Anda di halaman 1dari 9

Journal of Nonformal Education and Community Empowerment

Volume 1 (1): 1-9, Juni 2017


Available at http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc
p-ISSN 2549-1539
e-ISSN 2579-4256

Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan


Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Info Artikel Abstrak


Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan manajemen pelatihan dalam
Sejarah Artikel: meningkatkan kecakapan hidup warga belajar, hasil, faktor pendukung
Diterima Maret 2017 dan penghambat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
Disetujui Mei 2017 deskriptif dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Dipublikasikan Juni 2017 Subjek penelitian yaitu pengelola, instruktur, dan empat warga belajar.
Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, metode dan teori.
Keywords: Analisis data menggunakan tiga tahapan reduksi data, penyajian data,
management training; life skills dan simpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
manajemen pelatihan sudah berjalan baik, dilihat dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Hasil
pelatihan warga belajar dilihat dari tiga aspek yang mengacu ke SKL
hantaran serta berkenaan dengan kecakapan hidup yaitu kecakapan
personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan
vokasional. Faktor pendukungnya adalah manajerial yang baik,
kemauan dan motivasi, sarana dan prasana memadai, instruktur
mengajar dengan baik, respon baik warga belajar, serta lingkungan yang
bersih. Faktor penghambat adanya perbedaan kemauan dan motivasi
setiap warga belajar, jarak tempat pelatihan jauh, dan ruang kelas yang
bising.
Abstract
The aim of this study describes the management training in life skills people
learn, to find out how the conducting of training in improving life skills people
learn, results, supporting and inhibiting factors. This study uses a qualitative
method deskripstif from the results of observations, interviews, and documentary
studies. This research subject is the manager, instructors, and four learners.
Validity of data using triangulation of sources, methods and theories. Data
analysis using three stages, data presentation, and conclusion or verification. The
results indicate that management training has been going well, judging from the
planning, organizing, implementing, monitoring and evaluation. Results of
training citizens to learn the views from three aspects that refer to the Competency
Standards graduates (SKL) conductivity as well as with respect to life skills
namely, personal skills, social skills, academic skills, and vocational skills. The
supporting factor are good managerial, willingness and motivation, adequate
facilities and infrastructures, teaching instructors were good, good response time
learners, as well as a clean environment. Supporting factors are good managerial,
willingness and motivation, adequate facilities and infrastructure, well instructed
instructors, good citizen learning responses, and a clean environment. Factors
inhibit the difference of willingness and motivation of every citizen to learn,
distance of far training place, and noisy classrooms.

© 2017 PLS FIP UNNES



Alamat korespondensi:
E-mail: elin.mufc@gmail.com
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 1-9

PENDAHULUAN warga belajar sesuai kemampuan yang


Pembangunan nasional pada hakikatnya dimilikinya, bakat, dan minat yang pada
adalah pembangunan manusia seutuhnya yang akhirnya akan menjadi bekal dimasa depan,
dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan bukan semata-mata untuk mengejar target lulus
potensi yang dimilikinya. Pendidikan ujian tetapi pendidikan juga harus mampu
memegang peranan penting dalam membekali anak didik dan warga belajar dalam
pembangunan nasional yang mana melalui menghadapi problem kehidupan juga dunia
pendidikan yang baik, akan terlahir manusia kerja. Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan
Indonesia yang mampu bersaing di era manusia, sering memaksa manusia untuk
gloobalisasi yang bercirikan tingginya mencari cara yang memungkinkan mereka
persaingan dalam semua aspek. untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya.
Pendidikan adalah proses pembentukan Masyarakat Indonesia banyak yang tidak
tingkah laku dan kemampuan seseorang yang melanjutkan pendidikan ke taraf yang
dapat berguna bagi bangsa dan negara. memungkinkan dan mereka lalu menggeluti
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan profesi tertentu, menuntut upaya-upaya untuk
kualitas hidup manusia yang secara teknis- membantu mereka dalam mewujudkan potensi
operasional dilakukan melalui pembelajaran. yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pembangunan bangsa.
tentang Sistem Pendidikan Nasional Terlebih saat ini era globalisasi sedang
menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari berlangsung dan Indonesia sedang memasuki
jalur pendidikan formal, nonformal dan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
informal. tentu akan semakin sulit dalam persaingan
Pendidikan formal adalah jalur dunia kerja. Indonesia telah meluluskan jutaan
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang siswa, tetapi tidak semuanya mampu
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan melanjutkan pendidikan tinggi atau siap kerja
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan karena terbatasnya skill yang dibutuhkan dunia
nonformal adalah jalur pendidikan di luar kerja. Kenyataan yang ada di Indonesia tersebut,
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan maka pendidikan nonformal sangat dibutuhkan.
secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan Pendidikan sebagai salah satu upaya
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan mengantisipasi era global dituntut menyiapkan
lingkungan. sumber daya manusia yang kompeten agar
Pendidikan nasional yang berdasarkan mampu bersaing dalam pasar kerja global.
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Sejalan dengan itu Hidayanto (Anwar, 2012)
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi menjabarkan empat pilar pembelajaran pada era
mengembangkan kemampuan dan membentuk globalisasi menjadi pengetahuan, keterampilan,
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat kemandirian dan kemampuan untuk
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, menyesuaikan dan bekerjasama. Ke empat pilar
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta tersebut, merupakan pilar-pilar belajar yang
didik agar menjadi manusia yang beriman dan harus menjadi basis dari setiap pendidikan baik
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan formal, maupun pendidikan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, nonformal dan pendidikan informal dalam
mandiri, dan menjadi warga negara yang penyelenggraannya kegiatan pembelajaran yang
demokratis serta bertanggungjawab (Undang- bertujuan pada hasil belajar aktual yang
Undang No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 diperlukan dalam kehidupan manusia.
tentang Sistem Pendidikan Nasional). Antara pendidikan formal dan pendidikan
Pendidikan yang baik dan bermakna nonformal telah saling melengkapi. Out put
adalah pendidikan yang mampu mengantarkan pendidikan formal (sekolah) dari berbagai
dan memberdayakan potensi anak didik atau jenjang yang kurang memiliki keterampilan,

2
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan

sebagian dapat dilengkapi dengan keterampilan untuk bekerja pada sektor formal sesuai dengan
untuk dapat bekerja pada instansi negeri dan peluang kerja (Job Opportunities) yang ada.
swasta, atau mengembangkan usaha mandiri Program PKK bertujuan untuk
(wirausaha). Siswa yang putus sekolah dan tidak memberikan bekal keterampilan kerja bagi
sempat mengikuti pendidikan formal diberikan warga masyarakat yang menganggur karena
kesempatan untuk mengikuti pendidikan tidak memiliki keterampilan yang sesuai
nonformal (program pendidikan kecakapan kebutuhan dan peluang kerja yang ada,
hidup atau life skill) sehingga mampu mendorong lembaga pendidikan nonformal
meningkatkan taraf hidupnya. untuk memberikan pembekalan bagi masyarakat
Pada tahun 2016 Direktorat Pembinaan agar memiliki keterampilan kerja sekaligus
Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal mengurangi pengganguran dan kemiskinan dan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan mendorong masyarakat untuk meningkatkan
Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan keterampilan yang dibuktikan dengan sertifikat
Kebudayaan memberikan dana bantuan kompetensi. Dari sekian banyaknya satuan
pemerintah melalui program pendidikan pendidikan nonformal yang menjadi sasaran
kecakapan kerja (PKK). Pemberian dana PKK program PKK, diantara salah satunya adalah
tersebut dilatarbelakangi oleh masalah jumlah lembaga kursus dan pelatihan (LKP).
anak putus sekolah (Drop out) SMK/SMA/MA Lembaga kursus dan pelatihan (LKP)
ditambah lulusan SLTP, SLTA tidak merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi nonformal yang diselenggarakan bagi
tahun 2013 sebesar 2.023.222 anak. Penduduk masyarakat yang memerlukan bekal
miskin di Indonesia pada semester 2014 sebesar pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,
27,73 juta jiwa atau sebesar 10,95% dari total dan sikap untuk mengembangkan diri,
penduduk Indonesia, penganggur terbuka di mengembangkan profesi, bekerja, usaha
Indonesia pada Agustus 2014 sebesar 7,24 juta mandiri, atau melanjutkan pendidikan ke
jiwa atau 5,94% dari jumlah angkatan kerja jenjang yang lebih tinggi. Menurut pasal 26
sebesar 121,87 juta jiwa (Direktorat Pembinaan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang
Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti,
Masyarakat Kementerian Pendidikan dan penambah, atau pelengkap pendidikan formal
Kebudayaan, 2016). Kondisi demikian akan dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
memberikan beban tersendiri bagi negara. hayat untuk mengembangkan potensi peserta
Dengan terjadinya putus sekolah atau lulus didik dengan penekanan pada penguasaan
tetapi tidak melanjutkan pendidikan dapat pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
berdampak pada bertambahnya kemiskinan dan pengembangan sikap dan kepribadian
pengangguran, selanjutnya akan dapat memicu professional.
munculnya permasalahan sosial, sehingga Salah satu bagian dari LKP yang banyak
mengakibatkan sumberdaya manusia Indonesia memberikan bekal bagi terbentuknya kualitas
yang kurang mampu menghadapi daya saing sumberdaya manusia yaitu pelatihan. Menurut
bangsa-bangsa lain. Edwin B. Flippo (Kamil, 2012:3), “Pelatihan
Program PKK adalah program pelayanan adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan
pendidikan dan pelatihan berorientasi pada keterampilan seorang pegawai untuk
pengembangan keterampilan kerja yang melaksanakan pekerjaan tertentu”. Pelatihan
diberikan kepada peserta didik agar memiliki secara umum merupakan keseluruhan aktivitas
kompetensi di bidang keterampilan tertentu yang dirancang untuk meningkatkan potensi
setingkat operator dan teknisi yang bersertifikat atau kinerja peserta dalam melaksanakan
kompetensi sehingga dapat dijadikan bekal pekerjaan mereka, dan pelatihan menjadi bagian
dari pengembangan sumberdaya manusia.

3
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 1-9

Dari sekian banyak lembaga kursus dan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan
pelatihan di Kota Serang yang mendapat dana dan tercapainya tujuan pelatihan.
bantuan PKK ini salah satu diantaranya adalah Menurut Terry (Ruslan, 2008:1),
LKP Dilla yang beralamat di Jln. Raya “manajemen merupakan sebuah proses yang
Taktakan Komp. Ciolang Jaya RT 01/02 khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan
Kelurahan Panggung Jati Kecamatan Taktakan perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
Serang Banten. Program unggulan dari LKP pengawasan”, yang dilakukan untuk menuntun
Dilla yang mendapatkan bantuan PKK adalah serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
pelatihan pembuatan barang hantaran ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
pernikahan level 1. Hantaran pengantin atau manusia dan sumber-sumber lain. Selain empat
pernikahan sering disebut seserahan atau fungsi manajemen, peneliti menambahkan
peningset. Adapun isi dan bentuknya tergantung fungsi lain yakni, evaluasi. Penambahan fungsi
dari adat istiadat, kemampuan pihak pengantin evaluasi ini dikarenakan evaluasi merupakan
pria dan permintaan pengantin wanita namun upaya pengumpulan informasi mengenai suatu
pada umumnya berupa barang-barang program, kegiatan, atau proyek. Informasi
kebutuhan wanita dan makanan. Barang-barang tersebut berguna bagi pengambilan keputusan,
hantaran diantaranya terdiri dari perangkat antara lain untuk memperbaiki atau
sholat, aneka bahan pakaian, seperangkat menyempurnakan kegiatan program lanjutan,
kosmetik, perlengkapan mandi, sepatu, tas, menghentikan suatu kegiatan (Mugiadi dalam
pakaian dalam, buah-buahan, dan kue. Pada Sudjana, 2009:21). Selain itu evaluasi
saat ini seiring dengan kemajuan zaman dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
teknologi, hantaran pengantin atau pernikahan menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu
telah mengalami transformasi tampilan maupun program. Berdasarkan permasalahan yang ada,
isi, dari yang tadinya hanya sebatas barang penelitian bertujuan mengkaji manajemen, hasil,
bawaan yang dikemas seadanya, menjadi barang faktor pendukung dan penghambat pelatihan
yang disajikan lebih menarik tanpa mengurangi dalam meningkatkan kecakapan hidup warga
makna yang melandasi pemberian hantaran belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan Dilla
tersebut. Kecamatan Taktakan Kota Serang.
Hasil awal pengamatan peneliti setelah
melakukan observasi dan wawancara dengan METODE
pengelola LKP Dilla menghasilkan bahwa tidak Penelitian ini menggunakan pendekatan
adanya warga belajar sehingga menyebabkan penelitian kualitatif. Menurut (Satori &
tidak adanya kegiatan kursus dan pelatihan pada Komariah, 2010:25), “Penelitian kualitatif
program reguler. Akan tetapi pada saat itu LKP adalah suatu pendekatan penelitian yang
sedang malakukan rekutmen peserta sebagai mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan
warga belajar untuk program bantuan PKK. mendeskripsikan kenyataan secara benar,
Apabila mengacu pada juknis PKK tahun 2016 dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik
mengenai hasil yang diharapkan dari program pengumpulan dan analisis data yang relevan
bantuan ini, yakni “program dapat terselenggara yang diperoleh dari situasi yang alamiah”.
dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang Selain itu metode yang digunakan dalam
ditetapkan dan peserta didik dapat penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut
menyelesaikan program pelatihan dengan Syaodih (2010:72), “Metode deskriptif adalah
tuntas, lulus kompetensi dan memperoleh bentuk penelitian yang ditujukan untuk
sertifikat kompentensi sebagai bekal untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
bekerja”. Pernyataan tersebut mengandung arti fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
bahwa diperlukannya manajemen pelatihan yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
yang dikelola dengan baik, karena hal tersebut manusia”. Dengan menggunakan metode
deskriptif, peneliti akan menggambarkan dan

4
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan

mendeskripsikan tentang manajemen Lembaga hidup (kecakapan personal, kecakapan sosial


Kursus dan Pelatihan (LKP) Dilla Kecamatan dan kecakapan vokasional). Kisi-kisi yang ke
Taktakan Kota Serang. tiga adalah faktor pendukung dan faktor
Sumber data dalam penelitian ini dibagi penghambat, untuk mengetahui faktor-faktor
menjadi dua aspek yaitu sumber data primer dan tersebut yaitu melalui indikator faktor internal
sumber data sekunder. Jumlah sumber data dan faktor eksternal.
dalam penelitian ini adalah enam orang, yang Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan
terdiri Pengelola LKP, Instruktur pelatihan suatu kesimpulan yang benar atau valid yaitu
hantaran dan empat warga belajar pelatihan menggunakan teknik analisis data. Dalam proses
hantaran. Pada data primer peneliti menemukan analisis data memiliki tiga tahapan yaitu reduksi
data secara langsung pada sumbernya data, penyajian data, dan simpulan atau
sedangkan pada data sekunder peneliti verifikasi. Dalam reduksi data peneliti
menemukan data dengan secara tidak langsung memfokuskan pada hal-hal penting yang berada
ataupun berupa gambar, buku-buku maupun pada catatan lapangan untuk di rangkum atau
data-data yang berhubungan dengan penelitian. disederhanakan. Setelah mereduksi data,
Langkah-langkah pengumpulan data dilanjutkan pada penyajian data yaitu penyajian
dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap informasi dalam bentuk uraian atau naratif
yaitu tahap orientasi yang bertujuan untuk untuk memudahkan memahami apa yang terjadi
memperoleh gambaran yang tepat tentang latar dalam penelitian. Simpulan atau verifikasi pada
penelitian. Pada tahap ini dilakukan kegiatan proses ini dilakukan uji kebenaran pada setiap
pra survei. Tahap kedua yaitu eksplorasi, pada data yang muncul dari data yang diperoleh.
tahap ini dilakukan penelitian yang sebenarnya
yaitu dilakukan pengumpulan data terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel penelitian yang berkaitan dengan fokus Manajemen Pelatihan Hantaran dalam
dan tujuan penelitian. Tahap ke tiga yaitu Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga
member check atau kegiatan pengecekan data Belajar
pada subyek atau informan membuktikan Berdasarkan hasil wawancara yang
validitas data yang diperoleh atau bisa disebut dilakukan terhadap pengelola LKP dan
dengan perbaikan baik dari segi bahasa maupun instruktur bahwa ada beberapa tahapan dalam
sistematika. manajemen pelatihan meliputi perencanaan,
Selain itu, peneliti juga menggunakan pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
teknik dan pedoman pengumpulan data. Hal ini evaluasi. Perencanaan terdapat beberapa
sebagai langkah yang paling utama dalam tahapan dalam menyusun perencanaan yaitu
penelitian untuk mendapatkan data dengan mengidentifkasi kebutuhan, penyusunan tujuan
menggunakan teknik wawancara, observasi dan pelatihan, menentukan instuktur, rekutmen
dokumentasi. warga belajar, menentukan kurikulum, sumber
Kisi-kisi dalam penelitian ini terbagi belajar, metode dan waktu pelatihan. Setiap
menjadi tiga berdasarkan pada fokus penelitian. akan merumuskan kegiatan pelatihan, pihak
Kisi-kisi yang pertama adalah manajemen LKP dilla mengidentifkasi dan menganalisis
pelatihan hantaran, untuk mengetahui kebutuhan pelatihan terlebih dahulu. Dalam
manajemen pelatihan hantaran yaitu proses mengidentifikasi, dilakukan dengan teliti
menggunakan indikator perencanaan, sehingga diperoleh data dan informasi yang
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan didapat bisa dijadikan tolak ukur suatu pelatihan
evaluasi. Kisi-kisi yang kedua yaitu hasil dapat dilaksanakan. Setelah pengelola LKP
pelatihan dalam meningkatkan kecakapan melakukan identifikasi kebutuhan, barulah
hidup, untuk mengetahui hasil pelatihan dalam disusun tujuan pelatihan, menentukan sumber
meningkatkan kecakapan hidup menggunakan belajar, metode dan waktu pelatihan dilakukan
indikator keberhasilan pelatihan dan kecakapan oleh pengelola pelatihan. Kurikulum pada

5
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 1-9

pelatihan ini menggunakan kurikulum berbasis Pelaksanaan (actuating) merupakan


kompetensi (KBK) yang mengacu pada Standar penerapan dari perencanaan yang telah disusun
kompetensi lulusan (SKL). Selain itu sumber sebelumnya dan pelaksanaan merupakan salah
belajar menggunakan modul yang didapat dari satu faktor yang menentukan keberhasilan dari
pemerintah. Metode pelatihan yang digunakan suatu program atau kegiatan. Pelaksanaan
pada proses pembelajaran adalah metode berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan terhadap pengelola LKP dan instruktur bahwa
penugasan. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan merupakan proses pembelajaran
menentukan instruktur dalam pelatihan pelatihan dari adanya realiasasi perencanaan
hantaran dan rekutmen warga belajar. Setelah dan pengorganisasian. jumlah warga belajar
semua tahap dilakukan, selanjutnya dirumuskan yang mengikuti pelatihan hantaran ini sebanyak
dalam bentuk proposal. Proposal tersebut 20 orang. Pelatihan hantaran dilaksanakan di
berguna sebagai pengajuan permohonan dana LKP dilla yang beralamat di Jln Raya Taktakan
bantuan PKK pada pelatihan hantaran. Komp. Ciloang Jaya Rt 02/01 Kelurahan
Perencanaan (planning), menurut Bintoro Panggung Jati Kecamatan Taktakan Kota
Tjokroaminato (Badrudin, 2014:54), Serang Provinsi Banten dan waktu pelaksanaan
“Perencanaan adalah proses mempersiapkan dilakukan pada hari senin sampai dengan hari
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan kamis, dengan durasi disetiap pertemuan adalah
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”. selama 3 jam. Pelatihan ini dimulai pada tanggal
Pada hakikatnya perencanaan adalah proses 5 Oktober 2016 hingga 21 November 2016.
pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif Adapun perbandingan teori sebanyak 30% dan
(pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang 70% praktik. Penggunaan alat dan bahan
akan dilaksanakan di masa yang akan datang disesuaikan dengan jenis materi yang
guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta disampaikan karena setiap materi membutuhkan
pemantuan dan penilaiannya atas hasil alat dan bahan yang berbeda-beda.
pelaksanaannya, yang dilakukan secara Pengawasan (controlling) menurut Suarli &
sistematis dan berkesinambungan. Yanyan (2010:16), “Pengawasan adalah suatu
Pengorganisasian, berdasarkan hasil proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan
wawancara yang dilakukan terhadap pengelola kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan rencana,
LKP bahwa tahapan pada pengorganisasian pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan dan
adalah menentukan dan memberikan tugas sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya”.
kepada pihak-pihak yang nantinya terlibat saat Pengawasan berdasarkan hasil wawancara yang
proses pelaksanaan pelatihan hantaran. Tugas dilakukan terhadap pengelola LKP dan
dari pengelola LKP dalam kaitannya dengan instruktur bahwa kegiatan pengawasan
proses pelaksanaan adalah memantau kegiatan dilakukan agar terpantaunya proses
pelatihan. Selain itu pengelola juga bertugas pembelajaran yang baik sesuai yang diharapkan.
sebagai instruktur pengganti apabila instruktur Kegiatan pengawasan ini dilakukan oleh
utama tidak bisa hadir. Pengorganisasian pengelola dan pihak luar yakni UPTD, beberapa
(organizing), menurut Terry (Hasibuan, hal yang diawasi adalah proses
2011:119), “Pengorganisasian adalah tindakan pembelajarannya.
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan Evaluasi, berdasarkan hasil wawancara
yang efektif antara orang-orang”, sehingga dapat yang dilakukan terhadap pengelola LKP bahwa
bekerja sama secara efisien dan dengan kegiatan evaluasi hasil belajar dilaksanakan
demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam melalui evaluasi perkembangan hasil belajar
hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam pada tiap tahapan kegiatan pembelajaran dan
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai evaluasi akhir melalui uji kompetensi. Penilaian
tujuan atau sasaran teretentu. terhadap warga belajar dengan tiga aspek
kemampuan warga belajar yakni, aspek

6
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan

pengetahuan (kognitif), sikap kerja (afektif) dan mengikuti pelatihan maka kecakapan
keterampilan (psikomotor) yang diaplikasikan ke personal yang dimiliki peserta pelatihan yaitu
dalam kategori kecakapan hidup yaitu saling membantu. Saat proses pembelajaran
kecakapan personal, sosial dan kecakapan warga belajar saling membantu apabila ada
vokasional. Evaluasi (evaluation) atau penilaian yang tidak membawa peralatan atau bahan,
adalah fungsi kelima dalam manajemen, dan membantu apabila ada yang belum bisa
khususnya pendidikan luar sekolah. Ralph Tyler atau belum paham materi. Hal ini sebagai
(Sudjana, 2008:19), “Penilaian dilakukan salah satu perwujudan dari sikap diri sebagai
terhadap seluruh atau sebagian komponen makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang harus
program serta terhadap pelaksanaan program saling membantu.
Pendidikan”. Dengan adanya penilaian kita b) Kecakapan sosial termasuk kedalam
mampu mengukur tingkat keberhasilan kita kemampuan dalam hal sikap kerja warga
dalam pencapaian tujuan. belajar. Setelah warga belajar selesai
Manajemen pelatihan hantaran mengikuti pelatihan maka kecakapan sosial
merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan yang dimiliki peserta pelatihan yaitu
kemampuan dan keterampilan warga belajar. kemampuan untuk berinteraksi,
Proses ini dimulai dari perencanaan, berkomunikasi dengan teman sejawat,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan menjalin kerjasama.
evaluasi. Oleh karenanya akan tercapai tujuan c) Kecakapan vokasional, setelah warga belajar
yang telah direncanakan sebelumnya dengan selesai mengikuti pelatihan maka kecakapan
merencanakan kegiatan pelatihan yang vokasional yang dimiliki peserta pelatihan
dilakukan oleh pengelola LKP. Hal ini sejalan yaitu mempunyai keterampilan hantaran.
dengan apa yang dikatakan oleh Terry (Ruslan, Dengan keterampilan bidang hantaran yang
2008:1) mengemukakan bahwa “Manajemen dimiliki, warga belajar bisa mempunyai
merupakan sebuah proses yang khas, yang usaha sampingan dengan membuka dan
terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, menerima pesanan membuat dan
pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan”, mendekorasi hantaran.
yang dilakukan untuk menentukan serta Hasil pelatihan hantaran berupa tiga
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan aspek kemampuan pada warga belajar yang
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan mengacu pada standar kompetensi lulusan yang
sumber-sumber lain. meliputi pengetahuan, sikap kerja dan
keterampilan sekaligus berkenaan dengan
Hasil Pelatihan meningkatkan kecakapan hidup warga belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang Pelatihan berbasis hantaran meningkatkan
dilakukan oleh pengelola, instruktur dan empat kecakapan hidup, menekankan pembelajaran ke
orang warga belajar, hasil pelatihan hantaran arah kecakapan hidup yang dimiliki oleh warga
terdiri dari hasil yang dicapai. Hasil tersebut belajar untuk berani menghadapi problema
mencakup tiga aspek kemampuan pada warga hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa
belajar yang berkenaan dengan kecakapan hidup merasa tertekan. Departemen pendidikan
warga belajar. Tiga aspek tersebut yakni nasional dalam (Anwar, 2012:28) membagi
pengetahuan, sikap kerja, dan keterampilan empat jenis kecakapan hidup yaitu “Kecakapan
yang mengacu pada standar kompetensi lulusan personal (personal skills), kecakapan sosial (social
hantaran dan yang berkenaan juga dengan skills), kecakapan akademik (academic skills),
kecakapan hidup. Adapun peningkatan kecakapan vakasional (vocational skills)”.
kecakapan hidup yaitu: Pelatihan hantaran yang diselenggarakan
a) Kecakapan personal termasuk kedalam di LKP Dilla dapat meningkatkan tiga jenis
kemampuan dalam hal sikap kerja warga kecakapan hidup. Kecakapan personal terlalu
belajar. Setelah warga belajar selesai sempit definisinya karena hanya difokuskan

7
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 1-9

pada pengenalan diri (self awareness). Padahal keterampilan, khususnya dibidang hantaran
kecakapan personal sangat luas dimensinya. dalam dunia kerja dibutuhkan. Cara mengajar
Dalam pelatihan hantaran ini kecakapan instuktur saat proses pembelajaran sudah sangat
personal termasuk kedalam kemampuan dalam baik. Cara penyampaiannya yang cukup jelas
hal sikap kerja warga belajar. Kecakapan sosial dan mudah dimengerti selain itu instuktur sabar
adalah kemampuan untuk berhubungan dan dan mau mengulangi materi apabila ada warga
bekerja sama dengan orang lain. Dalam belajar yang belum mengerti mengenai materi
penelitian ini kecakapan sosial termasuk yang disampaikan ataupun yang sudah
kedalam kemampuan dalam hal sikap kerja disampaikan hal ini direspon sangat baik oleh
warga belajar. Setelah warga belajar selesai warga belajar karena dengan begitu banyak
mengikuti pelatihan maka kecakapan sosial warga belajar yang terlihat antusias ketika
yang dimiliki peserta pelatihan yaitu mengikuti proses pembelajaran.
kemampuan untuk berinteraksi, berkomunikasi Sedangkan faktor penghambat kemauan
dengan teman sejawat. Kecakapan vokasional, dan motivasi dari setiap warga belajar yang
setelah warga belajar selesai mengikuti pelatihan berbeda-berbeda untuk mengikuti proses
maka kecakapan vokasional yang dimiliki pembelajaran. Terdapat beberapa kegiatan yang
peserta pelatihan yaitu mempunyai keterampilan mengalami penurunan peserta, ada saja warga
hantaran. belajar yang terlambat mengikuti proses
pembelajaran karena memiliki kesibukan lain
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dan saat penyampaian materi ada saja warga
Berdasarkan hasil wawancara dengan belajar yang tidak mendengarkan, mengobrol
pengelola, instruktur dan empat orang warga maupun bermain handphone.
belajar, pelatihan hantaran di LKP Dilla Faktor eksternal
diketahui mengenai pernyataan mereka Berdasarkan hasil wawancara terhadap
terhadap faktor pendukung dan faktor pengelola LKP, instruktur dan empat orang
penghambat manajemen pelatihan yang dibagi warga belajar pelatihan hantaran, faktor
menjadi faktor internal dan eksternal. pendukung eksternal meliputi Sarana dan
Faktor internal prasarana serta lingkungan. Faktor pendukung
Faktor yang mendukung dalam mengenai kelengkapan sarana dan prasana yang
manajemen pelatihan adalah manajerial yang ada di LKP Dilla dalam pelatihan hantaran
baik yang dilakukan pengelola beserta staf- cukup memadai untuk menunjang pelatihan
stafnya, adanya kemauan dan motivasi warga hantaran. Selain itu lingkungan menjadi
belajar untuk mengikuti pelatihan, sarana dan pendukung proses pelatihan dengan adanya
prasana yang memadai, cara mengajar lahan parkir dan lokasi LKP yang strategis
instruktur yang baik, respon yang baik warga karena dekat dengan jalan raya.
belajar saat penyampaian materi, serta Sedangkan faktor penghambat dalam
lingkungan yang bersih sehingga menunjang jarak antara tempat pelatihan dengan rumah
kelancaran dalam proses pembelajaran tutor dan sebagian warga belajar yang jauh
Terlaksananya pelatihan hantaran mengakibatkan terlambatnya dalam
menjadi tanda adanya hubungan dan kerja sama memberikan materi sehingga pelaksanaan
yang baik dengan pihak-pihak terkait pelatihan. pelatihan kurang efektif. Selain itu kondisi ruang
Karena tahap pelaksanaan atau proses kelas yang berada di samping jalan raya
pembelajaran merupakan realisasi dari tahap- mengakibatkan sering terdengar suara bising
tahap sebelumnya. Adanya kemauan atau yang berasal dari kendaraan yang lewat. Hal ini
motivasi untuk ikut pelatihan hantaran karena cukup menggangu sebagian warga belajar saat
warga belajar merasa tertarik dan sadar akan penyampaian materi oleh instruktur.
pentingnya mempunyai pengetahuan dan

8
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan

SIMPULAN dimiliki oleh warga belajar dapat bisa


Manajemen pelatihan hantaran dalam diterapkan. Perlu adanya pemberian motivasi
meningkatkan kecakapan hidup warga belajar di kepada warga belajar lebih rutin dilakukan agar
LKP Dilla dilakukan melalui lima tahapan yaitu dalam pelaksanaannya baik secara teori maupun
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, praktik berjalan sesuai dengan rencana yang
pengawasan dan evaluasi. Hasil pelatihan telah ditetapkan dan juga warga belajar
hantaran berupa tiga aspek yang meliputi hendaknya lebih aktif lagi dalam mengikuti
pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan yang pembelajaran baik secara teori maupun praktik
mengacu pada standar kompetensi lulusan demi mendapatkan hasil, baik dari segi
sekaligus berkenaan dalam meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan serta dapat
kecakapan hidup warga belajar. Pelatihan menerapkan secara mandiri.
hantaran dapat meningkatkan kecakapan hidup
warga belajar mencakup kecakapan personal DAFTAR PUSTAKA
yaitu saling membantu. Kecakapan sosial yaitu Anwar. (2012). Pendidikan kecakapan hidup (life
kemampuan untuk berinteraksi, berkomunikasi skill education). Bandung: Alfabeta.
dengan teman sejawat. Sedangkan kecakapan Badrudin. (2014). Dasar-Dasar Manajamen.
Bandung: Alfabeta.
vakasional yaitu mempunyai keterampilan
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
hantaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Faktor yang mendukung manajemen Dini dan Pendidikan Masyarakat
pelatihan mencakup manajerial yang baik yang Kementerian Pendidikan dan
dilakukan pengelola beserta staf-stafnya, adanya Kebudayaan. (2016). Petunjuk teknis
program pendidikan kecakapan kerja
kemauan dan motivasi, sarana dan prasana yang
(PKK). Jakarta: Direktorat Pembinaan
memadai, cara mengajar instruktur yang baik, Kursus dan Pelatihan. Retrieved from
respon baik warga belajar saat penyampaian http://www.infokursus.net/download/Ju
materi, serta lingkungan yang bersih. Faktor knis_PKK_2016.pdf
yang menghambat manajemen pelatihan adanya Hasibuan, M. (2011). Manajemen: Dasar,
Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
perbedaan kemauan dan motivasi, cara
Aksara.
mengajar instruktur serta respon warga belajar Kamil, M. (2012). Model pendidikan dan pelatihan
saat penyampaian materi. Jarak antara tempat (konsep dan aplikasi). Bandung: Alfabeta.
pelatihan dengan rumah instruktur dan sebagian Ruslan, R. (2008). Manajemen Public Relation &
warga belajar yang lumayan jauh. Selain itu Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
kondisi ruang kelas yang berada di samping
Satori, D., & Komariah, A. (2010). Metodologi
jalan raya mengakibatkan sering terdengar suara Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
bising yang berasal dari kendaraan yang lewat. Suarli, & Yanyan. (2010). Manajemen
Implementasi manajemen hantaran tidak Keperawatan: dengan Pendekatan Praktis.
hanya untuk penyelenggaraan pelatihan Jakarta: Erlangga.
hantaran saja, tetapi dapat digunakan untuk Sudjana, D. (2008). Evaluasi Program Pendididkan
Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja
keseluruhan program pelatihan yang
Rosdakarya.
diselenggarakan oleh Lembaga Kursus dan Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar
Pelatihan Dilla. Hasil pelatihan oleh warga Mengajar. Bandung: PT Remaja
belajar setelah mengikuti proses pelatihan perlu Rosdakarya.
adanya tindakan lanjut berupa pembinaan Syaodih, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ataupun pengarahan dengan dibantu oleh pihak-
pihak terkait supaya ilmu dan keterampilan yang

Anda mungkin juga menyukai