Anda di halaman 1dari 8

Journal of Nonformal Education and Community Empowerment

Volume 1 (1): 26-33, Juni 2017


Available at http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc
p-ISSN 2549-1539
e-ISSN 2579-4256

Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi


pada Pasangan Usia Subur
Diah Gayatri, Tri Joko Raharjo

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Semarang

Info Artikel Abstrak


Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif
Sejarah Artikel: dan signifikan antara karakteristik ibu terhadap penggunaan alat
Diterima Maret 2017 kontrasepsi pada pasangan usia subur di Kelurahan Beji Kecamatan
Disetujui April 2017 Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini adalah
Dipublikasikan Juni 2017 penelitian kuantitatif. Subjek penelitiannya adalah pasangan usia subur
sebanyak 1047 di Kelurahan Beji, dengan menggunakan rumus Slovin
Keywords: dihasilkan jumlah sampel sebanyak 289 sedangkan untuk menentukan
characteristics of the mother; anggota sampel digunakan teknik cluster random sampling. Teknik
use of contraceptive; fertile age pengumpulan data menggunakan kuisioner. Instrumen tersebut telah
diujicobakan untuk digunakan dalam penelitian menggunakan validitas
dan reliabilitas instrumen dengan program SPSS versi 20. Teknik
analisis data yang digunakan yakni analisis deskriptif persentase &
regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis
regresi dapat diketahui skor F hitung= 58,637 lebih besar dari F tabel=
3,89 olehkarenanya hipotesis nol (H0) ditolak. Oleh karena itu bahwa
karakteristik ibu berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi.
Adapun pengaruh yang signifikan sebesar 17,5% antara karakteristik
ibu terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur.
Abstract
The purpose of this study to determine whether there is a positive and significant
influence between maternal characteristics to the use of contraception in couples
of childbearing age in Beji village district subdistrict East Ungaran Semarang.
This type of research is quantitative research. Subjects in this study are couples
of reproductive age as much as in 1047 in Beji village, using the formula Slovin
produced a total sample of 289 while members of the sample used to determine
the cluster random sampling technique. The technique of collecting data using
questionnaires.Instrumen were tested for use in the study using the validity and
reliability of the instrument with the program SPSS version 20. The data
analysis technique used the percentage descriptive analysis and simple
regression. The results showed that the regression analysis of F = 58.637 score
greater than F table = 3.89 therefore on the null hypothesis (Ho) is rejected.
Therefore that maternal characteristics affect the use of contraceptives. The
significant effect of 17.5% between maternal characteristics to the use of
contraception in couples of childbearing age.

© 2017 PLS FIP UNNES



Alamat korespondensi:
E-mail: gayatridiah19@gmail.com
Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

PENDAHULUAN mengatur jarak kelahiran anak, dan juga untuk


Indonesia merupakan negara dengan menghindari penularan penyakit tertentu”. Hal
pertumbuhan penduduk terbesar dan menempati penting yang dipikirkan oleh suami dan isteri
posisi keempat di dunia setelah China, India, adalah bagaimana merencanakan keluarga
Amerika Serikat. “Laju Pertumbuhan Penduduk bahagia, sejahtera dan harmoni yang dalam
di suatu daerah atau negara disebabkan oleh istilah Islam disebut sakinah mawaddah wa
faktor-faktor demografi, diantaranya adalah rahmah.
angka kelahiran dan angka kematian” Pemerintah Indonesia melalui Badan
(Anggraeni & Martini, 2011:58). Angka Kependudukan dan Keluarga Berencana
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2007, Nasional (BKKBN) sangat memperhatikan
menunjukkan yaitu 228 per 100.000 kelahiran kondisi penduduk terutama berkaitan dengan
hidup. Hasil SDKI tahun 2012, Angka laju pertumbuhan jumlah penduduk. “BKKBN
Kematian Ibu menunjukkan yaitu 359 per mengeluarkan program unggulan keluarga
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut berencana yang bermaksud memberi jalan
melonjak tinggi dikarenakan target Millenium keluar pada setiap keluarga untuk sejahtera
Development Goals (MDGs) 2015 yaitu 102 per dengan memiliki 2 anak yang terjamin
100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). kehidupanya” (Anggraeni & Martini, 2012:48).
Salah satu upaya pemerintah dalam Pandangan pemerintah yaitu apabila suatu
mengendalikan LPP adalah melalui pelaksanaan keluarga akan sejahtera hidupnya dengan
program Keluarga Berencana (KB). Keluarga memiliki 2 anak dibandingkan dengan memiliki
Berencana menurut WHO (Expert Commite, 10 anak, karena semakin banyak anak maka
1970) adalah tindakan yang membantu individu fokus orangtua akan terpecah-pecah dan
atau pasangan suami istri untuk menghindari kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari semakin
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan besar. Pemerintah melalui BKKBN dan
kelahiran yang diinginkan mengatur interval penduduk sadar akan pentingnya KB untuk
diantara kehamilan dan menentukan jumlah pasangan usia subur (15-44 tahun) melakukan
anak dalam keluarga. Di samping KB dengan alat kontrasepsi. Kontrasepsi adalah
mengendalikan tingkat kelahiran, keikutsertaan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
dalam program KB juga dimaksudkan untuk “Secara garis besar alat kontrasepsi dibedakan
meningkatkan kesejahteraan penduduk, menjadi dua yaitu manual/tradisional/tak
terutama ibu dan anak (Anggraeni & Martini, mantap dan modern/mantap” (Arum, 2009:51).
2010:13). Jumlah penduduk Indonesia pada tahun
Pandangan islam mengenai KB diantara 2025 diprediksikan sekitar 2363 juta. Namun
ulama’ yang membolehkan adalah Imam al- jumlah tersebut akan sangat meningkat, apabila
Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, intensitas dan frekuensi pengelolaan program
Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat Keluarga Berencana (KB) menurun (BKKBN,
bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB 2007). Indonesia akan semakin padat dengan
dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga jumlah penduduk yang meningkat, untuk itu
kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, pemerintah membentuk kebijakan yaitu
untuk menjarangkan anak. Mereka juga Generasi Keluarga Berencana untuk
berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu mengendalikan jumlah pertumbuhan penduduk
tidak sama dengan pembunuhan karena Indonesia.
pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai Gerakan Keluarga Berencana Nasional
tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka adalah gerakan masyarakat yang menghimpun
mendasarkan pendapatnya pada surat Al- dan mengajak segenap potensi masyarakat
Mu’minun ayat: 12, 13, 14 (Umran, 2013:99), untuk berpartisipasi aktif dalam melambangkan
“Islam membolehkan penggunaan alat-alat dan membudayakan Norma Keluarga Kecil
kontrasepsi untuk tujuan memelihara kesehatan, Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka

27
Diah Gayatri, Tri Joko Raharjo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 26-33

meningkatkan mutu sumber daya manusia Pengetahuan mengenai KB sangat


Indonesia (Wiknjosastro, 2008). Berdasarkan penting untuk dimiliki oleh akseptor dalam
data BKKBN dalam upaya membangun memilih alat kontrasepsi yang akan
penduduk yang berkualitas maka pemerintah dipergunakan karena pengetahuan merupakan
memberikan perhatian besar terhadap domain yang sangat penting dalam membentuk
pembangunan sumber daya manusia (BKKBN perilaku seseorang. Hal ini diperkuat oleh
Kanwil Provinsi Jateng, 2012). pernyataan menurut Notoatmodjo (2003)
Ibu yang berpendidikan baik akan dapat apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi
dengan mudah menyerap segala informasi yang perilaku melalui proses dan didasari oleh
diterima, mereka mempunyai banyak informasi pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif,
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
tingkat pengetahuannya. Sehingga, “mereka (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu
akan memiliki banyak pertimbangan dalam tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
memilih segala sesuatu termasuk memilih alat maka tidak akan berlangsung lama.
kontrasepsi yang akan digunakan” (Mubarak, Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten
2009:68). Orang yang memiliki pendidikan akan Semarang tercatat pada pendataan keluarga
memiliki wawasan lebih dan mudah untuk tahun 2015 sebanyak 185,266 pasangan. Dari
menerima inovasi mengenai keluarga berencana. jumlah tersebut di lihat dari kelompok umur istri
Pendidikan bukan saja dapat diperoleh melalui tercatat sebanyak 1.871 istri atau 1% berusia di
pendidikan formal saja, namun juga dapat bawah 20 tahun, 42.011 istri atau 23% berusia
diperoleh melalui pendidikan nonformal. 20-29 tahun, dan 141.384 istri atau 76% berusia
Tingkat pengetahuan berpengaruh 30 tahun keatas (Kabupaten Semarang,
terhadap pengetahuan dan pengalaman 2015:10).
seseorang, “semakin tinggi tingkat pengetahuan Jumlah PUS peserta KB berdasarkan
seseorang semakin tinggi tingkat intelektualnya” metode kontrasepsi yang sedang digunakan dari
(Notoatmodjo, 2003:16). Kelemahan dan hasil pendataan keluarga di Kabupaten
keunggulan setiap penggunaan alat kontrasepsi Semarang yaitu dari 19 kecamatan, 5 kecamatan
berbeda sesuai jenisnya, maka dari itu setiap yang memilki jumlah PUS terbanyak. Salah
pasangan usia subur wajib mengetahui jenis alat satunya Kecamatan Ungaran Timur sebesar
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi 7.827 jiwa (Kabupaten Semarang, 2015).
kesehatannya. Kecamatan Ungaran Timur memiliki 10 Desa
Tingkat pengetahuan masyarakat akan dan Kelurahan Beji memiliki jumlah aseptor KB
kontrasepsi sudah tinggi (97,5%) namun baru terbanyak. Dengan kondisi tersebut, maka
sebatas mampu menyebut jenis alat dan obat penelitian berada di Kelurahan Beji.
kontasepsi, tetapi belum dapat menyebutkan Jumlah PUS terbanyak yang terdaftar
efek samping, kontraindikasi, kelebihan dan sebagai peserta KB adalah Kelurahan Beji yaitu
kekurangan. Padahal informasi ini penting sebanyak 1047 ibu. Oleh karenanya penelitian
difahami sebelum memutuskan menggunakan diarahkan di Kelurahan Beji. Penelitian terfokus
alat kontrasepsi tertentu (BKKBN, 2007). pada pengaruh karakteristik ibu terhadap
Alasan inilah yang membuat para akseptor KB penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia
dalam memilih alat kontrasepsi belum berbasis subur di Kelurahan Beji Kecamatan Ungaran
pada rasional, efektivitas, efisien, hal ini senada Timur Kabupaten Semarang. Adapun tujuan
dengan yang diungkapkan oleh BKKBN Pusat: yang ingin dicapai di penelitian ini adalah
Kecenderungan penggunaan alat dan obat memperoleh data tentang ada tidaknya
kontrasepsi di Indonesia belum berbasis pada pengaruh positif dan signifikan antara
pertimbangan rasionalitas, efektivitas, dan karakteristik ibu terhadap penggunaan alat
efisiensi. kontrasepsi pada pasangan usia subur yang
berada di Kelurahan Beji Kecamatan Ungaran

28
Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

Timur Kabupaten Semarang dan mengetahui Sedangkan penelitian yang dilakukan


seberapa besar pengaruh karakteristik ibu terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada
terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur dapat dilihat pada
pasangan usia subur. gambaran umum penggunaan alat kontrasepsi
METODE dengan persentasenya. Skor diperoleh dengan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian membandingkan skor yang diperoleh responden
kuantitatif. Rancangan dalam penelitian ini dengan skor ideal dikalikan 100%. Gambaran
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif umum penggunaan alat kontrasepsi dengan
yaitu mendeskripsikan hal-hal yang terkait untuk persentasenya dapat dilihat pada gambar 2.
mengetahui ada tidaknya pengaruh dua variabel. Gambar 2 menunjukkan bahwa,
Subjek dalam penelitian ini yaitu pasangan usia penggunaan alat kontrasepsi di Kelurahan Beji
subur sebanyak 1047 responden di Kelurahan Kecamatan Ungaran Timur memiliki presentase
Beji, dengan rumus Slovin didapat sampel yg cukup ataupun rendah bahkan sangat rendah.
sebanyak 289 responden. Dalam menentukan Sebagian kecil responden berada pada kategori
sampel peneliti menggunakan rumus Slovin, sangat tinggi yaitu sebanyak 0,69% dan berada
sedangkan untuk menentukan anggota sampel dikategori tinggi sebanyak 16,96%. Sedangkan
menggunakan teknik cluster random sampling. 34,95% berada pada kategori rendah dan 2,77%
Metode pengumpulan data menggunakan berada pada kategori sangat rendah. Untuk
metode wawancara, kuesioner, dokumentasi. sebagian besar responden dalam penggunaan
Untuk menguji validitas instrumen penelitian, alat kontrasepsi yang cukup atau sedang yaitu
peneliti menggunakan validitas dan untuk sebanyak 44,64% responden.
menguji tingkat reliabilitas menggunakan Berdasarkan Hasil penghitungan
program Statistical Product and Service Solution Kolmogorov-Smirnov pada karakteristik ibu
(SPSS) versi 20. Sedangkan teknik analisis data diperoleh skor Sig. 0,065 yang berarti lebih besar
menggunakan deskriptif persentase dan regresi dari taraf signifikansi 5 % atau Sig. 0,065 > t.s
sederhana karena data yang disajikan berupa 0,05, sehingga distribusi data variabel
data interval dan normal. karakteristik ibu dapat dikatakan normal. Dapat
dilihat pada tabel 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian homogenitas karakteristik
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap ibu dengan menggunakan software SPSS
karakteristik ibu di Kelurahan Beji (Statistical Program for Social Science) v.20 for
menghasilkan data yang cukup variatif. Skor windows diperoleh Sig. sebesar 0,329 yang
diperoleh dengan membandingkan skor yang berarti lebih besar dibandingkan dengan taraf
diperoleh responden dengan skor ideal dikalikan signifikansi (t.s) 0,05 atau Sig. 0,329 > t.s 0,05.
100 %. Karakteristik ibu dapat dilihat di gambar Diartikan bahwa data yang diperoleh dari dua
1. Dari gambar 1 diperoleh bahwa, karakteristik kelompok sampel berasal dari populasi yang
berdasarkan pendidikan dan pengetahuan ibu di memiliki varians homogen, dengan kata lain
Kelurahan Beji Kecamatan Ungaran Timur dari kedua kelompok sampel tersebut memiliki
memiliki presentase yg cukup ataupun rendah kriteria atau ciri-ciri yang hampir sama antara
bahkan sangat rendah. Sebagian kecil responden keduanya. Dapat dilihat pada tabel 2.
memiliki karakteristik yang tinggi dan sangat Hasil pengujian homogenitas penggunaan
tinggi yaitu sebanyak 17,30% berada dikategori alat kontrasepsi dengan menggunakan software
tinggi dan 2,08% berada dikategori sangat tinggi. SPSS (Statistical Program for Social Science)
Sedangkan 34,60% berada pada kategori rendah v.20 for windows diperoleh Sig. sebesar 0,137
dan 0,69% berada pada kategori sangat rendah. yang berarti lebih besar dibandingkan dengan
Untuk sebagian besar responden memiliki taraf signifikansi (t.s) 0,05 atau Sig. 0,137 > t.s
karakteristik yang cukup atau sedang yaitu 0,05. Disimpulkan bahwa data yang diperoleh
sebanyak 45,33% responden. dari dua kelompok sampel tersebut memiliki

29
Diah Gayatri, Tri Joko Raharjo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 26-33

kriteria atau ciri– ciri yang hampir sama antara memberikan informasi tentang persamaan
keduanya. Dapat dilihat pada tabel 3. regresi yaitu Y = 30,668+ 0,434X. Selain itu
Sedangkan pada tabel 4 diketahui bahwa skor diketahui pula skor constant (Sig. 0,002).
Sig. adalah sebesar 0,354 yang artinya lebih Selanjutnya hasil uji keberartian model
besar dari taraf signifikansi (t.s) 0,05, atau Sig. persamaan regresi atau untuk mengetahui
0,354 > t.s 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh variabel karakteristik ibu terhadap
kedua variabel tersebut adalah linier. Tabel 5 penggunaan alat kontrasepsi.

Karakteristik Ibu
45,33%
Persentase

60,00% 34,60%
40,00% 17,30%
20,00% 0,69% 2,08%
0,00%
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
Kategori

Gambar 1. Gambaran Umum Karakteristik Ibu

Penggunaan Alat Kontrasepsi


44,64%
Perentase

60,00% 34,95%
40,00% 2,77% 16,96%
0,69%
20,00%
0,00%
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
Kategori

Gambar 2. Gambaran Umum Penggunaan Alat Kontrasepsi

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas dalam perhitungan Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Karaktersitik Penggunaan Alat Kontrasepsi
N 289 289
a,b
Normal Parameters Mean 54.8616 54.4533
Std. Deviation 11.50792 11.92622
Most Extreme Absolute .077 .067
Differences Positive .077 .059
Negative -.044 -.067
Kolmogorov-Smirnov Z 1.308 1.135
Asymp. Sig. (2-tailed) .065 .152
a.
Test distribution is normal.
b.
Calculated from data.
30
Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Karakteristik Ibu


Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
karakteristik ibu Based on Mean ,955 1 287 ,329
Based on Median ,954 1 287 ,330
Based on Median and ,954 1 286,377 ,330
with adjusted df
Based on trimmed mean ,949 1 287 ,331

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Penggunaan Alat Kontrasepsi


Test of Homogeneity of Variance
Levene
df1 df2 Sig.
Stastistic
Penggunaan Based on Mean 2.221 1 287 .137
Alat Based on Median 2.259 1 287 .134
Kontrasepsi Based on Median and with adjusted df 2.259 1 287.000 .134
Based on trimmed mean 2.228 1 287 .137

Tabel 4. Hasil Uji Linearitas


ANOVA Table
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Penggunaan Between (Combined) 12805.515 46 278.381 2.392 .000
Alat Groups Linearity 7169.384 1 7169.384 61.616 .000
Kontrasepsi Deviation from Linearity 5636.130 45 125.247 1.076 .354
*Karakteristik Within
28158.105 242 116.356
Groups
Total 40963.619 288

Tabel 5. Model Regresi


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 30,668 3,114 10,300 ,002
1
Karakteristik ,434 ,056 ,418 7,803 ,000
a.
Dependent Variable: Y

31
Diah Gayatri, Tri Joko Raharjo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 26-33

Tabel 6 . Hasil Uji Keberartian Model Persamaan Regresi


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 6949,411 1 6949,411 58,637 ,000b
1 Residual 34014,208 287 118,516
Total 40963,619 288
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X

Tabel 7. Hasil Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi


Model Summary b
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
1 .418a .175 .172 10.85126
a.
Predictors: (Constant), Karakteristik
b.
Dependet Variable: Penggunaan Alat Kontrasepsi

Tabel 6 menunjukkan hasil analisis kategori rendah dan pendidikan nonformal pada
ANOVA yang dapat diketahui skor Fhitung= kategori rendah akan menghasilkan
58,637 lebih besar dari Ftabel = 3,89 sehingga pengetahuan yang rendah pula mengenai alat
dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis nol kontrasepsi.
(H0) ditolak. Artinya bahwa karakteristik ibu Kader penyuluh lapangan KB sangat
berpengaruh terhadap penggunaan alat berperan dalam penggunaan alat kontrasepsi.
kontrasepsi. Hal ini pun menunjuk bahwa peran seorang
Berdasarkan pada tabel 7 dapat diketahui kader kesehatan juga harus dimiliki utamanya
bahwa dalam tabel R terdapat skor sebesar dapat mengkader para kader yang ada di
0,418, yang berarti bahwa korelasi antara masyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh
karakteristik ibu dan penggunaan alat (Ariyani & Yusuf, 2014:42), “terdapat dua peran
kontrasepsi adalah cukup. Sedangkan hasil R kader kesehatan yang dominan yaitu peran
Square sebesar 0,175, ini menunjukkan bahwa kader sebagai fasilitator dan peran kader sebagai
besaran pengaruh karakteristik ibu terhadap motivator”. Ariyani & Yusuf (2014) juga
penggunaan alat kontrasepsi adalah sebesar menyampaikan keberadaan kader yang
17,5%. mumpuni menjadi faktor penting, sehingga
Berdasarkan hasil deskriptif persentase dapat dikatakan olehnya bahwa kegiatan
dihasilkan bahwa pendidikan nonformal pada pembinaan kesehatan di Lokalisasi Sunan
kategori tinggi dan pendidikan formal pada Kuning Semarang memberikan faktor yang baik
kategori rendah akan menghasilkan dan positif. Setidaknya ada tiga program
pengetahuan yang tinggi mengenai alat pembinaan kesehatan yang diselenggarakan,
kontrasepsi, sedangkan pendidikan formal pada yaitu penyuluhan, sosialisasi, dan pengawasan
kategori tinggi dan pendidikan nonformal pada dalam pembinaan kesehatan.
kategori rendah akan menghasilkan
pengetahuan yang tinggi mengenai alat SIMPULAN
kontrasepsi. Sedangkan pendidikan formal pada Karakteristik ibu berdasarkan pendidikan
kategori tinggi dan pendidikan nonformal pada pada analisis deskriptif presentase menunjukkan
kategori tinggi akan menghasilkan pengetahuan dari 289 responden sebagian besar berada pada
yang tinggi mengenai alat kontrasepsi. kategori rendah yaitu sejumlah 44,6%
Sedangkan untuk pendidikan formal pada responden rendah. Ini berarti bahwa hampir

32
Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

sebagian besar responden memiliki pendidikan pengetahuan terhadap penggunaan alat


dan pengetahuan yang cukup bahkan rendah kontrasepsi sebesar 17,5% sedangkan sisanya
ataupun sangat rendah mengenai penggunaan 82,5% dipengaruhi faktor lain.
alat kontrasepsi. DAFTAR PUSTAKA
Hasil pengujian pada variabel Anggraeni, & Martini. (2010). Pelayanan keluarga
penggunaan alat kontrasepsi dapat diketahui berencana. Yogyakarta: Rohima Press.
bahwa sebagian besar responden dalam Anggraeni, & Martini. (2011). Pelayanan keluarga
berencana. Yogyakarta: Rohima Press.
penggunaan alat kontrasepsi berada pada Anggraeni, & Martini. (2012). Pelayanan keluarga
kategori cukup atau sedang yaitu sebanyak berencana. Yogyakarta: Rohima Press.
44,64% responden. Dengan demikian, pada Ariyani, N., & Yusuf, A. (2014). Peranan kader
variabel penggunaan alat kontrasepsi secara kesehatan dalam pembinaan wanita
keseluruhan berada pada kategori cukup atau pekerja seks (WPS) di Lokalisasi Sunan
Kuning. Journal of Nonformal Education
rendah bahkan sangat rendah. and Community Empowerment, 3(2), 30–40.
Hasil analisis regresi dapat diketahui skor Arum, D. N. S. (2009). Panduan lengkap
Fhitung= 58,637 lebih besar dari Ftabel = 3,89 pelayanan KB terkini. Yogyakarta: Nuha
artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Oleh karena Medika.
itu, karakteristik ibu berpengaruh terhadap BKKBN. (2007). Konversi peserta keluarga
berencana menurut kontrasepsi. Jakarta:
penggunaan alat kontrasepsi. Adapun pengaruh BKKBN.
yang signifikan sebesar 17,5% antara BKKBN. (2013). Kebijakan teknis KB dan
karakteristik ibu terhadap penggunaan alat kesehatan reproduksi. Jakarta: BKKBN.
kontrasepsi pada pasangan usia subur. BKKBN Kanwil Provinsi Jateng. (2012).
Perlu beberapa upaya diataranya Informasi kontrasepsi. Semarang: BKKBN
Kanwil Semarang.
kurikulum pendidikan formal yang ada Kabupaten Semarang. (2015). Profil pendataan
sebaiknya terdapat pengetahuan atau keluarga Kabupaten Semarang.
pengenalan mengenai jenis alat kontrasepsi. Semarang.
Agar nantinya dapat memilih dan menggunakan Mubarak. (2009). Ilmu keperawatan komunitas;
alat kontrasepsi dengan tepat sesuai dengan konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
kebutuhan atau kondisi fisik aseptor, Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku
penyuluhan KB sebaiknya dilaksanakan rutin, kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
agar aseptor muda dapat mengetahui Umran, A. (2013). Islam dan KB. Jakarta: PT.
pengetahuan mengenai alat kontrasepsi. Bagi Lentera Basritama.
peneliti selanjutnya dapat memilih variabel lain Wiknjosastro, H. (2008). Ilmu kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
yang berpengaruh terhadap penggunaan alat Prawiroharjo.
kontrasepsi. Dalam penelitian ini pengaruh
karakteristik ibu berdasarkan pendidikan dan

33

Anda mungkin juga menyukai