangan system
tertutup pada zona A adalah kurang sesuai.
pencahayaan alami pada bangunan gedung
Standar Acuan berdasarkan SNI 03-6197-2000 Karena dari pengukuran kurang memenuhi
standart SNI dan hasil kuesioner
respondennya menyatakan nyaman (N) dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
cukup (C). Sedangkan pada zona B menurut
Dari hasil pengukuran intensitas
pengukuran didapatkan hasil kurang
cahaya dan kuesioner respon pengguna
memenuhi standart SNI. Dan hasil dari
Hari Widiyantoro, Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor 68
(Studi kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi)
ISSN: 2088-8201

kuesioner juga menyatakan dalam kriteria mencapai standart SNI. Kemudian


buruk. Jadi pada intinya kondisi dengan tirai dari hasil kuesioner yang mencapai
tertutup tidak rekomendasi untuk ruang kerja. persentase kenyamanan adalah
pada kondisi tirai tertutup dengan
3.3. Tirai Tertutup dengan Lampu lampu. Zona B kenyamanan
Menyala responden mencapai 65%, 74.17%
Tabel Perbandingan Hasil Pengukuran dan 80%, dari hasil itu dapat
Dengan Hasil Kuesioner pada Kondisi Tirai disimpulkan bahwa responden pada
Tertutup dengan Lampu Menyala. zona B adalah pada kondisi tirai
tertutup dengan lampu menyala.
Yang batas nyaman responden
adalah 60%.
• Waktu yang tepat untuk
menggunakan tirai dan cahaya
lampu pada zona A adalah saat
kurang cahaya (kemungkinan pada
waktu mendung). Sedangkan pada
zona B hampir sepanjang waktu
membutuhkan cahaya lampu, karena
Sedangkan dari hasil rata-rata pada zona B orientasi jendela
perbandingan pengukuran dan kuesioner berhadapan dengan ruang lain/ void.
pada kondisi tirai tertutup dengan lampu Jadi cahaya matahari kurang
menyala pada zona A adalah kurang sesuai. didapatkan pada zona B. Kemudian
Karena dari pengukuran hasilnya melebihi untuk pemakaian tirai diperlukan saat
standart SNI jadi cahanya menyilaukan dan kondisi cuaca sangat cerah
hasil kuesioner respondennya menyatakan (cahayanya menyilaukan) yaitu pada
nyaman (N). Sedangkan pada zona B dari siang hari yang intensitasnya bias
hasil pengukuran menyatakan bahwa melebihi standart SNI yaitu jauh
hasilnya memenuhi standart SNI. Begitupun melebihi 350 lux.
hasil kuesioner juga menyatakan pada
kondisi tersebut merasa nyaman (N) dan 4.2. Rekomendasi
sangat nyaman (SN).
1. Pada area zona B yang kurang
4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI memenuhi syarat rekomendasi SNI
4.1. Kesimpulan dapat dilakukan sepanjang hari
• Penggunaan opening/ bukaan dengan menggunakan tirai ditambah
jendela sudah sesuai untuk cahaya lampu karena dari hasil
kenyamanan visual pada zona A pengukuran didapat 338,67 lux.
terbukti dari hasil pengukuran 2. Untuk warna yang digunakan pada
cahaya pada kondisi tirai area interior yang sebelumnya
Rekomendasi terbuka (lihat table berwarna orange dan dari material
25). Dari standart SNI untuk iluminasi fabric/ kain bisa diganti
pencahayaan ruang kantor adalah menggunakan warna yang cerah
350 lux (± 15 lux). Dan dapat dilihat seperti warna putih atau biru muda
bahwa zona A1 mencapai 365 lux, dengan material hpl yang bias
zona A2 mencapai 365.33 lux dan meneruskan cahaya.
zona A3 mencapai 341.33 lux. Jadi 3. Untuk furniture ruangan agar
sudah sesuai untuk menghasilkan disesuaikan kondisi bukaan jendela
kenyamanan visual. Namun pada agar tidak menutupi jendela tersebut.
zona B kurang efektif untuk kondisi Terutama untuk ketinggian partisi
tirai terbuka, jadi pada zona B akan penyekat mejanya. Karena dari lantai
mencapai standart SNI yang jendela berada pada ketinggian 80
mencapai kenyamanan visual adalah cm dan partisi penyekat meja berada
pada kondisi tirai tertutup dengan pada ketinggian 120 cm.
lampu menyala (lihat table 26). 4. Pada area zona A karena sudah
Dengan nilai pada zona B1 347.67 dapat dikatakan memenuhi syarat,
lux, zona B2 350.67 lux dan pada maka tidak perlu pemakaian tirai dan
zona B3 adalah 355 lux. Jadi pada tambahan cahaya lampu, kecuali
zona B pada kondisi inilah yang pada waktu sore hari di zona A yang

Hari Widiyantoro, Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor 69
(Studi kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi)
JurnalArsitektur, Bangunan, &Lingkungan |Vol.6 No.2 Februari 2017 : 65-70

mencapai standart SNI adalah pada Handayani, Dwi; dkk (2013). Analisis
kondisi tirai tertutup+lampu. Jadi bisa Pencahayaan Ruang Kerja: Studi Kasus
diatur dengan saklar warna merah. Pada Usaha Kecil Mikro dan Menengah
Kemudian zona B membutuhkan (UMKM) Batik Tulis di Yogyakarta.
cahaya lampu sepanjang hari, jadi Dinamika Rekayasa Vol. 9 No. 1
bisa diatur menggunakan saklar Februari 2013
warna biru. Jadi pemakaian lampu Kroelinger, Michael D. (2005). Daylight in
bisa dibuatkan alternatif zoning Bildings. Dimuat dalam Implications Vol
pengaturan saklar sebagai berikut: 03 Issue 3
Oetomo, Ponco Kusumo & Hedy C. Indrani
(2013). Sistem Pencahayaan pada
Kantor Sequislife di Gedung Intiland
Tower Surabaya. JURNAL INTRA Vol. 1,
No. 2, (2013) 1-6
Ornam, Kurniati (2010). Kajian Koordinasi
Sistem Pencahayaan Alami Dan Buatan
Pada Ruang Baca Perpustakaan. Unity
Jurnal Arsitektur Volume 1 No. 1
September 2010
Sanders MS, McCormick EJ. (1987). Human
Factors in Engineering and Design (6 th
Ed). New York: McOraw-HiU.
Saputra, Nugraha & Edwin Widia (2014).
Analisa Tata Pencahayaan Pada Interior
Gambar. Rekomendasi pemakaian cahaya Kafe Cocorico di Bandung. Jurnal
buatan/ lampu Rekajiva Desain Interior Itenas | No.01|
Vol. 02 Februari 2014
5. DAFTAR PUSTAKA Setiawan, Andrew (2013). Optimasi Distribusi
Agustin, Alin Pradita, Dkk. 2014. Teritori Pencahayaan Alami Terhadap
Athohillah, Muhammad Rofiqi & Totok Kenyamanan Visual Pada Toko “Oen” Di
Ruki Biyanto (2014). Optimasi Kota Malang. JURNAL INTRA Vol. 1,
Penggunaan Pencahayaan Alami Pada No. 2, (2013) 1-10
Ruang Kerja Dengan Mengatur SNI 03-6197-2000 Tentang Konservasi
Perbandingan Luas Jendela Terhadap Energi Sistem Pencahayaan pada
Dinding. Jurnal Teknik POMITS, Vol. 1, Bangunan Gedung. Badan Standardisasi
No. 1-6 Nasional.
Chandra, Tiffany & Abd. Rachmand Zahrizal SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara
Amin (2013). Simulasi Pencahayaan Perancangan Sistem Pencahayaan
Alami Dan Buatan Dengan Ecotect Alami pada Bangunan Gedung. Badan
Radiance Pada Studio Gambar. Jurnal Standardisasi Nasional
Arsitektur KOMPOSISI, Volume 10, Thojib, Jusuf & Muhammad Satya Adhitama
Nomor 3, April 2013 (2013). Kenyamanan Visual Melalui
G.W, Ode Rapija & Beta Suryo Kusumo. Pencahayaan Alami Pada Kantor. Jurnal
Studi Evaluasi Pencahayaan Alami Pada RUAS, Volume 11` N0 2, Desember
Gedung Kuliah Bersama III Universitas 2013, ISSN 1693-3702
Muhammadiyah Malang. Media Teknik Tiono, Evan Prabowo & Hedy C. Indrani
Sipil, Volume 9, Nomor 1, Februari 2011: (2015). Pengaruh Eksperimen Light Shelf
50 – 60 terhadap Pencahayaan Alami pada
Hakim, Lukman (2014). Analisa Performa Ruang Kerja. JURNAL INTRA Vol. 3, No.
Sistem Pencahayaan Ruang Kelas 2, (2015) 127-136
Mengacu Pada Standar Kegiatan Yuniar, Erwin; dkk (2014). Kajian
Konservasi Energi. Jurnal Teknik Elektro Pencahayaan Alami pada Bangunan
dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, Villa Isola Bandung. Jurnal Reka Karsa
51-58 Teknik Arsitektur Itenas No. 1 - 11 Vol. 2

Hari Widiyantoro, Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor 70
(Studi kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi)

Anda mungkin juga menyukai