Anda di halaman 1dari 11

Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Pada Daerah Irigasi

Jegong Desa Suren Kecamatan Ledokombo


Kabupaten Jember
Evaluation Of Irrigation Network Performance in Jegong Irrigation Area Desa Suren
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

Lukman Eko Prasetiyo1, Nanang Saiful Rizal2, Amri Gunasti3


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember
Email : lukmanpras50@gmail.com
2
Dosen Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember
Email : nanangsaifulrizal@unmuhjember.ac.id
3
Dosen Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember
Email : amrigunasti@unmuhjember.ac.id

Abstrak
Guna meningkatkan fungsi dan memperpanjang umur bendung dan jaringan yang telah terbangun,
dibutuhkan evaluasi kinerja daerah irigasi. Tujuannya agar bekerja secara optimal dalam pelayanan
kepada masyarakat dan sebagai pedoman bagi pengelola dalam melaksanakan manajemen
(pengelolaan) Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi. Tujuan penelitian mengetahui bagaimana
kondisi bangunan dan saluran, nilai indeks penilaian kinerja Daerah Irigasi, rekomendasi yang
sesuai dengan kondisi dan nilai indeks penilaian kinerja serta mengetahui b e r a p a b e s a r
biaya perbaikan, pemeliharaan dan operasional dengan menghitung Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Tempat penelitian jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) Jegong di Desa Suren,
Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Hasil penilaian kinerja (IKSI) 61,88% DI. Jegong
masuk kriteria penilaian 3 dengan nilai bobot 55 – 69 (kinerja kurang dan perlu perhatian). Kriteria
kondisi prasarana fisik nilai indeks penilaian kinerja gabungan masuk kategori kondisi sedang
(60% - 80%) artinya jaringan irigasi membutuhkan pemeliharaan berkala, hasil penilaian kinerja
jaringan irigasi didapatkan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) Rp.
629.415.000,00 biaya pemeliharaan jaringan irigasi Rp. 17.293.000,00.
Kata Kunci : Penilaian Kinerja Daerah Irigasi, IKSI, AKNOP, Sarana Dan Prasarana.

Abstract
In order to improve the function and extend the life of the weir and the network that has been built,
it is necessary to evaluate the performance of the irrigation area. The goal is to work optimally in
service to the community and as a guide for managers in carrying out the management
(management) of Operation and Maintenance of irrigation networks. The purpose of this research
is to find out how the condition of buildings and canals is, the value of the irrigation area
performance assessment index, recommendations that are in accordance with the conditions and
the value of the performance assessment index and to find out how much the repair, maintenance
and operational costs are by calculating the Budget Plan (RAB). The research site for irrigation
networks is the Jegong Irrigation Area (DI) in Suren Village, Ledokombo District, Jember
Regency. Performance appraisal results (IKSI) 61.88% DI. Jegong entered the assessment criteria
3 with a weight value of 55 – 69 (less performance and needs attention). The criteria for the
physical infrastructure condition, the combined performance assessment index value is in the
moderate condition category (60% - 80%) meaning that the irrigation network requires periodic
maintenance, the results of the irrigation network performance assessment show that the real
operation and maintenance requirement (AKNOP) is Rp. 629,415,000.00 the cost of maintaining
the irrigation network is Rp. 17,293,000.00.
Keywords: Irrigation Area Performance Assessment, IKSI, AKNOP, Facilities and Infrastructure.
Irigasi Jegong Kabupaten Jember dengan
1. PENDAHULUAN cara melakukan tracking (penelusuran)
a. Latar Belakang jaringan irigasi untuk penilaian kinerja
sistem irigasi menggunakan aplikasi berbasis
Suatu Daerah Irigasi (DI) yang android e-Paksi ?
berkelanjutan harus memiliki suatu sistem 3. Apa rekomendasi yang diberikan sesuai
jaringan irigasi yang memadai. Sehingga perlu dengan kondisi dan nilai indeks penilaian
adanya suatu penilaian terhadap kinerja suatu kinerja Daerah Irigasi Jegong Kabupaten
Daerah Irigasi (DI), agar fasilitas sarana dan Jember ?
prasarana yang dimiliki suatu daerah irigasi 4. Berapa rencana anggaran biaya
(DI) dapat diinvertarisasi kondisi serta per bai kan, operasi dan
kemampuan operasinya. Sehingga distribusi air pemeli har aan Daerah Irigasi Jegong
irigasi dalam rangka melayani kebutuhan Kabupaten Jember setiap tahunnya ?
petani akan air irigasi dapat terpenuhi dengan
maksimal. c. Batasan Masalah
Tidak terpenuhinya air irigasi pada suatu 1. Objek penelitian adalah Daerah Irigasi
musim tanam, memiliki penyebab yang Jegong, Desa Suren, Kecamatan
berbeda-beda. Faktor penyebab tidak Ledokombo, Kabupaten Jember mulai
terpenuhinya kebutuhan irigasi dalam hal ini dari bangunan bendung Jegong sampai
adalah dikarenakan faktor kehilangan air yang dengan bangunan sadap B.J. 9 (sesuai
disebabkan oleh kurang memadainya kondisi kewenangan Pemerintah Kabupaten
jaringan irigasi yang ada. Sehingga Jember).
menyebabkan banyaknya kehilangan air 2. Studi ini hanya menganalisa berapa
selama proses distribusi air irigasi pada nilai i n d e k s p e n i l a i a n kinerja
jaringan irigasi. Bendung Irigasi Jegong, Desa Suren,
Penyediaan air irigasi dan produktifitas Kecamatan Ledokombo, Kabupaten
hasil pertanian memiliki hubungan yang sangat Jember.
erat. Produktifitas padi akan baik apabila 3. Studi ini tidak menganalisa aset non fisik
pemenuhan air irigasi untuk tanaman padi pada DI. Jegong.
tercukupi. Oleh karena itu, sarana dan 4. Studi ini tidak menganalisa ekonomi,
prasarana irigasi untuk pertanian perlu dijaga tidak melakukan perhitungan analisa
agar distribusi air irigasi bisa konsisten dalam hidrologi, dan analisa daya dukung tanah.
memenuhi kebutuhan tanaman.
d. Maksud dan tujuan
Guna meningkatkan fungsi dan
memperpanjang umur bendung dan jaringan Adapun maksud dan tujuan penulisan
yang telah terbangun, maka dibutuhkan Tugas Akhir ini adalah:
evaluasi kinerja Daerah Irigasi Jegong 1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi
Kabupaten Jember yang berada di wilayah bangunan dan saluran pada daerah irigasi
Desa Suren Kecamatan Ledokombo, agar dapat Jegong Kabupaten Jember.
bekerja secara optimal dalam pelayanan kepada 2. Untuk mengetahui nilai indeks penilaian
masyarakat dan sebagai pedoman bagi kinerja Daerah Irigasi Jegong, Desa
pengelola dalam melaksanakan manajemen Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten
(pengelolaan) Operasi dan Pemeliharaan Jember.
jaringan irigasi. 3. Untuk mengetahui rekomendasi apa yang
akan diberikan sesuai dengan kondisi dan
b. Rumusan Masalah nilai indeks penilaian kinerja pada daerah
1. Bagaimana kondisi bangunan serta saluran irigasi Jegong Kabupaten Jember.
sekunder pada Daerah Irigasi Jegong 4. Untuk mengetahui b e r a p a b e s a r
Kabupaten Jember? biaya perbaikan, pemeliharaan dan
2. Berapa nilai indeks penilaian kinerja Daerah operasional pada Daerah Irigasi
Jegong, Desa Suren, Kecamatan 2. Nilai bobot 70 – 79 kinerja baik,
Ledokombo, Kabupaten Jember dengan 3. Nilai bobot 55 – 69 kinerja kurang dan
menghitung Rencana Anggaran Biaya perlu perhatian,
(RAB). 4. Nilai bobot < 55 kinerja jelek dan perlu
perhatian.
2. TINJAUAN PUSTAKA 5. Maksimal 100, Minimal 55 dan Optimum 77,5
a. Sistem Irigasi Sumber: Permen PUPR No.12/PRT/M/2015
lampiran1
Sistem irigasi bergantung pada teknik
pengambilan air irigasi, pola operasi dan d. Urgensi Upaya Penanganan
pengelola sistem irigasi ( Nanang Saiful Rizal, Menurut Anonim, 2019, keputusan
2014). Berdasarkan status jaringan irigasi, mengenai urgensi tersebut ditentukan atas
sistem irigasi dibedakan menjadi 3, antara lain pertimbangan obyektif petugas survei
: (KPUPR, 2017) inventarisasi bersama dengan unsur P3A.
1. Irigasi Pemerintah : adalah jaringan irigasi Adapun pertimbangan obyektif dimaksud
yang dibangun dan dikelola oleh antara lain berupa ketahanan aset bertahan
pemerintah, baik pemerintah pusat atau pada kondisi sekarang (saat inventarisasi),
pemerintah daerah. pengaruh penundaan usulan pekerjaan pada
2. Irigasi Desa : adalah jaringan irigasi yang produksi padi, dan kemampuan keuangan guna
dibangun dan dikelola oleh masyarakat membiayai usulan pekerjaan. Di sisi lain
desa. pertimbangan terhadap area terdampak akibat
3. Irigasi Swasta : adalah jaringan irigasi yang kondisi bangunan juga dijadikan pertimbangan
dibangun dan dikelola oleh swasta atau tambahan, dan terkait dengan pertimbangan ini
perseorangan untuk keperluannya sendiri, detailnya dapat dilihat dalam rumus di bawah
misalnya jika swasta membuka usaha ini. Oleh karena itu, jenis penanganan dan
perkebunan maka dapat membangun dan prioritas perbaikan perlu dibuat berdasarkan
mengelola jaringan irigasi untuk atas data :
keperluannya sendiri. 1.
Luas Daerah Irigasi (Adi);
b. Pengelolaan Aset Irigasi 2. Luas layanan terpengaruh kerusakan aset
(Aas);
Menurut Peraturan Menteri PUPR 3. Kondisi fisik jaringan irigasi; dan
Nomor 23/PRT/M/2015 Tentang Pengelolaan 4. Fungsi fisik jaringan irigasi.
Aset Irigasi, pengelolaan aset irigasi adalah
proses manajemen yang terstruktur untuk P = (K X 0,35 + F1,5 X 0,65) X ( )-0,5
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan Dimana :
sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan P = Prioritas
yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi K = Skor kondisi (lihat bagian rekomendasi
pemakai air irigasi dan pengguna jaringan penanganan)
irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset F = Skor fungsi (lihat bagian rekomendasi
irigasi seefisien mungkin. penanganan)
Adi =Luas layanan terpengaruh kerusakan aset
c. Pemilihan Tingkat Pelayanan Aset
Irigasi Aas = Luas daerah irigasi
Tingkat pelayanan irigasi merupakan e. Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
elemen penting dalam PAI, karena investasi Indikator penilaian kinerja jaringan irigasi
yang dilakukan dalam PAI harus dikaitkan untuk indikator prasarana fisik terdiri dari :
dengan tingkat pelayanan irigasi dimaksud. 1. Prasarana Fisik
Adapun yang diukur dalam tingkat pelayanan 2. Produktifitas tanaman
irigasi adalah kinerja sistem irigasi. Kriteria 3.Ketersediaan dan kemanfaatan sarana
penilaian kinerja sistem irigasi utama : penunjang
1. Nilai bobot 80 – 100 kinerja sangat baik, 4. Organisasi personalia
5. Dokumentasi 1. Peta Skema Eksploitasi dan Peta
6. P3A Skema Konstruksi
Pada penelitian ini fokus pada indikator 2. Data Debit Saluran
prasarana fisik. Penilaian kinerja sistem irigasi 3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
dipengaruhi oleh kondisi rata-rata dan bobot b) Data Primer
penilaian. 1. Inventarisasi Bangunan Utama
Rumus perhitungan kondisi bangunan irigasi : 2. Inventarisasi Bangunan Pelengkap
= Rata-rata kondisi x Bobot Penilaian Inventarisasi Saluran Pembawa
Dimana :
- Rata-rata kondisi didapat dari pengamatan c. Tahapan Alur Penelitian
langsung petugas survey di lapangan. a) Siapkan peta skema eksploitasi dan
- Bobot penilaian ditetapkan sesuai dengan konstruksi sebagai acuan terjun
pengaruh dari indikator penilaian kinerja. peninjauan di lokasi penelitian,
Penilaian kinerja jaringan dilakukan pada b) Download aplikasi e-Paksi di web
setiap bagian bangunan. Sehingga setelah https://epaksi.sda.pu.go.id
menghitung tiap bagian bangunan irigasi c) Mulai melaksanakan inventarisasi aset
kemudian dijumlah untuk mendapatkan jumlah fisik jaringan irigasi (PAI) menggunakan
nilai indeks kondisi bangunan secara aplikasi e-Paksi,
keseluruhan. Selanjutnya menghitung bobt d) Setelah selesai melaksanakan kegiatan
tiap-tiap indeks bagian bangunan irigasi inventarisasi aset fisik jaringan irigasi
dengan rumus : (PAI), selanjutkan melakukan sinkronisasi
Bobot data PAI pada menu pengaturan di
( )
( ) android,
Selanjutnya setelah mengetahui bobot pada e) Selanjutnya surveyor melaporkan kepada
tiap bangunan irigasi kemudian menjumlahkan bagian pengelola web PAKSI di dinas
seluruhnya. Setelah mendapatkan nilai bobot terkait bahwa sudah dilaksanakan
kondisi bangunan, selanjutnya menghitung inventarisasi aset irigasi fisik (PAI) untuk
kondisi bangunan air dengan rumus : selanjutnya dilakukan editing, validasi dan
Kondisi Bangunan Air ( % ) verifikasi pada web PAKSI,
( ) f) Setelah dilakukan proses editing pada web
( ) PAKSI, surveyor melaksanakan penilaian
kinerja jaringan irigasi (IKSI), dan setelah
3. METODOLOGI selesai selanjutnya untuk sinkronisasi
data,
a. Lokasi Penelitian g) Setelah kegiatan penilaian kinerja jaringan
Lokasi penelitian evaluasi kinerja jaringan irigasi (IKSI) telah selesai dilakukan,
irigasi pada Daerah Irigasi Jegong, Desa Suren, selanjutnya pengelola melaksanakan
Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. kegiatan editing, validasi dan verifikasi
data pada web PAKSI untuk mendapatkan
b. Pengumpulan Data
nilai indeks 6 indikator dan
Dalam pengumpulan data dibagi menjadi rekomendasinya,
2 yaitu data secara primer dan pengumpulan h) Berikutnya melakukan perhitungan Angka
data secara sekunder. Pengumpulan data Kebutuhan Nyata Operasi Pemeliharaan
primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh (AKNOP).
secara langsung, sedangkan data sekunder yatu
data yang bersumber dari instansi pemerintah. d. Inventarisasi Aset Jaringan Irigasi
Data – data yang dibutuhkan untuk Inventarisasi aset jaringan irigasi wajib
mengevaluasi kinerja jaringan irigasi pada dilakukan sebagai langkah pertama untuk
Daerah Irigasi (DI) Jegong adalah : pemutakhiran data aset jaringan irigasi.
a) Data Sekunder Melalui aplikasi berbasis android e-Paksi
inventarisasi aset jaringan irigasi bisa sewaktu- Sumber Salak. Kedua sungai ini merupakan
waktu dilakukan pembaruan data. Karena data anak sungai dari sungai Mayang. Jadi sungai
aset jaringan irigasi yang sudah dilakukan Dampar dan sungai Sumber Salak masuk ke
inventarisasi menggunakan aplikasi e-Paksi dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Mayang.
secara otomatis tersimpan pada server pusat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Lokasi Penelitian
Rakyat Direktorat Sumber Daya Air. Daerah Irigasi
Jegong

e. Penilaian Kinerja Sistem Irigasi


Penilaian kinerja sistem irigasi meliputi
penilaian fisik dan penilaian non fisik.
Penilaian fisik meliputi aspek prasarana fisik
dilakukan pada bangunan utama, bangunan
pelengkap, dan saluran yang ada pada suatu
jaringan irigasi. Sedangkan untuk penilaian
non fisik meliputi aspek prasarana penunjang, Sumber :Hasil Penelusuran,2020
aspek produktifitas tanam, aspek organisasi Gambar 1. Lokasi Penelitian
personalia, aspek dokumentasi, dan aspek Hasil penelusuran yang sudah dilakukan di
Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A). sepanjang daerah irigasi Jegong, Desa Suren,
Tetapi, pada penelitian ini fokus pada penilaian Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember
fisik jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan didapatkan hasil bahwa daerah irigasi Jegong
utama dan saluran pembawa. pada bangunan utamanya mulai dari pintu
Bobot penilaian kinerja per indikator : pengambilan sampai dengan bangunan Jegong
1. Aspek kondisi prasarana fisik 45 % 9 atau bangunan sadap terakhir memiliki
2. Aspek sarana penunjang 10 % panjang 3.127 meter dan merupakan jaringan
3. Aspek produktifitas tanam 15 % irigasi teknis.
4. Aspek organisasi personalia 15 %
5. Aspek dokumentasi 5% b. Pengelolaan Aset Irigasi (PAI).
6. Aspek kondisi P3A 10 % Langkah pertama dalam melaksanakan
Dalam menentukan bobot penilaian kinerja kegiatan pengelolaan aset irigasi ini adalah
sistem irigasi utama dengan dengan melaksanakan kegiatan penelusuran
mempertimbangkan keterkaitan beberapa aset irigasi. Berdasarkan hasil penelusuran aset
komponen/indikator dalam pengelolaan sistem irigasi dari pengambilan data tahun 2019
irigasi utama dengan bobot maksimum sebagai daerah irigasi Jegong memiliki aset bangunan,
berikut : diantaranya : 1 bendung tetap, 1 kantong
1. Prasana Fisik : 45 % lumpur, 9 bangunan sadap, 4 bangunan
Terdiri dari : terjunan, 2 jembatan, 15 tangga cuci, dan 1
a. Bangunan utama : 13 % tempat mandi hewan. Sedangkan untuk aset
b. Saluran pembawa : 10 % saluran daerah irigasi jegong memiliki 9 ruas
c. Bangunan pada saluran pembawa : 9 % saluran mulai dari bangunan pengambilan
d. Saluran pembuang dan bangunannya sampai dengan bangunan sadap terakhir
: 4% dengan panjang 3,127 kilometer.
e. Jalan masuk / inspeksi : 4%
7. f. Kantor, perumahan, dan gudang : 5%
4. ANALISA dan PEMBAHASAN
a. Data Umum
Bendung Jegong air irigasi utamanya
berasal dari 2 (dua) sungai dari kaki Gunung
Raung, yaitu sungai Dampar dan sungai
Tabel 1. Kriteria Penilaian Mercu Bendung

Bobot
Pengar Nilai
a. Mercu Kondisi Nilai
uh Akhir
(%)
1. Mercu dan tubuh Baik 85 60 51
bendung
2. Bocoran Baik 85 10 8,5

3. Lapisan permukaan Sedang 70 10 7

Sumber : Hasil Penelusuran,2020 4. Pilar pada pintu Baik 85 20 17


penguras
Gambar 2. Peta Hasil Inventarisasi
Sumber : Hasil Perhitungan
menggunakan aplikasi e-Paksi
Peta di atas menampilkan aset bangunan
fisik mulai dari bendung, bangunan pengatur, a. Mercu dan tubuh bendung
bangunan pelengkap ditandai dengan pin = 85,00 x 60%
warna merah. Sedangkan untuk saluran = 51,00%
pembawa sekunder dan tersier Jegong ditandai b. Bocoran
dengan garis berwarna biru. Sedangkan = 85,00 x 10%
polygon arsir warna hijau muda ditandai = 8,50 %
sebagai petak baku sawah. c. Lapisan Permukaan
= 70,00 x 10%
c. Analisa Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
= 7,00 %
(IKSI)
d. Pilar pada pintu penguras
Penilaian kondisi bangunan irigasi = 85,00 x 20%
berdasarkan dari hasil pengamatan langsung = 17,00 %
petugas survey pada waktu di lokasi penelitian. Selanjutnya 4 kriteria penilaian kondisi
Hasil pengamatan langsung dilaporkan melalui untuk bagian mercu bendung di jumlahkan
aplikasi e-Paksi berbasis android di handphone sebagai berikut :
petugas survey. ∑
1. Penilaian Kondisi Bendung = 51,00 % + 8,50 % + 7,00 % + 17,00 %
Penilaian kondisi bendung terdiri dari : = 83,50 % ( 80 – 90% ) Kondisi baik
a. Mercu Bendung Selanjutnya bobot penilaian kondisi mercu
 Konstruksi bangunan sipil pada mercu bendung Jegong sebagai berikut :
Bendung Jegong masih dalam keadaan
( )
utuh dan dalam keadaan baik. Adapun ( )
kondisi eksisting tidak ditemukan =
kerusakan yang berarti pada bangunan
= 0,67 %
sipil mercu, hanya kurang dari 20%
b. Sayap Bendung
bagian permukaan mercu bendung
 Konstruksi bangunan sipil pada sayap
yang mengelupas.
Bendung Jegong pada sisi kanan pada
 Pilar pada pintu penguras kondisinya
waktu penilaian terlihat baik dan
terdapat retakan kurang dari 20%.
dalam keadaan utuh. Hanya perlu
Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
untuk membersihkan sedimentasi
pada mercu bendung Jegong di atas sebagai
yang semakin meninggi sehingga
berikut :
mengurangi dimensi penampang
basah Sungai Dampar.
 Sedangkan pada konstruksi sayap
Bendung Jegong pada sisi kiri pada
waktu penilaian terlihat rusak parah.
Kerusakan mulai diketahui pada
penilaian kinerja pada tahun 2019 dan kerusakan bangunan kurang dari
yang mulai menggerus bagian bawah 20%. Kondisi bocoran pada lantai
bangunan konstruksi sayap Bendung bendung baik.
Jegong. Dan pada penilaian kinerja  Kondisi dasar sungai pada bagian
tahun 2020 kerusakan konstruksi hulu bendung terdapat sedimentasi
bangunan sayap Bendung Jegong yang cukup banyak. Sedangkan pada
semakin parah yang disebabkan oleh bagian hilir tidak ada perubahan
banjir ketika musim hujan. Jadi dasar sungai.
penilaian kinerja secara keseluruhan  Lapisan permukaan lantai bendung
untuk konstruksi bangunan pada bagian hulu tidak terlihat akibat
sayap Bendung Jegong masuk dalam sedimentasi, dan bagian hilirnya juga
kriteria sedang. dalam kondisi baik.
 Pada bendung Jegong tidak terdapat Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
jembatan di atas mercu, papan lantai bendung Jegong di atas sebagai berikut :
operasi, dan pagar pengaman Tabel 3. Kriteria Penilaian Lantai Bendung
bendung. Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
Bobot
pada sayap bendung Jegong di atas sebagai c. Lantai Bendung Kondisi Nilai Pengaruh
Nilai
Akhir
berikut : (%)
Tabel 2. Kriteria Penilaian Sayap Bendung 1. Lantai hulu, kolam
olak dan lantai hilir /
Sedang 70 50 35

riprap
Bobot
Nilai 2. Degradasi dasar Sedang 70 20 14
b. Sayap Kondisi Nilai Pengaruh
Akhir sungai
(%)
3. Bocoran/piping Baik 85 20 17
1. Tembok penahan Sedang 70 70 49
(abutment) kiri dan 4. Lapisan permukaan Baik 85 10 8,5
kanan,tembok
transmisi (kirmir),
dan sayap
2. Lapisan Baik 85 30 25,5
a. Lantai hulu, kolam dan lantai hilir / riprap
permukaan = 70 % x 50
Sumber : Hasil Perhitungan = 35,00 %
a. Tembok penahan (abutment) kiri dan b. Degradasi dasar sungai
kanan, tembok transmisi (kirmir), dan = 70 % x 20
sayap = 14,00 %
= 70 % x 70 c. Bocoran / piping
= 49 % = 85 % x 20
b. Lapisan permukaan = 17,00 %
= 85% x 30 d. Lapisan permukaan
= 25,5 % = 85 % x 10
Selanjutnya 2 kriteria penilaian kondisi = 8,50 %
untuk bagian sayap bendung di jumlahkan Selanjutnya 4 kriteria penilaian kondisi
sebagai berikut : untuk bagian lantai bendung di jumlahkan
= 49,00 % + 25,50 % sebagai berikut :
= 74,50 % ( 60 – 80% ) Kondisi sedang = 35,00 % + 14,00 % + 17,00 % + 8,50 %
Selanjutnya bobot penilaian kondisi sayap = 74,50 % ( 60 – 80% ) Kondisi sedang
bendung Jegong sebagai berikut : Selanjutnya bobot penilaian kondisi lantai
= bendung Jegong sebagai berikut :
= 0,45 % =
c. Lantai Bendung = 0,60 %
 Kondisi lantai bendung bagian hulu
tidak terlihat karena tertutup air dan
sedimen. Kolam olak kondisinya baik
d. Tanggul Penutup Hulu Hilir Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
 Secara keseluruhan kondisi tanggul pada jembatan di atas mercu bendung Jegong
penutup hulu hilir bendung baik. Hanya di atas sebagai berikut :
perlu dilakukan perbaikan pada bangunan Tabel 5. Kriteria Penilaian Jembatan (di atas
sayap sisi kiri hilir bendung agar tidak Mercu Bendung)
berpengaruh pada jebolnya tanggul
sebelah kiri dan membanjiri areal e. Jembatan (diatas
Kondisi Nilai
Bobot Nilai
mercu/pelayanan) Pengaruh(%) Akhir
pertanian.
Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi 1. Pelayanan dan Jelek 30 50 15
dimensi jembatan
pada tanggul penutup hulu hilir bendung 2. Stabilitas untuk Jelek 30 50 15
transportasi/pelaya
Jegong di atas sebagai berikut : nan
Tabel 4. Kriteria Penilaian Tanggul Penutup
Hulu Hilir Sumber : Hasil Perhitungan
a. Pelayanan dan dimensi jembatan
Bobot
d. Tanggul penutup
Kondisi Nilai Pengaruh
Nilai = 30 % x 50
hulu dan hilir Akhir
(%) = 15,00 %
1. Seepage, retakan Baik 85 40 34
melintang,
b. Stabilitas untuk transportasi / pelayanan
memanjang, dan = 30 % x 50
alur rembesan
2. Lereng/dinding Baik 85 30 25,5 = 15,00 %
tanggul luar Selanjutnya 2 kriteria penilaian kondisi
3. Puncak tanggul Baik 85 30 25,5
untuk bagian jembatan di atas mercu di
Sumber : Hasil Perhitungan jumlahkan sebagai berikut :
a. Seepage, retakan melintang, memanjang, = 15,00 % + 15,00 %
dan alur rembesan = 30,00 % (< 55% ) Kondisi jelek
= 85 % x 40 Selanjutnya bobot penilaian kondisi
= 34,00 % jembatan di atas mercu bendung Jegong
b. Lereng/ dinding tanggul luar sebagai berikut :
= 85 % x 30 =
= 25,50 %
= 0,06 %
c. Puncak tanggul
f. Papan Operasi
= 85 % x 30
 Pada Bendung Jegong tidak terpasang
= 25,50 %
papan operasi. Papan operasi perlu
Selanjutnya 3 kriteria penilaian kondisi
dipasang untuk memudahkan mencatat
untuk bagian tanggul penutup hulu hilir di
debiet air baik yang ada di intake
jumlahkan sebagai berikut :
maupun di pintu penguras.
= 34,00 % + 25,50 % + 25,50 %
g. Mistar Ukur pada Bendung Jegong
= 85,00 % ( 80 – 90% ) Kondisi baik
Selanjutnya bobot penilaian kondisi  Secara umum kondisi mistar ukur masih
tanggul penutup hulu hilir bendung Jegong dalam kondisi baik dan angkanya dapat
sebagai berikut : terbaca dengan cukup jelas. Posisi
pemasangan mistar ukur juga sudah
= sesuai.
= 0,68 % Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
e. Jembatan (di atas Mercu Bendung) pada mistar ukur bendung Jegong di atas
 Pada Bendung Jegong tidak terdapat sebagai berikut :
jembatan di atas mercu bendung,
sehingga petugas operasional bendung
kesulitan untuk melaksanakan kegiatan
perawatan bagian bendung yang ada di
sisi seberang.
Tabel 6. Kriteria Penilaian Mistar Ukur Tabel 7. Kriteria Penilaian Pintu Pengambilan
Bobot
Nilai (Intake)
g. Mistar ukur Kondisi Nilai Pengaruh
Akhir
(%) a. Pintu Bobot
pengambilan Nilai
1. Pembacaan papan Baik 85 50 42,5 Kondisi Nilai Pengaruh
(Intake) Akhir
duga (%)
2. Pemasangan Baik 85 30 25,5 1. Pengoperasian Baik 85 80 68
papan duga pintu
3. Pembacaan debit Baik 85 20 17 2. Kondisi daun pintu Baik 85 20 17
aliran yang
melintas diatas
bendung Sumber : Hasil Perhitungan
Sumber : Hasil Perhitungan a. Pengoperasian pintu
a. Pembacaan papan duga = 85 % x 80
= 85 % x 50 = 68,00 %
= 42,50 % b. Kondisi daun pintu
b. Pemasangan papan duga = 85 % x 20
= 85 % x 30 = 17,00 %
= 25,50 % Selanjutnya 2 kriteria penilaian kondisi
c. Pembacaan debiet aliran yang melintas di untuk bagian pintu pengambilan di jumlahkan
atas bendung sebagai berikut :
= 85 % x 20 = 68,00 % + 17,00 %
= 17,00 % = 85,00 % (80% - 90% ) Kondisi Baik
Selanjutnya 3 kriteria penilaian kondisi Selanjutnya bobot penilaian kondisi pintu
untuk bagian mistar ukur di jumlahkan sebagai pengambilan bendung Jegong sebagai berikut :
berikut : =
= 42,50 % + 25,50 % + 17,00 % = 2,98 %
= 85,00 % ( 80 – 90% ) Kondisi baik b. Pintu Penguras Bendung Jegong
Selanjutnya bobot penilaian mistar ukur  Pintu penguras dapat beroperasi dengan
bendung Jegong sebagai berikut : baik dan lancar.
=  Kondisi daun pintu sedikit ada
= 0,17 % kebocoran dari balok kayu, stang pintu
h. Pagar Pengaman pada Bendung terpasang kondisinya baik tidak
 Pada bendung Jegong tidak terdapat ditemukan kerusakan.
pagar pengaman.  Alat angkat (morheis) sill, spooring baja
 Di masa mendatang perlu untuk dalam keadaan baik dan dapat
dipasang sebagai tanda pengaman batas dioperasikan.
tanah negara. Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
2. Penilaian Kondisi Pintu-pintu Bendung pada bendung Jegong di atas sebagai berikut :
Jegong Tabel 8. Kriteria Penilaian Pintu Penguras
a. Pintu-pintu Bendung Jegong
 Semua pintu dapat beroperasi dengan b. Pintu penguras
Kondisi Nilai
Bobot
Pengaruh
Nilai
bendung Akhir
baik dan lancar. (%)

 Kondisi daun pintu, stang pintu 1. Pengoperasian


pintu
Baik 85 80 68

terpasang kondisinya baik tidak 2. Kondisi daun Baik 85 20 17


pintu
ditemukan kerusakan dan kebocoran.
 Alat angkat (morheis) sill, spooring baja Sumber : Hasil Perhitungan
dalam keadaan baik dan dapat a. Pengoperasian pintu
dioperasikan. = 85 % x 80
= 68,00 %
 Rumah pelindung pintu kondisi sedang,
b. Kondisi daun pintu
dan perlu dirawat agar tidak rusak
= 85 % x 20
Perhitungan berdasarkan penilaian kondisi
= 17,00 %
pada bendung Jegong di atas sebagai berikut :
Selanjutnya 2 kriteria penilaian kondisi Ribu Rupiah). Dari perhitungan kebutuhan
untuk bagian pintu penguras di jumlahkan bahan dan peralatan didapat biaya
sebagai berikut : pemeliharaan jaringan irigasi selama setahun
= 68,00 % + 17,00 % sebesar Rp. 17.293.000,00 (Tujuh Belas Juta
= 85,00 % (80% - 90% ) Kondisi baik Dua Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Rupiah).
Selanjutnya bobot penilaian kondisi pintu
penguras bendung Jegong sebagai berikut : 5. KESIMPULAN DAN SARAN
= a. Kesimpulan
= 2,98 % Dari hasil evaluasi penilaian kinerja
 Selanjutnya menjumlahkan nilai bobot jaringan irigasi pada daerah irigasi Jegong di
penilaian tiap kondisi bagian-bagian Desa Suren, Kecamatan Ledokombo,
bendung, sebagai berikut : Kabupaten Jember dapat disimpulkan sebagai
= Bobot Penilaian Mercu Bendung + berikut :
Bobot Penilaian Sayap Bendung + Bobot 1. Berdasarkan hasil penilaian kinerja (IKSI)
Penilaian Lantai Bendung + Bobot gabungan dari 6 indikator mendapatkan
Penilaian Tanggul Penutup Hulu Hilir nilai indeks kinerja gabungan sebesar
Bendung + Bobot Penilaian Jembatan di 61,88%.
atas Mercu + Bobot Penilaian Papan 2. Dari hasil penilaian kinerja (IKSI)
Operasi + Bobot Penilaian Mistar Ukur + gabungan 6 indikator daerah irigasi Jegong
Bobot Penilaian Pagar Pengaman + Bobot menurut Permen PUPR
Penilaian Pintu Pengambilan (Intake) + No.12/PRT/M/2015 nilai indeks gabungan
Bobot Penilaian Pintu Penguras untuk DI. Jegong masuk kriteria penilaian
= 0,67% + 0,45% + 0,60% + 0,68% + 3 dengan nilai bobot 55 – 69 (kinerja
0,06% + 0% + 0,17% + 0% + 2,98% + kurang dan perlu perhatian). Menurut
2,98% kriteria kondisi prasarana fisik nilai indeks
= 8,59% penilaian kinerja gabungan masuk dalam
 Nilai Kondisi Final Bangunan Bendung kategori kondisi sedang (60% - 80%) yang
Jegong artinya jaringan irigasi pada daerah irigasi
x 100% Jegong membutuhkan pemeliharaan
berkala yang bersifat perbaikan.
3. Berdasarkan hasil penilaian kinerja
jaringan irigasi pada daerah irigasi Jegong,
= 66,08% ( 60 – 80% ) Kondisi sedang didapatkan angka kebutuhan nyata operasi
Jadi, nilai kondisi final pada bagian dan pemeliharaan (AKNOP) untuk
Bendung Tetap Jegong adalah 66,08% dan rencana anggaran biaya perbaikan pada
masuk dalam kategori sedang. jaringan irigasi Jegong sebesar Rp.
Selanjutnya, berikut rekapitulasi penilaian 629.415.000,00 (Enam Ratus Dua Puluh
kondisi bangunan aset irigasi Daerah Irigasi Sembilan Juta Empat Ratus Limas Belas
Jegong. Ribu Rupiah). Sedangkan biaya
Dari hasil pengambilan data primer pada pemeliharaan jaringan irigasi berupa
lokasi penelitian jaringan irigasi pada daerah pemeliharaan rutin pintu-pintu air selama
irigasi Jegong terdapat 27 titik kerusakan setahun sebesar Rp 17.293.000,00 (Tujuh
bangunan. Titik kerusakan bangunan terdapat Belas Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Tiga
pada bangunan sayap bendung, saluran Ribu Rupiah).
sekunder, dan saluran tersier. Dari hasil
perhitungan volume kerusakan bangunan, b. Saran
didapatkan hasil perhitungan rencana anggaran Untuk penelitian selanjutnya dalam
biaya perbaikan pada jaringan irigasi Jegong penilaian kinerja jaringan irigasi Jegong perlu
sebesar Rp. 629.415.000,00 (Enam Ratus Dua untuk meneliti lebih mendalam dalam hal
Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Limas Belas keterkaitan hubungan ketersediaan air dan
pemenuhan air irigasi untuk daerah layanan. Rahman, A. (2018). Evaluasi Kinerja Bendung
Sehingga memerlukan data debit air beberapa Irigasi Cipta Graha Kabupaten Kutai
tahun terakhir, data hujan dan data tanaman. Timur. Kurva S Jurnal Mahasiswa,
Sebagai upaya mempertahankan stabilitas debit 1(1), 823-840.
air di masa yang akan datang, perlu untuk Wulansari, A. C., Nugroho, H., & Sriyana, S.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan (2018). Analisis Kinerja Dan
Sumber Daya Air Kabupaten Jember bekerja Peningkatan Fungsi Bendung Guntur
sama dengan pihak terkait dan masyarakat Kabupaten Demak Jawa Tengah.
untuk menjaga sumber mata air yang ada di Jurnal Karya Teknik Sipil, 7(2), 54-66.
daerah hulu agar tetap lestari. Nurrochmad, F. (2007). Analisis kinerja
jaringan irigasi. agriTECH, 27(4).
6. DAFTAR PUSTAKA Fachrie, S. M., Samsuar, S., & Achmad, M.
(2019). Penilaian Kinerja Sistem
Soemarto. C.D.Hidrologi TeknikEdisi Ke – 2 Irigasi Utama Daerah Irigasi
Saiful Rizal, Nanang, 2014, Aplikasi Bantimurung Kabupaten Maros. Jurnal
Perencanaan Sintem Irigasi Dan Agritechno, 66-77
Bangunan Air, Jember : LPPM
Universitas Muhammadiyah Jember.
Soeprapto, 2008. Hand Out Rekayasa
Hidrologi TS. 328, Jember : Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Moch. Sroedji Jember.
Peraturan Menteri PUPR No. 12 Tahun 2015
Tentang Eksploitasi dan Pemelihaaan
Jaringan Irigasi.
Peraturan Menteri PUPR No. 23 Tahun 2015
Tentang Pengeloaan Aset Irigasi.
Kementerian PUPR Dirjen SDA Dir Bina OP,
2019. Buku ke-12 Petunjuk Teknis
Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi (PAKSI). Modul Elektronik
Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi (ePAKSI) Panduan Android.
Kementerian PUPR Dirjen SDA Dir Bina OP,
2019. Buku ke-4 Petunjuk Teknis
Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi (PAKSI). Modul Pengelolaan
Aset Irigasi (PAI) Survei Penelusuran
Jaringan Irigasi.
Kementerian PUPR Dirjen SDA Dir Bina OP,
2019. Buku ke-6 Petunjuk Teknis
Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi (PAKSI). Modul Indeks Kinerja
Sistem Irigasi (IKSI) Bangunan
Utama.
Wahyu, T. I. (2021). Evaluasi Sistem Penilaian
dan Pembobotan Kinerja Jaringan
Irigasi;(Studi Kasus: Saluran Irigasi
Primer Bisok Bokah) (Doctoral
Dissertation, Universitas Mataram).

Anda mungkin juga menyukai