Anda di halaman 1dari 11

Diktat Ilmu Ukur Tambang

PROBLEM ARAH DAN JARAK


DALAM UKUR TAMBANG

Dua persoalan yang penting dalam ukur tambang ialah mulai dari
pengeboran arah dan penemuan jarak yang tertentu sehingga pekerjaan
penambangan dapat terlaksana dengan hasil yang objektif. Cara permulaan
untuk membuat suatu berskala dalam arah yang tertentu dan harus
mengetahui berapa jarak lubang terebut harus digali ( dibuat ). Persoalan ini
akan kita temui dalam bidang ( daerah ) horizontal dan vertikal. Pemecahan
soal ini dapat dilakukan dengan sistem koordinat, dengan membuat suatu
skala, kalau keterangan kasar persoalan ini dapat dilakukan dengan suatu
pretektor atau skala, Bila skala dari peta tersebut 1 : 600 hasilnya akan kasar
sekali.
Apabila didapat dua titik yang bertempat disegi panjang tersebut,
jarak Utara – Selatan diantaranya diperoleh koordinat yang besar dikurangi
yang kecil. Bila hubungan underground termasuk elevasi juga arah dan jarak
maka perbedaan dalam elevasi antara dua titik-titik tersebut harus diketahui,
kemudian diplotkan pada penggambaran dengan skala sehingga dapat
diketahui salah atau tidak.

A. MENGIKAT TITIK KONSESI KE SEKSI LAIN


Problem yang sering terjadi pada Ilmu Ukur Tanah. Rintisan ditarik
dari titik K ketitik triangulasi M. Latar belakang titik 2 adalah salah satu titik
konsesi atau patok dalam survei konsesi. Setiap set dari koordinat diikat
ketitik K.
Perbedaan antara koordinat-koordinat Utara pada titik K dan M adalah
latitude ( Δγ ), perbedan antara koordinat timur membentuk garis departure
( Δx ).
Jarak titik K ke M adalah :
HD = (y ) 2  (x) 2
Diktat Ilmu Ukur Tambang
Bearing dari titik K ke M adalah :

-1 r
Bearing = tan =


Contoh :
Gambar dibawah ini menunjukan koordinat titik K adalah N 1.000,00 F
= 1000,00 dan koordinat M adalah N 406,72 ; L 2458,57 setelah
pengamatan rintisan 1,2,3 dan seterusnya.
Berapakah MD K – M dan bearing K – M ?
Perbedaan latitude = 1.000,00 – 406,72 = 593,28 ft
Perbedaan departure = 2.458,57 – 1.000,00 = 1458,57 ft

Jarak K – M = 593,28 2  1.458,57 2

= 1574,61 ft
1.458,57
Bearing K – M = tan -1 =  68 0 08
593,29

GAMBAR MENGHUBUNGKAN TITIK KONSESI DENGAN TITIK TETAP


Diktat Ilmu Ukur Tambang
Titik M adalah sebelah timur dari titik K (koordinat timurnya lebih
besar) dan sebelah selatan dari titik K (koordinat utaranya lebih kecil).
Karena itu bearingnya adalah : S 680 08’ E.

B. MENGHUBUNGKAN DUA DRIFT

GAMBAR
MENGHUBUNGKAN TITIK AKHIR DENGAN DUA DRIFT

Jika hubungan itu pendek dan digunakan untuk ventilasi, maka


koordinat cukup diperoleh dari sistem pengukuran underground yangteratur.
Tetapi bila panjang dan drift tersebut digunakan untuk pengangkatan atau
traumming, maka perlu diuji patok-patok 427 dan 428 dengan pengukuran
yang bebas. Proplem ini lajim dalam ukur tambangan dan akan dibicarakan
lebih lanjut.
Langkah-langkah yang harus dikerjakan :
1. Diketahui koordinat 427 dan 428.
2. cari bearing 427 – 428.
3. cari sudut 425 – 427 – 428.
4. Hitung beda tinggi titik 250 – 261.
Diktat Ilmu Ukur Tambang

VD
Grade = x100%
HD

5. Hitung jarak sebenarnya slope distance/true distance.


6. Perlu diingat kembali :

Azimut awal + sudut lurus – 1800 = azimuth

Contoh :
Gambar dibawah ini menunjukan dua buah drift yang saling berhubungan.
Hitung jarak, bearing, sudut lurus dan gradenya.

GAMBAR
CONTOH DUA DRIFT YANG SALING BERHUBUNGAN

Penyelesaian :
Perbedaan latitude = 7960,00 - 6870,00 = 1090,00 ft
Perbedaan departure = 10.670,00 - 8.430,00 = 2.340,00 ft

HD = (1.090,00) 2  (2.240,00) 2  2.491,1 ft

2.240,00
Bearing = tan-1 =  64 0 03 ’
1.090,00
Diktat Ilmu Ukur Tambang
Bearing 261 – 250 adalah N 640 03’E sebab dilihat dari koordinatnya
maka titik 250 jauh lebih ke utara dan timur daripada titik 261. Bearing 250
– 260 adalah S 64003’ W.
Sudut lurus :
Dititik 261, DS 260 : 640 03’ + 1800 48’
Ditik 250,ES 249 : (640 03 + 1800) + 1800 – (75045’ + 1800)
= 168018’
Grade :
Perbedaan elevasi = 5.834,00 – 5.822,00 = 12,00 ft
12,00
Grade = x100%  0,48%
2491,1

C. MENGHUBUNGKAN DUA SHAFT


Prosedur ini diuraikan pada gambar dibawah ini :

GAMBAR
MENGHUBUNGKAN DUA SHAFT
Bila pengukuran underground kurang tepat, maka rintisan dilakukan
dari 1 s/d 9 ( triangulation ), setelah 1 dan 9 itu ditentukan, kawat
diganmtungkan. Tentukan bearing dan koordinat, kemudian kawat
dikeluarkan dari pengukuran underground. Elevassi two shaft terbentuk, dan
ditransferkan undergroundya. Bila patok shaft belum terbuka, maka bearing
kompas perlu dikerjakan. Setelah ruang kosong itu cukup, dimulai
pengukuran yang tepat.
Diktat Ilmu Ukur Tambang
D. MENGHUBUNGKAN DUA LEVEL DENGAN RAISE
Gambar dibawah ini termasuk penggunaan koordinat dan elevasi.

GAMBAR
MENGHUBUNGKAN DUA SHAFT DENGAN RAISE

Hal ini sering terjadi raise digunakan untuk ventilasi, ore pass, waste
pass, man way atau simply prospecting. Dalam pemecahanjarak horizontal
(hipotenusa dari koordinat triangle) telah didapat. Adanya perbedaan elevasi
akan nenimbulkan garis singgung pad sudut vertikal. Jarak yang benar
diperoleh dengan rumus-rumus trigometri atau dengan rumus :

TD = HD 2  VD 2
Diktat Ilmu Ukur Tambang
Contoh :
Lihat Gambar dibawah Hitung bearing A – 216, bearing 216 A, sudut vertikal
 , slope distance, sudut lirus 215 – 216 – A dan sudut lurus III-A-216.

GAMBAR
DUA DRIFT YANG BERHUBNGAN DENGAN RAISE
Diktat Ilmu Ukur Tambang

Penyelesaian:
Perbedaan latitude = 4.310,51 – 4.155,22 = 154,29 ft
Perbedaan departure = 6.451,46 – 6.306,24 = 145,22 ft

HD A – 216 = 145,22 2  154,29 2  211,88 ft

145,22
Bearing = tan -1 =  43 016 '
154,29
Bearing A – 216 =S3016’E Bearing 216-A = N 43016’W
Penyelesaian untuk SD dan sudut vertikal lihat Gambar 61b.
109,48
= tan -1 =  27 0 53 '
206,88

SD = 206,88 : cos 270 53’ = 234,1 ft

Sudut lurus :
215 – 216 – A = (3600 - 43016’) + 1800 - 470 30’ = 89014’
111 – A – 216 = (1800 - 43016’) + 1800 - 50000’ = 266044’

PELAKSANAAN PENGUKURAN DENGAN BEARING DAN SLOPE YANG


TELAH DITENTUKAN
Bila dari suatu titik akan dibuat Suatu lubang, maka kompas akan
menggambarkan bearing dan pengeboran dilakukan paralel .
Setelah lubang bor, pancangkan kayu pada lubang dan uji panjang yang asli.
Pekerjaan ini kasar, karena kedalaman lubang ± 500 ( penyimpangan itu
ada sebelum sampai pada jarak yang dimaksud, meskipun tergantung pada
tanah yang dibor ).
Ada dua metode umum yang menghubungkan drill rods dengan
menggunakan instrumen, yaitu :
1. Cara yang pertama nilai pekerjaanya tidak sebanding dengan hasilnya.
Cara ini terdiri dari penentuan bearing dan pelurusan kawat antra titik
itu. Kawat itu melalui pusat drill rod dan mesin bergerak sampai tali
menahan posisi ini.
Diktat Ilmu Ukur Tambang
2. Metode lain ialah dari tempat dua titik pada garis, meregangkan rod
antara titik-titik ini menggerakan mesin sampai rod menjadi sama.
Setelah lubang dimulai, didapat koordinat collar. Inklinasi diukur dengan
klinometer atau kompas brunten. Gambar 6.7 menunjukkan tahapan yang
perlu dilakukan.
Cara yang baik untuk pengerjaan ini ialah mengukur ( rintisan ) dari
616 ke pemboran yang terdekat, yaitu A. Koordinat A ditentukan dan dengan
koordinat destilasi, bearing dapat dihitung ( surveyor mengambil arah
underground pada 615 dan koordinat 616 ). Didapat sudut lurus 616 –A.
Dengan transit A dan BS 616 sudut diputar.
Gambar 6.7b menunjukkan collar the hole. Dengan asumsi data yang
ada betul. Untuk lubang yang dalam, harus diselidiki sehingga penyimpangan
itu terencana.

GAMBAR MENGHUBUNGKAN DIAMOND DRILL HOLE


Diktat Ilmu Ukur Tambang

Contoh :
Berdasrkan data-data pada gambar 6.8 , hitunglah bearing, sudut lurus, dip
dan panjang lubang. Data yang dapat diberikan adalah :

TABEL DATA PENGUKURAN DENGAN DRILL HOLE


HI BS IS Sudut Lurus Bearing SD Va
-3,0 428 429 152000’ S 73000’ E 56,0 -4030’
- 429 A 143041’ N 70041’ E 197,8 -25050’

Latitude Departure Koordinat


HD VD Elevasi FS
N S E W N E
55.8 -4.4 16.3 53.4 5243.7 6533.4 4292.6 A
1077.2 -522.6 5600.0 7550.0 3770.0 X

Penyelesaian :
Bearing 429 – A = 1800 - 450 + 152000+’ - 1800 = S 730 E
HD = 56,0 x Cos 4030’ = 55,8 ft
VD = 56,0 x –sin 4030’ = - 4,4 ft

Perbedaan latitude A dan X = 5.600,0 – 5.243,7 = 356,3 ft


Perbedaan departemen A dan X = 7.550,0 – 6.533,4 = 1.016,6 ft

HD A – X = (356,3) 2  (1016,6) 2

522,6
VD A – X = tan -1  25 0 53 '
1077,2

SD A – X = 1077,2 : cos 25053’ = 1197,8 ft

Bearing A – X 429 – A –X = (70041’ + 1800) – (1800 – 730) = 143041’.


Diktat Ilmu Ukur Tambang

GAMBAR CONTOH PEMBUATAN DRILL HOLE PADA GARIS

Untuk membuat arah lubang yang ada dibor dari permukaan adalah
sebagai berikut. Setelah lokasinya dilevelkan platform, maka couple dikedua
sisi platform dgunakan untuk menghubungkan rods. Untuk membuat arah
dengan kemiringan pada inklinasi tertentu dapat mengunakan papan tingkat
atau timbangan yang digunakan pada ketinggian segitiga berukuran 1 x 4
inch.

Anda mungkin juga menyukai