J. Artikel
J. Artikel
Abstrak
Guna meningkatkan fungsi dan memperpanjang umur bendung dan jaringan yang telah terbangun,
dibutuhkan evaluasi kinerja daerah irigasi. Tujuannya agar bekerja secara optimal dalam pelayanan
kepada masyarakat dan sebagai pedoman bagi pengelola dalam melaksanakan manajemen
(pengelolaan) Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi. Tujuan penelitian mengetahui bagaimana
kondisi bangunan dan saluran, nilai indeks penilaian kinerja Daerah Irigasi, rekomendasi yang
sesuai dengan kondisi dan nilai indeks penilaian kinerja serta mengetahui b e r a p a b e s a r
biaya perbaikan, pemeliharaan dan operasional dengan menghitung Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Tempat penelitian jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) Jegong di Desa Suren,
Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Hasil penilaian kinerja (IKSI) 61,88% DI. Jegong
masuk kriteria penilaian 3 dengan nilai bobot 55 – 69 (kinerja kurang dan perlu perhatian). Kriteria
kondisi prasarana fisik nilai indeks penilaian kinerja gabungan masuk kategori kondisi sedang
(60% - 80%) artinya jaringan irigasi membutuhkan pemeliharaan berkala, hasil penilaian kinerja
jaringan irigasi didapatkan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) Rp.
629.415.000,00 biaya pemeliharaan jaringan irigasi Rp. 17.293.000,00.
Kata Kunci : Penilaian Kinerja Daerah Irigasi, IKSI, AKNOP, Sarana Dan Prasarana.
Abstract
In order to improve the function and extend the life of the weir and the network that has been built,
it is necessary to evaluate the performance of the irrigation area. The goal is to work optimally in
service to the community and as a guide for managers in carrying out the management
(management) of Operation and Maintenance of irrigation networks. The purpose of this research
is to find out how the condition of buildings and canals is, the value of the irrigation area
performance assessment index, recommendations that are in accordance with the conditions and
the value of the performance assessment index and to find out how much the repair, maintenance
and operational costs are by calculating the Budget Plan (RAB). The research site for irrigation
networks is the Jegong Irrigation Area (DI) in Suren Village, Ledokombo District, Jember
Regency. Performance appraisal results (IKSI) 61.88% DI. Jegong entered the assessment criteria
3 with a weight value of 55 – 69 (less performance and needs attention). The criteria for the
physical infrastructure condition, the combined performance assessment index value is in the
moderate condition category (60% - 80%) meaning that the irrigation network requires periodic
maintenance, the results of the irrigation network performance assessment show that the real
operation and maintenance requirement (AKNOP) is Rp. 629,415,000.00 the cost of maintaining
the irrigation network is Rp. 17,293,000.00.
Keywords: Irrigation Area Performance Assessment, IKSI, AKNOP, Facilities and Infrastructure.
Irigasi Jegong Kabupaten Jember dengan
1. PENDAHULUAN cara melakukan tracking (penelusuran)
a. Latar Belakang jaringan irigasi untuk penilaian kinerja
sistem irigasi menggunakan aplikasi berbasis
Suatu Daerah Irigasi (DI) yang android e-Paksi ?
berkelanjutan harus memiliki suatu sistem 3. Apa rekomendasi yang diberikan sesuai
jaringan irigasi yang memadai. Sehingga perlu dengan kondisi dan nilai indeks penilaian
adanya suatu penilaian terhadap kinerja suatu kinerja Daerah Irigasi Jegong Kabupaten
Daerah Irigasi (DI), agar fasilitas sarana dan Jember ?
prasarana yang dimiliki suatu daerah irigasi 4. Berapa rencana anggaran biaya
(DI) dapat diinvertarisasi kondisi serta per bai kan, operasi dan
kemampuan operasinya. Sehingga distribusi air pemeli har aan Daerah Irigasi Jegong
irigasi dalam rangka melayani kebutuhan Kabupaten Jember setiap tahunnya ?
petani akan air irigasi dapat terpenuhi dengan
maksimal. c. Batasan Masalah
Tidak terpenuhinya air irigasi pada suatu 1. Objek penelitian adalah Daerah Irigasi
musim tanam, memiliki penyebab yang Jegong, Desa Suren, Kecamatan
berbeda-beda. Faktor penyebab tidak Ledokombo, Kabupaten Jember mulai
terpenuhinya kebutuhan irigasi dalam hal ini dari bangunan bendung Jegong sampai
adalah dikarenakan faktor kehilangan air yang dengan bangunan sadap B.J. 9 (sesuai
disebabkan oleh kurang memadainya kondisi kewenangan Pemerintah Kabupaten
jaringan irigasi yang ada. Sehingga Jember).
menyebabkan banyaknya kehilangan air 2. Studi ini hanya menganalisa berapa
selama proses distribusi air irigasi pada nilai i n d e k s p e n i l a i a n kinerja
jaringan irigasi. Bendung Irigasi Jegong, Desa Suren,
Penyediaan air irigasi dan produktifitas Kecamatan Ledokombo, Kabupaten
hasil pertanian memiliki hubungan yang sangat Jember.
erat. Produktifitas padi akan baik apabila 3. Studi ini tidak menganalisa aset non fisik
pemenuhan air irigasi untuk tanaman padi pada DI. Jegong.
tercukupi. Oleh karena itu, sarana dan 4. Studi ini tidak menganalisa ekonomi,
prasarana irigasi untuk pertanian perlu dijaga tidak melakukan perhitungan analisa
agar distribusi air irigasi bisa konsisten dalam hidrologi, dan analisa daya dukung tanah.
memenuhi kebutuhan tanaman.
d. Maksud dan tujuan
Guna meningkatkan fungsi dan
memperpanjang umur bendung dan jaringan Adapun maksud dan tujuan penulisan
yang telah terbangun, maka dibutuhkan Tugas Akhir ini adalah:
evaluasi kinerja Daerah Irigasi Jegong 1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi
Kabupaten Jember yang berada di wilayah bangunan dan saluran pada daerah irigasi
Desa Suren Kecamatan Ledokombo, agar dapat Jegong Kabupaten Jember.
bekerja secara optimal dalam pelayanan kepada 2. Untuk mengetahui nilai indeks penilaian
masyarakat dan sebagai pedoman bagi kinerja Daerah Irigasi Jegong, Desa
pengelola dalam melaksanakan manajemen Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten
(pengelolaan) Operasi dan Pemeliharaan Jember.
jaringan irigasi. 3. Untuk mengetahui rekomendasi apa yang
akan diberikan sesuai dengan kondisi dan
b. Rumusan Masalah nilai indeks penilaian kinerja pada daerah
1. Bagaimana kondisi bangunan serta saluran irigasi Jegong Kabupaten Jember.
sekunder pada Daerah Irigasi Jegong 4. Untuk mengetahui b e r a p a b e s a r
Kabupaten Jember? biaya perbaikan, pemeliharaan dan
2. Berapa nilai indeks penilaian kinerja Daerah operasional pada Daerah Irigasi
Jegong, Desa Suren, Kecamatan 2. Nilai bobot 70 – 79 kinerja baik,
Ledokombo, Kabupaten Jember dengan 3. Nilai bobot 55 – 69 kinerja kurang dan
menghitung Rencana Anggaran Biaya perlu perhatian,
(RAB). 4. Nilai bobot < 55 kinerja jelek dan perlu
perhatian.
2. TINJAUAN PUSTAKA 5. Maksimal 100, Minimal 55 dan Optimum 77,5
a. Sistem Irigasi Sumber: Permen PUPR No.12/PRT/M/2015
lampiran1
Sistem irigasi bergantung pada teknik
pengambilan air irigasi, pola operasi dan d. Urgensi Upaya Penanganan
pengelola sistem irigasi ( Nanang Saiful Rizal, Menurut Anonim, 2019, keputusan
2014). Berdasarkan status jaringan irigasi, mengenai urgensi tersebut ditentukan atas
sistem irigasi dibedakan menjadi 3, antara lain pertimbangan obyektif petugas survei
: (KPUPR, 2017) inventarisasi bersama dengan unsur P3A.
1. Irigasi Pemerintah : adalah jaringan irigasi Adapun pertimbangan obyektif dimaksud
yang dibangun dan dikelola oleh antara lain berupa ketahanan aset bertahan
pemerintah, baik pemerintah pusat atau pada kondisi sekarang (saat inventarisasi),
pemerintah daerah. pengaruh penundaan usulan pekerjaan pada
2. Irigasi Desa : adalah jaringan irigasi yang produksi padi, dan kemampuan keuangan guna
dibangun dan dikelola oleh masyarakat membiayai usulan pekerjaan. Di sisi lain
desa. pertimbangan terhadap area terdampak akibat
3. Irigasi Swasta : adalah jaringan irigasi yang kondisi bangunan juga dijadikan pertimbangan
dibangun dan dikelola oleh swasta atau tambahan, dan terkait dengan pertimbangan ini
perseorangan untuk keperluannya sendiri, detailnya dapat dilihat dalam rumus di bawah
misalnya jika swasta membuka usaha ini. Oleh karena itu, jenis penanganan dan
perkebunan maka dapat membangun dan prioritas perbaikan perlu dibuat berdasarkan
mengelola jaringan irigasi untuk atas data :
keperluannya sendiri. 1.
Luas Daerah Irigasi (Adi);
b. Pengelolaan Aset Irigasi 2. Luas layanan terpengaruh kerusakan aset
(Aas);
Menurut Peraturan Menteri PUPR 3. Kondisi fisik jaringan irigasi; dan
Nomor 23/PRT/M/2015 Tentang Pengelolaan 4. Fungsi fisik jaringan irigasi.
Aset Irigasi, pengelolaan aset irigasi adalah
proses manajemen yang terstruktur untuk P = (K X 0,35 + F1,5 X 0,65) X ( )-0,5
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan Dimana :
sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan P = Prioritas
yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi K = Skor kondisi (lihat bagian rekomendasi
pemakai air irigasi dan pengguna jaringan penanganan)
irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset F = Skor fungsi (lihat bagian rekomendasi
irigasi seefisien mungkin. penanganan)
Adi =Luas layanan terpengaruh kerusakan aset
c. Pemilihan Tingkat Pelayanan Aset
Irigasi Aas = Luas daerah irigasi
Tingkat pelayanan irigasi merupakan e. Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
elemen penting dalam PAI, karena investasi Indikator penilaian kinerja jaringan irigasi
yang dilakukan dalam PAI harus dikaitkan untuk indikator prasarana fisik terdiri dari :
dengan tingkat pelayanan irigasi dimaksud. 1. Prasarana Fisik
Adapun yang diukur dalam tingkat pelayanan 2. Produktifitas tanaman
irigasi adalah kinerja sistem irigasi. Kriteria 3.Ketersediaan dan kemanfaatan sarana
penilaian kinerja sistem irigasi utama : penunjang
1. Nilai bobot 80 – 100 kinerja sangat baik, 4. Organisasi personalia
5. Dokumentasi 1. Peta Skema Eksploitasi dan Peta
6. P3A Skema Konstruksi
Pada penelitian ini fokus pada indikator 2. Data Debit Saluran
prasarana fisik. Penilaian kinerja sistem irigasi 3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
dipengaruhi oleh kondisi rata-rata dan bobot b) Data Primer
penilaian. 1. Inventarisasi Bangunan Utama
Rumus perhitungan kondisi bangunan irigasi : 2. Inventarisasi Bangunan Pelengkap
= Rata-rata kondisi x Bobot Penilaian Inventarisasi Saluran Pembawa
Dimana :
- Rata-rata kondisi didapat dari pengamatan c. Tahapan Alur Penelitian
langsung petugas survey di lapangan. a) Siapkan peta skema eksploitasi dan
- Bobot penilaian ditetapkan sesuai dengan konstruksi sebagai acuan terjun
pengaruh dari indikator penilaian kinerja. peninjauan di lokasi penelitian,
Penilaian kinerja jaringan dilakukan pada b) Download aplikasi e-Paksi di web
setiap bagian bangunan. Sehingga setelah https://epaksi.sda.pu.go.id
menghitung tiap bagian bangunan irigasi c) Mulai melaksanakan inventarisasi aset
kemudian dijumlah untuk mendapatkan jumlah fisik jaringan irigasi (PAI) menggunakan
nilai indeks kondisi bangunan secara aplikasi e-Paksi,
keseluruhan. Selanjutnya menghitung bobt d) Setelah selesai melaksanakan kegiatan
tiap-tiap indeks bagian bangunan irigasi inventarisasi aset fisik jaringan irigasi
dengan rumus : (PAI), selanjutkan melakukan sinkronisasi
Bobot data PAI pada menu pengaturan di
( )
( ) android,
Selanjutnya setelah mengetahui bobot pada e) Selanjutnya surveyor melaporkan kepada
tiap bangunan irigasi kemudian menjumlahkan bagian pengelola web PAKSI di dinas
seluruhnya. Setelah mendapatkan nilai bobot terkait bahwa sudah dilaksanakan
kondisi bangunan, selanjutnya menghitung inventarisasi aset irigasi fisik (PAI) untuk
kondisi bangunan air dengan rumus : selanjutnya dilakukan editing, validasi dan
Kondisi Bangunan Air ( % ) verifikasi pada web PAKSI,
( ) f) Setelah dilakukan proses editing pada web
( ) PAKSI, surveyor melaksanakan penilaian
kinerja jaringan irigasi (IKSI), dan setelah
3. METODOLOGI selesai selanjutnya untuk sinkronisasi
data,
a. Lokasi Penelitian g) Setelah kegiatan penilaian kinerja jaringan
Lokasi penelitian evaluasi kinerja jaringan irigasi (IKSI) telah selesai dilakukan,
irigasi pada Daerah Irigasi Jegong, Desa Suren, selanjutnya pengelola melaksanakan
Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. kegiatan editing, validasi dan verifikasi
data pada web PAKSI untuk mendapatkan
b. Pengumpulan Data
nilai indeks 6 indikator dan
Dalam pengumpulan data dibagi menjadi rekomendasinya,
2 yaitu data secara primer dan pengumpulan h) Berikutnya melakukan perhitungan Angka
data secara sekunder. Pengumpulan data Kebutuhan Nyata Operasi Pemeliharaan
primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh (AKNOP).
secara langsung, sedangkan data sekunder yatu
data yang bersumber dari instansi pemerintah. d. Inventarisasi Aset Jaringan Irigasi
Data – data yang dibutuhkan untuk Inventarisasi aset jaringan irigasi wajib
mengevaluasi kinerja jaringan irigasi pada dilakukan sebagai langkah pertama untuk
Daerah Irigasi (DI) Jegong adalah : pemutakhiran data aset jaringan irigasi.
a) Data Sekunder Melalui aplikasi berbasis android e-Paksi
inventarisasi aset jaringan irigasi bisa sewaktu- Sumber Salak. Kedua sungai ini merupakan
waktu dilakukan pembaruan data. Karena data anak sungai dari sungai Mayang. Jadi sungai
aset jaringan irigasi yang sudah dilakukan Dampar dan sungai Sumber Salak masuk ke
inventarisasi menggunakan aplikasi e-Paksi dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Mayang.
secara otomatis tersimpan pada server pusat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Lokasi Penelitian
Rakyat Direktorat Sumber Daya Air. Daerah Irigasi
Jegong
Bobot
Pengar Nilai
a. Mercu Kondisi Nilai
uh Akhir
(%)
1. Mercu dan tubuh Baik 85 60 51
bendung
2. Bocoran Baik 85 10 8,5
riprap
Bobot
Nilai 2. Degradasi dasar Sedang 70 20 14
b. Sayap Kondisi Nilai Pengaruh
Akhir sungai
(%)
3. Bocoran/piping Baik 85 20 17
1. Tembok penahan Sedang 70 70 49
(abutment) kiri dan 4. Lapisan permukaan Baik 85 10 8,5
kanan,tembok
transmisi (kirmir),
dan sayap
2. Lapisan Baik 85 30 25,5
a. Lantai hulu, kolam dan lantai hilir / riprap
permukaan = 70 % x 50
Sumber : Hasil Perhitungan = 35,00 %
a. Tembok penahan (abutment) kiri dan b. Degradasi dasar sungai
kanan, tembok transmisi (kirmir), dan = 70 % x 20
sayap = 14,00 %
= 70 % x 70 c. Bocoran / piping
= 49 % = 85 % x 20
b. Lapisan permukaan = 17,00 %
= 85% x 30 d. Lapisan permukaan
= 25,5 % = 85 % x 10
Selanjutnya 2 kriteria penilaian kondisi = 8,50 %
untuk bagian sayap bendung di jumlahkan Selanjutnya 4 kriteria penilaian kondisi
sebagai berikut : untuk bagian lantai bendung di jumlahkan
= 49,00 % + 25,50 % sebagai berikut :
= 74,50 % ( 60 – 80% ) Kondisi sedang = 35,00 % + 14,00 % + 17,00 % + 8,50 %
Selanjutnya bobot penilaian kondisi sayap = 74,50 % ( 60 – 80% ) Kondisi sedang
bendung Jegong sebagai berikut : Selanjutnya bobot penilaian kondisi lantai
= bendung Jegong sebagai berikut :
= 0,45 % =
c. Lantai Bendung = 0,60 %
Kondisi lantai bendung bagian hulu
tidak terlihat karena tertutup air dan
sedimen. Kolam olak kondisinya baik
d. Tanggul Penutup Hulu Hilir Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
Secara keseluruhan kondisi tanggul pada jembatan di atas mercu bendung Jegong
penutup hulu hilir bendung baik. Hanya di atas sebagai berikut :
perlu dilakukan perbaikan pada bangunan Tabel 5. Kriteria Penilaian Jembatan (di atas
sayap sisi kiri hilir bendung agar tidak Mercu Bendung)
berpengaruh pada jebolnya tanggul
sebelah kiri dan membanjiri areal e. Jembatan (diatas
Kondisi Nilai
Bobot Nilai
mercu/pelayanan) Pengaruh(%) Akhir
pertanian.
Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi 1. Pelayanan dan Jelek 30 50 15
dimensi jembatan
pada tanggul penutup hulu hilir bendung 2. Stabilitas untuk Jelek 30 50 15
transportasi/pelaya
Jegong di atas sebagai berikut : nan
Tabel 4. Kriteria Penilaian Tanggul Penutup
Hulu Hilir Sumber : Hasil Perhitungan
a. Pelayanan dan dimensi jembatan
Bobot
d. Tanggul penutup
Kondisi Nilai Pengaruh
Nilai = 30 % x 50
hulu dan hilir Akhir
(%) = 15,00 %
1. Seepage, retakan Baik 85 40 34
melintang,
b. Stabilitas untuk transportasi / pelayanan
memanjang, dan = 30 % x 50
alur rembesan
2. Lereng/dinding Baik 85 30 25,5 = 15,00 %
tanggul luar Selanjutnya 2 kriteria penilaian kondisi
3. Puncak tanggul Baik 85 30 25,5
untuk bagian jembatan di atas mercu di
Sumber : Hasil Perhitungan jumlahkan sebagai berikut :
a. Seepage, retakan melintang, memanjang, = 15,00 % + 15,00 %
dan alur rembesan = 30,00 % (< 55% ) Kondisi jelek
= 85 % x 40 Selanjutnya bobot penilaian kondisi
= 34,00 % jembatan di atas mercu bendung Jegong
b. Lereng/ dinding tanggul luar sebagai berikut :
= 85 % x 30 =
= 25,50 %
= 0,06 %
c. Puncak tanggul
f. Papan Operasi
= 85 % x 30
Pada Bendung Jegong tidak terpasang
= 25,50 %
papan operasi. Papan operasi perlu
Selanjutnya 3 kriteria penilaian kondisi
dipasang untuk memudahkan mencatat
untuk bagian tanggul penutup hulu hilir di
debiet air baik yang ada di intake
jumlahkan sebagai berikut :
maupun di pintu penguras.
= 34,00 % + 25,50 % + 25,50 %
g. Mistar Ukur pada Bendung Jegong
= 85,00 % ( 80 – 90% ) Kondisi baik
Selanjutnya bobot penilaian kondisi Secara umum kondisi mistar ukur masih
tanggul penutup hulu hilir bendung Jegong dalam kondisi baik dan angkanya dapat
sebagai berikut : terbaca dengan cukup jelas. Posisi
pemasangan mistar ukur juga sudah
= sesuai.
= 0,68 % Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
e. Jembatan (di atas Mercu Bendung) pada mistar ukur bendung Jegong di atas
Pada Bendung Jegong tidak terdapat sebagai berikut :
jembatan di atas mercu bendung,
sehingga petugas operasional bendung
kesulitan untuk melaksanakan kegiatan
perawatan bagian bendung yang ada di
sisi seberang.
Tabel 6. Kriteria Penilaian Mistar Ukur Tabel 7. Kriteria Penilaian Pintu Pengambilan
Bobot
Nilai (Intake)
g. Mistar ukur Kondisi Nilai Pengaruh
Akhir
(%) a. Pintu Bobot
pengambilan Nilai
1. Pembacaan papan Baik 85 50 42,5 Kondisi Nilai Pengaruh
(Intake) Akhir
duga (%)
2. Pemasangan Baik 85 30 25,5 1. Pengoperasian Baik 85 80 68
papan duga pintu
3. Pembacaan debit Baik 85 20 17 2. Kondisi daun pintu Baik 85 20 17
aliran yang
melintas diatas
bendung Sumber : Hasil Perhitungan
Sumber : Hasil Perhitungan a. Pengoperasian pintu
a. Pembacaan papan duga = 85 % x 80
= 85 % x 50 = 68,00 %
= 42,50 % b. Kondisi daun pintu
b. Pemasangan papan duga = 85 % x 20
= 85 % x 30 = 17,00 %
= 25,50 % Selanjutnya 2 kriteria penilaian kondisi
c. Pembacaan debiet aliran yang melintas di untuk bagian pintu pengambilan di jumlahkan
atas bendung sebagai berikut :
= 85 % x 20 = 68,00 % + 17,00 %
= 17,00 % = 85,00 % (80% - 90% ) Kondisi Baik
Selanjutnya 3 kriteria penilaian kondisi Selanjutnya bobot penilaian kondisi pintu
untuk bagian mistar ukur di jumlahkan sebagai pengambilan bendung Jegong sebagai berikut :
berikut : =
= 42,50 % + 25,50 % + 17,00 % = 2,98 %
= 85,00 % ( 80 – 90% ) Kondisi baik b. Pintu Penguras Bendung Jegong
Selanjutnya bobot penilaian mistar ukur Pintu penguras dapat beroperasi dengan
bendung Jegong sebagai berikut : baik dan lancar.
= Kondisi daun pintu sedikit ada
= 0,17 % kebocoran dari balok kayu, stang pintu
h. Pagar Pengaman pada Bendung terpasang kondisinya baik tidak
Pada bendung Jegong tidak terdapat ditemukan kerusakan.
pagar pengaman. Alat angkat (morheis) sill, spooring baja
Di masa mendatang perlu untuk dalam keadaan baik dan dapat
dipasang sebagai tanda pengaman batas dioperasikan.
tanah negara. Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
2. Penilaian Kondisi Pintu-pintu Bendung pada bendung Jegong di atas sebagai berikut :
Jegong Tabel 8. Kriteria Penilaian Pintu Penguras
a. Pintu-pintu Bendung Jegong
Semua pintu dapat beroperasi dengan b. Pintu penguras
Kondisi Nilai
Bobot
Pengaruh
Nilai
bendung Akhir
baik dan lancar. (%)