Anda di halaman 1dari 7

Hasil Survei Status Gizi

Indonesia (SSGI) 2022

Menteri Kesehatan Republik Indonesia


25 Januari 2023

1
1
Angka stunting SSGI turun dari 24.4% di 2021 menjadi 21.6% di 2022

36,8 37,2
35,6
34
30,8 Pandemi COVID-19
27,7
24,4
21,6

17.8
14

2007 2010 2013 2016 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target RPJMN
: Riskesdas : SSGI

2
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
37,8
Nusa Tenggara Timur 35,3
33,8
Sulawesi Barat 35,0

Target 14%
29,5
Papua 34,6
31,4
Nusa Tenggara Barat 32,7
33,2
Aceh 31,2
26,2
Papua Barat 30,0
29,7
Sulawesi Tengah 28,2
29,8
Kalimantan Barat 27,8
30,2
Sulawesi Tenggara 27,7
27,4
Sulawesi Selatan 27,2
27,4
Kalimantan Tengah 26,9
27,5
Maluku Utara 26,1
28,7
Maluku 26,1

*Data untuk Provinsi NTT tahun 2022 didapatkan melalui perhitungan prediksi meggunakan data SSGI 2021 (Badan Pusat Statistik)
23,3
Sumatera Barat 25,2
30,0
Kalimantan Selatan 24,6
22,8
Kalimantan Timur 23,9
29,0
Gorontalo 23,8

2021
27,5
Kalimantan Utara 22,1
24,4
2022
Indonesia
21,6
25,8
Sumatera Utara 21,1
20,9
Jawa Tengah 20,8
21,6
Sulawesi Utara 20,5
24,5
Jawa Barat 20,2
24,5
Banten 20,0
22,1
Bengkulu 19,8
23,5
Jawa Timur 19,2
24,8
Sumatera Selatan 18,6
Angka stunting SSGI 2021 dan 2022 setiap provinsi

18,6
Kep.Bangka Belitung 18,5
22,4
Jambi 18,0
22,3
Riau 17,0
17,3
DI Yogyakarta 16,4
17,6
Kepulauan Riau 15,4
18,5
Lampung 15,2
16,8
DKI Jakarta 14,8
10,9
Bali
Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan merupakan tiga provinsi dengan penurunan stunting paling besar

8,0
3
Sebelas intervensi spesifik stunting difokuskan pada masa Sebelum
Kelahiran dan Anak Usia 6-23 bulan
Intervensi Spesifik (30%)
1 2

Remaja Putri
1 Skrining anemia
Sebelum lahir Setelah lahir
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja
2 putri
26,2
3 Pemeriksaan kehamilan (ANC)

22,4 22,5

Ibu Hamil
4 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu hamil
20,4
6x
18,5 1, 5
Pemberian makanan tambahan bagi Ibu
Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

6 Pemantauan pertumbuhan balita


13,7
11,7 7 ASI eksklusif

Balita
Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi
8 baduta
Tata laksana balita dengan masalah gizi
9 (Weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi
buruk dan stunting)

10 Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi

Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga


Lahir 11 termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar
0-5 bulan 6-11 bulan 12-23 bulan 24-35 bulan 36-47 bulan 48-60 bulan Sembarangan (BABS)
4
Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi 4
Sumber: SSGI 2022
Pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan stunting

Lokasi
Proses Balita Menuju Stunting1 Intervensi Keberhasilan2
Intervensi
Pemberian Makanan Kenaikan berat badan
Weight Faltering Tambahan Kaya Protein Hewani sesuai standar pada 55%
Puskesmas
2.349.669 balita 14 hari balita

Underweight Pemberian Makanan


Kenaikan status gizi pada
931.836 balita Puskesmas Tambahan Kaya Protein Hewani
52,5% balita
14 hari

Gizi Kurang Pemberian Makanan


584.232 balita Kenaikan status gizi pada
Puskesmas Tambahan Kaya Protein Hewani
62,1% balita
selama 90 hari

Gizi Buruk Pemberian F75 selama 3 hari Kenaikan status gizi pada
95.504 balita Puskesmas
dan F100 selama 11 hari 46,2% balita

Pemberian Pangan Keperluan Kenaikan status gizi menjadi


Stunting Rumah Sakit Medis Khusus (PKMK) selama 2 tidak stunting pada 21,7%
bulan balita3

Sumber:
1. e-PPGBM Agustus 2022 (data 15 Januari 2022)
2. Interim report Pilot PMT Lokal di 31 Kab/Kota Tahun 2022
3. Final report Pilot Aksi Cegah Stunting di 14 Kab/Kota Tahun 2022

5
1 Angka stunting SSGI turun dari 24.4% di 2021
menjadi 21.6% di 2022.

Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan


2 Sumatera Selatan merupakan tiga provinsi
dengan penurunan stunting paling besar.

KESIMPULAN
3
Sebelas Intervensi Spesifik Stunting difokuskan
pada masa sebelum kelahiran dan anak
usia 6-23 bulan.

4 Pencegahan stunting jauh lebih efektif


dibandingkan pengobatan stunting

Anda mungkin juga menyukai