SKENARIO
KASUS 2.2
Industri Green Pharma® akan membuat produk baru berupa suspensi oral Rifampisin dengan
komposisi sebagai berikut:
Suspensi akan dibuat dengan volume 60 ml dengan botol (pengemas primer) dan akan dikemas ke
dalam box karton (pengemas sekunder). Untuk itu, Bagian Pengadaan memesan botol kaca dan box
karton.
Sebagai produk baru, Green Pharma® masih perlu membuat prosedur pengemasan untuk
menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
Botol dipesan sebanyak 30 lot. 1 lot terdiri dari 60 box yang masing-masing berisi 200 buah botol.
Untuk keperluan uji, 315 botol diambil. Hasil evaluasi 2 lot pertama adalah sebagai berikut:
Kepala QC memutuskan untuk switch rule dari normal inspection ke tightened inspection.
Kasus
1. Tentukan spesifikasi pengemas botol yang sesuai untuk suspensi oral Rifampisin!
2. Buat prosedur pengemasan!
3. Analisis prosedur pengambilan sampel pengemas yang telah dilakukan!
KASUS 2.2 (Jump 1-5)
JUMP 1: ISTILAH
Cari istilah-istilah di dalam skenario yang memerlukan uraian atau penjelasan lebih lanjut
ISTILAH URAIAN
1. Pengemasan Kemasan adalah penyatuan dari bahan yang dikemas (bahan yang diisikan) dan pengemas. Bahan kemas yang kontak
langsung dengan bahan yang dikemas, dinyatakan sebagai bahan kemas primer, sebaliknya pembungkus selanjutnya
seperti kotak terlipat, karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas sekunder.
Kemasan Langsung (dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis) adalah wadah atau bentuk kemasan lain yang
bersentuhan langsung dengan produk obat atau obat untuk investigasi.
Kemasan Luar adalah Kemasan yang di dalamnya terdapat wadah berisi obat (wadah primer) (CPOB, 2018)
2. Suspensi Oral Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang Tidak larut yang terdispersi dalam fase cair, sedangkan suspensi
oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan
ditujukan untuk penggunaan oral. (FI edisi VI halaman 61, 2020).
3. QC QC atau Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian,
serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah
dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat (CPOB, 2006)
4. Lot Lot merupakan Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan.
Apabila suatu produk diproduksi dengan proses terus-menerus, lot berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan
waktu atau satuan jumlah sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang
telah ditetapkan (CPOB, 2018)
5. Switch rule Switch rule merupakan pertukaran prosedur inspeksi (ANSI hal 4, 2003)
6. Normal Inspection Normal Inspection merupakan inspeksi normal yang akan dilakukan pada awal inspeksi kecuali diarahkan lain oleh otoritas yang
bertanggung jawab (ANSI hal 4,2003).
7. Tightened Inspection Tightened inspection merupakan inspeksi ketat ketika 2 dari 5 lot atau batch berturut-turut atau kurang tidak dapat diterima pada
inspeksi normal dimana penerimaan lot menjadi lebih sulit (ANSI hal 2-4, 2003).
JUMP 2: Rumusan Masalah
Daftar Pustaka:
- Anonim. 2020. Farmakope Indonesia. Depkes RI
- Anonim. 2003. Sampling Procedures And Tablets For Inspection by
Attributes. American National Standard (ANSI). American Society For
Quality 600 North Plankinton Avenue Milwauke
- BPOM. 2018. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Jakarta:
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
- BPOM. 2012. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan
Obat yang Baik (PPOP CPOB jilid I). Jakarta : Badan Pengawas Obat dan
Makanan.