Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN
INSTALASI RAWAT JALAN

Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah


Nomor: 002 TAHUN 2020 Tanggal 02 Januari 2020

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET


PROVINSI JAWA TENGAH
2020
LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI RAWAT JALAN TENGAH
NOMOR : 002 TAHUN 2020
TANGGAL : 02 JANUARI 2020

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam otonomi daerah saat ini dimana daerah mempunyai urusan-
urusan wajib dan pilihan sesuai yang diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, maka setiap daerahmempunyai keinginan untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, memberdayakan
masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya disemua aspek kehidupan
masyarakat. Salah satu urusan yang menjadi urusan wajib yang diamanatkan
kepada Pemerintah Daerah adalah urusan kesehatan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan,
diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di Indonesia
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 2004. Disamping
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentyang
Kesehatan, SKN telah berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan
Rencana Pembangunan jangka Menengah (RJPMN). Disamping itu SKN juga
berperan sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan
arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.

RSUD Kelet merupakan rumah sakit kelas C, sesuai dengan Keputusan


Menteri Kesehatan nomor : 829/MENKES/SK/VII/2010 tentang Penetapan Kelas
RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet telah terakreditasi lima
pelayanan pada tahun 2012 meliputi kelompok kerja keperawatan,
kegawatdaruratan, rekam medis, pelayanan medik dan administrasi dan
manajemen.

Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009 RSUD Kelet telah menerapkan


Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) sesuai
dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 059/80/2008 tentang Penetapan
Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Bertahap
pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dan terjadi peningkatan berdasarkan
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 901/151/2012 tentang Penetapan
Peningkatan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
dari Bertahap Menjadi Penuh Pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Daerah Kelet pada awal berdirinya bernama Rumah Sakit
Kusta Kelet/Donorojo. Rumah Sakit Kusta Donorojo dibangun sekitar tahun 1916
oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Zending. Tujuan
pembangunan Rumah Sakit Kusta Donorojo waktu itu adalah untuk pengobatan
dan rehabilitasi pasien kusta. Rumah Sakit Kusta Donorojo berlokasi di Desa
Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan
seluas 1.791.740 m2, termasuk lahan di kampung rehabilitasi yang dihuni oleh
155 KK.

Rumah Sakit Kusta Kelet dibangun pada tahun 1915 dan Pada awalnya RS
Kusta Kelet adalah Rumah Sakit Umum yang dikelola oleh Zending dengan
direkturnya dr. H. Bervoets dibantu dr. Durachim. Lokasi RS Kelet berada di
Desa Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas
258.600 m2.

Pada tahun 1950-an karena pihak Zending tidak bisa lagi membiayai
operasional RS Kelet dan RS Donorojo maka pengelolaan kedua Rumah Sakit
tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sejak itu kedua
RS tersebut menjadi Rumah Sakit Kusta dan Pengelolaannya lebih bersifat
leproseri. Sejak tahun 1978 sampai 1998 tidak ada tenaga medis/dokter yang
secara full shifte yang mengelola Rumah Sakit, tidak adanya dokter yang
mengelola secara purna waktu membuat mutu pelayanan dan kemungkinan
pengembangan Rumah Sakit tidak mendapat pendampingan yang memadai.
Sehingga fungsi Rumah Sakit tidak dapat dilakukan secara baik, meskipun ada
kunjungan tenaga medis/dokter seminggu sekali dari RS Kusta Tugurejo
Semarang.

Oleh karena hal-hal tersebut diatas maka sejak tahun 1999 mulai dirintis
langkah-langkah menata ulang fungsi pelayanan di RS Kusta Kelet/Donorojo
dan kemungkinan “optimalisasi” sarana untuk pelayanan masyarakat umum.
Karena struktur komposisi SDM yang kurang dan terjadi perubahan budaya kerja
dilakukan langkah perbaikan secara gradual yang meliputi Fase Inisiasi, Fase
Transformasi dan Fase Integrasi agar langkah yang diambil oleh managemen
betul-betul dipahami dan didukung seluruh karyawan.

Sejak tahun 2006 RS Kelet keberadaannya berdasarkan pada


Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Tugas pokok, Fungsi dan Susunan organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa
Tengah, yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor : 8 tahun 2008 tentang Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.

1. Letak Geografis
RSUD Kelet merupakan Rumah Sakit Kelas C milik Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet terletak di dua lokasi yaitu RS Kelet yang
berfungsi untuk pelayanan umum terletak di Desa Kelet, Kecamatan Keling
Kabupaten Pati dan RS Donorojo berfungsi untuk pelayanan khusus kusta
terletak didesa Banyumanis, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Letak
RS Kelet dengan RS Donorojo berjarak lebih kurang 20 KM. Secara geografis
RSUD Kelet sangat strategis karena berada di tepi Jalan Raya Utama Jepara
– Pati tepatnya berjarak 33 KM dari Kabupaten Jepara dan terletak dibagian
shiftur dari Kabupaten Jepara, wilayah bagian shiftur berbatasan dengan
Kabupaten Pati, bagian utara berbatasan dengan laut Jawa dan sebelah
selatan berbatasan dengan lereng gunung Muria.

Jumlah penduduk kabupaten Jepara dan Pati pada tahun 2012 adalah
1.144.916 jiwa dan 1.219.993 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
penduduk wanita sedikit lebih besar dibandingkan dengan penduduk pria.
Dilihat dari penyebarannya, sebagian penduduk bermukim di daerah
pedesaan. Kemampuan ekonomi dan mata pencaharian dapat
mempengaruhi gaya hidup masyarakat, termasuk dari sisi pencarian
pengobatan atau pelayanan kesehatan.

2. Wilayah Cakupan Pelayanan


Wilayah cakupan pelayanan RSUD Kelet relatif sempit meliputi
delapan kecamatan diwilayah Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati,
antara lain:
- Kecamatan Keling
- Kecamatan Donorojo
- Kecamatan Kembang
- Kecamatan Bangsri
- Kecamatan Cluwak
- Kecamatan Gunungwungkal
- Kecamatan Dukuhseti
- Kecamatan Tayu
BAB III

VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RS

Dalam rangka mencapai visi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018
“Menuju Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari” dan misi keenam yaitu
Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat sehingga program unggulan rakyat sehat dapat terwujud maka
RSUD Kelet mendukung dengan visi “Profesional Dalam Memberikan
Pelayanan Kesehatan Rujukan”.

Dari rumusan visi tersebut dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud


Profesional adalah orang yang menyandang jabatan atau pekerjaan yang
dilakukan dengan keahlian atau ketrampilan yang tinggi. Sedangkan yang
dimaksud dengan Rujukan adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan
setelah pelayanan dasar yang dilaksanakan oleh pemberi pelayanan kesehatan
tingkat dasar.

Misi RSUD Kelet merupakan upaya untuk mencapai visi, yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan SDM yang kompeten dan berkarakter


unggul.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu.
3. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas
B.
4. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang berkualitas.

RSUD Kelet memiliki niali-nilai yang diambil dari K-E-L-E-T akronim


dari:
Komitmen
Etika
Loyalitas
Empati
Tulus
Sebagai suatu organisasi, RSUD Kelet mempunyai tujuan dan sasaran.
Adapun tujuan dan sasaran nya adalah:
1. Tujuan
1. Meningkatkan kompetensi SDM dan berkarakter unggul.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai
standar rumah sakit kelas B.
4. Meningkatkan sistem manajemen operasional berbasis kepuasan
pelanggan.
2 Sasaran

1. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.


2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai
standar rumah sakit kelas B.
4. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif.
5. Meningkatnya kepuasan pelanggan.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi


Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah NO. 8 Tahun 2008. Organisasi dan
Tata Kerja ini diharapkan mampu mewadai seluruh aspek kegiatan pelayanan
dan administrasi RSUD Kelet.
RSUD Kelet juga memiliki berbagai kelompok jabatan fungsional yang
bertugas memberikan pelayanan pada masing-masing instalasi. Selain yang
terdapat dalam susunan organisasi tersebut diatas ada kelompok jabatan yang
sangat menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di RSUD Kelet adalah Komite
Medik, Komite Keperawatan, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dan
Dewan Pengawas BLUD.
Susunan Organisasi RSUD Kelet berdasarkan Peraturan Daerah Jawa
Tengah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Pembentukan kedudukan, tugas pokok,
fungsi dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Susunan organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :
a. Direktur;
b. Kabag. TU;
c. Kabid Pelayanan dan Perawatan Umum;
d. Kabid Pelayanan dan Perawatan Khusus;
e. Kasubag Perencanaan dan Keuangan;
f. Kasubag Umum dan Kepegawaian;
g. Kasie Pelayanan dan penunjang Umum;
h. Kasie Perawatan Umum;
i. Kasie Pelayanan dan penunjang Khusus;
j. Kasie Perawatan Khusus;
Adapun bagan Organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebagai
berikut :

STRUKTUR ORGANISASI RSUD KELET


(PENJABARAN DIREKTUR ATAS LAMPIRAN
PERDA NO. 8 TAHUN 2008)

DIREKTUR DEWAN
PENGAWAS

INSTALASI SPI KOMITE

INST. GAWAT DARURAT PMKP

INST. RAWAT JALAN KOMITE MEDIK

INST. RAWAT INAP KOMITE KEPERAWATAN

INST. LABORATORIUM KOMITE ETIK

INST. BANK DARAH KOMITE PPI

PANITIA FARMASI DAN TERAPI


INST. RADIOLOGI

INST. GIZI PANITIA K3

INST. FARMASI PANITIA PKRS

INST. BEDAH SENTRAL PANITIA REKAM MEDIS

INST. REKAM MEDIK

INST. ICU

INST. CSSD

INST. LAUNDRY

INST. PEM JENAZAH


KEPALA BAGIAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
INST. PSRS
TATA USAHA PELAYANAN DAN PELAYANAN DAN
KEPERAWATAN UMUM KEPERAWATAN KHUSUS
INST. SANITASI

INST. REHABL MEDIK


KASUBBAG KASIE
INST. REHABL KUSTA KASIE
PERENCANAAN DAN PELAYANAN DAN
PELAYANAN DAN
KEUANGAN PENUNJANG
PENUNJANG

KASUBBAG KASIE KASIE


UMUM DAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
KEPEGAWAIAN
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, NILAI - NILAI, MOTTO
INSTALASI RAWAT JALAN ( IRJA )

VISI : Menjadi pilihan utama masyarakat dalam memperoleh pelayanan


kesehatan.
MISI :
1. Mewujudkan budaya kerja yang Responsive, “Ethes”, Ramah, Sopan Santun,
dan Profesionalisme.
2. Mengkuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan.
3. Mewujudkan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
.
TUJUAN:
1. Terwujudnya instalasi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dengan fasilitas yang memadai, memiliki sumber daya manusia yang
professional dengan biaya yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Terwujudnya kerjasama yang baik dan harmonis antara semua pegawai di
rumah sakit.

NILAI - NILAI:
S – enyum dalam bertegur sapa
E – fektif, efisien dan terjangkau
R – amah dan professional melayani pelanggan
A – kurat dalam diagnosis dan terapi
S – impati dalam menanggapi keluhan pelanggan
I – khlas dan berintegritas tinggi dalam melayani pelanggan

MOTTO:
Kepuasan pelanggan adalah motivasi kami.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI RAWAT JALAN

A. Struktur Organisasi
1. Secara struktur organisasi, instalasi rawat Jalan berada dibawah Kabid
pelayanan dan keperawatan umum. Dalam hal yang berkaitan dalam
SDM keperawatan akan berkoordinasi dengan Kasi Keperawatan umum.
2. Instalasi rawat Jalan adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin
oleh seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan medik. Keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik,
pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di rumah sakit.
3. Instalasi rawat Jalan membawahi ruang poliklinik, security, care solution,
hemodialisa, kasir, cleaning service.
4. Struktur organisasi Instalasi rawat Jalan sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT JALAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH

DIREKTUR

Kabid. Pelayanan

Kepala Instalasi Rawat Jalan Kasi Pelayanan


dan Penunjang

Kepala Ruang Kasi Keperawatan

Perawat Pelaksana
BAB VII

URAIAN JABATAN

1. KEPALA INSTALASI RAWAT JALAN


A. TUGAS POKOK
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan atau
pelayanan penunjang medik, sesuai dengan standart yang sudah
ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia secara efektif,
efisien dan produktif.

B. FUNGSI
Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan
pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik,
keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik, dilingkup instalasi.

C. URAIAN TUGAS
1. Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai dalam lingkup
instalasi.
2. Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional
dan penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran
(RBA).
3. Menyusun standart pelayanan minimal instalasi.
4. Melaksanakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan
standart pelayanan yang telah ditetapkan.
5. Mengelola dan memberdayakan semua sumberdaya di instalasi dalam
rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan.
6. Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai
dengan rencana kerja dan standart pelayanan minimal.
7. Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara
berkelanjutan.
8. Melaksanakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.
9. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas instalasi.
10. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan dan sumberdaya yang digunakan dilingkup instalasi.
11. Mengevaluasi standart pelayanan instalasi.
12. Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional
instalasi.
13. Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai
kebutuhan instalasi.
14. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanan tugas
operasional kepada direktur secara berjenjang.

D. KEWENANGAN
1. Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai
2. Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana,
operasional dan penerimaan instalasi dalam suatu rencana bisnis
anggaran (RBA).
3. Mengusulkan standart pelayanan minimal instalasi
4. Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk satuan
medis fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.
5. Mengatur pengunaan sarana, prasarana secara efektif, efisien dan
produktif.
6. Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi
7. Melaksanakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.
8. Mengusulkan penilaian kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam
(SKP) di lingkup instalasi.
9. Mengusulkan sistem ‘ Reward dan Punisment’ terhadap kinerja
karyawan sesuai dengan batas kewenangannya.

E. TANGGUNG JAWAB
1. Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada
direktur RS secara berjenjang.
2. Menjamin kelancaran operasional dalam pelayanan dan atau
dukungan pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
3. Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program
kerja (ketentuan) yang telah ditetapkan.
2. KEPALA RUANG
A. TUGAS POKOK
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
B. URAIAN TUGAS
1. Melaksanakan fungsi perencanaan:
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
diruang rawat
b. Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan
c. Melaksanakan orientasi kepada pasien atau keluarga meliputi:
a) Penjelasan tentang peraturan rumah sakit
b) Tata tertib ruang rawat
c) Fasilitas yang ada dan cara penggunaannnya serta kegiatan
rutin sehari-hari
d. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru
e. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan.
f. Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf
keperawatan.
g. Memberi kesempatan atau ijin kepada staf keperawatan
h. Pelatihan koordinasi dengan Ka Sie keperawatan
i. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah
sakit.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian:
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan.
b. Melakukan penilai kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan,peralatan dan obat-obatan.
d. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai standart yang
berlaku secara mandiri.
e. Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
3. PERAWAT PELAKSANA
URAIAN TUGAS:
1. Memberikan pendidikan kesehatan
2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam kondisi
siap pakai
4. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan
keluarganya
5. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien
6. Menyusun diagnose keperawatan pasien
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan
8. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat
9. Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
tenaga kesehatan yang lain
10. Berperan serta dengan anggota tenaga kesehatan lain dalam membahas
kasus dan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
11. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang
12. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan
13. Melaksanakan sistem dan pelaporan
14. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai
keadaan pasien dan kebutuhan pasien.
15. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun
tertulis
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Penunjang
Non Diagnostik

Instalasi Instalasi
Perawatan Lain Penunjang
IRJA Diagnostik

Instalasi Rekam
Instalasi PDE Medik

Rumah Sakit Lain

Hubungan Intern :

➢ Instalasi rawat Jalan memberikan pelayanan yang komprehensip


terhadap kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan
dengan pemeriksaan penunjang diagnostik, perawatan khusus
maupun yang tidak langsung terkait dengan penunjang non diagnostik,
dokumen rekam medik, dan SIM RS.

Hubungan Ektern :

➢ Instalasi rawat Jalan berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal
rujukan pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih
tinggi/lanjut.
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Instalasi rawat Jalan (IRJA) berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan dan Kasi
Keperawatan dalam pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalsi.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi personil rawat jalan sebagi berikut:

1. Berdasarkan jenis Jabatan


Uraian Kualifikasi Jumlah Kebutuhan Keterangan
Jabatan
Pendidikan Sertifikat pelatiahan yang
Ada
Kepala Dokter Spesialis/ Pelatihan 1 orang 1 orang Sudah
Instalasi Dokter Umum/ Manajemen mencukupi
Magister Bangsal / Pelatihan
Keperawatan/S2 Manajemen
Kesehatan Pelayanan
Keperawatan
Pelatihan
kompetensi dasar (
K3, PPI, PS, BLS )

Kepala Sarjana Pelatihan 1 orang 1 orang Sudah


Ruang Keperawatan + Manajemen mencukupi
Poliklinik Ners, DIII Bangsal
Keperawatan, Pelatihan BTCLS
DIII / DIV Pelatihan
Kebidanan kompetensi dasar (
K3, PPI, PS, BLS )
Kepala Sarjana Pelatihan 1 orang 1 orang Sudah
Ruang Keperawatan + Manajemen Mencukupi
Hemodiali Ners, DIII Bangsal
sa Keperawatan. Pelatihan
Hemodialisa
Pelatihan BTCLS
Pelatihan
kompetensi dasar (
K3, PPI, PS, BLS )
Perawat + DIII/DIV Pelatihan BTCLS 18 18 orang Sudah
Bidan Kebidanan, Pelatihan mencukupi
orang
Pelaksana Sarjana kompetensi dasar (
Poliklinik Keperawatan K3, PPI, PS, BLS )
+Ners, DIII
Keperawatan
Perawat DIII Pelatihan BTCLS 11 11 orang Sudah
Pelaksana Keperawatan, Pelatihan mencukupi
orang
Haemodial Sarjana Haemodialisa
isa Keperawatan Pelatihan
+Ners kompetensi dasar (
K3, PPI, PS, BLS )
Administra SMA Bisa komputer 1 orang 2 orang Kurang 1
si Pelatihan orang
kompetensi dasar (
K3, PPI, PS, BLS )
2. Berdasarkan Pembagian Instalasi/ruang di rumah sakit
Penentuan jumlah sumber daya manusia berdasarkan Anlisis Bbeban
Kerja.
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di Instalasi Rawat Jalan adalah kegiatan yang


dilakukan kepada perawat baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada
tempat / unit kerja baru dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan / jabatan
dengan situasi baru yang berbeda dan asing.
Kegiatan orientasi mempunyai tujuan antara lain :
1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.
2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan – peraturan di lingkungan rumah
sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
3. Memahami prosedur – prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit
kerja.
4. Memahami teknik – teknik mengerjakan basic life support dalam keadaan
darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf
keperawatan.
Materi orientasi meliputi :
1. Materi umum :
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
c. Fasilitas / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan
keperawatan.
e. Metode pemberian asuhan keperawatan.
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan.
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban perawat.
2. Materi khusus :
a. Struktur organisasi Instalasi / ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi / ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
e. Prosedur pelayanan pasien poliklinik dan hemodialisa.
f. Manajemen instalasi rawat jalan.
3. Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah :
a. Tenaga keperawatan dan non keperawatan diserahkan dari urusan
kepegawaian ke bidang pelayanan dan keperawatan.
b. Tenaga keperawatan dan non keperawatan baru, pindahan dan mutasi
antar ruang menerima penjelasan materi orientasi yang meliputi materi
umum dan khusus.
c. Perkenalan dengan pejabat struktural / fungsional di pelayanan.
d. Pelaksanaan program orientasi bidang keperawatan yang dijadwalkan
mulai dari IRJA, IGD, ICU, IBS dan IRNA.
e. Pelaksanaan program pegawai non keperawatan dijadwalkan di area
masing – masing.
f. Setelah pelaksanaan orientasi perawat yang bersangkutan membuat
laporan ke bidang keperawatan.
g. Setelah pelaksanaan orientasi pegawai non perawat yang
bersangkutan membuat laporan ke atasan langsung.
h. Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing –
masing kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai
kebutuhan serta ketrampilan yang bersangkutan melalui SK Direktur.
BAB XI
PERTEMUAN/ RAPAT

Instalasi Rawat Jalan menyelenggarakan pertemuan / rapat :


1. Rapat periodik masing – masing ruang setiap bulan sekali.
2. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat Jalan yang diadakan
setiap bulan sekali.
3. Rapat rutin dengan administrasi setiap bulan sekali.
4. Rapat koordinasi dengan instalasi lain setiap 2 bulan sekali.
5. Rapat insidentil.
BAB XII
PELAPORAN

A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang terkait dengan pemberian pelayanan di instalasi
rawat Jalan.

B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh tiap – tiap kepala ruang rawat Jalan. Adapun jenis
laporan yang dilakukan terdiri dari :

1. Laporan harian
Laporan harian dibuat setiap hari terkait dengan pelayanan di rawat Jalan
dan digunakan sebagai laporan serah terima (hand over) antar petugas (
di poliklinik ) dan di pergantian shift (di Hemodialisa).

2. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Kepala Instalasi rawat Jalan tiap
tanggal 5. Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan SDM IRJA yang meliputi :


1. Kuantitas SDM
2. Kualitas SDM
b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA yang meliputi :
1. Kelengkapan Alat dan Fasilitas
2. Kondisi Alat dan Fasilitas
c. Laporan Produktivitas IRJA (khusus di poliklinik dan
Heamodialisa) yang meliputi :
1. Jumlah Pasien
2. Jumlah Tindakan
d. Laporan Kinerja Mutu
1. Indikator Mutu Pelayanan.
2. Indikator Klinik
3. Indikator Keselamatan Pasien
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap tahun
dan diserahkan kepada Ka Instalasi Rawat Jalan tiap akhir tahun ( tanggal
31 Desember ). Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan SDM IRJA dan evaluasi dalam satu tahun


b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA dan evaluasi dalam satu
tahun.
c. Laporan Produktivitas IRJA dan evaluasi dalam satu tahun
(khusus Poliklinik dan Haemodialisa)
d. Laporan Kinerja Mutu Pelayanan IRJA dan evaluasi dalam satu
tahun.

Anda mungkin juga menyukai