Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi pemberdayaan kader dan dukun


1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan
komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas)
kehidupannya. Pemberdayaan dilakukan agar masyarakat dapat lebih
berani untuk menghadapi kehidupannya, bahkan dia juga mampu
mengeluarkan kemampuan-kemampuan yang dia miliki agar
kehidupannya menjadi lebih baik.
Pemberdayaan dikhususkan terhadap kelompok masyarakat yang
memiliki ketidakberdayaan baik itu internal (karena persepsi dirinya
sendiri) ataupun eksternal (karena struktur sosial yang tidak adil). Keadaan
berdaya dapat masyarakat peroleh dari dirinya sendiri bukan dari orang
lain, karena meskipun pemberdayaan tersebut datang dari orang lain tapi
jika dirinya sendiri menolak akan adanya pemberdayaan tersebut atau
merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan hal tersebut maka semua
hal tersebut akan sia-sia. Maka dari itu pemberdayaan itu ada agar rakyat
mampu untuk menguasai dirinya sendiri bukan pihak lain yang
menguasainya.

2. Pengertian kader Kesehatan


Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupum masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan
yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat
dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai
pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

1
Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca,
menulis dan menghitung secara sederhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap masyarakat
setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat
pelayanan kesehatan. Diharapkakn mereka dapat melaksanakan petunjuk
yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat itu mungkin saja bekerja secara full-
time atau part-time dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak
dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau
oleh puskesmas.

3. Pengetian Dukun
Menurut Adimihardja (2005) dukun bayi adalah seorang wanita atau
pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun
temurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya. Cara
mendapatkan kemampuan ini adalah melalui magang dari pengalaman
sendiri atau saat membantu melahirkan (dalam Anggorodi, 2009).
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai
kebutuhan masyarakat (Dep Kes RI). ciri dukun bayi adalah :
1) Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya dibali terdapat dukun bayi
pria.
2) Dukun bayi umumnya berumur 40 tahun keatas.
3) Dukun bayi biasanya orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
4) Dukun bayi biasanya mempunyai banyak pengalaman dibidang sosial,
perawatan diri sendiri, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
5) Dukun bayi biasanya bersifat turun menurun. Pembagian Dukun Bayi,
Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan
pelatihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.

2
b) Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah
terlatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan
belum dinyatakan lulus. Pembinaan dukun dilakukan dengan
memperhatikan kondisi, adat, dan peraturan dari masing-masing
daerah atau dukun berasal ,karena tidak mudah mengajak seseorang
dukun untuk mengikuti pembinaan.

Strategi pemberdayaan kader dan dukun, dikaitkan dengan konteks pekerjaan


sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan
(empowerment setting): mikro, mezzo dan makro.
a. Aras Mikro
Pada Aras Mikro pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu
melalui bimbingan, konseling, manajemen stres, krisis intervensi. Tujuan
utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-
tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang
berpusat pada tugas.

b. Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi.
Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai
strategis dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan dan
sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya.

c. Aras makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar karena sasaran
perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, dana aksi sosial. Strategi sistem
besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk
memahami situasi-situasi mereka sendiri dan untuk memilih serta
menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

3
B. Materi Pembinaan Kader dan Dukun
1. Survei Kebutuhan Kader Dan Dukun
Jumlah kebutuhan kader dan dukun setiap wilayah berbeda pada setiap
wilayah. Hal itu terjadi karena kebutuhan dan atau keberadaan kader
serta dukun bayi tiap wilayah berbeda disesuaikan dengan kondisi
keadaan di masyarakatnya.
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini
disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus
diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan kepada para
calon kader di desa yang telah ditetapkan.

2. Penyusunan Kompetensi Kader dan Dukun


Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sektor. Camat otomatis
bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh
kepala puskesmas. Pelaksana harian pelatihan ini adalah staf puskesmas
yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihnya adalah tenaga kesehatan,
petugas KB, pertanian, agama, PKK dan sektor lain.

a. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Kader:


1) Menggerakan masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
2) Bekerja sama dengan masyarakat dalam pengamatan masalah
kesehatan di desa
3) Mengupayakan penyehatan lingkungan
4) Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5) Mensosialisasikan mengenai Keluarga sadar gizi (Kadarzi)
6) Mampu melakukan pembinaan masyarakat di bidang kesehatan
melalui kegiatan di Posyandu
7) Merencanakan kegiatan survei mawas diri dan penanggulangan
masalah kesehatan

4
8) Membantu tenaga kesahatan memberikan pelayanan kesehatan
seperti membagikan obat, pemantauan penyakit serta
pertolongan pertama pada kecelakaan.

b. Kompetensi yang harus dimiliki oleh dukun bayi


1) Kehamilan
a) Mengusahakan para ibu hamil di wilayahnya untuk
memeriksakan diri ke tenaga kesehatan di faskes terdekat
dengan memotivasi ibu hamil saat kunjungan rumah
b) Mengobservasi ibu hamil dan mengetahui secara dini
kehamilan dengan resiko tinggi untuk di rujuk segera
c) Membantu tenaga kesehatan untuk menanggulangi masalah
pada ibu hamil sepeti anemia pada ibu hamil dengan
membagi Tablet Fe

2) Persalinan
Merujuk ibu yang akan melahirkan ketenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan agar pertolongan persalinan
dilakukan secara bersih dan aman

3) Nifas dan BBL


a) Melakukan perawatan tali pusat dengan baik dan benar
serta mengajarkannya pada keluarga bayi
b) Membersihkan tubuh bayi dan menjaga agar tubuhnya tetap
hangat
c) Memotivasi ibu untuk menyusui secara eksklusif
d) Membantu ibu melakukan perawatan payudara dan cara
menyusui
e) Mengenali tanda bahaya nifas
f) Memotivasi ibu tentang gizi ibuhail, bayi dan anak,
pemberian ASI eksklusif, KB, imunisasi dan kebersihan
diri

5
4) Lain-lain
a) Membantu tenaga kesehatan melakukan pendataan dan
melaporkan setiap persalinan dan kematian ibu dan bayi
yang di temukan
b) Membantu tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan
kesehatan di masyarakat
c) Memberikan motivasi KB di masyarakat

3. Penyusunan Materi Pelatihan Pemberdayaan Kader dan Dukun


1. Materi pelatihan pemberdayaan Kader meliputi:
a. Pengantar tentang Posyandu
b. Persiapan Posyndu
c. Kesehatan Ibu dan Anak
d. Keluarga Berencana
e. Imunisasi
f. Gizi
g. Penanggulangan diare
h. Pencatatan dan pelaporan

2. Materi pelatihan pemberdayaan Dukun Bayi meliputi:


a. Struktur dan fisiologis sistem reproduksi secara umum .
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil
c. Pertolongan persalinan yang aman
d. Asuhan ibu nifas
e. Asuhan pada bayi baru lahir
f. Bekerja secara aseptik
g. Penyuluhan kesehatan secara umum
h. Penyakit yang pada umumnya menggangu kesehatan ibu dan bayi
i. Cara merujuk pasien

Anda mungkin juga menyukai