Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN LAPANGAN

Identitas Peneliti:
1) Muhammad Akbar 30600120017
2) Nurul Jihan 30600120045
3) Yayat Sudrajat 30600120021
4) Andi Pangeran Makmur 30600120032
5) Muhammad Ichsan. 30600120026
Semester / Kelas : Semester 5 / IPO 1 dan 2
Lokasi Penelitian : Sinjai
Judul Penelitian : Aliran Tarekat Khalwatiyah di Kabupaten Sinjai dan kekuatan politiknya

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari dua hal
dalam kehidupannya, yakni hubungannya dengan manusia dan hubungannya dengan
tuhan. Hal ini dibuktikan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain dan juga
tidak bisa pula hidup tanpa Kuasa Sang Pencipta (Allah SWT). Disisi lain, karena
manusia makhluk sosial maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di
dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun konteks sosial-budaya. Karena
pada dasarnya suatu fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan sangat berguna dan
bermanfaat bagi manusia lainnya. Selain itu, manusia juga membutuhkan agama dalam
suatu tatanan bermasyarakat karena agama merupakan suatu ciri kehidupan sosial
manusia yang universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunhyai cara-cara
berfikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut “Agama”
(religius). Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat
alkodrati (supranatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup
kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai
orang perorangan maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat.
Agama tidak akan mungkin dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena agama
itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat sosial, argumentasi
rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasawuf. Bukti di atas menjelaskan
bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup. Kemudian pada urutannya

1
agama yang di yakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dengan
masyarakat seharusnya tidak bersifat antagonis.
Berbicara tentang tarekat yang menjadi bahan penelitian ini yakni tarekat
khalwatiyah dimana tarekat ini diakui di dunia bahkan sampai berkembang dimana-
mana. Dalam kajian peneliti ini, mereka meneliti perihal tarekat khalwatiyah samman
yang sedang berkembang pesat di kabupaten sinjai tepatnya di desa pattongko. Yang
membedakan tarekat yang peneliti kaji ini dengan tarekat lain adalah dari segi ajaran
dimana mudah diamalkan ritual-ritualnya kemudian tarekat khalwatiyah ini berfokus
kepada tazkiyatun nafas atau penyucian jiwa para pengikutnya. Dengan meneliti tarekat
khalwatiyah yang ada di sinjai ini, peneliti menemukan manfaat ilmiah dimana
penelitian ini akan menjadi bahan refleksi dan wawasan tambahan mengenai tarekat
khalwatiyah kemudian ini akan menjadi pembelajaran bagi generasi berikutnya.
Tarekat seringkali di anggap sebagai penyebab kemunduran umat islam. Tarekat
dikatakan sebagai praktik kebatinan yang berlebihan, bahkan sangat memojokkan
bahwa tarekat identik dengan mereka yang meninggalkan syariat. Karena anggapan
tersebut, banyak orang yang enggan bergabung dalam tarekat. Padahal sesungguhnya
tarekat ialah cara yang dapat dipilih untuk menjalankan syariat yang bermakna. Tarekat
mengisi kekosongan jiwa di kala seseorang menjalankan kewajiban syariat. Sebab,
ibadah tanpa jiwa hanyalah sebatas mengerjakan ragawi yang tidak membekas dalam
kehidupan sehari-hari. Suatu tarekat pastilah mempunyai suatu tujuan, secara garis
besar tarekat mempunyai tujuan yaitu membawa pelakunya pada jenjang makrifat dan
hakikat, mengembalikan kesejatian jiwa manusia melalui pengetahuan suci dan
kebenaran sejati, dan mengembalikan manusia pada etika kemanusiaannya untuk
menjadi manusia yang sempurna.

B. Deskripsi dan Fokus Penelitian


 Tarekat
Tarekat adalah beramal dengan syariat dengan mengambil atau memilih yang
berat dari pada yang ringan, mejauhkan diri dari mengambil pendapat yang mudah
pada amal ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah, menjauhkan diri dari semua
larangan syariat lahir dan batin, dan sebagainya.

2
 Khalwatiyah
Khalwatiyah merupakan sekelompok orang yang ada dalam suatu kumpulan
yang diberi nama Tarekat Khalwatiyah (kumpulan Khalwatiyah) yang masih
bernaung dalam naungan islam dimana hati masih ikhlas dalam melaksanakan apa
yang disyariatkan oleh Rasulullah SAW baik yang wajib maupun yang sunnah.
Jadi tarekat khalwatiyah adalah suatu yang menyimpang dari syariat islam yang
sesungguhnya.
 Tarekat Khalwatiyah
Tarekat khalwatiyah adalah bentuk tarekat yang berada di sulawesi selatan
dengan menyandarkan pada nama pembawanya syaikh yusuf al-makassari. Tarekat
ini banyak diikuti oleh para bangsawan dan rakyat karena sifatnya yang ramah
terhadap gaya tarekat dan dan komposisi sosial. Adapun seseorang jika akan
mengikuti tarekat ini sebagai wadahnya mendekatkan diri pada sang khalik, maka
ada tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu melakukan penyucian diri. Selanjutnya
seorang calon murid akan mengalami masa pembaitan atau janji setia pada tarekat
yang dilakukan oleh mursyid yang ditunjuk oleh syaikh mursyid. Adapun dalam
amalan yang dilakukan adalah berzikir dengan khusyuk dan menghadirkan Allah
SWT dalam setiap hela nafas. Antara syaikh mursyid dan murid tarekat sangat erat
hubungannya.
Dalam penelitian ini, fokus penelitian kali ini adalah aliran tarekat khalwatiyah
yang didirikan oleh Umar Al-Khalwati. Aliran ini masuk ke Nusantara pada tahun
1650an dan di sulawesi selatan pada tahun 1800an. Dimana kemudian tarekat
khalwatiyah ini masuk di kabupaten sinjai pada tahun 1900an di daerah Pantenne
Maros. Kekuatan politik yang dimaksud menurut Hisbut Tahrir adalah sejumlah umat
yang memiliki kesadaran politik islam (al-wa’yu al-siyasiy) yakni kesadaran bahwa
kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus di atur dengan syariat islam. Adapun
menurut Miriam Budiarjo (1988:52) mendefinisikan kekuatan politik dalam dua aspek
yakni individual maupun dalam pengertian kelembagaan. Dalam pengertian yang
bersifat individual, kekuatan-kekuatan politik adalah aktor-aktor politik atau orang-
orang yang memainkan peranan dalam kehidupan politik. Orang-orang ini terdiri dari
pribadi-pribadi yang hendak mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik. Dan
secara kelembagaan disini kekuatan politik sebagai lembaga atau organisasi ataupun

3
bentuk lain yang melembaga dan bertujuan untuk mempengeruhi proses pengambilan
keputusan dalam sistem politik.

C. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan dari deskripsi penelitian di atas, maka rumusan masalah yang dapat
di angkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana eksistensi aliran tarekat khalwatiyah yang ada di kabupaten sinjai ?
2. Bagaimana kekuatan politik aliran tarekat khalwatiyah dalam kontestasi politik
pada pesta pemilihan umum ?

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi Penelitian ini terletak di kabupaten Sinjai, Kecamatan Sinjai Tengah, Desa
Pattongko. Dimana penelitian ini berlangsung dari 1 januari sampai 5 januari 2023.

E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan
menggunakan pendekatan partisipatif fenomologis. Dimana pada penelitian ini
berfokus dalam dua hal: Pertama, mahasiswa sebagai peneliti akan terfokus pada
fenomena keagamaan yang ada dalam masyarakat, baik itu pada kegiatan ritual, ibadah,
dan juga kegiatan pengajian yang dilakukan oleh masyarakat. Kedua, peneliti pada
pandangan

masyarakat atas filsafah hidup yang mereka hidupi dan alami sebagai bagian dari
kesatuan komunitas sosial yang membentuk identitas keagamaan dan keislaman.
Fenomena ini mengacu kepada segala sesuati yang di persepsi atau di tangkap oleh
kesadaran serta menghadirkan diri bagi kesadaran. Fenomenologi mengakui bahwa
terdapat bagian kesadaran dan pengalaman yang sama di hadapan objek yang tidak
terbatas. Struktur kesadaran inilah yang membuat seseorang dapat memahami
pengalaman atau bahkan bahasa orang lain yang berbeda dari dirinya. Data tersebut
akan digunakan untuk mengkombinasi eksistensi, kehadiran dan historitas serta
kekuatan politik dari aliran tasawuf yang akan diteliti.

4
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui eksistensi dan historitas aliran tarekat khalwatiyah yang ada di
daerah penelitian.

2. Mengetahui kekuatan dan ideologi politik aliran tarekat khalwatiyah pada


kontestasi pemilihan umum yang akan datang.

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa, pengalaman penelitian partisipatif fenomenologis adalah


pengalaman empirik yang sangat penting bagi mahasiswa dalm mengamati
kehidupan dan pengalaman keislaman yang dipraktikkan dalam masyarakat.
2. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini mampu berkontribusi untuk memberikan
topografi ideologis dan pandangan politik yang tersebar di Sulawesi Selatan.
3. Bagi negara dan bangsa, penelitian ini mampu berkontribusi dalam
memperlihatkan varian dan keragaman praktik keislaman yang dihidupi oleh
masyarakat Indonesia, sehingga mampu menanamkan semangat kearifan dalam
memandang perbedaan.

G. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan dilakukan dengan beberapa teknik, yakni:
1. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif yang dimaksud adalah pandangan dan pengamatan peneliti
atas realitas dan fenomena keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat pada
fokus penelitian.
2. Wawancara terstruktur dan tidk terstruktur
Wawancara yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui responden dengan
pertanyaan yang dirumuskan. Responden terdiri dari:
a. Jamaah inti aliran tarekat.
b. Jamaah biasa atau simpatisan liran tarekat.
c. Masyarakat setempat namun berada di luar aliran tarekat.

5
H. Hasil Penelitian
Sejarah
Awal mula berdirinya tarekat al-khawatiyah itu dimulai dari keresahan umar al-
khawati melihat banyaknya pada waktu itu pemuda-pemuda di daerah Balkan yang
tidak lagi taat terhadap syariat dan justu sibuk terhadap urusan duniawi. Mereka terlalu
sibuk dengan duniawi seperti harta benda sehingga melupakan agama. Dimana arti dari
tarekat khalwatiyah itu namanya adalah menyendiri atau merenung. Umar al-khawati
merenung untuk menyadari apa sebenarnya kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
masa itu sehingga banyak orang yang jauh dari nilai-nilai agama dan mereka justru
lebih mementingkan urusan pribadi.
Adapun tarekat khawatiyah yang masih berkembang dan diterapkan di kabupaten
sinjai sampai saat sekarang ini adalah tarekat khalwatiyah samman. Tarekat
khalwatiyah samman ini memiliki banyak perbedaan dengan jenis tarekat khalwatiyah
syekh yusuf gowa. Tarekat khalwatiyah samman diperkenalkan oleh seorang sufi besar
asal madinah yang bernama Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Qurasyi al-
Madani al-Syafi’i yang lebih dikenal dengan sebutan syekh samman. Dalam langkah
perjuangannya menghidupkan dan mengukuhkan kembali sendi keislaman, Muhammad
bin Abdul Karim al-Samman sebagai maha guru tarekat berhasil menjadikan suatu
cabang tarekat khalwatiyah yang khas dan berdiri sendiri yang lazi disebut tarekat
Sammaniyah, tarekat inilah yang di Sulawesi selatan disebut dengan tarekat
khalwatiyah samman. Tarekat ini merupakan perpaduan dari berbagai unsur tarekat
khalwatiyah, Qadiriyah, Naqsyabandiyah, dan Syadziliyah. Dalam menyebarluaskan
ajarannya, syekh samman dibantu oleh murid-muridnya. Diantara murid-murid syekh
samman ada lima orang murid yang berasal dari Indonesia. Salah satu dari kelima
murid tersebut yang berhasil menyampaikan tarekat khalwatiyah samman ke Sulawesi
selatan.
Tarekat khalwatiyah samman mengalami perkembangan pesan oleh syekh
muhammd fudail, pola perkembangan tarekat khalwatiyah ini di mulai dari masyarakat
biasa kemudian meluas ke bangsawan bugis di barru, dalam menyebarluaskan tarekat
khalwatiyah samman, syekh Muhammad fudail melakukan perjalanan ke berbagai
daerah seperti bone, sidenreng, rappang, dan pangkajene untuk melakukan pembaitan
terhadap beberaoa pengikut baru tarekat khalwatiyah samman. Penerapan ajaran tarekat
khalwatiyah samman di kabupaten sinjai yang ditemukan sampai saat sekarang ini tetap
berlangsung dengan damai dan aman. Pokok ajaran yang diaplikasikan dalam

6
kehidupan sehari-hari tetap dianggap sesuai dengan syariah islam pada umumnya.
Kehidupan masyarakat sinjai yang toleran dengan beragam perbedaan atau masalah
khilafiyah menjadikan tarekat khalwatiyah samman dapat tetap berjalan dan menyebar
di kabupaten sinjai.
Pendiri
Umumnya,, nama sebuah tarekat diambil dari nama sang pendiri tarekat yang
bersangkutan, seperti Qadiriyah dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani atau
Naqsyabandiyah dari Baha Uddin Naqsyabandi. Akan tetapi tarekat khalwatiyah justru
diambil dari kata “Khalwat” yang artinya menyendiri untuk merenung (Pusat Bahasa,
2008:717). Pendiri dari tarekat khalwatiyah bernama Syaikh Maulana Affandi Umar
Al-khalwati. Dimana dua murid umar al-khalwati adalah yahya asy-syarwani yang
menurukan tarekat khalwatiyah yusuf dan Muhammad Amir Ummul Khalwati yang
menurunkan tarekat khalwatiyah samman.
Sanad dan Kualitas
Menurut puang Haji Makka, sanad dan kualitas terhadap tarekat khalwatiyah itu
adalah diakui oleh jamaiyah ahlul thoriqo almutaba an-nahdiyah sehingga mempunyai
sanad dan mursyid yang sampai kepada para waliyullah.
Mursyid
Sesuai dengan penuturan dari Puang Makka bahwa Mursyid pada tarekat
khalwatiyah dijabat secara bergiliran yang dimana akan digantikan ketika ada yang
wafat maka digantikan lagi oleh yang masih hidup. Mursyid yang terpilih saat ini
adalah tarekat puang makariyah. Berbagai ritual yang dijalankan oleh sang pemimpin
khalwatiyah memberi pengaruh pada pengikutnya. Sebagai tarekat yang berorientasi
syariat, tarekat ini memfokuskan pada perpaduan antara pengetahuan dan praktek, atau
antara ilmu dan amal. Kepatuhan dan kepatutan yang tergabung dalam tradisi tarekat
khalwatiyah menjadi kearifan lokal dalam hubungan antara seorang murid (pengikut)
dengan guru (syekh) sehingga hubungan keduanya sangat erat, demikian pula dengan
keluuarga sang guru. Kepatuhan pengikut tarekat tersebut menjaga keberadaan tarekat
ini hingga saat ini.
Lokasi dan daerah aktivitas tarekat
Penelitian ini terletak di desa patongko kecamatan sinjai tengah kabupaten sinjai
yang dimana kami diterima langsung oleh puang makka. Beliau merupakan ketua dan
mursyid dari pada tarekat khalwatiyah Naqysyabandiyah.

7
Jumlah Pengikut
Adapun jumlah pengikut tarekat ini yang berada di desa patongko berkisar sekitar
kurang lebih 70 kepala keluarga atau jika ditotalkan sekitar 119 orang.
Ajaran
Adapun ajaran pada tarekat khalwatiyah, diantaranya:
1. Khalwat atau menyendiri dari keramaian untuk merenung
Bermusabah atas segala kesalahan-kesalahan yang dilakukan dosa-dosa yang terjadi
di masa lampau yang dilakukan.
2. Dzikir
Dimana dalam pelaksanaannya ada bacaan-bacaan dan dzikir-dzikir tertentu yang
dilafalkan serta di ulang-ulang untuk mencapai satu tingkat derajat tertentu untuk
mencapai yang namanya hakikat marifat.
3. Ikhlas
Bagaimana seorang hamba bisa mengikhlaskan segala yang ada di dunia ini baik
secara langsung maupun tidak langsung dimana ada yang disenangi maupun yang
tidak disenangi dari orang terkasih serta orang yang dibenci. Salah seorang guru
pernah mengatakan kepada muridnya,”kuatlah kamu menghadapi kehidupan di
dunia ini agar kamu bisa menghadapi kehidupan di dunia serta menghadapi segala
tantangan yang ada”.
4. Mahabbah atau cinta kasih kepada sesama
Jangan pernah menyebar kebencian permusuhan dakwah itu. merangkul bukan
memukul, mencintai bukan membenci, menyayangi bukan menghardik, serta
mengasihi bukan membenci.
Dalam tarekat khalwatiyah dikenal adanya sebuah amalan yang disebut Al-Asna
As-Sab’ah (tujuh nama). Tujuh macam dzikir atau tujuh tingkatan jiwa yang harus
dibaca oleh setiap salik yaitu sebagai berikut:
 Pertama, La ilaaha illallah (pengakuan bahwa tiada tuhan selain Allah SWT).
dzikir pada tingkatan jiwa pertama ini disebut an-Naf al-Ammarah (nafsu yang
menuruh pada keburukan, amarah). Jiwa ini dianggap sebagai jiwa yang paling
terkotor dan selalu menyuruh pemiliknya untuk melakukan perbuatan dosa dan
maksiat atau buruk,, seperti mencuri, berzina, membunuh, dan lain-lain.
 Kedua, Allah (Allah SWT). pada tingkatan jiwa kedua ini disebut an-Nafs al-
Lawwamah (jiwa yang menegur). Jiwa ini dianggap sebagai jiwa yang sudah

8
bersih dan selalu menyuruh kebaikan-kebaikan pada pemiliknya dan menegurnya
jika ada keinginan untuk melakukan perbuatann-perbuatan buruk.
 Ketiga, Huwa (Dia). Dzikir pada tingkatan ketiga ini disebut an-Nafs al-
Mulhamah (jiwa yang terilhami). Jiwa ini dianggap yang terbersih dan telah
diilhami oleh Allah SWT, sehingga bisa memilih mana yang baik dan mana yang
buruk.
 Keempat, Haq (Maha Besar). Tingkatan jiwa ini disebut an-Nafs al-Muthmainnah
(jiwa yang tenang). Jiwa ini selain bersih juga dianggap tenang dalam menghadapi
segala problema hidup maupun guncangan jiwa lainnya.
 Kelima, Hay (Maha Hidup). Diisebut juuga dzikir an-Nafs ar-Radliyah (jiwa yang
ridla). Jiwa ini semakin bersih, tenang dan ridla (rela) terhadap apa yang menimpa
pemiliknya, karena semua berasal dari pemberian Allah SWT.
 Keenam, Qayyum (Maha Jaa). Tingkatan jiwa ini disebut juga an-Nafs Mardliyah
(jiwa yang diridlai). Selain jiwa ini semakin bersih, tenang, ridla terhadap semua
pemberian Allah SWT juga mendapatkan keridlaannya.
 Ketujuh, Qahhar (Maha Perkasa). Jiwa ini disebut juga an-Nafs al-Kamilah (jiwa
yang sempurna). Dan inilah jiwa terakhir atau puncak jiwa yang paling sempurna
dan akan terus mengalami kesempurnaan selama hidup dari pemiliknya.
Analisis Kekuatan Politik
Analisis kekuatan politik pada tarekat khalwatiyah khususnya yang ada di Desa
Pattongko itu memang secara spesifik tidak terlibat dalam urusan politik praktis.
Namun jika kita lihat realitas yang terjadi bahwasanya apa yang namanya jamaah-
jamaah dimana notabennya merupakan dari jamaah tarekat khalwatiyah, ya tentu akan
saling mendukung jika ada di antara jamah-jamaah ini. Misalnya maju dalam kontestasi
pemilihan kepala desa pemilihan DPRD dan lain-lain sebagainya. Ini merupakan hal
yang lumrah dari segi psikologis seseorang yang tentu akan merasa lebih nyaman jika
dia memilih orang yang sama dengannya atau orang yang punya kesamaan dari sisi
kritus atau religibilitas seseorang.

9
Dari data yang di peroleh diatas, maka kemudian diformulasikan secara berturut
pada sistematika subbab. Susunan subbab dari hasil penelitian ini terdiri dari:
1. Profil Aliran Tarekat Khalwatiyah di Kabupaten Sinjai
Menurut puang Makka, beliau menuturkan bahwa telah mengajarkan
tarekat khalwatiyah selama kurang lebih 30 tahun. Dimana dalam ritusnya, aliran
tarekat khalwatiyah ini mengutamakan dzikir-dzikir dan menyendiri dari
keramaian demi menghindari yang namanya perselisihan diantara manusia. Puang
Makka menuturkan bahwa seorang hamba tidak mungkin akan bisa dekat dengan
Tuhan jika dia berada di keramaian karenanya keramaian itu pada hakikatnya
mengganggu konsentrasi dan ritus ibadah seseorang. Maka hari itu, Puang Makka
selalu menuturkan bahwa hati seseorang itu tergantung bagaimana dia bisa
menghadapi segala kehidupan yang ada di dunia ini. Beliaupun mengatakan
dalam berbagai ceramah dan tulisannya bahwa seseorang hanya akan mencapai
derajat makrifat yang tinggi jika dia telah menghabisi nafsu ke binatang-nya.

2. Kegiatan Keagamaan Aliran Tarekat Khalwatiyah di Kabupaten Sinjai


Penuturan Puang Makka mengenai tarekat khalwatiyah yang ada di Desa
Pattongko ini khususnya kepada pembina akhlak-akhlak remaja yang
mengajarkan dzikir-dzikir dan bacaan-bacaan tertentu disertai ritus-ritus
pengabdian kepada yang maha kuasa. Namun dalam prakteknya, kita mendapati
banyak terjadinya Bid’ah yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Dimana
ini merupakan perkara baru namun sejauh ini sepertinya mengingkari hal tersebut
dan tidak mau berterus terang mengenai hal-hal yang terjadi.

3. Tanggapan Masyarakat Setempat atas Aliran Tarekat Khalwatiyah di


Kabupaten Sinjai
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa selama ini tarekat tersebut justru
membawa dampak yang baik maslahat kepada masyarakat karena terdapat sisi
yang lebih religius terhadap peningkatan keagamaan masyarakat yang tinggi.
Perspektif ahlussunnah wal jamaah mengena hal ini berpendapat bahwa mungkin
ada beberapa amalan-amalan yang tidak sesuai dengan sunnah-sunnah Rasulullah
yang menyimpang dan yang Bid’ah kultus kepada para wali-wali. Ini yang
menjadi kritisi sebenarnya, namun tentu dengan cara-cara yang beratap tidak
dengan cara yang serampangan dan lain sebagainya. Akan tetapi, pada umumnya

10
perspektif masyarakat ya cukup baik cukup positif karena dipandang itu tadi
mampu dalam meningkatkan sisi religius dari masyarakat.

4. Pandangan dan Refleksi Kritis Peneliti


Peneliti berpandangan dalam membuat laporan penelitian ini, bahwa tarekat
khalwatiyah awalnya muncul dari pada keresahan-keresahan dari syekh umar al-
khawati dimana beliau lebih banyak merenung di gua-gua untuk menyendiri atau
berkhalwat untuk merenungi kesalahan-kesalahan yang dilakukan umat pada
masanya. Namun belakangan ini, tarekat khalwatiyah justru menjadi semacam
alat politik untuk memenangkan calon-calon tertentu untuk orang-orang yang
dikehendaki yang ingin memimpin dan menguasai satu daerah. Dimana jamaah-
jamaah tarekat khalwatiyah tersebar diberbagai lini instansi tertentu yang ada di
desa-desa mulai dari sekertaris desa BPD desa dan lain sebagainya. Hal ini tentu
tidak sehat bagi iklim demokrasi yang ada di Indonesia dimana dalam sistem
demokrasi adalah setiap orang yang mempunyai peluang mempunyai harapan dan
mempunyai kemampuan untuk memimpin maka itulah yang terpilih. Terlepas
apakah dia anggota jamaah tarekat tertentu dan lain-lain sebagainya. Maka dari
itu, peneliti berpandangan bahwa hal yang demikian tidaklah sehat bagi
demokrasi Indonesia, tidak menjamin mutu pendidikan indonesia, dan juga
berbahaya bagi kelangsungan umat islam khususnya umat islam ahlussunnah
waljamaah.
Refleksi kritis penulis pada tarekat khalwatiyah ini muncul akibat
keresahan-keresahan karena terlalu terpengaruh oleh nikmat duniawi sehingga
melupakan ritus-ritus ukhrawi yang mana ini penting dalam perjalanan umat
islam. Kami berharap ada penelitian selanjutnya untuk menyempurnakan apa
yang telah kami tulis serta kami juga berpandangan secara kritis bahwa tentu
laporan penelitian ini jauh dari kata sempurna. Olehnya itu masukan dan kritik
yang konstruktif sangat kami tunggu untuk perbaikan karya kami selanjutnya.

I. Kesimpulan
Dari sebagian pengamalan yang dilakukan oleh tarekat khalwatiyah samman
kadang dianggap sesuatu yang Bid’ah. Begitu gampang orang menyalahkan dan
terkadang khalwatiyah menjadi bingung sendiri tarkadang mereka melihat sebuah buku
atau artikel mengenai khalwatiyah samman yang kesannya khalwatiyah itu begini,

11
begitu, dan jika orang lain akan langsung menangkap tarekat ini sebagai sesuatu yang
negatif terhadap iman khalwatiyah, padahal orang-orang khalwatiyah itu sendiri
berfikir kapan mereka melakukannya seperti yang di terdapat pada bacaan yang orang
lain baca. Dalam arti, seorang peneliti dalam tulisannya memaparkan sesuatu yang
kadang bersifat fitnah karena tidak dilakukan oleh khalwatiyah, sehingga tercemmarlah
nama tarekat khalwatiyah kepada sesuatu yang negatif dengan sesuatu yang mereka
tidak lakukan.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan juga beberapa pendapat masyarakat
mengenai Tarekat Khalwatiyah yang ada di Desa Pattongko Kabupaten Sinjai, maka
disimpulkan bahwa tarekat khalwatiyah ini memanfaatkan pengaruhnya dalam setiap
momentum dan kontestasi politik untuk memenangkan calon-calon tertentu yang
merupakan jamaah dari tarekat khalwatiyah dan juga kita dapati banyak ritus ibadah
yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung yang mungkin masih
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Hal ini yang demikian
menjadi wasilah atau penyampai kita dalam menyampaikan dakwah secara mustakin
kepada para umat Rasulullah SAW.
Manfaat dari penelitian ini tentunya adalah lebih mengungkap dan memperjelas
mengenai peran tarekat khalwatiyah khususnya di desa pattongko kecamatan sinjai
tengah kabupaten sinjai. serta juga ingin mengungkap sisi-sisi yang lebih jelas terkait
ajaran dan ritus dari pada tarekat khalwatiyah ini. Mengenai peran politiknya,
sebagaimana sudah kami singgung di atas bahwa jamaah tarekat khalwat yaitu tidak
berpolitik praktis. Namun, dari segi psikologi masa kita memahami bahwa jika ada
jamaah dari tarekat khalwatiyah yang maju sebagai kades misalnya. Maka tentu lebih
nyaman jika memilih orang yang sealiran dan seibadah dengannya.

J. Lampiran

12
Dokumentasi Peneliti terhadap ajaran Tarekat Khalwatiyah yang terdapat di Desa
Pattongko Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

Dokumentasi Transkrip wawancara peneliti dengan responden

Informan I (Tokoh sentral/jamaah inti aliran tarekat khalwatiyah di desa pattongko)


Peneliti : Tabe puang, aliran tarekat seperti apa yang dianut di desa pattongko
disini ?
Puang Makka : Aliran Tarekat khalwatiyah.
Peneliti : kalau boleh tau, sejak kapan puang mengajarkan tarekat khalwatiyah
di kampung ini ?
Puang Makka : kurang lebih sudah 30 tahun yang lalu saya menetap disini dan
mengajarkan kepada masyarakat sekitar. Bukan hanya saya sendiri,
tapi juga dibantu dengan beberapa murid yang saya ajar.
Peneliti : kalau seperti itu, apa saja ritus-ritus dan nilai yang menjadi ciri khas
Tarekat Khalwatiyah ini ?
Puang Makka : pada konsennya, kita itu terkait dengan pelaksanaan dzikir-dzikir dan
Amalan-amalan tertentu ya dan juga bagaimana tazkiyatun nafs atau
penyucian jiwa untuk mencapai dasar makrifat tertinggi kepada
Allah SWT.
Peneliti : seberapa mendasar tarekat khalwatiyah di desa pattongko ini dan
bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari ?
Puang Makka : kita itu berfokus kepada pembinaan umat untuk menjaga dari
kemaksiatan dan juga masyarakat disini bisa menerima itu dengan
baik karena tentu yang kami ajarkan itu sebisa mungkin sanadnya
bersambung kepada Rasulullah SAW sehingga thoriqoh itu
berdasarkan sanad-sanad keilmuan yang dibenarkan.
Peneliti : baik, terima kasih banyak puang atas penjelasannya dan kesetiannya
untuk kami wawancarai, sehat selalu puang.
Puang Makka : Iya, sama-sama nak. Saya harap perjumpaan kita bukan cuman hari
ini tapi kedepannya kita bisa bertemu lagi untuk mengkaji lebih
dalam akan hal ini.

Informan II (Jamaah simpatis/biasa aliran Tarekat Khalwatiyah di Desa Pattongko)


Peneliti : Apa manfaat atau perubahan spiritual yang bapak dapatkan selama
ikut di jamaah Tarekat Khalwatiyah yang ada di desa pattongko ?
Pak Adam : saya mendapatkan perubahan dari segi peningkatan spiritualitas
kemudian yang tendensi ibadah dan dimensi-dimensi lainnya.
Peneliti : apa hanya itu saja ? apakah ada manfaat lain yang bapak dapat dan
rasakan ?
Pak Adam : ya…. Mungkin dalam peningkatan daya ekonomi karena setiap ada
cara di sini. Seperti maulid, barazanj, dan lain-lain. Dari situ tokoh-
tokoh ramai untuk membeli kebutuhan-kebutuhan acara tersebut.
Peneliti : baik terima kasih pak atas informasinya..

13
Informan III (Masyarakat setempat yang berada di luar aliran tarekat khalwatiyah)
Peneliti :
Narasumber :

14

Anda mungkin juga menyukai