Anda di halaman 1dari 26

MATERI OLIMPIADE KEBUMIAN

OSEANOGRAFI

M. KURNIAWAN ARIF S., M.Pd


MATERI: SAMUDERA

BEBERAPA DEFINISI

Benua (continent) dapat didefinisikan sebagai massa daratan yang sangat besar yang
muncul dari permukan samudera, termasuk bagian tepinya yang digenangi air dengan
kedalaman air yang dangkal (kurang dari 200 meter).

Samudera (ocean) dapat didefinisikan sebagai tubuh air asin yang sangat besar dan
menerus yang dibatasi oleh benua.

Cekungan samudera (ocean basin) adalah cekungan yang sangat besar dan dalam yang
dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya dibatasi oleh benua.

Laut (sea). Dalam penggunaan umum, kata laut (sea) dan samudera (ocean) sering
dipakai bergantian sebagai sinonim. Di dalam oseanografi atau oseanologi, kedua kata itu
memiliki perbedaan. Kata “laut” umumnya dipakai untuk menyebutkan kawasan perairan
dangkal di tepi benua, seperti Laut Utara, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura; massa air
yang terkurung dan memiliki hubungan yang terbatas dengan samudera, seperti Laut
Tengah, dan Laut Baltik; atau kawasan laut yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu,
seperti Laut Merah, Laut Hitam, Laut Karibia, dan Laut Banda. Di samping itu, kata
“laut”, kadang-kadang dipakai untuk menyebutkan nama danau seperti Laut Kaspi.

Teluk (bay, gulf) adalah tubuh air yang relatif kecil yang tiga sisinya dibatasi oleh daratan.
Teluk sering juga disebut sebagai Laut Setengah-tertutup (Semi-enclosed Sea).

Estuari (estuary) adalah kawasan perairan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang
surut dengan massa air yang memiliki salinitas lebih rendah daripada air laut dan lebih
tinggi daripada air tawar.

ASAL USUL SAMUDERA DAN CEKUNGAN SAMUDERA


Fakta-fakta berkenaan dengan samudera adalah:
a. Bumi berumur kira-kira 4,6 miliar tahun yang lalu, sedang bukti-bukti pertama
tentang adanya laut muncul dari sekitar 3,8 – 3 miliar tahun yang lalu.
b. Bukti-bukti tertua tentang adanya samudera ditemukan di benua, bukan di
samudera.
c. Batuan yang tertua di laut hanya berumur 70 juta tahun.

Menurut teori tektonik lempeng, laut baru dapat terbentuk karena pecahnya continental
crust. Selanjutnya, cekungan samudera tidak tetap posisi maupun ukurannya, dan
samudera dapat mengalami pembukaan dan bertambah luas, seperti Samudera Atlantik;
dan dapat pula mengalami penutupan dan bertambah sempit, seperti Samudera Pasifik.

1
Mekanisme pembentukan laut baru melalui pecahnya continental crust.
Dikutip dari Skinner dan Porter (2000).

Pembentukan Bumi dan Atmosfernya

Pada mulanya, bumi adalah suatu massa batuan cair yang berbentuk bulat dengan
temperatur lebih dari 8000°C (Lutgens dan Tarbuck, 1979). Saat itu, temperatur bumi
yang sangat tinggi dan medan gravitasi awal bumi yang lemah menyebabkan gas-gas
yang membentuk atmosfer awal bumi segera terlepas dari gaya gravitasi bumi dan
menghilang ke ruang angkasa. Gas-gas penyusun atmosfer-awal bumi adalah gas-gas
ruang angkasa, yaitu hidrogen dan helium yang keduanya merupakan gas yang paling
ringan di bumi.

Selanjutnya, seiring dengan mendinginnya bumi, kerak bumi yang padat (litosfer)
terbentuk, dan gas-gas yang terlarut di dalam massa batuan cair itu secara bertahap
dilepaskan melalui suatu proses yang disebut “degassing”. Dengan demikian, dipercaya
bahwa atmosfer yang baru itu tersusun oleh gas-gas yang sama dengan gas-gas yang
dilepaskan oleh bumi melalui proses erupsi gunungapi pada masa sekarang. Gas-gas itu
antara lain H2O, CO2, SO2, S2, Cl2, N2, H2, NH3 (ammonia), dan CH4 (methan).

2
Kemudian, bukti-bukti dari data geologi menunjukkan bahwa ketika itu belum ada
oksigen bebas (O2), dan kandungan oksigen bebas di dalam atmosfer bertambah dengan
berjalannya waktu (Stimac, 2004).

Pembentukan Samudera

Pendinginan yang diamali bumi terus berlanjut, awan-awan terbentuk dan akhirnya terjadi
hujan. Pada mulanya air hujan mengalami penguapan kembali sebelum mencapai
permukaan bumi. Kondisi ini membantu mempercepat proses pendinginan permukaan
bumi. Setelah bumi mencapai temperatur tertentu, hujan yang sangat lebat terjadi terus
menerus selama jutaan tahun, dan airnya mengisi cekungan-cekungan di permukaan bumi
membentuk samudera. Peristiwa tersebut mengurangi kandungan uap air dan CO2 di
dalam udara (Lutgens dan Tarbuck, 1979).

Perkembangan Benua dan Samudera

Pada kira-kira 3 Ga (giga anum) terbentuk ratusan mikrokontien dan busur kepulauan
yang disebut Ur, yang antara lain terdiri dari apa yang kita kenal sekarang sebagai Afrika,
India, Australia, dan Antartika.

Pada sekitar 1,2 Ga yang lalu, fragmen-fragmen kerak benua berkumpul menjadi satu
membentuk satu superkontinen yang disebut Rodinia melalui gerak tektonik lempeng.
Kata “Rodinia” berasal dari bahasa Rusia yang berarti “homeland” atau “daratan asal”
(Burke Museum of Natural History and Culture, 2004). Superkontinen Rodinia dikelilingi
oleh samudera tunggal yang disebut Pan-Rodinia Mirovoi Ocean (vide, Cawood, 2005).

Pada 830 Ma, Superkontinen Rodinia terbelah menjadi Gondwana Barat dan Gondwana
Timur. Peristiwa ini menghasilkan Samudera Mirovoi, Mozambique, dan Pasifik.
Kemudian pada 630 Ma, pecahan kontinen tersebut berkumpul kembali dan membentuk
Superkontinen Gondwana atau Pannotia. Pembentukan superkontiken ini melibatkan
penutupan Samudera Adamastor, Brazilide, dan Mozambique. Pada 530 Ma,
Superkontinen Gondwana terbelah menjadi Lauresia (inti benua yang sekarang disebut
Amerika Utara), Baltika (Eropa Utara), Siberia, dan Gondwana. Peristiwa ini
menyebabkan terbukanya Samudera Pasifik dan Iapetus di sisi barat dan timur Laurensia,
dan menutup Samudera Mirovoi atau Mozambique. Pada kira-kira 300 Ma, pecahan –
pecahan superkontinen itu berkumpul kembali dan membentuk superkontinen yang ke-
tiga yang disebut dengan Pangea (Cawood, 2005). Pembentukan Superkontinen Pangea
ini terjadi melalui penutupan samudera dan pembentukan pegunungan Gondwana,
Laurussia dan Siberia, serta penyelesaian pembentuka Pegunungan Altai.

Akhirnya, pada sekitar 200-150 Ma, Superkontinen Pangea terbelah membentuk


konfigurasi benua dan samudera seperti yang sekarang. Terbelahnya superkontinen ini
menyebabkan lahirnya Samudera Atlantik, Antartika dan Hindia, serta penyempitnya
Samudera Pasifik; pembentukan Pegunungan Himalaya dan Kepulauan Indonesia.

MORFOLOGI DASAR LAUT


Berdasarkan definisi benua dan samudera, morfologi dasar laut dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:

3
- Tepi Benua (continental margin) – bagian tepi benua yang tenggelam dan
zona transisi antara benua dan cekungan samudera.
- Cekungan Samudera (ocean basin) – lantai samudera (ocean floor) yang luas
dengan kedalaman > 2000 m.

Berdasarkan pada kegempaan, volkanisme, dan pensesaran, tepi benua dibedakan


menjadi dua, yaitu:
- Tepi Benua Aktif (active margin) –kegempaan, volkanisme dan pensesaran
yang tinggi – Lempeng konvergen (PT theory).
- Tepi Benua Pasif (pasive margin) – kegempaan, volkanisme dan pensesaran
yang rendah – Lempeng divergen (PT theory).

ACTIVE MARGIN
- Paparan Benua (continental shelf).
- Lereng Benua (continental slope).

PASIVE MARGIN
- Paparan Benua.
- Lereng Benua.
- Tinggian Benua (continental rise).

4
Continental Margin
(http://www.harcourtschool.com/glossary/science/define/grb/abyssal_p6c.html)
– 10-3-2005
CEKUNGAN SAMUDERA
Bila Benua memiliki gunung-gunung dan lembah-lembah, demikian pula dengan
cekungan samudera.
Berbagai kenampakan di Cekungan Samudera:
- Pematang Samudera (oceanic ridge) – sistem rifting.
- Dataran Abisal (abyssal plain) – luas, datar, 4000 – 5000 meter.
- Pulau-pulau terumbu (coral island).
- Palung (trench).
- Gunung-laut (seamount), Guyot (bila puncaknya rata).
- Rangkaian pulau-pulau (island chains).

SEDIMEN LAUT
Berdasarkan asal usul, ada lima macam, yaitu:
- Sedimen Litogenik (terrigenous) –pelapukan batuan sebelumnya di Benua.
- Sedimen Volkanogenik (volcanogenic sediments) – erupsi letusan.
- Sedimen Biogenik (biogenic sediments) – aktifitas organisme atau organisme itu
sendiri.
- Sedimen Hidrogenik (hydrogenic sediments) – reaksi kimia inorganik unsur
terlarut di dalam air.
- Sedimen Kosmogenik (cosmogenic sediments) – luar angkasa (meteorit, debu
angkasa).

5
MATERI: SIFAT AIR LAUT

KARAKTER UMUM AIR LAUT

Temperatur Air Laut

Permukaan samudera mendapat panas dari tiga sumber, yaitu: (1) radiasi sinar matahari,
(2) konduksi panas dari atmosfir, dan (3) kondensasi uap air. Sebaliknya, permukaan laut
menjadi dingin karena tiga sebab, yaitu: (1) radiasi balik dari permukaan laut ke atmosfer,
(2) konduksi panas balik ke atmosfer, dan (3) evaporasi.

Distribusi temperatur secara vertikal dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
a. Lapisan campuran (mixed layer). Zona ini adalah zona homogen. Temperatur
dan kedalaman zona ini dikontrol oleh insolasi lokal dan pengadukan oleh angin.
Zona ini mencapai kedalaman 50 sampai 200 meter.
b. Termoklin (thermocline). Di dalam zona transisi ini, temperatur air laut dengan
cepat turun seiring dengan bertambahnya kedalaman. Zona ini berkisar dari
kedalaman 200 sampai 1000 meter.
c. Zona dalam (deep zone). Zona ini temperatur berubah sangat lambat atau relatif
homogen.

Variasi temperatur, salinitas dan densitas Profil vertikal temperatur samudera pada (a) lintang
permukaan menengah, (b) lintang
menurut posisi lintang. Nilai rata-rata untuk rendah, dan (c) lintang tinggi. Dikutip dari Libes
seluruh samudera. Dikutip (1992).
dari Pickard dan Emery (1995).

Salinitas Air Laut

Salinitas adalah ukuran yang dipergunakan untuk mengukur kandungan garam (saltiness)
di dalam ai laut. Unsur-unsur dalam bentuk ion yang melimpah menyusun kandungan
- + 2+ 2- 2+ +
garam di dalam air laut adalah Cl , Na , Mg , SO4 , Ca , dan K .

6
Salinitas permukaan (S, rata-rata untuk
semua samudera) dan Tipe profil vertikal salinitas di
perbedaan antara evaporasi dan presipitasi samudera terbuka. Dikutip dari Pickard
(E-P) menurut posisi lintang. Dikutip dan Emery (1995).
dari Pickard dan Emery (1995).

Profil salinitas memperlihatkan adanya tiga atau empat zona, yaitu:


a. Lapisan campuran (mixed layer). Ketebalannya 50 sampai 100 meter, dan
mempunyai salinitas seragam. Daerah tropis dan daerah berlintang tinggi dan
menengah, memiliki salinitas permukaan tinggi, sedang daerah berlintang tinggi
memiliki salinitas rendah.
b. Haloklin (halocline), adalah zona dimana salinitas mengalami perubahan besar.
c. Zona dalam (deep zone) adalah zona di bawah haloklin sampai dasar laut, dan
memiliki salinitas relatif seragam.

Densitas Air Laut

Nilai densitas air laut dikontrol oleh tiga variabel yang berinteraksi sangat kompleks, yaitu
salinitas, temperatur, dan tekanan. Secara umum, densitas meningkat dengan meningkatnya
salinitas, meningkatnya tekanan (atau kedalaman), dan turunnya temperatur.

Stratifikasi densitas di daerah lintang rendah dan menengah adalah sebagai berikut:
a. Lapisan atas, dengan ketebalan sekitar 100 meter, mempunyai densitas hampir
seragam.
b. Piknoklin (pycnocline), yaitu zona dimana densitas bertambah dengan cepat
seiring dengan bertambahnya kedalaman.
c. Zona dalam, adalah zona di bawah piknoklin, dengan densitas meningkat sangat
pelan dengan bertambahnya kedalaman.

7
Profil vertikal densitas samudera. Dikutip dari Libes (1992).

Sirkulasi termohalin. (a) memperlihatkan gradien temperatur, (b)


memperlihatkan gradien salinitas. Dikutip dari Libes (1992).

8
Suara di Laut

Profil kecepatan suara di dalam samudera dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
a. Zona permukaan (ketebalan 100 – 150 m). Di dalam zona ini, kecepatan suara
meningkat dengan bertambahnya kedalaman karena pengaruh tekanan
(kedalaman).
b. Zona tengah (dapat mencapai kedalaman 1500 m). Di dalam zona ini, kecepatan
suara berkurang karena berkurangnya temperatur secara cepat (termoklin).
c. Zona bawah (di bawah 1500 m). Di dalam zona ini kecepatan suara meningkat
dengan meningkatnya tekanan (kedalaman), sedang temperatur relatif konstan.

Posisi aliran suara di laut. Dikuti dari Victoria Kaharl, 1999, Sounding out the ocean’s secrets,
dalam Beyond Discovery: The Path from Research to Human Benefit, National Academic of
Sciences.

Sinar di Laut

Sinar matahari hanya dapat menembus lapisan permukaan laut. Kedalaman penetrasi
cahaya menentukan ketebalan zona eufotik (euphotic zone), yaitu zona tempat terjadinya
fotosintesis yang menghasilkan unsur-unsur organik oleh tumbuhan. Zona eufotik
membentang dari permukaan laut sampai kedalaman yang hanya 1% sinar dapat masuk.
Kedalam zona ini sangat bervariasi. Di Laut Mediterania dan Karibia, zona eufotik
menacapai kedalaman 100 sampai 160 m. Di daerah dekat pantai, penetrasi sinar matahari
hanya sampai 15 m.
Kedalam penetrasi sinar matahari ke dalam laut tergantung pada empat faktor utama, yaitu
(1) tutupan awan, (2) sudut inklinasi sinar matahari yang mencapai permukaan Bumi, (3)
banyaknya material inorganik yang tersuspensi, dan (4) densitas populasi organisme
plankton.

Warna Laut

Warna adalah fungsi dari spektrum sinar. Sinar putih tersusun oleh warna merah, oranye,
kuning, hijau, biru, dan ungu. Laut umumnya tampak biru karena sinar biru yang memiliki
panjang gelombang yang lebih pendek (dibandingkan warna merah), sehingga lebih mudah
dihamburkan oleh partikel-partikel air dan material-material mikroskopis di dalam air.

9
Warna laut juga dapat memberikan beberapa indikasi, antara lain:
a. Laut berwarna biru gelap, bila laut dalam dan airnya jernih, dan tidak banyak
mengandung organisme plankton mikroskopis.
b. Laut berwarna coklat, coklat muda, coklat kekuningan, atau biru kecoklatan, bila
banyak muatan suspensi di dalam air laut. Keadaan ini umumnya terjadi atau
dijumpai di perairan dangkal, dekat pantai, khususnya di sekitar muara sungai
pada saat banjir.
c. Laut berwarna biru muda jernih, bila air dangkal dan jernih, seperti di kawasan
terumbu karang.
d. Laut berwarna merah, merak kecoklatan, hijau, hijau-kuning, oranye atau putih
keruh, mengindikasikan terjadinya blooming fitoplankton atau red tide. Pada
peristiwa itu, terjadi peningkatan jumlah fitoplankton dalam jumlah besar dalam
waktu yang cepat.

KOMPOSISI KIMIA AIR LAUT

Komposisi kimia air laut secara umum dapat dikelompokkan menjadi: (1) unsur-unsur
inorganik terlarut (dissolved inorganic matter), (2) unsur-unsur organik terlarut (dissolved
organic matter), dan (3) gas-gas terlarut (dissolved gases).

Unsur-unsur Inorganik Terlarut

Menurut beratnya, air laut terdiri dari sekiar 96,5% air murni dan sekitar 3,5% (atau
35‰) unsur inorganik terlarut. Unsur-unsur inorganik tersebut dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Unsur Mayor, yaitu unsur-unsur yang jumlahnya lebih besar dari 100 ppm
(part per million) atau 100 mg per liter. Unsur-unsur tersebut adalah Klor (Cl:
19.353 ppm); Sodium atau Natrium (Na: 10.760 ppm); Belerang atau Sulfur
dalam bentuk Sulfat (SO4 2-: 2.712 ppm); Magnesium (Mg: 1.294 ppm);
Kalsium (Ca: 412 ppm); dan Potasium atau Kalium (K: 387 ppm).
b. Unsur Minor, yaitu unsur-unsur yang konsentrasinya lebih dari 1 ppm
tetapi kurang dari 100 ppm. Unsur-unsur tersebut adalah Brom (Br: 65
ppm); Karbon (C: 28 ppm); Stronsium (Sr: 8 ppm); Boron (B: 4,6 ppm);
Silikon (Si: 3 ppm); dan Fluor (F: 1 ppm).
c. Unsur Jejak (trace elements), yaitu unsur-unsur yang konsentrasinya
kurang dari 1 ppm. Beberapa unsur jejak yang utama adalah Nitrogen (N:
0,5 ppm); Litium (Li: 0,17 ppm); Rubidium (Rb: 0,12 ppm); Fosfor (P:
0,07 ppm); Iodium (I: 0,06 ppm); Besi atau Ferum (Fe: 0,01 ppm); Seng
(Zn: 0,01 ppm); Molibdenum (Mo: 0,01 ppm). Selain itu terdapat
setidaknya 52 unsur yang dijumpai dengan konsentrasi lebih kecil.

Unsur-unsur Organik Terlarut dan Nutrien

Kehadiran unsur-unsur organik di dalam air laut jumlahnya relatif sedikit, dan biasanya hadir
dalam jumlah yang bervariasi antara 0 – 6 mg per liter. Sumber dari unsur-unsur organik
adalah dari ekresi organisme dan hancuran dari organisme yang mati. Unsur-unsur yang
termasuk ke dalam unsur-unsur organik terlarut (dissolved organic matters – DOM) adalah
nitrogen (N) dan fosfor (P) yang secara kimiawi membentuk senyawa organik dan

10
3-
bahkan teroksidasi, atau kadang – kadang oleh bakteri, terubah menjadi nitrat (NO ) dan
3-
fosfat (PO4 ).
Nitrogen dan fosfat adalah dua unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
membentuk unsur-unsur organik, karena itu, keduanya disebut sebagai nutrien
(nutrient). Di laut, konsentrasi nitrogen dan fosfat relatif kecil.

Selain nitrat dan fosfat, senyawa-senyawa organik terlarut lainnya di dalam air laut adalah
karbon organik, karbohidrat, protein, asam-asam amino, asam-asam organik, dan vitamin-
3- 3-
vitamin. Selain nitrat (NO ) dan fosfat (PO4 ), di laut ada nutrien ke-tiga, yaitu silikat
-
(SiO4 ).

Profil kedalaman (a) salinitas, (b) temperatur, (c) oksigen terlarut (O 2), (d)
nitrat, (e) fosfat, (f) silikon terlarut (g) inorganik karbon terlarut total di daerah lintang
menengah. Dikutip dari Libes (1992).

Gas-Gas Terlarut

Gas-gas utama (major gases) yang terdapat di laut adalah nitrogen (N2), oksigen (O2), dan
karbon dioksida (CO2). Gas-gas lain yang hadir dalam jumlah yang sedikit adalah helium
(He), dan gas-gas “inert” (tidak reaktif), yaitu neon (Ne), argon (Ar), Krypton (Kr), dan
Xenon (Xe).

11
MATERI: GERAKAN AIR LAUT

ARUS

Arus laut adalah gerakan horisontal massa air laut yang disebabkan oleh gaya penggerak
yang bekerja pada air laut.

Gaya-gaya penggerak penyebab timbulnya arus adalah:


- Stress angin permukaan
- Gradien densitas horizontal dan vertical
- Pengaruh pasang surut air laut
- Pengaruh gelombang pecah

Di bumi, terdapat sirkulasi arus skala besar yang disebut gyre. Pola arus skala besar ini
terbentuk oleh pengaruh sistem angin permukaan (angin pasat dan baratan), gaya
Coriollis, dan benua yang merupakan penghalang dan yang membelokkan arah arus. Arus
dibedakan menjadi arus permukaan dan arus lapisan dalam (sirkulasi termohalin).

Arus Permukaan

Arus yang ditimbulkan oleh stress angin sehingga mendorong air di permukaan. Pola arus
permukaan mengikuti pola angin permukaan dan dipengaruhi oleh gaya Coriollis. Dapat
diklasifikasikan menjadi sistem arus permukaan di Lautan Atlantik, Pasifik, dan Hindia.

Pembentukan gyre oleh angin pasat dan baratan.


Peran arus permukaan:
- Mentransfer panas dari daerah tropis ke lintang menengah dan tinggi.
- Mendistribusikan zat hara (nutrien) dan organisme laut.
- Transportasi laut
- Mempengaruhi iklim dan cuaca.

12
Sirkulasi arus global

Sistem arus permukaan di Lautan Atlantik:

a. Sebelah utara ekuator


- Arus ekuator utara – bergerak ke barat
- Arus Florida dan gulf stream – bergerak ke utara
- Arus Atlantik Utara – bergerak ke timur
- Arus Canary – bergerak ke selatan
b. Sebelah selatan ekuator
- Arus ekuator selatan – bergerak ke barat
- Arus Brasil – bergerak ke selatan
- Arus Atlantik Selatan – bergerak ke timur
- Arus Benggala – bergerak ke utara

Sistem arus permukaan di Lautan Pasifik:


a. Sebelah utara ekuator
- Arus ekuator utara – bergerak ke barat
- Arus Kuroshio – bergerak ke utara
- Arus Pasifik Utara – bergerak ke timur
- Arus California – bergerak ke selatan
b. Sebelah selatan ekuator
- Arus ekuator selatan – bergerak ke barat
- Arus Australia Timur – bergerak ke selatan
- Arus Pasifik Selatan – bergerak ke timur
- Arus Peru Chili – bergerak ke utara
- Sistem arus permukaan di Lautan Hindia
- Karena batas wilayahnya, wilayah Lautan Hindia merupakan daerah subtropical
convergence.

13
- Hindia sangat dipengaruhi oleh monsun yang membuat sirkulasi arus
permukaannya berubah sesuai musim.

Sistem arus permukaan di Lautan Hindia:


a. Monsoon timur laut
- Arus ekuator selatan – bergerak ke barat
- Arus Agulhas – bergerak ke selatan
- Arus wind west drive – bergerak ke timur
- Arus Australia Barat – bergerak ke utara
b. Monsoon barat daya
- Arus ekuator selatan – bergerak ke barat
- Arus Somali – bergerak ke utara
- Arus south west monsoon – bergerak ke timur
- Arus Sumatera Barat – bergerak ke selatan

Pola arus permukaan yang mewakili pola angin monsun. (kiri) Bulan Februari (musim barat).
(kanan) Bulan Juni (musim timur) (Sumber: Wyrtki, 1961).

GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang merambat pada suatu medium dan membawa energi.

14
Sifat-sifat Gelombang
- Periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh puncak (atau lembah) gelombang
yang berurutan untuk melalui titik tetap tertentu.
- Panjang gelombang (L) adalah jaral horizontal di antara dua puncak (atau
lembah) gelombang yang berurutan.
- Tinggi gelombang (H) adalah jarak vertikal dari dasar lembah sampai puncak
gelombang.
- Kedalaman air (d) adalah jarak vrtikal antara nuka laut rata-rata sampai dasar laut.

Klasifikasi perairan
Berdasarkan rasio kedalaman air dan panjang gelombang, dapat kita klasifikasikan tiga
tipe perairan:
- Perairan Dalam; bila d/L >1/2
- Perairan Menengah; 1/2>d/L>1/20.
- Periaran Dangkal; d/L<1/20.

Gelombang yang merambat dari perairan dalam suatu saat akan kehilangan energi, karena:
- Peredaman internal oleh viskositas air,
- Penyebaran gelombang ke arah yang lain karena variasi arah tiupan angin,
- Angin yang bertiup berlawanan arah dengan arah rambatan gelombang, dan
- Interaksi dengan gelombang-gelombang lain

Transformasi Gelombang:
- Shoaling (pendangkalan)
- Refraksi
- Difraksi

Shoaling
Efek pendangkalan kedalaman perairan yang terjadi ketika gelombang datang dari laut
lepas menuju pantai.
Penanda:
- Tinggi gelombang bertambah
- Kecepatan berkurang
- Panjang gelombang berkurang
- Periode tetap

Refraksi
- Gelombang yang datang dari laut lepas akan cenderung membelok ke arah bagian
perairan yang lebih dangkal.
- Perubahan arah gelombang itu terjadi sedemikian rupa sehingga puncak
gelombang cenderung sejajar dengan garis kontur kedalaman.

15
- Refraksi dan shoaling merupakan proses yang memicu terbentuknya longshore
current dan rip current.

Difraksi
- Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan, maka gelombang akan
membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk ke daerah terlindung (daerah
bayangan atau shadow zone) di belakang rintangan.
- Dalam difraksi terjadi transfer energi yang sejajar dengan puncak gelombang atau
tegak lurus dengan arah penjalaran gelombang.

Difraksi gelombang di daerah bayangan suatu penghalang gelombang di lepas pantai (Komar,
1976).

Jenis Gelombang Berdasarkan Penyebabnya:


a. Gelombang yang dibangkitkan angin.

b. Gelombang Internal
Terjadi di dalam laut, ketika terjadi interaksi antara 2 massa air laut yang berbeda
densitas.
c. Gelombang Badai
Terjadi karena tiupan badai, sering terjadi di daerah subtropis.
d. Seiche
e. Gelombang karena longsoran

16
f. Tsunami

Tipe Gelombang Menurut Periode:

Gelombang Pecah
- Terjadi ketika gelombang merambat dari laut dalam ke pantai, dan tinggi
gelombang telah maksimum, dan bentuk gelombang sudah tidak lagi stabil
karena efek shoaling.
- Secara matematis, terjadi ketika d=1/4L (menurut Teori Gelombang Airy).

Tipe-tipe gelombang pecah:


- Spilling breaker. Pecahan gelombang jenis ini terjadi bila gelombang menjalar di
pantai dengan dasar yang landai.
- Plunging breaker. Pecahan jenis ini terjadi bila gelombang menjalar di pentai
yang miring.
- Surging breaker. Pecahan jenis ini terjadi bila lereng pantai sangat curam.
- Collapsing breaker. Pecahan ini adalah bentuk menengah antara pecahan tipe
plunging dan surging.

17
18
MATERI: LINGKUNGAN LAUT

Pembagian Zona Lingkungan Laut

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN LAUT


A. Lingkungan Bentik
1. Supralitoral:
o Di atas pasang tinggi,
o Basah karena cipratan gelombang pecah,
o Banyak tersingkap di udara,
o Permukaan lingkungan sangat kasar.
2. Eulitoral / Litoral:
o Secara periodik tersingkap ke udara dan tergenang (zona pasang surut),
o Tumbuhan dan hewan sangat banyak dan bervariasi,
o Hewan yang hidup di daerah ini tahan terhadap pukulan gelombang,
3. Sublitoral:
o Mencakup daerah sampai kedalaman 200 meter; batas bawah ini
bertepatan dengan batas zona eufotik,
o Faktor lingkungan yang penting: cahaya dan temperatur; faktor lain yang
kadang kala penting: kondisi geologi dasar perairan, gelombang dan arus,
o Di lingkungan ini terbentuk delta, terumbu karang, alur-alur bawah laut,
o Banyak hewan bernilai ekonomis.
4. Laut Dalam:
o Kondisi oseanografi seragam, temperatur turun perlahan, salinitas konstan,
tekanan turun 1 atm setiap turun 10 m.

19
o Kosong organisme tingkat tinggi, bakteri dapat hidup.
o Organisme sebagian besar tersusun oleh air, sehingga tidak terpengaruh
tekanan.
o Musim kecil pengaruhnya terhadap fenomena kehidupan.
o Makanan tidak sebanyak dilingkungan litoral. Material organik jatuh dari
atas.

B. Lingkungan Pelagis
1. Neritik:
o Bila air sungai masuk, keanekaragaman tinggi.
o Organisme harus bertahan hidup dalam kondisi salinitas yang lebar,
o Nutrien masuk dari daratan melalui aliran sungai dan dari laut dalam
melalui mekanisme upwelling,
o Banyak ikan dan berbagai makanan dari laut.
2. Oseanik:
o Dapat dibedakan menjadi lingkungan Eufotik, Disfotik, dan Afotik.
o Zona eufotik setara dengan netirik: ada termoklin, nutrien rendah,
salinitas konstan, temperatur permukaan sesuai dengan posisi lintang.
o Zona disfotik: sinar < 1%, bakteri mengurai fitoplankton dan zooplankton
yang mati dan tenggelam menghasilkan nutrien.
o Zona afotik: temperatur sangat rendah, tekanan sangat tinggi, tanpa sinar.

C. Lingkungan Khusus
1. Hidrotermal Laut Dalam:
o Lingkungan ini sangat kaya secara biologis. Temperatur di dekat lubang
mencapai 400°C, tekanan tinggi, dan air bersifat asam dengan pH
mencapai 2,8. Perairan banyak mengandung metan dan sulfur.
o Secara biologis, lingkungan ini sangat produktif, tetapi produser primer
fotosintesis tidak ditemui. Produktifitas yang tinggi terjadi karena
aktifitas bakteri autotrophic (chemosynthetic). Bakteri mengoksidasi
hidrogen sulfida menjadi sulfur dan menghasilkan energi kimia untuk
sintesa protein, karbohidrat, dan lemak.
2. Estuari:
o Di mulut sungai,
o Tempat pertemuan air tawar dan air laut,
o Pola arus yang sangat kompleks sebagai hasil dari interaksi antara pasang
surut, aliran air sungai, rembesan air tawar, dan efek Coriollis.
o Nutrien dari aliran sungai.

20
MATERI: KEHIDUPAN LAUT

Berdasarkan karakteristik cara memperoleh energi, organisme terbagi tiga:


- Bakteri – dekomposisi, sintesa material inorganik.
- Flora – fotosintesa, produsen primer.
- Fauna – memakan tumbuhan atau hewan lain.

CARA ORGANISME HIDUP


Berkaitan dengan aktifitas geraknya, ada tiga cara:

- Plankton – berpindah tempat karena arus laut. Kekuatan untuk berpindah sangat
lemah atau terbatas.
- Bentos – di atas atau di bawah dasar laut: menggali lubang, merayap, menimbun
diri, menambatkan diri.
- Nekton – berenang, bebas dari gerakan arus.

BAKTERI
Peran di laut:
- Dekomposer: mengurai organisme mati.
- Transformer: merubah inorganik menjadi organik.

Berdasarkan cara memperoleh energi atau makanan:


- Bakteri autrotopik – secara mandiri:
o Fotosintesis – bantuan tenaga matahari.
o Kemosintesis – energi sintesa kimiawi.
- Bakteri heterotropik – melalui sumber lain:
o H Aerobik – dengan oksigen, lingk oksidasi.
o H Anaerobik / fermentasi– tanpa oksigen, lingk reduksi.

Fitoplankton
- Organisme Autotropik.
- Produktifitas primer fitoplankton – laju fotosintesis.
- Dipengaruhi: cahaya, temp, sirkulasi air, salinitas, nuitrien, pemangsa.
- Blooming terjadi bila:
o Kandungan nutrien tinggi
o Banyak sinar matahari

Jenis-jenis Fitoplankton
- Diatom (klas Bacillariophyceae),
- Dinoflagellata (klas Dinophyceae),
- Coccolithophore (klas Prymnesiophyceae),

21
- Silicoflagellata (klas Chrysophyceae), dan
- Blue-green algae (klas Cyanophyceae).

Zooplankton
Peranan:
- Dalam rantai makanan sebagai penghubung antara produsen (fitoplankton) dan
konsumen sekunder.
- Sinar matahari adalah faktor utama yang mempengaruhi migrasi vertikalnya.

Klasifikasi Zooplankton berdasarkan lamanya kehidupan sebagai plankton:


- Holoplankton – organisme tetap dalam bentuk plankton sepanjang hidupnya:
copepod, cladoceran, dan rotifer.
- Meroplankton – hewan yang hanya sebagian dari siklus hidupnya sebagai
plankton: larva invertebrata bentos, cordata bentos, dan ikan.
- Tychoplankton – zooplankton demersal yang secara periodik terhambur menjadi
plankton oleh arus dasar, adukan gelombang, dan bioturbasi: amphipod, isopod,
cumacean, dan mysid.

22
Amfipod

Isopod

FLORA BENTOS
1. Mikroflora:
o Alga Merah (Rhodophyta) – bernilai ekonomis.
o Alga Coklat (Phaeophyta) – bernilai ekonomis.
o Alga Hijau (Chlorophyta) – hidup komensalisme dengan moluska dan
hewan bersel tunggal, Sebegai pemberi bahan makanan melalui
fotosintesis.
2. Makroflora:
o Rumput rawa garam – khusus di daerah lintang menengah dan tinggi.
o Seagrass / Lamun – ekosistem padang lamun / seagrass bed. o
Mangrove / bakau – ekosistem mangrove / hutan mangrove.

FAUNA BENTOS
- Porifera
- Coelenterata / Cnidaria – ekosistem terumbu karang.
- Brachiopoda – banyak fosilnya.

23
- Annellida – cacing laut.
- Arthropoda – udang, kepiting, barnakel – nilai ekonomi.
- Moluska – nilai ekonomi
- Echinodermata: bulu babi (pemakan koral), teripang (nilai ekonomi)

NEKTON
- Chepalopoda – cumi-cumi, gurita.
- Udang
- Ikan
- Reptilia – ular, penyu.
- Mamalia – ikan paus, luba-lumba; anjing laut, singa laut; dugong.

24
SUMBER:
st
Materi Pembekalan Peserta 1 International Earth Science Olympiad – IESO 2007 di
Seoul, Korea Selatan, Oleh Ir. Wahyu Budi Setyawan, M.T.

25

Anda mungkin juga menyukai