Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR NYERI


DI RUANG KENANGA
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

Oleh :

WULAN SARI
220104094

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DASAR


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
a. Definisi Nyeri
Menurut International Association for the Study of Pain, nyeri adalah

pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan sehubungan dengan

kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial (Jahn, et al, 2014). Nyeri adalah

pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang tidak

menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun sering disebut

dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas

terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual. Nyeri merupakan

kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif. Perasaan

nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala maupun tingkatannya, dan hanya

orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang

dialaminya (Neila & Sarah, 2017).

Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah

pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan aktual atau

fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga

berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI, 2016).

Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Klien yang mengalami nyeri akut

biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat, denyut jantung dan tekanan

darah meningkat. International Association for The Study of Pain atau IASP

mendefinisikan nyeri akut yaitu sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berhubungan 13 dengan kerusakan jaringan

yang aktual atau potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi

kerusakan (Potter & Perry, 2006).

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang

satu periode waktu. Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau

emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional.


Dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan

konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan (PPNI, 2016).

Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada

tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan (Bauldoff,

Gerene, Karen & Priscilla, 2016).

1) Nyeri berdasarkan tempatnya:

a) Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh

misalnya pada kulit, mukosa.

b) Deep pain, yaitu nyeri yang tersa pada permukaan tubuh yang

lebih dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.

c) Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit

organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh

di daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

d) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena pemasangan pada

sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus.

2) Nyeri berdasarkan sifatnya:

a) Incedental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu

menghilang.

b) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul akan menetap serta dirasakan

dalam waktu yang lama.

c) Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi

dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ±10-15 menit,

lalu menghilang, kemudian timbul lagi

3) Nyeri berdasarkan berat ringannya:

a) Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah

b) Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi


c) Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi

(Sumber : (Bauldoff, Gerene, Karen & Priscilla, 2016).

4) Nyeri berdasarkan waktu lamamnya serangan :

a) Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat

dan berakhirkurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri

diketahui dengan jelas.

b) Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan..

Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan

bahkan bertahun-tahun.

b. Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang

paling baik untuk memahami pengalaman nyeri akan membantu untuk

menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yakni : resepsi, persepsi, dan

reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut

perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu

dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-

abu di medula spenalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan

sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai

otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus

nyeri mencapai korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri

dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu

serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (McNair,

1990).

Seorang klien yang sedang merasakan nyeri, tidak dapat

membedakan komponen-komponen tersebut. Akan tetapi, dengan

memahami setiap komponen, perawat akan terbantu dalam mengenali

faktor-faktor yang dapat menimbulkan nyeri , gejala yang menyertai dan


rasional serta kerja terapi yang dipilih.

c. Faktor faktor yang mempengaruhi nyeri

1) Etnik dan nilai budaya

Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah


sesuatu yang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih
perilaku yang tertutup (intovert). Sosialisasi budaya menentukan
perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian, hal ini dapat
memengaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga terjadilah
persepsi nyeri.

2) Usia dan tahap perkembangan


Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variabel penting
yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal
ini, anak-anak cenderung kurang mampu mengungkapkan nyeri yang
mereka rasakan dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini dapat
menghambat penanganan nyeri yang mereka rasakan dibandingkan
orang dewasa, dan kondisi ini dapat menghambat penanganan nyeri
untuk mereka.

3) Lingkungan dan individu pendukung


Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi pencahayaan
dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut akan dapat
memperberat nyeri.selain itu, dukungan dari keluarga dan orang
terdekat menjadi salah satu factor penting yang memengaruhi persepsi
nyeri individu. Sebagai contoh, individu yang sendirian, tanpa
keluarga atau teman-temannya yang mendukungnya, cenderung
merasakan nyeri yag lebih berat dibandingkan mereka yang mendapat
dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.

4) Ansietas dan stress


Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi. Ancaman
yang tidak jelas asalnya dan ketidakmampuan mengontrol nyeri atau
peristiwa di sekelilingnya dapat memperberat persepsi nyeri.
Sebaliknya, indvidu yang percaya bahwa mereka mampu mengontrol
nyeri yang mereka rasakan akan mengalami penurunan rasa takut dan
kecemasan yang akan menurunkan persepsi nyeri mereka (Mubarak,
2015).
d. Macam macam gangguan yang mungkin terjadi pada pemenuhan

kebutuhan dasar

1) Gangguan rasa nyaman

2) Ketidaknyamanan pasca partum

3) Nausea

4) Nyeri akut

5) Nyeri kronis

6) Nyeri melahirkan

e. Asuhan keperawatan

1) Pengkajian

Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri


yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan
dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat
perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri seperti factor
fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian
nyeri terdiri atas dua kompenen utama yaitu :
a) Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien.

b) Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.

Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif


terhadap pengalaman subjektif.
P (Provocate) Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah
kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.

Q (Quality) Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-


pukul dan lain-lain.

R (Region) Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka


post operasi,dan lain-lain.

S (Skala) Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.

T (Time) Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan


berakhir.
2) Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul

a) Nyeri akut (D.0077)

b) Keletihan (D0057)

No Diagnosa SLKI SIKI


keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
(D.0077) keperawatan selama 2x24 jam (I.08238)
masalah nyeri dapat teratasi dengan Observasi:
kriteria hasil: - Identifikasi
Luaran utama: lokasi,
Tingkat nyeri (L.08066) karakteristik,
Kriteria hasil Tujuan durasi,
- Keluhan Cukup frekuensi,
nyeri menurun kualitas ,
intensitas nyeri.
- Meringis Cukup - Indentifikasi
- Gelisah menurun skala nyeri
- Identifikasi
- Kesulitan Cukup respon nyeri
tidur menurun non verbal.
Terapeutik:
- Berikan teknik
non
farmakologis
( hypnosis,
akupuntur,
terapi music,
aromaterapi)
Edukasi:
- Jelaskan
penyebab ,
periode, dan
pemicu nyeri.
- Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian
analgesic, jika
perlu
2. Keletihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
(D.0057) keperawatan selama 2x24 jam (1.05178)
masalah gangguan integritas Observasi:
kulit/jaringan dapat teratasi dengan - monitor
kriteria hasil: kelelahan fisik
Luaran utama: tingkat keletihan dan emosional
L.05046 - monitor pola
Kriteria hasil Tujuan dan jam tidur
- Verbali - Cukup Terapeutik:
sasi menuru
lelah n - Sediaka
- Ganggu - Cukup lingkungan
an menuru
konsent n nyaman dan
rasi - Cukup rendah stimulus
- Sakit menuru
kepala n (misal
- Frekuen - Cukup cahaya,suara,
si nafas menuru
n kunjungan)
- Berikan
aktivitas
ditraksi yang
menyenangkan
- Fasilitasi duduk
di sisi tempat
tidur, jika tidak
dapat berpindah
atau berjalan.
Edukasi:
- anjurkan tirah
baring
- anjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan
makanan.

Anda mungkin juga menyukai