A. Amrullah. T Tutup
A. Amrullah. T Tutup
A. AMRULLAH. T
D011 18 1335
LEMBAR PENGESAHAN
A. Amrullah. T
D011 18 1335
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun
v
ABSTRAK
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
ABSTRAK.....................................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................xv
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan Penelitian...............................................................................3
D. Batasan Masalah...............................................................................4
E. Manfaat Penelitian.............................................................................5
F. Sistematika Penulisan.........................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7
A. Jalan..................................................................................................7
B. Persimpangan...................................................................................9
C. Kinerja Simpang..............................................................................19
D. Manajemen Lalu Lintas...................................................................20
E. Signalized Intersection Design and Research Aid (SIDRA)...........24
F. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)......................................37
G. Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI)...................................54
H. Uji Signifikansi.................................................................................56
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................58
A. Kerangka Kerja Penelitian...............................................................58
B. Metode Pengumpulan Data.............................................................59
C. Metode Analisis Data......................................................................74
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................76
A. Karakteristik Lalu Lintas..................................................................76
vii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lalu lintas itu sering terjadi pada ruas jalan atau persimpangan jalan.
utama yang berada di jalan pintu I, jalan pintu II, maupun jalan utama
lalu lintas yang sedang berjalan sehingga dapat menentukan solusi dari
(kendaraan ringan, kendaraan berat, bus, sepeda, truk besar, kereta api /
pejalan kaki, serta konsumsi bahan bakar, emisi polutan dan biaya
operasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
SIDRA
D. Batasan Masalah
terhadap tinjauan yang dilakukan agar tidak menyimpang dari tujuan yang
sebagai berikut:
E. Manfaat Penelitian
Intersection.
Intersection.
F. Sistematika Penulisan
penulisan karya ilmiah yang benar dan mencoba membagi isi dari tugas
masalah penelitian yang disusun secara sistematis. Isi setiap bab secara
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB V PENUTUP
A. Jalan
lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah yang lainnya, baik itu barang
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka jalan sedikit demi sedikit
jalan kereta api dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang dibangun
jumlah penduduk yang kurang dari 100.000 juga dapat digolongkan pada
Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang digunakan untuk lalu
2. Median
lajur dan mengurangi silau dari lampu kendaraan pada malam hari dari
arah berlawanan.
3. Bahu jalan
Bahu jalan adalah bagian jalan yang berdampingan ditepi jalur lalu
lintas, dan harus diperkeras, berfungsi untuk lajur lalu lintas darurat, ruang
4. Trotoar
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada Damija, diberi
5. Saluran Tepi/Samping
Lajur lalu lintas adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang,
dibatasi oleh marka lajur jalan, meiliki lebar yang cukup untuk dilewati
B. Persimpangan
jaringan jalan yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan
karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih. Karena merupakan tempat
lurus atau berbelok dan pindah jalan untuk mencapai satu tujuan.
baik sebidang maupun tak sebidang atau titik jaringan jalan dimana jalan-
lintas lainnya.
a) Persimpangan sebidang
lebih saling bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas
2) Jenis pengendaliannya
antara jalan-jalan luar kota dan jalan perkotaan dengan jalan raya.
memberi hak jalan pada jalan utama, kondisi berhenti tidak diperlukan
setiap saat.
yang saling konflik ke dalam rute jalan yang jelas dengan menempatkan
beton pemisah.
14
elektronik yang memberi hak jalan pada salah satu arus atau lebih
efisien.
pada satu titik titik konflik. Konflik ini akan menghambat pergerakan dan
(kecelakaan). Arus lalu lintas yang terkena konflik pada suatu simpang
persimpangan, yaitu:
Weaving adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang
berjalan menurut arah yang sama sepanjang suatu lintasan di jalan raya
tanpa bantuan rambu lalu lintas. Gerakan ini sering terjadi pada suatu
satu jalur ke jalur yang lain pada persimpangan dimana keadaan yang
bermotor dapat bergerak dalam arah yang berbeda dan pada waktu yang
(manuver) tersebut.
a) Konflik primer yaitu konflik yang terjadi antara gerakan lalu lintas
b) Konflik sekunder yaitu konflik yang terjadi antara gerakan lalu lintas
atau lalu lintas belok kiri dengan para pejalan kaki yang menyeberang
tergantung dari :
(Tamin, 2000) :
1) Solusi Time-sharing,
2) Solusi Space-sharing
Prinsip roundabout ini juga bias diterapkan pada jaringan jalan yaitu
titik konflik, bentuknya dapat berupa jalan layang dan jalan bawah tanah.
C. Kinerja Simpang
Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mungkin.
adalah:
lintas.
kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan. Melakukan
optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan terkontrolnya
berikut :
mudah disurvei. Oleh sebab itu, manajemen kapasitas adalah hal yang
termudah dan teknik manajemen lalu lintas yang paling efektif untuk
diterapkan.
2) Manajemen Prioritas
Prioritas persimpangan
3) Manajemen Demand
angkutan umum pada jam sibuk. Hal ini berarti penyediaan prioritas ke
angkutan umum.
tidak, dengan tujuan mengurangi arus lalu lintas dan juga kemacetan.
(junction) kapasitas, tingkat pelayanan, dan analisis kinerja oleh lalu lintas
tahun 1984.
dalam dua kategori yaitu sistem sinyal fixed time dan traffic responsive.
Pada sistem sinyal tetap sistem operasi menggunakan waktu siklus yang
tetap, tetapi kita juga dapat melakukan beberapa rencana waktu siklus
misalkan pembedaan waktu siklus untuk jam sibuk dan jam tidak sibuk.
waktu siklus yang disesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas di lapangan.
hanya berlaku pada satu simpang saja sedangkan pada sinyal koordinasi
dengan yang lainnya, waktu siklus yang digunakan adalah sama atau
setengahnya.
sinyal didasarkan pada jumlah fase yang paling sedikit dengan indikator
SIDRA.
27
Roundabout (bundaran),
persimpangan
kaki
belokan yang berlawanan serta jalur pendek pada hulu dan hilir
menggunakan Sidra.
tundaan dan H adalah angka henti. Dari rumus diatas dibuat formula
( 1,4+k ) L+6
co= (2.6)
1−Y
Dimana:
Co : waktu siklus
k : penalty Stop
optimum.
Dimana:
(LOS) yang ditentukan oleh keterlambatan. Nilai LOS dapat dilihat pada
tabel 2.6 dan batas minimum yang dianjurkan dalam karya ilmiah ini
B 10 < d ≤ 20
C 20 < d ≤ 35
D 35 < d ≤ 55
E 55 < d ≤ 80
F 80 ≤ d
Sumber : SIDRA INTERSECTION USER GUIDE, 2012
berikut:
yang jelek, panjang siklus yang tinggi, dan mempunyai nilai rasio
dan disebabkan karena nilai rasio v/c sudah di atas 1,00 sedang
pergerakan yang amat buruk dan panjang siklus yang amat tinggi
L=∑l (2.8)
Dimana:
qc ( 1−u ) 2
D= + Nox (2.9)
2(1− y )
Dimana:
Waktu hijau yang efektif untuk setiap periode hijau dihitung dari:
Dimana:
I : waktu hilang
benar-benar efisien, agar tidak terbuang percuma sisa waktu hijaunya dan
hal ini berguna untuk menentukan nilai siklus waktu yang optimum,
r =c−g (2.11)
Dimana:
c : siklus waktu
H=h .q (2.12)
33
Dimana:
N=qr + N 0 (2.13)
Dimana:
L
C p= C min ≤C p ≤C max (2.14)
1−U
Dimana:
optimum.
berikut:
situasi),
4) Data jalur meliputi lebar jalan, lebar belok kiri saat lampu merah
opposed,
6) Waktu siklus
1) Tingkat pelayanan,
2) Antrian, perhentian,
3) Derajat kejenuhan,
4) Kapasitas,
Sistem operasi Sidra dibagi dalam tiga bagian yaitu tahap input
data, tahap perhitungan dan tahap output data. Adapun operasi dalam
desktop komputer.
2) Tekan menu new project atau buka existing project. Dalam penelitian
4) Pada panel sebelah kiri terdapat menu input data dan diisi nama
persimpangan, total flow period, peak flow period, faktor arus puncak,
5) Pilih menu geometri untuk input data nama jalan, jumlah jalur keluar
6) Pilih menu volume dan input data untuk volume lalu lintas per line
7) Pilih menu path data untuk input data arus basic kepadatan real flow
belok kanan, lurus dan putar balik atau arah Jl. Pintu 1 UNHAS
menu output di bagian kiri, dimana pada menu output dapat dilihat
tampilan hasil dalam bentuk grafik ataupun data. Adapun data-data yang
Delay dan LOS adalah hasil output grafik yang menyatakan tentang
dengan berjalan terlebih dahulu yang dikendalikan oleh lampu lalu lintas.
Indonesia.
Serikat HCM (1985). Model analisa yang digunakan pada HCM (1985)
dan didominasi oleh tipe kendaraan mobil penumpang, serta aliran lalu
menyatakan arus lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp). Dalam
kiri ( P¿) dan perbandingan belok kanan (PRT) dengan penjabaran rumus
sebagai berikut:
¿(smp / jam)
P¿ = (1)
Total ¿¿
Dimana:
RT (smp/ jam)
P RT = (2)
Total ¿ ¿
Dimana:
Q UM
PUM = (3)
QUV
Dimana:
penerapan fase sinyal di bagi menjadi arus terlindung dan terlawan. Arus
terlawan adalah arus lalu lintas belok kanan atau arus lalu lintas belok
kanan dan kiri lawan arah dari satu kaki berada pada fase yang sama.
fasenya dengan arus lurus atau arus belok kanan tidak diperbolehkan.
Periode merah semua antar fase juga harus lebih sama atau lebih
besar dari LT. Total waktu hilang (LTI) dihutung dari hasil penjumlahan
pendekat selama kondisi ideal (smp/jam hijau). Menurut MKJI (1997) tipe
S0 =600× We (4)
Dimana:
Faktor koreksi untuk nilai arus lalu lintas jenuh dasar yang
digunakan pada kedua tipe pendekat yaitu tipe terlindung pada simpang
F P=¿ (5)
Dimana:
Dimana:
(smp/jam)
Dimana:
P RT =Q RT /QTOT (8)
Dimana:
(smp/jam)
Dimana:
jenuh dikatakan sebagai arus jenuh pada saat berada pada keadaan lalu
lintas standar. Nilai arus jenuh adalah nilai hasil dari perkalian arus jenuh
Dimana:
perbandingan atau rasio arus jenuh yang terjadi pada tiap pendekat
FR=Q /S (11)
Dimana:
Jumlah flow ratio dalam satu fase lebih dari satu, maka perlu
diambil nilai yang kritis. Harga rasio arus jenuh terbesar pada setiap fase
keseluruhan satu fase pada satu siklus dinamakan arus simpang (IFR).
FR CRIT
PR= (13)
IFR
51
siklus (c) merupakan waktu untuk urutan lengkap dari perupahan sinyal
dari awal hijau yang berurutan pada fase yang sama. Waktu siklus hasil
Dimana:
(det) dan sebagai waktu nyala hijau dalam sauatu pendekat. Waktu hijau
Dimana:
(det)
perilaku lalu lintas yang ditentukan berdasarkan pada arus lalu lintas,
derajat kejenuhan dan waktu sinyal. Perilaku lalu lintas juga sangat
dipengaruhi oleh panjang antrian, angka henti, dan tundaan sebagai mana
antrian adalah jumlah antrian pada awal sinyal hijau (NQ1) ditambah
dengan sisa dari fase hijau sebelumnya (NQ2) maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:
NQ=NQ 1+ NQ 2 (16)
tersisa dari fase hijau dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini:
NQ 1=0,25 ×C × ¿ (17)
Dimana:
DS : Derajat kejenuhan
GR : Rasio hijau
hijau (S × GR)
53
berikut ini :
1−GR Q
NQ 2=c × × (18)
1−GR × DS 3600
Dimana:
DS : Derajat kejenuhan
GR : Rasio hijau
NQmax × 20
QL= (19)
Wmasuk
Dimana:
QL : Panjang antrian
2) Kendaraan henti
penerapan sinyal. Angka henti (NS) adalah rerata dari jumlah kendaraan
yang berhenti dalam suatu pendekat. Guna menghitung angka henti maka
Dimana:
NS : Angka henti
N SV =Q × NS (21)
Dimana:
NS : Angka henti
55
Dimana:
3) Tundaan
Tundaan lalu lintas terjadi akibat adanya interaksi dan gerakan lalu
lintas yang bertentangan. Melalui hal tersebut maka tundaan lalu lintas
DT =c × d × ¿ (23)
Dimana:
DS : Derajat kejenuhan
C : Kapasitas (smp/jam)
b) Tundaan geometri
Dimana:
(det/smp)
1)
masing pendekat:
D=DT + DG (25)
DGTOT =D ×Q (26)
57
C 15,1 – 25,0
D 25,1 – 40,0
E 40,1 – 60,0
F ≥60,1
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) yang dilakukan oleh Panitia Teknis 91-
Jalan dan Jembatan) melalui Gugus Kerja Teknik Lalu Lintas dan
dan sejak saat itu digunakan sebagai acuan dalam kegiatan perencanaan,
perancangan, dan operasi fasilitas lalu lintas jalan. Manual ini merupakan
karakteristik lalu lintas di Indonesia pada masa itu. Nilai parameter yang
ditampilkan dalam manual ini tidak mutlak harus digunakan, namun dapat
nilai parameter MKJI untuk kondisi saat ini seringkali menghasilkan hasil
H. Uji Signifikansi
(skala non metrik dengan dua kategori) dengan variabel dependen (skala
metrik dan bersifat kontinyu) maka teknik analisis yang cocok untuk
kondisi seperti ini adalah uji beda t-test. Adapun uji beda t-test dilakukan
Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi kedua yaitu saat dua
dua kelompok sampel berpasangan (paired) atau uji beda rata-rata pada
1. Data yang dimiliki oleh subyek adalah data interval atau rasio.
tingkat signifikansi:
penelitian ini.
oleh surveyor.
pelaksanaan survei merupakan hal yang penting oleh sebab itu sangat
diambil untuk penelitian ini adalah data volume lalu lintas. Data tersebut
orang surveyor, dan pendekat Jalan Pintu Utama UNHAS (Barat) disurvei
22 di bawah ini.
5) Simpang PNUP
orang surveyor, dan pendekat Jalan Kampus PNUP (Barat) disurvei oleh 1
23 di bawah ini.
6) Simpang Kera-kera
24 di bawah ini.
7) Simpang Sahabat
surveyor, dan pendekat Jalan Utama UNHAS (Barat) disurvei oleh 1 orang
bawah ini.
8) Simpang Damai
surveyor, dan pendekat Jalan Utama UNHAS (Barat) disurvei oleh 1 orang
bawah ini.
9) Bundaran UNHAS
orang surveyor, dan pendekat Jalan Utama UNHAS (Timur) disurvei oleh
27 di bawah ini.
serta waktu pelaksanaan survei pada penelitian ini yang melingkupi teknik
berikut:
excel
masing sinyal lampu lalu lintas (APILL) untuk setiap fase sinyal.
stopwatch.
79
Lokasi Tanggal
Data Data
Survei
23 Oktober
Inventaris 07.00 WITA
Jaringan Jalan 2021
Geometrik
di Dalam
Survei Volume
Kampus
Kendaraan dan 06.00-18.00 24 – 25 Oktober
UNHAS
Survei Waktu WITA 2021
Siklus APILL
berupa data seperti data inventaris, data volume kendaraan, dan data
waktu sinyal.
80
berupa data geometrik jaringan jalan, fase dan waktu pada simpang
dimensi jalan, lajur, median, dan bahu jalan. Berikut data geometrik dari
Pendekat
Pintu 1 Perintis Perintis
Kondisi Geometrik
UNHAS Kemerdekaan Kemerdekaan
(Utara) (Barat) (Timur)
Komersia
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
l
Hambatan Samping Rendah Rendah Sedang
Median Ada Ada Ada
Belok Kiri Jalan Terus Ada Ada Tidak Ada
Jumlah Lajur 4 6 6
Jumlah Jalur 2 2 2
Lebar Pendekat (m) 11 31 31
82
Pendekat
Pintu 2 Perintis
Kondisi Geometrik
UNHAS Kemerdekaan
(Utara) (Barat)
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
Hambatan Samping Sedang Rendah
Median Ada Ada
Jumlah Lajur 4 6
Jumlah Jalur 2 1
Lebar Pendekat (m) 11 14
Pendekat
Jalan Jalan
Pintu 2
Kondisi Geometrik Utama Utama
UNHAS
UNHAS UNHAS
(Selatan)
(Utara) (Barat)
Komersia
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
l
Hambatan Samping Rendah Rendah Sedang
Median Ada Ada Ada
Jumlah Lajur 4 4 4
Jumlah Jalur 2 2 1
Lebar Pendekat (m) 13 13 11
83
Pendekat
Jalan Jalan
Pintu 0
Kondisi Geometrik Utama Utama
UNHAS
UNHAS UNHAS
(Selatan)
(Timur) (Barat)
Komersia
Tipe Lingkungan Jalan Komersial Komersial
l
Hambatan Samping Tinggi Rendah Rendah
Tidak Tidak Tidak
Median
Ada Ada Ada
Jumlah Lajur 2 2 2
Jumlah Jalur 2 2 2
Lebar Pendekat (m) 6 7,5 7
5) Simpang PNUP
tabel berikut:
Pendekat
Jalan Jalan
Gerbang
Kondisi Geometrik Utama Utama
PNUP
UNHAS UNHAS
(Barat)
(Utara) (Selatan)
6) Simpang Kera-kera
Pendekat
Jalan Jalan
Jalan
Kondisi Geometrik Utama Utama
Kera-kera
UNHAS UNHAS
(Barat)
(Selatan) (Timur)
Tipe Lingkungan
Komersial Komersial Komersial
Jalan
Hambatan Samping Rendah Rendah Rendah
Median Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Jumlah Lajur 2 2 2
Jumlah Jalur 2 2 2
Lebar Pendekat (m) 6 7 6,5
7) Simpang Sahabat
Pendekat
Jalan
Jalan
Kondisi Geometrik Utama
Sahabat
UNHAS
(Utara)
(Barat)
8) Simpang Damai
tabel berikut:
Pendekat
Jalan
Kondisi Geometrik Jalan Damai Utama
(Utara) UNHAS
(Barat)
9) Bundaran UNHAS
Pendekat
Kondisi Geometrik Lengan Lengan Lengan Lengan
Utara Timur Selatan Barat
Tipe lingkungan Komersial
Hambatan Samping Sangat Rendah
Median Tidak Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada
Jumlah Jalur 1 1 2 2
Jumlah Lajur 2 2 4 4
Lebar Pendekat 5 7 10 7
86
Perintis Kemerdekaan Barat memiliki 3 fase siklus lalu lintas dengan arah
Urutan Fase A B C
Arah
Pergerakan
Lalu Lintas
Volume lalu lintas merupakan salah satu data primer yang digunakan
dalam analisis kinerja simpang bersinyal yang diperoleh dari hasil survei
secara langsung pada simpang bersinyal Pintu 2 UNHAS mulai dari pukul
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa volume terbesar pada hari
kendaraan terbanyak adalah sepeda motor dan yang paling sedikit adalah
kendaraan berat.
kendaraan di Pintu 2 UNHAS - Perintis pada hari libur dan hari kerja:
kendaraan di Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS pada hari libur dan
hari kerja:
4) Simpang Pintu 0
5) Simpang PNUP
6) Simpang Kera-kera
kendaraan di Simpang Kera kera pada hari libur dan hari kerja:
7) Simpang Sahabat
8) Simpang Damai
9) Bundaran UNHAS
kendaraan.
berdasarkan jumlah lajur pada lengan jalan. Lajur pada software SIDRA
Intersection tidak dilihat berdasar marka yang ada pada jalan, namun
Kemerdekaan
oleh geometrik jalan dan fase siklus untuk simpang bersinyal, sedangkan
4) Simpang Pintu 0
5) Simpang PNUP
7) Simpang Sahabat
8) Simpang Damai
9) Bundaran UNHAS
4) Simpang Pintu 0
5) Simpang PNUP
6) Simpang Kera-kera
7) Simpang Sahabat
8) Simpang Damai
9) Bundaran UNHAS
bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur adalah “C” dan pada hari kerja
adalah “D”
125
bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada
bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada
4) Simpang Pintu 0
bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada
5) Simpang PNUP
Gambar 110 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang PNUP hari libur
bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada
6) Simpang Kera-kera
Gambar 114 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Kera kera hari
libur
Gambar 115 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Kera kera hari
kerja
bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada
7) Simpang Sahabat
bahwa Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada
8) Simpang Damai
Gambar 122 Informasi Visual Tingkat Pelayanan Simpang Damai hari libur
Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada hari
9) Bundaran UNHAS
Tingkat Pelayanan pada hari libur “A” dan Tingkat Pelayanan pada hari
yang belok dengan lalu lintas yang berlawanan) arus jenuh dasar (S0 )
belok kiri dan faktor belok kanan. Berikut nilai penyesuaian masing-
Nilai Nilai
Lebar
dasar disesuaikan
Pendeka efektif Faktor-faktor penyesuaian
smp/jam smp/jam
t (m)
hijau hijau
We So Fcs FSF FG Fp FRT FLT S
1.0
Utara 4 2400 1.00 1 1.00 1.130 1.00 2712
0
1.0
Barat 11.7 7020 1.00 0.93 1.00 1.000 1.00 6529
0
Timur 1.0
6 3600 1.00 0.93 1.00 1.017 1.00 3406
(RT) 0
Timur 1.0
11 6600 1.00 1 1.00 1.000 1.00 6600
(ST) 0
Nilai Nilai
Lebar
dasar disesuaika
efekti Faktor-faktor penyesuaian
smp/ja n smp/jam
Pendekat f (m)
m hijau hijau
FS FL
We So Fcs FG Fp FRT S
F T
1.0 1.0 1.0 1.09 1.0
Utara 4 2400 1 2638
0 0 0 9 0
1.0 0.9 1.0 1.0 1.00 1.0
Barat 11.7 7020 6529
0 3 0 0 0 0
Timur 1.0 0.9 1.0 1.0 1.01 1.0
6 3600 3413
(RT) 0 3 0 0 9 0
1.0 1.0 1.0 1.00 1.0
Timur (ST) 11 6600 1 6600
0 0 0 0 0
nilai Rasio Arus dan nilai Rasio Fase untuk selanjutnya akan diperoleh
tabel berikut:
faktor median jalan utama, faktor ukuran kota, faktor hambatan samping,
faktor belok, dan faktor minor total. Untuk memperoleh nilai kapasitas (C),
Kapasitas
Kapasitas
Dasar Faktor Penyesuaian Kapasitas
No Nama Simpang (smp/jam)
smp/jam
Co Fw Fm Fcs FRSU FLT FRT FMI C
Simpang Pintu 2
1.0 1.2
1 UNHAS - Perintis 3200 1.30 1.00 0.95 1.09 0.99 5377
0 6
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 1.0 1.3
2 3200 1.23 1.00 0.95 0.88 0.94 4087
UNHAS - UNHAS 0 2
1.0 1.2
3 Simpang Pintu 0 2700 1.02 1.00 0.95 0.85 0.89 2498
0 6
1.0 0.8
4 Simpang PNUP 2700 0.99 1.00 0.95 1.05 1.14 2626
0 6
Simpang Kera 1.0 1.5
5 2700 0.99 1.00 0.95 0.62 0.89 2161
kera 0 4
1.0 1.5
6 Simpang Sahabat 2700 1.05 1.00 0.95 1.09 0.96 4401
0 6
1.0 1.7
7 Simpang Damai 2700 1.05 1.00 0.95 1.09 0.98 5105
0 7
Kapasita Kapasitas
No Nama Simpang Faktor Penyesuaian Kapasitas
s Dasar (smp/jam)
145
smp/jam
Co Fw Fm Fcs FRSU FLT FRT FMI C
Simpang Pintu 2
1.2
1 UNHAS - Perintis 3200 1.30 1.00 1.00 0.95 1.09 1.07 5918
8
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
1.2
2 UNHAS - Jalan 3200 1.23 1.00 1.00 0.95 0.90 0.97 4121
6
Utama UNHAS
1.1
3 Simpang Pintu 0 2700 1.02 1.00 1.00 0.95 0.92 0.94 2563
4
0.9
4 Simpang PNUP 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.95 1.03 2350
4
Simpang Kera 1.6
5 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.72 0.95 2842
kera 4
1.5
6 Simpang Sahabat 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 1.01 4694
9
1.8
7 Simpang Damai 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 0.98 5295
5
Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
Simpang Pintu 2 UNHAS - Perintis
1 5377 4472 0.83
Kemerdekaan
2 Simpang Pintu 2 UNHAS - UNHAS 4087 1447 0.35
3 Simpang Pintu 0 2498 1203 0.48
4 Simpang PNUP 2626 1066 0.41
5 Simpang Kera kera 2161 667 0.31
6 Simpang Sahabat 4401 428 0.10
7 Simpang Damai 5105 475 0.09
146
Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
Simpang Pintu 2 UNHAS - Perintis
1 5918 6798 1.15
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS - Jalan
2 4121 2215 0.54
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 2563 2110 0.82
4 Simpang PNUP 2350 1249 0.53
5 Simpang Kera kera 2842 693 0.24
6 Simpang Sahabat 4694 410 0.09
7 Simpang Damai 5295 630 0.12
3) Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Bundaran
Lebar
Masu Lebar Panjang
Bagian Lebar Masuk We/
k Rata Jalinan jalinan Ww/Lw
Jalinan rata Ww
Pendekat 1 Pendekat 2 WE Ww Lw
147
Barat-
3.5 5 4.25 12 0.35 20 0.60
Utara
Selatan
5 3.5 4.25 7 0.61 30 0.23
-Barat
Timur-
7 5 6 9 0.67 45 0.20
Selatan
Faktor
Kapasitas penyesuaian
Bagian Faktor Faktor Faktor Faktor Kapasitas
Dasar Ukuran Lingk.
Jalinan Ww WE/Ww Pw Wa (C )
(Co) Kota Jalan
(Fcs) (FRS)
Barat-
3414 1.58 0.89 0.43 2065 1 1 2065
Utara
Selatan
1694 2.04 0.96 0.69 2273 1 1 2273
-Barat
Timur-
2349 2.15 0.97 0.72 3517 1 1 3517
Selatan
Setelah memperoleh nilai kapasitas simpang, kemudian
Arus
Kapasita
Bagian Bagian Derajat
s (C )
Jalinan Jalinan Kejenuhan
C Q
Barat-
2064.94 307 0.15
Utara
Selatan
2272.56 681 0.30
-Barat
148
Timur-
3516.53 260 0.07
Selatan
Arus
Bagia
Kapasita Derajat
Bagian n
s (C ) Kejenuha
Jalinan Jalina
n
n
C Q
Barat-
2064.94 391 0.19
Utara
Selatan
2272.56 827 0.36
-Barat
Timur-
3516.53 337 0.10
Selatan
dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp (20 m2) dan pembagian
dengan lebar masuk. Jumlah rata-rata antrian (smp) pada awal sinyal
hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah smp yang tersisa dari fase hijau
sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang selama fase merah
(NQ2).
149
Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp)
antrian (m)
Pendekat Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2= NQ MAX QL
NQ
Utara 0.0 3.0 3.0 7.3 49
Barat 4.1 72.9 77.0 104.4 149
Timur 0.0 4.2 4.2 8.9 51
Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp) antrian
Pendeka (m)
t Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2 NQ MAX QL
= NQ
Utara 0.1 10.8 10.9 17.6 122
Barat 13.7 82.1 95.8 129.1 323
Timur 0.0 8.8 8.8 14.9 85
Tundaa Tundaan
n lalu geometr Tundaan Tundaan Tingkat
lintas i rata- rata-rata total Pelayanan
Pendekat
rata-rata rata det/smp smp.det Jalan
det/smp det/smp
DT DG D=DT+DG DxQ LOS
Utara 37.8 4.418 42.223 4611 E
Barat 43.9 3.904 47.805 104386 E
Timur 2.24 3.35 5.59 7712.44 B
Tundaa
Tundaan
n lalu Tundaan Tundaan Tingkat
geometri
lintas rata-rata total Pelayanan
Pendeka rata-rata
rata-rata det/smp smp.det Jalan
t det/smp
det/smp
D=DT+D
DT DG DxQ LOS
G
Utara 42.4 4.066 46.490 16341 E
Barat 59.8 3.976 63.815 150558 F
Timur 2.77 3.62 6.39 15759.09 B
Lintas Lintas
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
Simpang
Utama Minor
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG) (DTl + DG)
detik/
detik/smp detik/smp detik/smp detik/smp
smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 9.73 7.13 19.84 3.96 13.69
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS – Jalan 3.61 2.70 6.55 4.37 7.98
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 4.92 3.67 6.32 4.29 9.20
4 Simpang PNUP 4.14 3.09 27.94 3.51 7.65
Simpang Kera
5 3.15 2.35 3.96 5.28 8.43
kera
Simpang
6 0.99 0.74 1.69 4.32 5.31
Sahabat
7 Simpang Damai 0.95 0.71 1.78 4.67 5.62
152
Tundaan Tundaan
Tundaan
Lalu Lalu Tundaan Tundaan
Lalu
Lintas Lintas Geometrik Simpang
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
Simpang
No Nama Simpang Utama Minor
(DTl +
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG)
DG)
detik/ detik/
detik/smp detik/smp detik/smp
smp smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 26.79 16.82 75.74 4.00 30.79
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS - Jalan 5.49 4.10 10.50 4.18 9.67
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.55 7.00 15.27 4.02 13.57
4 Simpang PNUP 5.43 4.05 12.83 3.84 9.26
Simpang Kera
5 2.49 1.86 4.09 5.28 7.77
kera
Simpang
6 0.89 0.67 1.86 4.36 5.25
Sahabat
7 Simpang Damai 1.21 0.91 2.23 4.77 5.99
153
Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS -
1 13.691 B
Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS -
2 7.981 B
UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.204 B
4 Simpang PNUP 7.653 B
5 Simpang Kera kera 8.426 B
6 Simpang Sahabat 5.308 B
7 Simpang Damai 5.615 B
Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS
1 30.786 D
- Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS
2 9.666 B
- Jalan Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 13.567 B
4 Simpang PNUP 9.262 B
5 Simpang Kera kera 7.769 B
6 Simpang Sahabat 5.248 B
7 Simpang Damai 5.986 B
154
Tundaa Tundaan
n Lalu Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat
Lintas lintas Bundaran antrian (%) LOS
Jalinan Kejenuhan
Jalinan bundaran
D DTR DR QP
Barat-
0.15 0.70 1.41 - 4.84
Utara
Selatan
0.30 1.41 1.01 5.01 2.94 - 10.06 B
-Barat
Timur-
0.07 0.35 0.70 - 2.23
Selatan
Tundaan
Tundaan
Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat Lalu lintas
Lintas Bundaran antrian (%) LOS
Jalinan Kejenuhan bundaran
Jalinan
D DTR DR QP
Barat-
0.19 0.89 1.80 - 6.31
Utara
Selatan 11.8
0.36 1.71 1.23 5.23 3.71 - B
-Barat 2
Timur-
0.10 0.45 0.90 - 2.96
Selatan
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pelayanan di hari kerja dan
yang belok dengan lalu lintas yang berlawanan) arus jenuh dasar (S0 )
belok kiri dan faktor belok kanan. Berikut nilai penyesuaian masing-
nilai Rasio Arus dan nilai Rasio Fase untuk selanjutnya akan diperoleh
tabel berikut:
Arus
Rasio Rasio Waktu Kapasita Derajat
lalu
Arus fase hijau s skr/jam kejenuhan
lintas
Pendekat (RQ/S) (RF) (det) (C) (DJ)
skr/jam
FRcrit
Q Q/S Hi S x H/c Q/C
IFR
Utara 97.4 0.039 0.059 31 616 0.16
Barat 2026.3 0.314 0.480 47 2390 0.85
Timur (BKa) 131.2 0.038 0.058 34 919 0.14
Timur (LRS) 1991.8 0.302 0.461 127 6600 0.30
Derajat
Arus lalu Rasio Rasio Waktu Kapasita
kejenuha
lintas Arus fase hijau s skr/jam
n
Pendekat skr/jam (RQ/S) (RF) (det) (C)
(DJ)
FRcrit
Q Q/S Hi S x H/c Q/C
IFR
Utara 314.7 0.129 0.233 31 595 0.53
Barat 2183.0 0.345 0.622 47 2344 0.93
Timur (BKa) 274.0 0.080 0.144 34 918 0.30
Timur (LRS) 3552.3 0.538 0.972 127 6600 0.54
faktor median jalan utama, faktor ukuran kota, faktor hambatan samping,
faktor belok, dan faktor minor total. Untuk memperoleh nilai kapasitas (C),
Kapasita
Kapasitas
s Dasar Faktor Penyesuaian Kapasitas
No Nama Simpang (smp/jam)
smp/jam
Co Fw Fm Fcs FRSU FLT FRT FMI C
Simpang Pintu 2
1.2
1 UNHAS - Perintis 3200 1.30 1.00 1.00 0.95 1.09 1.07 5918
8
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
1.2
2 UNHAS - Jalan 3200 1.23 1.00 1.00 0.95 0.90 0.97 4121
6
Utama UNHAS
1.1
3 Simpang Pintu 0 2700 1.02 1.00 1.00 0.95 0.92 0.94 2563
4
4 Simpang PNUP 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.9 0.95 1.03 2350
159
4
Simpang Kera 1.6
5 2700 0.99 1.00 1.00 0.95 0.72 0.95 2842
kera 4
1.5
6 Simpang Sahabat 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 1.01 4694
9
1.8
7 Simpang Damai 2700 1.05 1.00 1.00 0.95 1.09 0.98 5295
5
Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
Simpang Pintu 2 UNHAS - Perintis
1 5377 4472 0.83
Kemerdekaan
2 Simpang Pintu 2 UNHAS - UNHAS 4087 1447 0.35
3 Simpang Pintu 0 2498 1203 0.48
4 Simpang PNUP 2626 1066 0.41
5 Simpang Kera kera 2161 667 0.31
6 Simpang Sahabat 4401 428 0.10
7 Simpang Damai 5105 475 0.09
Arus
Kapasita
Lalu Derajat
s
N Lintas Kejenuha
Nama Simpang (smp/jam
o smp/ja n
)
m
C Q DS
160
Lebar
Masu Lebar Panjang
Bagian Lebar Masuk LJ/PJ
k Rata Jalinan LR/LJ jalinan
Jalinan rata
Pendekat 1 Pendekat 2 LR LJ PJ
Barat-
3.5 5 4.25 12 0.35 20 0.60
Utara
Selatan
5 3.5 4.25 7 0.61 30 0.23
-Barat
Timur-
7 5 6 9 0.67 45 0.20
Selatan
Ukuran Lingk.
(Co) Kota Jalan
(FUK) (FLJ)
Barat-
3414 1.58 0.89 0.43 2065 1 1 2065
Utara
Selatan
1694 2.04 0.96 0.69 2273 1 1 2273
-Barat
Timur-
2349 2.15 0.97 0.72 3517 1 1 3517
Selatan
Setelah memperoleh nilai kapasitas simpang, kemudian
Arus
Kapasita
Bagian Bagian Derajat
s (C )
Jalinan Jalinan Kejenuhan
C Q
Barat- 2064.94 293 0.14
Utara
Selatan 2272.56 681 0.30
-Barat
Timur- 3516.53 236 0.07
Selatan
C Q
Barat-
2064.94 372 0.18
Utara
Selatan
2272.56 827 0.36
-Barat
Timur-
3516.53 306 0.09
Selatan
dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp (20 m2) dan pembagian
dengan lebar masuk. Jumlah rata-rata antrian (smp) pada awal sinyal
hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah smp yang tersisa dari fase hijau
sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang selama fase merah
(NQ2).
Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp)
antrian (m)
Pendekat Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2= NQ MAX PA
NQ
Utara 0.0 1.7 1.7 5.5 38.1
Barat 2.3 41.1 43.3 60.3 150.6
Timur 0.0 2.2 2.2 6.2 35.4
163
Panjang
Jumlah kendaraan antri (smp) antrian
Pendeka (m)
t Total
NQ1 NQ2 NQ1+NQ2 NQ MAX PA
= NQ
Utara 0.1 9.6 9.7 16.0 110.6
Barat 5.9 74.0 79.9 108.3 270.6
Timur 0.08 0.55 0.63 4.12 76.62
Tundaa
Tundaan
n lalu Tundaan Tundaan Tingkat
geometri
lintas rata-rata total Pelayanan
Pendekat rata-rata
rata-rata det/smp smp.det Jalan
det/smp
det/smp
DT DG D=DT+DG DxQ LOS
Utara 37.74 3.015 40.75 3969.52 E
164
Tundaa
Tundaan
n lalu Tundaan Tundaan Tingkat
geometri
lintas rata-rata total Pelayanan
Pendekat rata-rata
rata-rata det/smp smp.det Jalan
det/smp
det/smp
DT DG D=DT+DG DxQ LOS
Utara 42.04 3.692 45.73 14390.28 E
111871.0
Barat
47.45 3.802 51.25 8 E
Timur 2.69 2.08 4.78 18276.15 A
Tundaan Tundaan
Tundaan
Lalu Lalu Tundaan Tundaan
Lalu
Lintas Lintas Geometrik Simpang
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
No Nama Simpang Simpang
Utama Minor
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG) (DTl + DG)
detik/
detik/smp detik/smp detik/smp detik/smp
smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 9.73 7.13 19.84 3.96 13.69
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS – Jalan 3.61 2.70 6.55 4.37 7.98
Utama UNHAS
165
Tundaan Tundaan
Tundaan
Lalu Lalu Tundaan Tundaan
Lalu
Lintas Lintas Geometrik Simpang
Lintas
Jalan Jalan Simpang (D)
Simpang
No Nama Simpang Utama Minor
(DTl +
(DTl) (DTMA) (DTMI) (DG)
DG)
detik/ detik/
detik/smp detik/smp detik/smp
smp smp
Simpang Pintu 2
UNHAS -
1 26.79 16.82 75.74 4.00 30.79
Perintis
Kemerdekaan
Simpang Pintu 2
2 UNHAS - Jalan 5.49 4.10 10.50 4.18 9.67
Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.55 7.00 15.27 4.02 13.57
4 Simpang PNUP 5.43 4.05 12.83 3.84 9.26
Simpang Kera
5 2.49 1.86 4.09 5.28 7.77
kera
Simpang
6 0.89 0.67 1.86 4.36 5.25
Sahabat
7 Simpang Damai 1.21 0.91 2.23 4.77 5.99
167
Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS -
1 13.691 B
Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS -
2 7.981 B
UNHAS
3 Simpang Pintu 0 9.204 B
4 Simpang PNUP 7.653 B
5 Simpang Kera kera 8.426 B
6 Simpang Sahabat 5.308 B
7 Simpang Damai 5.615 B
Tundaan
Simpang Level of
No Nama Simpang (D) Services
(DTl + DG) (LoS)
detik/smp
Simpang Pintu 2 UNHAS
1 30.786 D
- Perintis Kemerdekaan
Simpang Pintu 2 UNHAS
2 9.666 B
- Jalan Utama UNHAS
3 Simpang Pintu 0 13.567 B
4 Simpang PNUP 9.262 B
5 Simpang Kera kera 7.769 B
6 Simpang Sahabat 5.248 B
7 Simpang Damai 5.986 B
168
Tundaa Tundaan
n Lalu Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat
Lintas lintas Bundaran antrian (%) ITP
Jalinan Kejenuhan
Jalinan bundaran
T TLLB TB PA
Barat-
0.14 0.67 1.34 - 4.59
Utara
Selatan
0.30 1.41 1.01 5.01 2.94 - 10.06 B
-Barat
Timur-
0.07 0.31 0.63 - 2.00
Selatan
Tundaan
Tundaan
Lalu Tundaan Peluang
Bagian Derajat Lalu lintas
Lintas Bundaran antrian (%) ITP
Jalinan Kejenuhan bundaran
Jalinan
T TLLB TB PA
Barat-
0.18 0.85 1.71 - 5.97
Utara
Selatan 11.8
0.36 1.71 1.23 5.23 3.71 - B
-Barat 2
Timur-
0.09 0.41 0.82 - 2.66
Selatan
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pelayanan di hari kerja dan
hari libur berada pada tingkat pelayanan B
169
dan PKJI.
terhadap MKJI dan SIDRA tehadap PKJI dapat dilihat pada tabel berikut:
Nilai
Perbandingan
Simpang/Pendekat Signifikans Keterangan
Dengan
i
Pintu 1 MKJI 0.1896 Tidak Signifikan
UNHAS PKJI 0.1588 Tidak Signifikan
Simpang Perintis MKJI 0.6889 Tidak Signifikan
Bersinya Kemerdekaan
l Pintu 1 PKJI 0.4239 Tidak Signifikan
Barat
UNHAS Perintis MKJI 0.1568 Tidak Signifikan
Kemerdekaan
PKJI 0.1635 Tidak Signifikan
Timur
Pintu 2 UNHAS - Perintis MKJI 0.0729 Tidak Signifikan
Kemerdekaan PKJI 0.5959 Tidak Signifikan
Pintu 2 UNHAS - Jalan MKJI 0.1158 Tidak Signifikan
Utama UNHAS PKJI 0.126 Tidak Signifikan
MKJI 0.2283 Tidak Signifikan
Pintu 0 UNHAS
PKJI 0.2665 Tidak Signifikan
MKJI 0.1079 Tidak Signifikan
PNUP
PKJI 0.1177 Tidak Signifikan
MKJI 0.2059 Tidak Signifikan
Kera kera
PKJI 0.3429 Tidak Signifikan
MKJI 0.4591 Tidak Signifikan
Sahabat
PKJI 0.4591 Tidak Signifikan
MKJI 0.2001 Tidak Signifikan
Damai
PKJI 0.2992 Tidak Signifikan
170
SIDRA terhadap PKJI dan SIDRA terhadap kondisi lapangan dapat dilihat
Nilai
Pendekat/Simpang Perbandingan Signifikans Keterangan
i
MKJI 0.2918 Tidak Signifikan
Pintu 1
PKJI 0.274 Tidak Signifikan
UNHAS
Lapangan 0.938 Tidak Signifikan
Simpang MKJI 0.2157 Tidak Signifikan
Perintis
Bersinyal
Kemerdekaa PKJI 0.2647 Tidak Signifikan
Pintu 1
n Barat Lapangan 0.4117 Tidak Signifikan
UNHAS
Perintis MKJI 0.2322 Tidak Signifikan
Kemerdekaa PKJI 0.9754 Tidak Signifikan
n Timur Lapangan 0.3254 Tidak Signifikan
171
PKJI dan kondisi lapangan tidak memiliki perbedaan hasil analisis yang
signifikan.
Nilai
Perbandingan
Pendekat/Simpang Signifikans Keterangan
Dengan
i
Pintu 1 MKJI 0.4648 Tidak Signifikan
UNHAS PKJI 0.4703 Tidak Signifikan
Simpang Perintis MKJI 0.548 Tidak Signifikan
Bersinyal Kemerdekaa
Pintu 1 PKJI 0.4709 Tidak Signifikan
n Barat
UNHAS Perintis MKJI 0.0649 Tidak Signifikan
Kemerdekaa
PKJI 0.0312 Signifikan
n Timur
Pintu 2 UNHAS - MKJI 0.0205 Signifikan
Perintis Kemerdekaan PKJI 0.7727 Tidak Signifikan
Pintu 2 UNHAS - Jalan MKJI 0.0701 Tidak Signifikan
172
Nilai
Perbandingan
Pendekat/Simpang Signifikans Keterangan
Dengan
i
Utama UNHAS PKJI 0.0745 Tidak Signifikan
MKJI 0.0766 Tidak Signifikan
Pintu 0
PKJI 0.0712 Tidak Signifikan
MKJI 0.0216 Signifikan
PNUP
PKJI 0.0257 Signifikan
MKJI 0.0388 Signifikan
Kera kera
PKJI 0.0466 Signifikan
MKJI 0.0155 Signifikan
Sahabat
PKJI 0.0115 Signifikan
MKJI 0.0219 Signifikan
Damai
PKJI 0.0407 Signifikan
metode MKJI terdapat 5 simpang dengan nilai signifikansi (p value) < 0,05
A. Kesimpulan
0.157 untuk Simpang PNUP, 0.364 untuk simpang Kera kera, 0.109
0.18 untuk Simpang PNUP, 0.355 untuk simpang Kera kera, 0.088
0.41 untuk Simpang PNUP, 0.31 untuk Simpang Kera kera, 0.10
0.53 untuk Simpang PNUP, 0.24 untuk Simpang Kera kera, 0.09
untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 0.5 untuk Pintu 0, 0.41
untuk Simpang PNUP, 0.34 untuk Simpang Kera kera, 0.10 untuk
Bundaran UNHAS.
0.55 untuk Simpang PNUP, 0.25 untuk Simpang Kera kera, 0.09
Bundaran UNHAS.
175
bahwa semua simpang pada semua metode yang digunakan memiliki nilai
Pada hari libur panjang antrian sebesar 146.1 meter untuk Pintu 1
2.9 meter untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 19.3 meter
Simpang Kera kera, 1.3 meter untuk Simpang Sahabat, 1.4 meter
Pada hari libur panjang antrian sebesar 300.8 meter untuk pintu 1
4.6 meter untuk Pintu 2 UNHAS – Jalan Utama UNHAS, 66.8 meter
untuk Pintu 0, 2.7 meter untuk Simpang PNUP, 9.5 meter untuk
Simpang Kera kera, 1.0 meter untuk Simpang Sahabat, 2.0 meter
Pada hari kerja panjang antrian sebesar 110 meter untuk pendekat
Pada hari kerja panjang antrian sebesar 122 meter untuk pendekat
PKJI dan kondisi lapangan tidak memiliki perbedaan hasil analisis yang
signifikan.
177
metode MKJI terdapat 5 simpang dengan nilai signifikansi (p value) < 0,05
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
(MKJI). Jakarta.
Perhubungan.
Fahmi, I., Kurniawan V., Idham, M. 2018. Perbandingan PKJI 2014 Dan
Metode MKJI 1997 Dan Sidra Intersection V5.1. Jurnal Teknik Sipil,
Desember 2019.
(lima) jenis analisis pilih dan klik pada Signals, lalu At-Grade
1. K
lik 2 kali
SITE INPUT
jendela untuk mengubah nama jalan tiap lengan simpang, arah lengan
jalan (two way, one way approach/exit, atau no leg untuk
2. Klik di arah
lengan simpang
yang ingin di edit
1. Mengubah
3. Klik nama jalan, jenis
Intersection lengan jalan dan
panjang jalan pada
Appoarch Geometry
persimpangan.
2. Mencenta
ng jenis
kendaraan yang
3. Klik
Movement 1. Mengubah User
Definitions Class 4 menjadi
kendaraan roda 2
3. Mengatur geometrik pada simpang seperti lebar tiap jalur, belok kiri
3. Klik lengan
jalan simpang yang
ingin diubah
2. Klik lajur
jalan yang ingin
untuk yang ingin
4. Kli diubah
k Lane 1. Mengatur
Geometry panjang jalan, lebar
per lajur, lebar
median dan belok
kiri langsung
6. Klik Lane
Disciplines
7. Mengu
bah arus jenuh
dasar
masukkan data kendaraan dan waktu yang digunakan ke unit time per
1. Mengatur
waktu data yang
dipakai
2. Mengisi volume
3. Klik kendaraan berdasarkan arah
Volumes pergerakan
bawah.
1. Klik
untuk
mengubah
prioritas
2. Klik
Priorities
kendaraan.
1. Memas
ukkan data
kecepatan
2. Klik kendaraan
Vehicle
Movement
Data
3. Klik
Calibration
5. Mengatur
jarak antri dan
panjang
kendaraan
4. Memilih
jenis kendaraan
untuk diubah
dimensi
2. Menamb
ah atau
mengurangi
fase
3. Klik
Phasing &
Timing 1. Klik pada
arah untuk
menetapkan fase
3. Klik Phase &
Sequence Data 2. Memasukkan
waktu siklus tiap fase
1. Memasukkan
waktu kuning dan
merah semua pada
simpang
2. Kl
ik 2 kali
1. Memeriksa hasil
keluaran dari SIDRA
Intersection