Anda di halaman 1dari 47
IBTipy 1, Definisi Menurut bahasa, ibtida (13891) berarti memulai. Adapun menuryt istilah adalah: (B85 5) gs “Memulai qiraah setelah qatha'™ atau setelah waqaf.”" 2. Keberadaan Apabila ibtida setelah qatha, maka dimulai dengan membacy istiadzah kemudian basmalah jika ia dimulai dari awal surah. Sedangkan Pita dimulai darif@nech surah, seorang qari, holeh menue membaca basmalah atau tidak setelah beristiadzah.'? a Sealy Apabila ibtida setelah waqaf, maka tidak membaca istiadzah begitu juga basmalah. Karena seorang qari masih dianggap terus dalam giraahnya, bukan berhenti atau berpaling darinya, melainkan beristirahat sejenak dan melanjutkan lagi bacaannya.'® 3. Jenis Para ulama qiraah membagi jenis ibtida menjadi 2, yaitu ibtida ikbtiyari dan ibtida ikbtibari. Kemudian ibtida ikhtiyari dibagi lagi menjadi 2, yaivu ibtida hakiki dan ibtida idhafi. Lalu ibtida idhafi terbagi lagi menjadi 4, yaitu ibtida tam, ibtida ke, ibtida hasan dan ibtida qabih. btida inilah yang akan penulis bahas di sini! © Quiba’ adalah berhenti dari membaca al 3 ; % Laghl Boy ct Toda urn taco denene aiat menyudainya. : "© Lihat bahasan tentang istiadzah dan basmalah, serta tata cara membaca keduanya, pads o eo ri’ (1/392). a j * Lihat Hilyatut oe (him. 299), 418 apie tte Dipindcl dengon ComScanner IBTIDA Ibtida Hakiki's Ibtida Idhafi 1 Ibtida Tam Ibtida Kafi Ibtida Hasan Ibtida Qabih oe ee "© Thtida ikhtiyari hakiki adalah ibida pada ayat mustagilah (ersendiri Bhatt lenghay asp Syaf's 419 ~~ ON IBTIDA 1D} Jenis Ibtida w 1. Definisi Tbtida tam (ft) 1533) adalah: US rey ti 3 g (G5 “Memulai qiraah pada lafazh qur’aniyah yang antara ia dan lafazh sebelumnya tidak memiliki hubungan (keterkaitan), bail dari sisi lafazh maupun makna.""% 2. Penjelasan Misalnya seorang qari memulai bacaan al-Qur-an (ibtida) dengan Jafazh ¢ (y355 © Hilyatut Tilacaah (blm. 300), 422 Wagafdan Title Po pA IDHAFL oi Ibtida Qabih 1, Definisi U5 zy 2 38) (6 od} “Memulai qiraah pada lafazh qur’aniyah yang antara ia dan lafazh sebelumnya memiliki hubungan (keterkaitan), baik dari sisi lafazh maupun makna selain pada akhir ayat.”"” 2. Penjelasan Ibtida pada kalimat yang bermakna tidak sempurna disebabkan keterkaitan dengan bentuk sebelumnya dari sisi lafazh dan makna selain pada akhir-alchir ayat.t® Keburukan ibtida bertingkat-tingkat, dari qabib (buruk) kepada agqhab (ebih buruk), hingga asyaddu qubhan (yang sangat buruk, lebih buruk daripada keduanya).!" Misalnya seorang qari memulai bacaan al-Qur-an (ibtida) dengan lafach 045 03} pada surah Al-Baqarah ayat 5 setelah wagaf pada lafazh sebelumnya ¢ sa}. Ayat yang dimaksud adalah: mg cic LAD a te Hilyatut Tilétoab (hlm. 301). . . Ini Pendapat ‘yang penulis pilih dari beberapa pendapat ulama tentang berhenti pada akhir ayat di ay ¥24af hasan, Lughatul Bayan wa Tajtotdul Qur-én (him. 267). Lihat contob ibtida yang sangat buruk dalam Gheydtul Murtd fi ‘Umit Tajwid (him. 234), misalnya terdapat pada ayat ke-22 ada Yasin: we QS SoS) one Tid Langhaye a 423 asp Syaf’c i : ComScanner >: Ibtida Qabih Ayat yang Diwagar Contoh " aS HAs 5 2a 4 esis Sis ait I ve 5 eg f ail be. Acyl ors = red Bay "i oN pag Ibtida Aqbah Ayat yang Diwaqat REA ISG 3 “Apabila kamu hendak membaca al-Qur-an mobonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan pang terkutuk,” (QS, An-Nahl [16]: 98) © “Hilyatut Tildeah (idm, 1 Shah min Che orien Tajwotdth (ulm. 477), 426 uta dan bch «AKTAH 1. Definisi Menurut bahasa, saktah atau sake ( 255))) adalah mencegah. Adapun menurut istilah adalah: BD 95 8 S55 SHA BS EH) “syatu ungkapan tentang menahan suara dalam waktu yang lebih pendek daripada waktu waqaf dengan tanpa bernapas.”* Imam Ibnul Jazari 455 berkata: phates S545 iss cll St eS Tee!) (4 353 “Yang benar bahwa saktah terkait dengan sima’ (pendengaran) dan naql (penukilan). Jadi, tidak boleh saktah kecuali dalam hal yang telah shahih riwayat tentangnya.”* 2. Tanda Tanda saktah adalah huruf sin kecil (+), yaitu terletak di atas kata atau lafazh yang disaktah. 1 An Nasr V1). AnNasyr 13 Tijuid Lenghap asy-Syaft't 427 3. Jenis Menurut riwayat Hafs, saktah ada 2 jenis, yaitu saktah wait Pi saktah jaiz. Saktah Wajib a. Saktah Wajib Saktah wajib ada pada 4 tempat, yaitu: Pertama, saktah pada huruf alif dari lafazh ¢&3¢ } dalam surah AlKahg ayat 1-2. Lafazh ayatnya yaitu: € GOR AE GOL Kedua, saktah pada huruf alif dari lafach {6,83} dalam surah Yasin ayat 52, Lafazh ayatnya yaitu: 1. ea cetpecee t Ae cog cece te re eh € SA ENE IOOSES le laiey Ketiga, saktah pada huruf nun dari lafazh 3<)dalam sur Al-Qiyimah ayat 27. Lafazh ayatnya yaitu: . Ee Keempat, saktah pada huruf lam dari lafazh 45) dalam surah Al-Muthaffifin ayat 14. Lafazh ayatnya yaitu: Sey, ae ee Site LK epg L ISD b. Saktah Jaiz Saktah jaiz ada pada 2 tempat, yaitu: Pertama, saktah antara surah Al-Anfal dan surah At-Taubah, Saktzh ini adalah salah satu cara membaca dari tiga hal yang telah dibahas (Gatha, saktah, dan washal) 7 link Lihat kembali bahasan ‘tentang tata cara membaca di antara dua surah, 428 Lafazh ayatnya yaitu; CO sgnig te Mele ate Kedua, saktah pada huryf Shea 55 ai Wha dari lafazh ya yaitu; h ae Abetiqaah ayat 28-29, Lafazh ayatn €4C) dalam surah 4, Faedah ‘Ada 4 faedah atau alasan sakt ane Saktah yang ada pada beberapa ayat al-Qur-an, Pertama, saktah pada surah AlKahfi ayat 1, Faedahnya adalah washal dengan tanpa saktah akan mengesankan lafazh 403) yang bermakna / 7 age ae lhe aha irs sebagai sifat dai lafach {52} yang Tentu saja ini tidak benar, sebab bagaim: t ana mungkin sesuatu yang lurus merupakan sifat sesuatu yang bengkok. Kedua, saktah pada surah Yasin ayat 52. Faedahnya adalah washal akan mengesankan lafazh € OS termasuk ucapan kaum musyrikin yang mengingkari hari Kebangkitan: ss Costly. Ketiga, saktah pada surah Al-Qiyimah ayat 27. Faedahnya adalah washal akan mengesankan lafazh ¢3:pdan (55) sebagai satu kata. Padahal, sebenarnya ia dua kata. Makna ayatnya ialah: “Siapakah thabib (dokter) yang dapat menyembuhkan, dan adakah orang yang dapat meruqyah?” Ibnu Zanialah gs berkata: “Hafsh membaca ¢ 35%: J) dengan mengidzharkan huruf nun untuk mengabarkan bahwa lafazh <3) terpisah dari huruf ra, karena keduanya bukan satu kata.”” Ube al Qaulus Said Tit Tejtctd (bln. 260)- Schaar ath l On ded Resin 29), 429 Thad danphap aay -Spaf'e > | Al-Mahdawi berkata: “Hanya Allah yang mengetahuj tenta, swkut (saktah Hafsh) pada huruf nun dari firman-Nya: ashi Sesungguhnya dia menghindari idgham, walaupun seharusnyg inj dilakukan pada lafazh-lafazh serupa. Karena itu tidak dilakukan, mak tidak ada alasan atau hujjah bagi qiraahnya selain dari ittiba’ (mengitux) riwayat.”* Berbeda dengan Abu Ali al-Farisi is, yang dengan tegas mengatalay, “Aku tidak mengetahui alasannya.” Adapun ta’lil (argumentasi) yang dijelaskan al-Qurthubi dalam, Tafitir-nya®® adalah: “Saktah pada ayat tersebut agar tidak menyerupgj kata marrdg yang bermakna penjual masakan daging berkuah, dan inj jelas-jelas tidak benar.”"* Keempat, saktah pada surah Al-Muthaffifin ayat 14. Faedahnya adalah washal akan mengesankan ¢}} dan 4353 sebagzi satu kata. Padahal, sebenarnya ia dua kata. Makna ayatnya: “Sungguh, hati mereka dihalangi dari keimanan sebab ré-in (kotoran dosa) dalam hati dikarenakan dosa-dosa dati berbagai maksiat.” Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa saktah pada ayat itu karena khasyatul iltibas (khawatir tersamar) dengan kata o\33 yang artinya dua daratan, Dan (i itu adalah bentuk tatsniyah (dual) dari kata mufrad (tunggalnya) yaitu 5. Pendapat ini dinilai janggal oleh Dr. Abdul Aziz bin Ali al-Harbi.? Penulis sependapat dengan Dr. Abdul Aziz dalam hal ini.Sebab apabila kata itu (1%) adalah bentuk tatsniyah dari $3, maka seharusnya menurut kaidah bahasa Arab huruf nun berharakat kasrah bukan fathah agar dapat menjadi 9\%5. Sedangkan di sini, kita melihat huruf nunay2 berharakat fathah ( © Schatat Haft fil Qurdnil Karim (alm. 24). + Sakatat Haft fil Que-dnil Karim (hlia. 24). ® AlJimi’ li Abkémil Qur-én (19/112). * ‘Sakatat Hafsh fil Quer-dnil Karim (him. 25). ® Lihat Sakatat Hafsh fil Qurcinil Karim (ihm. 27). 430 Gotha dan Sabi fAWASHIL DAN RU'USUL IN 1, Definisi Fawashil (Gels, jamak dari Fashilah Heli 5 SEY 355 at ot 4 GLb), adalah: “Kalam (kalimat) yang terpisah de, ada pada akhir ayat dan terkad, potongan atau pengealan pem| ‘ngan lafazh setel ang tidak demikia bicaraan.™» ahnya, yang terkadang 1. Ta berada pada akhir 2. Sebab Penamaan BGS jal idle was tos SHhet dng, “Akhir ayat yang diletakkan setelal hnya tanda pemisah antara satu ayat dan ayat lainnya.” Perhatikanlah kaidah penting dalam ungkapan berikut: 255 che Ss Lota gt oh het & ot Le gt “Setiap akhir ayat adalah fashilah, tetapi tidak setiap fashilah adalah akhir ayat; maka fashilah itu ada dua jenis.”* ‘dibi (him. 478). ef thiu min Uli Qurdn wa Tarai (i. 7) 1 Stole min Ultrnll Qurdn wa Tajudi fie oeseo. © Shafébitu min Hm yarn wa Tapidibi Thad dango asy -Syot 3. Fungsi Fawashil berfungsi sebagai berikut: Pertama, memperindah kalimat dan menenangkan jiwa ketik melakukan tilawah al-Qur-an, Hal ini karena kita boleh berhentj da diam padanya, Kedua, sebagai pemberitahuan tentang akhir suatu ayat. Denganny, kita dapat membedakan antara ayat yang satu dengan ayat yang lain, Ketiga, membantu orang yang sering membaca al-Qur-an untuk bisg menerapkan qiraah tartil dan bacaan yang sesuai dengan kaidah ilmy tajwid.!* 4. Jenis Fashilah di dalam lafazh-lafazh al-Qur-an” ada 3 jenis, yaitu fawashiy mutamatsilah, fawashil mutagaribah, dan fawashil mutawaziyah. FASHILAH Fawashil Mutamatsilah % Lihat Shafabétu min Uldmil Qur-én wa Tajwidibi (him. 480). ¥ Shafahatu min ‘Ulimil Qur-an wa Tajwidibi (him. 479-480). 432 ath dan Shit | pawashil Mutamatsilah yiawashil mutamatsilah yakni fawashil yang serupa, seperti: We Ar Hg Ae eee Pre oe dice [Ore resie wrorsn) # hI G # poblly Woe Se teen ode te ene etter 4G G4 fi ithe 22 4G» Zalp 2 eae ras the SLC b Fawashil Mutagaribah [ Fawashil mutaqaribah yakni fawashil yang berdekatan pada potongarpotongan huruf, seperti: a eens on cose EAN 35 WS o NOP coor ar pac ck © (S6pSTIE 545330 BRAG Fe cll aS “GEES c, Fawashil Mutawaziyah Fawashil mutawaziyah yakni fawashil yang disebabkan kesamaan (keserasian) antara dua kalimat dalam wazan (timbangan) dan huruf- huruf sajaknya, seperti: Bea oe sep MB d. Fawashil Mutawazinah Fawashil mutawazinah adalah keserasian dari sisi wazan (timbangan) pada potongan-potongan kalam, seperti: RAYA eee MR oe dB tee € Bp Gly 9 Sree a ky > 433 Dipindcl dengon ComScanner PELAJARAN 15: A TANDA WAQAF KONTEMPORe, Berikut ini enam tanda waqaf yang digunakan pada cetakan mushar Madinah an-Nabawiyah, demikian juga pada cetakan mushaf standa, Departemen Agama Republik Indonesia. 1. Tanda (~) Ini adalah tanda waqaf lazim (5501 Aig), Maknanya ialah seorang qari harus waqaf (menghentikan bacaan) pada lafazh yang bertanda ini, sebab jika dia washal (menyambung bacaan) padanya maka dapat mengubah makna ayat. Ta digunakan sebagai penanda waqaf tam. 2. Tanda ( &) Ini adalah tanda wagaf aula’ (J3h 433) atau waqaf lebih baik, Maknanya ialah seorang qari boleh waqaf atau washal, namun wagaf yang utama. Ta digunakan sebagai penanda wagaf tam mutlak. 3. Tanda (7c) Ini adalah tanda wagaf jaiz (355! B53), Maknanya ialah seorang qari boleh wagqaf dan boleh juga washal, boleh memilih di antara keduanya, Ta digunakan sebagai penanda wagaf kafi, 4. Tanda ( 4 ) Ini adalah tanda washal aula’ (jf (bl) atau washal lebih baik. Maknanya ialah seorang qari boleh wagaf ataupun washal, namun washal yang diutamakan, Ta digunakan sebagai penanda wagaf kafi, os Tanda Tanda Wegel 5, Tanda(¥ ) Ini adalah tanda waqaf mamny’ ( terlarang. Maknanya ialah tidak ada w; pada lafazh bertanda ini, terkec EHS 59h atau waqaf yang agaf bagi Seorang qari atau jangan waqaf uali jika ia terdapat pada akhir ayat. Ia digunakan sebagai Penanda wagaf h, il igaf hasan d. de perincian sebagai berikut. : eae Wagaf hasan, dibolehkan menghentikan bacaan (waqaf) padanya namun tidak dianjurkan memulai kembali bacaan (ibtida) pada lafazh setelahnya. 1 Wik tee 4 €- BRK Seep Wagaf qabib, tidak dibolehkan berhenti pada waqaf qabih dan dianjurkan ibtida pada lafazh setelahnya, ¢ We atg 3 S55 Se 6. Tanda (* *) Ini adalah tanda waqaf mu’anaqah muraqabah, $51 453) atau wagat Maknanya ialah seorang qari boleh waqaf pada salah satu lafazh yang bertanda titik tiga ini’, namun dia tidak boleh waqaf maupun mewashalkan pada keduanya. = 2 QS AlMuzzammil [73]: 20. » QS Al-Anfil [8}: 50, Lihat Gl ‘anda titik tiga diambil dari + 1 Waafi eal Tbtida (bl. 245). QS. Al-Bagarah 2]: 2. rid ft Tmit Tajwtd (hn. 237), te Soa ada pada lafazh (Able gis) atau lafazh al» 5), Lihat hl eoghap any Syaf't = TANDA WAQAE Ky sudah tidak digunakan pad, kcarang. Meskipun demikian rapa catatan mushaf ja-tanda wagaf yang sebagian besar cetakan mushaf zaman s¢ kita tetap menjumpai tanda-tanda itu pada bebe: terkini maupun cetakan mushaf terdahulu. Sengaja penulis cantumkan tanda-tanda tersebut di sini kareng seyogianya para penuntut jlmu al-Qur-an apalagi para pengajarnys mengetahui dan memahami seluruh maknanya. Pemahaman ini akan bermanfaat tatkala kita melihat salah satu terkhusus Jsetikka membaca kitab- tanda itu ketika membaca al-Qur-an, kitab tafsir yang dicetak dengan tanda-tanda waqaf kompleks. Di antara tanda wagaf yang 1, Tanda (+) Ini adalah tanda wagaf muthlag (gust Biglh. Maknanya ialah wagaf yang bagus (hasan), bukan yang buruk (qabih), yang tidak terikat dengan suatu apa pun’. Seorang qari dibolehkan waqaf ketika bertemu tanda ini, dan dianjurkan untuk ibtida pada lafazh selanjutnya.® 2. Tanda (~) Ini adalah tanda wagaf sima’i (612) 5p). Maknanya ialah apabila tidak waqaf maka tidak mengapa.” 3. Tanda (4) e eae _ wagaf yang artinya begitu juga (5S). laknanya ialah seora: i dianj ; mengikuti waqaf sebehumayat cianiirien wont nt 5 Al.Watha ah (ulm. 106 asl om 8 Al-Watha'ah (hlm. 106). Terdapat tand: dimaksud yaitu: 438 Tanda Tanda Wert r- ‘ Tanda (3) Ini adalah tanda wagal mujawwaz (}55431 433). Maknanya ialah diperbolehkan untuk waqaf tetapi washal lebih paik.? Ja sederajat atau sama hukumnya dengan tanda (¥). 5, Tanda (3) Ini adalah tanda wagaf galil (j.43)\ 453). Maknanya ialah dianjurkan untuk seorang qari waqaf sebentar. Demikianlah pendapat beberapa ulama qiraah.” 6. Tanda (¢ ) Ini adalah tanda waqaf rake’ (¢ 53). Maknanya ialah akhir dari 10 ayat, yaitu penanda kesudahan dari pelajaran setiap hari bagi penghafal al-Qur-an dalam agenda satu tahun penuh." 7. Tanda (2) Ini adalah tanda waqaf murakhash (25:73) 333))). Murakbkhash berasal dari kata rukhshah (keringanan), dan ia tergolong waqaf” sebagai keringanan bagi qari tatkala membaca ayat yang panjang, karena dikhawatirkan kehabisan napas di tengah bacaannya. Dengan bantuan tanda tersebut, diharapkan dia dapat waqaf dengan sempurna. 8 Tanda (33) Ini adalah wagaf gif (43 453), yang secara harfiah berarti berhentilah. Maknanya ialah lebih baik wagaf daripada washal. 9. Tanda ( ,) Ini adalah tanda saktab (45). ee. ‘> Tanda gai ands waga af u «Hen et 106) Tanda wage dan ia termasuke wagat 2 Binds wagaf te tanda wagal @, alkali Tanda ini edersjt dengan teadaqdy : nid enghayany-Syaf't 439 ae 7 ~* Maknanya ialah berhenti sejenak tanpa mengambil Tapas, dan tempatnya di dalam al-Qur-an, menurut riwayat Hafs dari Imam Ashim, ada 6, yaitu 4 wajib dan 2 jaiz, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, 10. Tanda (4) Ini adalah tanda wagaf yang bergambar hati atau daun waru day bermakna akhir ayat. Suatu lafazh yang di belakangnya terdapat tanda 4, selain al-Kufiyyun (tujuh imam qiraah selain Ashim, Hamzah, dan al-Kisa’i) dianggap sebagai akhir ayat. Yang menganggapnya demikian adalah Imam Nafi, Ibnu Katsir, Abu Amr, dan Ibnu Amir. ‘Tanda ini terdapat dalam firman Allah 8 : ae 0h FORA GHk Ae ye owe} Lafazh ini oleh al-Kufiyyun dianggap sebagai ayat ke-6 dari 7 ayat dalam surah Al-Fatihah karena basmalah tidak terhitung sebagai ayat pertama. Sedangkan Imam Ashim, Hamzah, dan al-Kisa’i menganggap lafazh itu sebagai bagian ayat ke-7 karena basmalah terhitung sebagai ayat pertama.'* “Lihat Petunjuk Praktis Tabsin Tartl al-Qua-an karya Dr. H, Ahmad Fathani, Le MA. “ Tanda-Tanda Wagat y nsEHUENSI WAQKE Di sini penulis menukil beberapa poin dari berbagai referensi terkait onsekuensi waqaf dalam bacaan al-Qur-an, yaitu: Pertama, mengugurkan harakat tanwin dan tanda i’rab (harakat pada air kata sesuai dengan kaidah ilmu nahwu) sehingga dalam wagaf yang terbaca adalah tanda sukun, Ketika Washal Ketika Waqaf Luci glall peo we A> Ketika dibaca washal akan berharakat (secara beraturan) fathah, kasrah, dhammah, dhammatain, dan kasratain. Kedua, mengubah tanwin nashab (yang berharakat fathah) sehingga dibaca aif, Ketika Washal Ketika Waqaf 441 >. Terkecuali pada ha ta’nits (ta marbuthah), maka waqafnya den, ha dan dibaca dengan ta dalam keadaan washal. man Ketika Washal Ketika Waqaf toy aay fen ts Ketiga, bolehnya waqaf pada pertengahan pertama dalam kalimar yang maqthu’ pada hat (tulisan) Mushaf, seperti waqaf pada lafazh dari firman Allah surah At-Taubah ayat 118: € AY ABEL Ss sp Dan wagaf dengan hazhf (membuang) pada kata yang secara rasmnya mahzbuf (tidak ditulis hurufnya), seperti waqaf dengan mensukunkan huruf mim dalam lafazh 3} pada surah An-Nazi’at ayat 43. Juga dalam itsbat (menetapkan huruf) pada huruf yang tsabit (tetap), seperti lafazh ¢(C5 pada surah Ali ‘Imran ayat 159. Begitu juga wagaf dengan huruf ta pada lafazh yang ditulis dengan huruf ta dan wacaf dengan ha pada lafazh yang ditulis dengan huruf ha'®. Keempat, wagaf dengan sukun mahdb (sukun murni) pada seluruh keadaan selain pada huruf yang bertanwin nashab (fathah), maka wagef padanya dengan alif, Ini sebagaimana waqaf dengan sukun al-jauf (rongga) pada huruf-huruf mad yang tsabit secara lafazh. Dan wagaf dengan raum dan isymam pada lafazh yang beri’rab rafa dan lafazh bina (yang tidak berubah harakat akhirnya) yang berharakat dhammah. Serta waqaf dan raum pada lafazh yang beri?rab majrur (kasrah) dan lafazh mabni'* yang berharakat kasrah. @ ‘5 Uraian selengkapnya ada pid bahasan magthu maushul dan ta ta’nits dalam buku ini * Penjelasan wagaf dengan sukun mahdh, raum, dan isymam akan diuraikan secara khusus é" terperinei pada bab-babnya, 442 Tanda Tanda Wage? MENGENAL Vg 1. Definisi Menurut bahasa, wagaf (353!) adalah menahan. Adapun menuruy istilah adalah: | SB 1585 YU oo oi C5 seal! ge Cal Sy (Eley “Memutuskan qiraah pada waktu tertentu untuk mengambil napas dengan berniat memulai kembali bacaan al-Qur-an dan bukan untuk berpaling (berhenti) darinya.” 2. Keberadaan Tempat waqaf yang berlaku secara umum terletak pada akhir dan pertengahan ayat, dan wagaf berada pada huruf akhir sebuah lafazh, bukan pada pertengahannya. 3. Jumlah dan Jenis Wagaf Mewagafkan akhir kata ada dua jenis, jika dilihat dari huruf yang menyertainya. Pertama, wagaf pada kata yang diakhiri dengan huruf shabih, Huraf shahih yang dimaksud adalah semua huruf hijaiyah selain huraf alif (\). wau (4), dan ya(S). Kedua, wagaf pada kata yang dialshiri dengan huraf illat. Hurofillat atau huruf tidak shahih yang dimaksud di sini adalah huruf-huruf mad yaitu alif (1), wau (), dan ya (4g)! 1 Lihat Divdsatw Tit Tajotd lil Mutagaddimin (him. 330). cane oe! = | Dipndal a Scanner rr yout DENGAN HURUF SHARIH ‘Wagaf pada akhir kata yang berhuruf shahih dilakukan dengan lima cara’, yaitu: 1) Sukun mabd (p52 § X23), 2) Raum 3). 3) Isymam ear). 4) Hadef 3453). 5) Ibdal (S333). : WAGAF DENGAN HU RUF SHAHIH Sukun Mahd (jasait 8) | Raum (4553) | Isymam (atx) | [a] Ibdal (ji) * Lihat Dirésatu ‘Tmit Fil Mutagaddimin (bl x t Dirdsatu igaddimin (ulm. 330-337), al-Watha’ab (hlm, 107-1 Ghayitul Murid f? Mmit Tajwid (him, 185-186), dan kitab lainnya, Coa | ' "Hel dango any Spa 445 Dipindcl dengon ComScanner oe aN WAQAF HURUF stay Dengan Sukun Haig 1. Definisi Menurut bahasa, sukun adalah diam atau tenang; sedangkan mah, eT artinya yang murni, tulen, atau tidak ada campuran. Adapun menury, istilah adalah: / / tty (ale psi Sd g¢ Kodi dee, “Menghilangkan harakat dari huruf yang diwagaf.” Sementara mahdh sendiri bermakna yang terbebas dari raum atay isymam.’ Dan harakat yang dimaksud dalam hal ini adalah fathah (=), kasrah (>), dan dhammah (4). 2. Sebab Penamaan Dinamakan sukun mahd karena dengannya seorang qari menahan dan meninggalkan harakat kepada sukun.* 3. Kebiasaan Orang Arab Dalam Ibtida dan Waqaf Bangsa Arab tidak memulai bacaan atau ibtida dengan sukun karena muta’adzir (susah atau tidak mudah dilakukan).Mereka juga tidak menyudahi bacaan atau waqaf pada harakat, melainkan mensukunkannya karena dianggap lebih ringan, mengingat wagaf ini ditujukan untuk meringankan bacaan qari atau untuk istirahat (mengambil napas).’ 4. Lafazh yang Diwaqaf Lafazh yang diwaqaf dengan sukun mahdh (yang tidak boleh diwagqaf dengan raum atau isymam), ada 4 macam’, yaitu: Hilatue Tiléeah (alm, 309) adapun tentang raum dan i fan. Lik Din‘ Tai iain a ese eee at Dirsatu ‘Tit rc Mutac ‘ir TERS Pj Tend in 309 Seer” em. 331). 446 Titacana Waget A Dipindcl dengon ComScanner y, Pertama, lafazh yang diakhiri sukun asli baik ketika washal maupun wwagal maka ia diwaqafkan dengannya, Kedua, lafazh yang diakhiri dengan harakat aridh (bukan asli). Wagaf Asal au- i i 183 age - 3; SSNS Ketiga, lafazh yang diakhiri dengan harakat fathah. Wagaf Asal asap Keempat, lafazh yang diakhiri dengan huruf ta ta’nits atau ta marbuthah (3) maka ia dibaca dengan ha sukun, Waqaf Asal A Sail Yang dimaksud harakat aridh (bukan asli) pada poin kedua adalah harakat yang diadak: na menyambung dua kata karena pertemuan dua sukun. i: >,” yang asalnya: (03) S). Huruf nun pada kata (3)) bertanda sukun, dan dikasrahkan untuk menyambung kata setelahnya. ———— QS. AFMulk [67]: 20, t Tiwi Lenghapasy-Syap't 447 Se WAQAF HURUF shy Dengan tal 1. Definisi Menurut bahasa, raum bermakna gashdun au thalabun* (maksud atay tuntutan), Adapun menurut istilah adalah: els dsy 7250 fall & gl be O52 Ae 3 (Ggys “Merendahkan suara ketika waqaf pada dhammah atau kasrah sehingos hilanglah sebagian besar suara keduanya.”” Syaikh Athiyyah Qabil Nashr berkata: “Menurut penulis kitab at-Taisir, raum adalah perendahan suara ketika seorang qari mengucapkan harakat sehingga sebagian besar bunyinya hilang, dan alan terdengar suara khafi (tersembunyi) yang dapat didengar dari jarak dekat (oleh diri sendiri) namun tidak didengar dari jarak jauh (oleh orang lain). 2. Keberadaan" Raum berada pada dua keadaan, yaitu pada lafazh yang diakhiri dengan harakat dhammabh, dan pada lafazh yang diakhiri dengan harakat kasrah. 3. Faedah Raum berguna sebagai i’/an (pemberitahuan) tentang asal harakat yang diwaqafkan padanya, tidak lain untuk menghilangkan jabalab (ketidaktahuan perihal harakat yang diwaqaf).”” xa i) artinya menuntut atau mencari sesuatu. Lihatlah kitab at fi 9 Hilyatue Tildwah (alm. 311). © That hayden Moe ‘Dit Tj {ilm. 181), Sebagian ulama mendefinisikan au dengan: (eetllogs vail naa toy Suey Ls) “Mengucapkan sepertiga harakat yang dapat didengar © leh a, balan ‘orang yang jauh,” Im, 109). Stang dekat 3 " Lihat al-Watha‘ab ® Lihat al-Watha'ah (him. 109). 448 Tatacana Woget Dipindcl dengon ComScanner 4, Kaidah Tajwid Kaidah raum adalah: “Huku; Kaidah ini mencakup dua keadaan, Pertama, tidak dipanjangkan den, idh lis i gan mad aridh lis sukun (tidaklah melakukan raum tanpa qashr [meringkas bacaan hi i Jafazh bertanda mad] dan dalam keadaan va a ee Kedua, melakukan tindakan yang sama pada huruf yang diwaqafkan dari sisi tafkhim dan targiqnya sebagaimana ketika mewashalkan.'* Imam asy-Syathibi berkata: ‘m raum seperti hukum washal.”? (gahes US 244553) “Raum mereka seperti washal mereka,”'5 Contoh dan Latihan » Hibatut Tiiwab (alm, 313). 1 Ube Hidoue Tilted (bl. 310). Lihat Gee Tlie pe att (alm. 182). id Lenghayany Syat'e “s | WAQKF UR hy Dengan Iman 1. Definisi Menurut bahasa, isymam adalah menyampaikan atau memberikan 1s Adapun menurut istilah adalah: Ray GBB Le LS pb Sys GSCI AS Sass iss) AN ib 3h) (BSNS EY 35 42 “Menggabungkan (memoncongkan)” dua bibir setelah mensukunkan huruf yang berharakat dhammah seperti keadaannya ketik, mengucapkan dhammah dengan tanpa suara, dan gerakan ini tidak dapat dilihat oleh orang buta."" Isymam ini untuk penglihatan dan bukan untuk pendengaran, Oleh karena itu, para ulama menyatakan: “Isymam dapat diketahui oleh orang yang memiliki penglihavan dan tidak bisa diketahui oleh orang yang tidak memilikki penglihatan (buta).”” 2. Keberadaan Isymam secara khusus berada pada akhir kata (lafazh Arab) yang marfu’, atau yang berharakat dhammah. Sebab makna isymam sesuai dengan dhammah karena indhimam (bergabung dan maju)-nya dua bibir ketika mengucapkannya.” 3. Kaidah Tajwid Kaidah isymam adalah: “Hukum isymam seperti hukum wagaf dengan sukun,”*! Kaidah ini mencakup dua keadaan, yaitu: * Makna ini diambil dari perkataan kaum Arab: (cia &2:th yang artinya adalah “AKU menyampaikan (memberikan) kepadanya minyak wangl agar aromanys tereiuia.” Memajulan mulut aa kedus bier ke depan, " Hilyatut Tiléwab (lm, 312), Pa Lihat Syarh al-Mugaddimah al Jazariyah (him. 638) karya Prof. Dr. Ghanim Qadduri alam, dan Dirdsatu ‘Iimit Tact lil Mutagaddimin (lm. 334). Lihat Dirdsatw ‘Umit Tajwid lil Mutagaddimin (hen. 334). Hilyatut Tiléoab (lm, 312). ae 450 Tadacana Wage a Dipindcl dengon ComScanner Pertama, dipanjan, 2,4, atau 6 harakat), , 4, Kedua, melakukan tindakan Ret ‘ qi yang sama pada huruf i dari sisi talthim dan targiq sebagaimana Keel vagal bine pry 4, Tempat Isymam selalu terdapat pada akhir seby hk; A . ec ‘Jp pada surah Yusuf ayat 1 uah kata, kecuali pada lafazh: kan dengan mad aidh is sukun (dengan tempo € ip Sihly 225 oecky Aewtgiiey Contoh dan Latihan eae Bieter ¢ oa tee, KAT Ase ANY5 Catatan ¢ Faedah Raum dan Isymam Raum dan isymam berfungsi untuk menjelaskan harakat asli huruf yang diwaqafkan ketika dalam kondisi washal, supaya hal tersebut tampak bagi yang mendengar (qiraah) pada keadaan raum dan tampak bagi yang melihat pada keadaan isymam.” * Penghalang Raum dan Isymam™ Ada lima hal yang menghalangi raum dan isymam: 1) Kata yang berharakat fathah, seperti: ¢7-4i\). 2) Lafazh yang huruf akhirnya ta marbuthah, seperti: ¢ 421ilp. 3) Adanya mim jamak, seperti: ¢5255\p. 4) Apabila berharakat aridh, seperti: ¢1,$>- 5) Dalam kata ¢ ite}. a al itut Tiléwah (him. 312). hs 2 ha Bina a re acai at Disa ‘Timit Tae lil Mutagaddi 1. 334). 1, 335-336). Tid Langhay asy-Syaf't WAQAF HURUF SHAHIY Dengan Hades 1, Kaidah Tajwid Wagaf dengan hadzf (membuang) melihat kepada keadaan berikut: Pertama, menghilangkan tanwin dhammah dan tanwin kasrah. Seperti: ¢ 25,925} dan ¢ 2e5p. Kedua, menghilangkan mad shilah pada ha dhamir. Seperti: ee Ketiga, menghilangkan shilah mim jamak.® Seperti: ¢ ical Bogle Ste Sp OS oa bee y. Keempat, menghilangkan huruf ya zawaid (tambahan). toy mee 3g Seperti: 45 al zy5 Catatan Menghilangakan ya zawaid pada keadaan keempat di atas menurut riwayat Hafsh hanya ada di surah An-Naml ayat ke-30. Huruf ya ditetapkan dan dibaca dengan harakat fathah ketika washal, adapun ketika wagaf maka ia dibaca dengan dua cara yaitu secara hazbf atau dibaca dengan sukun mahdh dan raum serta secara itsbat. 3 Sebagian qurra ‘asyrab (qari sepuluh) membaca dengan wau pada mim jamak ketika washal menurut fabjab (dialek) sebagian kaum Arab, dan apabila wagaf mereka mensukunkanny3s ‘maka dalam kondisi ini, mim tidak diwaqaf dengan raum atau isymamLihat Hiyatut Tiled (lm. 313). 452 yy WAQAF HURUF SHAHIH pengan Ibdal 1. Kaidah Tajwid ‘Waqaf dengan ibdal (mengubah) ada pada dua keadaan. Pertama, pada tanwin nashab (\*) di baca dengan fathah. Seperti: qeey Kedua, pada ta marbuthah (8) dibaca dengan ha sukun. Seperti: ay. 7s Al Bega Titi Lenghay asyy-Syap't 453 Pi Dipindcl dengon ComScanner WAQAF DENGAN HURUE ILur Di sini? dibahas waqaf pada kata yang diakhiri dengan mad, day huruf-hurufnya ada tiga yaitu: 1) Alif(\). 2) Wau(y). 3) Yas) ~ WAQAF DENGAN HURUF ILLAT L Huruf Alif (1) 3 Phra illar ada tiga: aif, wau, dan ya. Dikatakan illat karena orang yang sakit tatkala mengersn8 mengucapkan hurut-huruf tersebut, Tatacana Wagel | Dipindcl dengon ComScanner 454 ci HURUF LAT renga ll 4, Kaidah Tajwid Wagaf ini terbagi menjadi 5 hal atau keadaan, yaitu: Pertama, \3355 Ls, gedl g \Bd| (Menetapkan huruf alif (1) pada dua keadaan yakni ketika washal dan waqal). Ini terjadi apabila huruf alif tetap ada dari sisi rasm (tulisan) dan lnfach (pengucapan). Seperti wagaf pada lafazh (Exo dan {28h} dalam ayat: 425 ITE Kedud, g5l5S\ 3 G35 (Membuang huruf alif pada dua keadaan yak ketika washal dan waqal). Ini terjadi apabila hurufalif dibuang dari sisi rasm dan lafazh. Yang demikian mencakup tiga kondisi, yaitu: Houruf alif yang dibuang dari fil (kata kerja). Seperti: ¢ 55 sSIy” dan ¢ Sfp. Huruf alif yang dibuang dari lafazh yang berfungsi sebagai istifham (pertanyaan) dengan sebab masuknya huruf jar. Seperti: <53aS 2p" dan ¢56 5. oft 5p. Perlu diketahui bahwa lafazh ¢£ asalnya adalah ls - },£, sedangkan lafazh » berasal dari ts - js. a) = ¢) Hurufalif yang dibuang dari lafazh i, dan keadaan ini ada dalam tiga ayat al-Qur-an berikut Seperti: ¢ Jt alap™, ¢ By dan ¢ psi Bhp . ALLE a [2 243. ee lah 5. Aha 96 8. Az Zura fee 49. 8. Ar Rahman [35]: 31. S. An-Nir [24]: 31. Tijaid Lenghape asy-Syai't 455 Re eee | Scanner os Ketiga, o5\ 533 iD 3 Shing 555 li55 5 A} (menetapy, huruf alif dati sisi tulisan dan ketika wagaf,serta membuangnya key. washal dari sisi lafazh dan bukan pada rasm). Keadaan ini mencakup dua jenis. Pertama, pertemuan dengan sulky, misalnya: ¢ . Kedua, kata khusus yang alifnya tidak dba ketika washal tetapi tetap ada dalam rasm dan ketika waqaf; lafz.}, tersebut adalah: Semua lafazh pada surah AL-AhzAb ayat 10. Lafazh ¢ Six2\\} pada surah Al-Abzab ayat 67. Lafazh ¢ 921) pada surah Al-Ahzb ayat 66. 5} pada surah Al-Kahfi ayat 38. > pada surah ALInsan ayat 15. Soy WS ing 5 WUE (menetapkan huraf alif dari sisi rasm (tulisan), dan hazhf (tidak menetapkannya) dari sisi lafazh baik dalam keadaan washal ataupun waqal). Pertama, Keadaan ini ada dalam 2 kata (lafazh), yaitu lafazh TiS} dalam ayat <%8 6 bai pe? Kedua, yaitu lafazh €15,.3} dalam ayat SSCA sie gs YN tiea S Dua lafazh tersebut tidak dibaca alifnya ketika washal dan waqaf karena alasan riwayat. Di dalam al-Qur-an lafazh pertama hanya ada pada surah Al-Insin ayat 16, sedangkan lafazh kedua ada pada empat surah dalam al-Qur-an. Lafazh tersebut adalah: Lafazh 41575065} pada surah Al-Furqin ayat 38. Lafazh € 9461575} pada surah An-Najm ayat 51. Lafazh € Ais WAZ 1525 511} pada surah Hud ayat 68. Lafazh AAS E515 £5155 } pada surah AL*Ankabtt ayat 38. Bee ¥ QS. Adina 749 16, ne 2 Aniara at 15 dan 16 Surah AHnsan lac (yy berbeda dalam sist wagaf dn wash © QS. Hud (11) Tatacana Weg —| 456 amSconner Kelima, \i35 (25 tt] (menetapkan huruf alif dari sisi rasm (eulisan), tidak pene ketika washal, dan oleh dibaca dengan dua cara ketika waqaf). Keadaan ini ada pada lafazh ¢ SLs)" yang termaktub dalam surah ‘AlInsin ayat 4. Alif padanya ketika washal tidak dibaca, sementara ketika waqaf boleh dengan itsbat (alif dibaca) maupun hazhf (alif tidak dibaca). Tata cara itu didasari riwayat. Firman Allah yang dimaksud adalah: & feats Sit Sith Suse BEA OD “© QS. AMnsin (76) 4. Pi Langhap asy-Syaf't 457 = WAQAF HURUE ly | Dengan | 1. Kaidah Tajwid ‘Wagaf ini terbagi menjadi lima hal atau keadaan, yaitu: Pertama, \385 5 W055 oSieut «3 BUS] (menetapkan huruf ya (s) pada dua keadaan yaitu ketika washal dan waqaf). . Ini terjadi apabila huruf ya tetap ada dari sisi tulisan dan pengucapan, Seperti waqaf pada lafazh €553} atau € sisi15} pada surah Yusuf ayat So Kedua, \i33 5 55 Sei 3 Wd} (menetapkan ya dari sisi lafazh pada ketika washal dan membuangnya dari sisi rasm dan ketika waqaf) Hal ini terjadi apabila huruf ya dibuang dari sisi rasm dan lafazh, Yang demikian mencakup 3 kondisi, yaitu: Kondisi pertama: Ya yang dibuang dari fi'l (karena jazm dan bina), yang ada pada tiga jenis. Adapun tiga jenis huruf ya yang tidak ditulis dalam rasm Utsmani mencakup fi'l atau kata kerja, isim atau kata benda, dan peniadaan zaidah penunjuk mutakallim (kata ganti orang ketiga, yang melakukan fi’il). Jenis kesatu, ya dalam kata kerja, yaitu: 1) Lafazh ¢ 53} pada surah An-Nisa' ayat 146 serupa dengan lafazh € 3%} pada surah Al-Baqarah ayat 269. 2) Lafazh ¢<{) pada surah Hud ayat 105 serupa dengan lafazh ¢ i) pada surah ALMA-idah ayat 54, © QS, AlBagarah [2} 282, 2 QS AbBacarah 2} 206; Al Abrdb 331 97 “ Dalam Hilyatut Tildwab (hal. 325-326) disebutkan bahwa jumlahnya 13 kata 458 Fatcana We at Dipindcl dengon ComScanner x Lafazh € ¢3} pada surah Yi ta? idl nc AbAntivi' na 103 serupa dengan lafazh 4 Lafazh € eS pada surah ALPajr ayat 4 3) Lafazh € 2} pada surah AL-Qamar oe 5, Lafazh € 3 pada surah 9 pada surah Ali iar ayat 41 serupa dengan lafazh ¢ 34) 7) Lafazh € e pada surah Al-Kahfi a 3} pada surah Yusuf ayat 65, Jenis kedua, ya pada kata benda, yaitu; 1) Lafah € SCESIp pada surah ArRa’d ayat 9, 2) Lafazh <9} pada surah Ash-Shiffit ayat 163, ) Lafazh € 305} pada surah Al-Hajj ayat 25. 4) Lafazh €3130} pada surah Thaha ayat 12. 5) Lafazh € SiG pada surah Al-Mu’min ayat 15. 6) Lafazh € st2i pada surah Qaf ayat 41. 7) Lafazh € ,{4\} pada surah Ar-Rahmin ayat 24. 8) Lafazh ¢ gtlp pada surah Al-Qamar ayat 6. 9) Lafazh € 2¢2i1> pada surah Al-sra’ ayat 97. 10) Lafazh € ,\5pada surah An-Naml ayat 18. 11) Lafazh & SA } pada surah Saba’ ayat 13. 12) Lafazh ¢ 1} pada surah Al-Mu’min ayat 32. 13) Lafazh €14} pada surah Ar-Riim ayat 53. 'yat 64 serupa dengan lafazh Catatan Untuk contoh terakhir pada serupa dengan lafazh pada sura huruf ya ditulis. surah Ar-Rim ayat 53 yaitu lafazh a9), fh an-Naml ayat 81 yaitu lafazh {2%}, 459 Pi danghay any Spot Dipindcl dengon ComScanner Jenis ketiga, ditiadakannya ya zaidah yang menunjukkan mutakallim, yaitu: 1) Lafazh gop pada surah Ali ‘Imran ayat 175. 2) Lafazh ¢ yst85th) pada surah Al-Bagarah ayat 40. 3) Lafazh € oxasby pada surah Yasin ayat 25. Ketiga, 95) 635 ib .3 eas Wig digs 5 ya dari sisi tulisan ketika waqaf, dan membuangnya ketika washal darj sisi lafazh, tidak dari sisi rasm). Hal ini ada pada pertemuan dua sukun. Seperti: 1) Lafazh ¢ S253 98} pada surah Al-Bagarah ayat 269. 2) Lafazh € 559.3%} pada surah Maryam ayat 93. Keempat, U3 3 \i25 WAS. 5 «.53)\ 3 ES BE) (menetapkan ya dari sisi lafazh pada ketika washal, dan membuangnya dari sisi rasm dan ketika waqaf). Hal ini terjadi pada mad shilah dari ha dhamir. Seperti: 1) 2) Kelima, 55 fed 3 | (menetapkan ya dari sisi lafazh dalam washal, dan bolehnya dua cara bacaan ketika waqa/). Hal ini ada pada satu ayat di dalam al-Qur-an, yaitu pada surah An-Naml ayat 36, Dalam hal ini Imam Hafsh menetapkan huruf ya dengan harakat fathah ketika washal, adapun ketika waqaf dengan dua cara bacaan, yaitu: Pertama ialah hadzf (membuang ya), maka dibacalah nun dengaa sukun mahdh dan raum, pKedua ialah itsbat (menetapkan ya). Lafazh ayatnya adalah: CFE c 5 TS). aed Tadacana Meghl #4 amSconner y yaar HURUF ILLAT peng Wan 1. Kaidah Tajwid ‘Wagaf ini terbagi menjadi empat hal atau keadaan, yaitu: pertama, \33 5 %.25 oSl631 4 IC ¢menetapkan huruf wau pada dua keadaan, pada washal dan waqal). Seperti ¢ (avis (roalictp.” Kedua, g5lé3\ 3 3s (membuang wau pada dua keadaan— wasbal dan waqaf). Yang demikian mencakup dua kondisi, yaitu: Kondisi pertama: Wau yang dibuang dari fil. Seperti: ¢ £31 >“ dan € LEG Y’. Kondisi kedua: Wau yang dibuang pada empat fil dan satu isim. Keadaan ini terdapat dalam 5 ayat al-Qur-an: 1) Lafazh fi'il € £4} pada ayat SY SHS SAV EOY(FS) pada surah Alsri’ ayat 11 2) Lafazh f'il € $5.5} pada ayat ¢ ab My gil £45 (30) pada surah Al-Qamar ayat 6. 3) Lafazh fi'il € $32} pada ayat €22 4) Lafach fill €225) pada ayat 4 SaEELSP pada surah Asy Sytird (¢52} pada surah Al‘Alag ayat 18. ayat 24, 8) Lafech sim 2455) pada ayat EN GS Lins SSppada surah Asy-Syiira ayat 24. QS. Ali imran (3}: 200, QS. An-Nahl (16}: 125. QS. Al sei 17}: 36, Tipit Lenghap asy-Syaf't 461 ~~ a \ Ketiga, o25)\ 533 ai\ 3 Diag Ss ds 5G By (men, wau dari sisi tulisan dan ketika waqaf, membuangnya ketika wash sisi lafazh tidak dari sisi rasm). Seperti: day, 1) Lafazh ESI) pada surah Al-Baqarah ayat 269, 2) Lafazh ¢ $s(2i 2) pada surah Ibrahim ayat 31. Keempat, \i5 5 \ik5 GAs 5 «J.o3)) g LS BS] (menetapkan 7 dari sisi lafazh pada ketika washal, dan membuangnya ketika Wagaf 4 in dari sisi rasm). Hal ini ada pada mad shilah dati ha dhamir. Seperti: 1) Lafach 455 3254 3.28 £5 yy) pada surah ALMiidah aya 1 2) Lafazh €45475 52221) pada surah Al-Balad ayat 7. 462 Pre) ComScanner yr wee sf PADA HA DHAKIR 7 Definisi dan Bentuk Hs dhamir (6/2) adalah huruf ha kinayah untuk kata ganti orang sega tungeal yang berjenis lakilaki Hadhamir memiliki 7 bentuk,® yaitu: Pertama, ha dhamir yang didahului harakat dhammah. Seperti 25 Ai} pada surah Fathir ayat 10. Kedua, ha dhamir yang didahului huruf wau sukun (5). Seperti [efech $2422 G 253 b+} pada surah Al-Baqarah ayat 75 dan lafazh "7253 pada surah Al-An’ém ayat 113. Keempat, ha dhamir yang didahului huruf ya sukun. Seperti lafazh 2 pada surah Al-Ahgff ayat 15 dan lafazh < 4.35> pada surah Al-Qashash ayat 7. Kelima, ha dhamir yang didahului harakat fathah. Seperti lafazh 4455, A CSLAG pada surah Al-Anbiy’' ayat 90. Keenam, didabului huruf alif. Seperti lafazh € 2,543 25251 pada surah An-Nahl ayat 121. Ketujub, didabului sukun shahih. Seperti lafazh ¢ 42 2218) pada surah Al-Baqarah ayat 185, ss [hs ab Waahitah Caen, 119) Uk Ghayded Measdf eTajutd (ne. 186-187) D “WA hershop xy Syaf'c 463 a oN la ha dhami, ‘ama berbed, 2. Hukum Wagaf Tidak ada ikhtilaf ulama tentang bolehnya wagaf pad: dengan sukun mahd, adapun dengan raum dan isymam ul pendapat menjadi 3 pendapat.° Pertama, pendapat yang melarang. Tidak boleh secara mutlak membaca dengan raum dan is isymam pad ha dhamir ketika waqat, Kedua, pendapat yang membolehkan. Boleh secara mutlak membaca dengan raum dan isymam pada ha dhamir ketika wagaf. Ketiga, pendapat yang memerinci. Raum dan isymam tidak boleh pada ha dhamir yang didahului oleh dhammah, kasrah, wau, atau ya; yaitu bentuk contoh yang pertama, kedua, ketiga, dan keempat di atas, Sebaliknya, raum dan isymam boleh pada ha dhamir yang didahului oleh fathah, alif, atau sukun shahih; yaitu bentuk contoh yang kelima, keenam, dan ketujuh di atas, ini adalah pendapat imam Ibnul Jazari 2is..! @ % Lihat Ghayatul Mi 8 Lihat Ghaydtul Mur 5-316). it Tajwtd (him. 187-188), dan Hilyatut Tiléwab (hlm. 31770, | mit Te Wash, ‘al-Watha'ab (him, 111), dan ily! av-Tilawah (him. 315-316). 464 Face Wor Dipindcl dengon ComScanner PELAJARAN 17: HUKUM BERTEMUNYA DUA SUKUN

Anda mungkin juga menyukai