Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA FLUIDA RESERVOIR

PERCOBAAN II

PENENTUAN FLASH POINT DAN FIRE POINT

OLEH:

ACHMAD ZIDAN FALUTI

101320135

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI

UNIVERSITAS PERTAMINA

JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................1.1-2


DAFTAR TABEL ..........................................................................................................1.1-3
BAB I .........................................................................................................................1.1-4
PENENTUAN FLASH POINT DAN FIRE POINT ..............................................................1.1-4
1.1. Tujuan Praktikum.......................................................................................1.1-4
1.2. Teori Dasar ................................................................................................1.2-4
BAB II ........................................................................................................................1.2-6
METODOLOGI ...........................................................................................................1.2-6
2.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................1.2-6
2.2 Prosedur Penentuan Fire Point dan Flash Point ................................................1.2-7
BAB III .....................................................................................................................1.2-10
DATA DAN HASIL PERCOBAAN.................................................................................1.2-10
3.1. Data Yang Diketahui..................................................................................1.2-10
3.2. Hasil Observasi .........................................................................................1.2-11
- Konversi Suhu ..............................................................................................1.2-12
- Analisis pada sampel Y1 dan Y2 ...................................................................1.2-12
BAB IV .....................................................................................................................1.2-14
PEMBAHASAN .........................................................................................................1.2-14
BAB V ......................................................................................................................1.2-17
KESIMPULAN ...........................................................................................................1.2-17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................1.2-18
DAFTAR TABEL

TABEL 1. Pengujian Flash Point dan Fire Point pada Sampel Y1 ............................1.2-11
TABEL 2. Pengujian Flash Point dan Fire Point pada Sampel Y2 ............................1.2-12
BAB I

PENENTUAN FLASH POINT DAN FIRE POINT

1.1. Tujuan Praktikum

1. Menentukan Flash Point dan Fire Point pada sampel Y1


2. Menentukan Flash Point dan Fire Point pada sampel Y2
3. Menentukan faktor yang mempengaruhi Flash Point dan Fire Point

1.2.Teori Dasar

Bahan bakar adalah suatu zat yang ketika dibakar, yaitu ketika bersentuhan
dengan dan bereaksi dengan oksigen atau udara, menghasilkan panas. Oleh
karena itu, bahan yang digunakan (diklasifikasikan) sebagai bahan bakar harus
mengandung unsur atau senyawa yang mudah terbakar, yaitu: karbon, hidrogen
atau hidrokarbon. Meskipun belerang misalnya, jika dibakar juga akan
mengeluarkan panas, tetapi belerang tidak dianggap sebagai bahan bakar.
Setiap jenis bahan bakar memiliki sifat dan nilai pembakaran yang berbeda.
Sifat-sifat tersebut menentukan sifat-sifat pembakaran, dimana sifat-sifat yang
kurang baik dapat diperbaiki dengan menambahkan bahan kimia ke dalam
bahan bakar, dengan harapan dapat mempengaruhi ketahanannya terhadap
penyalaan.daya ledak atau daya ledak bahan bakar dan dalam hal ini yang
dimaksud dengan bilangan oktan (octane number). Pembakaran bahan bakar
pada mesin bensin atau solar sangat dipengaruhi oleh angka setana (Cetana
Number).
Titik nyala (Flash Point) adalah suhu terendah minyak yang harus
dipanaskan agar menghasilkan uap secukupnya untuk bercampur dengan udara
dan dapat menyala (Flammable) bila dilewati api kecil. Satuan pada titik nyala
adalah OC atau OF. Titik api (Fire point) adalah suhu terendah minyak yang
harus dipanaskan untuk menghasilkan uap secukupnya agar tercampur oleh
udara dan dapat terbakar selama paling sedikit 5 detik. Secara kimia apabila
senyawa hidrokarbon tercampur oleh udara maka akan menghasilkan uap.
Titik nyala adalah angka yang menunjukkan suhu terendah bahan bakar
minyak bumi dimana penyalaan akan terjadi sesaat, ketika permukaan minyak
dekat dengan nyala api. Titik nyala ini tidak secara signifikan mempengaruhi
kebutuhan konsumsi bahan bakar untuk mesin diesel atau boiler.
Titik nyala ditentukan dengan memanaskan sampel hingga suhu yang cukup
tersisa, setelah mencapai suhu tertentu, nyala uji diarahkan ke permukaan
Sampel. Nyala uji ini terus menerus diarahkan ke permukaan sampel secara
bergantian biarkan mencapai atau semacam ledakan terjadi karena tekanan dan
api yang terkandung dalam uji nyala akan mati. Ini disebut titik nyala (Flash
Point).
Penentuan titik nyala ini merupakan kelanjutan dari titik nyala, dimana jika
sampel terbakar selama sekitar lima detik, anggap suhu sebagai titik nyala.
Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan pada produk yang mudah menguap
seperti bensin dan pelarut ringan, karena memiliki titik nyala di bawah normal.
Dalam penentuan Flash Point dan Fire Point digunakan korelasi terhadap
segitiga api dimana proses pembakaran terjadi karena adanya unsur
oksigen,bahan dan energi. Ketiga unsur diatas apabila bertemu maka akan
terjadi proses pembakaran dan keluarnya api. Salah satu unsur diambil, maka
api akan padam dan inilah prinsip dari pembakaran api. Prinsip segitiga api ini
dipakai sebagai dasar untuk mencegah kebakaran dan penanggulangan
kebakaran.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1. Alat
1. Tag Closed Tester
2. Pemantik api
3. Thermometer
4. Stopwatch

2.1.2. Bahan
1. Fluida Crude Oil
2.2 Prosedur Penentuan Fire Point dan Flash Point

2.2.1. Pengujian

Percobaan Dimulai

Persiapkan alat dan bahan

Memasukan Crude oil ke


Sample cup hingga tanda batas

Menutup Sample cup

Membuka katup pada


regulator tabung gas

Menyalakan flame pada


diameter 3.2mm hingga
4.8mm

Menghidupkan dan mengatur


stirer
Mengatur tombol
regulator pada posisi
limit

Memasukkan flame dengan


menggunakan handle pada
cover cup selama 1 detik

tidak
Flash Point teramati?

Ya

Memasukkan flame selama 5


detik

tidak
Fire Point teramati?

Ya

Mengatur tombol regulator


pada posisi nol dan Stirrer
dalam kondisi OFF
Menghidupkan Fan

Setelah suhu unit dibawah


45OC, mematikan unit dengan
menekan main switch

Melepaskan sample cup

Mengeluarkan sample yang terdapat pada


sample cup

Percobaan Diakhiri
BAB III

DATA DAN HASIL PERCOBAAN

3.1. Data Yang Diketahui


Pengujian Penentuan Flash Point dan Fire Point dilakukan di Laboratorium
Analisa Fluida Reservoir dan Petrofisika dengan kondisi ruangan:
-Tekanan udara = 1 bara
-Temperature udara = 25 ºC

Dengan alat Closed Cup Tester atau Tag Closed Tester model MATEST B094

Pengujian dilakukan kepada dua sampel Crude Oil yang berbeda:

- Sampel Y1

- Sampel Y2
oleh dua kelompok mahasiswa yang berbeda pula. Pendokumentasian dilakukan
dengan mencatat suhu terukur beserta referensi waktu dan gejala yang terjadi
ketika sampel diujikan pada kondisi tersebut.
Tidak ada laporan kebocoran gas dan malfungsi alat.
3.2. Hasil Observasi

TABEL 1. Pengujian Flash Point dan Fire Point pada Sampel Y1

NO SAMPLE SUHU WAKTU KETERANGAN


℃ ℉ K (menit: detik)

Sampel Y1 26.1 78.98 299.25 0 Tidak ada reaksi


27.1 80.78 300.25 1 : 50 Tidak ada reaksi
28.1 82.58 301.25 2 : 27 Tidak ada reaksi
29.1 84.38 302.25 2 : 53 Tidak ada reaksi
30.1 86.18 303.25 3 : 16 Tidak ada reaksi
31.1 87.98 304.25 3 : 35 Adanya letupan sesaat*
32.1 89.78 305.25 3 : 52 Tidak ada reaksi
33.1 91.58 306.25 4 : 15 Tidak ada reaksi
34.1 93.38 307.25 4 : 34 Tidak ada reaksi
35.1 95.18 308.25 4 : 50 Tidak ada reaksi
36.1 96.98 309.25 5 : 04 Tidak ada reaksi
37.1 98.78 310.25 5 : 20 Tidak ada reaksi
38.1 100.58 311.25 5 : 36 Tidak ada reaksi
39.1 102.38 312.25 5 : 42 Tidak ada reaksi
40.1 104.18 313.25 5 : 47 Tidak ada reaksi
41.1 105.98 314.25 5 : 50 Tidak ada reaksi
42.1 107.78 315.25 6 : 15 Terbakar selama 5 detik**

- Rumus :
9
℉= 𝐶 + 32 … . . (𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐼)
5
𝐾 = ℃ + 273.15 … (𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐼𝐼)
- Konversi Suhu
9
o ℉ = 5 (31.1℃) + 32 = 87.98℉

o 𝐾 = 31.1 + 273.15 = 304.25 𝐾


TABEL 2. Pengujian Flash Point dan Fire Point pada Sampel Y2
NO SAMPLE SUHU WAKTU KETERANGAN
℃ ℉ K (menit: detik)

Sampel Y2 26.9 80.42 300.05 0 Tidak ada reaksi


29.9 85.82 303.05 3 : 05 Tidak ada reaksi
32.9 91.22 306.05 4 : 10 Tidak ada reaksi
35.9 96.62 309.05 5 : 00 Tidak ada reaksi
38.9 102.02 312.05 5 : 43 Adanya letupan sesaat*
41.9 107.42 315.05 6 : 23 Tidak ada reaksi
44.9 112.82 318.05 7 : 01 Tidak ada reaksi
47.9 118.22 321.05 7 : 40 Tidak ada reaksi
50.9 123.62 324.05 8 : 14 Tidak ada reaksi
53.9 129.02 327.05 8 : 49 Tidak ada reaksi
56.9 134.42 330.05 9 : 23 Tidak ada reaksi
59.9 139.82 333.05 9 : 58 Terbakar selama 5 detik**

- Konversi Suhu

9
o ℉ = 5 (38.9℃) + 32 = 312.05℉
o 𝐾 = 38.9℃ + 273.15 = 312.05 𝐾

- Analisis pada sampel Y1 dan Y2

Pada percobaan penentuan Flash Point dan Fire Point pada sampel kedua ini
sedikit berbeda dari sampel pertama yaitu pengujian pada suhunya pada sampel
kedua ini dilakukan setiap 3OC dan dilakukan pada suhu awal yang sama yaitu
26OC, pada sampel Y2 didapatkan Flash Point dan Fire Point disuhu 38.9OC dan
56.9OC dengan ditandai dengan adanya letupan sesaat dan terjadi proses
pembakaran yang singkat selama 5 detik. Lalu pada sampel Y1 terjadi letupan
sesaat pada suhu 31.1OC yang artinya sampel telah mengalami Flash Point dan
terjadi pembakaran singkat selama 5 detik pada suhu 42.1OC yang berarti pada suhu
tersebut sampel telah mengalami Fire Point

- Catatan
o Sampel Y1 yang diuji tetap berada di dalam alat sampai pengujian
selesai (tidak ada penambahan, pengurangan atau penggantian fluida
selama pengujian)
o Pengujian dilakukan pada setiap kenaikan temperatur 1oC
BAB IV

PEMBAHASAN

Untuk bahan bakar cair, ukuran dan fokus titik nyala perlu diperhatikan.
Titik nyala Adalah suhu di mana uap bahan bakar terbakar (meledak) dengan
cepat dalam kasus berikut: Api mendekatinya. Fokusnya adalah pada suhu saat
uapnya tinggi Permukaan bahan bakar terbakar terus menerus saat mendekati
api. Flash Point ditentukan dengan memanaskan sampel dengan pemanasan
konstan, dan setelah mencapai suhu tertentu, nyala uji diarahkan ke permukaan
sampel. Karena nyala api uji selalu bergantian diarahkan ke permukaan sampel,
mereka dicapai dengan tekanan atau semacam ledakan terjadi, memadamkan
api yang terkandung dalam nyala api uji, Ini dikenal sebagai titik nyala.
Awalnya, penentuan titik nyala ditujukan untuk keselamatan orang yang
bekerja tanpa takut kebakaran, tetapi dengan perkembangannya, dimungkinkan
untuk menentukan apakah minyak cenderung menguap. Dalam dunia industri
khususnya pada industri perminyakan, sangat penting untuk mengetahui titik
nyala dan titik nyala bahan bakar. Ini melibatkan penggunaan atau pemrosesan
dan penyimpanan. Minyak dengan titik nyala terendah berbahaya karena mudah
terbakar. Minyak dengan titik nyala tinggi tidak baik karena sulit terbakar.
Namun, dari sudut pandang keamanan, oli berkualitas baik tidak mudah
terbakar dan karena itu memiliki titik nyala yang tinggi.
Pada percobaan penentuan Flash Point dan Fire Point, digunakan alat-alat
seperti Tag Closed Tester, Pemantik api, Termometer, dan Stopwatch. Lalu
pada percobaan pengukuran saturasi juga digunakan bahan-bahannya yaitu
Fluida Crude Oil. Hal pertama yang dilakukan untuk pengujian penentuan Flash
Point dan Fire Point adalah menyiapkan alat dan bahan yang telah disebutkan,
setelah itu dimasukannya Fluida Crude Oil pada sample cup hingga tanda batas
dan sample cup ditutup, Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membuka
katup pada regulator gas dan menyalakan flame pada diameter 3.2mm hingga
4.8mm setelah itu Stirrer dihidupkan dan aktifkan regulator pada posisi limit,
lalu memasukkan flame dengan menggunakan handle pada cover cup selama
satu detik kedalam sample cup dan dilakukan berulang setiap 3OC hingga Flash
Point teramati. Apabila Flash Point teramati, Langkah selanjutnya diulang
dimana kita akan memasukkan Flame selama lima detik hingga Fire Point
teramati, setelah Fire Point teramati, kita mengatur tombol regulator pada posisi
nol dan Stirrer dalam posisi OFF, lalu agar suhu turun diaktifkan Fan dengan
menekan tombol Fan, apabila suhu sudah turun sekitar 45 OC, Langkah terakhir
adalah mematikan unit dengan menekan tombol Main Switch lalu mengeluarkan
sample cup dan sampel yang terdapat pada sampel cup
Pada percobaan penentuan Flash Point dan Fire Point, dilakukan Langkah-
langkah hingga terjadi indikasi reaksi yang terjadi pada percobaan, apabila
sudah terlihat indikasi adanya letupan sesaat dan indikasi terbakar maka kita
bisa mengambil kesimpulan bahwa sampel sudah mengalami Flash Point dan
Fire Point. Dalam percobaan kali ini didapatkan data temperatur dan waktu
pada sampel Y1 dan Y2, pada sampel Y1 terjadi Flash Point Ketika suhu
mencapai 31.1OC atau 87.98OF atau 304.25 K pada waktu 3 menit 35 detik dan
mencapai Fire Point Ketika 42.1OC atau 107.78OF atau 315.25 K pada waktu 6
menit 15 detik, lalu pada sampel Y2 mencapai Flash Point pada suhu 38.9OC
atau 102.02OF atau 312.05 K dengan waktu 5 menit 43 detik dan mencapai Fire
Point pada suhu 56.9OC atau 139.82OF atau 333.05 K pada waktu 9 menit 58
detik. Dalam penentuan Fire Point dan Flash Point ada beberapa faktor yang
mempengaruhi Flash Point dan Fire Point diantaranya adalah Viskositas
apabila viskositas pada suatu fluida dalam hal ini adalah minyak tinggi maka
Flash Point dan Fire Point tinggi dan sebaliknya apabila viskositasnya rendah
maka Flash Point dan Fire Point rendah, lalu Kelarutan gas dalam minyak juga
mempengaruhi, apabila kelarutan gas dalam minyak tinggi maka Flash Point
dan Fire Point rendah dan sebaliknya apabila Kelarutan gas pada minyak
rendah maka Flash Point dan Fire Point tinggi dan densitas, apabila densitas
pada fluida itu tinggi maka Flash Point dan Fire Point juga tinggi dan apabila
densitasnya rendah maka Flash Point dan Fire Point juga rendah. Pada data
yang didapatkan Flash Point dan Fire Point, saya menganalisis bahwa sampel
Y1 mencapai Flash Point dan Fire Point lebih rendah sedikit dibandingkan
Sampel Y2 maka pada sampe Y1 kemungkinan memiliki densitas yang sedikit
lebih rendah dibandingkan Y2
Dalam percobaan penentuan Flash Point dan Fire Point sangat penting
dilakukan karena berkaitan dengan segi pengolahan dan penyimpanan.
Kesalahan yang mungkin bisa terjadi saat percobaan penentuan Flash Point dan
Fire Point adalah tidak teliti saat mengamati Flash Point dan Fire Point dan
bisa menyebabkan kesalahan Analisa dan kesalahan pada data
BAB V

KESIMPULAN

1. Flash Point dan Fire Point yang didapatkan pada sampe Y1 adalah :
o Flash Point : 31.1OC atau 87.98OF atau 304.25 K
o Fire Point : 42.1OC atau 107.78OF atau 315.25 K
2. Flash Point dan Fire Point yang didapatkan pada sampe Y2 adalah :
o Flash Point : 38.9OC atau 102.02OF atau 312.05 K
o Fire Point : 56.9OC atau 139.82OF atau 333.05 K
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Flash Point dan Fire Point adalah :
o Viskositas
o Kelarutan gas dalam minyak
o Densitas
DAFTAR PUSTAKA

Astra Pramana, A., Putri Oktaviani, A. P., & Maharsi, D. A. (2021). PANDUAN PRAKTIKUM
ANALISA BATUAN & FLUIDA RESERVOIR. JAKARTA: UNIVERSITAS PERTAMINA.

Atmoko, W. P., Widjanarko, D., & Pramono. (2014). PENGARUH TEMPERATUR PADA
PROSES TRANSESTERIFIKASI TERHADAP KARAKTERISTIK BIODIESEL DARI MINYAK
GORENG BEKAS. Journal of Mechanical Engineering Learning, 3.

Ramadhani, A., Fadly, F., & Firdaus, M. (2017). Penentuan Flash Point dan Fire Point
Flash Point And Fire Point Determination. Jurusan Teknik Perminyakan
Universitas Islam Riau, 2-3.

Septian, F., Putero, I. H., & Prabaningrum, I. (2018). PENENTUAN FLASH POINT, FIRE
POINT, DAN KUAT PENETRASI PADA IMOBILISASI 88Sr(NO3)2 DENGAN
PENJERAP ZEOLIT MEMANFAATKAN MATRIKS POLIETILEN TEREFTALAT DAN
ADITIF POLISTIRENA. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, 2.

Wicaksono, R. R., & Ernawati, M. (2013). EVALUASI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN DI


INDUSTRI KARUNG SIDOARJO. Universitas Darussalam Gontor,
Ponorogo,Fakultas Ilmu Kesehatan, 4-5.

Anda mungkin juga menyukai