2
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan
sebagian dapat dilengkapi dengan keterampilan untuk bekerja pada sektor formal sesuai dengan
untuk dapat bekerja pada instansi negeri dan peluang kerja (Job Opportunities) yang ada.
swasta, atau mengembangkan usaha mandiri Program PKK bertujuan untuk
(wirausaha). Siswa yang putus sekolah dan tidak memberikan bekal keterampilan kerja bagi
sempat mengikuti pendidikan formal diberikan warga masyarakat yang menganggur karena
kesempatan untuk mengikuti pendidikan tidak memiliki keterampilan yang sesuai
nonformal (program pendidikan kecakapan kebutuhan dan peluang kerja yang ada,
hidup atau life skill) sehingga mampu mendorong lembaga pendidikan nonformal
meningkatkan taraf hidupnya. untuk memberikan pembekalan bagi masyarakat
Pada tahun 2016 Direktorat Pembinaan agar memiliki keterampilan kerja sekaligus
Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal mengurangi pengganguran dan kemiskinan dan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan mendorong masyarakat untuk meningkatkan
Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan keterampilan yang dibuktikan dengan sertifikat
Kebudayaan memberikan dana bantuan kompetensi. Dari sekian banyaknya satuan
pemerintah melalui program pendidikan pendidikan nonformal yang menjadi sasaran
kecakapan kerja (PKK). Pemberian dana PKK program PKK, diantara salah satunya adalah
tersebut dilatarbelakangi oleh masalah jumlah lembaga kursus dan pelatihan (LKP).
anak putus sekolah (Drop out) SMK/SMA/MA Lembaga kursus dan pelatihan (LKP)
ditambah lulusan SLTP, SLTA tidak merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi nonformal yang diselenggarakan bagi
tahun 2013 sebesar 2.023.222 anak. Penduduk masyarakat yang memerlukan bekal
miskin di Indonesia pada semester 2014 sebesar pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,
27,73 juta jiwa atau sebesar 10,95% dari total dan sikap untuk mengembangkan diri,
penduduk Indonesia, penganggur terbuka di mengembangkan profesi, bekerja, usaha
Indonesia pada Agustus 2014 sebesar 7,24 juta mandiri, atau melanjutkan pendidikan ke
jiwa atau 5,94% dari jumlah angkatan kerja jenjang yang lebih tinggi. Menurut pasal 26
sebesar 121,87 juta jiwa (Direktorat Pembinaan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang
Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti,
Masyarakat Kementerian Pendidikan dan penambah, atau pelengkap pendidikan formal
Kebudayaan, 2016). Kondisi demikian akan dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
memberikan beban tersendiri bagi negara. hayat untuk mengembangkan potensi peserta
Dengan terjadinya putus sekolah atau lulus didik dengan penekanan pada penguasaan
tetapi tidak melanjutkan pendidikan dapat pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
berdampak pada bertambahnya kemiskinan dan pengembangan sikap dan kepribadian
pengangguran, selanjutnya akan dapat memicu professional.
munculnya permasalahan sosial, sehingga Salah satu bagian dari LKP yang banyak
mengakibatkan sumberdaya manusia Indonesia memberikan bekal bagi terbentuknya kualitas
yang kurang mampu menghadapi daya saing sumberdaya manusia yaitu pelatihan. Menurut
bangsa-bangsa lain. Edwin B. Flippo (Kamil, 2012:3), “Pelatihan
Program PKK adalah program pelayanan adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan
pendidikan dan pelatihan berorientasi pada keterampilan seorang pegawai untuk
pengembangan keterampilan kerja yang melaksanakan pekerjaan tertentu”. Pelatihan
diberikan kepada peserta didik agar memiliki secara umum merupakan keseluruhan aktivitas
kompetensi di bidang keterampilan tertentu yang dirancang untuk meningkatkan potensi
setingkat operator dan teknisi yang bersertifikat atau kinerja peserta dalam melaksanakan
kompetensi sehingga dapat dijadikan bekal pekerjaan mereka, dan pelatihan menjadi bagian
dari pengembangan sumberdaya manusia.
3
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 1-9
Dari sekian banyak lembaga kursus dan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan
pelatihan di Kota Serang yang mendapat dana dan tercapainya tujuan pelatihan.
bantuan PKK ini salah satu diantaranya adalah Menurut Terry (Ruslan, 2008:1),
LKP Dilla yang beralamat di Jln. Raya “manajemen merupakan sebuah proses yang
Taktakan Komp. Ciolang Jaya RT 01/02 khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan
Kelurahan Panggung Jati Kecamatan Taktakan perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
Serang Banten. Program unggulan dari LKP pengawasan”, yang dilakukan untuk menuntun
Dilla yang mendapatkan bantuan PKK adalah serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
pelatihan pembuatan barang hantaran ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
pernikahan level 1. Hantaran pengantin atau manusia dan sumber-sumber lain. Selain empat
pernikahan sering disebut seserahan atau fungsi manajemen, peneliti menambahkan
peningset. Adapun isi dan bentuknya tergantung fungsi lain yakni, evaluasi. Penambahan fungsi
dari adat istiadat, kemampuan pihak pengantin evaluasi ini dikarenakan evaluasi merupakan
pria dan permintaan pengantin wanita namun upaya pengumpulan informasi mengenai suatu
pada umumnya berupa barang-barang program, kegiatan, atau proyek. Informasi
kebutuhan wanita dan makanan. Barang-barang tersebut berguna bagi pengambilan keputusan,
hantaran diantaranya terdiri dari perangkat antara lain untuk memperbaiki atau
sholat, aneka bahan pakaian, seperangkat menyempurnakan kegiatan program lanjutan,
kosmetik, perlengkapan mandi, sepatu, tas, menghentikan suatu kegiatan (Mugiadi dalam
pakaian dalam, buah-buahan, dan kue. Pada Sudjana, 2009:21). Selain itu evaluasi
saat ini seiring dengan kemajuan zaman dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
teknologi, hantaran pengantin atau pernikahan menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu
telah mengalami transformasi tampilan maupun program. Berdasarkan permasalahan yang ada,
isi, dari yang tadinya hanya sebatas barang penelitian bertujuan mengkaji manajemen, hasil,
bawaan yang dikemas seadanya, menjadi barang faktor pendukung dan penghambat pelatihan
yang disajikan lebih menarik tanpa mengurangi dalam meningkatkan kecakapan hidup warga
makna yang melandasi pemberian hantaran belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan Dilla
tersebut. Kecamatan Taktakan Kota Serang.
Hasil awal pengamatan peneliti setelah
melakukan observasi dan wawancara dengan METODE
pengelola LKP Dilla menghasilkan bahwa tidak Penelitian ini menggunakan pendekatan
adanya warga belajar sehingga menyebabkan penelitian kualitatif. Menurut (Satori &
tidak adanya kegiatan kursus dan pelatihan pada Komariah, 2010:25), “Penelitian kualitatif
program reguler. Akan tetapi pada saat itu LKP adalah suatu pendekatan penelitian yang
sedang malakukan rekutmen peserta sebagai mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan
warga belajar untuk program bantuan PKK. mendeskripsikan kenyataan secara benar,
Apabila mengacu pada juknis PKK tahun 2016 dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik
mengenai hasil yang diharapkan dari program pengumpulan dan analisis data yang relevan
bantuan ini, yakni “program dapat terselenggara yang diperoleh dari situasi yang alamiah”.
dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang Selain itu metode yang digunakan dalam
ditetapkan dan peserta didik dapat penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut
menyelesaikan program pelatihan dengan Syaodih (2010:72), “Metode deskriptif adalah
tuntas, lulus kompetensi dan memperoleh bentuk penelitian yang ditujukan untuk
sertifikat kompentensi sebagai bekal untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
bekerja”. Pernyataan tersebut mengandung arti fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
bahwa diperlukannya manajemen pelatihan yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
yang dikelola dengan baik, karena hal tersebut manusia”. Dengan menggunakan metode
deskriptif, peneliti akan menggambarkan dan
4
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan
5
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 1-9
6
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan
pengetahuan (kognitif), sikap kerja (afektif) dan mengikuti pelatihan maka kecakapan
keterampilan (psikomotor) yang diaplikasikan ke personal yang dimiliki peserta pelatihan yaitu
dalam kategori kecakapan hidup yaitu saling membantu. Saat proses pembelajaran
kecakapan personal, sosial dan kecakapan warga belajar saling membantu apabila ada
vokasional. Evaluasi (evaluation) atau penilaian yang tidak membawa peralatan atau bahan,
adalah fungsi kelima dalam manajemen, dan membantu apabila ada yang belum bisa
khususnya pendidikan luar sekolah. Ralph Tyler atau belum paham materi. Hal ini sebagai
(Sudjana, 2008:19), “Penilaian dilakukan salah satu perwujudan dari sikap diri sebagai
terhadap seluruh atau sebagian komponen makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang harus
program serta terhadap pelaksanaan program saling membantu.
Pendidikan”. Dengan adanya penilaian kita b) Kecakapan sosial termasuk kedalam
mampu mengukur tingkat keberhasilan kita kemampuan dalam hal sikap kerja warga
dalam pencapaian tujuan. belajar. Setelah warga belajar selesai
Manajemen pelatihan hantaran mengikuti pelatihan maka kecakapan sosial
merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan yang dimiliki peserta pelatihan yaitu
kemampuan dan keterampilan warga belajar. kemampuan untuk berinteraksi,
Proses ini dimulai dari perencanaan, berkomunikasi dengan teman sejawat,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan menjalin kerjasama.
evaluasi. Oleh karenanya akan tercapai tujuan c) Kecakapan vokasional, setelah warga belajar
yang telah direncanakan sebelumnya dengan selesai mengikuti pelatihan maka kecakapan
merencanakan kegiatan pelatihan yang vokasional yang dimiliki peserta pelatihan
dilakukan oleh pengelola LKP. Hal ini sejalan yaitu mempunyai keterampilan hantaran.
dengan apa yang dikatakan oleh Terry (Ruslan, Dengan keterampilan bidang hantaran yang
2008:1) mengemukakan bahwa “Manajemen dimiliki, warga belajar bisa mempunyai
merupakan sebuah proses yang khas, yang usaha sampingan dengan membuka dan
terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, menerima pesanan membuat dan
pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan”, mendekorasi hantaran.
yang dilakukan untuk menentukan serta Hasil pelatihan hantaran berupa tiga
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan aspek kemampuan pada warga belajar yang
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan mengacu pada standar kompetensi lulusan yang
sumber-sumber lain. meliputi pengetahuan, sikap kerja dan
keterampilan sekaligus berkenaan dengan
Hasil Pelatihan meningkatkan kecakapan hidup warga belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang Pelatihan berbasis hantaran meningkatkan
dilakukan oleh pengelola, instruktur dan empat kecakapan hidup, menekankan pembelajaran ke
orang warga belajar, hasil pelatihan hantaran arah kecakapan hidup yang dimiliki oleh warga
terdiri dari hasil yang dicapai. Hasil tersebut belajar untuk berani menghadapi problema
mencakup tiga aspek kemampuan pada warga hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa
belajar yang berkenaan dengan kecakapan hidup merasa tertekan. Departemen pendidikan
warga belajar. Tiga aspek tersebut yakni nasional dalam (Anwar, 2012:28) membagi
pengetahuan, sikap kerja, dan keterampilan empat jenis kecakapan hidup yaitu “Kecakapan
yang mengacu pada standar kompetensi lulusan personal (personal skills), kecakapan sosial (social
hantaran dan yang berkenaan juga dengan skills), kecakapan akademik (academic skills),
kecakapan hidup. Adapun peningkatan kecakapan vakasional (vocational skills)”.
kecakapan hidup yaitu: Pelatihan hantaran yang diselenggarakan
a) Kecakapan personal termasuk kedalam di LKP Dilla dapat meningkatkan tiga jenis
kemampuan dalam hal sikap kerja warga kecakapan hidup. Kecakapan personal terlalu
belajar. Setelah warga belajar selesai sempit definisinya karena hanya difokuskan
7
Siti Herlinda, Sholeh Hidayat, Irwan Djumena | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 1-9
pada pengenalan diri (self awareness). Padahal keterampilan, khususnya dibidang hantaran
kecakapan personal sangat luas dimensinya. dalam dunia kerja dibutuhkan. Cara mengajar
Dalam pelatihan hantaran ini kecakapan instuktur saat proses pembelajaran sudah sangat
personal termasuk kedalam kemampuan dalam baik. Cara penyampaiannya yang cukup jelas
hal sikap kerja warga belajar. Kecakapan sosial dan mudah dimengerti selain itu instuktur sabar
adalah kemampuan untuk berhubungan dan dan mau mengulangi materi apabila ada warga
bekerja sama dengan orang lain. Dalam belajar yang belum mengerti mengenai materi
penelitian ini kecakapan sosial termasuk yang disampaikan ataupun yang sudah
kedalam kemampuan dalam hal sikap kerja disampaikan hal ini direspon sangat baik oleh
warga belajar. Setelah warga belajar selesai warga belajar karena dengan begitu banyak
mengikuti pelatihan maka kecakapan sosial warga belajar yang terlihat antusias ketika
yang dimiliki peserta pelatihan yaitu mengikuti proses pembelajaran.
kemampuan untuk berinteraksi, berkomunikasi Sedangkan faktor penghambat kemauan
dengan teman sejawat. Kecakapan vokasional, dan motivasi dari setiap warga belajar yang
setelah warga belajar selesai mengikuti pelatihan berbeda-berbeda untuk mengikuti proses
maka kecakapan vokasional yang dimiliki pembelajaran. Terdapat beberapa kegiatan yang
peserta pelatihan yaitu mempunyai keterampilan mengalami penurunan peserta, ada saja warga
hantaran. belajar yang terlambat mengikuti proses
pembelajaran karena memiliki kesibukan lain
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dan saat penyampaian materi ada saja warga
Berdasarkan hasil wawancara dengan belajar yang tidak mendengarkan, mengobrol
pengelola, instruktur dan empat orang warga maupun bermain handphone.
belajar, pelatihan hantaran di LKP Dilla Faktor eksternal
diketahui mengenai pernyataan mereka Berdasarkan hasil wawancara terhadap
terhadap faktor pendukung dan faktor pengelola LKP, instruktur dan empat orang
penghambat manajemen pelatihan yang dibagi warga belajar pelatihan hantaran, faktor
menjadi faktor internal dan eksternal. pendukung eksternal meliputi Sarana dan
Faktor internal prasarana serta lingkungan. Faktor pendukung
Faktor yang mendukung dalam mengenai kelengkapan sarana dan prasana yang
manajemen pelatihan adalah manajerial yang ada di LKP Dilla dalam pelatihan hantaran
baik yang dilakukan pengelola beserta staf- cukup memadai untuk menunjang pelatihan
stafnya, adanya kemauan dan motivasi warga hantaran. Selain itu lingkungan menjadi
belajar untuk mengikuti pelatihan, sarana dan pendukung proses pelatihan dengan adanya
prasana yang memadai, cara mengajar lahan parkir dan lokasi LKP yang strategis
instruktur yang baik, respon yang baik warga karena dekat dengan jalan raya.
belajar saat penyampaian materi, serta Sedangkan faktor penghambat dalam
lingkungan yang bersih sehingga menunjang jarak antara tempat pelatihan dengan rumah
kelancaran dalam proses pembelajaran tutor dan sebagian warga belajar yang jauh
Terlaksananya pelatihan hantaran mengakibatkan terlambatnya dalam
menjadi tanda adanya hubungan dan kerja sama memberikan materi sehingga pelaksanaan
yang baik dengan pihak-pihak terkait pelatihan. pelatihan kurang efektif. Selain itu kondisi ruang
Karena tahap pelaksanaan atau proses kelas yang berada di samping jalan raya
pembelajaran merupakan realisasi dari tahap- mengakibatkan sering terdengar suara bising
tahap sebelumnya. Adanya kemauan atau yang berasal dari kendaraan yang lewat. Hal ini
motivasi untuk ikut pelatihan hantaran karena cukup menggangu sebagian warga belajar saat
warga belajar merasa tertarik dan sadar akan penyampaian materi oleh instruktur.
pentingnya mempunyai pengetahuan dan
8
Manajemen Pelatihan Hantaran dalam Meningkatkan Kecakapan Hidup Warga Belajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan