Anda di halaman 1dari 211

TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS PADA JARINGAN


JALAN DI DALAM KAMPUS UNHAS MENGGUNAKAN
PIRANTI LUNAK SIDRA

TRAFFIC PERFORMANCE ANALYSIS OF THE ROAD


NETWORK IN THE UNHAS CAMPUS USING SIDRA
SOFTWARE

A. AMRULLAH. T
D011 18 1335

PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
i

LEMBAR PENGESAHAN

Ganti halaman ini dengan lembar pengesahan dari form PDF


Lembar Pengesahan Tugas Akhir yang diunduh pada
http://civil.unhas.ac.id/index.php/forms1
ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, nama A. Amrullah. T, dengan


ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Analisis Kinerja Lalu Lintas
Pada Jaringan Jalan di Dalam Kampus Unhas Menggunakan Piranti
Lunak Sidra”, adalah karya ilmiah penulis sendiri, dan belum pernah
digunakan untuk mendapatkan gelar apapun dan dimanapun.
Karya ilmiah ini sepenuhnya milik penulis dan semua informasi
yang ditulis dalam skripsi yang berasal dari penulis lain telah diberi
penghargaan, yakni dengan mengutip sumber dan tahun penerbitannya.
Oleh karena itu semua tulisan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penulis. Apabila ada pihak manapun yang merasa ada
kesamaan judul dan atau hasil temuan dalam skripsi ini, maka penulis
siap untuk diklarifikasi dan mempertanggungjawabkan segala resiko.

Gowa, 10 Agustus 2022

Yang membuat pernyataan,

A. Amrullah. T
D011 18 1335
iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.
Tugas akhir ini saya susun guna memenuhi salah satu persyaratan
akademik untuk menyelesaikan studi program Strata I Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa selesainya tugas akhir ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Keluarga tercinta, Bapak Mayor (Purn) H. A. Thalib Palingkai dan
Ibu Hj. Masuara serta kak Anisa Rahmadani, S.Pd., dan kak A.
Asnawawi, S.Ak. atas segala doa dan dukungan selama
perkuliahan hingga pelaksanaan ujian.
2. Bapak Prof. Dr.Eng. Ir. Muhammad Isran Ramli, ST., MT. selaku
Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Wihardi Tjaronge, S.T. M.Eng. Sebagai
Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
4. Bapak Prof. Dr.Eng. Ir. Muhammad Isran Ramli, ST., MT.
sebagai Pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. H. Mubassirang Pasra,
M.T. sebagai Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Ibu Ir. Hajriyanti Yatmar, ST., M.Eng. dan Kak Muhammad
Ikhsan Sabil, ST. yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan masukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
6. Para dosen serta staf Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
7. Teman-teman yang senantiasa membantu serta menyemangati
selama masa perkuliahan: Alif Candra Chlarah, Hari Anggara,
Yusril Ramadhan, Asruddin Machmud, Ricky Rinaldi,
Hikmawati, Muh. Tsaqif Abdul Manaf, Novi Azizah ST, Muthiah
Afifah Putri, Andi Muhammad Yusril, Nabilah Jailani, Andi
Annisa TR, Muh Rifan Fadlillah, dan Andi Dania Triska Fiyanda.
8. Teman-teman asisten Laboratorium Rekayasa Sistem Transportasi
Ricky, Andrian, Ahmad, Nugi, Ebuq, Dillah, Izza yang selalu
membantu dan memberi dorongan.
iv

9. Teman-teman Semut 18: Afifah, Ana, Asmud, Asti, Candra, Egi,


Eka, Feby, Hari, Hikma, Manaf, Mega C, Novi ST, Ricky, Rifky,
dan Sukma yang senantiasa membantu dan menghibur selama
masa perkuliahan.
10. Teman-teman Mentor 2019 yang senantiasa menyemangati dalam
masa perkuliahan dan pengerjaan tugas akhir ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2018 (TRANSISI
2019) yang telah memberikan semangat, dukungan doa, dan
membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas
Akhir ini yang tidak sempat disebutkan satu persatu namanya.
Semoga Tuhan membalas budi baik dengan amalan yang setimpal.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih


jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Gowa, 10 Agustus 2022

Penyusun
v

ABSTRAK

Perkembangan Kampus UNHAS memberi konsekuensi perlunya

kebutuhan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung

pergerakan orang dan barang. Perencanaan transportasi yang baik

sangat dibutuhkan untuk masalah-masalah yang muncul akibat

perkembangan di kampus UNHAS.

Penelitian ini menggunakan MKJI 1997 dan SIDRA sebagai metode

analisis untuk mengetahui kinerja pada persimpangan Jaringan Jalan di

dalam Kampus UNHAS. Hasil dari analisis kinerja dengan menggunakan

program SIDRA akan dibandingkan dengan MKJI 1997 untuk mengetahui

apakah program SIDRA dapat digunakan untuk menganalisis

persimpangan yang berada di Indonesia.

Kata Kunci : Analisis Kinerja, Jaringan Jalan, SIDRA Intersection,


Kampus UNHAS
vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
ABSTRAK.....................................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................xv
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan Penelitian...............................................................................3
D. Batasan Masalah...............................................................................4
E. Manfaat Penelitian.............................................................................5
F. Sistematika Penulisan.........................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7
A. Jalan..................................................................................................7
B. Persimpangan...................................................................................9
C. Kinerja Simpang..............................................................................19
D. Manajemen Lalu Lintas...................................................................20
E. Signalized Intersection Design and Research Aid (SIDRA)...........24
F. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)......................................37
G. Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI)...................................54
H. Uji Signifikansi.................................................................................56
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................58
A. Kerangka Kerja Penelitian...............................................................58
B. Metode Pengumpulan Data.............................................................59
C. Metode Analisis Data......................................................................74
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................76
A. Karakteristik Lalu Lintas..................................................................76
vii

B. Penyesuaian Dengan Kondisi Lapangan........................................94


C. Analisis Kinerja Jaringan Jalan dengan Software SIDRA...............97
D. Analisis Kinerja Jaringan Jalan dengan Metode MKJI 1997.........134
E. Analisis Kinerja Jaringan Jalan dengan Metode PKJI 2014.........147
F. Uji Signifikansi SIDRA terhadap MKJI dan PKJI...........................160
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................164
A. Kesimpulan....................................................................................164
A.1. Derajat Kejenuhan.......................................................................164
A.2. Panjang Antrian...........................................................................166
A.3. Tingkat Pelayanan dan Tundaan................................................168
B. Saran.............................................................................................171
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................172
LAMPIRAN...................................................................................................1
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis Persimpangan Jalan Sebidang......................................11


Gambar 2. Jenis Persimpangan Jalan Tak Sebidang...............................12
Gambar 3. Arus Memisah..........................................................................14
Gambar 4. Arus Menggabung....................................................................14
Gambar 5. Arus Menyilang........................................................................14
Gambar 6. Arus Memotong........................................................................15
Gambar 7. Titik Konflik pada Persimpangan.............................................16
Gambar 8. Contoh Siklus Persimpangan Empat Lengan Prioritas Belok
Kanan.........................................................................................................17
Gambar 9. Prinsip Rerouting pada Jaringan Jalan....................................18
Gambar 10. Persimpangan Tidak Sebidang (Diamond Interchange And
Cloverleaf Interchange)..............................................................................19
Gambar 11. Tampilan Software SIDRA.....................................................25
Gambar 12. Bagan Alir Operasi SIDRA.....................................................36
Gambar 13. Faktor Penyesuaian untuk Kelandaian ( Fg)..........................42
Gambar 14. Faktor Koreksi Parkir ( FP ).....................................................43
Gambar 15. Koreksi Belok Kiri ( FLT ).........................................................44
Gambar 16. Koreksi Belok Kanan ( FRT )...................................................45
Gambar 17. Diagram Alir Penelitian..........................................................58
Gambar 18 Lokasi Penelitian.....................................................................59
Gambar 19 Titik Surveyor di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS.............63
Gambar 20 Titik Surveyor di Simpang Pintu 2 – Jalan Perintis
Kemerdekaan.............................................................................................64
Gambar 21 Titik Surveyor di Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama
UNHAS.......................................................................................................65
Gambar 22 Titik Surveyor di Simpang Pintu 0 UNHAS.............................66
Gambar 23 Titik Surveyor di Simpang PNUP............................................67
Gambar 24 Titik Surveyor di Simpang Kera-kera......................................68
Gambar 25 Titik Surveyor di Simpang Sahabat........................................69
ix

Gambar 26 Titik Surveyor di Simpang Damai...........................................70


Gambar 27 Titik Surveyor di Bundaran UNHAS........................................71
Gambar 28. Diagram Alir Analisis SIDRA..................................................75
Gambar 29 Waktu siklus lampu lalu lintas tiap fase..................................81
Gambar 30 Volume Kendaraan di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS
Lengan Timur.............................................................................................82
Gambar 31 Volume Kendaraan di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS
Lengan Utara..............................................................................................83
Gambar 32 Volume Kendaraan di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS
Lengan Barat..............................................................................................83
Gambar 33 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan Lengan Barat......................................................................84
Gambar 34 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan Lengan Utara......................................................................84
Gambar 35 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama
UNHAS Lengan Barat Laut........................................................................85
Gambar 36 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama
UNHAS Lengan Barat Daya.......................................................................85
Gambar 37 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama
UNHAS Pendekat Pintu 2 UNHAS............................................................86
Gambar 38 Volume Kendaraan Simpang Pintu 0 Pendekat Jalan Utama
UNHAS Timur.............................................................................................86
Gambar 39 Volume Kendaraan Simpang Pintu 0 Pendekat Pintu 0.........87
Gambar 40 Volume Kendaraan Simpang Pintu 0 Pendekat Jalan Utama
UNHAS Barat.............................................................................................87
Gambar 41 Volume Kendaraan Simpang PNUP Pendekat Jalan Utama
UNHAS Selatan..........................................................................................88
Gambar 42 Volume Kendaraan Simpang PNUP Pendekat Masuk PNUP88
Gambar 43 Volume Kendaraan Simpang PNUP Pendekat Jalan Utama
UNHAS Utara.............................................................................................89
x

Gambar 44 Volume Kendaraan Simpang Kera kera Pendekat Jalan


Utama UNHAS Timur.................................................................................89
Gambar 45 Volume Kendaraan Simpang Kera kera Pendekat Jalan
Utama UNHAS Selatan..............................................................................90
Gambar 46 Volume Kendaraan Simpang Kera kera Pendekat Jalan Kera
kera.............................................................................................................90
Gambar 47 Volume Kendaraan Simpang Sahabat Pendekat Jalan Utama
UNHAS.......................................................................................................91
Gambar 48 Volume Kendaraan Simpang Sahabat Pendekat Jalan
Sahabat......................................................................................................91
Gambar 49 Volume Kendaraan Simpang Damai Pendekat Jalan Utama
UNHAS.......................................................................................................92
Gambar 50 Volume Kendaraan Simpang Damai Pendekat Jalan Damai.92
Gambar 51 Volume Kendaraan Bundaran UNHAS Pendekat Jalan Utama
UNHAS Timur.............................................................................................93
Gambar 52 Volume Kendaraan Bundaran UNHAS Pendekat Jalan Utama
UNHAS Selatan..........................................................................................93
Gambar 53 Volume Kendaraan Bundaran UNHAS Pendekat Jalan Utama
UNHAS Barat.............................................................................................94
Gambar 54 Penyesuaian Lajur di Simpang Pintu 1 UNHAS.....................95
Gambar 55 Penyesuaian Lajur di Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan.............................................................................................95
Gambar 56 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 1
UNHAS pada jam hari libur........................................................................97
Gambar 57 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 1
UNHAS pada jam hari kerja.......................................................................98
Gambar 58 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –
Perintis Kemerdekaan pada jam hari libur.................................................99
Gambar 59 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –
Perintis Kemerdekaan pada jam hari kerja................................................99
xi

Gambar 60 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –


Jalan Utama UNHAS pada jam hari libur................................................100
Gambar 61 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –
Jalan Utama UNHAS pada jam hari kerja...............................................100
Gambar 62 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 0
UNHAS jam hari libur...............................................................................101
Gambar 63 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 0
UNHAS pada jam hari kerja.....................................................................101
Gambar 64 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang PNUP
jam hari libur.............................................................................................102
Gambar 65 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang PNUP
pada jam hari kerja...................................................................................102
Gambar 66 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Kera
kera hari libur............................................................................................103
Gambar 67 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Kera
kera hari kerja...........................................................................................103
Gambar 68 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Sahabat
hari libur....................................................................................................104
Gambar 69 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Sahabat
hari kerja...................................................................................................104
Gambar 70 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Damai
hari libur....................................................................................................105
Gambar 71 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Damai
hari kerja...................................................................................................105
Gambar 72 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS
hari libur....................................................................................................106
Gambar 73 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS
hari kerja...................................................................................................106
Gambar 74 Informasi Panjang Antrian Simpang Pintu 1 UNHAS jam hari
Libur.........................................................................................................107
xii

Gambar 75 Informasi Panjang Antrian Simpang Pintu 1 UNHAS jam hari


Kerja.........................................................................................................107
Gambar 76 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan pada hari libur...................................................................108
Gambar 77 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan pada hari kerja..................................................................108
Gambar 78 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan
Utama UNHAS pada hari libur.................................................................109
Gambar 79 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan
Utama UNHAS pada hari kerja................................................................109
Gambar 80 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 0 pada hari libur..110
Gambar 81 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 0 pada hari kerja.110
Gambar 82 Informasi panjang antrian Simpang PNUP hari libur............111
Gambar 83 Informasi panjang antrian Simpang PNUP pada hari kerja..111
Gambar 84 Informasi panjang antrian Simpang Kera kera hari libur......112
Gambar 85 Informasi panjang antrian Simpang Kera kera hari kerja.....112
Gambar 86 Informasi panjang antrian Simpang Sahabat hari libur........113
Gambar 87 Informasi panjang antrian Simpang Sahabat hari kerja.......113
Gambar 88 Informasi panjang antrian Simpang Damai hari libur...........113
Gambar 89 Informasi panjang antrian Simpang Damai hari kerja..........114
Gambar 90 Informasi panjang antrian Bundaran UNHAS hari libur........114
Gambar 91 Informasi panjang antrian Bundaran UNHAS hari kerja.......114
Gambar 92 Informasi tundaan Simpang Pintu 1 UNHAS pada hari libur 116
Gambar 93 Informasi tundaan Simpang Pintu 1 UNHAS pada hari kerja
..................................................................................................................116
Gambar 94 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 1 UNHAS hari libur
..................................................................................................................117
Gambar 95 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 1 UNHAS hari kerja
..................................................................................................................117
Gambar 96 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan hari libur............................................................................118
xiii

Gambar 97 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan hari kerja...........................................................................118
Gambar 98 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan hari libur............................................................................119
Gambar 99 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Perintis
Kemerdekaan hari kerja...........................................................................119
Gambar 100 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama
UNHAS hari libur......................................................................................120
Gambar 101 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama
UNHAS hari kerja.....................................................................................120
Gambar 102 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Jalan
Utama UNHAS hari libur..........................................................................121
Gambar 103 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Jalan
Utama UNHAS hari kerja.........................................................................121
Gambar 104 Informasi tundaan Simpang Pintu 0 hari libur.....................122
Gambar 105 Informasi tundaan Simpang Pintu 0 hari kerja....................122
Gambar 106 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 0 hari libur........123
Gambar 107 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 0 hari kerja.......123
Gambar 108 Informasi tundaan Simpang PNUP hari libur......................124
Gambar 109 Informasi tundaan Simpang PNUP hari kerja.....................124
Gambar 110 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang PNUP hari libur
..................................................................................................................125
Gambar 111 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang PNUP hari
kerja..........................................................................................................125
Gambar 112 Informasi tundaan Simpang Kera kera hari libur................126
Gambar 113 Informasi tundaan Simpang Kera kera hari kerja...............126
Gambar 114 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Kera kera hari
libur...........................................................................................................127
Gambar 115 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Kera kera hari
kerja..........................................................................................................127
Gambar 116 Informasi tundaan Simpang Sahabat hari libur..................128
xiv

Gambar 117 Informasi tundaan Simpang Sahabat hari kerja.................128


Gambar 118 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Sahabat hari
libur...........................................................................................................129
Gambar 119 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Sahabat hari
kerja..........................................................................................................129
Gambar 120 Informasi tundaan Simpang Damai hari libur.....................130
Gambar 121 Informasi tundaan Simpang Damai hari kerja....................130
Gambar 122 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Damai hari libur
..................................................................................................................131
Gambar 123 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Damai hari
kerja..........................................................................................................131
Gambar 124 Informasi tundaan Bundaran UNHAS hari libur..................132
Gambar 125 Informasi tundaan Bundaran UNHAS hari kerja.................132
Gambar 126 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS hari
libur...........................................................................................................133
Gambar 127 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS hari
kerja..........................................................................................................133
xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tingkat Pelayanan Persimpangan dengan APILL........................21


Tabel 2 Tingkat Pelayanan Persimpangan tanpa APILL...........................22
Tabel 3. Tingkat Pelayanan Berdasarkan Keterlambatan.........................28
Tabel 4. Nilai Ekivalen Kendaraan Penumang (emp)................................38
Tabel 5. Faktor Koreksi Ukuran Kota ( FCS )...............................................41
Tabel 6. Faktor koreksi Hambatan Samping ( FS F )...................................42
Tabel 7. Tingkat Pelayanan Untuk Simpang Bersinyal.............................54
Tabel 8 Penentuan Uji Signifikansi yang digunakan.................................56
Tabel 9 Perlengkapan Survei.....................................................................62
Tabel 10 Matriks Rangkaian Kegiatan Survei............................................74
Tabel 11 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 1 UNHAS........................76
Tabel 12 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis........77
Tabel 13 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama
UNHAS.......................................................................................................77
Tabel 14 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 0 UNHAS........................78
Tabel 15 Geometrik jalan pada Simpang PNUP.......................................78
Tabel 16 Geometrik jalan pada Simpang Kera-kera..................................79
Tabel 17 Geometrik jalan pada Simpang Sahabat....................................79
Tabel 18 Geometrik jalan pada Simpang Damai.......................................80
Tabel 19 Geometrik jalan pada Bundaran UNHAS...................................80
Tabel 20 Fase dan arah pergerakan di Simpang Pintu 1 UNHAS............81
Tabel 21 Waktu siklus lampu lalu lintas tiap pendekat..............................81
Tabel 22 Penyesuaian Jarak Antrian Kendaraan......................................96
Tabel 23 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari libur menggunakan MKJI 1997..................................135
Tabel 24 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari kerja menggunakan MKJI 1997.................................135
Tabel 25 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari libur menggunakan MKJI 1997..................................136
xvi

Tabel 26 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari kerja menggunakan MKJI 1997.................................136
Tabel 27 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Libur
menggunakan MKJI 1997........................................................................137
Tabel 28 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Kerja
menggunakan MKJI 1997........................................................................137
Tabel 29 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari libur
menggunakan MKJI 1997........................................................................138
Tabel 30 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari kerja
menggunakan MKJI 1997........................................................................138
Tabel 31 Parameter Geometri Bagian Bundaran UNHAS menggunakan
MKJI 1997................................................................................................139
Tabel 32 Kapasitas jalan Bundaran UNHAS menggunakan MKJI 1997.139
Tabel 33 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari libur
menggunakan MKJI 1997........................................................................140
Tabel 34 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari kerja
menggunakan MKJI 1997........................................................................140
Tabel 35 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari
libur menggunakan MKJI 1997................................................................141
Tabel 36 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari
kerja menggunakan MKJI 1997...............................................................141
Tabel 37 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari libur menggunakan MKJI 1997..................................142
Tabel 38 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari kerja menggunakan MKJI 1997.................................142
Tabel 39 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur menggunakan
MKJI 1997................................................................................................143
Tabel 40 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja menggunakan
MKJI 1997................................................................................................144
Tabel 41 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur
menggunakan MKJI 1997........................................................................145
xvii

Tabel 42 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja


menggunakan MKJI 1997........................................................................145
Tabel 43 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari
libur menggunakan MKJI 1997................................................................146
Tabel 44 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari
kerja menggunakan MKJI 1997...............................................................146
Tabel 45 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari libur menggunakan PKJI 2014...................................148
Tabel 46 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari kerja menggunakan PKJI 2014..................................148
Tabel 47 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari libur menggunakan PKJI 2014...................................149
Tabel 48 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari kerja menggunakan PKJI 2014..................................149
Tabel 49 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Libur
menggunakan PKJI 2014.........................................................................150
Tabel 50 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Kerja
menggunakan PKJI 2014.........................................................................150
Tabel 51 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari libur
menggunakan PKJI 2014.........................................................................151
Tabel 52 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari kerja
menggunakan PKJI 2014.........................................................................151
Tabel 53 Parameter Geometri Bagian Bundaran UNHAS menggunakan
PKJI 2014.................................................................................................152
Tabel 54 Kapasitas jalan Bundaran UNHAS menggunakan PKJI 2014. 152
Tabel 55 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari libur
menggunakan PKJI 2014.........................................................................153
Tabel 56 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari kerja
menggunakan PKJI 2014.........................................................................153
Tabel 57 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari
libur menggunakan PKJI 2014.................................................................154
xviii

Tabel 58 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari


kerja menggunakan PKJI 2014................................................................154
Tabel 59 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari libur menggunakan PKJI 2014...................................155
Tabel 60 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1
UNHAS pada hari kerja menggunakan PKJI 2014..................................155
Tabel 61 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur menggunakan
PKJI 2014.................................................................................................156
Tabel 62 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja menggunakan
PKJI 2014.................................................................................................157
Tabel 63 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur
menggunakan PKJI 2014.........................................................................158
Tabel 64 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja
menggunakan PKJI 2014.........................................................................158
Tabel 65 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari
libur menggunakan PKJI 2014.................................................................159
Tabel 66 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari
kerja menggunakan PKJI 2014................................................................159
Tabel 67 Uji Signifikansi Untuk Derajat Kejenuhan di Semua Simpang. 160
Tabel 68 Uji Signifikansi Untuk Panjang Antrian.....................................161
Tabel 69 Uji Signifikansi Untuk Tundaan pada Semua Simpang............162
1

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana bagi kelancaran lalu lintas

baik di perkotaan maupun pedesaan. Dengan pesatnya pembangunan

suatu daerah sehingga semakin padat pula lalu lintasnya. Meningkatnya

jumlah kendaraan di jalan raya dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas

yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan. Kemacetan serta kesibukan

lalu lintas itu sering terjadi pada ruas jalan atau persimpangan jalan.

Universitas Hasanuddin (UNHAS) merupakan salah satu perguruan

tinggi negeri di kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah

mahasiswa sebanyak 21.554 orang. Lokasi kampus UNHAS terletak di

Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Kecamatan Tamalanrea, Kota

Makassar. Kampus UNHAS menempati areal seluas 220 hektare.

Perkembangan Kampus UNHAS memberi konsekuensi perlunya

kebutuhan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung

pergerakan orang dan barang. Perencanaan transportasi yang baik

sangat dibutuhkan untuk masalah-masalah yang muncul akibat

perkembangan di kampus UNHAS.

Lalu lintas di Kampus UNHAS terkonsentrasi pada jalan-jalan

utama yang berada di jalan pintu I, jalan pintu II, maupun jalan utama

UNHAS. Seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan tingginya


2

intensitas kegiatan pendidikan, maka berpengaruh pada kinerja jaringan

jalan. Jaringan jalan akan mengalami kemacetan, antrian atau tundaan

yang dapat mengganggu kelancaran serta kenyamanan berkendara.

Karena hal itu, maka timbullah permasalahan transportasi di kampus,

sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tingkat pelayanan jalan

yang disebabkan penggunaan ruang jalan.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah usaha untuk memahami sistem

lalu lintas yang sedang berjalan sehingga dapat menentukan solusi dari

permasalahan lalu lintas yang ada. Sehingga digunakan model simulasi

dengan perangkat lunak SIDRA Intersection Versi 8. Berdasarkan SIDRA

Intersection User Guide, SIDRA Intersection merupakan alat analitik mikro

berbasis jalur lanjutan untuk desain dan evaluasi persimpangan individual

dan persimpangan jaringan termasuk pemodelan kelas gerakan terpisah

(kendaraan ringan, kendaraan berat, bus, sepeda, truk besar, kereta api /

trem, dan sebaginya). SIDRA Intersection mampu memperkirakan

kapasitas, tingkat pelayanan dan berbagai ukuran kinerja termasuk

tundaan, panjang antrian dan pemberhentian untuk kendaraan dan

pejalan kaki, serta konsumsi bahan bakar, emisi polutan dan biaya

operasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian tugas akhir dengan judul:


3

“ANALISIS KINERJA LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN DI

DALAM KAMPUS UNHAS MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK SIDRA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja lalu lintas pada jaringan jalan di dalam

kampus UNHAS dengan menggunakan piranti lunak SIDRA?

2. Bagaimana kinerja lalu lintas pada jaringan jalan di dalam

kampus UNHAS dengan menggunakan metode MKJI 1997?

3. Bagaimana perbandingan kinerja lalu lintas antara piranti lunak

SIDRA dengan metode MKJI 1997?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya

penelitian ini sebagai berikut:

1. Menganalisis kinerja lalu lintas eksisting pada jaringan jalan di

dalam kampus UNHAS dengan menggunakan piranti lunak

SIDRA

2. Menganalisis kinerja lalu lintas pada jaringan jalan di dalam

kampus UNHAS dengan menggunakan piranti lunak SIDRA

3. Membandingkan kinerja lalu lintas antara piranti lunak SIDRA

dengan metode MKJI 1997


4

D. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, ditetapkan beberapa batasan

terhadap tinjauan yang dilakukan agar tidak menyimpang dari tujuan yang

akan dicapai. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada jaringan jalan di dalam kampus

UNHAS yaitu simpang Pintu 1 UNHAS, simpang pintu II

UNHAS (luar), Simpang pintu 2 UNHAS (dalam), simpang pintu

0 UNHAS, Simpang PNUP, Simpang Kera kera, Simpang

Sahabat, Simpang Damai, Bundaran Tri Dharma Pendidikan

UNHAS, Ruas Pintu 1 UNHAS, Ruas GOR UNHAS, Ruas

Sekolah Pascasarjana, Ruas Fakultas Kedokteran, Ruas

Fakultas Ilmu Budaya, dan Ruas Pintu 2 UNHAS.

2. Analisis data menggunakan data primer yaitu berupa data yang

diperoleh saat survei volume lalu lintas pada titik tersebut.

3. Jenis kendaraan yang dianalisis pada penelitian ini yaitu

kendaraan ringan, kendaraan berat, dan sepeda motor.

4. Survei lalu lintas dilaksanakan pada periode pukul 07.00 –

09.00, 11.00 – 13.00 dan 16.00 – 18.00 WITA.

5. Kinerja jaringan jalan dianalisis dengan menggunakan piranti

SIDRA Intersection dan metode MKJI 1997.


5

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan manfaat yang

akan diperoleh sebagai berikut:

1. Mengetahui kinerja jaringan jalan eksisting di dalam kampus

UNHAS dengan menggunakan piranti lunak SIDRA

Intersection.

2. Mengetahui proyeksi kinerja jaringan jalan di dalam kampus

UNHAS dengan menggunakan piranti lunak SIDRA

Intersection.

3. Menjadi masukan dan bahan pertimbangan, baik untuk pihak

kampus UNHAS maupun Pemerintah Kota Makassar dalam

perencanaan kinerja jalan, penentuan tingkat pelayanan jalan,

dan manajemen lalu-lintas yang tepat agar mendapatkan

keamanan, kenyamanan, dan kelancaran bagi pemakai jalan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mencoba mengikuti aturan

penulisan karya ilmiah yang benar dan mencoba membagi isi dari tugas

akhir ini dalam bentuk bab-bab yang merupakan pokok-pokok uraian

masalah penelitian yang disusun secara sistematis. Isi setiap bab secara

garis besar adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
6

Pada bab ini dijelaskan latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori dan literatur

terkait dengan objek dan/atau metodologi penelitian yang

berasal dari buku-buku maupun dari tulisan-tulisan lain

yang mendukung pencapaian tujuan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai uraian data dan metode

penelitian, bahan penelitian, peralatan penelitian dan cara

pengujian yang dilakukan terhadap data-data yang

diperoleh serta batasan dan asumsi yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan

pengolahan data serta pembahasannya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil

penelitian secara singkat dan jelas sebagai jawaban dari

masalah yang diangkat dalam penelitian serta


7

memberikan saran-saran sehubungan dengan analisis

yang telah dilakukan.


8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jalan

Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan

lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah yang lainnya, baik itu barang

maupun manusia. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, serta

kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka jalan sedikit demi sedikit

meningkat menjadi lebih baik, dengan menggunakan konstruksi

perkerassan jalan sebagai penguat.

Menurut UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, definisi jalan adalah

prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas, yang berada di permukaan tanah, di atas permukaan air, kecuali

jalan kereta api dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang dibangun

oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat

untuk kepentingan sendiri.

A.1. Jalan Perkotaan

Jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai

perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau

hampir seluruh jalan. Yang termasuk dalam kelompok jalan perkotaan

adalah jalan yang berada didekat pusat perkotaan dengan jumlah

penduduk lebih dari 100.000 jiwa. Jalan di daerah perkotaan dengan


9

jumlah penduduk yang kurang dari 100.000 juga dapat digolongkan pada

kelompok ini jika perkembangan samping jalan tersebut bersifat permanen

dan terus menerus (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997).

A.2. Komponen Jalan

Menurut Saodang (2010), komponen jalan terdiri dari :

1. Jalur lalu lintas

Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang digunakan untuk lalu

lintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan.

2. Median

Median Jalan adalah bagian jalan yang secara fisik memisahkan

dua jalur lalu lintas yang berlawanan arah, guna memungkinkan

kendaraan bergerak cepat dan aman. Fungsi median adalah memisahkan

dua aliran lalu lintas yang berlawanan, ruang lapak tunggu

penyeberangan jalan, penempatan fasilitas jalan, tempat prasarana

pekerjaan sementara, penghijauan, pemberhentian darurat, cadangan

lajur dan mengurangi silau dari lampu kendaraan pada malam hari dari

arah berlawanan.

3. Bahu jalan

Bahu jalan adalah bagian jalan yang berdampingan ditepi jalur lalu

lintas, dan harus diperkeras, berfungsi untuk lajur lalu lintas darurat, ruang

bebas samping dan penyangga perkerasan terhadap beban lalu lintas.


10

4. Trotoar

Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada Damija, diberi

lapisan permukaan, diberi elevasi yang lebih tinggi dari permukaan

perkerasan, dan umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.

5. Saluran Tepi/Samping

Saluran tepi/samping adalah selokan yang berfungsi untuk

menampung dan mengalirkan air hujan, limpasan dari permukaan jalan

dan daerah sekitarnya.

6. Lajur lalu lintas

Lajur lalu lintas adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang,

dibatasi oleh marka lajur jalan, meiliki lebar yang cukup untuk dilewati

suatu kendaraan bermotor sesuai kendaraan rencana.

B. Persimpangan

Persimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

jaringan jalan yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan

karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih. Karena merupakan tempat

terjadinya konflik dan kemacetan untuk itu maka perlu dilakukan

pengaturan dan pemodelan pada daerah simpang ini guna menghindari

dan meminimalisir terjadinya konflik dan beberapa permasalahan yang

mungkin timbul dipersimpangan. Di daerah perkotaan biasanya banyak


11

memiliki simpang, dimana pengemudi harus memutuskan untuk berjalan

lurus atau berbelok dan pindah jalan untuk mencapai satu tujuan.

Persimpangan adalah pertemuan antara 2 (dua) jalan atau lebih,

baik sebidang maupun tak sebidang atau titik jaringan jalan dimana jalan-

jalan bertemu dan lintasan kendaraan saling berpotongan. Persimpangan

merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadinya

konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara

kendaraan dengan pejalan kaki.

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996),

persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan di mana jalan-jalan

bertemu dan lintasan kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-

masing kaki persimpangan bergerak secara bersama-sama dengan lalu

lintas lainnya.

Persimpangan dibuat dengan tujuan untuk mengurangi potensi

konflik diantara kendaraan (termasuk pejalan kaki) sekaligus menyediakan

kenyamanan maksimum dan kemudahan pergerakan bagi kendaraan

(Khisty dan Lall, 2005).

B.1. Jenis-Jenis Persimpangan

Jenis-jenis persimpangan dapat dibedakan antara lain berdasarkan

pada hal berikut ini :

1) Bentuk bidang persimpangan


12

Menurut Harianto (2004), dilihat dari bentuknya ada 2 (dua) macam

jenis persimpangan, yaitu :

a) Persimpangan sebidang

Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana

berbagai jalan atau ujung jalan yang masuk ke persimpangan

mengarahkan lalu-lintas masuk ke jalur yang berlawanan dengan

lalu-lintas lainnya, seperti persimpangan pada jalan-jalan di kota.

Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

Pertemuan jalan sebidang ada 4 (empat) macam, yaitu :

a. Pertemuan atau persimpangan bercabang 3 (tiga),

b. Pertemuan atau persimpangan bercabang 4 (empat),

c. Pertemuan atau persimpangan bercabang banyak,

d. Bundaran (rotary Intersection).

Gambar 1. Jenis Persimpangan Jalan Sebidang

b) Persimpangan Tak Sebidang

Persimpangan tak sebidang adalah persimpangan dimana

jalan raya yang menuju ke persimpangan ditempatkan pada

ketinggian yang berbeda. Pertemuan atau persimpangan jalan tidak


13

sebidang, merupakan persimpangan dimana dua ruas jalan atau

lebih saling bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas

berada di atas atau di bawah ruas jalan yang lain.

Gambar 2. Jenis Persimpangan Jalan Tak Sebidang

2) Jenis pengendaliannya

Menurut Khisty dan Lall (2005), berdasarkan urutan pengendalian

dari kecil ke tinggi di persimpangan dapat diurutkan dalam 6 jenis, yaitu:

a) Rambu berhenti, ditempatkan pada persimpangan dengan kondisi

jalan minor relative kurang penting terhadap jalan utama, persimpangan

antara jalan-jalan luar kota dan jalan perkotaan dengan jalan raya.

b) Rambu pengendalian kecepatan, ditempatkan pada persimpangan

dengan jalan minor di titik masuk menuju persimpangan ketika perlu

memberi hak jalan pada jalan utama, kondisi berhenti tidak diperlukan

setiap saat.

c) Kanalisasi adalah proses pemisahan terhadap aliran kendaraan

yang saling konflik ke dalam rute jalan yang jelas dengan menempatkan

beton pemisah.
14

d) Bundaran adalah persimpangan kanalisasi yang terdiri dari sebuah

lingkaran pusat yang dikelilingi oleh jalan satu arah.

e) Persimpangan tanpa rambu adalah persimpangan yang tidak

memiliki peranti pengatur lalu lintas, sehingga pengemudi harus dapat

mengamati keadaan agar dapat mengatur kecepatan.

f) Peralatan lampu lalu lintas, merupakan metode paling efektif untuk

mengatur lalu lintas di persimpangan. Lampu lalu lintas adalah alat

elektronik yang memberi hak jalan pada salah satu arus atau lebih

sehingga arus kendaraan bias melewati persimpangan dengan aman dan

efisien.

B.2. Pola Pergerakan dan Konflik pada Persimpangan

Didalam daerah simpang, lintasan kendaraan akan berpotongan

pada satu titik titik konflik. Konflik ini akan menghambat pergerakan dan

juga merupakan lokasi potensial untuk terjadinya bersentuhan/tabrakan

(kecelakaan). Arus lalu lintas yang terkena konflik pada suatu simpang

mempuyai tingkah laku yang komplek dan berhubungan langsung dengan

tingkah laku gerakan tersebut.

1) Jenis Pertemuan Gerakan

Pada dasarnya ada empat jenis pertemuan arus lalu lintas di

persimpangan, yaitu:

a) Gerakan memisah/berpencar (Diverging)

Diverging adalah peristiwa memisahnya kendaraan dari suatu arus

yang sama ke jalur yang lain.


15

Gambar 3. Arus Memisah

b) Gerakan menyatu/bergabung (Merging)

Merging adalah peristiwa menggabungnya kendaraan dari suatu

jalur ke jalur yang lain.

Gambar 4. Arus Menggabung

c) Gerakan jalinan/bersilang (Weaving)

Weaving adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang

berjalan menurut arah yang sama sepanjang suatu lintasan di jalan raya

tanpa bantuan rambu lalu lintas. Gerakan ini sering terjadi pada suatu

kendaraan yang berpindah dari suatu jalur ke jalur lain, kemudian

bergerak ke jalur lainnya.

Gambar 5. Arus Menyilang


16

d) Gerakan memotong (Crossing)

Crossing adalah peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari

satu jalur ke jalur yang lain pada persimpangan dimana keadaan yang

demikian akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan tersebut.

Gambar 6. Arus Memotong

2) Titik Konflik Pada Simpang

Keberadaan persimpangan pada suatu jaringan jalan, ditujukan

agar kendaraan bermotor, pejalan kaki (pedestrian), dan kendaraan tidak

bermotor dapat bergerak dalam arah yang berbeda dan pada waktu yang

bersamaan. Dengan demikian pada persimpangan akan terjadi suatu

keadaan yang menjadi karakteristik yang unik dari persimpangan yaitu

munculnya konflik yang berulang sebagai akibat dari pergerakan

(manuver) tersebut.

Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1997), berdasarkan

sifatnya konflik yang ditimbulkan oleh manuver kendaraan dan

keberadaan pedestrian dibedakan 2 tipe yaitu:

a) Konflik primer yaitu konflik yang terjadi antara gerakan lalu lintas

yang saling berpotongan disebut juga konflik utama.

b) Konflik sekunder yaitu konflik yang terjadi antara gerakan lalu lintas

membelok ke kanan dengan gerakan lalu lintas lurus arah berlawanan


17

atau lalu lintas belok kiri dengan para pejalan kaki yang menyeberang

disebut juga konflik kedua.

Di dalam daerah simpang lintasan kendaraan akan berpotongan

pada titiktitik konflik. Jumlah potensial titik-titik konflik pada simpang

tergantung dari :

a) Jumlah kaki simpang

b) Jumlah lajur dari kaki simpang

c) Jumlah pengaturan simpang

d) Jumlah arah pergerakan

3) Daerah Konflik pada Simpang

Daerah konflik dapat digambarkan sebagai diagram yang

memperlihatkan suatu aliran kendaraan dan manuver bergabung,

menyebar, dan persilangan di simpang dan menunjukkan jenis konflik dan

potensi kecelakaan di simpang. Adapun titik konflik yang terjadi pada

persimpangan dapat dilihat pada gambar

Gambar 7. Titik Konflik pada Persimpangan


18

B.3. Solusi Mengatasi Konflik Di Persimpangan

Tujuan utama perencanaan simpang adalah mengurangi konflik

antara kendaraan bermotor serta tidak bermotor dan penyediaan fasilitas

yang memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan terhadap

pemakai jalan yang melalui persimpangan. Ada beberapa cara untuk

mengurangi konflik pergerakan lalu-lintas pada suatu persimpangan

(Tamin, 2000) :

1) Solusi Time-sharing,

Solusi ini melibatkan pengaturan penggunaan badan jalan untuk

masing-masing arah pergerakan lalu-lintas pada setiap periode tertentu.

Contohnya adalah pengaturan siklus pergerakan lalu-lintas pada

persimpangan dengan sinyal/signalized .

Gambar 8. Contoh Siklus Persimpangan Empat Lengan Prioritas Belok


Kanan

2) Solusi Space-sharing

Prinsip dari solusi jenis ini adalah dengan merubah konflik

pergerakan dari crossing menjadi jalinan atau weaving (kombinasi

diverging dan merging). Contohnya adalah bundaran lalu-lintas

(roundabout) seperti pada Gambar 9.


19

Prinsip roundabout ini juga bias diterapkan pada jaringan jalan yaitu

dengan menerapkan larangan belok kanan pada persimpangan. Dengan

adanya larangan belok kanan di suatu persimpangan, maka konflik di

persimpangan dapat dikurangi. Untuk itu, sistem jaringan jalan harus

mampu menampung kebutuhan pengendara yang hendak belok kanan,

yakni dengan melewatkan kendaraan melalui jalan alternatif yang pada

akhirnya menuju pada arah yang dikehendaki. Prinsip tersebut dinamakan

rerouting (O’Flaherty, 1997).

Gambar 9. Prinsip Rerouting pada Jaringan Jalan

3) Solusi Grade Separation

Solusi jenis ini meniadakan konflik pergerakan bersilangan, yaitu

dengan menempatkan arus lalu-lintas pada elevasi yang berbeda pada

titik konflik, bentuknya dapat berupa jalan layang dan jalan bawah tanah.

Untuk jalan layang, dapat berbentuk cloverleaf interchange (contohnya

Jembatan Semanggi di Jakarta) dan diamond interchange.


20

Gambar 10. Persimpangan Tidak Sebidang (Diamond Interchange And


Cloverleaf Interchange)

C. Kinerja Simpang

C.1. Tundaan Lalu Lintas

Tundaan di persimpangan adalah total waktu hambatan rata-rata

yang dialami oleh kendaraan sewaktu melewati suatu simpang (Tamin,

2000). Hambatan tersebut muncul jika kendaraan berhenti karena

terjadinya antrian di simpang sampai kendaraan itu keluar dari simpang

karena adanya pengaruh kapasitas simpang yang sudah tidak memadai.

Nilai tundaan memengaruhi nilai waktu tempuh kendaraan. Semakin tinggi

nilai tundaan, semakin tinggi pula waktu tempuh.

C.2. Panjang Antrian

Panjang antrian adalah panjang antrian kendaraan yang antri

dalam suatu pendekat. Sedangkan pendekat adalah lengan persimpangan

jalan untuk kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis henti.

Satuan panjang antrian yang digunakan adalah suatu mobil penumpang

(Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997).


21

D. Manajemen Lalu Lintas

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 (2006),

Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengoptimalkan penggunaan seluruh jaringan jalan, guna peningkatan

keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus

lalu lintas dengan melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada

untuk memberikan kemudahan kepada lalu lintas secara efisien dalam

penggunaan ruang jalan serta memperlancar pergerakan. Hal ini

berhubungan dengan kondisi arus lalu lintas dan sarana penunjangnya

pada saat sekarang dan mengorganisasikannya.

D.1. Tujuan Manajemen Lalu Lintas

Tujuan dilaksanakannya Manajemen Lalu Lintas adalah :

1) Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara

menyeluruh dengan tingkat aksesibilitas (ukuran kenyamanan) yang tinggi

dengan menyeimbangkan permintaan pergerakan dengan sarana

penunjang yang ada.

2) Meningkatkan tingkat keselamatan dari pengguna yang dapat

diterima oleh semua pihak dan memperbaiki tingkat keselamatan sebaik

mungkin.

3) Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan dimana

arus lalu lintas berada dan mempromosikan penggunaan secara efisien.


22

D.2. Sasaran Manajemen Lalu Lintas

Sasaran manajemen lalu lintas sesuai dengan tujuan di atas

adalah:

1) Mengatur dan menyederhanakan arus lalu lintas dengan

melakukan manajemen terhadap tipe, kecepatan dan pemakai jalan yang

berbeda untuk meminimumkan gangguan untuk melancarkan arus lalu

lintas.

2) Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan menambah

kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan. Melakukan

optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan terkontrolnya

aktifitas-aktifitas yang tidak cocok dengan fungsi jalan tersebut.

D.3. Perencanaan Lalu Lintas

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 (2006), salah

satu perencanaan lalu lintas yaitu penetapan tingkat pelayanan yang

diinginkan. Adapun tingkat pelayanan pada persimpangan dapat dilihat

pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Tingkat Pelayanan Persimpangan dengan APILL

Tingkat Pelayanan Tundaan


A ≤5,0
B 5,10 – 15,0
C 15,1 – 25,0
D 25,1 – 40,0
E 40,1 – 60,0
F >60
23

Tabel 2 Tingkat Pelayanan Persimpangan tanpa APILL

Tundaan (detik per


Tingkat Pelayanan
kendaraan)
A ≤5,0
B 5 – 10
C 11 – 20
D 21 – 30
E 31 – 45
F >45

D.4. Strategi dan Teknik Manajemen Lalu Lintas

Menurut Putra (2011), terdapat tiga strategi manajemen lalu lintas

secara umum yang dapat dikombinasikan sebagai bagian dari rencana

manajemen lalu lintas. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Manajemen Kapasitas, terutama dalam pengorganisasian ruang

jalan. Langkah pertama dalam manajemen lalu lintas adalah membuat

penggunaan kapasitas dan ruas jalan seefektif mungkin, sehingga

pergerakan lalu lintas yang merupakan syarat utama.

Arus di persimpangan harus disurvei untuk meyakinkan

penggunaan yang optimum. Right of Way harus diorganisasikan

sedemikian rupa sehingga setiap bagian mempunyai fungsi sendiri, misal,


24

jalur pejalan kaki, kapasitas jalan. Penggunaan ruang jalan sepanjang

ruas jalan harus dikoordinasikan secara baik.

Jika akses dan parkir diperlukan, survei dapat dengan mudah

menentukan demand-nya. Perlunya fasilitas pejalan kaki dapat dengan

mudah disurvei. Oleh sebab itu, manajemen kapasitas adalah hal yang

termudah dan teknik manajemen lalu lintas yang paling efektif untuk

diterapkan.

2) Manajemen Prioritas

Terdapat beberapa ukuran yang dapat dipakai untuk menentukan

prioritas pemilihan moda transportasi, terutama kendaraan penumpang

(bus dan taksi) :

 Jalur khusus bus

 Prioritas persimpangan

Karena bus bergerak dengan jumlah penumpang yang banyak

setiap ukuran, untuk memperbaiki kecepatannya walaupun dengan jumlah

sedikit akan menguntungkan orang banyak. Kendaraan barang tidak

diprioritas kecuali pada waktu mengantar barang. Metode utama adalah

dengan mengizinkan parkir (short term) untuk pengantaran pada lokasi

dimana kendaraan lainnya tidak diperbolehkan berhenti.

3) Manajemen Demand

Manajemen demand terdiri dari :


25

a) Merubah rute kendaraan pada jaringan dengan tujuan untuk

memindahkan kendaraan dari daerah macet ke daerah tidak macet.

b) Mengubah moda perjalanan, terutama dari kendaraan pribadi ke

angkutan umum pada jam sibuk. Hal ini berarti penyediaan prioritas ke

angkutan umum.

c) Yang menyebabkan adanya keputusan perlunya pergerakan apa

tidak, dengan tujuan mengurangi arus lalu lintas dan juga kemacetan.

d) Kontrol pengembangan tata guna tanah.

E. Signalized Intersection Design and Research Aid (SIDRA)

SIDRA Intersection (sebelumnya disebut SIDRA dan aaSIDRA)

adalah paket perangkat lunak yang digunakan untuk persimpangan

(junction) kapasitas, tingkat pelayanan, dan analisis kinerja oleh lalu lintas

desain, operasi dan profesional perencanaan. Pertama kali dirilis pada

tahun 1984.

Pengoperasian sinyal lalu lintas secara umum dapat dibedakan

dalam dua kategori yaitu sistem sinyal fixed time dan traffic responsive.

Pada sistem sinyal tetap sistem operasi menggunakan waktu siklus yang

tetap, tetapi kita juga dapat melakukan beberapa rencana waktu siklus

misalkan pembedaan waktu siklus untuk jam sibuk dan jam tidak sibuk.

Sistem responsive adalah sistem pengoperasian sinyal menggunakan

waktu siklus yang disesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas di lapangan.

Selain itu sinyal dapat dioperasikan secara individu/tunggal (isolated)


26

maupun secara teroordinasi, pada sistem tunggal pengaturan sinyal

hanya berlaku pada satu simpang saja sedangkan pada sinyal koordinasi

terdapat keterkaitan pengaturan sinyal lalu lintas antar simpang satu

dengan yang lainnya, waktu siklus yang digunakan adalah sama atau

setengahnya.

Gambar 11. Tampilan Software SIDRA

R. Akcelik (1981) mengembangkan metode untuk menganalisis

simpang bersinyal tunggal dengan menekankan pada pergerakan lalu

lintas yang sering dikenal dengan critical movement, artinya pengaturan

sinyal lampu lintas didasarkan pada pergerakan kendaraan yang paling

kritis. Konsep ini berbeda dengan metode Webster dimana pengaturan

sinyal didasarkan pada jumlah fase yang paling sedikit dengan indikator

tundaan minimum sehingga menghasilkan siklus optimum. Penelitian ini

akan menggunakan metode Akcelik untuk menganalisis kinerja

persimpangan yang memiliki lengan empat buah dengan bantuan program

SIDRA.
27

SIDRA singkatan dari Signalised and unsignalised Design

Research Aid dan digunakan sebagai suatu bantuan untuk mendesain

dan mengevaluasi macam-macam persimpangan sebagai berikut:

 Signalised Intersection (persimpangan bersinyal),

 Roundabout (bundaran),

 Two way stop sign control,

 All way stop sign control, dan

 Give way sign control.

SIDRA menggunakan model analisis lalu lintas secara detail dan

digabungkan dengan metode perkiraan untuk memberikan perkiraan

kapasitas dan tampilan statistic dari keterlambatan, antrian, perhentian,

dan lain-lain. Sidra dapat digunakan untuk:

 Memperoleh perkiraan kapasitas dan ciri-ciri tampilan seperti

keterlambatan, antrian, perhentian dan juga pemakaian bahan

bakar, emisi polusi serta biaya operasi untuk semua bentuk

persimpangan

 Menganalisis beberapa alternatif desain untuk mengoptimalkan

desain persimpangan, menandai tahapan-tahapan dan waktu

untuk menentukan strategi yang berbeda

 Melakukan analisis desain

 Mendesain panjang jalur yang pendek (pada belokan, jalur

daerah parkir dan hilangnya jalur pada jalan keluar)


28

 Menangani persimpangan yang memiliki lebih dari empat kaki

atau maksimum sampai dengan persimpangan dengan delapan

kaki

 Menganalisis akibat dari kendaraan berat pada persimpangan

 Menganalisis masalah yang rumit dari jalur yang terbagi dan

belokan yang berlawanan serta jalur pendek pada hulu dan hilir

 Menentukan waktu tanda lampu bagi setiap geometrik

persimpangan sesederhana mungkin sesuai dengan

penyusunan taraf yang komplek

 Menganalisis kondisi tingkat kepadatan yang tinggi dengan

menggunakan Sidra.

D.1. Rumus-rumus yang Digunakan dalam Analisis Sidra

Perhitungan waktu siklus pada Sidra ditentukan pada rumus P = D

+KH, dimana k adalah hukuman perhentian (stop penalty), D adalah total

tundaan dan H adalah angka henti. Dari rumus diatas dibuat formula

menurut ARR 123 Rahmi Akcelik

( 1,4+k ) L+6
co= (2.6)
1−Y

Dimana:

Co : waktu siklus

k : penalty Stop

L : waktu hilang persimpangan (detik)

Y : ratio arus persimpangan


29

Kegunaan dari waktu siklus adalah agar mendapatkan hasil

keterlambatan dan antrian yang optimum, karena dengan dengan siklus

waktu yang optimum akan dihasilkan keterlambatan dan antrian yang

optimum.

Keterlambatan kendaraan berbeda di antara waktu perjalanan yang

terganggu (opposed) dan yang tidak terganggu (protected). Perkiraan

keterlambatan didasarkan pada metode path race, dimana keterlambatan

yang di ambil kendaraan selama periode analisis (periode arus sibuk).

Rata-rata keterlambatan untuk semua kendaraan berhenti dan tidak

berhenti adalah sebagai berikut:

x=dq /360 (2.7)

Dimana:

D : total keterlambatan (kendaraan per jam)

d : rata-rata keterlambatan per kendaraan (detik)

q : rata-rata arus (periode arus sibuk)

Guna dari penghitungan keterlambatan adalah untuk menentukan

tingkat pelayanan dari persimpangan tersebut, dan tingkat pelayanan

(LOS) yang ditentukan oleh keterlambatan. Nilai LOS dapat dilihat pada

tabel 2.6 dan batas minimum yang dianjurkan dalam karya ilmiah ini

adalah LOS kelas C.

Tabel 3. Tingkat Pelayanan Berdasarkan Keterlambatan

Tingkat Rata-rata tundaan setiap kendaraan


Pelayana dalam detik (d) untuk Bersinyal
n
A d ≤ 10
30

B 10 < d ≤ 20
C 20 < d ≤ 35
D 35 < d ≤ 55
E 55 < d ≤ 80
F 80 ≤ d
Sumber : SIDRA INTERSECTION USER GUIDE, 2012

Adapun keterangan mengenai tingkat pelayanan dijelaskan sebagai

berikut:

 Tingkat pelayanan A apabila nilai keterlambatan sangat rendah

atau kurang dari 10 detik/smp. Sebagian besar kendaraan datang

selama lampu hijau, dan sebagian besar tidak berhenti sama

sekali, dan panjang siklus yang pendek juga memberikan

konstribusi terhadap keterlambatan yang rendah.

 Tingkat pelayanan B apabila nilai keterlambatan antara 10,1

detik/smp sampai dengan 20 detik/smp, lebih banyak kendaraan

yang berhenti bila di bandingkan dengan LOS A, sehingga

menyebabkan tingkat rata-rata keterlambatan menjadi lebih tinggi.

 Tingkat pelayanan C apabila nilai keterlambatan antara 20,1

detik/smp sampai dengan 35 detik/smp. Nilai keterlambatan ini

diakibatkan dari pergerakan yang wajar dan mempunyai panjang

siklus yang cukup lama, sedangkan kendaraan yang berhenti

sudah tampak dan ada beberapa kendaraan yang masih melewati

persimpangan tanpa berhenti.

 Tingkat pelayanan D apabila nilai keterlambatan antara 35,1

detik/smp sampai dengan 55 detik/smp, disebabkan karena


31

kombinasi dari pergerakanyang sudah cukup padat, panjang siklus

yang lama, nilai rasio v/c yang tinggi.

 Tingkat pelayanan E apabila nilai keterlambatan antara 55,1

detik/smp sampai dengan 80 detik/smp, mempunyai pergerakan

yang jelek, panjang siklus yang tinggi, dan mempunyai nilai rasio

v/c yang tinggi.

 Tingkat pelayanan F apabila nilai keterlambatan di atas 80

detik/smp, dan keadaan ini sudah tidak dapat diterima oleh

pengemudi, dimana arus sudah sangat padat yang berarti nilai

kedatangan sudah melampaui nilai kapasitas dari persimpangan,

dan disebabkan karena nilai rasio v/c sudah di atas 1,00 sedang

pergerakan yang amat buruk dan panjang siklus yang amat tinggi

dapat memberikan konstribusi yang besar pada keterlambatan ini.

waktu hilang persimpangan ditentukan dengan rumus

L=∑l (2.8)

Dimana:

L : waktu hilang persimpangan

l : nilai rasio waktu hilang setiap pendekat

Tundaan pada Sidra mempunyai rumus

qc ( 1−u ) 2
D= + Nox (2.9)
2(1− y )

Dimana:

D : tundaan rata-rata persimpangan(kend/jam)

qc : angka kedatangan rata-rata (kend/siklus)


32

u : ratio waktu hijau(g/c)

N0 : antrian sisa rata-rata

Waktu hijau yang efektif untuk setiap periode hijau dihitung dari:

G=Fk −Fi−I (2.10)

Dimana:

Fk : waktu perubahan tahap awal

Fi : waktu perubahan tahap akhir

I : waktu hilang

Rumus diatas berguna agar dapat ditentukan waktu hijau yang

benar-benar efisien, agar tidak terbuang percuma sisa waktu hijaunya dan

hal ini berguna untuk menentukan nilai siklus waktu yang optimum,

keterlambatan dan antrian.

Waktu merah efektif dirumuskan dengan:

r =c−g (2.11)

Dimana:

c : siklus waktu

g : waktu hijau efektif

r : waktu merah efektif

Rumus diatas berguna berguna agar dapat ditentukan waktu merah

yang benar-benar efisien dan berguna untuk menentukan nilai siklus

waktu yang optimum, keterlambatan dan antrian.

Total jumlah perhentian yang efektif dihitung dari:

H=h .q (2.12)
33

Dimana:

H : total jumlah stop per jam

h : nilai stop yang efektif (stop/kendaraan)

q : rata-rata arus kendaraan (kendaraan/jam)

Panjang Antrian, rata-rata panjang antrian kendaraan pada awal

dari waktu hijau dirumuskan dalam Sidra

N=qr + N 0 (2.13)

Dimana:

N : panjang antrian (kend)

r : waktu merah efektif (detik)

N0 : rata-rata panjang antrian sisa (kend)

q : ratio arus kedatangan (kend/detik)

Siklus waktu ditentukan sebagai input dalam SIDRA. Jika SIDRA

menemukan waktu perputaran minimum yang lebih besar dari waktu

perputaran maksimum yang telah ditetapkan, maka waktu perputaran

maksimum disamakan dengan waktu perputaran minimum (Cmin =

Cmax). Waktu perputaran praktis dihitung dari:

L
C p= C min ≤C p ≤C max (2.14)
1−U

Dimana:

L : total waktu yang hilang

U : nilai rasio waktu hijau

Guna dari siklus waktu praktis adalah agar mendapatkan hasil

keterlambatan dan antrian yang optimum, karena dengan dengan siklus


34

waktu yang optimum akan dihasilkan keterlambtan dan antrian yang

optimum.

D.2. Data-data Input SIDRA yang Dibutuhkan

Data-data yang dibutuhkan untuk persiapan input adalah sebagai

berikut:

1) Jenis persimpangan dan bentuk geometri persimpangan (peta

situasi),

2) Deskripsi pergerakan (movement description),

3) Volume lalu lintas pada saat waktu puncak,

4) Data jalur meliputi lebar jalan, lebar belok kiri saat lampu merah

(LTOR), lebar median, dan lain-lain,

5) Fase dari lampu lalu lintas termasuk prioritas dan pergerakan

opposed,

6) Waktu siklus

D.3. Data-data Output SIDRA

Hasil output dari SIDRA adalah sebagai berikut:

1) Tingkat pelayanan,

2) Antrian, perhentian,

3) Derajat kejenuhan,

4) Kapasitas,

5) Pemakaian bahan bakar dan emisi polusi,

6) Siklus waktu optimal.


35

D.4. Sistem Operasi Sidra

Sistem operasi Sidra dibagi dalam tiga bagian yaitu tahap input

data, tahap perhitungan dan tahap output data. Adapun operasi dalam

input data adalah sebagai berikut:

1) Program Sidra dijalankan dengan memilih file SIDRA yang berada di

desktop komputer.

2) Tekan menu new project atau buka existing project. Dalam penelitian

ini buka new atau open new project.

3) Setelah itu dilanjutkan dengan memilih tipe persimpangan seperti

simpang bersinyal, roundabout dan lain-lain.

4) Pada panel sebelah kiri terdapat menu input data dan diisi nama

persimpangan, total flow period, peak flow period, faktor arus puncak,

HV dan LV data waktu siklus dan arus kepadatan.

5) Pilih menu geometri untuk input data nama jalan, jumlah jalur keluar

masuk, lebar median, pejalan kaki dan lebar jalur.

6) Pilih menu volume dan input data untuk volume lalu lintas per line

berupa light vehicle (LV) maupun heavy vehicle (HV).

7) Pilih menu path data untuk input data arus basic kepadatan real flow

faktor, practikal derajat kepadatan, LTOR yes or no dan speed untuk

keluar dan masuk.

8) Pilih menu movement data untuk input data bentuk pergerakan

seperti untuk arah Jl. Perintis Kemerdekaan (Timur) ada pergerakan


36

belok kanan, lurus dan putar balik atau arah Jl. Pintu 1 UNHAS

(Utara) ada jalan belok kiri, dan belok kanan.

Setelah proses data input selesai, kemudian dilanjutkan ke tahap

berikutnya yaitu perhitungan SIDRA, dimana perhitungan tersebut dapat

dijalankan dengan menekan tombol proses, dan perhitungan dimulai,

apabila ada kesalahan dalam proses pemasukan data maka perhitungan

akan mengalami error message dan bentuk kesalahan tersebut harus

diperbaiki terlebih dahulu, kemudian perhitungan dapat kembali di

lanjutkan dengan menekan tombol proses.

Setelah perhitungan selesai, dapat dilihat hasil outputnya pada

menu output di bagian kiri, dimana pada menu output dapat dilihat

tampilan hasil dalam bentuk grafik ataupun data. Adapun data-data yang

dihasilkan sebagai berikut:

 Delay dan LOS adalah hasil output grafik yang menyatakan tentang

keterlambatan dan tingkat pelayanan dari persimpangan. Dan dari

tiap-tiap lajur pada persimpangan.

 Queues adalah hasil output grafik ataupn data yang menyatakan

tentang panjang antrian dari persimpangan tersebut dan dinyatakan

dalam jumlah kendaraan dan dalam meter panjang antrian.

 Stops adalah hasil output grafik ataupun data yang menyatakan

tentang lama perhentian dari persimpangan.

 Degree of saturation adalah hasil output grafik atau angka yang

menyatakan tentang derajat kepadatan dari persimpangan.


37

 Capacities adalah hasil ouput fragik ataupun angka yang

menyatakan kapasitas dari persimpangan.

 Flow adalah hasil output yang menyatakan tentang volume lalu

lintas dari persimpangan.

 Phasing adalah hasil output grafik atau angka yang menyatakan

tentang lampu lalu lintas dari persimpangan.


38

Gambar 12. Bagan Alir Operasi SIDRA


39

F. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)

Simpang memiliki peranan penting untuk menyalurkan pergerakan

lalu lintas dari berbagai pertemuan arus pergerakan. Fungsi utama

simpang adalah mengalirkan dan mendistribusikan kendaraan yang lewat

pada simpang sehingga mengurangi potensi konflik dan konsentrasi arus

(breakdown). Pada simpang bersinyal, arus kendaraan yang memasuki

persimpangan diatur secara bergantian untuk mendapatkan prioritas

dengan berjalan terlebih dahulu yang dikendalikan oleh lampu lalu lintas.

Sejauh ini, pedoman perencanaan dan pengoperasian simpang

berdasarkan manual lalu lintas dari negara maju, kemudian diadopsi

dengan mengkalibrasi beberapa faktor penyesuaian kondisi lokal. Manual

Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) adalah manual yang menjadi

pedoman perancangan, disain dan pengoperasian simpang bersinyal di

Indonesia.

Secara teori MKJI (1997) mengadopsi konsep manual dari Amerika

Serikat HCM (1985). Model analisa yang digunakan pada HCM (1985)

didasarkan pada kondisi aliran lalu lintas seragam (homogenous traffic)

dan didominasi oleh tipe kendaraan mobil penumpang, serta aliran lalu

lintas mengikuti konsep iring-iringan kendaraan perlajur (lane based)

(Muntazar, et al. 2017).


40

F.1. Arus dan Komposisi Lalu Lintas

Arus lalu lintas (Q) adalah komposisi lalu lintas, dimana

menyatakan arus lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp). Dalam

arti berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi kendaraan ringan

(termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan Ekivalensi Mobil

Penumpang (emp). Ekivalensi Mobil Penumpang (emp) sendiri adalah

sebuah faktor koreksi yang dapat mengkonversi berbagai jenis kendaraan

dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya.

Dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Nilai Ekivalen Kendaraan Penumang (emp)

Emp untuk pendekat:


Jenis Kendaraan
Terlindung Terlawan

Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0

Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3

Sepeda Motor (MC) 0,2 0,2

Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, (MKJI, 1997)


41

Nilai pada tabel digunakan untuk menghitung perbandingan belok

kiri ( P¿) dan perbandingan belok kanan (PRT) dengan penjabaran rumus

sebagai berikut:

¿(smp / jam)
P¿ = (1)
Total ¿¿

Dimana:

P¿ : Rasio kendaraan belok kiri

Q¿ : Arus lalu lintas belok kiri

QTotal : Arus lalu lintas total

RT (smp/ jam)
P RT = (2)
Total ¿ ¿

Dimana:

P RT : Rasio kendaraan belok kanan

Q RT : Arus lalu lintas belok kanan

QTotal : Arus lalu lintas total

Sedangkan untuk menetukan rasio kendaraan tak bermotor

dihitung dengan membagi arus kendaraan tak bermotor ( QUM ) dengan

arus kendaraan bermotor (QUV ), yang dirumuskan sebagai berikut:

Q UM
PUM = (3)
QUV

Dimana:

PUM : Rasio kendaraan tak bermotor

QUM : Arus kendaraan tak bermotor


42

QUV : Arus kendaraan bermotor

F.2. Penerapan Fase Sinyal

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997)

penerapan fase sinyal di bagi menjadi arus terlindung dan terlawan. Arus

terlawan adalah arus lalu lintas belok kanan atau arus lalu lintas belok

kanan dan kiri lawan arah dari satu kaki berada pada fase yang sama.

Sedangankan arus terlindung adalah arus belok kanan yang dipisahkan

fasenya dengan arus lurus atau arus belok kanan tidak diperbolehkan.

Periode merah semua antar fase juga harus lebih sama atau lebih

besar dari LT. Total waktu hilang (LTI) dihutung dari hasil penjumlahan

periode antar hijau (IG). Waktu kuning rata-rata yang digunakan di

Indonesia adalah 3 detik. Selain itu penentuan waktu sinyal juga

berdasarkan pemilihan tipe pendekat dan lebar efktif pendekat.

F.3. Arus Jenuh Dasar

Arus jenuh dasar adalah jumlah antrian keberangkatan di dalam

pendekat selama kondisi ideal (smp/jam hijau). Menurut MKJI (1997) tipe

pendekat dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu sebagai berikut ini:

1) Tipe berlawanan (O = opposed), apabila pada arus berangkat

terjadi konflik dengan lalu lintas dari arah berlawanan.

2) Tipe terlindung (P = protected), apabila pada arus berangkat tidak

terjadi konflik dengan lalu lintas dan arah yang berlawanan.


43

Pada arus berangkat terlindung atau tipe pendekat P, arus jenuh

dasar dirumuskan sebagai berikut:

S0 =600× We (4)

Dimana:

S0 : Arus jenuh dasar

We : Lebar efektif pendekat

F.4. Faktor Penyesuaian

Faktor koreksi untuk nilai arus lalu lintas jenuh dasar yang

digunakan pada kedua tipe pendekat yaitu tipe terlindung pada simpang

adalah sebagai berikut:

1) Faktor koreksi ukuran kota ( F CS) ditentukan sesuai tabel 5.

Tabel 5. Faktor Koreksi Ukuran Kota ( F CS)

Jumlah Penduduk Faktor Koreksi Ukuran Kota


(Juta Jiwa) ( F CS ¿

> 3,0 1,05


1,0-3,0 1,00
0,5-1,0 0,94
0,1-0,5 0,83
< 0,1 0,82
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, (MKJI, 1997)
44

2) Faktor koreksi hambatan samping ( F S F ) ditentukan sesuai Tabel 6.

Tabel 6. Faktor koreksi Hambatan Samping ( F S F )

Rasio kendaraan tak bermotor (FSF)


Lingkungan Hambatan
Tipe fase
Jalan Samping 0,0 0,1
0,05 0,10 0,20 ≥0,25
0 6
0,9 0,7
Terlawan 0,88 0,84 0,74 0,70
3 9
Tinggi
0,9 0,8
Terlindung 0,91 0,88 0,85 0,81
3 7
0,9 0,8
Terlawan 0,89 0,85 0,75 0,71
Komersial 4 0
Sedang
(KOM) 0,9 0,8
Terlindung 0,92 0,89 0,86 0,82
4 8
0,9 0,8
Terlawan 0,90 0,86 0,76 0,72
5 1
Rendah
0,9 0,8
Terlindung 0,93 0,90 0,87 0,83
5 9
0,9 0,8
Terlawan 0,91 0,86 0,78 0,72
6 1
Tinggi
0,9 0,9
Terlindung 0,94 0,92 0,86 0,84
6 9
0,9 0,8
Terlawan 0,92 0,87 0,79 0,73
Pemukiman 7 2
Sedang
(KIM) 0,9 0,9
Terlindung 0,95 0,93 0,87 0,85
7 0
0,9 0,8
Terlawan 0,93 0,88 0,80 0,74
8 3
Rendah
0,9 0,9
Terlindung 0,96 0,94 0,88 0,86
8 1
1,0 0,8
Terlawan 0,95 0,90 0,80 0,75
Tinggi/ 0 5
Akses
Sedang/
Terbatas 1,0 0,9
Rendah Terlindung 0,98 0,95 0,90 0,88
0 3

Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, (MKJI, 1997)

3) Faktor penyesuaian untuk kelandaian ( F g) sesaui gambar 13.


45

Gambar 13. Faktor Penyesuaian untuk Kelandaian ( F g)

4) Faktor penyesuaian untuk kelandaian ( F P) sesaui gambar 14.

Gambar 14. Faktor Koreksi Parkir ( F P)

Selain menggunakan grafik diatas FP juga dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

F P=¿ (5)

Dimana:

LP : Jarak antara garis henti dan kendaraan yang diparkir

pertama (m) atau panjang dari lajur pendek

WA : Lebar pendekat (m)


46

g : Waktu hijau pada pendekat


47

5) Faktor koreksi belok kiri ( F ¿)

Gambar 15. Koreksi Belok Kiri ( F ¿)

Selain menggunakan grafik diatas FLT juga dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

P¿ =Q¿ /QTOT (6)

Dimana:

P¿ : Persentase belok kiri

Q¿ : Jumlah arus yang belok kiri pada tiap pendekat

(smp/jam)

QTOT : Jumlah total arus pada tiap pendekat (smp/jam)

Setelah diketahui PLT, besarnya (FLT) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut ini :

F ¿=1,0−( P¿ × 0,16) (7)

Dimana:

F¿ : Faktor penyesuaian belok kiri

P¿ : Rasio belok kiri


48

6) Faktor koreksi belok kanan ( F RT )

Gambar 16. Koreksi Belok Kanan ( F RT )

Selain menggunakan grafik diatas FRT juga dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

P RT =Q RT /QTOT (8)

Dimana:

P RT : Persentase belok kanan

Q RT : Jumlah arus yang belok kanan pada tiap pendekat

(smp/jam)

QTOT : Jumlah total arus pada tiap pendekat (smp/jam)

Setelah diketahui PRT, kemudian FRT dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut ini :

F RT =1+( P¿ × 0,26) (9)

Dimana:

F RT : Faktor penyesuaian belok kiri

P RT : Rasio belok kiri


49

F.5. Nilai Arus Jenuh

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997), nilai arus

jenuh dikatakan sebagai arus jenuh pada saat berada pada keadaan lalu

lintas standar. Nilai arus jenuh adalah nilai hasil dari perkalian arus jenuh

dasar (So) dengan faktor penyesuaian pada kondisi sebenarnya. Nilai

arus jenuh (S) dapat dirumuskan sebagai berikut:

S=S 0 × FCS × F SF × F g × F P × F RT × F ¿ (10)

Dimana:

S0 : Arus jenuh dasar

F CS : Faktor koreksi ukuran kota

F SF : Faktor koreksi hambatan samping

Fg : Faktor koreksi kelandaian

FP : Faktor koreksi parkir

F RT : Faktor koreksi belok kanan

F¿ : Faktor koreksi belok kiri


50

F.6. Perbandingan Arus Lalu Lintas dengan Arus Jenuh

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997),

perbandingan atau rasio arus jenuh yang terjadi pada tiap pendekat

dengan fase yang sama, dapat dirumuskan sebagai berikut:

FR=Q /S (11)

Dimana:

FR : Rasio arus jenuh

Q : Jumlah arus jenuh lalu lintas (smp/jam)

S : Arus jenuh yang disesuaikan (smp/jam hijau)

Jumlah flow ratio dalam satu fase lebih dari satu, maka perlu

diambil nilai yang kritis. Harga rasio arus jenuh terbesar pada setiap fase

disebut rasio arus jenuh ( FR CRIT ), sedangkan penjumlahan dari FRCRIT

keseluruhan satu fase pada satu siklus dinamakan arus simpang (IFR).

IFR=∑( FRCRIT ) (12)

Rasio fase (PR) untuk masing – masing fase dihitung dengan

rumus berikut ini :

FR CRIT
PR= (13)
IFR
51

F.7. Waktu Siklus dan Waktu Hijau

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997), waktu

siklus (c) merupakan waktu untuk urutan lengkap dari perupahan sinyal

dari awal hijau yang berurutan pada fase yang sama. Waktu siklus hasil

perhitungan ini merupakan waktu siklus optimum. Waktu siklus dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

c=∑ g+ LTI (14)

Dimana:

c : Waktu siklus yang disesuaikan

∑g : Jumlah total waktu hijau (det)

LTI : Waktu hilang

Waktu hijau (g) merupakan kendali lalu lintas aktuasi kendaraan

(det) dan sebagai waktu nyala hijau dalam sauatu pendekat. Waktu hijau

dapat dihitung dengan rumus:

gi=(C UA −LTI )× PRi (15)

Dimana:

gi : Tampilan waktu hijau pada fase i (det)

C UA : Waktu siklus sebelum waktu penyesuaian sinyal

(det)

LTI : Waktu hilang total per siklus (det)

PRi : Rasio FR CRIT / ∑( FR CRIT )


52

F.8. Perilaku Lalu Lintas

Perilaku lalu lintas sendiri adalah suatu ukuran dari berbagai

perilaku lalu lintas yang ditentukan berdasarkan pada arus lalu lintas,

derajat kejenuhan dan waktu sinyal. Perilaku lalu lintas juga sangat

dipengaruhi oleh panjang antrian, angka henti, dan tundaan sebagai mana

dijabarkan di bawah ini.

1) Jumlah antrian (NQ) dan panjang antrian (QL)

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997), jumlah

antrian adalah jumlah antrian pada awal sinyal hijau (NQ1) ditambah

dengan sisa dari fase hijau sebelumnya (NQ2) maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

NQ=NQ 1+ NQ 2 (16)

Persamaan untuk penentuan jumlah antrian smp (NQ1) yang

tersisa dari fase hijau dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini:

NQ 1=0,25 ×C × ¿ (17)

Jika DS ≥ 0,5 selain dari itu NQ1 = 0

Dimana:

NQ 1 : Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya

DS : Derajat kejenuhan

GR : Rasio hijau

C : Kapasitas (smp/jam) = arus jenuh dikalikan rasio

hijau (S × GR)
53

Penentuan besarnya nilai jumlah antrian smp yang tersisa pada

fase hijau sebelumnya ( NQ 2), dapat dicari dengan menggunakan rumus

berikut ini :

1−GR Q
NQ 2=c × × (18)
1−GR × DS 3600

Dimana:

NQ 2 : Jumlah smp yang datang selama fase merah

DS : Derajat kejenuhan

GR : Rasio hijau

c : Waktu siklus disesuaikan (det)

Q masuk : Arus lalu lintas pada pendekat tersebut (smp/det)

Menurut MKJI (1997), panjang antrian QL diperoleh dari perkalian

NQ dengan luas rata – rata yang dipergunakan per-smp ( 20 m 2) dan

pembagian dengan lebar masuk seperti yang dirumuskan di bawah ini :

NQmax × 20
QL= (19)
Wmasuk

Dimana:

QL : Panjang antrian

NQmax : Jumlah antrian

Wmasuk : Lebar masuk


54

2) Kendaraan henti

Meurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997), kendaraan

henti adalah kendaraan yang berhenti pada suatu pendekat akibat

penerapan sinyal. Angka henti (NS) adalah rerata dari jumlah kendaraan

yang berhenti dalam suatu pendekat. Guna menghitung angka henti maka

dapat digunakan rumus sebagai berikut:

NS=0,9× NQ /Q × c ×3600 (20)

Dimana:

NS : Angka henti

NQ : Jumlah kendaraan yang antri pada suatu pendekat

c : Waktu siklus disesuaikan

Q : Arus lalu lintas (smp/jam)

Setelah nilai angka henti diperoleh, selanjutnya dilakukan

penjumlahan nilai kendaraan terhenti ( N SV ) pada tiap pendekat

menggunakan rumus sebagai berikut:

N SV =Q × NS (21)

Dimana:

N SV : Jumlah kendaraan terhenti

Q : Arus lalu lintas (smp/jam)

NS : Angka henti
55

Dari nilai NSV setiap lengan sudah didapat maka dilanjutkan

dengan menjumlahkan nilai N SV yang dibagi dengan arus simpang total

(Q) menjadi NStotal yaitu seperti pada rumus di bawah ini:

NS Total =∑ N SV /QTOT (22)

Dimana:

NSTotal : Angka henti total

∑ N SV : Jumlah kendaraan terhenti

QTOT : Arus lalu lintas (smp/jam)

3) Tundaan

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997). Tundaan

merupakan waktu tempuh tambahan yang diperlukan saat melewati

simpang. Faktor penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu:

a) Tundaan lalu lintas

Tundaan lalu lintas terjadi akibat adanya interaksi dan gerakan lalu

lintas yang bertentangan. Melalui hal tersebut maka tundaan lalu lintas

dapat dirumuskan sebagai berikut:

DT =c × d × ¿ (23)

Dimana:

DT : Tundaan lalu lintas rata – rata (det/smp)

c : Waktu siklus yang disesuaikan (det)

d : 0,5 ×(1−GR )2 /(1−GR × DS)

GR : Rasio hijau = (g/c)


56

DS : Derajat kejenuhan

NQ 1 : Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya

C : Kapasitas (smp/jam)

b) Tundaan geometri

Suatu tundaan berupa perlambatan dan percepatan gerak

kendaraan yang membelok pada simpang. Tundaan geometrik rerata

(DG) pada tiap pendekat dapat dirumuskan sebagai berikut:

DG j=(1−P SV )× PT × 6×(P SV × 4) (24)

Dimana:

DG j : Tundaan geometrik rata – rata untuk pendekat j

(det/smp)

PSV : Rasio kendaraan terhenti pada pendekat = Min (NS,

1)

PT : Rasio kendaraan berbelok pada pendekat

Tundaan rerata pada tiap pendekat (D) dihitung dengan

menjumlahkan tundaan lalu lintas dan tundaan geometrik pada masing

masing pendekat:

D=DT + DG (25)

DGTOT =D ×Q (26)
57

F.9. Tingkat Pelayanan Persimpangan

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997). Tingkat

pelayanan persimpangan adalah gambaran dari kondisi lalu lintas yang

memaparkan kualitas perjalanan, yang disebabkan oleh berbagai volume

lalu lintas. Sedangkan ukuran dari tingkat pelayanan suatu simpang

teragantung dari derajat kejenuhan dan volume kendaraan. Sebagai

indikator, tingkat pelayanan mengacu pada tundaan rerata dari masing

masing pendekat. Seperti yang tercantum pada Tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Pelayanan Untuk Simpang Bersinyal

TINGKAT TUNDAAN (det//smp)


PELAYANAN
A ≤5,0
B 5,1 – 15,0

C 15,1 – 25,0

D 25,1 – 40,0

E 40,1 – 60,0

F ≥60,1

G. Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI)

Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (dalam pembahasan

selanjutnya disebut PKJI) merupakan upaya pemutakhiran Manual

Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) yang dilakukan oleh Panitia Teknis 91-

01 Bahan Konstruksi dan Rekayasa Sipil (Subpanitia Teknis Rekayasa


58

Jalan dan Jembatan) melalui Gugus Kerja Teknik Lalu Lintas dan

Lingkungan Jalan. Secara umum, pemutakhiran ini terfokus pada

modifikasi nilai-nilai ekivalensi mobil penumpang (emp) atau ekivalen

kendaraan ringan (ekr), dan kapasitas dasar (C0), serta penyesuaian

istilah dan notasi parameter.

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) diterbitkan tahun 1997,

dan sejak saat itu digunakan sebagai acuan dalam kegiatan perencanaan,

perancangan, dan operasi fasilitas lalu lintas jalan. Manual ini merupakan

hasil penelitian empiris di beberapa tempat yang dianggap mewakili

karakteristik lalu lintas di Indonesia pada masa itu. Nilai parameter yang

ditampilkan dalam manual ini tidak mutlak harus digunakan, namun dapat

disesuaikan dengan lokasi dan waktu kajian yang dilakukan. Penggunaan

nilai parameter MKJI untuk kondisi saat ini seringkali menghasilkan hasil

analisis yang kurang sesuai dengan kondisi di lapangan.


59

H. Uji Signifikansi

Pada metode analisis dependen, saat satu set data dihadapkan

pada tujuan penelitian menguji hubungan antara variabel independen

(skala non metrik dengan dua kategori) dengan variabel dependen (skala

metrik dan bersifat kontinyu) maka teknik analisis yang cocok untuk

kondisi seperti ini adalah uji beda t-test. Adapun uji beda t-test dilakukan

pada dua kelompok kategori dengan dua kondisi :

1. Dua kelompok sampel indepeden - dua kelompok berbeda

(Independent Sample t-test) dan

2. Dua kelompok sampel berpasangan (paired sample t-test)

Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi kedua yaitu saat dua

kelompok kategori dari variabel independen adalah uji beda parametrik

dua kelompok sampel berpasangan (paired) atau uji beda rata-rata pada

dua data yang berpasangan.


60

Tabel 8 Penentuan Uji Signifikansi yang digunakan

Sehingga pada penelitian ini digunakan Paired Sample t-test untuk

membandingkan kinerja jaringan jalan dengan metode SIDRA, MKJI 1997,

dan PKJI 2014. Paired Sampel yang berpasangan diartikan sebagai

sebuah sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua

perlakuan atau pengukuran yang berbeda, seperti Subjek A akan

mendapat perlakuan 1 kemudian perlakuan 2. Uji Paired Sample t-test

memiliki syarat yaitu:

1. Data yang dimiliki oleh subyek adalah data interval atau rasio.

2. Kedua kelompok data berpasangan berdistribusi normal.

Pengujian pada penelitian ini dilakukan pada software STATA 13.

Hipotesis untuk penelitian ini adalah :

H0 : Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata nilai pretest dan

posttest tidak berbeda secara nyata)


61

Ha : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata nilai pretest

dan posttest adalah memang berbeda secara nyata)

Pengambilan Keputusan Dasar pengambilan keputusan berdasarkan

tingkat signifikansi:

 jika probabilitas/tingkat signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

 jika probabilitas/tingkat signifikansi ≤ 0,05 ; maka H0 ditolak


62

BAB 3. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian merupakan langkah-langkah kerja

penelitian yang pada umumnya ditampilkan menggunakan bagan alir.

Kerangka kerja penelitian ini dapat dilihat pada Gambar berikut:

Gambar 17. Diagram Alir Penelitian


63

B. Metode Pengumpulan Data

B.1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Kecamatan Tamalanrea, kota Makassar

yaitu pada jaringan jalan di dalam kampus Universitas Hasanuddin yang

terlihat pada Gambar 18 di bawah ini.

Gambar 18 Lokasi Penelitian


64

B.2. Jenis-Jenis Survei

Survei yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk

mengambil data berupa data primer yang selanjutnya akan dianalisis.

Adapun jenis-jenis survei pada penilitian ini sebagai berikut:

1) Survei Inventarisasi Geometrik Jalan

Survei Inventarisasi dilaksanakan untuk memperoleh informasi

mengenai kondisi geometrik jalan berupa profil melintang yang

berguna sebagai data input dalam analisis kinerja pada

penelitian ini.

2) Survei Volume Lalu Lintas

Survei yang dilakukan untuk menghitung arus kendaraan

serta komposisi kendaraan yang keluar masuk tiap ruas dan

pendekat. Survei ini dilakukan dengan perhitungan langsung

oleh surveyor.

3) Survei waktu siklus APILL

Survei yang dilakukan untuk memperoleh data waktu masing-

masing Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) untuk setiap

fase sinyal. Survei ini dilakukan dengan bantuan alat

elektronik yaitu Video Recorder dan Stopwatch.

4) Survei Panjang Antrian Kendaraan

Survei yang dilakukan untuk memperoleh data panjang antrian

kendaraan pada masing-masing pendekat simpang. Panjang

antrian kendaraan diukur mulai dari ujung depan antrian


65

(marka berhenti saat sinyal merah) hingga ujung belakang

antrian (kendaraan terakhir yang masuk dalam kondisi

mengantri saat sinyal merah). Survei ini dilakukan dengan

pencatatan langsung oleh surveyor dengan terlebih dahulu

memberi penanda dengan Duct Tape setiap 5 meter pada

setiap pendekat simpang.


66

B.3. Peralatan Survei

Untuk memperoleh data survei, maka digunakan alat-alat survei.

Adapun alat-alat survei beserta fungsinya dapat dilihat pada tabel

Tabel 9 Perlengkapan Survei

No. Alat Survei Foto Alat Fungsi Alat


Alat ini digunakan pada
survei inventarisasi geometrik
1 Kamera
dan survei waktu sinyal
APILL
Alat ini berfungsi untuk
2 Roll Meter mengukur geometrik jalan
pada lokasi survei
Alat ini digunakan untuk
merekap data survei baik
3 Laptop
data primer mau pun
sekunder.
Formulir survei untuk
Formulir dan mencatat hasil survei secara
4
Alat Tulis langsung oleh surveyor di
lapangan
Alat ini digunakan untuk
membantu surveyor dalam
5 Counter
melakukan pencacahan
volume lalu lintas
67

Alat ini digunakan untuk


memberi penanda pada jalan
6 Duct Tape
pada survei panjang
kendaraan

B.4. Penempatan Surveyor

Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan metode

survei langsung di lokasi penelitian. Posisi surveyor pada saat

pelaksanaan survei merupakan hal yang penting oleh sebab itu sangat

perlu diperhatikan dengan baik posisi surveyor pada saat melakukan

pengamatan secara langsung di lokasi survei. Salah satu data yang

diambil untuk penelitian ini adalah data volume lalu lintas. Data tersebut

dapat diperoleh melalui survei langsung di lokasi penelitian selama 6 jam

pada waktu jam puncak.

1) Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS

Pendekat simpang Jalan Pintu 1 UNHAS (Utara) disurvei oleh 2

orang surveyor, pendekat Jalan Perintis Kemerdekaan (Barat) disurvei

oleh 4 orang surveyor, dan pendekat Jalan Perintis Kemerdekaan (Timur)

disurvei oleh 3 orang surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor

pada Gambar 19 di bawah ini.


68

Gambar 19 Titik Surveyor di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS

2) Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis

Pendekat simpang Jalan Pintu 2 UNHAS (Utara) disurvei oleh 2

orang surveyor, dan pendekat Jalan Perintis Kemerdekaan (Barat)

disurvei oleh 2 orang surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor

pada Gambar 20 di bawah ini.


69

Gambar 20 Titik Surveyor di Simpang Pintu 2 – Jalan Perintis


Kemerdekaan
70

3) Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS

Pendekat simpang Jalan Utama UNHAS (Utara) disurvei oleh 2

orang surveyor, pendekat Jalan Pintu 2 UNHAS (Selatan) disurvei oleh 2

orang surveyor, dan pendekat Jalan Pintu Utama UNHAS (Barat) disurvei

oleh 2 orang surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor pada

Gambar 21 di bawah ini.

Gambar 21 Titik Surveyor di Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama


UNHAS
71

4) Simpang Pintu 0 UNHAS

Pendekat simpang Jalan Utama UNHAS (Barat) disurvei oleh 1

orang surveyor, pendekat Jalan Utama UNHAS (Timur) disurvei oleh 1

orang surveyor, dan pendekat Jalan Statistik (Selatan) disurvei oleh 1

orang surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor pada Gambar

22 di bawah ini.

Gambar 22 Titik Surveyor di Simpang Pintu 0 UNHAS


72

5) Simpang PNUP

Pendekat simpang Jalan Utama UNHAS (Utara) disurvei oleh 1

orang surveyor, pendekat Jalan Utama UNHAS (Selatan) disurvei oleh 1

orang surveyor, dan pendekat Jalan Kampus PNUP (Barat) disurvei oleh 1

orang surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor pada Gambar

23 di bawah ini.

Gambar 23 Titik Surveyor di Simpang PNUP


73

6) Simpang Kera-kera

Pendekat simpang Jalan Kera-kera (Barat) disurvei oleh 2 orang

surveyor, pendekat Jalan Utama UNHAS (Selatan) disurvei oleh 2 orang

surveyor, dan pendekat Jalan Utama UNHAS (Timur) disurvei oleh 2

orang surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor pada Gambar

24 di bawah ini.

Gambar 24 Titik Surveyor di Simpang Kera-kera


74

7) Simpang Sahabat

Pendekat simpang Jalan Sahabat (Utara) disurvei oleh 1 orang

surveyor, dan pendekat Jalan Utama UNHAS (Barat) disurvei oleh 1 orang

surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor pada Gambar 25 di

bawah ini.

Gambar 25 Titik Surveyor di Simpang Sahabat


75

8) Simpang Damai

Pendekat simpang Jalan Damai (Utara) disurvei oleh 1 orang

surveyor, dan pendekat Jalan Utama UNHAS (Barat) disurvei oleh 1 orang

surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor pada Gambar 26 di

bawah ini.

Gambar 26 Titik Surveyor di Simpang Damai


76

9) Bundaran UNHAS

Pendekat simpang Jalan Pintu 1 UNHAS (Selatan) disurvei oleh 2

orang surveyor, pendekat Jalan Utama UNHAS (Barat) disurvei oleh 2

orang surveyor, dan pendekat Jalan Utama UNHAS (Timur) disurvei oleh

1 orang surveyor. Dapat dilihat posisi penempatan surveyor pada Gambar

27 di bawah ini.

Gambar 27 Titik Surveyor di Bundaran UNHAS


77

B.5. Tata Cara Pelaksanaan Survei

Teknik pelaksanaan survei atau pun tata cara pelaksanaan survei

serta waktu pelaksanaan survei pada penelitian ini yang melingkupi teknik

pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian kali ini

1) Survei Inventaris Geometrik Jalan

Survei ini merupakan survei yang dilaksanakan pertama kali

pada penelitian ini. Adapun langkah–langkah survei sebagai

berikut:

 Melakukan survei pendahuluan yaitu bertujuan untuk

mengetahui kebutuhan data dan alat apa yang akan

digunakan pada survei ini

 Menyiapkan alat berupa roll meter, formulir survei dan alat

tulis untuk mencatat

 Melakukan pengukuran pada tiap – tiap kaki simpang atau

pendekat dengan mengukur penampang melintang meliputi

lebar lajur, median, drainase dan lebar jalan secara

keseluruhan pada jalan simpang tersebut

 Melakukan rekapitulasi terhadap semua data tersebut

dengan menggunakan laptop

2) Survei Volume Lalu Lintas


78

Survei ini dilaksanakan setelah survei inventaris dilakukan,

adapun langkah – langkah survei sebagai berikut :

 Menyiapkan alat tulis survei

 Menempatkan tim surveyor pada titik-titik strategis sebagai

pos surveyor agar dapat menghitung secara langsung

kendaraan yang lewat

 Menghitung volume kendaraan dengan bantuan Counter

mulai pukul 07.00 – 18.00 WITA

 Mencatat volume lalu lintas yang melewati simpang tersebut

pada formulir survei.

 Menginput semua data volume lalu lintas pada Microsoft

excel

3) Survei waktu siklus APILL

Survei ini dilakukan untuk memperoleh data waktu masing-

masing sinyal lampu lalu lintas (APILL) untuk setiap fase sinyal.

Adapun langkah – langkah survei sebagai berikut :

 Alat yang digunakan yaitu Video Recorder

 Melakukan perekaman lampu lalu lintas (APILL) selama satu

siklus pada setiap fase

 Menghitung waktu masing-masing sinyal dan siklus setiap

fase dengan melihat pada hasil rekaman dibantu dengan

stopwatch.
79

Setelah penjelasan diatas mengenai langkah pelaksanaan survei

selanjutnya akan dirincikan waktu dan tempat pengambilan data

sebagaimana diperlihatkan pada Tabel berikut ini.

Tabel 10 Matriks Rangkaian Kegiatan Survei

Lokasi Tanggal

Nama Survei Pengambilan Waktu Survei Pengambilan

Data Data

Survei
23 Oktober
Inventaris 07.00 WITA
Jaringan Jalan 2021
Geometrik
di Dalam
Survei Volume
Kampus
Kendaraan dan 06.00-18.00 24 – 25 Oktober
UNHAS
Survei Waktu WITA 2021

Siklus APILL

C. Metode Analisis Data

C.1. Kompilasi Data

Kompilasi data merupakan data dari formulir survei kemudian

direkap dan ditabulasi menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel

berupa data seperti data inventaris, data volume kendaraan, dan data

waktu sinyal.
80

C.2. Metode Analisis Menggunakan SIDRA

Metode penelitian ini menggunakan perangkat lunak analisis

SIDRA versi 8 yang berfungsi untuk menganalisis simpang dan ruas.

Adapun langkah – langkah kerja program SIDRA dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut :

Gambar 28. Diagram Alir Analisis SIDRA


81

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Lalu Lintas

Data yang perlu dimasukkan di dalam software SIDRA Intersection

berupa data geometrik jaringan jalan, fase dan waktu pada simpang

bersinyal, dan volume lalu lintas.

A.1. Geometrik Jaringan Jalan

Data geometrik simpang diperoleh dengan survei Inventarisasi

geometrik yang menunjukkan profil atau bagian – bagian simpang seperti

dimensi jalan, lajur, median, dan bahu jalan. Berikut data geometrik dari

masing-masing titik survei:

1) Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS

Inventaris geometrik jalan pada Simpang Pintu 1 UNHAS dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 1 UNHAS

Pendekat
Pintu 1 Perintis Perintis
Kondisi Geometrik
UNHAS Kemerdekaan Kemerdekaan
(Utara) (Barat) (Timur)
Komersia
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
l
Hambatan Samping Rendah Rendah Sedang
Median Ada Ada Ada
Belok Kiri Jalan Terus Ada Ada Tidak Ada
Jumlah Lajur 4 6 6
Jumlah Jalur 2 2 2
Lebar Pendekat (m) 11 31 31
82

2) Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis

Inventaris geometrik jalan pada Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis

Pendekat
Pintu 2 Perintis
Kondisi Geometrik
UNHAS Kemerdekaan
(Utara) (Barat)
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
Hambatan Samping Sedang Rendah
Median Ada Ada
Jumlah Lajur 4 6
Jumlah Jalur 2 1
Lebar Pendekat (m) 11 14

3) Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS

Inventaris geometrik jalan pada Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan

Utama UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama


UNHAS

Pendekat
Jalan Jalan
Pintu 2
Kondisi Geometrik Utama Utama
UNHAS
UNHAS UNHAS
(Selatan)
(Utara) (Barat)
Komersia
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
l
Hambatan Samping Rendah Rendah Sedang
Median Ada Ada Ada
Jumlah Lajur 4 4 4
Jumlah Jalur 2 2 1
Lebar Pendekat (m) 13 13 11
83

4) Simpang Pintu 0 UNHAS

Inventaris geometrik jalan pada Simpang Pintu 0 UNHAS dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14 Geometrik jalan pada Simpang Pintu 0 UNHAS

Pendekat
Jalan Jalan
Pintu 0
Kondisi Geometrik Utama Utama
UNHAS
UNHAS UNHAS
(Selatan)
(Timur) (Barat)
Komersia
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
l
Hambatan Samping Tinggi Rendah Rendah
Tidak Tidak Tidak
Median
Ada Ada Ada
Jumlah Lajur 2 2 2
Jumlah Jalur 2 2 2
Lebar Pendekat (m) 6 7,5 7

5) Simpang PNUP

Inventaris geometrik jalan pada Simpang PNUP dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 15 Geometrik jalan pada Simpang PNUP

Pendekat

Jalan Jalan
Gerbang
Kondisi Geometrik Utama Utama
PNUP
UNHAS UNHAS
(Barat)
(Utara) (Selatan)

Tipe Lingkungan Komersia Komersia Komersia


Jalan l l l
Hambatan Samping Sedang Rendah Rendah
Tidak Tidak
Median Ada
Ada Ada
Jumlah Lajur 2 2 2
Jumlah Jalur 2 2 2
Lebar Pendekat (m) 7 7 7,5
84

6) Simpang Kera-kera

Inventaris geometrik jalan pada Simpang Kera-kera dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 16 Geometrik jalan pada Simpang Kera-kera

Pendekat

Jalan Jalan
Jalan
Kondisi Geometrik Utama Utama
Kera-kera
UNHAS UNHAS
(Barat)
(Selatan) (Timur)

Tipe Lingkungan
Komersial Komersial Komersial
Jalan
Hambatan Samping Rendah Rendah Rendah
Median Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Jumlah Lajur 2 2 2
Jumlah Jalur 2 2 2
Lebar Pendekat (m) 6 7 6,5

7) Simpang Sahabat

Inventaris geometrik jalan pada Simpang Sahabat dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 17 Geometrik jalan pada Simpang Sahabat

Pendekat

Jalan
Jalan
Kondisi Geometrik Utama
Sahabat
UNHAS
(Utara)
(Barat)

Tipe Lingkungan Jalan Permukiman Komersial


Hambatan Samping Rendah Rendah
Median Tidak Ada Tidak Ada
Jumlah Lajur 2 2
Jumlah Jalur 2 1
Lebar Pendekat (m) 7 6
85

8) Simpang Damai

Inventaris geometrik jalan pada Simpang Damai dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 18 Geometrik jalan pada Simpang Damai

Pendekat

Jalan
Kondisi Geometrik Jalan Damai Utama
(Utara) UNHAS
(Barat)

Tipe Lingkungan Jalan Permukiman Komersial


Hambatan Samping Rendah Rendah
Median Tidak Ada Tidak Ada
Jumlah Lajur 2 2
Jumlah Jalur 2 1
Lebar Pendekat (m) 8 5,5

9) Bundaran UNHAS

Inventaris geometrik jalan pada Bundaran UNHAS dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 19 Geometrik jalan pada Bundaran UNHAS

Pendekat
Kondisi Geometrik Lengan Lengan Lengan Lengan
Utara Timur Selatan Barat
Tipe lingkungan Komersial
Hambatan Samping Sangat Rendah
Median Tidak Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada
Jumlah Jalur 1 1 2 2
Jumlah Lajur 2 2 4 4
Lebar Pendekat 5 7 10 7
86

A.2. Fase dan Waktu Siklus Simpang Bersinyal

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, persimpangan

Jalan Pintu 1 UNHAS – Jalan Perintis Kemerdekaan Timur – Jalan

Perintis Kemerdekaan Barat memiliki 3 fase siklus lalu lintas dengan arah

pergerakan tertera pada tabel berikut:

Tabel 20 Fase dan arah pergerakan di Simpang Pintu 1 UNHAS

Urutan Fase A B C

Arah
Pergerakan
Lalu Lintas

Berikut waktu siklus pada Simpang Pintu 1 UNHAS berdasarkan

pengamatan langsung di lapangan:

Tabel 21 Waktu siklus lampu lalu lintas tiap pendekat

Waktu Waktu Waktu


Pendekat Total Waktu
Merah Kuning Hijau
U 102 3 31 136
T 99 3 34 136
B 86 3 47 136

Gambar 29 Waktu siklus lampu lalu lintas tiap fase


87

A.3. Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas merupakan salah satu data primer yang digunakan

dalam analisis kinerja simpang bersinyal yang diperoleh dari hasil survei

secara langsung pada simpang bersinyal Pintu 2 UNHAS mulai dari pukul

07.00 hingga pukul 18.00 WITA.

Volume lalu lintas diklasifikasikan menjadi sepeda motor,

kendaraan ringan, dan kendaraan berat. Setiap klasifikasi kendaraan

tersebut dikalikan dengan faktor konversi smp masing-masing dan

dijumlahkan menjadi volume untuk semua jenis kendaraan tiap jam.

1) Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Pintu 1 UNHAS pada hari libur dan hari kerja:

Gambar 30 Volume Kendaraan di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS


Lengan Timur

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa volume terbesar pada hari

libur di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS Lengan Timur berada pada

pukul 17.00-18.00 dengan 6507 kendaraan, sedangkan pada hari kerja


88

berada pada pukul 17.00-18.00 dengan 10202 kendaraan. Jenis

kendaraan terbanyak adalah sepeda motor dan yang paling sedikit adalah

kendaraan berat.

Gambar 31 Volume Kendaraan di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS


Lengan Utara

Gambar 32 Volume Kendaraan di Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS


Lengan Barat
89

2) Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Pintu 2 UNHAS - Perintis pada hari libur dan hari kerja:

Gambar 33 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan Lengan Barat

Gambar 34 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan Lengan Utara
90

3) Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS pada hari libur dan

hari kerja:

Gambar 35 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama


UNHAS Lengan Barat Laut

Gambar 36 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama


UNHAS Lengan Barat Daya
91

Gambar 37 Volume Kendaraan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama


UNHAS Pendekat Pintu 2 UNHAS

4) Simpang Pintu 0

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Simpang Pintu 0 pada hari libur dan hari kerja:

Gambar 38 Volume Kendaraan Simpang Pintu 0 Pendekat Jalan Utama


UNHAS Timur
92

Gambar 39 Volume Kendaraan Simpang Pintu 0 Pendekat Pintu 0

Gambar 40 Volume Kendaraan Simpang Pintu 0 Pendekat Jalan Utama


UNHAS Barat
93

5) Simpang PNUP

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Simpang PNUP ada hari libur dan hari kerja:

Gambar 41 Volume Kendaraan Simpang PNUP Pendekat Jalan Utama


UNHAS Selatan

Gambar 42 Volume Kendaraan Simpang PNUP Pendekat Masuk PNUP


94

Gambar 43 Volume Kendaraan Simpang PNUP Pendekat Jalan Utama


UNHAS Utara

6) Simpang Kera-kera

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Simpang Kera kera pada hari libur dan hari kerja:

Gambar 44 Volume Kendaraan Simpang Kera kera Pendekat Jalan


Utama UNHAS Timur
95

Gambar 45 Volume Kendaraan Simpang Kera kera Pendekat Jalan


Utama UNHAS Selatan

Gambar 46 Volume Kendaraan Simpang Kera kera Pendekat Jalan Kera


kera
96

7) Simpang Sahabat

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Simpang Sahabat pada hari libur dan hari kerja:

Gambar 47 Volume Kendaraan Simpang Sahabat Pendekat Jalan Utama


UNHAS

Gambar 48 Volume Kendaraan Simpang Sahabat Pendekat Jalan


Sahabat
97

8) Simpang Damai

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Simpang Damai pada hari libur dan hari kerja:

Gambar 49 Volume Kendaraan Simpang Damai Pendekat Jalan Utama


UNHAS

Gambar 50 Volume Kendaraan Simpang Damai Pendekat Jalan Damai


98

9) Bundaran UNHAS

Gambar berikut menunjukkan volume simpang dan komposisi

kendaraan di Bundaran UNHAS pada hari libur dan hari kerja:

Gambar 51 Volume Kendaraan Bundaran UNHAS Pendekat Jalan Utama


UNHAS Timur

Gambar 52 Volume Kendaraan Bundaran UNHAS Pendekat Jalan Utama


UNHAS Selatan
99

Gambar 53 Volume Kendaraan Bundaran UNHAS Pendekat Jalan Utama


UNHAS Barat

B. Penyesuaian Dengan Kondisi Lapangan

Selain data karakteristik jalan, di dalam Software SIDRA Intersection

juga diperlukan penyesuaian dengan kondisi yang ada di lapangan.

Penyesuaian ini berupa penyesuaian lajur, dan penyesuaian jarak antrian

kendaraan.

B.1. Penyesuaian Lajur Pada Lengan Jalan

Nilai kapasitas pada Software SIDRA Intersection diambil

berdasarkan jumlah lajur pada lengan jalan. Lajur pada software SIDRA

Intersection tidak dilihat berdasar marka yang ada pada jalan, namun

berdasar sifat berkendara pengemudi di lapangan yang cenderung tidak

mengikuti marka jalan.


100

1) Penyesuaian Lajur di Simpang Pintu 1 UNHAS

Lajur pada Jalan Perintis Kemerdekaan berdasarkan marka jalan

adalah sebanyak 3 lajur, sedangkan berdasarkan sifat berkendara

pengemudi di lapangan sebanyak 5 lajur, seperti pada gambar berikut:

Gambar 54 Penyesuaian Lajur di Simpang Pintu 1 UNHAS

2) Penyesuaian Lajur Pada Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis

Kemerdekaan

Lajur pada Jalan Pintu 2 UNHAS berdasarkan marka jalan adalah

sebanyak 2 lajur, sedangkan berdasarkan kondisi di lapangan hanya

sebanyak 1 lajur dikarenakan banyaknya parkir liar di Pintu 2 UNHAS

yang menggunakan 1 lajur jalan.

Gambar 55 Penyesuaian Lajur di Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan
101

B.2. Penyesuaian Jarak Antrian Kendaraan

Panjang antrian simpang pada software SIDRA Intersection

dipengaruhi oleh pengaturan jarak antrian kendaraan. Oleh karena itu,

diperlukan penyesuaian dengan kondisi di lapangan. Penyesuaian jarak

antrian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22 Penyesuaian Jarak Antrian Kendaraan

Pengaturan SIDRA Jenis Kendaraan Sebelum Sesudah

Kendaraan Ringan 7m 5,5 m

Queue Space Kendaraan Berat 13 m 11 m

Sepeda Motor 2,7 m 2,3

Kendaraan Ringan 4,5 m 4,5 m

Vehicle Length Kendaraan Berat 10,0 m 10,0 m

Sepeda Motor 1,8 m 1,8 m


102

C. Analisis Kinerja Jaringan Jalan dengan Software SIDRA

Analisis kinerja jaringan jalan pada software SIDRA Intersection

dimulai dengan input berupa volume kendaraan, penyesuaian lajur,

penyesuaian jarak kendaraan, dan waktru siklus untuk simpang bersinyal.

Dari input tersebut kemudian menghasilkan output berupa tingkat

pelayanan, derajat kejenuhan, tundaan rata-rata, dan panjang antrian.

C.1. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

Nilai kapasitas jalan pada software SIDRA Intersection dipengaruhi

oleh geometrik jalan dan fase siklus untuk simpang bersinyal, sedangkan

nilai derajat kejenuhan pada software SIDRA Intersection diperoleh dari

perbandingan antara jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan.

1) Simpang Pintu 1 UNHAS

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang Pintu 1 UNHAS

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 56 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 1


UNHAS pada jam hari libur
103

Gambar 57 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 1


UNHAS pada jam hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,804 di hari libur dan 1,007 di hari kerja


104

2) Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang Pintu 2 UNHAS –

Perintis Kemerdekaan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 58 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –


Perintis Kemerdekaan pada jam hari libur

Gambar 59 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –


Perintis Kemerdekaan pada jam hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,73 di hari libur dan 1,02 di hari kerja


105

3) Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang Pintu 2 UNHAS –

Jalan Utama UNHAS dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 60 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –


Jalan Utama UNHAS pada jam hari libur

Gambar 61 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 2 –


Jalan Utama UNHAS pada jam hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,20 di hari libur dan 0,31 di hari kerja.


106

4) Simpang Pintu 0

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang Pintu 0 dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 62 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 0


UNHAS jam hari libur

Gambar 63 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Pintu 0


UNHAS pada jam hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,55 di hari libur dan 0,98 di hari kerja.


107

5) Simpang PNUP

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang PNUP dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 64 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang PNUP


jam hari libur

Gambar 65 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang PNUP


pada jam hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,17 di hari libur dan 0,19 di hari kerja.


108

6) Simpang Kera kera

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang Kera kera dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 66 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Kera


kera hari libur

Gambar 67 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Kera


kera hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,34 di hari libur dan 0,32 di hari kerja.


109

7) Simpang Sahabat

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang Sahabat dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 68 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Sahabat


hari libur

Gambar 69 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Sahabat


hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,11 di hari libur dan 0,09 di hari kerja


110

8) Simpang Damai

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Simpang Damai dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 70 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Damai


hari libur

Gambar 71 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Damai


hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,11 di hari libur dan 0,09 di hari kerja


111

9) Bundaran UNHAS

Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan Bundaran UNHAS dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 72 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS


hari libur

Gambar 73 Informasi Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS


hari kerja

Dari hasil informasi kapasitas dan derajat kejenuhan dari simulasi

SIDRA Intersection didapatkan derajat kejenuhan persimpangan sebesar

0,18 di hari libur dan 0,23 di hari kerja.


112

C.2. Panjang Antrian

Panjang antrian pada software SIDRA Intersection diperoleh dari

derajat kejenuhan jalan dan jarak antrian kendaraan.

1) Simpang Pintu 1 UNHAS

Gambar 74 Informasi Panjang Antrian Simpang Pintu 1 UNHAS jam hari


Libur

Gambar 75 Informasi Panjang Antrian Simpang Pintu 1 UNHAS jam hari


Kerja
113

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA

Intersection didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 146,1

meter di hari libur dan 300,8 meter di hari kerja.


114

2) Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan

Gambar 76 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan pada hari libur

Gambar 77 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan pada hari kerja

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA Intersection

didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 20,2 meter di hari libur

dan 130,6 meter di hari kerja.


115

3) Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS

Gambar 78 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan


Utama UNHAS pada hari libur

Gambar 79 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan


Utama UNHAS pada hari kerja

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA Intersection

didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 2,9 meter di hari libur

dan 4,6 meter di hari kerja.


116

4) Simpang Pintu 0

Gambar 80 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 0 pada hari libur

Gambar 81 Informasi panjang antrian Simpang Pintu 0 pada hari kerja

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA

Intersection didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 19,3 meter

di hari libur dan 66,8 meter di hari kerja.


117

5) Simpang PNUP

Gambar 82 Informasi panjang antrian Simpang PNUP hari libur

Gambar 83 Informasi panjang antrian Simpang PNUP pada hari kerja

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA

Intersection didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 1,4 meter

di hari libur dan 2,7 meter di hari kerja.


118

6) Simpang Kera-kera

Gambar 84 Informasi panjang antrian Simpang Kera kera hari libur

Gambar 85 Informasi panjang antrian Simpang Kera kera hari kerja

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA

Intersection didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 6 meter di

hari libur dan 9,5 meter di hari kerja.


119

7) Simpang Sahabat

Gambar 86 Informasi panjang antrian Simpang Sahabat hari libur

Gambar 87 Informasi panjang antrian Simpang Sahabat hari kerja

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA

Intersection didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 1,3 meter

di hari libur dan 1,0 meter di hari kerja.

8) Simpang Damai

Gambar 88 Informasi panjang antrian Simpang Damai hari libur


120

Gambar 89 Informasi panjang antrian Simpang Damai hari kerja

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA Intersection

didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 1,4 meter di hari libur

dan 2,0 meter di hari kerja.

9) Bundaran UNHAS

Gambar 90 Informasi panjang antrian Bundaran UNHAS hari libur

Gambar 91 Informasi panjang antrian Bundaran UNHAS hari kerja


121

Dari hasil informasi Panjang Antrian dari simulasi SIDRA

Intersection didapatkan panjang antrian persimpangan sebesar 1,0 meter

di hari libur dan 1,2 meter di hari kerja.


122

C.3. Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang

Parameter tingkat pelayananan simpang pada software SIDRA

Intersection adalah berdasarkan lama tundaan rata-rata simpang.

1) Simpang Pintu 1 UNHAS

Gambar 92 Informasi tundaan Simpang Pintu 1 UNHAS pada hari libur


123

Gambar 93 Informasi tundaan Simpang Pintu 1 UNHAS pada hari kerja

Gambar 94 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 1 UNHAS hari libur


124

Gambar 95 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 1 UNHAS hari kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh

bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur adalah “C” dan pada hari kerja

adalah “D”
125

2) Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan

Gambar 96 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan hari libur

Gambar 97 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan hari kerja
126

Gambar 98 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan hari libur

Gambar 99 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Perintis


Kemerdekaan hari kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh

bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada

hari kerja adalah “C”.


127

3) Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS

Gambar 100 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama


UNHAS hari libur

Gambar 101 Informasi tundaan Simpang Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama


UNHAS hari kerja
128

Gambar 102 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Jalan


Utama UNHAS hari libur

Gambar 103 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 2 UNHAS – Jalan


Utama UNHAS hari kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh

bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada

hari kerja adalah “A”.


129

4) Simpang Pintu 0

Gambar 104 Informasi tundaan Simpang Pintu 0 hari libur

Gambar 105 Informasi tundaan Simpang Pintu 0 hari kerja


130

Gambar 106 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 0 hari libur

Gambar 107 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Pintu 0 hari kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh

bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada

hari kerja adalah “C”.


131

5) Simpang PNUP

Gambar 108 Informasi tundaan Simpang PNUP hari libur

Gambar 109 Informasi tundaan Simpang PNUP hari kerja


132

Gambar 110 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang PNUP hari libur

Gambar 111 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang PNUP hari


kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh

bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada

hari kerja adalah “A”.


133

6) Simpang Kera-kera

Gambar 112 Informasi tundaan Simpang Kera kera hari libur

Gambar 113 Informasi tundaan Simpang Kera kera hari kerja


134

Gambar 114 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Kera kera hari
libur

Gambar 115 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Kera kera hari
kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh

bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada

hari kerja adalah “A”.


135

7) Simpang Sahabat

Gambar 116 Informasi tundaan Simpang Sahabat hari libur

Gambar 117 Informasi tundaan Simpang Sahabat hari kerja


136

Gambar 118 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Sahabat hari


libur

Gambar 119 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Sahabat hari


kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh

bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada

hari kerja adalah “A”.


137

8) Simpang Damai

Gambar 120 Informasi tundaan Simpang Damai hari libur

Gambar 121 Informasi tundaan Simpang Damai hari kerja


138

Gambar 122 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Damai hari libur

Gambar 123 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Damai hari


kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh bahwa

Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada hari

kerja adalah “A”.


139

9) Bundaran UNHAS

Gambar 124 Informasi tundaan Bundaran UNHAS hari libur

Gambar 125 Informasi tundaan Bundaran UNHAS hari kerja


140

Gambar 126 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS hari


libur

Gambar 127 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS hari


kerja

Dari informasi tundaan dan tingkat pelayanan di atas diperoleh bahwa

Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada hari

kerja adalah “A”.


141

D. Analisis Kinerja Jaringan Jalan dengan Metode MKJI 1997

Pada penelitian ini, terdapat tiga jenis simpang berdasarkan metode

MKJI 1997, yaitu simpang bersinyal, simpang tak bersinyal dan

bundaran/jalinan. Adapun hasil dari analisis kinerja dengan MKJI 1997

adalah berupa kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, tundaan dan

tingkat pelayanan (LOS).

D.1. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

Dengan metode MKJI, masing-masing jenis simpang memiliki

metode analisis kapasitas yang berbeda.

1) Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal

Untuk pendekat terlindung (tidak terjadi konflik antara kendaraan

yang belok dengan lalu lintas yang berlawanan) arus jenuh dasar (S0 )

ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif pendekat (W e ) dikalikan 600.

Adapun faktor-faktor penyesuaian yang digunakan adalah faktor ukuran

kota, faktor hambatan samping, faktor kelandaian, faktor parkir, faktor

belok kiri dan faktor belok kanan. Berikut nilai penyesuaian masing-

masing pendekat pada Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS:


142

Tabel 23 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari libur menggunakan MKJI 1997

Nilai Nilai
Lebar
dasar disesuaikan
Pendeka efektif Faktor-faktor penyesuaian
smp/jam smp/jam
t (m)
hijau hijau
We So Fcs FSF FG Fp FRT FLT S
1.0
Utara 4 2400 1.00 1 1.00 1.130 1.00 2712
0
1.0
Barat 11.7 7020 1.00 0.93 1.00 1.000 1.00 6529
0
Timur 1.0
6 3600 1.00 0.93 1.00 1.017 1.00 3406
(RT) 0
Timur 1.0
11 6600 1.00 1 1.00 1.000 1.00 6600
(ST) 0

Tabel 24 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari kerja menggunakan MKJI 1997

Nilai Nilai
Lebar
dasar disesuaika
efekti Faktor-faktor penyesuaian
smp/ja n smp/jam
Pendekat f (m)
m hijau hijau
FS FL
We So Fcs FG Fp FRT S
F T
1.0 1.0 1.0 1.09 1.0
Utara 4 2400 1 2638
0 0 0 9 0
1.0 0.9 1.0 1.0 1.00 1.0
Barat 11.7 7020 6529
0 3 0 0 0 0
Timur 1.0 0.9 1.0 1.0 1.01 1.0
6 3600 3413
(RT) 0 3 0 0 9 0
1.0 1.0 1.0 1.00 1.0
Timur (ST) 11 6600 1 6600
0 0 0 0 0

Dari hasil perhitungan nilai disesuaikan kemudian dapat diperoleh

nilai Rasio Arus dan nilai Rasio Fase untuk selanjutnya akan diperoleh

Arus Rasio Simpang. Kemudian nilai kapasitas didapatkan dengan

perkalian arus jenuh dengan rasio hijau (g/c) pada masing-masing


143

pendekat. Untuk mendapat nilai derajat kejenuhan diperoleh dari

perbandingan antara volume kendaraan dengan kapasitas pendekat (v/c).

Hasil perhitungan kapasitas dan derajat kejenuhan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 25 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari libur menggunakan MKJI 1997

Pendekat Arus Rasio Rasio Waktu Kapasita Derajat


lalu Arus fase hijau s kejenuhan
lintas (FR) (PR) (det) smp/jam (DS)
smp/ja (C)
m
Q Q/S FRcrit g S x g/c Q/C
IFR
Utara 109 0.040 0.096 31 662 0.16
Barat 2184 0.334 0.795 47 2416 0.90
Timur 156 0.046 0.109 34 912 0.17
(RT)
Timur 2332 0.353 0.840 127 6600 0.35
(ST)

Tabel 26 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari kerja menggunakan MKJI 1997

Pendeka Arus lalu Rasi Rasio Waktu Kapasita Derajat


t lintas o fase hijau s kejenuha
smp/jam Arus (PR) (det) smp/jam n
(FR) (C) (DS)
Q Q/S FRcri g S x g/c Q/C
t IFR
Utara 352 0.133 0.228 31 644 0.55
Barat 2359 0.361 0.617 47 2416 0.98
Timur 310 0.091 0.155 34 914 0.34
(RT)
Timur 4175 0.633 1.080 127 6600 0.63
(ST)

2) Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal


144

Perhitungan kapasitas untuk simpang tak bersinyal dimulai dengan

menentukan kapasitas dasar simpang. Kapasitas dasar simpang tak

bersinyal ditentukan berdasarkan tipe simpang yang akan dianalisis.

Selanjutnya ditentukan faktor-faktor penyesuaian kapasitas sesuai kondisi

simpang. Adapun faktor-faktor yang digunakan adalah faktor lebar jalan,

faktor median jalan utama, faktor ukuran kota, faktor hambatan samping,

faktor belok, dan faktor minor total. Untuk memperoleh nilai kapasitas (C),

nilai kapasitas dasar (Co) dikalikan dengan semua faktor penyesuaian

yang ada. Berikut perhitungan nilai kapasitas simpang tak bersinyal:

Tabel 27 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Libur


menggunakan MKJI 1997

Kapasitas
Kapasitas
Dasar Faktor Penyesuaian Kapasitas
No Nama Simpang (smp/jam)
smp/jam
Co Fw Fm Fcs FRSU FLT FRT FMI C
Simpang Pintu 2
1.0 1.2
1 UNHAS - Perintis 3200 1.30 1.00 0.95 1.09 0.99 5377
0 6
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 1.0 1.3
2 3200 1.23 1.00 0.95 0.88 0.94 4087
UNHAS - UNHAS 0 2
1.0 1.2
3 Simpang Pintu 0 2700 1.02 1.00 0.95 0.85 0.89 2498
0 6
1.0 0.8
4 Simpang PNUP 2700 0.99 1.00 0.95 1.05 1.14 2626
0 6
Simpang Kera 1.0 1.5
5 2700 0.99 1.00 0.95 0.62 0.89 2161
kera 0 4
1.0 1.5
6 Simpang Sahabat 2700 1.05 1.00 0.95 1.09 0.96 4401
0 6
1.0 1.7
7 Simpang Damai 2700 1.05 1.00 0.95 1.09 0.98 5105
0 7

Tabel 28 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Kerja


menggunakan MKJI 1997

Kapasita Kapasitas
No Nama Simpang Faktor Penyesuaian Kapasitas
s Dasar (smp/jam)
145

smp/jam
Co Fw Fm Fcs FRSU FLT FRT FMI C
Simpang Pintu 2
1.2
1 UNHAS - Perintis 3200 1.30 1.00 1.00 0.95 1.09 1.07 5918
8
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
1.2
2 UNHAS - Jalan 3200 1.23 1.00 1.00 0.95 0.90 0.97 4121
6
Utama UNHAS
1.1
3 Simpang Pintu 0 2700 1.02 1.00 1.00 0.95 0.92 0.94 2563
4
0.9
4 Simpang PNUP 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.95 1.03 2350
4
Simpang Kera 1.6
5 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.72 0.95 2842
kera 4
1.5
6 Simpang Sahabat 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 1.01 4694
9
1.8
7 Simpang Damai 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 0.98 5295
5

Setelah memperoleh nilai kapasitas simpang, kemudian

menentukan derajat kejenuhan jalan dengan membandingkan nilai arus

lalu lintas kendaraan dengan kapasitas simpang. Berikut perhitungan

derajat kejenuhan jalan:

Tabel 29 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari libur


menggunakan MKJI 1997

Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
Simpang Pintu 2 UNHAS - Perintis
1 5377 4472 0.83
Kemerdekaan
2 Simpang Pintu 2 UNHAS - UNHAS 4087 1447 0.35
3 Simpang Pintu 0 2498 1203 0.48
4 Simpang PNUP 2626 1066 0.41
5 Simpang Kera kera 2161 667 0.31
6 Simpang Sahabat 4401 428 0.10
7 Simpang Damai 5105 475 0.09
146

Tabel 30 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari kerja


menggunakan MKJI 1997

Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
Simpang Pintu 2 UNHAS - Perintis
1 5918 6798 1.15
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS - Jalan
2 4121 2215 0.54
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 2563 2110 0.82
4 Simpang PNUP 2350 1249 0.53
5 Simpang Kera kera 2842 693 0.24
6 Simpang Sahabat 4694 410 0.09
7 Simpang Damai 5295 630 0.12
3) Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Bundaran

Perhitungan kapasitas bundaran diperoleh dari parameter geometri

bundaran yang akan dianalisis. Parameter yang digunakan berupa lebar

masuk rata-rata, lebar jalinan, maupun panjang jalinan. Parameter

tersebut menghasilkan beberapa faktor untuk memperoleh kapasitas

dasar (Co). Kemudian diperoleh nilai kapasitas (C) dengan mengalikan

faktor penyesuaian ukuran kota, lingkungan jalan dan nilai kapasitas

dasar. Berikut perhitungan kapasitas pada Bundaran UNHAS:

Tabel 31 Parameter Geometri Bagian Bundaran UNHAS menggunakan


MKJI 1997

Lebar
Masu Lebar Panjang
Bagian Lebar Masuk We/
k Rata Jalinan jalinan Ww/Lw
Jalinan rata Ww
Pendekat 1 Pendekat 2 WE Ww Lw
147

Barat-
3.5 5 4.25 12 0.35 20 0.60
Utara
Selatan
5 3.5 4.25 7 0.61 30 0.23
-Barat
Timur-
7 5 6 9 0.67 45 0.20
Selatan

Tabel 32 Kapasitas jalan Bundaran UNHAS menggunakan MKJI 1997

Faktor
Kapasitas penyesuaian
Bagian Faktor Faktor Faktor Faktor Kapasitas
Dasar Ukuran Lingk.
Jalinan Ww WE/Ww Pw Wa (C )
(Co) Kota Jalan
(Fcs) (FRS)
Barat-
3414 1.58 0.89 0.43 2065 1 1 2065
Utara
Selatan
1694 2.04 0.96 0.69 2273 1 1 2273
-Barat
Timur-
2349 2.15 0.97 0.72 3517 1 1 3517
Selatan
Setelah memperoleh nilai kapasitas simpang, kemudian

menentukan derajat kejenuhan jalan dengan membandingkan nilai arus

lalu lintas kendaraan dengan kapasitas simpang. Berikut perhitungan

derajat kejenuhan jalan:

Tabel 33 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari libur


menggunakan MKJI 1997

Arus
Kapasita
Bagian Bagian Derajat
s (C )
Jalinan Jalinan Kejenuhan

C Q
Barat-
2064.94 307 0.15
Utara
Selatan
2272.56 681 0.30
-Barat
148

Timur-
3516.53 260 0.07
Selatan

Tabel 34 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari kerja


menggunakan MKJI 1997

Arus
Bagia
Kapasita Derajat
Bagian n
s (C ) Kejenuha
Jalinan Jalina
n
n
C Q
Barat-
2064.94 391 0.19
Utara
Selatan
2272.56 827 0.36
-Barat
Timur-
3516.53 337 0.10
Selatan

D.2. Panjang Antrian

Perhitungan panjang antrian di dalam MKJI 1997 hanya terdapat

pada analisis Simpang Bersinyal, sedangkan pada Simpang Tak Bersinyal

dan Bundaran tidak ada di dalam analisis perhitungan.

Panjang antrian simpang bersinyal diperoleh dari perkalian (NQ)

dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp (20 m2) dan pembagian

dengan lebar masuk. Jumlah rata-rata antrian (smp) pada awal sinyal

hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah smp yang tersisa dari fase hijau

sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang selama fase merah

(NQ2).
149

Tabel 35 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari


libur menggunakan MKJI 1997

Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp)
antrian (m)
Pendekat Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2= NQ MAX QL
NQ
Utara 0.0 3.0 3.0 7.3 49
Barat 4.1 72.9 77.0 104.4 149
Timur 0.0 4.2 4.2 8.9 51

Tabel 36 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari


kerja menggunakan MKJI 1997

Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp) antrian
Pendeka (m)
t Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2 NQ MAX QL
= NQ
Utara 0.1 10.8 10.9 17.6 122
Barat 13.7 82.1 95.8 129.1 323
Timur 0.0 8.8 8.8 14.9 85

D.3. Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang

Tundaan pada persimpangan terjadi karena adanya tundaan lalu

lintas dan tundaan geometri. Hitung tundaan rata-rata untuk seluruh

persimpangan dengan membagi jumlah nilai tundaan dengan arus total

dalam satuan smp/jam. Sedangkan Tingkat Pelayanan merupakan ukuran

yang digunakan untuk mengetahui kualitas simpang jalan dalam melayani

arus lalu lintas yang melewatinya.

1) Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal


150

Perhitungan tundaan dan tingkat pelayanan simpang bersinyal di

jaringan jalan kampus UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 37 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari libur menggunakan MKJI 1997

Tundaa Tundaan
n lalu geometr Tundaan Tundaan Tingkat
lintas i rata- rata-rata total Pelayanan
Pendekat
rata-rata rata det/smp smp.det Jalan
det/smp det/smp
DT DG D=DT+DG DxQ LOS
Utara 37.8 4.418 42.223 4611 E
Barat 43.9 3.904 47.805 104386 E
Timur 2.24 3.35 5.59 7712.44 B

Tabel 38 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari kerja menggunakan MKJI 1997

Tundaa
Tundaan
n lalu Tundaan Tundaan Tingkat
geometri
lintas rata-rata total Pelayanan
Pendeka rata-rata
rata-rata det/smp smp.det Jalan
t det/smp
det/smp
D=DT+D
DT DG DxQ LOS
G
Utara 42.4 4.066 46.490 16341 E
Barat 59.8 3.976 63.815 150558 F
Timur 2.77 3.62 6.39 15759.09 B

2) Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal

Perhitungan tundaan simpang tak bersinyal di jaringan jalan kampus

UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 39 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur menggunakan


MKJI 1997

Tundaan Tundaan Tundaan Tundaan Tundaan


No Nama Simpang
Lalu Lalu Lalu Geometrik Simpang
151

Lintas Lintas
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
Simpang
Utama Minor
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG) (DTl + DG)
detik/
detik/smp detik/smp detik/smp detik/smp
smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 9.73 7.13 19.84 3.96 13.69
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS – Jalan 3.61 2.70 6.55 4.37 7.98
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 4.92 3.67 6.32 4.29 9.20
4 Simpang PNUP 4.14 3.09 27.94 3.51 7.65
Simpang Kera
5 3.15 2.35 3.96 5.28 8.43
kera
Simpang
6 0.99 0.74 1.69 4.32 5.31
Sahabat
7 Simpang Damai 0.95 0.71 1.78 4.67 5.62
152

Tabel 40 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja menggunakan


MKJI 1997

Tundaan Tundaan
Tundaan
Lalu Lalu Tundaan Tundaan
Lalu
Lintas Lintas Geometrik Simpang
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
Simpang
No Nama Simpang Utama Minor
(DTl +
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG)
DG)
detik/ detik/
detik/smp detik/smp detik/smp
smp smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 26.79 16.82 75.74 4.00 30.79
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS - Jalan 5.49 4.10 10.50 4.18 9.67
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.55 7.00 15.27 4.02 13.57
4 Simpang PNUP 5.43 4.05 12.83 3.84 9.26
Simpang Kera
5 2.49 1.86 4.09 5.28 7.77
kera
Simpang
6 0.89 0.67 1.86 4.36 5.25
Sahabat
7 Simpang Damai 1.21 0.91 2.23 4.77 5.99
153

Tingkat pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada jaringan jalan

kampus UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 41 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur


menggunakan MKJI 1997

Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS -
1 13.691 B
Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS -
2 7.981 B
UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.204 B
4 Simpang PNUP 7.653 B
5 Simpang Kera kera 8.426 B
6 Simpang Sahabat 5.308 B
7 Simpang Damai 5.615 B

Tabel 42 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja


menggunakan MKJI 1997

Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS
1 30.786 D
- Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS
2 9.666 B
- Jalan Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 13.567 B
4 Simpang PNUP 9.262 B
5 Simpang Kera kera 7.769 B
6 Simpang Sahabat 5.248 B
7 Simpang Damai 5.986 B
154

3) Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS

Tundaan dan Tingkat pelayanan Bundaran UNHAS dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 43 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari


libur menggunakan MKJI 1997

Tundaa Tundaan
n Lalu Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat
Lintas lintas Bundaran antrian (%) LOS
Jalinan Kejenuhan
Jalinan bundaran

D DTR DR QP
Barat-
0.15 0.70 1.41 - 4.84
Utara
Selatan
0.30 1.41 1.01 5.01 2.94 - 10.06 B
-Barat
Timur-
0.07 0.35 0.70 - 2.23
Selatan

Tabel 44 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari


kerja menggunakan MKJI 1997

Tundaan
Tundaan
Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat Lalu lintas
Lintas Bundaran antrian (%) LOS
Jalinan Kejenuhan bundaran
Jalinan

D DTR DR QP
Barat-
0.19 0.89 1.80 - 6.31
Utara
Selatan 11.8
0.36 1.71 1.23 5.23 3.71 - B
-Barat 2
Timur-
0.10 0.45 0.90 - 2.96
Selatan

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pelayanan di hari kerja dan

hari libur berada pada tingkat pelayanan B.


155

E. Analisis Kinerja Jaringan Jalan dengan Metode PKJI 2014

Pada penelitian ini, terdapat tiga jenis simpang berdasarkan metode

PKJI 2014, yaitu simpang bersinyal, simpang tak bersinyal dan

bundaran/jalinan. Adapun hasil dari analisis kinerja dengan PKJI 2014

adalah berupa kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, tundaan dan

tingkat pelayanan (LOS).

E.1. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

Dengan metode MKJI, masing-masing jenis simpang memiliki

metode analisis kapasitas yang berbeda.

1) Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal

Untuk pendekat terlindung (tidak terjadi konflik antara kendaraan

yang belok dengan lalu lintas yang berlawanan) arus jenuh dasar (S0 )

ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif pendekat (W e ) dikalikan 600.

Adapun faktor-faktor penyesuaian yang digunakan adalah faktor ukuran

kota, faktor hambatan samping, faktor kelandaian, faktor parkir, faktor

belok kiri dan faktor belok kanan. Berikut nilai penyesuaian masing-

masing pendekat pada Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS:


156

Tabel 45 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari libur menggunakan PKJI 2014

Lebar Nilai Nilai


efekti dasar Faktor-faktor penyesuaian disesuaikan
Pendekat
f (m) skr/jam skr/jam hijau
We So FUK FKHS FG FP FBKa FBKi S
Utara 4 2400 1.00 1 1.00 1.00 1.14 0.92 2524
Barat 11.7 7020 1.00 0.93 1.00 1.00 1.000 0.99 6458
Timur (BKa) 6 3600 1.00 0.93 1.00 1.00 1.017 1.00 3434
Timur (LRS) 11 6600 1.00 1 1.00 1.00 1.000 1.00 6600

Tabel 46 Nilai Penyesuaian Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari kerja menggunakan PKJI 2014

Lebar Nilai Nilai


efekti dasar Faktor-faktor penyesuaian disesuaikan
Pendekat
f (m) skr/jam skr/jam
We So FUK FKHS FG FP FBKa FBKi S
1.0 1.0 0.9
Utara 4 2400 1 1.00 1.12 2437
0 0 1
1.0 1.0 0.9
Barat 11.7 7020 0.93 1.00 1.000 6333
0 0 7
1.0 1.0 1.0
Timur (BKa) 6 3600 0.93 1.00 1.019 3427
0 0 0
1.0 1.0 1.0
Timur (LRS) 11 6600 1 1.00 1.000 6600
0 0 0

Dari hasil perhitungan nilai disesuaikan kemudian dapat diperoleh

nilai Rasio Arus dan nilai Rasio Fase untuk selanjutnya akan diperoleh

Arus Rasio Simpang. Kemudian nilai kapasitas didapatkan dengan

perkalian arus jenuh dengan rasio hijau (H/c) pada masing-masing

pendekat. Untuk mendapat nilai derajat kejenuhan diperoleh dari

perbandingan antara volume kendaraan dengan kapasitas pendekat (v/c).


157

Hasil perhitungan kapasitas dan derajat kejenuhan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 47 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari libur menggunakan PKJI 2014

Arus
Rasio Rasio Waktu Kapasita Derajat
lalu
Arus fase hijau s skr/jam kejenuhan
lintas
Pendekat (RQ/S) (RF) (det) (C) (DJ)
skr/jam
FRcrit
Q Q/S Hi S x H/c Q/C
IFR
Utara 97.4 0.039 0.059 31 616 0.16
Barat 2026.3 0.314 0.480 47 2390 0.85
Timur (BKa) 131.2 0.038 0.058 34 919 0.14
Timur (LRS) 1991.8 0.302 0.461 127 6600 0.30

Tabel 48 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari kerja menggunakan PKJI 2014

Derajat
Arus lalu Rasio Rasio Waktu Kapasita
kejenuha
lintas Arus fase hijau s skr/jam
n
Pendekat skr/jam (RQ/S) (RF) (det) (C)
(DJ)
FRcrit
Q Q/S Hi S x H/c Q/C
IFR
Utara 314.7 0.129 0.233 31 595 0.53
Barat 2183.0 0.345 0.622 47 2344 0.93
Timur (BKa) 274.0 0.080 0.144 34 918 0.30
Timur (LRS) 3552.3 0.538 0.972 127 6600 0.54

2) Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal

Perhitungan kapasitas untuk simpang tak bersinyal dimulai dengan

menentukan kapasitas dasar simpang. Kapasitas dasar simpang tak

bersinyal ditentukan berdasarkan tipe simpang yang akan dianalisis.

Selanjutnya ditentukan faktor-faktor penyesuaian kapasitas sesuai kondisi

simpang. Adapun faktor-faktor yang digunakan adalah faktor lebar jalan,


158

faktor median jalan utama, faktor ukuran kota, faktor hambatan samping,

faktor belok, dan faktor minor total. Untuk memperoleh nilai kapasitas (C),

nilai kapasitas dasar (Co) dikalikan dengan semua faktor penyesuaian

yang ada. Berikut perhitungan nilai kapasitas simpang tak bersinyal:

Tabel 49 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Libur


menggunakan PKJI 2014

No Nama Simpang Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas Kapasitas


Dasar (smp/jam)
smp/jam
Co Fw Fm Fcs FRSU FLT FRT FMI C
1 Simpang Pintu 2 3200 1.30 1.00 1.0 0.95 1.2 1.09 0.99 5377
UNHAS - Perintis 0 6
Kemerdekaan
2 Simpang Pintu 2 3200 1.23 1.00 1.0 0.95 1.3 0.88 0.94 4087
UNHAS - UNHAS 0 2
3 Simpang Pintu 0 2700 1.02 1.00 1.0 0.95 1.2 0.85 0.89 2498
0 6
4 Simpang PNUP 2700 0.99 1.00 1.0 0.95 0.8 1.05 1.14 2626
0 6
5 Simpang Kera 2700 0.99 1.00 1.0 0.95 1.5 0.62 0.89 2161
kera 0 4
6 Simpang Sahabat 2700 1.05 1.00 1.0 0.95 1.5 1.09 0.96 4401
0 6
7 Simpang Damai 2700 1.05 1.00 1.0 0.95 1.7 1.09 0.98 5105
0 7

Tabel 50 Kapasitas jalan Simpang Tak Bersinyal pada Hari Kerja


menggunakan PKJI 2014

Kapasita
Kapasitas
s Dasar Faktor Penyesuaian Kapasitas
No Nama Simpang (smp/jam)
smp/jam
Co Fw Fm Fcs FRSU FLT FRT FMI C
Simpang Pintu 2
1.2
1 UNHAS - Perintis 3200 1.30 1.00 1.00 0.95 1.09 1.07 5918
8
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
1.2
2 UNHAS - Jalan 3200 1.23 1.00 1.00 0.95 0.90 0.97 4121
6
Utama UNHAS
1.1
3 Simpang Pintu 0 2700 1.02 1.00 1.00 0.95 0.92 0.94 2563
4
4 Simpang PNUP 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.9 0.95 1.03 2350
159

4
Simpang Kera 1.6
5 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.72 0.95 2842
kera 4
1.5
6 Simpang Sahabat 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 1.01 4694
9
1.8
7 Simpang Damai 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 0.98 5295
5

Setelah memperoleh nilai kapasitas simpang, kemudian

menentukan derajat kejenuhan jalan dengan membandingkan nilai arus

lalu lintas kendaraan dengan kapasitas simpang. Berikut perhitungan

derajat kejenuhan jalan:

Tabel 51 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari libur


menggunakan PKJI 2014

Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
Simpang Pintu 2 UNHAS - Perintis
1 5377 4472 0.83
Kemerdekaan
2 Simpang Pintu 2 UNHAS - UNHAS 4087 1447 0.35
3 Simpang Pintu 0 2498 1203 0.48
4 Simpang PNUP 2626 1066 0.41
5 Simpang Kera kera 2161 667 0.31
6 Simpang Sahabat 4401 428 0.10
7 Simpang Damai 5105 475 0.09

Tabel 52 Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal di hari kerja


menggunakan PKJI 2014

Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
160

Simpang Pintu 2 UNHAS - Perintis


1 5918 6798 1.15
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS - Jalan
2 4121 2215 0.54
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 2563 2110 0.82
4 Simpang PNUP 2350 1249 0.53
5 Simpang Kera kera 2842 693 0.24
6 Simpang Sahabat 4694 410 0.09
7 Simpang Damai 5295 630 0.12
3) Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Bundaran

Perhitungan kapasitas bundaran diperoleh dari parameter geometri

bundaran yang akan dianalisis. Parameter yang digunakan berupa lebar

masuk rata-rata, lebar jalinan, maupun panjang jalinan. Parameter

tersebut menghasilkan beberapa faktor untuk memperoleh kapasitas

dasar (Co). Kemudian diperoleh nilai kapasitas (C) dengan mengalikan

faktor penyesuaian ukuran kota, lingkungan jalan dan nilai kapasitas

dasar. Berikut perhitungan kapasitas pada Bundaran UNHAS:

Tabel 53 Parameter Geometri Bagian Bundaran UNHAS menggunakan


PKJI 2014

Lebar
Masu Lebar Panjang
Bagian Lebar Masuk LJ/PJ
k Rata Jalinan LR/LJ jalinan
Jalinan rata
Pendekat 1 Pendekat 2 LR LJ PJ
Barat-
3.5 5 4.25 12 0.35 20 0.60
Utara
Selatan
5 3.5 4.25 7 0.61 30 0.23
-Barat
Timur-
7 5 6 9 0.67 45 0.20
Selatan

Tabel 54 Kapasitas jalan Bundaran UNHAS menggunakan PKJI 2014

Bagian Faktor Faktor Faktor Faktor Kapasitas Faktor Kapasitas


Jalinan LJ LR/LJ Pw Wa Dasar penyesuaian (C )
161

Ukuran Lingk.
(Co) Kota Jalan
(FUK) (FLJ)
Barat-
3414 1.58 0.89 0.43 2065 1 1 2065
Utara
Selatan
1694 2.04 0.96 0.69 2273 1 1 2273
-Barat
Timur-
2349 2.15 0.97 0.72 3517 1 1 3517
Selatan
Setelah memperoleh nilai kapasitas simpang, kemudian

menentukan derajat kejenuhan jalan dengan membandingkan nilai arus

lalu lintas kendaraan dengan kapasitas simpang. Berikut perhitungan

derajat kejenuhan jalan:

Tabel 55 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari libur


menggunakan PKJI 2014

Arus
Kapasita
Bagian Bagian Derajat
s (C )
Jalinan Jalinan Kejenuhan

C Q
Barat- 2064.94 293 0.14
Utara
Selatan 2272.56 681 0.30
-Barat
Timur- 3516.53 236 0.07
Selatan

Tabel 56 Derajat Kejenuhan Bundaran UNHAS pada hari kerja


menggunakan PKJI 2014

Bagian Kapasita Arus Derajat


Jalinan s (C ) Bagian Kejenuhan
Jalinan
162

C Q
Barat-
2064.94 372 0.18
Utara
Selatan
2272.56 827 0.36
-Barat
Timur-
3516.53 306 0.09
Selatan

E.2. Panjang Antrian

Perhitungan panjang antrian di dalam PKJI 2014 hanya terdapat

pada analisis Simpang Bersinyal, sedangkan pada Simpang Tak Bersinyal

dan Bundaran tidak ada di dalam analisis perhitungan.

Panjang antrian simpang bersinyal diperoleh dari perkalian (NQ)

dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp (20 m2) dan pembagian

dengan lebar masuk. Jumlah rata-rata antrian (smp) pada awal sinyal

hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah smp yang tersisa dari fase hijau

sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang selama fase merah

(NQ2).

Tabel 57 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari


libur menggunakan PKJI 2014

Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp)
antrian (m)
Pendekat Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2= NQ MAX PA
NQ
Utara 0.0 1.7 1.7 5.5 38.1
Barat 2.3 41.1 43.3 60.3 150.6
Timur 0.0 2.2 2.2 6.2 35.4
163

Tabel 58 Panjang Antrian Simpang Bersinyal Pintu 1 UNHAS pada hari


kerja menggunakan PKJI 2014

Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp) antrian
Pendeka (m)
t Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2 NQ MAX PA
= NQ
Utara 0.1 9.6 9.7 16.0 110.6
Barat 5.9 74.0 79.9 108.3 270.6
Timur 0.08 0.55 0.63 4.12 76.62

E.3. Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang

Tundaan pada persimpangan terjadi karena adanya tundaan lalu

lintas dan tundaan geometri. Hitung tundaan rata-rata untuk seluruh

persimpangan dengan membagi jumlah nilai tundaan dengan arus total

dalam satuan smp/jam. Sedangkan Tingkat Pelayanan merupakan ukuran

yang digunakan untuk mengetahui kualitas simpang jalan dalam melayani

arus lalu lintas yang melewatinya.

1) Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal

Perhitungan tundaan dan tingkat pelayanan simpang bersinyal di

jaringan jalan kampus UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 59 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari libur menggunakan PKJI 2014

Tundaa
Tundaan
n lalu Tundaan Tundaan Tingkat
geometri
lintas rata-rata total Pelayanan
Pendekat rata-rata
rata-rata det/smp smp.det Jalan
det/smp
det/smp
DT DG D=DT+DG DxQ LOS
Utara 37.74 3.015 40.75 3969.52 E
164

Barat 40.12 3.454 43.57 88295.63 E


Timur 2.19 1.17 3.35 7122.42 A

Tabel 60 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Bersinyal Pintu 1


UNHAS pada hari kerja menggunakan PKJI 2014

Tundaa
Tundaan
n lalu Tundaan Tundaan Tingkat
geometri
lintas rata-rata total Pelayanan
Pendekat rata-rata
rata-rata det/smp smp.det Jalan
det/smp
det/smp
DT DG D=DT+DG DxQ LOS
Utara 42.04 3.692 45.73 14390.28 E
111871.0
Barat
47.45 3.802 51.25 8 E
Timur 2.69 2.08 4.78 18276.15 A

2) Tundaan dan Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal

Perhitungan tundaan simpang tak bersinyal di jaringan jalan kampus

UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 61 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur menggunakan


PKJI 2014

Tundaan Tundaan
Tundaan
Lalu Lalu Tundaan Tundaan
Lalu
Lintas Lintas Geometrik Simpang
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
No Nama Simpang Simpang
Utama Minor
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG) (DTl + DG)
detik/
detik/smp detik/smp detik/smp detik/smp
smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 9.73 7.13 19.84 3.96 13.69
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS – Jalan 3.61 2.70 6.55 4.37 7.98
Utama UNHAS
165

3 Simpang Pintu 0 4.92 3.67 6.32 4.29 9.20


4 Simpang PNUP 4.14 3.09 27.94 3.51 7.65
Simpang Kera
5 3.15 2.35 3.96 5.28 8.43
kera
Simpang
6 0.99 0.74 1.69 4.32 5.31
Sahabat
7 Simpang Damai 0.95 0.71 1.78 4.67 5.62
166

Tabel 62 Tundaan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja menggunakan


PKJI 2014

Tundaan Tundaan
Tundaan
Lalu Lalu Tundaan Tundaan
Lalu
Lintas Lintas Geometrik Simpang
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
Simpang
No Nama Simpang Utama Minor
(DTl +
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG)
DG)
detik/ detik/
detik/smp detik/smp detik/smp
smp smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 26.79 16.82 75.74 4.00 30.79
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS - Jalan 5.49 4.10 10.50 4.18 9.67
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.55 7.00 15.27 4.02 13.57
4 Simpang PNUP 5.43 4.05 12.83 3.84 9.26
Simpang Kera
5 2.49 1.86 4.09 5.28 7.77
kera
Simpang
6 0.89 0.67 1.86 4.36 5.25
Sahabat
7 Simpang Damai 1.21 0.91 2.23 4.77 5.99
167

Tingkat pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada jaringan jalan

kampus UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 63 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari libur


menggunakan PKJI 2014

Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS -
1 13.691 B
Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS -
2 7.981 B
UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.204 B
4 Simpang PNUP 7.653 B
5 Simpang Kera kera 8.426 B
6 Simpang Sahabat 5.308 B
7 Simpang Damai 5.615 B

Tabel 64 Tingkat Pelayanan Simpang Tak Bersinyal pada hari kerja


menggunakan PKJI 2014

Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS
1 30.786 D
- Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS
2 9.666 B
- Jalan Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 13.567 B
4 Simpang PNUP 9.262 B
5 Simpang Kera kera 7.769 B
6 Simpang Sahabat 5.248 B
7 Simpang Damai 5.986 B
168

3) Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS

Tundaan dan Tingkat pelayanan Bundaran UNHAS dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 65 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari


libur menggunakan PKJI 2014

Tundaa Tundaan
n Lalu Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat
Lintas lintas Bundaran antrian (%) ITP
Jalinan Kejenuhan
Jalinan bundaran

T TLLB TB PA
Barat-
0.14 0.67 1.34 - 4.59
Utara
Selatan
0.30 1.41 1.01 5.01 2.94 - 10.06 B
-Barat
Timur-
0.07 0.31 0.63 - 2.00
Selatan

Tabel 66 Tundaan dan Tingkat Pelayanan Bundaran UNHAS pada hari


kerja menggunakan PKJI 2014

Tundaan
Tundaan
Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat Lalu lintas
Lintas Bundaran antrian (%) ITP
Jalinan Kejenuhan bundaran
Jalinan

T TLLB TB PA
Barat-
0.18 0.85 1.71 - 5.97
Utara
Selatan 11.8
0.36 1.71 1.23 5.23 3.71 - B
-Barat 2
Timur-
0.09 0.41 0.82 - 2.66
Selatan

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pelayanan di hari kerja dan
hari libur berada pada tingkat pelayanan B
169

F. Uji Signifikansi SIDRA terhadap MKJI dan PKJI

Pada penelitian ini analisis statistik yang digunakan adalah Uji

Signifikansi dengan metode Paired t-test yang digunakan untuk

mengetahui kemiripan antara metode yang digunakan, yaitu SIDRA, MKJI

dan PKJI.

F.1. Derajat Kejenuhan

Uji signifikansi derajat kejenuhan di semua simpang antara SIDRA

terhadap MKJI dan SIDRA tehadap PKJI dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 67 Uji Signifikansi Untuk Derajat Kejenuhan di Semua Simpang

Nilai
Perbandingan
Simpang/Pendekat Signifikans Keterangan
Dengan
i
Pintu 1 MKJI 0.1896 Tidak Signifikan
UNHAS PKJI 0.1588 Tidak Signifikan
Simpang Perintis MKJI 0.6889 Tidak Signifikan
Bersinya Kemerdekaan
l Pintu 1 PKJI 0.4239 Tidak Signifikan
Barat
UNHAS Perintis MKJI 0.1568 Tidak Signifikan
Kemerdekaan
PKJI 0.1635 Tidak Signifikan
Timur
Pintu 2 UNHAS - Perintis MKJI 0.0729 Tidak Signifikan
Kemerdekaan PKJI 0.5959 Tidak Signifikan
Pintu 2 UNHAS - Jalan MKJI 0.1158 Tidak Signifikan
Utama UNHAS PKJI 0.126 Tidak Signifikan
MKJI 0.2283 Tidak Signifikan
Pintu 0 UNHAS
PKJI 0.2665 Tidak Signifikan
MKJI 0.1079 Tidak Signifikan
PNUP
PKJI 0.1177 Tidak Signifikan
MKJI 0.2059 Tidak Signifikan
Kera kera
PKJI 0.3429 Tidak Signifikan
MKJI 0.4591 Tidak Signifikan
Sahabat
PKJI 0.4591 Tidak Signifikan
MKJI 0.2001 Tidak Signifikan
Damai
PKJI 0.2992 Tidak Signifikan
170

Dasar pengambilan keputusan uji signifikansi sebagai berikut:


- Apabila nilai signifikansi (p value) ≥ 0.05 maka kelompok data
memiliki perbedaan yang tidak signifikan (identik).
- Apabila nilai signifikansi (p value) < 0.05 maka kelompok data
memiliki perbedaan yang signifikan (tidak identik).

Berdasarkan uji signifikansi pada derajat kejenuhan diperoleh


bahwa semua simpang pada semua metode yang digunakan memiliki nilai
signifikansi (p value) ≥ 0,05 menunjukkan bahwa metode SIDRA, MKJI,
dan PKJI tidak memiliki perbedaan hasil analisis yang signifikan.

F.2. Panjang Antrian

Uji signifikansi Panjang Antrian antara SIDRA terhadap MKJI,

SIDRA terhadap PKJI dan SIDRA terhadap kondisi lapangan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 68 Uji Signifikansi Untuk Panjang Antrian

Nilai
Pendekat/Simpang Perbandingan Signifikans Keterangan
i
MKJI 0.2918 Tidak Signifikan
Pintu 1
PKJI 0.274 Tidak Signifikan
UNHAS
Lapangan 0.938 Tidak Signifikan
Simpang MKJI 0.2157 Tidak Signifikan
Perintis
Bersinyal
Kemerdekaa PKJI 0.2647 Tidak Signifikan
Pintu 1
n Barat Lapangan 0.4117 Tidak Signifikan
UNHAS
Perintis MKJI 0.2322 Tidak Signifikan
Kemerdekaa PKJI 0.9754 Tidak Signifikan
n Timur Lapangan 0.3254 Tidak Signifikan
171

Dasar pengambilan keputusan uji signifikansi sebagai berikut:


- Apabila nilai signifikansi (p value) ≥ 0.05 maka kelompok data
memiliki perbedaan yang tidak signifikan (identik).
- Apabila nilai signifikansi (p value) < 0.05 maka kelompok data
memiliki perbedaan yang signifikan (tidak identik).

Berdasarkan uji signifikansi pada panjang antrian diperoleh bahwa

semua simpang pada semua metode yang digunakan memiliki nilai

signifikansi (p value) ≥ 0,05 menunjukkan bahwa metode SIDRA, MKJI,

PKJI dan kondisi lapangan tidak memiliki perbedaan hasil analisis yang

signifikan.

F.3. Tundaan Simpang

Uji signifikansi Tundaan antara SIDRA terhadap MKJI, dan SIDRA

terhadap PKJI dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 69 Uji Signifikansi Untuk Tundaan pada Semua Simpang

Nilai
Perbandingan
Pendekat/Simpang Signifikans Keterangan
Dengan
i
Pintu 1 MKJI 0.4648 Tidak Signifikan
UNHAS PKJI 0.4703 Tidak Signifikan
Simpang Perintis MKJI 0.548 Tidak Signifikan
Bersinyal Kemerdekaa
Pintu 1 PKJI 0.4709 Tidak Signifikan
n Barat
UNHAS Perintis MKJI 0.0649 Tidak Signifikan
Kemerdekaa
PKJI 0.0312 Signifikan
n Timur
Pintu 2 UNHAS - MKJI 0.0205 Signifikan
Perintis Kemerdekaan PKJI 0.7727 Tidak Signifikan
Pintu 2 UNHAS - Jalan MKJI 0.0701 Tidak Signifikan
172

Nilai
Perbandingan
Pendekat/Simpang Signifikans Keterangan
Dengan
i
Utama UNHAS PKJI 0.0745 Tidak Signifikan
MKJI 0.0766 Tidak Signifikan
Pintu 0
PKJI 0.0712 Tidak Signifikan
MKJI 0.0216 Signifikan
PNUP
PKJI 0.0257 Signifikan
MKJI 0.0388 Signifikan
Kera kera
PKJI 0.0466 Signifikan
MKJI 0.0155 Signifikan
Sahabat
PKJI 0.0115 Signifikan
MKJI 0.0219 Signifikan
Damai
PKJI 0.0407 Signifikan

Dasar pengambilan keputusan uji signifikansi sebagai berikut:


- Apabila nilai signifikansi (p value) ≥ 0.05 maka kelompok data
memiliki perbedaan yang tidak signifikan (identik).
- Apabila nilai signifikansi (p value) < 0.05 maka kelompok data
memiliki perbedaan yang signifikan (tidak identik).

Berdasarkan uji signifikansi pada tundaan diperoleh bahwa pada

metode MKJI terdapat 5 simpang dengan nilai signifikansi (p value) < 0,05

sedangkan pada metode PKJI terdapat 5 simpang pula dengan nilai

signifikansi (p value) < 0,05 menunjukkan bahwa ada beberapa simpang

yang memiliki perbedaan hasil analisisi yang signifikan.


173

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

A.1. Derajat Kejenuhan

1. Derajat kejenuhan menggunakan piranti SIDRA

 Pada hari libur derajat kejenuhan sebesar 0.804 untuk Pintu 1

UNHAS, 0.732 untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, 0.198

untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 0.553 untuk Pintu 0,

0.157 untuk Simpang PNUP, 0.364 untuk simpang Kera kera, 0.109

untuk Simpang Sahabat, 0.118 untuk Simpang Damai, dan 0.177

untuk Bundaran UNHAS.

 Pada hari kerja derajat kejenuhan sebesar 1,007 untuk Pintu 1

UNHAS, 1,023 untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, 0.311

untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 0.98 untuk Pintu 0,

0.18 untuk Simpang PNUP, 0.355 untuk simpang Kera kera, 0.088

untuk Simpang Sahabat, 0.168 untuk Simpang Damai, dan 0.225

untuk Bundaran UNHAS.

2. Derajat Kejenuhan menggunakan metode MKJI 1997

 Pada hari libur derajat kejenuhan sebesar 0.90 untuk Pintu 1

UNHAS, 0.83 untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, 0.35

untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 0.48 untuk Pintu 0,


174

0.41 untuk Simpang PNUP, 0.31 untuk Simpang Kera kera, 0.10

untuk Simpang Sahabat, 0,09 untuk Simpang Damai, dan 0.215

untuk Bundaran UNHAS.

 Pada hari kerja derajat kejenuhan sebesar 0.98 untuk Pintu 1

UNHAS, 1.15 untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, 0.54

untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 0.82 untuk Pintu 0,

0.53 untuk Simpang PNUP, 0.24 untuk Simpang Kera kera, 0.09

untuk Simpang Sahabat, 0.12 untuk Simpang Damai, dan 0.262

untuk Bundaran UNHAS.

3. Derajat Kejenuhan menggunakan Metode PKJI 2014

 Pada hari libur derajat kejenuhan sebesar 0.85 untuk Pintu 1

UNHAS, 0.70 untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, 0.34

untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 0.5 untuk Pintu 0, 0.41

untuk Simpang PNUP, 0.34 untuk Simpang Kera kera, 0.10 untuk

Simpang Sahabat, 0,09 untuk Simpang Damai, dan 0.14 untuk

Bundaran UNHAS.

 Pada hari kerja derajat kejenuhan sebesar 0.93 untuk Pintu 1

UNHAS, 1.03 untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, 0.53

untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 0.83 untuk Pintu 0,

0.55 untuk Simpang PNUP, 0.25 untuk Simpang Kera kera, 0.09

untuk Simpang Sahabat, 0.09 untuk Simpang Damai, dan 0. untuk

Bundaran UNHAS.
175

4. Uji signifikansi pada Derajat kejenuhan

Berdasarkan uji signifikansi pada derajat kejenuhan diperoleh

bahwa semua simpang pada semua metode yang digunakan memiliki nilai

signifikansi (p value) ≥ 0,05 menunjukkan bahwa metode SIDRA, MKJI,

dan PKJI tidak memiliki perbedaan hasil analisis yang signifikan.

A.2. Panjang Antrian

1. Panjang antrian menggunakan piranti SIDRA

 Pada hari libur panjang antrian sebesar 146.1 meter untuk Pintu 1

UNHAS, 20.2 meter untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan,

2.9 meter untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 19.3 meter

untuk Pintu 0, 1.4 meter untuk Simpang PNUP, 6 meter untuk

Simpang Kera kera, 1.3 meter untuk Simpang Sahabat, 1.4 meter

untuk Simpang Damai, dan 1.0 meter untuk Bundaran UNHAS.

 Pada hari libur panjang antrian sebesar 300.8 meter untuk pintu 1

UNHAS, 130.6 meter untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan,

4.6 meter untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 66.8 meter

untuk Pintu 0, 2.7 meter untuk Simpang PNUP, 9.5 meter untuk

Simpang Kera kera, 1.0 meter untuk Simpang Sahabat, 2.0 meter

untuk Simpang Damai dan 1.2 meter untuk Bundaran UNHAS.


176

2. Panjang antrian menggunakan Metode MKJI 1997

 Pada hari libur panjang antrian sebesar 38 meter untuk pendekat

Utara Pintu 1 UNHAS, 123 meter untuk pendekat Barat Pintu 1

UNHAS, dan 35 meter untuk pendekat Timur Pintu 1 UNHAS.

 Pada hari kerja panjang antrian sebesar 110 meter untuk pendekat

Utara Pintu 1 UNHAS, 270 meter untuk pendekat Barat Pintu 1

UNHAS, dan 77 meter untuk pendekat Timur Pintu 1 UNHAS.

3. Panjang antrian menggunakan Metode PKJI 2014

 Pada hari libur panjang antrian sebesar 49 meter untuk pendekat

Utara Pintu 1 UNHAS, 149 meter untuk pendekat Barat Pintu 1

UNHAS, dan 51 meter untuk pendekat Timur Pintu 1 UNHAS.

 Pada hari kerja panjang antrian sebesar 122 meter untuk pendekat

Utara Pintu 1 UNHAS, 323 meter untuk pendekat Barat Pintu 1

UNHAS, dan 85 meter untuk pendekat Timur Pintu 1 UNHAS.

4. Uji Signifikansi pada Panjang Antrian

Berdasarkan uji signifikansi pada panjang antrian diperoleh bahwa

semua simpang pada semua metode yang digunakan memiliki nilai

signifikansi (p value) ≥ 0,05 menunjukkan bahwa metode SIDRA, MKJI,

PKJI dan kondisi lapangan tidak memiliki perbedaan hasil analisis yang

signifikan.
177

A.3. Tingkat Pelayanan dan Tundaan

1. Tingkat Pelayanan menggunakan piranti SIDRA

 Pada hari libur Tingkat Pelayanan C untuk Pintu 1 UNHAS, Tingkat

Pelayanan A untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, Tingkat

Pelayanan A untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, Tingkat

Pelayanan A untuk Pintu 0, Tingkat Pelayanan A untuk Simpang

PNUP, Tingkat Pelayanan A untuk Simpang Kera kera, Tingkat

Pelayanan A untuk Simpang Sahabat, Tingkat Pelayanan A untuk

Simpang Damai dan Tingkat Pelayanan A untuk Bundaran UNHAS.

 Pada hari kerja Tingkat Pelayanan D untuk Pintu 1 UNHAS, Tingkat

Pelayanan C untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, Tingkat

Pelayanan A untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, Tingkat

Pelayanan C untuk Pintu 0, Tingkat Pelayanan A untuk Simpang

PNUP, Tingkat Pelayanan A untuk Simpang Kera kera, Tingkat

Pelayanan A untuk Simpang Sahabat, Tingkat Pelayanan A untuk

Simpang Damai dan Tingkat Pelayanan A untuk Bundaran UNHAS.

2. Tingkat Pelayanan UNHAS menggunakan metode MKJI 1997

 Pada hari libur Tingkat Pelayanan D untuk Pintu 1 UNHAS, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, Tingkat


178

Pelayanan B untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 0, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang

PNUP, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang Kera kera, Tingkat

Pelayanan B untuk Simpang Sahabat, Tingkat Pelayanan B untuk

Simpang Damai dan Tingkat Pelayanan B untuk Bundaran UNHAS.

 Pada hari kerja Tingkat Pelayanan F untuk Pintu 1 UNHAS, Tingkat

Pelayanan D untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 0, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang

PNUP, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang Kera kera, Tingkat

Pelayanan B untuk Simpang Sahabat, Tingkat Pelayanan B untuk

Simpang Damai dan Tingkat Pelayanan B untuk Bundaran UNHAS.

3. Tingkat Pelayanan UNHAS menggunakan metode PKJI 2014

 Pada hari libur Tingkat Pelayanan E untuk Pintu 1 UNHAS, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 0, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang

PNUP, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang Kera kera, Tingkat

Pelayanan B untuk Simpang Sahabat, Tingkat Pelayanan B untuk

Simpang Damai dan Tingkat Pelayanan B untuk Bundaran UNHAS.

 Pada hari kerja Tingkat Pelayanan E untuk Pintu 1 UNHAS, Tingkat

Pelayanan D untuk Pintu 2 UNHAS – Perintis Kemerdekaan, Tingkat

Pelayanan B untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, Tingkat


179

Pelayanan B untuk Pintu 0, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang

PNUP, Tingkat Pelayanan B untuk Simpang Kera kera, Tingkat

Pelayanan B untuk Simpang Sahabat, Tingkat Pelayanan B untuk

Simpang Damai dan Tingkat Pelayanan B untuk Bundaran UNHAS.

4. Uji Signifikansi Pada Tundaan

Berdasarkan uji signifikansi pada tundaan diperoleh bahwa pada

metode MKJI terdapat 5 simpang dengan nilai signifikansi (p value) < 0,05

sedangkan pada metode PKJI terdapat 5 simpang pula dengan nilai

signifikansi (p value) < 0,05 menunjukkan bahwa ada beberapa simpang

yang memiliki perbedaan hasil analisisi yang signifikan.


180

B. Saran

1. Perlunya ketelitian dan ketepatan dalam memasukkan data ke dalam


piranti SIDRA agar mengeluarkan output yang sesuai.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku pengemudi di
Kampus UNHAS secara lebih detail, mengenai Queue Space, lane
change, ataupun perilaku pengemudi.
3. Untuk meningkatkan kinerja jalan depan kampus Unhas perlu adanya
kesadaran pemerintah terkait, pihak universitas dan lapisan
masyarakat tentang aturan berlalu lintas serta diharapkan melakukan
usaha untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kendaraan dengan
mengingat laju pertumbuhan penduduk, kendaraan, dan jumlah
mahasiswa tiap tahun meningkat.
181

DAFTAR PUSTAKA

Akcelik, R. (1981). Traffic Signals: Capacity and Timing Analysis.

Australian Road Research Board. Research Report ARR No. 123

(7th reprint: 1998).

Akcelik, R. 2018. SIDRA User Guide. Akcelik & Associates Pty.Ltd.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia

(MKJI). Jakarta.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Teknis:

Pengaturan Lalu Lintas di Persimpangan Berdiri Sendiri dengan

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas. Jakarta: Departemen

Perhubungan.

Fahmi, I., Kurniawan V., Idham, M. 2018. Perbandingan PKJI 2014 Dan

MKJI 1997 Dengan Software SIDRA Dalam Menganalisa Dampak

Lalu Lintas (Studi Kasus Jalan Jenderal Sudirman Duri). UNITEX

Vol 11 No.2, Juli-Desember 2018

Frans, J. H. dkk. 2018. Perencanaan Dan Kinerja Bundaran Berdasarkan

Metode MKJI 1997 Dan Sidra Intersection V5.1. Jurnal Teknik Sipil,

Vol. VII, No. 2, September 2018.


182

Handayasari, I., Rokhman, A., Halusman, S. 2019. Optimalisasi Kinerja

Simpang APILL Puri Kembangan Berdasarkan Pedoman Kapasitas

Jalan Indonesia 2014.Jurnal Konstruksia Volume 11 No 1,

Desember 2019.

Mohammed, A. and Shakir. A. 2017. Analysis Using Computer Simulation

Sidra Software for Traffic Flow in Jordan in Iraq. Iraq : University of

Technology Building and Construction Engineering Department.

Rizky Permana Nasution, Tessar. 2020. Evaluasi Kinerja Simpang

Bersinyal Dengan Menggunakan Program SIDRA dan MKJI 1997

(Studi Kasus: Persimpangan Jalan Ir. H. Juanda – Brigjen Katamso,

Medan). Medan. Repositori Institusi USU.

S. I. Albrka Ali, R. Reşatoğlua, and H. Tozan, 2018, “Evaluation and

Analysis of Traffic Flow at Signalized Intersections in Nicosia Using

of SIDRA 5 Software,” J. Kejuruter.

Siahaan, B. S. 2014. Analisa Kinerja Simpang Lengan Empat Bersinyal

dengan Menggunakan Program KAJI dan SIDRA (Studi Kasus:

Simpang Pondok Kelapa, Medan). Medan. Repositori Institusi USU.


LAMPIRAN
Tutorial Penggunaan Piranti Lunak SIDRA
Intersection
Turorial Pemodelan Mikro-Simulasi Dengan Piranti SIDRA

Adapun tahapan simulasi pemodelan dengan program SIDRA dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Membuka program SIDRA yang ada di desktop laptop dan akan

muncul jendela tampilan seperti dibawah.

2. Mengatur pengaturan posisi mengemudi pada menu Setting, pilih dan

klik Standard Left untuk kondisi di Indonesia.

1.Klik Setting 2. Klik dan pilih


Standard Left untuk
menentukan posisi
mengemudi
3. Memilih jenis persimpangan, klik Site pada menu dan akan muncul 5

(lima) jenis analisis pilih dan klik pada Signals, lalu At-Grade

2. Klik dan pilih


Signals, lalu klik At-
1. K Grade Intersection
lik Site

4. Untuk melihat Layout dari persimpangan, klik 2 kali pada Site 1.

1. K
lik 2 kali

SITE INPUT

1. Mengubah keterangan umum pada simpang, klik akan muncul

jendela untuk mengubah nama jalan tiap lengan simpang, arah lengan
jalan (two way, one way approach/exit, atau no leg untuk

menghilangkan suatu lengan jalan) dan panjang suatu lengan jalan.

2. Klik di arah
lengan simpang
yang ingin di edit

1. Mengubah
3. Klik nama jalan, jenis
Intersection lengan jalan dan
panjang jalan pada
Appoarch Geometry

2. Mengatur jenis kendaraan, klik Movement Definitions akan muncul

jendela untuk mengatur kendaraan yang akan masuk dalam

persimpangan.

2. Mencenta
ng jenis
kendaraan yang

3. Klik
Movement 1. Mengubah User
Definitions Class 4 menjadi
kendaraan roda 2
3. Mengatur geometrik pada simpang seperti lebar tiap jalur, belok kiri

langsung, arah pergerakan kendaraan ke tiap lengan simpang, dan

arus jenuh dasar.

3. Klik lengan
jalan simpang yang
ingin diubah
2. Klik lajur
jalan yang ingin
untuk yang ingin
4. Kli diubah
k Lane 1. Mengatur
Geometry panjang jalan, lebar
per lajur, lebar
median dan belok
kiri langsung

6. Klik Lane
Disciplines

5. Centang Untuk menambah


kendaraan yang atau menghilangkan
diizinkan untuk ke lajur pada jalan
lengan simpang
lainnya
8. Klik
Lane Data

7. Mengu
bah arus jenuh
dasar

4. Menambahkan dan mengatur volume lalu lintas. Klik Volumes dan

masukkan data kendaraan dan waktu yang digunakan ke unit time per

volume dan peak flow period

1. Mengatur
waktu data yang
dipakai

2. Mengisi volume
3. Klik kendaraan berdasarkan arah
Volumes pergerakan

5. Mengatur prioritas kendaraan yang melewati simpang. Klik Priotities

dan atur prioritas kendaraan sesuai dengan keterangan warna di

bawah.
1. Klik
untuk
mengubah
prioritas

2. Klik
Priorities

6. Memasukkan data kecepatan dan kalibrasi ukuran dan jarak antri

kendaraan. Klik Vehicle Movement Data dan mengisi kecepatan

kendaraan lalu klik pada bar Calibration untuk mengatur dimensi

kendaraan.

1. Memas
ukkan data
kecepatan
2. Klik kendaraan
Vehicle
Movement
Data
3. Klik
Calibration

5. Mengatur
jarak antri dan
panjang
kendaraan
4. Memilih
jenis kendaraan
untuk diubah
dimensi

7. Memasukkan data fase dan waktu siklus di persimpangan. Klik

Phasing & Timing lalu menambah atau mengurangi fase sesuai

kebutuhan simpang dan mengatur arahnya dengan cara di klik,

memasukkan data waktu siklus, waktu kuning dan waktu merah

semua yang ada pada simpang

2. Menamb
ah atau
mengurangi
fase
3. Klik
Phasing &
Timing 1. Klik pada
arah untuk
menetapkan fase
3. Klik Phase &
Sequence Data 2. Memasukkan
waktu siklus tiap fase

1. Memasukkan
waktu kuning dan
merah semua pada
simpang

8. Setelah semua data dimasukkan kedalam program SIDRA kemudian

klik Process pada menu.

Klik Process Site


untuk menjalankan
aplikasi
9. Memeriksa hasil programan SIDRA

2. Kl
ik 2 kali
1. Memeriksa hasil
keluaran dari SIDRA
Intersection

Anda mungkin juga menyukai