Anda di halaman 1dari 16
BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 9# TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DAN STANDAR BIAYA DANA ALOKASI KHUSUS Menimbang Mengingat NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAJO, bahwa dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan yang bersifat promotif dan preventif yang dilakukan oleh Puskesmas dan Jaringannya, serta Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dipertukan pedoman penggunaan dan standar biaya Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan di Daerah; bahwa berdasarkan _pertimbangan _ sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penggunaan dan Standar Biaya Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2021; Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan ‘Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara 10. 11. 12. 13. 14, 15. Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lenfbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nornor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun ‘Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 223, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6263); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Presiden Nomor 129 Tahun 2018 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2018 Nomor 225); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 655); Menetapkan 16. 17. 18. 19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 403); Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (lembaran Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2020 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wajo Nomor 127); : Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 12 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2020 Nomor 14); Peraturan Bupati Wajo Nomor 121 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2021 (Berita Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2020 Nomor 121); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI. TENTANG — PEDOMAN PENGGUNAAN DAN STANDAR BIAYA DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2021 BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Wajo. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom. 3. Bupati adalah Bupati Wajo. 4, Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wajo. 5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo. 6. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas__teknis operasional kesehatan ‘dan/atau tugas teknis penunjang kesehatan dari organisasi induknya. 7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. ai. Puskesmas Pembantu yang selanjutnya disebut Pustu adalah jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disebut Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan = anggaran—_ untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Perjalanan Dinas Dalam Daerah adalah Perjalanan dilakukan dalam wilayah Kabupaten Wajo dari tempat kedudukan ke tempat tujuan. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu. memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem. Kader Kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat, dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Tempat Kedudukan adalah tempat/lokasi /satuan kerja perangkat daerah. Tempat Tujuan adalah tempat/kota yang menjadi tujuan Perjalanan Dinas. Jaminan Persalinan yang selanjutnya disingkat Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Bahan Medis Habis Pakai selanjutnya disingkat BMHP adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan. Bantuan Operasional Kesehatan yang selanjutnya disingkat BOK adalah Bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintah kabupaten dan pemerintah kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal Kesehatan. Kesehatan Ibu dan Anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, h ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. 22. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah Kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. 23, Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan’kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. 24. Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut DAK Nonfisik Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di daerah. 25, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. 26. Aparatur Sipil Negara disebut ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini sebagai acuan dalam pengelolaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan pada Dinas Kesehatan. Pasal 3 Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan dan standar biaya operasional pada Dinas Kesehatan dan UPTD Puskesmas yang bersumber dari DAK Non Fisik Bidang Kesehatan di Daerah. BAB I, PRINSIP DASAR DAK NON FISIK Pasal 4 Pemanfaatan dana DAK Non Fisik berpedoman pada prinsip: Keterpaduan; Efisien; Efektif; dan Akuntabel. Boop Pasal 5 (1) Prinsip Keterpaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a merupakan kegiatan DAK Non Fisik direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu, lintas bidang untuk mencapai beberapa tujuan kegiatan proritas dengan melibatkan para pelaksana program setiap tingkatan (Dinas Kesehatan, Puskesmas), kader Kesehatan dan lintas sektor pemerintah dan unsur masyarakat yang dalam penggunaan tidak dibagi setiap bidang dan seksi berdasarkan struktur organisasi perangkat Daerah tetapi pelaksanaan program secara terintegrasi. (2) Prinsip Efisiensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b merupakan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara tepat, cermat, seminimal mungkin untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan lain. (3) Prinsip Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf ¢ merupakan kegiatan yang dilaksanakan berdaya ungkit tinggi terhadap pencapaian prioritas nasional dan penetapan kegiatan _dilakukan berdasarkan prioritas penyelesaian masalah di Daerah. (4)Prinsip Akuntabel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d merupakan pengelolaan dan pemanfaatan DAK Non Fisik yang harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV RUANG LINGKUP KEGIATAN Pasal 6 Ruang Lingkup Kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2021, meliputi: BOK kabupaten; BOK Puskesmas; BOK stunting BOK Kefarmasian dan alat kesehatan; Jampersal; dan dukungan akreditasi Puskesmas. Popo gp Pasal 7 (1) Kegiatan BOK Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a untuk meningkatan fungsi rujukan -kesehatan masyarakat sekunder dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan primer. (2) Kegiatan BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan promotif dan preventif di wilayah kerja Puskesmas. (3) Kegiatan BOK stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c untuk meningkatkan peran lintas v sektor dalam percepatan penurunan _prevalensi stunting; (4) Kegiatan BOK Kefarmasian dan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d untuk mendukung Daerah dalam pembangunan bidang Kesehatan dalam mencapai target proritas nasional bidang kesehatan. (5) Kegiatan Jampersal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e untuk meningkatkan akses pelayanan Kesehatan bagi ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir ke fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten. (6) Kegiatan dukungan akreditasi Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f untuk meningkatkan akses pelayanan Kesehatan yang bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien dan masyarakat. Pasal 8 (1) BOK kabupaten dan BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dan huruf b masing- masing terdiri atas: a. BOK untuk UKM esensial; dan b. BOK untuk upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019. (2) BOK untuk UKM esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dialokasikan paling rendah 60% (enam puluh persen) dari setiap total pagu alokasi BOK Kabupaten dan BOK Puskesmas. (3)BOK untuk upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 dialokasikan sebesar 35% (tiga puluh lima persen) sampai dengan paling tinggi 40% (empat puluh persen) dari setiap total pagu alokasi BOK kabupaten dan BOK Puskesmas. BAB V ALOKASI DANA DAK NON FISIK Pasal 9 (1) Pemerintah Daerah menerima bantuan dari Kementerian Kesehatan dalam bentuk DAK Non Fisik Bidang Kesehatan (2) Alokasi dana BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing Puskesmas ditetapkan oleh Keputusan Kepala Dinas Kesehatan dengan smempertimbangkan: a, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas; b. jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas; 5 c. jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas; d. jumlah Pustu, Poskesdes, Posyandu dan sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas; e. besaran dana kapitasi JKN yang diperoleh Puskesmas; {. kemampuan penyelenggaraan Puskesmas; dan g. penyerapan anggaran BOK tahun sebelumnya. BAB VI MENU KEGIATAN DAK NON FISIK Pasal 10° (1) Dana BOK Kabupaten digunakan untuk menu kegiatan sebagai berikut: penurunan angka kematian ibu dan anak; penurunan stunting; gerakan masyarakat hidup schat; upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit, dan; e. pengujian kalibrasi alat kesehatan. ao op (2)Dana BOK Puskesmas digunakan untuk menu kegiatan sebagai berikut: penurunan angka kematian ibu dan bayi; penanggulangan stunting; gerakan masyarakat hidup sehat; upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit; penyediaan tenaga dengan perjanjian kerja; dan penyelenggaraan fungsi manajemen. repoop (3)Dana BOK stunting digunakan untuk intervensi percepatan penurunan prevalensi stunting melalui menu kegiatan ‘koordinasi, konvergensi, dan konsolidasi; (4)Dana BOK Kefarmasian digunakan untuk menu kegiatan sebagai berikut: a. biaya distribusi obat, vaksin dan BMHP dari Instalasi Farmasi Provinsi ke Kabupaten; b. biaya distribusi obat, vaksin dan BMHP dari Instalasi Farmasi Kabupaten ke Puskesmas; c. dukungan pemanfaatan sistem informasi logistik obat dan BMHP secara elektronik di Instalasi Farmasi Kabupaten; dan d. pembinaan dan pengawasan toko alkes dan optikal. (5) Dana Jampersal digunakan untuk menu kegiatan sebagai berikut: a. rujukan persalinan dan neonatal (biaya transportasi dan /atau sewa; b. dukungan biaya persalinan bagi ibu hamil miskin yang tidak mempunyai jaminan kesehatan; dan c. sewa dan operasional rumah tunggu kelahiran. (6) Dana Dukungan Akreditasi Puskesmas digunakan untuk menu kegiatan sebagai berikut: a, workshop pendukung implementasi akreditasi; b. peningkatan dan penilaian mutu internal (PPM); dan c. peningkatan dan penilaian mutu eksternal (PPME). BAB VII PEMANFAATAN DAN PEMBIAYAAN DAK NON FISIK Pasal 11 (1) Dana BOK kabupaten dimanfaatkan untuk pembiayaan program dan kegiatan meliputi: ‘a. belanja transpor lokal; b. belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan non ASN; ¢. belanja penggandaan dan pencetakan; d. belanja pembelian material pendukung kegiatan kesehatan masyarakat; e. belanja —kegiatan —pertemuan —_didalam kabupaten/kota; , belanja langganan aplikasi pertemuan daring; belanja makan dan minum kegiatan rapat; belanja honorarium narasumber lintas sektor dan profesi; delanja honorarium pengajar; belanja pemeriksaan sampel/spesimen; belanja jasa pengiriman sampel/spesimen; belanja kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi alkes Puskesmas; m.belanja jasa program Peningkatan Mutu Pemeriksaan (PME) laboratorium —_kesehatan daerah; dan n, belanja kegiatan surveilans. (2)Dana BOK Puskesmas dimanfaatkan untuk pembiayaan program dan kegiatan meliputi: a. belanja transpor petugas kesehatan, kader, pendampingan mahasiswa serta lintas sektor; b, belanja perjalanan dinas dalam dan luar wilayah kerja Puskesmas c. bagi ASN dan non ASN di dalam Kabupaten/Kota paling tinggi 4 (empat) kali setiap 5 (lima) orang dalam se-tahun. d. belanja pembelian material pendukung kegiatan Kesehatan masyarakat; e. belanja pencetakan dan penggandaan media komunikasi informasi dan edukasi; f. belanja kegiatan pertemuan di dalam wilayah kerja Puskesmas; g. belanja honor tenaga kontrak; h. belanja honor narasumber paling tinggi 12 (dua belas) sampai 20 (dua puluh) jam dalam setahun; i. belanja pemeriksaan sampel termasuk pemeriksaan seleksi awal/screening calon pendonor darah dalam rangka mendukung P4K; j. belanja jasa pengiriman sampel/spesimen; k. belanja paket data layanan internet; dan 1. belanja kegiatan surveilans. (3) Dana BOK stunting dimanfaatkan untuk pembiayaan kegiatan meliputi: a. belanja transpor lokal; b. belanja perjalanan dinas dalam daerah dan luar daerah bagi ASN dan non ASN; pe rier (4) c. belanja pembelian material pendukung kegiatan kesehatan masyarakat; belanja pertemuan; belanja penggandaan dan percetakan; belanja honor narasumber/tenaga ahli pada pertemuan; dan 3 g. belanja langganan aplikasi pertemuan daring. Dana BOK Kefarmasian dimanfaatkan untuk pembiayaan meliputi: a. biaya perjalanan dinas/transpor bagi petugas Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ke Puskesmas; b. biaya bahan bakar atau biaya sewa alat transportasi c. biaya distribusi obat serta biaya bahan pengepakan obat, vaksin dan bahan material habis pakai. d. jasa pengiriman melalui penyedia jasa ekspedisi pengiriman barang; e. biaya langganan internet yang hanya berupa paket data dengan kuota paling banyak 6 (enam) giga per bulan; dan f biaya tenaga bongkar muat; Pee (5) Dana Jampersal dimanfaatkan untuk pembiayaan (6) meliputi: a. belanja rujukan persalinan; b. belanja sewa dan operasional rumah tunggu kelahiran (RTK); dan c. belanja dukungan biaya persalinan. Dana dukungan akreditasi Puskesmas dimanfaatkan untuk pembiayaan meliputi: a. belanja material pendukung kegiatan; b. belanja penggandaan dan percetakan; c. belanja jasa profesi, honor narasumber, dan moderator; d. belanja perjalanan dinas biasa luar dan dalam dacrah; dan e. belanja perjalanan dinas paket rapat dalam kota. Pasal 12 Dana BOK tidak boleh dimanfaatkan untuk dukungan manajemen, suplementasi gizi (khusus penyediaan vitamin A dan taburia), belanja modal, belanja kuratif dan rehabilitatif, pengadaan obat dan vaksin, seminar kit, hadiah lomba, honor panitia, retribusi, cetak foto, pemeliharaan bangunan, sarana dan prasarana, serta tidak dapat digunakan untuk mémbiayai kegiatan ditahun sebelumnya. BAB VII PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN UNTUK UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) Pasal 13 Pengelolaan BOK untuk upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) meliputi: a, penganggaran; b, pelaksanaan; c. pelaporan; dan d. pemantauan dan evaluasi. Pasal 14 (1) Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan dana BOK 35% (tiga puluh lima persen) sampai dengan paling tinggi 40% (empat puluh persen) untuk upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019. (2) Pengalokasian dana BOK 35% (tiga puluh lima persen) sampai dengan paling tinggi 40% (empat puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk kegiatan prioritas sebagai berikut: a. penguatan kegiatan tracing dan testing; dan b. pengadaan alat pelindung diri. Pasal 15 (1) Pelaksanaan BOK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan dan Puskesmas. (2) Pelaksanaan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan unsur bintara Pembina desa dan bhayangkara sektor keamanan dan ketertiban masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 16 (1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c disampaikan oleh Puskesmas melalui Dinas Kesehatan yang selanjutnya dilaporkan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan. (2)Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa laporan BOK upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Desease 2019 menu kegiatan, yang terdiri atas: a. realisasi penyerapan anggaran; d, realisasi kegiatan; dan c. permasalahan dalam pelaksanaan. (3) Laporan BOK upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan melalui aplikasi e-renggar. (4) Pelaporan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap triwulan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah akhir triwulan berjalan. BAB IX STANDAR BIAYA DAK NON FISIK Pasal 17 Ketentuan mengenai rincian kegiatan dan besaran biaya perjalanan dinas/ tanspor petugas keschatan, kader, dan lintas sektor, honorarium narasumber, honor surveilans/ pengolah data, honor dan insentif tracer serta belanja material pendukung kegiatan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB X PENGELOLAAN KEUANGAN DAK NON FISIK Pasal 18° Struktur organisasi pengelolaan keuangan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan terdiri dari: a. struktur organisasi satuan kerja Pengelolaan Keuangan BOK kabupaten; dan b. pengelolaan keuangan BOK Puskesmas. Pasal 19 (1) Struktur organisasi satuan kerja Pengelolaan Keuangan BOK pada Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a terdiri dari: a. penanggung jawab; b. ketua; c. sekretaris; dan d. anggota. (2) Struktur organisasi satuan kerja Pengelolaan Keuangan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala ,Dinas Kesehatan selaku Pengguna Anggaran. (3) Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dalam hal: a. melaksanakan kegiatan BOK Dinas Kesehatan sesuai dengan kewenanganny mengendalikan pelaksanaan kegiatan; melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; Melakukan verifikasi pertanggungjawaban keuangan pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan; . mengesahkan dokumen _pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan BOK Dinas Kesehatan; dan f£ mengelola keuangan Satuan Kerja pada Dinas Kesehatan dan bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran melalui PPTK. pos Pasal 20 (1) Pengelolaan Keuangan BOK, Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b terdiri dari: a. kepala Puskesmas selaku KPA; b. bendahara pengeluaran pembantu Puskesmas; c. pengelola BOK Puskesmas; dan d. tim verifikasi BOK Puskesmas. (2) Pengelolaan Keuangan BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan. (3) Pengelolaan Keuangan BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dalam hal: c. melaporkan perkembangan'pelaksanaan kegiatan di Puskesmas; d. melakukan verifikasi pertanggungjawaban keuangan pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan di Puskesmas; . mengesahkan dokumen _pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan BOK Puskesmas; dan f, menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang BOK Puskesmas. BAB XI MEKANISME PENCAIRAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN Pasal 21 Mekanisme pencairan dan pertanggungjawaban DAK Non Fisik Bidang Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. : BAB XII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Pembinaan dilaksanakan Bupati melalui Tim Pengelola Keuangan BOK Kabupaten dan Jampersal. (2) Sasaran pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yakni Puskesmas beserta jaringannya. (3) Lingkup pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek teknis program dan aspek manajemen di Puskesmas. (4) Mekanisme pembinaan dilakukan melalui: a. verifikasi; b. analisis dan umpan balik laporan; dan ¢. peninjauan kegiatan termasuk lokakarya mini dan pertemuan koordinasi dan atau fasilitasi di lapangan. (5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 23 (1) Bupati melalui Tim Pengawas melakukan pengawasan terhadap Penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan. (2)Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan hasil kegiatan Pengawas kepada Bupati. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Bupati. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Wajo Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pedoman Penggunaan dan Standar Biaya Dak Non Fisik Tahun 2020 (Berita Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2020 Nomor 3), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan berlaku surut sejak Januari 2021. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati_ ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Wajo. Ditetapkan di Sengkang pada tanggal lz April 2021 Diundangkan di Sengkang pada tanggal, 1 April 2021 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAJO, UDDIN A. BERITA DAERAH KABUPATEN WAJO TAHUN 2021 NOMOR 92 retay orreum oueKeAcian Kum TANGGAL wee aerate LAMPIRAN PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 92 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DAN STANDAR BIAYA DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2021 DAFTAR STANDAR BIAYA DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2021 NO] URAIAN KEGIATAN ‘SATUAN | | i | z 1. |Transpor kader/masyarakat/lintas | OH | 80.000 sector | | 2. /Perjalanan dinas dalam kota petugas ’ | | puskesmas dari Puskesmas ke |Kabupaten sesuai standar harga | perjalanan dinas dalam kota Kabupaten | | Wajo. | 3. | Perjalanan dinas dalam kota petugas puskesmas dari Puskesmas ke Desa/Kelurahan wilayah kerjanya, dengan rincian sebagai berikut: | Jarak tempuh <2 km | OH | 80.000 | Jarak tempuh 2-20 km OH 100.000 | Jarak tempuh 21 - 39 km OH 120.000 | Jarak tempuh 40 - 58 km OH 140.000 Jarak tempuh 59 -'77 km OH 160.000 |4. |Honorarium tenaga kontrak BOK OB 3.165.876 /5. |Belanja Premi asuransi JKN tenaga kontrak BOK sebasar 5% dengan | rincian sebagai berikut: , a | a. Pemberi kerja OB | 4% |b. Pekerja | | 1% : - eal \° Puskesmas’ adhe alauniaign! Ou | 900.000 | 7. | Transpor lokal surveior | | akreditasi/rental mobil oK 800.000 8. | Honorarium narasumber workshop akreditasi Puskesmas Ou 900.000 9. |Honorarium moderator workshop — | |akreditasi Puskesmas i OK 700.000 | 10. | Transpor peserta workshop akreditasi puskesmas oH 110.000 h [11. |Honorarium Tim Pendamping Mutu |” | Dinas Kesehatan (TPMDK) Os 450.000 /12. |Transpor Tim Tim Pendamping Mutu | Dinas Kesehatan (TPMDK) ke OH | 110.000 | Puskesmas lokus sirvey 13. | Honor tracer Covid-19 OB 325.000 | Insentif tracer Covid-19 OR | 15.000 Honor petugas surveilans/pengolah | aaa Cia i oB 1.000.000 16. | Belanja ATK perte: t/kegiatan | f |Belania ATM pertemuan/rapat/kegiaten| thegiatan| 500.000 17. | Belanja penggandaan /fotocopy ‘i pertemuan/rapat/kegiatan maksimal _ Paket/kegiatan 500.000 18. |Belanja computer suplly workshop : | akreditasi akreditasi paket/kegiatan 500.000 [19. |Belanja paket data internet | paket/bulan a0 000 TELA DITELIT OLEH BAGIAN uKUMt a RABUPETEN WAsO xi “i : anorEiving FaJaeweri PSH.

Anda mungkin juga menyukai