Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT PANCASILA
“SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PEMUSYAWARATAN / PERWAKILAN”
Dosen Pengampu : Dian Agus Ruchliyadi, M.Pd / Reja Fahlevi, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Akbar 1910112210029
Arya Dwiya Nugraha 1910112210017
Murhan 1910112210035
Nadya Arianti 1910112220008
Nor Aisyah 1910112220002
Risma Sahriati 1910112220028
Siti Badariah 1910112220023
Tina Mulina 1910112220027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Filsafat Pancasila ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan
dan bantuan dari semua pihak tentu kami tidak akan sangggup untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan ini dengan baik.

Kami tentu menyadari bahwa tugas pokok yang kami kerjakan ini tentu masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk menyempurnakan tugas ini dengan sebaik-baiknya,
supaya tugas pokok ini nantinya dapat menejadi acuan dan pedoman yang lebih baik lagi kedepannya.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
karena kami sebagai makhluk-Nya tidak luput dari kesalahan dan dosa

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya yang telah memberikan
tugas pokok dan bimbingan dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna untuk kita semua, dan tidak hanya berhenti disini namun sampai akhir zaman
semoga dapan menjadi acuan yang bermanfaat. Sekian kami menguacapkan terimakasih kepada semua
pihak yang membantu dan kepada pembimbing yang telah membimbing kami.

Wassalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Banjarmasin, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………
D. Manfaat……………………………………………………………………………………………..

BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................................................1

A. PENGERTIAN PANCASILA..........................................................................................................1

B. Makna Sila ke-4 Pancasila................................................................................................................2

C. Nilai dan Butir - Butir Sila Ke-4 Pancasila......................................................................................2

D. Hubungan Makna Sila ke-4 Dengan Simbolnya..............................................................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................6

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Republik Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman suku, budaya,
ras, agama dan bahasa. Keberagama ini adalah faktor kuat terjadinya persatuan dan kesatuan
bangsa. Berbagai keragaman ini dipersatuakan dengan adanya Pancasila. Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia merdeka yang lahir tahun 1945 dan pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penting. Pancasila adalah hasil
perenungan dan pemikiran manusia Indonesia yang mendalam yang terdiri dari 5 sila yaitu
Ketuhanan yang maha esa; Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia;
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan pancasila yang ada sekarang ini berasal
dari Dekrit Presiden 5 Juli 1950 tentang berlakunnya kembali UUD 1945. Dekrit ini diterima
secara aklamasi oleh DPR dan Piagam Jakarta. Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang
tercermin dalam sila-sila pancasila. Nilai-nilai ini, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan dan nilai kerakyatan, serta nilai keadilan. Nilai-nilai yang ada dalam sila-sila Pancasila
itu saling berkaitan antara satu dengan yang lain yang membentuk suatu kesatuan, antara sila
pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima saling hubung menghubung dan tidak dapat
dipisahkan. Sila-sila dalam Pancasila itu harus dipahami dan diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam Pancasila tersebut terdapat sila yang berbunyi ‘’Kerakyatan yang di pimpin oleh
hikmat dalam permusyawaratan perwalikan’’, yang dapat kita temui pada sila ke-4. Sila keempat
ini didasari dan dijiwai oleh sila-sila yang lainnya, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Oleh sebab itu pelaksanaan sila keempat ini tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan
sila-sila yang lainnya. Persatuan dan kesatuan dalam sila keempat dengan sila yang lain
senantiasa merupakan satu kesatuan. Sila keempat dengan sila yang lain saling memiliki
keterkaitan.

2
Jadi demokrasi yang baik itu harus sesuai dengan pandangan hidup dan kepribadian
bangsa Indonesia, yaitu musyawarah dan mufakat yang bersumber pada kekeluargaan dan
gotong royong, kebersamaan dan kemitraan. Sehingga tidak menimbulkan rasa kekecewaan
dalam bermusyawarah. Musyawarah mufakat juga bisa menciptakan hasil yang lebih maksimal
dan tidak ada keterpaksaan dalam bermusyawarah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Pancaila?
2. Apa makna sila ke-4 Pancasila?
3. Apa saja nilai dan butir-butir yang tekandung pada sila ke-4 Pancasila?
4. Apa korelasi makna sila ke-4 Pancasila dengan simbolnya?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Pancasila secara umum maupun pendapat para ahli
2. Menjelaskan makna sila ke-4 Pancasila
3. Menjelaskan dan menyebutkan nilai dab butir-butir yang terkandung pada sila ke-4
Pancasila
4. Menjelaskan hubungan antara makna sila-4 Pancasila dengan sumbolnya
D. Manfaat
1. Menambah wawasan kita sebagai warga negara Indonesia tentang pengertian Pancasila
2. Menambah pengetahuan kita mengenai makna dan nilai yang terkandung pada sila ke-4
pancasila
3. Menjadi dasar atau referensi pembelajara mengenai Pancasila sila ke-4

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN PANCASILA
1. Pengertian Pancasila Secara Etimologi, Terminologi dan Historis
Pengertian Pancasila bisa dipahami secara etimologi, terminologi, dan historis. Secara
historis, pengertian Pancasila bahkan sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Secara
etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, Panca dan
Sila. Panca berarti lima dan Sila berarti dasar. Sila juga diartikan sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut
adab (sopan santun); akhlak dan moral.
Secara terminologi Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar negara. Pasca
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI mengadakan sidang sebagai
sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara yang telah merdeka. Dalam sidang
tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya
dikenal dengan nama UUD 1945. Jadi Pancasila adalah rumusan dan pedoman dalam
kehidupan berbangsa serta bernegara bagi rakyat seluruh Indonesia.
2. Pengertian Pancasila Menurut Ahli
a. Menurut Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun menurun
yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian,
Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa
Indonesia.
b. Menurut Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
c. Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), Pancasila telah dikenal sejak
zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat pada buku
Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu
Tantular.
d. Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi
yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang

4
lima. Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar
negara Indonesia pasca kemerdekaan.
e. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan Pancasila memiliki dua
macam arti, yaitu : “ panca” yang artinya “lima “ dan “syila” dengan vokal (i) pendek
yang artinya “batu sendi”, atau “alas”, atau “dasar, dan “syiila” dengan vokal (i) panjang,
yang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”.
B. Makna Sila ke-4 Pancasila
Sila ke-4 Pancasila menyebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”. Berarti, yang dikedapankan prinsip bermusyawarah untuk
mufakat melalui wakilwakilnya dan badan-badan perwakilan dalam memperjuangkan mandate
rakyat. Bila dicermati, arti dan makna Sila ke-4 sebagai berikut:
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
2. Pemusyawaratan, yaitu membuat putusan secara bulat, dengan dilakukan secara bersama
melalui jalan kebikjasanaan.
3. Melaksanakan keputusan berdasarkan kejujuran. Keputusan secara bulat sehingga membawa
konsekuensi kejujuran bersama. Nilai identitas adalah permusyawaratan.
4. Terkandung asas kerakyatan, yaitu rasa kecintaan terhadap rakyat, memperjuangkan cita-cita
rakyat, dan memiliki jiwa kerakyatan. Asas musyawarah untuk mufakat, yaitu yang
memperhatikan dan menghargai aspirasi seluruh rakyat melalui forum permusyawaratan,
menghargai perbedaan, mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
5. Pernyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan adalah pemimpin yang berakal sehat,
rasional, cerdas, terampil, berhati-nurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya. Jadi,
pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu mengarah pada pemimpin yang profesional
(hikmat) melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila keempat
merupakan sistem demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang-orang yang
profesionalberintergritas melalui sistem musyawarah (government by discussion).)
C. Nilai dan Butir - Butir Sila Ke-4 Pancasila
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan berpangkal dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, dan menjiwai sila Keadilan Sosial. Nilai filosofis adalah bahwa

5
hakikat negara sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Secara garis besar nilai-nilai dalam
Pancasila terbagi atas tiga hal, yakni :
1. Nilai Dasar, sila Pancasila memiliki sifat universal sehingga terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar.
2. Nilai Instrumental, yang berarti makna, kebijakan, strategi, dan sasaran, serta lembaga
pelaksanaannya.
3. Nilai Praktis, memiliki aspek mengenai cita-cita, pemikiran, serta nilainilai yang dianggap
memiliki norma yang jelas karena harus mampu direalisasikan dalam kehidupan praktis.

Bila diuraikan, nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi Pancasila, adalah sebagai berikut:

1. Kebebasan yang disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun
kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
3. Setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
4. Tidak Boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
5. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
6. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah,
7. Mengakui perbedaan dan persamaan sebagai individu, kelompok, ras, suku, agama.
8. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau
golongan, dan
9. Memberikan kepercayaan kepada wakil-Wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
permusyawaratan.
10. Mewujudkan keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya tujuan bersama.

Sikap positif akan nilai-nilai tersebut harus kita tanamkan dan terapkan kepada semua warga
negara. Jika tidak, niscaya kemiskinan karakter semakin merajalela. Untuk itu, sebagai warga
negara harus menjaga dan menciptakan persatuan, kedamaian, dan kesejahteraan rakyat. Adapun
sikap-sikap positif tersebut adalah:

1. Mencintai Tanah Air (nasionalisme).


2. Menciptakan persatuan dan kesatuan.
3. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.

6
4. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
7. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
D. Hubungan Makna Sila ke-4 Dengan Simbolnya
1. Makna Sila Keempat Pancasila dengan Simbolnya Sila keempat Pancasila berbunyi:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Makna sila keempat Pancasila di antara adalah:
a. Mendahulukan kepentingan dan tujuan bersama.
b. Cinta permusyawaratan dan demokrasi.
c. Bijak dalam menyelesaikan masalah.

Sila keempat Pancasila disimbolkan dengan Kepala Banteng. Makna dari simbol sila
keempat adalah hewan banteng yang merupakan hewan sosial dan suka berkumpul. Sehingga
sila keempat mengibaratkan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul untuk
musyawarah dan mufakat dalam mendiskusikan sesuatu.

Sila keempat Pancasila juga mendefinisikan mengenai keutamaan musyawarah dalam


setiap pengambilan keputusan. Keputusan tersebut juga harus dihargai dan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.

Sikap yang Mencerminkan Sila Keempat Pancasila:

a. Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah.


b. Enggak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Menghormati dan menghargai pendapat dan keputusan orang lain.
d. Selalu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentngan pribadi dan golongan.
e. Menghargai setiap hasil keputusan musyawarah dan melaksanakannya dengan baik.
2. Materi Pokok Makna dan Keterkaitan Simbol-Simbol Sila Pancasila
Kepala banteng dipilih menjadi simbol sila keempat Pancasila, karena menggambarkan
manusia yang berjiwa sosial tinggi dan suka berkumpul untuk membicarakan sesuatu,

7
termasuk bermusyawarah. Hubungan makna sila keempat Pancasila dengan simbolnya
adalah masyarakat Indonesia harus mengutamakan musyawarah untuk menyelesaikan
permasalahan atau saat membicarakan suatu hal.
Dengan bermusyawarah, diharapkan masalah atau hal yang sedang dibicarakan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa harus menyebabkan konflik atau masalah lebih lanjut.
3. Hubungan Makna Sila Ke-4 Dengan Simbolnya
Hubungan makna sila keempat dengan simbolnya adalah, sila yang berbunyi “Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan” ini
disimbolkan dengan kepala banteng pada bagian kanan atas perisai berlatar merah.
Lembu liar atau Banteng (nama Latin: Bos javanicus) merupakan binatang sosial.
Banteng ini memiliki sifat suka berkumpul, sama halnya dengan manusia. Dalam berkumpul
ini pengambilan keputusan harus dilakukan secara musyawarah salah satunya dengan cara
berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
Hewan banteng, juga dikenal sebagai tembadau, adalah jenis ternak liar yang ditemukan
di Indonesia dan beberapa negara lain di Asia Tenggara. Banteng telah dijinakkan di
beberapa tempat di Asia Tenggara, dan ada sekitar 1,5 juta banteng domestik, yang disebut
sapi Bali.
Banteng ini dijadikan lambang pada sila ke-empat pada desain yang dirancang oleh
Sultan Hamid II, yang merancang Pancasila dan memberikan lambang-lambang pada setiap
sila Pancasila. Pada Presiden Soekarno memperkenalkan lambang Garuda Pancasila pada
sidang Parlemen RIS ke II pada 10 Januari 1950.
Lambang sila lain adalah bintang emas di latar belakang hitam untuk sila pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, rantai untuk sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab”, beringin untuk sila ketiga “Persatuan Indonesia” dan padi kapas untuk sila kelima
“Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa serta bernegara bagi
rakyat seluruh Indonesia. sila keempat merupakan sistem demokrasi-perwakilan yang dipimpin
oleh orang-orang yang profesionalberintergritas melalui sistem musyawarah. Sila kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan berpangkal dari
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan
menjiwai sila Keadilan Sosial. Nilai filosofis adalah bahwa hakikat negara sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
Sikap positif akan nilai-nilai sila ke-4 harus kita tanamkan dan terapkan kepada semua
warga negara. Jika tidak, niscaya kemiskinan karakter semakin merajalela. Untuk itu, sebagai
warga negara harus menjaga dan menciptakan persatuan, kedamaian, dan kesejahteraan rakyat.
Sila keempat Pancasila juga mendefinisikan mengenai keutamaan musyawarah dalam setiap
pengambilan keputusan. Keputusan tersebut juga harus dihargai dan dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
Kepala banteng dipilih menjadi simbol sila keempat Pancasila, karena menggambarkan
manusia yang berjiwa sosial tinggi dan suka berkumpul untuk membicarakan sesuatu, termasuk
bermusyawarah. Hubungan makna sila keempat Pancasila dengan simbolnya adalah masyarakat
Indonesia harus mengutamakan musyawarah untuk menyelesaikan permasalahan atau saat
membicarakan suatu hal.

B. Saran
Dengan di susunnya makalah yang membahas mengenai sila ke-4 pancasila ini di
harapkan kita sebagai warga negara Indonesia senantiasa dapat menjadikan pancasila sebagai
pedoman dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Utamanya ialah sila yang terkandung dalam
pancasila sila ke4, yang berbunyi, Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan

9
Salah satu bentuk penerapannya ialah mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai muafakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil

10
DAFTAR PUSTAKA

Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 2012), hlm.1.

Gesmi, Irwan & Yun Hendri.2018. Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia

https://liputan6.com/read/4566890/pengertian-pancasila-menurut-etimologis-terminologis-dan-sejarah-
wajib-paham  

MAKNA FILOSOFIS NILAI-NILAI SILA KE-EMPAT PANCASILA DALAM SISTEM


DEMOKRASI DI INDONESIA

Philosophical Meaning Values Principles Fourth of Pancasila in the Democracy System of Indonesia
Yusdiyanto Fakultas Hukum, Universitas Lampung

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://kids.grid.id/amp/472989962/materi-
kelas-4-sd-tema-5-hubungan-makna-sila-keempat-pancasila-dengan-
simbolnya&ved=2ahUKEwjdvem2v_n1AhXKYMAKHbqGDPYQFnoECAQQBQ&usg=AOvVaw2z9
LraL-LS_DrsrlKYDJbh

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2021/11/12/170000769/hubungan-makna-
sila-keempat-pancasila-dengan-simbolnya

https://brainly.co.id/tugas/8323234

11

Anda mungkin juga menyukai