Makalah Bimbingan Penyuluhan Kelompok 6
Makalah Bimbingan Penyuluhan Kelompok 6
Disusun Oleh:
Nando Maulana
Sum Yati
Semester IV
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Karimiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Jl. H. Maksum No.23 Rt.04/02 Sawangan Baru Kec. Sawangan Kota Depok Jawa
Barat Indonesia 16511.
Tahun 2021.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,
curahan, dan rahmat-Nya kepada kita. Shalawat beserta salam marilah kita haturkan kepada Nabi
akhir zaman yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang yakni Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah atas limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya, makalah yang kami susun ini berjudul “Tahapan-tahapan
Bimbingan Konseling” yang bersumber dari buku-buku yang relevan dalam mata kuliah
“Bimbingan dan Penyuluhan”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua kpihak yang telah membantu di
dalam penyelesaian makalah ini, terutama Dosen Pengajar Mata Kuliah Bombingan dan
Penyuluhan yang telah membimbing kami di dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, Tiada Gading yang Tak Retak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, serta
penulis memohon Ridha serta berkah dari Allah SWT. Demikian juga dengan penyusunan
makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapan demi kesempurnaan makalah
ini.
Depok, 23 Oktober 2021
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
B. Tahapan Konseling...............................................................................................................7
a. Initial Stage.......................................................................................................................7
b. Working Stage...................................................................................................................7
c. Final stage.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
a. Menciptakan Hubungan........................................................................................................9
b. Eksplorasi.............................................................................................................................9
d. Implementasi........................................................................................................................9
e. Terminasi..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan di
indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang
optimal,sesuai dengan potensinya.oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan konseling
disekolah menjadi tanggung jawab dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam kehidupan manusia baik secara berkelompok maupun individu tidak
pernah lepas dari masalah dalam menjalani kehidupan, baik masalah ekonomi, masalah
dalam keluarga, masalah dalam pendidikan atau masalah dalam masyarakat dan masalah
lainnya. Berbagai masalah yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan manusia itu
terjadi karena beberapa faktor. Masalah bisa berkenaan dengan perkembangan, perbedaan
individu, kebutuhan individu dil. Suatu kejadian atau peristiwa bisa dikatakan masalah,
jika orang yang mengalaminya itu menganggapnya itu sebagai suatu masalah yang harus
diselesaikan dan tidak jarang banyak orang beranggapan bahwa yang namanya masalah
harus dihindari.
Dalam ilmu Konseling masalah itu tidak bisa kita hindari, tetapi justru
menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai metode yang digunakan agar konseli
bisa terlepas dari masalah yang mereka alamai. Tentu ada masalah yang butuh waktu
lama untuk menyelesaikan masalah tersebut dan ada pula yang dapat diselesaikan dalam
waktu dekat, tergantung apa masalah yang dihadapi oleh konseli. Dalam konseling,
ketika konseli mempunyai masalah disinilah peran konselor memainkan peran dalam hal
mengkonseling kliennya. Bimbingan dan konseling tersebut merupakan sebuah proses
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien (konseli) baik melalui tatap muka atau
hubungan timbal balik antara konselor dan konseli, sehingga konsell dapat
mengungkapkan masalahnya dan konselor memberikan bantuan kepada konseli agar
konsell tersebut juga bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Karena itu diperlukan
strategi atau cara dalam menyelesaikan. lah dengan prosedur-prosedur ada dalam
bimbingan konseling.
Dalam Makalah ini akan dipaparkan secara gamblang bagaimana seharusnya
dalam konseling itu, seorang konselor menyelesaikan masalah dengan baik dan terarah
sehingga sebagai konselor terus dibekali dengan berbagai ilmu yang digunakan dalam
proses problem solving dan juga bagaimana seorang konselor dapat memahami srategi
dalam menyelesaikan masalah.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tahapan menciptakan hubungan ?
2. Apa yang dimaksud tahapan eksplorasi ?
3. Apa yang dimaksud tahapan pemecahan masalah ?
4. Apa yang dimaksud tahapan implementasi ?
5. Apa yang dimaksud tahapan terminasi ?
c. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui arti dari tahapan menciptakan hubungan.
2. Mengetahui arti dari tahapan eksplorasi.
3. Mengetahui arti dari tahapan pemecahan masalah.
4. Mengetahui arti dari tahapan implementasi.
5. Mengetahui arti dari tahapan terminasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menciptakan Hubungan
Membangun hubungan ( menciptakan hubungan)
Supaya klien bisa menjelaskan atau menceritakan tentang semua problemnya kepada
konselor serta keprihatinan dan alasannya datang maka dibangunlah langkah awal agar
bisa membangun hubungan positif sesuai dengan apa yang di harapkan. Dengan
berlandaskan kepercayaan, kejujuran, keterbukaan, dalam berekspresi. Konselor harus
menunjukkan bahwa konselor bisa memegang komitmen untuk membantu klien dan
menjaga rahasia antara klien dan konselor dalam proses konseling. Dengan dmikian
sasaran selanjutnya yaitu untuk menentukan sampai sejauh manakah permasalahan yang
sedang di hadapi kliennya. Walaupun kebanyakan klien merasa ragu ketika membuat
komitmen yang pasti, karena konseling sama dengan akan terjadinya perubahan.
2. Eksplorasi
Dalam hal ini yang di cari adalah strategi apa yang dapat memudahkan terjadinya
perubahan. Dimana hal ini dapat dilihat dari sifat masalah,gaya dan teori yang di anut
oleh konselor, keinginan klien dan gaya komunikasinya. Konselor akan memikirkan
berbagai alternative, melakukan evaluasi, kemungkinan konsekuensi dari berbagai
alternative serta rencana tindakan.
4. Implementasi
Dalam implementasi program bimbingan dan konseling para konselor dan guru
pembimbing memegang peranan yang sangat penting, mereka merupakan ujung tombak
pelaksana program. Konselor dan guru pembimbing selain dituntut memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang sesuai dengan tugasnya, juga dituntut memiliki semangat kerja
yang tinggi, rasa cinta terhadap tugasnya, kesungguhan, ketekunan dan kesedihan
memberikan layanan demi kepentingan siswa.
5. Terminasi
Dalam langkah ini terjadi fase evaluasi terhadap hasil konseling dan khirnya terminasi.
Indikatornya adalah smpi sejauh mana sasaran tercapai. Bila tidak semua sasaran
tercapai, sampai sejauh manakah sasaran tercapai. Keputusan untuk menghentikan usaha
adalah antara klien dan konselornya
Menurut Willis (2009) pada langkah terakhir sebuah proses konseling ditandai pada
beberapa hal:
1. Menurunnya tingkat kecemasan klien
2. Adanya perubahan perilaku klien kearah yang lebih positif, sehat dan dinamis.
3. Adanya rencana hidup dimasa mendatang dengan program yang jelas
4. Terjadi perubahan sikap positif. Hal ini ditandai dengan klien sudah mampu berfikir
realistis dan percaya diri.
B. Tahapan Konseling
Tahap-Tahap Konseling Menurut Corey (2012),
pelaksanaan Konseling Rasional emotif perilaku, terdiri dari tiga tahapan, yaitu initial stage,
working stage dan final stage. Siklus terapi didasarkan atas formulasi Dobson (2013) dan Ellis
(2008), peneliti mengintegrasikan siklus tersebut dalam tahapan Konseling emotif behavior,
yaitu:
a. Initial Stage
Sesi pertama, bertujuan melakukan assesment sebagai baseline dari kondisi pra-konseling.
Assesment dilakukan, terhadap belive yang ditengarai mempengaruhi Activating event dan
consequence individu (konseli) tersebut, selanjutnya, dilakukan interpretasi dan pengujian belief
atau bisik diri, konseli yang bersifat rasional ataupun irasional.
Menurut Corey (2012), Belief (B) adalah keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri
individu terhadap suatu peristiwa yang mengarah pada respon activating event dan consequence.
Menurut Jose A. Corraliza (2008) belief adalah memiliki peran yang lebih besar untuk mengubah
lingkungan dibanding kebutuhan dan pengetahuan. Pada sesi ini konselor harus dapat
mengidentifikasi masalah secara spesifik, konseli diperkenankan untuk menceritakan terlebih
dahulu hal-hal yang membuat mereka ingin mengikuti konseling dan masalah yang dialami,
diskusi mengenai harapan konseli membuat mereka lebih santai. Setelah diketahui semua
keterkaitan dan kedalaman dari masing-masing aspek, serta bentuk permasalahanya, konselor
merumuskan tujuan konseling yang akan dilaksanakan.
b. Working Stage
Setelah perumusan tujuan, dilakukan perencanaan dan perumusan treatment bersama dengan
konseli, serta dilakukan kontrak atau komitmen secara prosedural dan terjadwal. Pada tahap ini,
konseli diajak untuk menjalankan peran aktifnya dalam mengatasi permasalahan, konseli dibantu
untuk yakin bahwa pemikiran dan perasaan negatif tersebut dapat ditantang dan diubah. Konseli
mengeksplorasi ide-ide untuk menentukan tujuan-tujuan rasional. Konselor juga mendebat
pikiran irasional konseli (dispute) dengan menggunakan teknik-teknik konseling untuk
menantang validitas ide tentang diri, orang lain dan lingkungan sekitar.
c. Final stage
Menurut Corey (2012, p. 359), pada tahap ini pilihan kegiatan yang dilaksanakan oleh
konselor adalah:
1. Memberi dan menerima balikan
2. Memberi kesempatan untuk mempraktikan perilaku baru
3. Belajar lebih lanjut dari pengembangan perencanaan yang spesifik untuk
mengaplikasikan perubahan pada situasi diluar terapi (konseling)
4. Mempersiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan memburuk
5. Mendampingi dalam meninjau pengalaman dan pemaknaan bagi dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menciptakan Hubungan
Membangun hubungan ( menciptakan hubungan)
Supaya klien bisa menjelaskan atau menceritakan tentang semua problemnya kepada
konselor serta keprihatinan dan alasannya datang maka dibangunlah langkah awal agar bisa
membangun hubungan positif sesuai dengan apa yang di harapkan.
Eksplorasi
Dalam hal ini yang di cari adalah strategi apa yang dapat memudahkan terjadinya
perubahan. Dimana hal ini dapat dilihat dari sifat masalah,gaya dan teori yang di anut oleh
konselor, keinginan klien dan gaya komunikasinya.
Pemecahan Masalah ( Merumuskan Masalah, Identifikasi Alternatife, Menguji
Alternatife, Pembatasan Keputusan)
Yang utama dalam proses ini adalah mendiskusikan apa yang mereka ingin dapatkan dalam
proses konseling ini. Didiskusikan sasaran – sasaran secaraspesifikdantingkahlakudalam
mencapai harapan adalah tolak ukur konseling yang berasil
Implementasi
Dalam implementasi program bimbingan dan konseling para konselor dan guru pembimbing
memegang peranan yang sangat penting, mereka merupakan ujung tombak pelaksana
program
Terminasi
Dalam langkah ini terjadi fase evaluasi terhadap hasil konseling dan khirnya terminasi.
Indikatornya adalah smpi sejauh mana sasaran tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,1991),42. Jeanette Murad
Lesmana,Dasar-Dasar Konseling,(Jakarta:UI Press,2006),100. 5I. Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan
di sekolah, 105-106. 6 M. Umar, dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka
Setia,1998), 53-57.
Habsy, Bakhrudin All. "Konseling rasional emotif perilaku: Sebuah tinjauan filosofis." Indonesian Journal
of Educational Counseling 2.1 (2018): 13-30.
Astuti, Budi. "Modul konseling individual." Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu
Pendidikan, FIP UNY, Jakarta (2012).