Anda di halaman 1dari 141

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/362988571

TEKNOLOGI INDUSTRI ELEKTROPLATING

Book · August 2022

CITATIONS READS

3 1,300

1 author:

Purwanto Purwanto
Universitas Diponegoro
249 PUBLICATIONS   974 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Renewable Energy and Emissions Monitoring View project

Implementation of Cleaner Production and Ecoefficiency to Enhance the Eco Industrial Park (EIP) Development View project

All content following this page was uploaded by Purwanto Purwanto on 27 August 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISBN – 979-704-360-6 PURWANTO
SYAMSUL HUDA

TEKNOLOGI INDUSTRI
ELEKTROPLATING

BADAN PENERBIT UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG

Teknologi Industri Elektroplating 1


ISBN – 979-704-360-6

TEKNOLOGI INDUSTRI
ELEKTROPLATING

PURWANTO

SYAMSUL HUDA

BADAN PENERBIT UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG

i
TEKNOLOGI INDUSTRI ELEKTROPLATING

ISBN – 979-704-360-6

Pengarang : Purwanto, Syamsul Huda


Hak Cipta © pada pengarang
Pertama kali diterbitkan oleh Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang.
Cetakan Pertama : Desember 2005
Setting-Layout : LP2 Adhi Kriya Kualita

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.

ii
Kata Pengantar
Banyak produk-produk yang dilapis dengan cara elektroplating atau lapis
listrik untuk keperluan dekoratif maupun perlindungan terhadap korosi,
yang dijumpai pada peralatan rumah tangga sampai pada peralatan
pertanian dan industri besar. Elektroplating dapat dikembangkan sebagai
suatu usaha jasa industri, terutama bagi para lulusan sekolah dan perguruan
tinggi yang saat ini sebagai pencari kerja untuk mulai menekuni bidang
wirausaha.
Pengalaman penulis yang telah lama berkecimpung pada sektor industri
elektroplating, tergerak untuk menuangkannya dalam tulisan teknologi
elektroplating yang dapat dengan jelas dipraktekkan dan dikembangkan.
Buku teknologi elektroplating untuk berbagai jenis logam disajikan secara
jelas untuk keperluan pengembanagn industri dengan pemecahan masalah
secara ilmiah. Kepada para mahasiswa bidang ilmu teknik, buku ini dapat
dipakai sebagai dasar untuk melakukan percobaan dan penelitian
permasalahan elektroplating beserta penanganan limbahnya.
Para lulusan perguruan tinggi yang ingin berwirausaha elektroplating baik
berskala mikro, kecil maupun menengah dapat menggunakan buku ini
sebagai pedoman awal. Industri kecil dan menengah merupakan salah satu
sektor yang mampu bertahan di tengah-tengah krisis yang berkepanjangan.
Industri kecil dan menengah mempunyai sifat yang fleksibel karena dapat
dikembangkan dari skala mikro dengan tenaga kerja satu dua orang sampai
dengan skala kecil dan menengah dengan omset milyaran rupiah dan
tenaga kerja ratusan orang.
Penulis memberi kesempatan diskusi dan konsultasi bagi pembaca yang
ingin mengetahui lebih dalam mengenai usaha jasa elektroplating beserta
seluk beluk dan kiat-kiat mengembangkan industri kecil dan menengah
yang mandiri dan tangguh.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi jalan kepada kita semua dan para
pemuda yang ingin mengembangkan diri menjadi wirausahawan yang
maju dan tangguh.

Semarang, Desember 2005

iii
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x

1. PENDAHULUAN 1
2. PRINSIP KERJA ELEKTROPLATING 5
2.1. Definisi 5
2.2. Prinsip Kerja Elektroplating 7
2.3. Berat Endapan pada Katoda 8
2.4. Faktor Yang Berpengaruh Pada Plating 13
3. PERALATAN, BAHAN, OPERASI ELEKTROPLATING 19
3.1. Peralatan Elektroplating 19
3.2. Bahan-bahan Kimia Elektroplating 30
3.3. Operasi Elektroplating 31
4. PERSIAPAN BENDA KERJA 35
4.1. Tujuan 35
4.2. Penghilangan Minyak 35
4.3. Penghilangan Kerak 36
4.4. Pengasahan 37
4.5. Pembersihan 38
4.6. Pencelupan 40

Teknologi Industri Elektroplating v


5. PELAPISAN SENG 43
5.1. Kegunaan dan Sifat-sifat Seng 43
5.2. Peralatan Plating Seng 45
5.3. Komposisi dan Kondisi Operasi 45
5.4. Fungsi Komponen Utama 47
5.5. Kontrol Larutan Elektrolit 48
5.6. Permasalahan dan Pemecahannya 49
6. PELAPISAN TEMBAGA 53
6.1. Kegunaan dan Sifat-sifat Tembaga 53
6.2. Plating Tembaga Sianida 54
6.3. Peralatan Plating Tembaga Sianida 55
6.4. Komposisi dan Kondisi Operasi 55
6.5. Fungsi Komponen Utama Elektrolit Tembaga Sianida 58
6.6. Pengaruh Kontaminan 60
6.7. Kontrol Larutan Plating 61
6.8. Permasalahan dan Pemecahannya 62
6.9. Plating Tembaga Asam 64
6.10. Peralatan Plating Tembaga Asam 64
6.11. Komposisi Larutan Tembaga Asam 65
6.12. Fungsi Komponen Utama Elektrolit Tembaga Asam 67
6.13. Pengaruh Kontaminan Elektrolit Tembaga Asam 67
6.14. Kontrol Larutan Tembaga Asam 68
6.15. Permasalahan Plating Tembaga Asam 70
7. PELAPISAN NIKEL 73
7.1. Kegunaan dan Sifat-sifat Nikel 73
7.2. Peralatan Plating Nikel 74
7.3. Larutan Plating Nikel 75
7.4. Fungsi Komponen Utama Elektrolit 77

vi Teknologi Industri Elektroplating


7.5. Pengaruh Kontaminan 79
7.6. Kontrol Larutan Plating 79
7.7. Permasalahan dan Pemecahannya 81
8. PELAPISAN KROM 83
8.1. Kegunaan dan Sifat-sifat Krom 83
8.2. Peralatan Plating Krom 84
8.3. Komposisi Larutan Elektrolit 85
8.4. Fungsi Komponen Utama 87
8.5. Kontrol Larutan Elektrolit 87
8.6. Permasalahan dan Pemecahannya 89
9. PELAPISAN KUNINGAN 91
9.1. Kegunaan Kuningan 91
9.2. Peralatan Plating 92
9.3. Komposisi Larutan 92
9.4. Kontrol Larutan 94
9.5. Permasalahan dan Pemecahannya 95
10. PELAPISAN EMAS 97
10.1. Kegunaan dan Sifat-sifat Emas 97
10.2. Peralatan Plating 98
10.3. Komposisi Larutan dan Kondisi Operasi 99
10.4. Fungsi Bahan-bahan Utama 100
10.5. Permasalahan dan Pemecahannya 101
11. PRODUKSI BERSIH ELEKTROPLATING 103
11.1. Peningkatan Daya Saing 103
11.2. Produksi Bersih 104
11.3. Produksi Bersih Industri Elektroplating 107
11.4. Perencanaan dan Organisasi 109

Teknologi Industri Elektroplating vii


11.5. Kajian Peluang Produksi Bersih 111
11.6. Analisis Kelayakan 114
11.7. Implementasi 116
11.8. Pemantauan dan Evaluasi 117
12. PENGELOLAAN LIMBAH 119
12.1. Limbah Elektroplating 119
12.2. Pengolahan Limbah 120
12.3. Pengolahan Limbah Secara Khusus 123

Daftar Pustaka 126

viii Teknologi Industri Elektroplating


DAFTAR TABEL

3.1. Beberapa senyawa dalam elektroplating 31


4.1. Komposisi dan kondisi operasi penulakan kerak 36
4.2. Komposisi dan kondisi operasi pencelupan 41
5.1. Komposisi dan kondisi operasi plating seng 46
6.1. Komposisi dan kondisi operasi plating
Tembaga sianida Formula I 56
6.2. Komposisi dan kondisi operasi
Tembaga sianida Formula II 57
6.3. Komposisi dan kondisi operasi plating tembaga asam 65
6.4. Hubungan oBe dengan berat jenis 69
7.1. Komposisi dan kondisi operasi plating nikel 76
8.1. Komposisi dan kondisi operasi plating krom 86
9.1. Komposisi dan kondisi operasi plating kuningan 93
10.1. Komposisi dan kondisi operasi plating emas 99
11.1. Tingkatan Pengelolaan Limbah 106
11.2. Manfaat Produksi Bersih 106
11.3. Tindakan Produksi Bersih 108
11.4. Analisis Ekonomi 115
11.5. Indikator Kinerja 116

Teknologi Industri Elektroplating ix


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses elektroplating 7


Gambar 3.1. Proses plating dengan peralatan sederhana 19
Gambar 3.2. Sumber arus searah (adaptor) dengan
pengaturan arus dan tegangan 20
Gambar 3.3. Instalasi elektroplating lengkap 21
Gambar 3.4. Instalasi proses elektroplating 22
Gambar 3.5. Bak plating dengan bahan poli vinil klorida 23
Gambar 3.6. Rectifier 24
Gambar 3.7. Penghantar arus dari tembaga pada
tanki plating 25
Gambar 3.8. Barrel 25
Gambar 3.9. Pompa 26
Gambar 3.10. Filter 26
Gambar 3.11. Blower 27
Gambar 3.12. Pemanas listrik berlapis keramik tahan karat 28
Gambar 3.13. Bak untuk pembersihan 29
Gambar 3.14. Mesin pemoles 29
Gambar 3.15. Urutan pengerjaan benda kerja 32
Gambar 3.16. Contoh hasil pelapisan dengan elektroplating 33
Gambar 11.1. Sistem pembilasan lawan arah 114

x Teknologi Industri Elektroplating


1
PENDAHULUAN

Kehidupan masyarakat modern tidak bisa terlepas dari benda-benda yang


dibuat dengan proses elektroplating. Komponen dan aksesori kendaraan
bermotor, aksesori mebel, kursi lipat, berbagai alat perkantoran, alat-alat
pertanian, jam tangan, aksesori rumah tangga, dan berbagai alat-alat
industri dilakukan pengerjaan akhir melalui proses elektroplating.

Elektroplating ditujukan untuk berbagai keperluan mulai dari perlindungan


terhadap karat seperti pada pelapisan seng pada besi baja yang digunakan
untuk berbagai keperluan bahan bangunan dan konstruksi. Pelapisan nikel
dan krom umumnya ditujukan untuk menjadikan benda mempunyai
permukaan lebih keras dan mengkilap selain juga sebagai perlindungan
terhadap korosi.

Elektroplating (electroplating) atau lapis listrik atau penyepuhan


merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam
menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit. Benda yang
dilakukan pelapisan harus merupakan konduktor atau dapat menghantarkan
arus listrik.

Selain elektroplating, pelapisan atau deposisi logam pada benda dapat


dilakukan melalui pengendapan kimia yang dikenal sebagai
electrolessplating atau electrolessdeposition. Pengendapan ini tidak
memerlukan bantuan arus listrik, namun melalui reaksi kimia berdasarkan
beda potensial. Berbagai cara pelapisan bahan padat lainnya dengan logam
dilakukan denagn pencelupan pada logam cair yang dikenal sebagai hot-

Teknologi Industri Elektroplating 1


dipping, pengendapan logam dari fase uap ke fase padat menggunakan
proses chemical vapour deposition (CVD).

Masyarakat umum lebih mengenal istilah-istilah veerzinc, veernickel,


veerchrom untuk pelapisan seng, nikel maupun krom daripada istilah
elektroplating, sehingga bila kita membicarakan hal elektroplating masih
banyak yang belum memahami dengan jelas. Sedangkan istilah baku yang
dipakai untuk elektroplating adalah lapis listrik.

Elektroplating emas biasanya lebih umum dikenal dengan istilah


“penyepuhan”. “Sepuh” artinya tua sehingga barang-barang yang dilapisi
emas seolah-olah mirip dengan emas murni meskipun sebenarnya benda
tersebut hanya dilapisi beberapa mikron dengan emas. Penyepuhan banyak
diterapkan pada barang-barang kerajinan maupun perhiasan

Pelapisan tembaga banyak dijumpai pada industri sirkit hantaran arus


listrik dan industri percetakan. Pada industri percetakan pelapisan tembaga
dimaksudkan untuk membuat pola cetak dengan sistem pelukisan logam
(engraving) atau etsa (etching) yang kemudian dilanjutkan dengan
pelapisan nikel dan krom. Pelapisan tembaga dilakukan juga sebagai
pendasaran pelapisan lanjut nikel maupun krom pada berbagai komponen
kendaraan bermotor.

Electroforming merupakan bentuk lain dari elektroplating, yaitu pelapisan


pada suatu benda model untuk menghasilkan barang dengan bentuk
tertentu. Hasil plating akan dilepas dari benda modelnya, dengan cara ini
dapat dibuat aneka bentuk barang logam sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.

Pelapisan pada bahan non konduktif seperti kayu, kaca, plastik banyak juga
diterapkan. Salah satu aplikasi yang cukup terkenal dan memerlukan
ketelitian dan kehalusan tinggi yaitu plating emas pada bahan keramik
bentuk piringan untuk cindera mata. Beberapa jenis plastik yang dapat
dibuat untuk menghantarkan arus seperti ABS, selanjutnya dapat dilapisi
logam untuk keperluan dekoratif.

2 Teknologi Industri Elektroplating


Industri yang bergerak dalam bidang elektroplating dapat dijumpai pada
industri manufaktur kendaraan bermotor, traktor, peralatan elektronik,
percetakan, kerajinan logam-kuningan, kran air, aksesoris mebel, dan juga
industri jasa penyepuhan emas maupun jasa plating komponen kendaraan
bermotor.

Usaha industri elektroplating dapat dilakukan dari skala mikro, kecil,


menengah sampai dengan skala besar, sehingga peluang usaha yang cukup
luas dapat dilakukan berbagai kalangan. Jasa penyepusahan emas
merupakan salah satu usaha yang mempunyai prospek cukup bagus dengan
modal usaha rendah. Jasa plating krom bagi kendaraan bermotor dan mobil
dapat dilakukan dengan skala kecil dan menengah. Skala industri besar
diarahkan untuk sektor produksi seperti kursi, tanki penyemprot air untuk
pertanian, suku cadang kendaraan bermotor dan mobil, dan kereta api.

Isu lingkungan yang menuntut penggunaan bahan-bahan ramah


lingkungan, mengarahkan pengembangan produk dengan limbah sekecil
mungkin. Penerapan produksi bersih dapat meningkatan efisiensi dan
produktivitas dengan prinsip pencegahan (elimination), pengurangan
(reduce), pakai ulang (reuse), daur ulang (recycle) dan pungut ulang
(recovery) bahan-bahan yang dipakai pada industri elektroplating.

Teknologi Industri Elektroplating 3


4 Teknologi Industri Elektroplating
2
PRINSIP KERJA
ELEKTROPLATING

2.1. DEFINISI

Definisi dasar berikut diperlukan untuk menjelaskan mengenai istilah-


istilah yang dipakai dalam proses elektroplating baik secara teoritis
maupun praktis di lapangan.

Elektroplating
Elektroplating didefinisikan sebagai perpindahan ion logam dengan
bantuan arus listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada
benda padat konduktif membentuk lapisan logam. Ion logam diperoleh dari
elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam ke dalam elektrolit.
Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda.
Lapisan logam yang mengendap disebut juga sebagai deposit. Dalam
pembahasan selanjutnya digunakan istilah plating atau lapis listrik atau
pelapisan logam yang maksudnya adalah elektroplating.

Ion
Ion merupakan atom atau molekul bermuatan listrik positif atau negatif.
Atom atau molekul bermuatan positif bila mempunyai proton lebih besar
daripada elektron. Suatu ion logam atau molekul bermuatan positif bila
melepas elektron disebut Kation. Muatan negatif diperoleh bila suatu atom
atau molekul menerima elektron disebut Anion.

Teknologi Industri Elektroplating 5


Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur, terdiri dari inti berupan
proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron. Bila jumlah proton sama
dengan elektron maka suatu atom akan bermuatan netral.

Elektron
Elektron adalah bagian dari suatu atom yang mempunyai massa sangat
kecil dan bermuatan negatif. Proton merupakan partikel atom yang
menentukan massa atom dan bermuatan positif. Sedangkan neutron
merupakan partikel bermassa tetapi tidak bermuatan.

Arus listrik
Arus listrik pada dasarnya adalah aliran elektron, yang dapat mengalir dari
satu atom ke atom lainnya. Bila arah arus selalu sama setiap saat disebut
sebagai arus searah (DC : direct current), dan bila terjadi arah balik
terhadap arah dasarnya disebut sebagai arus bolak-balik (AC : alternating
current). Arus yang dipakai pada elektroplating adalah arus searah. Sumber
arus DC dapat diperoleh dari accumulator, batu baterai atau dengan
mengubah arus AC menjadi DC dengan menggunakan adaptor atau
rectifier.

Elektrolit
Elektrolit merupakan suatu larutan yang mengandung ion-ion sehingga
dapat menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh elektrolit untuk plating
tembaga mengandung senyawa tembaga sulfat (CuSO4) yang terurai dalam
larutan membentuk ion positif Cu2+ dan ion negatif SO42-. Untuk
memperbesar hantaran arus listrik ditambahkan asam sulfat (H2SO4) yang
terurai menjadi ion positif H3O+ (berasal dari H2O + H+ = H3O+) dan ion
negatif SO42-

Elektroda
Apabila dua buah benda padat disambungkan dengan arus listrik dan
dicelupkan ke dalam elektrolit, bagian yang tersambung dengan kutub
positif disebut sebagai anoda dan yang tersambung dengan kutub negatif
disebut sebagai katoda. Anoda terdiri dari dua macam yaitu anoda aktif
yang akan larut ke dalam larutan seperti anoda tembaga (Cu), nikel (Ni)
dan anoda inaktif yang tidak akan terionisasi seperti karbon (C).

6 Teknologi Industri Elektroplating


2.2. PRINSIP KERJA ELEKTROPLATING

Prinsip utama terjadinya proses elektroplating ditunjukkan pada Gambar


2.1. di bawah, yang menerangkan tentang proses elektroplating suatu
logam menggunakan elektrolit yang mengandung senyawa logam.

Penghantar arus
Katoda

Anoda (+) (-)

Mn+
Mo

Bak plating
Sumber arus
searah, DC Larutan
elektrolit

Gambar 2.1. Proses elektroplating

Sumber arus listrik searah dihubungkan dengan dua buah elektroda yaitu
elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut sebagai katoda
dan elektroda positif disebut anoda. Benda yang akan dilapisi harus bersifat
konduktif atau menghantarkan arus listrik dan berfungsi sebagai katoda,
disebut sebagai benda kerja. Pada elektroplating dengan anoda aktif
digunakan anoda logam yang mempunyai kemurnian tinggi. Arus mengalir
dari anoda menuju katoda melalui elektrolit.

Proses pelapisan pada benda kerja dilakukan pada suatu elektrolit yang
mengandung senyawa logam. Untuk meningkatkan hantaran arus dapat

Teknologi Industri Elektroplating 7


ditambahkan asam atau basa. Ion logam (Mn+) dalam elektrolit yang
bermuatan positif menuju benda kerja sebagai katoda yang bermuatan
negatif sehingga ion logam Mn+ akan tereduksi menjadi logam M dan
mengendap di katoda membentuk lapisan logam (deposit), menurut reaksi:

Mn+ + ne → Mo

Ion logam dalam elektrolit yang telah tereduksi dan menempel di katoda,
posisinya akan diganti oleh anoda logam yang teroksidasi dan larut dalam
elektrolit atau dari penambahan larutan senyawa logam.

Pada anoda terjadi oksidasi menurut reaksi:

Mo → Mn+ + ne

Apabila proses elektroplating berjalan seimbang maka konsentrasi


elektrolit akan tetap, anoda makin lama berkurang dan terjadi pengendapan
logam yang melapisi katoda sebagai benda kerja.

Reaksi oksidasi–reduksi secara keseluruhan dapat dituliskan sebagai


berikut :
Anoda : Mo → Mn+ + ne
Katoda : Mn+ + ne → Mo
Mo + Mn+ → Mn+ + Mo

Apabila plating menggunakan anoda inaktif maka logam yang menempel


pada katoda hanya berasal dari larutan, sehingga konsentrasi larutan makin
berkurang dan diperlukan kontrol yang ketat terhadap konsentrasi larutan
elektroplating untuk menjaga efisiensi proses dan kualitas lapisan.

2.3. BERAT ENDAPAN PADA KATODA

Banyaknya logam yang mengendap membentuk lapisan atau deposit pada


katoda dinyatakan dalam hukum Faraday I, yaitu berat endapan (W)
sebanding dengan kuat arus (I) dan waktu plating (t). Hukum Faraday II
menyatakan bahwa berat endapan tergantung dari jenis logam yang
dinyatakan sebagai berat ekuivalen.

8 Teknologi Industri Elektroplating


Pernyataan tersebut dituliskan sebagai berikut :

W =ZIt
dengan :
W : berat endapan , gr
I : kuat arus , Amper
t : waktu, dt
Z : BE / 96.500
BE : berat ekuivalen = BA / valensi
BA : berat atom (contoh untuk Cu = 63,5)
Valensi, v : banyaknya elektron yang diterima untuk
membentuk endapan. Valensi tembaga pada
tembaga sulfat, Cu = 2

Contoh 1 :
Benda kerja berupa besi berat 1 kg dilapisi dengan tembaga menggunakan
arus sebesar 4 amper selama 20 menit (1200 dt). Berat tembaga yang
mengendap adalah sebesar :

(63,5/2)
W = ----------- (4)(1200) gr = 1,579 gr
96500

Berat benda kerja setelah plating menjadi 1000 + 1,579 gr


= 1,001579 kg

Contoh 2 :
Sebuah silinder dengan panjang 50 cm dan diameter 15 cm dilapisi
tembaga dengan ketebalan yang diinginkan sebesar 0,02 mm. Berat jenis
tembaga adalah 8,93 gr/cm3, berapa lama proses elektroplating dilakukan
bila arus yang dipakai 100 Ampere?
Volume plating,
V =  x (diameter)x panjang x tebal
= (3,14)(15)(50)(0,002) cm3
= 4,71 cm3

Teknologi Industri Elektroplating 9


Berat plating,
W = volume lapisan x berat jenis
= 4,71 cm3 x 8,93 g/cm3
= 42,06 gr
Harga Z,
Z = BE/96.500
= (63,5/2) / 96.500
= 0,000329

Waktu plating,
t = W / (Z x I)

= 42,06 / (0,000329 x 100)


= 1278,42 detik (21,3 menit)

Efisiensi Plating (η)

Efisiensi plating pada umumnya dinyatakan sebagai efisiensi arus anoda


maupun katoda. Efisiensi katoda yaitu arus yang digunakan untuk
pengendapan logam pada katoda dibandingkan dengan total arus masuk.
Arus yang tidak dipakai untuk pengendapan digunakan untuk penguraian
air membentuk gas hidrogen, hilang menjadi panas atau pengendapan
logam-logam lain sebagai impuritas yang tak diinginkan. Efisiensi anoda
yaitu perbandingan antara jumlah logam yang terlarut dalam elektrolit
dibanding dengan jumlah teoritis yang dapat larut menurut Hukum
Faraday.

Kondisi plating yang baik bila diperoleh efisiensi katoda sama dengan
efisiensi anoda, sehingga konsentrasi larutan bila menggunakan anoda aktif
akan selalu tetap.

Efisiensi arus katoda sering dipakai sebagai pedoman menilai apakah


semua arus yang masuk digunakan untuk mengendapkan ion logam pada
katoda sehingga didapat efisiensi plating sebesar 100 % ataukah lebih

10 Teknologi Industri Elektroplating


kecil. Adanya kebocoran arus listrik, larutan yang tidak homogen dan
elektrolisis air merupakan beberapa penyebab rendahnya efisiensi.

Elektrolisis air merupakan reaksi samping yang menghasilkan gas hidrogen


pada katoda dan gas oksigen pada anoda.
Reaksi elektrolisis air dapat di tuliskan sebagai berikut :

Anoda : 2H+ + 2e → H2
Katoda : 4OH -
→ 2H2O + O2 + 4e
4H+ + 4OH - → 2H2O + H2 + O2

Secara praktis efisiensi plating dinyatakan sebagai perbandingan berat


nyata terhadap berat teoritis endapan pada katoda.

Efisiensi katoda dituliskan sebagai :

 = W’ / W
dengan :
W’ : berat nyata endapan pada katoda
W : berat teoritis endapan pada katoda menurut Hukum
Faraday
Contoh 3 :

Berapakah berat lapisan tembaga bila plating pada besi baja


menggunakan arus sebesar 4 amper selama 20 menit (1200 dt), dengan
efisiensi arus sebesar 90 %. Berat tembaga yang mengendap secara
teoritis adalah sebesar :

(63,5/2)
W = ----------- (4)(1200) gr
96500
= 1,579 gr

Bila efisiensi arus pada katoda sebasar 90 %, berat lapisan nyata pada
benda kerja sebesar :

W’ = (0,9) (1,579) gr
= 1,421 gr

Teknologi Industri Elektroplating 11


Contoh 4 :

Pada elektroplating tembaga (Cu) dan krom (Cr) dengan kerapatan arus
46 A/dm2 selama 90 menit, diperoleh endapan Cu seberat 18,52 gram dan
endapan Cr seberat 0,959 gram. Hitung efisiensi plating Cr, bila efisiensi
plating tembaga sebesar 100 %.

Plating tembaga efisiensi arus 100 % :

Banyaknya Couloumb tembaga pada katoda adalah :

W = (BA x I x t )/ ( z x 96.500)
18,52 = ( 63,5 x I x t )/ (2 x 96.500)
Ixt = (18,52 x 2 x 96.500 )/ (63,5)
= 56.290 couloumb

Plating krom :

Berat lapisan krom secara teoritis pada benda kerja :

W = (BA x I t) / ( z x 96.500 )
= (52 x 56.290) / ( 6 x 96.500)
= 5,05 gr
Berat lapisan krom sebenarnya adalah 0,959 gr

Efisiensi plating Cr :

=(0,959 / 5,05 ) x 100 %


= 19 %

12 Teknologi Industri Elektroplating


2.4. FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PLATING

Kualitas hasil elektroplating maupun efisiensi arus sangat dipengaruhi oleh


variabel proses sebagai berikut :
• konsentrasi elektrolit,
• sirkulasi elektrolit,
• rapat arus,
• tegangan,
• jarak anoda-katoda,
• rasio dan bentuk anoda-katoda,
• distribusi arus,
• temperatur,
• daya tembus (throwing power)
• epitaxy dan leveling
• aditif,
• kontaminasi.

Konsentrasi Elektrolit
Larutan elektrolit terdiri dari komponen utama berupa senyawa logam
dalam bentuk garam terlarut dan asam atau basa. Senyawa logam
merupakan sumber logam yang menempel pada benda kerja. Larutan asam
atau basa dalam elektrolit berfungsi untuk meningkatkan konduktivitas
atau daya hantar listrik.

Konsentrasi elektrolit selama proses plating berlangsung akan mengalami


perubahan terutama karena adanya penguapan dan berpindahnya ion logam
dari larutan yang mengendap di katoda. Pada umumnya kelebihan kadar
logam akan menyebabkan menurunnya kekilapan dan kerataan lapisan, dan
juga mengakibatkan terjadinya pemborosan bahan. Apabila kadar logam
rendah terjadi penurunan konduktivitas sehingga proses plating menjadi
lambat. Oleh karena itu konsentrasi elektrolit perlu dijaga konstan dengan
melakukan analisis larutan secara teratur.

Sirkulasi Elektrolit
Distribusi ion-ion di dalam elektrolit seringkali tidak merata disebabkan
adanya kelebihan ion negatif di sekitar katoda karena terjadinya
perpindahan ion logam positif yang mengendap, sedangkan di sekitar

Teknologi Industri Elektroplating 13


anoda seringkali terjadi kelebihan ion positif yang berasal dari oksidasi
logam.

Sirkulasi elektrolit bertujuan agar distribusi ion-ion baik positif ataupun


negatif di dalam elektrolit menjadi merata sehingga dapat dihindari
terjadinya polarisasi. Polarisasi terjadi bila dua daerah dalam elektrolit
sangat positif dan yang lainnya sangat negatif sehingga diperlukan
tegangan yang lebih tinggi agar arus dapat mengalir melalui elektrolit dari
anoda ke katoda. Sirkulasi elektrolit dapat dilakukan dengan bantuan
pompa ataupun dengan hembusan udara dari blower melalui pipa-pipa
yang dipasang di dasar dan tepi tangki.

Rapat Arus
Berdasarkan hukum Faraday, banyaknya endapan sebanding dengan kuat
arus. Akan tetapi dalam praktek, besaran yang diperlukan untuk plating
adalah rapat arus yaitu arus per satuan luas, biasanya dinyatakan dalam
Amper/dm2 (A/dm2) atau Amper/ft2 (A/ft2). Rapat arus antara anoda dan
katoda besarnya berbeda dan rapat arus katoda merupakan besaran yang
perlu diperhatikan agar kualitas endapan pada katoda berkualitas baik dan
tidak sampai terbakar.

Semakin besar rapat arus maka laju plating makin cepat dan waktu yang
diperlukan untuk memperoleh endapan dengan ketebalan tertentu akan
makin singkat. Pada praktek bila benda yang dilakukan plating berjumlah
banyak atau luasan benda besar maka diperlukan arus yang besar dan
kemudian diturunkan bila jumlah benda sedikit atau luasan benda kecil.
Rapat arus yang terlalu tinggi menyebabkan terjadiya panas sehingga
benda kerja yang diplating dapat terbakar dengan ditandai warna yang
menghitam.

Tegangan
Tegangan yang diperlukan untuk proses elektroplating tergantung dari
jenis, komposisi dan kondisi elektrolit. Rapat arus dapat dinaikkan dengan
menaikkan tegangan, akan tetapi hal ini dapat menyebabkan terjadinya
polarisasi dan tercapainya tegangan batas. Pada keadaan tegangan batas,
tidak terjadi aliran arus melalui elektrolit, dan bila tegangan dinaikkan akan
terjadi elektrolisis air yang menghasilkan gas hidrogen dan oksigen.

14 Teknologi Industri Elektroplating


Tegangan batas dapat dinaikkan dengan cara sirkulasi elektrolit,
mempertinggi temperatur larutan dan memperbaiki konsentrasi elektrolit.

Jarak Anoda – Katoda


Jarak anoda-katoda menentukan hantaran arus listrik dan sangat
berpengaruh terhadap keseragaman tebal lapisan. Besarnya hantaran
berbanding terbalik dengan jarak. Apabila jarak anoda-katoda kecil, maka
hambatan menjadi kecil dan konduktivitas besar sehingga untuk
mendapatkan rapat arus yang besar diperlukan tegangan yang lebih rendah.

Rasio Anoda – Katoda


Perbandingan permukaan anoda-katoda sangat penting untuk menjaga agar
ion-ion di dalam elektroplating selalu seimbang. Standar rasio anoda-
katoda tergantung dari jenis plating. Untuk menjaga agar konsentrasi
elektrolit selalu seimbang, misalnya saja konsentrasi tembaga sulfat
terhadap asam sulfat maka pada plating tembaga harus dijaga agar
perbandingan anoda tembaga terhadap benda kerja selalu mendekati
standar. Bila anoda lebih sedikit dibanding katoda akan terjadi kekurangan
ion tembaga di dalam larutan dan endapan yang terbentuk menjadi lambat
dan tak normal.

Distribusi Arus
Lintasan arus dari anoda ke katoda tidak semuanya lurus tetapi cenderung
melengkung terutama yang berasal dari ujung anoda ke ujung katoda.
Keadaan ini menyebabkan rapat arus ke ujung-ujung katoda menjadi lebih
besar sehingga endapan yang terbentuk pada bagian ujung cenderung lebih
tebal. Itulah sebabnya apabila melakukan plating batangan besi dengan
tembaga ataupun silinder dengan tembaga dan krom sering dihasilkan
ujung-ujung silinder cenderung lebih tebal dibandingkan pada bagian
tengah.

Pada plating benda-benda yang rumit seringkali dihasilkan pelapisan yang


tak merata terutama pada daerah arus rendah (low current) yaitu daerah-
daerah yang berlekuk. Untuk mengatasi keadaan tersebut biasanya
dipasang anoda sekunder sehingga dapat diperoleh rapat arus yang seragam
dan daerah yang sulit atau berarus rendah dapat diperkuat dengan adanya
anoda bantuan tersebut. Sedangkan pada daerah dengan arus yang tinggi

Teknologi Industri Elektroplating 15


dapat dipasang pemecah arus yang biasanya berupa plastik berbentuk sikat
gigi.

Temperatur
Temperatur berpengaruh terhadap konduktivitas. Temperatur semakin
tinggi menyebabkan konduktivitas larutan makin besar sehingga
mempercepat hantaran arus listrik. Pada temperatur tinggi dapat diperoleh
rapat arus yang besar dan juga mempertinggi tegangan batas polarisasi.
Namun demikian setiap jenis plating mempunyai rentang temperatur
operasi optimum yang berkaitan dengan sifat endapan logam pada benda
kerja maupun sifat dari aditif. Temperatur yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan endapan terbakar dan terjadi kerusakan aditif.

Daya Tembus (Throwing Power)


Daya tembus didefinisikan sebagai kemampuan proses elektrolitik untuk
menutup katoda dengan lapisan seseragam mungkin, ditentukan oleh
pengaturan geometri tanki dan berbagai parameter proses termasuk juga
jenis elektrolit. Letak geometri katoda-anoda menentukan distribusi arus
primer seperti yang telah dibahas pada distribusi arus di atas. Daya tembus
terutama sangat perlu diperhatikan apabila melakukan plating benda yang
rumit.

Rapat arus yang besar cenderung membuat lapisan pada ujung-ujung benda
kerja menjadi lebih tebal karena mendapat rapat arus yang lebih besar.
Keadaan ini dapat diatasi dengan pemasangan pemecah arus dari bahan-
bahan isolator seperti plastik berbentuk gerigi yang dipasang antara anoda
dengan ujung benda kerja. Idealnya pemasangan anoda-katoda tepat
berhadap-hadapan pada jarak yang sama, namun dalam praktek hal ini
jarang dapat dilakukan dan menyebabkan daya tembus tidak sama.
Pengaruh lanjut dari daya tembus adalah distribusi arus sekunder sebagai
hasil antara distribusi arus primer dan polarisasi.

Epitaxy dan Leveling


Pengertian epitaxy adalah lapisan mengikuti bentuk dan struktur dari benda
kerja sebagai katoda, sehingga benda kerja yang kasar menghasilkan
lapisan kasar. Contoh dapat diamati bila benda yang akan dilapis dengan
krom permukaannya kasar dan berserat maka hasil akhir pelapisan krom
juga kasar dan berserat.
16 Teknologi Industri Elektroplating
Leveling dimaksudkan bahwa lapisan meratakan bagian-bagian benda kerja
yang cekung, sehingga plating mempunyai kecenderungan menutupi
permukaan-permukaan benda yang cekung menjadi rata. Epitaxy dapat
dicegah dengan persiapan permukaan benda kerja yang halus.
Pembentukan leveling yang baik dapat dilakukan dengan penambahan
aditif, seperti pemberian aditif pada plating tembaga akan menghasilkan
lapisan lebih keras dan permukaan lebih rata.

Aditif
Aditif merupakan zat tambahan dengan jumlah kecil dimaksudkan untuk
mengatur pertumbuhan kristal sehingga diperoleh hasil plating dengan
kualitas yang baik meliputi kecerahan atau kekilapan (bright) dan
kekerasan (hard). Pemberian aditif dapat pula memperbaiki leveling. Aditif
umumnya berupa senyawa organik yang bekerja pada rentang temperatur
tertentu dan dapat rusak selama proses berlangsung. Oleh karena itu
kontrol dan tambahan aditif diperlukan bila terjadi penurunan kualitas hasil
plating, misalnya endapan tidak lagi cemerlang dan menjadi rapuh.

Kontaminan
Adanya padatan yang melayang-layang, tersuspensi maupun terlarut dalam
elektrolit dapat menyebabkan kontaminasi bagi elektrolit yang berpengaruh
pada kualitas hasil plating. Padatan yang melayang-layang dapat pula ikut
mengendap di katoda sehingga hasil plating pada benda kerja menjadi
kasar. Adanya ion logam yang tak dikehendaki dapat menyebabkan
terjadinya noda-noda atau bintik-bintik pada pemukaan plating.

Elektrolit seringkali juga menjadi rusak karena adanya kontaminan


sehingga pengendapan pada katoda tidak dapat berlangsung dengan
sempurna. Kontaminan berupa padatan tersuspensi juga akan menganggu
endapan logam pada benda kerja. Kontaminan dapat berasal dari debu
udara, terbawa oleh air pada elektrolit, dan dapat pula berasal dari alat-alat
untuk kerja maupun dari benda kerja yang tidak dilakukan pembersihan
dengan baik.

Kontaminan berupa partikel-partikel yang melayang maupun tersuspensi


dapat dihilangkan dengan cara filtrasi pada aliran sikulasi cairan yang
dipasang sebelum pompa. Bila kontaminasi berupa ion–ion terlarut dalam
air dilakukan pengolahan air sehingga kandungan ion-ion logam menjadi
Teknologi Industri Elektroplating 17
sangat rendah. Penggunakan air distililasi atau air demineralisasi yang
kandungan ion-ion terlarut sangat kecil merncegah kontaminasi.
Kontaminan bahan organik yang terjadi pada saat proses dihilangkan
secara oksidasi dengan hidrogen peroksida maupun secara filtrasi dan
penukar ion. Sedangkan kontaminan bahan an organik dihilangkan dengan
melakukan dummy, yaitu elektroplating menggunakan arus yang sangat
rendah sehingga ion-ion logam pengotor akan menempel pada katoda yang
berbentuk plat bergelombang.

18 Teknologi Industri Elektroplating


3
PERALATAN, BAHAN,
PENGOPERASIAN
ELEKTROPLATING

3.1. PERALATAN ELEKTROPLATING

Elektroplating dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana untuk


melakukan praktikum berskala laboratorium sampai dengan peralatan yang
cukup lengkap untuk keperluan jasa dan industri.

Gambar 3.1. Proses plating dengan peralatan sederhana

Teknologi Industri Elektroplating 19


Peralatan Plating Sederhana
Peralatan plating sederhana atau minimal untuk melakukan plating seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.1. meliputi tanki plating, rectifier, elektroda
yang terdiri dari anoda dan benda kerja sebagai katoda, dan penghantar
arus. Peralatan tersebut dapat dilakukan plating benda kerja dengan jumlah
sedikit.

Peralatan yang diperlukan adalah :


1. Tempat elektrolit, dapat berupa ember plastik atau bak dari
plastik
2. Anoda, berupa lempengan logam
3. Penghantar arus, berupa plat tembaga atau kabel tembaga
4. Pemanas listrik, hanya diperlukan bila temperatur lebih dari
temperatur kamar, misal 50oC.
5. Sumber arus searah

Sumber arus searah dapat menggunakan adaptor, accumulator (aki), atau


rectifier kecil. Gambar 3.2. berikut adalah contoh sumber arus searah yang
dapat dengan mudah diperoleh di pasaran.

Gambar 3.2. Sumber arus searah (adaptor)


dengan pengaturan arus dan tegangan.

Peralatan plating sederhana dapat digunakan untuk praktek mempelajari


plating, dan industri skala mikro.

20 Teknologi Industri Elektroplating


Peralatan Plating Lengkap
Unit kerja elektroplating berskala mulai dari industri kecil, menengah
sampai besar memerlukan peralatan yang lebih lengkap meliputi peralatan
untuk persiapan benda kerja, proses elektroplating dan pengerjaan akhir
permukaan setelah plating. Peralatan proses elektroplating selain peralatan
utama, diperlukan peralatan tambahan untuk menghasilkan lapisan plating
yang berkualitas baik. Peralatan tersebut meliputi pompa, filter, pengaduk
(agitator), pemanas (heater) atau pendingin (cooler), dan juga elektroda
tambahan. Untuk plating benda-benda yang kecil dan berjumlah banyak
digunakan barrel. Gambar 3.3 dan 3.4. menunjukkan skema dan peralatan
plating lengkap.

Peralatan untuk persiapan benda kerja meliputi bak asam, pemanas, bak
alkali, bak pencucian dan pembilasan dan mesin polishing dan grinding.
Peralatan yang digunakan untuk finishing setelah plating meliputi bak
pewarna dan mesin pengering (drier).
Penghantar arus
Katoda

filter
Anoda

Bak plating
Catu daya, pompa
DC
heater Larutan
blower elektrolit

Gambar 3.3. Instalasi elektroplating lengkap

Teknologi Industri Elektroplating 21


Gambar 3.4. Instalasi proses elektroplating

Pada gambar 3.4. menunjukkan benda yang sedang dilapis digantungkan


pada katoda yang membujur di tengah bak plating.
Anoda terletak di kiri kanan katoda dan berada di bagian tepi bak plating.
Sumber arus searah dari rectifier di sebelah kanan dan dialirkan melalui
plat tembaga.

Peralatan yang diperlukan untuk elektoplating skala menengah adalah :


1. Bak atau tanki plating
2. Elektroda : Anoda dan katoda
3. Rectifier
4. Penghantar arus
5. Barrel
6. Pemanas (heater) atau pendingin (cooler)
7. Filter
8. Pompa
9. Blower
10. Kompresor

22 Teknologi Industri Elektroplating


Tanki / Bak Plating
Pada dasarnya tanki plating harus tahan terhadap korosi bahan-bahan
kimia. Tanki plating dapat berbentuk segi empat atau silinder tegak dengan
bahan konstruksi dari plastik jenis polipropilen, polietilen, poli vinil
klorida.

Gambar 3.5. Bak plating dengan bahan poli vinil klorida (PVC)

Tanki bentuk silinder dapat memanfaatkan tempat bahan kimia yang sudah
tidak digunakan lagi. Sedangkan bak plating umumnya berbentuk persegi
panjang yang terbuka bagian atasnya, terbuat dari bahan lembaran baja,
kayu atau beton yang dilapis plastik.

Sumber arus searah (DC)


Sember arus searah yang lazim digunakan adalah rectifier. Rectifier
merupakan alat untuk mengubah arus bolak-balik (AC : alternating
current) menjadi arus searah (DC : direct current). Sumber arus bolak-
balik dapat bersifat 3 fase atau 1 fase, namun disarankan menggunakan
arus listrik 3 fase. Arus DC dapat diperoleh juga dengan menggunakan
daya dari accumulator (accu) dan adaptor.

Teknologi Industri Elektroplating 23


Gambar 3.6. Rectifier

Elektroda
Anoda yang digunakan dapat berbentuk plat maupun bola. Pada
prinsipnya besarnya atau luasan anoda disesuaikan dengan luasan
benda yang akan dilapisi, namun pada praktek cukup disesuaikan
dengan ukuran bak plating. Anoda perlu dibungkus dengan kain
agar kotoran-kotoran dapat tertahan pada kain dan tidak terikut ke
dalam larutan elektrolit.

Katoda merupakan benda kerja yang akan dilapis. Apabila benda


kerja berbentuk tidak teratur perlu ditambahkan anoda tambahan
untuk meningkatkan daya tembus, sehingga semua permukaan
benda kerja sebagai katoda dapat terlapis dengan optimal.

Penghantar
Penghantar yang digunakan berupa bahan yang mempunyai hantaran arus
yang besar, biasanya berupa tembaga atau campurannya berbentuk kabel,
batangan plat ataupun pipa.

24 Teknologi Industri Elektroplating


Gambar 3.7. Penghantar arus dari tembaga pada tanki plating

Barrel
Alat ini berupa tabung yang berdinding plastik yang berlubang – lubang
dengan diameter sekitar 0,4 m dan panjang sekitar 0,6 m. Pada prinsipnya
merupakan alat kontak listrik antara pensuplai arus listrik dengan benda
kerja. Benda kerja dengan ukuran kecil–kecil dan berjumlah banyak yang
sulit digantungkan pada penghantar kutub negatif, dilakukan plating
menggunakan barrel yang berputar.

Gambar 3.8. Barrel

Teknologi Industri Elektroplating 25


Dengan barrel semua permukaan komponen bahan-bahan dapat terjangkau
oleh arus dan tidak tertutup oleh benda sejenis sehingga permukaan dapat
terlapis dengan sempurna. Bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam barrel
seperti mur, baut, paku, dan benda-benda kecil lainnya.

Pompa
Pompa digunakan untuk sirkulasi larutan elektrolit sehingga komposisi dan
temperatur larutan di dalam tanki dapat seragam. Pompa yang digunakan
haruslah disesuaikan dengan sifat-sifat elektrolit, seperti pompa untuk
larutan asam perlu dipilih bahan konstruksi yang tahan terhadap asam.

Gambar 3.9. Pompa

Filter
Filter digunakan untuk menyaring partikel-partikel atau kotoran-kotoran
yang melayang-layang di dalam elektrolit. Padatan-padatan ini merupakan
kontaminan yang dapat mengakibatkan terbentuknya lapisan yang kasar.

Gambar 3.10. Filter

26 Teknologi Industri Elektroplating


Agitator
Pengadukan atau agitasi dapat menggunakan pompa resirkulasi, atau udara
dari blower. Penggunaan pompa lebih baik daripada agitasi udara karena
dapat mengurangi emisi uap bahan kimia yang terikut udara dan
pembentukan karbonat yang berasal dari reaksi kimia karbon dioksida dari
udara dengan senyawa yang ada di dalam elektrolit. Namun demikian
apabila pompa tahan asam dan tahan korosi tidak tersedia, penggunaan
blower merupakan pilihan yang dapat dilakukan.

Blower
Blower mengalirkan udara bertekanan rendah, dihubungkan dengan pipa
untuk mensuplai udara ke dalam tanki yang mengandung larutan elektrolit.
Agar udara bersih maka perlu dipasang filter udara sebelum dimasukkan
ke bak plating.

Gambar 3.11. Blower

Kompresor
Kompresor digunakan untuk pengeringan cairan sisa yang menempel pada
benda kerja dengan cara meniupkan udara bertekanan. Agar udara yang
keluar dari kompresor bersih perlu ditambahkan filter udara agar kotoran
dan minyak pelumas dapat tertahan pada filter.

Pemanas (Heater)
Untuk memanaskan larutan dapat menggunakan koil-koil listrik yang
terbungkus kaca tahan panas. Pembungkus koil pemanas dapat juga
menggunakan baja tahan karat (stainless steel) atau titanium. Pemanasan

Teknologi Industri Elektroplating 27


dapat juga menggunakan air panas atau uap air. Pemanasan biasanya
diperlukan untuk plating nikel dan tembaga sianida yang memerlukan
temperatur sekitar 60oC.

Gambar 3.12. Pemanas listrik berlapis keramik tahan karat

Pendingin (Cooler)
Pendingin biasanya digunakan untuk plating yang beroperasi pada
temperatur relatif rendah atau kondisi temperatur plating yang disyaratkan
batas atas tertentu misalnya pada pelapisan tembaga asam atau krom keras
(Hard Chrome). Dalam kedua larutan tersebut temperatur yang melebihi
batas atas yang disyaratkan dapat menurunkan unjuk kerja larutan plating.
Pendingin dapat menggunakan kumparan-kumparan dari bahan yang tahan
terhadap korosi seperti titanium.

Bak Pembersihan
Bak pembersihan ada 2 macam yaitu untuk tempat pembersihan minyak
berikut bahan-bahan organik dan bak untuk penghilangan kerak berikut
bahan-bahan anorganik. Selain itu diperlukan juga bak untuk pencucian
dan pembilasan. Bak untuk pembersihan minyak biasa terbuat dari bahan
baja tahan karat yang berbentuk persegi panjang, di dalamnya diisi dengan
larutan pembersih logam (metal cleaner) yang dipanaskan pada temperatur
sekitar 90oC. Bak asam terbuat dari bahan plastik, sedangkan bak
pencucian dan pembilasan dapat dibuat dari bahan plastik maupun bahan
yang terlapis plastik.

28 Teknologi Industri Elektroplating


Gambar 3.13. Bak untuk pembersihan

Mesin polishing
Mesin pengasah atau pemoles (polishing) terdiri dari motor penggerak
yang didudukkan secara tetap di lantai sehingga pada saat digunakan tidak
terjadi getaran. Motor digunakan untuk menggerakkan roda poles (polish),
roda buffing maupun gerinda (grinding) untuk memperhalus permukaan
benda kerja.

Gambar 3.14. Mesin pemoles

Alat Pengering
Alat pengering berupa oven bersifat opsional. Pengeringan dengan oven
menggunakan pengering listrik yang dilengkapi dengan hembusan udara
panas, atau secara tradisional menggunakan pemanas kompor minyak

Teknologi Industri Elektroplating 29


sebagai pemasok panas ke pengering. Apabila tidak tersedia pengering
(drier) dapat pula menggunakan hembusan udara dari kompresor.

3.2. BAHAN-BAHAN KIMIA ELEKTROPLATING

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk elektroplating dapat berupa


unsur maupun senyawa. Anoda aktif yang digunakan merupakan unsur
seperti tembaga, nikel, emas, dan logam-logam lainnya sebagai sumber
ion. Larutan elektrolit merupakan campuran senyawa dalam bentuk garam
dan asam atau basa.

Garam merupakan persenyawaan antara ion positif terutama ion logam dan
kation dengan ion negatif (anion). Tembaga sulfat, nikel klorida adalah
contoh senyawa garam.

Asam merupakan senyawa yang mengandung ion H+. Asam yang


digunakan dapat diambil contoh asam sulfat, asam klorida, asam borat dan
asam-asam kuat maupun lemah lainnya.

Basa mengandung ion hidroksida OH-, sebagai contoh sodium hidroksida,


amonium hidroksida.

Oksida merupakan persenyawaan antara unsur logam maupun non logam


dengan oksigen. Krom trioksida merupakan oksida pembentuk asam
kromat yang digunakan untuk plating krom. Persenyawaan logam dengan
oksigen menjadikan logam berkarat atau korosi, atau membentuk lapisan
tipis yang melindungi logam dari korosi lanjut.

Senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup terdiri dari


unsur pembentuk utama karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan
kadangkala dengan unsur nitrogen (N). Senyawa organik banyak
digunakan sebagai aditif dalam elektroplating.

Daftar istilah dan nama bahan kimia yang dipakai pada elektroplating baik
berupa oksida, asam, basa, dan garam ditunjukkan pada Tabel 3.1.

30 Teknologi Industri Elektroplating


Tabel 3.1. Beberapa senyawa dalam elektroplating

Nama dagang /
SENYAWA Nama Indonesia nama Inggris Wujud
OKSIDA
Cr2O3 Asam kromat Chromic acid Padat,
higroskopis
ZnO Seng oksida Zinc oxide Padat
ASAM
HCl Asam klorida Hydrochloric acid Cair
(Larutan 33 %)
H2SO4 Asam sulfat Sulphuric acid Cair, 98 %
HNO3 Asam nitrat Nitric acid Cair
H3PO4 Asam fosfat Phosphoric acid Cair
H3BO3 Asam borat Boric acid Padat
CH3COOH Asam asetat Acetic acid Cair

BASA
KOH Kalium (potasium) Potassium Padat
hidroksida hidroxide
NaOH Natrium (sodium) Sodium hidoxide Padat
hidroksida (Caustic soda)
(Soda api)
NH4OH Amonium Ammonia Cair
hidroksida
GARAM
CuCN Tembaga sianida Cupros cyanide Padat
CuSO4 Tembaga sulfat Cupric sulphat Padat
KCN Kalium sianida Potassium cyanide Padat
NaCN Natrium (sodium) Sodium cyanide Padat
sianida
Na2CO3 Natrium karbonat Sodium carbonate Padat
(Soda abu) (Ash soda)
NaHCO3 Natrium Sodium Padat
bikarbonat bicarbonate
(Soda kue) (Cake soda) Padat
NiCl2 Nikel klorida Nickel chloride Padat
NiSO4 Nikel sulfat Nickel sulphate Padat

Teknologi Industri Elektroplating 31


3.3. OPERASI ELEKTROPLATING

Operasi elektroplating merupakan tahapan proses pelapisan benda kerja


atau barang-barang yang telah dipersiapkan untuk dilakukan pelapisan.
Keberhasilan operasi tergantung dari banyak faktor meliputi kualitas
persiapan benda kerja, komposisi larutan, kondisi operasi, dan adanya
prosedur operasi standar.

Langkah-langkah untuk melakukan operasi elekplating meliputi :


▪ Merangkai peralatan proses
Rangkaian peralatan proses sesuai dengan keperluan dan kapasitas
volume elektrolit
▪ Menyiapkan larutan elektrolit
Larutan elektrolit tergantung dari jenis logam yang akan dilapiskan
pada benda kerja
▪ Menyiapkan benda kerja
Penyiapan benda kerja yang akan diplating sangat penting karena
menentukan kualitas produk plating
▪ Mengoperasikan peralatan plating
Untuk membuat produk pelapisan yang diinginkan, pengoperasian
harus berdasarkan prosedur operasi standar
▪ Pengerjaan akhir
Bahan yang telah dilapis dilanjutkan dengan pengerjaan akhir,
dapat berupa pewarnaan dan memberi coating untuk mencegah
terjadinya pengkaratan bagi lapisan yang mudah berkarat.

Langkah operasi lengkap elektroplating dimulai dari penerimaan benda


kerja, persiapan permukaan benda kerja, proses utama elektroplating dan
finishing sehingga benda siap untuk digunakan ditunjukkan pada Gambar
3.15. Di antara setiap langkah operasi, pencucian dan pembilasan dengan
air menentukan juga kualitas hasil plating.

32 Teknologi Industri Elektroplating


BENDA KERJA

PEMBERSIHAN MINYAK DAN KERAK

POLISHING

PEMBERSIHAN ALKALI

PENCUCIAN DENGAN AIR

PENCELUPAN ASAM

PEMBILASAN DENGAN AIR

ELEKTROPLATING

PEMBILASANAN DENGAN AIR

PEWARNAAN

COATING

PENGERINGAN

BENDA SIAP DIGUNAKAN


Gambar 3.15. Urutan pengerjaan benda kerja
Teknologi Industri Elektroplating 33
Gambar 3.16. Contoh hasil pelapisan dengan elektroplating

34 Teknologi Industri Elektroplating


4
PERSIAPAN
BENDA KERJA

4.1. TUJUAN

Benda-benda kerja yang akan dilapis kebanyakan masih kotor, berkerak,


berminyak maupun terdapat bahan-bahan lainnya yang melekat pada
permukaan. Pembersihan sangat diperlukan agar lapisan plating dapat
melekat erat pada benda kerja dan tidak mudah keropos maupun
mengelupas. Selain itu pembersihan berpengaruh juga pada kondisi
larutan. Larutan tidak akan terkontaminasi dengan mudah bila benda kerja
bersih dan terbebas dari benda-benda asing. Benda kerja yang telah bersih
selanjutnya dilakukan pengasahan (polishing) agar diperoleh permukaan
yang halus dan merata.

Tahapan persiapan benda kerja meliputi penghilangan minyak,


penghilangan kerak (descaling) dan pengasahan (polishing). Pada setiap
langkah pergantian operasi persiapan benda kerja selalu dilakukan
pencucian dan pembilasan.

4.2. PENGHILANGAN MINYAK

Benda kerja yang mengandung lapisan minyak dan lemak dapat


dibersihkan dengan menggunakan solven organik seperti kerosen, bensin,
dan solven organik lainnya dengan cara pertama-tama dilakukan
perendaman dan kemudian mengusap permukaan benda kerja yang

Teknologi Industri Elektroplating 35


berminyak dengan menggunakan kuas, kain, atau karet busa. Kerosen atau
solven organik lainnya yang masih menempel pada benda kerja
dibersihkan dengan menggunakan larutan deterjen.

4.3. PENGHILANGAN KERAK

Langkah penghilangan kerak pertama kali dilakukan dengan cara mekanis


seperti pengasahan (polishing), menggunakan pasir bertekanan (sand
blasting) maupun penyikatan (brushing). Selanjutnya dilakukan pickling
yaitu pencelupan benda kerja dalam pelarut asam maupun garam. Apabila
kerak sulit terlepas dari benda kerja, dapat dilakukan pemanasan,
pelunakan maupun perendaman beberapa waktu pada larutan yang
mengandung bahan pelunak dan pelepas kerak.

Larutan yang digunakan untuk pelunakan maupun pelarutan kerak


terutama untuk bahan besi mempunyai komposisi sebagai berikut :

Tabel 4.1. Komposisi dan kondisi operasi pelunakan kerak

Komponen dan kondisi operasi


Tipe I
Potasium permanganat 60-90 gr
Sodium hidroksida 90 gr
Air 1 liter
Temperatur 80-100 oC
Bahan tanki baja
Tipe II
Asam klorida, atau 500 ml
(Asam sulfat) (100 ml)
Air 1 liter
Temperatur Temperatur ruang
Bahan tanki Plastik (PP)

36 Teknologi Industri Elektroplating


4.4. PENGASAHAN (POLISHING)

Polishing merupakan operasi pada permukaan benda kerja agar diperoleh


permukaan halus. Pada operasi polishing, logam pada permukaan benda
kerja dihilangkan dalam beberapa tahap dengan menggunakan abrasive
dalam berbagai ukuran dari kasar, sedang kemudian yang paling halus.
Tidak semua benda kerja yang akan diplating harus dilakukan polishing,
perlakuan tergantung dari hasil akhir yang diinginkan. Jika benda kerja
dalam keadaan bagus dan permukaannya agak halus dan pelapisan tidak
perlu mengkilap sekali maka benda tersebut tidak perlu dipoles. Bila
diperlukan kenampakan yang sangat cemerlang dan benda kerja dalam
keadaan tidak halus maka diperlukan polishing dan buffing. Umumnya,
permukaan yang halus akan menghasilkan suatu lapisan plating yang halus
pula.

Dalam polishing maupun buffing, benda kerja digosokkan pada roda yang
berputar yang permukaannya diberi abrasive dalam berbagai tingkat
kehalusan yang berbeda. Roda terbuat dari kain kanvas, katun atau kulit,
tergantung pada kelenturan yang diinginkan. Kelenturan didasarkan pada
bentuk dan kondisi permukaan dari benda kerja yang dipoles. Pada
umumnya, roda-roda yang lebih kaku digunakan untuk operasi-operasi
poles yang lebih kasar. Roda-roda yang lebih lentur digunakan untuk poles
yang halus pada permukaan yang tidak teratur. Abrasive dipakai pada
permukaan roda dan direkatkan padanya dengan menggunakan perekat
(lem) yang kuat.

Abrasive yang banyak digunakan adalah emery yang merupakan suatu


campuran alami dari oksida aluminum dan besi yang mengandung 57 – 75
% oksida aluminum.Ukuran butiran dari abrasive dinyatakan sebagai
ukuran ayakan pasir, misalnya 10, 20. 46, 80, 120,….,240, 320 sampai
lebih dari 500. Angka yang lebih tinggi menunjukkan butiran yang lebih
halus. Abrasive melebihi ukuran butiran 240 disebut sebagai tepung emery
karena bentuknya yang sangat halus.

Pengerjaan poles dimulai dari abrasive nomer yang kecil hingga yang
besar atau dengan kata lain dari butiran abrasive yang kasar dulu hingga
butiran yang halus. Operator menentukan ukuran butiran yang cocok

Teknologi Industri Elektroplating 37


secara visual dan menentukan tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam
melakukan pekerjaan pemolesan.

Pada tahapan akhir pemolesan dan untuk mencapai hasil yang paling halus,
permukaan roda poles dilumasi dengan sedikit lemak. Pemolesan pada
bahan-bahan lunak seperti aluminum atau seng dan campurannya,
digunakan pelumasan untuk mengurangi pengaruh panas sebagai akibat
gesekan selama pengerjaan.

Buffing
Buffing merupakan operasi semacam pemolesan dengan menggunakan
abrasive yang sangat halus. Bahan abrasive pada buffing dicampur dengan
bahan pengikat atau perekat menjadi suatu campuran dalam bentuk
batangan. Bahan campuran ini selanjutnya dipergunakan pada roda buffing,
dan permukaan yang dikerjakan selama operasi buffing dipegangi
berlawanan dengan arah roda.

Penyikatan (Brushing)
Penyikatan dilakukan untuk menghilangkan kerak atau oksida maupun cat
dari permukaan benda kerja menggunakan kawat baja. Brushing biasanya
dilakukan sebelum pemolesan dan dikombinasi dengan pickling.
Pembersihan mekanis ini sering dipakai juga sebagai pengganti poles
untuk permukaan yang tidak memerlukan kehalusan yang tinggi. Brushing
juga dilakukan untuk benda-benda yang tidak dilakukan pickling dengan
alasan ketahanan benda kerja terhadap senyawa kimia pickling rendah.

4.5. PEMBERSIHAN

Benda kerja yang telah dilakukan pemolesan maupun penghalusan secara


mekanis terdapat sisa-sisa lemak, lilin dan bahan pemoles maupun buffing.
Benda kerja dapat terkena debu dan kotoran dari udara, dan dapat juga
mengalami korosi. Kotoran yang tersisa maupun korosi perlu dihilangkan
sebelum dilakukan tahapan plating. Penghilangan kotoran-kotoran ini
dilakukan melalui tiga tahap pembersihan yaitu dengan solven organik,
pembersihan alkali dan celup asam.

38 Teknologi Industri Elektroplating


Degreasing dengan Solven Organik
Bahan-bahan berlemak atau berminyak pada permukaan benda kerja dapat
dihilangkan dengan pelarut (solven) organik seperti trichloroethylene atau
perchloroethylene. Kain katun dicelupkan pada solven kemudian
diusapkan pada benda kerja untuk menghilangkan minyak dan lemak.
Apabila benda kerja cukup bersih dan tidak mengandung lemak maupun
minyak pada permukaannya, operasi pembersihan cukup dilakukan dengan
menggosok permukaan menggunakan kain bersih. Penghilangan lemak
atau minyak dengan solven akan menghilangkan sebagain besar kotoran
dan lemak, tetapi masih meninggalkan sedikit residu. Tahapan berikutnya
setelah pembersihan ini adalah pembersihan menggunakan larutan alkali.

Pembersihan Alkali (alkali cleaning)


Pembersihan alkali dilakukan untuk menghilangkan residu minyak dan
lemak pada permukaan benda kerja. Pembersih alkali dikenal sebagai
metal cleaner pada umumnya terdiri dari sejumlah alkali, sabun atau
surfaktan, dan bahan pembentuk senyawa kompleks maupun bahan-bahan
kimia lain. Pembersih yang digunakan dapat mempunyai konsentrasi encer
atau pekat, dilakukan secara manual, ultrasonic maupun electrolitic
tergantung dari sifat permukaan dasar benda dan sifat dari kotoran yang
dihilangkan. Pemakain konsentrasi alkali yang lebih tinggi, pemanasan
larutan, penambahan waktu pembersihan dan penggunaan arus dapat
membantu operasi pembersihan menjadi lebih cepat.

Bahan yang akan dilakukan pembersihan alkali dapat dikelompokkan


menjadi :
• baja (steel)
• tembaga (copper), kuningan (brass), nikel (nickel),
perak (silver), magnesium dan campurannya
• seng (zinc), timah putih, timbal (plumbum) dan campurannya
• aluminum dan campurannya

Pengelompokan ini digunakan untuk menentukan jenis, komposisi dan


kondisi operasi yang sesuai.

Bahan-bahan Pembersih Alkali


Bahan-bahan pembersih alkali terdiri dari senyawa karbonat, fosfat. Untuk
meningkatkan efektivitas pembersihan ditambahkan bahan pengompleks
Teknologi Industri Elektroplating 39
dan juga deterjen. Bahan karbonat yang digunakan umumnya adalah
sodium karbonat atau soda abu dan soda api sebagai pembersih yang
efektif untuk minyak dan lemak. Senyawa fosfat yang digunakan biasanya
adalah sodium tripolyphosphate (STPP) yang membantu pembilasan
dengan efisien. Bahan pengompleks yang digunakan adalah EDTA dan
Tri ethanol amine dimasukkan di dalam metal cleaner. Detergen sintetik
seperti sodium lauril sulfate mempertinggi efisiensi pembersihan benda
kerja dan pengemulsian kotoran dengan cepat.

4.6. PENCELUPAN

Pencelupan Asam (Acid Dipping)


Setelah tahapan pembersihan alkali benda kerja dilakukan pembilasan
menggunakan air, dilanjutkan dengan pencelupan dalam larutan asam
encer. Langkah ini mempunyai dua tujuan:

1. Lapisan tipis oksida atau senyawa-senyawa lain atau lapisan noktah


dihilangkan. Lapisan tersebut terbentuk karena berada di udara
terbuka setelah pembersihan. Lapisan ini harus dihilangkan
sebelum elektroplating dengan mencelupkannya dalam larutan
asam.
2. Sisa alkali yang menempel pada permukaan benda kerja dapat
dihilangkan dengan mencelup dalam larutan asam. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terbawanya sisa-sisa metal cleaner
ke dalam cairan plating yang dapat menyebabkan terjadinya
kontaminasi.

Bahan pencelup berfungsi pula sebagai pengaktivasi benda kerja yang akan
diplating seperti bahan-bahan yang terbuat dari baja, kuningan, seng dan
alumunium. Bahan pencelup yang dipakai umumnya adalah larutan asam
kuat yaitu asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Untuk keperluan
praktis di lapangan dan penghematan biaya operasi dapat menggunakan
larutan asam kuat teknis.

Komposisi larutan untuk pencelupan bahan baja menggunakan senyawa


asam kuat HCl maupun H2SO4, tergantung dari jenis baja disajikan pada
Tabel 4.2.

40 Teknologi Industri Elektroplating


Tabel 4.2. Komposisi dan kondisi operasi pencelupan

Low Carbon Steel


HCl atau H2SO4 50-150 ml
Air Hingga 1 liter
Temperatur Ruangan
Waktu 5-15 detik
High Carbon Steel
HCl 100 ml
Air Hingga 1 liter
Temperatur Ruangan
Waktu 5-15 detik
Stainless Steel
HCl atau H2SO4 200-500 ml
Air 1 liter
Temperatur Ruangan
Waktu 5-15 detik

Pencelupan Sianida (Cyanide Dip)


Pencelupan pada larutan sianida dilakukan untuk bahan-bahan bukan besi
(nonferous) seperti tembaga, kuningan, nikel, perak, dan sebagainya.
Pencelupan ini dapat dilakukan setelah pembersihan dengan atau tanpa
didahului pencelupan asam. Bila pencelupan dilakukan setelah pencelupan
asam, dapat membantu mencegah terbawanya sisa-sisa asam ke dalam
larutan plating yang mengandung sianida yang dapat mengakibatkan
kontaminasi. Sebelum pencelupan sianida benda kerja dilakukan
pembilasan menggunakan air. Benda kerja selanjutnya dicelup dalam
larutan 25 – 40 gr/l sodium sianida sebelum plating.

Hal yang perlu diperhatikan adalah kesehatan dan keselamatan kerja


karena sianida bersifat sangat beracun. Pencampuran asam dengan larutan
sianida dapat menyebabkan pembentukan gas hidrogen sianida yang sangat
beracun, menurut reaksi :

CN- + H+ → HCN

Teknologi Industri Elektroplating 41


Gas asam sianida (hydrogen cyanide) yang dilepaskan sangat berbahaya.
Oleh karena itu, segera setelah dilakukan celup asam, benda kerja dicuci
sampai betul-betul bersih dan kemudian dilakukan celup sianida. Celup
sianida ini dilakukan terutama bila plating menggunakan cairan sianida.
Bila tidak dilakukan celup sianida, sebagai alternatif dapat dilakukan
penetralan asam dengan larutan yang mengandung 20 gr/liter sodium
hidroksida yang kemudian diikuti pencucian dengan air.

42 Teknologi Industri Elektroplating


5
PELAPISAN SENG

5.1. KEGUNAAN DAN SIFAT-SIFAT SENG

Banyak sekali bahan-bahan dari besi atau baja yang dilapis dengan logam
seng dengan berbagai tujuan, diantaranya adalah untuk :
▪ melindungi bahan dasar dari korosi
▪ memberikan suatu dasaran yang bagus untuk pengecatan
▪ memberikan penampilan yang lebih bagus dan menarik dari benda
dasarnya

Pelapisan seng dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :


1. Proses pencelupan panas atau lebih dikenal galvanizing.
Pada proses ini benda kerja dicelupkan dalam lelehan logam seng
(hot dipping), sehingga lapisan seng menempel padanya.
Barang-barang seperti atap rumah, ember logam, tangki, pagar jalan
tol, pagar tralis, tiang listrik dilapisi seng melalui proses ini.
2. Proses pencelupan dingin atau dikenal dengan electrogalvanizing
atau zinc plating.
Benda kerja dimasukkan dalam larutan elektrolit yang mengandung
ion-ion seng dan alkali atau asam. Dengan bantuan arus searah ion-
ion seng tersebut direduksi menjadi logam seng dan menempel
pada benda kerja yang bertindak sebagai katoda. Logam seng
sebagai anoda melarut memberikan ion-ion seng ke dalam larutan.

Cara ini lebih cocok untuk barang-barang teknik yang memerlukan


ketelitian dimensional misalnya ketebalan yang seragam, dan

Teknologi Industri Elektroplating 43


lekuk-lekuk atau bagian-bagian yang kecil dari benda kerja yang
tidak boleh mengalami perubahan bentuk. Barang-barang yang
dibuat melalui proses plating misalnya mur baut, paku, komponen
sepeda dan sepeda motor, peralatan pertanian, klem-klem untuk
jaringan listrik dan lain-lain.

Hasil pelapisan seng berwarna putih kebiru-biruan, dan dapat


dijadikan warna lain seperti pelangi, hitam, kuning melalui proses
pewarnaan lanjut.

Sifat-sifat Fisika Seng


▪ Logam yang berwarna putih kebiru-birunan
▪ Dapat ditempa dan dibengkokkan
▪ Penghantar listrik yang baik
▪ Berat atom = 65,38
▪ Densiti = 7,14 gr/cm3, (densiti air =1 gr/cm3)
▪ Titik leleh = 419oC
▪ Titik didih = 907oC
▪ Konduktivitas listrik pada 0oC = 0,1816 s/cm

Sifat-sifat Kimia Seng


▪ Seng mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan terbentuk
lapisan tipis dari seng karbonat basa yang dapat melindungi seng
dari proses korosi lebih lanjut.

Zn + O2 +CO2 +H2O → (ZnOH)2CO3

▪ Seng bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam maupun basa,


membebaskan gas hidrogen.

Zn + H2SO4→ Zn SO4 +H2


Zn + 2 NaOH → NaZnO2 + H2

▪ Seng dapat bereaksi langsung dengan belerang dan halogen


Zn + S → ZnS
Zn + Cl2 → ZnCl2

44 Teknologi Industri Elektroplating


5.2. PERALATAN PLATING SENG

Peralatan plating seng terdiri dari rectifier, bak plating, anoda seng,
penghantar, dan dengan atau tanpa barrel, pompa serta filter.

Anoda seng berbentuk batangan atau lempengan dengan kemurnian tinggi.


Untuk menjaga kontaminasi larutan dari anoda, maka perlu dibungkus
dengan kain sehingga selama elektroplating kotoran dari anoda tertahan
pada kain tersebut.

Benda kerja yang kecil-kecil dimaksukkan di dalam tabung yang berputar


dengan kecepatan tertentu yang dimasukkan ke dalam bak plating sehingga
lapisan merata. Perputaran tersebut sekaligus berfungsi mengaduk–aduk
larutan elektrolit sehingga lebih homogen.

Pompa serta filter hanya dipakai untuk plating seng menggunakan


elektrolit asam.

5.3. KOMPOSISI DAN KONDISI OPERASI

Larutan elektolit yang digunakan untuk pelapisan seng ada tiga macam
yaitu larutan sianida, larutan basa dan larutan asam. Larutan yang paling
banyak digunakan di industri yaitu larutan sianida dengan komponen
utamanya seng oksida (zinc oxide), soda api (caustic soda) dan sodium
sianida (sodium cyanide).
Anoda seng (Zn) terlarut ke dalam elektrolit, menggantikan ion Zn2+ dalam
larutan elektrolit yang mengendap pada katoda. Mekanisme pelarutan
logam Zn dari anoda dan pengendapan pada katoda melewati elektrolit
sebagai beikut :

Reaksi pelarutan anoda seng adalah :


Zn → Zn2+ + 2e
Sedangkan pada katoda terjadi reaksi pengendapan sebagai :

Zn2+ + 2e → Zno
dan membentuk lapisan tipis pada benda kerja sebagai katoda.
Teknologi Industri Elektroplating 45
Larutan elektrolit yang dipergunakan ada beberapa tipe, yaitu :
▪ Larutan sianida tinggi
▪ Larutan sianida rendah
▪ Larutan tanpa sianida
▪ Larutan asam

Tabel 5.1. Komposisi dan kondisi operasi plating seng

Komponen dan kondisi operasi


Larutan Sianida Tinggi
Seng oksida 35 g/L
Sodium sianida total 90 g/L
Sodium hidroksida total 50 g/L
pH > 13
Temperatur ruangan
Rapat arus katoda 1-6 A/dm2
Rapat arus normal 1,5-2 A/dm2
Efisiensi katoda 65-80 %

Komponen dan kondisi operasi


Larutan Sianida Rendah
Seng oksida 7,5 g/L
Sodium sianida total 7,5 g/L
Sodium hidroksida total 75 g/L
pH > 13
Temperatur ruangan
Rapat arus katoda 1-6 A/dm2
Rapat arus normal 1,5-2 A/dm2
Efisiensi katoda 65-80 %

46 Teknologi Industri Elektroplating


Tabel 5.1. Komposisi dan kondisi operasi plating seng (lanjut)

Komponen dan kondisi operasi


Larutan Tanpa Sianida
Seng oksida 11 g/L
Sodium hidroksida total 120 g/L
pH > 13
Temperatur ruangan
Rapat arus katoda 1-6 A/ft2
Rapat arus normal 1,5-2 A/ft2
Efisiensi katoda 65-80 %

Komponen dan kondisi operasi


Larutan Asam
Seng klorida 45 g/L
Ammonium klorida 225 g/L
Asam borat 45 g/L
pH 3-4
Temperatur ruangan
Rapat arus katoda 1-15 A/ft2
Rapat arus normal 1,5-2 A/ft2
Efisiensi katoda 95-100 %

5.4. FUNGSI KOMPONEN UTAMA


1. Seng oksida, zinc oxide (ZnO)
Fungsinya sebagai sumber utama ion seng yang akan membentuk
kompleks seng sebagai pengganti seng yang terlapis. Bila plating
berjalan dengan baik artinya jumlah seng yang melapisi katoda
sama dengan seng yang terlarut dari anoda maka tidak perlu
dilakukan penambahan senyawa seng oksida.
2. Sodium sianida, sodium cyanide (NaCN)
Sodium sianida membantu laju pelarutan anoda seng sehingga
konsentrasi larutan seng akan selalu terjaga konstan. Sodium
sianida dapat diganti dengan Potasium sianida (potassium cyanide,
KCN).

Teknologi Industri Elektroplating 47


3. Sodium hdroksida, sodium hydroxide (NaOH)
Sodium hidroksida atau soda api dimaksudkan untuk meningkatkan
daya hantar listrik dan juga membantu laju pelarutan anoda seng.
4. Seng klorida, zinc chloride (ZnCl2)
Sebagai sumber ion seng yang akan melapisi katoda dalam larutan
seng asam.
5. Potasium atau amonium klorida, potassium chloride (KCl)
/ammonium chloride (NH4Cl)
Berfungsi untuk menaikkan daya hantar listrik dan membantu laju
pelarutan anoda dalam larutan seng asam.
6. Asam borat (Boric acid)
Berfungsi untuk mempertahankan keasaman larutan dan membantu
peningkatan daya hantar listrik.

5.5. KONTROL LARUTAN ELEKTROLIT

Untuk mendapatkan hasil pelapisan yang baik dengan kualitas yang


konsisten, konsentrasi senyawa-senyawa sebagai penyusun elektrolit perlu
selalu dijaga sesuai dengan kondisi operasi yang ditetapkan. Kontrol
terhadap komposisi larutan dilakukan secara terjadual pada periode tertentu
dengan cara melakukan analisis konsentrasi larutan maupun hasil pelapisan
diantaranya meliputi :

Analisis kadar Seng (Zn)


Prosedur analisis:
▪ Pipet 2 ml cairan sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml
▪ Tambahkan 100 ml H2O
▪ Tambahkan 10 ml larutan penyangga (buffer) pH 10
▪ Tambahkan indikator serbuk EBT dan 15 ml formaldehid 10 %.
▪ Titrasi dengan larutan standar EDTA 0,1 M sehingga terjadi
perubahan warna merah menjadi biru
▪ Perhitungan :
gr/l Zn = 32,7 x ml EDTA x M

48 Teknologi Industri Elektroplating


Analisis kadar Sodium sianida (NaCN)
Prosedur analisis :
▪ Pipet 2 ml cairan sampel ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
▪ Tambahkan sekitar 50 ml H2O, 25 ml NaOH 25 %, dan 10 ml
KI 10 %
▪ Titrasi dengan larutan standar AgNO3 0,1 N hingga terjadi
perubahan dari jernih menjadi keruh.
▪ Perhitungan :
gr/l NaCN = 49 x ml AgNO3 x N

Prosedur analisis untuk KCN sama dengan analisis NaCN.

Analisis kadar sodium hidroksida (NaOH)


Prosedur analisis :
▪ Pipet 5 ml larutan sampel ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
▪ Tambahkan sekitar 25 ml H2O, sekitar 5 ml indikator
sulfoorange
▪ Titrasi dengan larutan standar HCl 1 N, hingga terjadi
perubahan warna dari oranye menjadi kuning
▪ Perhitungan :
gr/l NaOH = 8 x ml HCl x N

5.6. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Hasil akhir dari proses plating seng adalah kualitas lapisan yang menempel
pada benda kerja. Kualitas yang diharapkan meliputi pelapisan dan
ketebalan yang merata dan seragam, warna mengkilap dan tidak terbentuk
noda-noda pada benda kerja yang dilapis. Permasalahan operasi seringkali
juga muncul dikarenakan kondisi larutan yang sudah tidak memenuhi
syarat, adanya kontaminan, dan bisa juga disebabkan oleh sambungan-
sambungan listrik yang kurang baik. Penyimpangan-penyimpangan dari
komposisi larutan, kondisi operasi yang tidak sesuai menyebabkan adanya
permasalahan operasi (trouble) yang berakibat pada kualitas plating tidak
sesuai dengan harapan.

Pelapisan tidak merata


Pelapisan tidak merata terutama pada daerah yang berlekuk atau daerah
dengan rapat arus rendah disebabkan daya tembus yang kurang baik karena
Teknologi Industri Elektroplating 49
perbandingan antara seng oksida dan sodium sianida tidak sesuai. Cek
komposisi dan koreksi komposisi larutan sesuai formula dengan
menambahkan komponen penyusun elektrolit atau pengenceran elektrolit.

Waktu pelapisan lama


Konsentrasi seng rendah mengakibatkan pelapisan lambat. Demikian juga
konsentrasi sodium sianida maupun soda api rendah menyebabkan daya
hantar listrik kecil sehingga arus yang dihantarkan ke katoda rendah
menyebabkan waktu pelapisan menjadi lama. Tambahkan sianida dan soda
api sesuai dengan formula.

Deposit kasar
Larutan kotor dengan padatan yang melayang-layang biasanya ikut
mengendap di katoda sehingga menyebabkan lapisan (deposit) menjadi
kasar. Saring larutan sehingga padatan yang melayang-layang dapat
dihilangkan dari larutan.

Ujung-ujung benda kerja terbakar


Daerah yang memperoleh rapat arus besar terutama pada ujung-ujung
benda kerja terbakar karena konsentrasi seng terlalu tinggi. Cek komposisi
larutan dan lakukan koreksi ke komposisi standar sesuai formula atau
anoda sementara diganti dengan anoda inaktif dengan bahan dari stainless
steel atau titanium. Kerapatan arus yang terlalu besar mengakibatkan suplai
arus yang berlebihan pada ujung-ujung benda, sehingga menjadi terbakar.

Deposit kurang mengkilap


Kenampakan hasil pelapisan kurang mengkilap karena kekurangan zat
aditif berupa brightener. Tambahkan brightener sesuai dengan petunjuk
penggunaan. Penambahan yang berlebihan akan menyebabkan kontaminasi
larutan.

Noda-noda hitam pada deposit


Kontaminasi besi yang terdapat pada larutan elektrolit akan mengakibatkan
pengendapan pada katoda sehingga membentuk noda-noda pada benda
kerja. Kandungan besi dapat dicegah dengan menggunakan air distilat.
Apabila senyawa besi berasal dari korosi atau benda jatuh, selalu dilakukan
kontrol pipa-pipa atau sistem kerja yang baik. Larutan yang sudah
terkontaminasi dapat dilakukan purifikasi.
50 Teknologi Industri Elektroplating
Pengelupasan lapisan
Pembersihan permukaan benda yang kurang sempurna menyebabkan
penempelan lapisan seng kurang lekat dan mudah mengelupas. Lakukan
prosedur pembersihan dengan baik dan benar sehingga semua kerak,
kotoran, sisa-sisa minyak dan asam benar-benar telah hilang.

Teknologi Industri Elektroplating 51


52 Teknologi Industri Elektroplating
6
PELAPISAN TEMBAGA

6.1. KEGUNAAN DAN SIFAT-SIFAT TEMBAGA

Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali


digunakan, karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang tinggi.
Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup
permukaan bahan yang dilapis dan mempunyai leveling yang baik.
Pelapisan dasar tembaga diperlukan untuk pelapisan lanjut dengan nikel
yang kemudian dilakukan pelapisan akhir krom, kuningan, perak atau
emas.

Plating tembaga dilakukan dengan larutan sianida, pirofosfat maupun


larutan asam. Tahapan pertama dilakukan plating tembaga sianida
kemudian dilanjutkan dengan plating tembaga asam atau tembaga
pirofosfat.

Sifat-sifat Fisika Tembaga


• Logam yang berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
• Dapat ditempa, dibengkokkan dan merupakan penghantar panas
dan listrik
• Titik leleh: 1.083oC, titik didih: 2.301oC
• Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3

Sifat-sifat Kimia Tembaga


• Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan
akan membentuk oksida tembaga (CuO)

Teknologi Industri Elektroplating 53


• Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau
karat basa, menurut reaksi :

2 Cu + O2 + CO2 + H2O → (CuOH )2CO3

• Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4


encer

• Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan


pekat

Cu + H2SO4 → CuSO4 + 2 H2O + SO2


Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
3Cu + 8HNO3 encer → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO

6.2. PLATING TEMBAGA SIANIDA

Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga sianida (Cyanide


Copper Plating) adalah sebagai suatu lapisan dasar (undercoat) pada
pelapisan baja (steel) sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang
biasanya diikuti pelapisan nikel dan krom. Tembaga sianida digunakan
sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan
melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan
pemilihan plating tembaga sianida untuk aplikasi ini karena sifat-sifatnya
seperti penutupan lapisan yang bagus, daya tembus (throwing power) yang
tinggi, dan kemudahan dilakukan buffing pada lapisan tembaga hasil
plating sianida.

Bila pelapisan tembaga pada baja menggunakan larutan tembaga asam


secara langsung akan terbentuk lapisan yang kelekatannya kurang baik.
Kemampuan penutupan plating sianida bagus sehingga bentuk-bentuk
cekungan pada permukaan baja akan dapat tertutup dengan rata.
Keunggulan ini digunakan sebagai dasar plating selanjutnya menggunakan
logam pelapis tembaga lagi atau logam-logam pelapis lain. Lapisan setebal
0,25 hingga 0,50 m dapat dicapai oleh plating tembaga sianida selama 1
menit pada temperatur ruang.

54 Teknologi Industri Elektroplating


6.3. PERALATAN PLATING TEMBAGA SIANIDA

Peralatan plating tembaga sianida terdiri dari: rectifier, bak plating, anoda
tembaga, filter, pompa, dan pemanas.

Anoda digunakan tembaga murni berbentuk batangan atau bulatan-bulatan


seperti bola. Anoda sebagai sumber ion Cu perlu dibungkus dengan kain
agar kotoran tetap tertahan pada kain dan tidak terikut ke larutan elektrolit.
Apabila anoda berbentuk bulatan-bulatan, diletakkan pada keranjang yang
terbuat dari titanium dengan dibungkus kain.

Filter digunakan untuk menyaring partikel-partikel atau kotoran-kotoran


yang melayang-layang di dalam elektrolit untuk mencegah kontaminasi
yang dapat mengakibatkan terbentuknya lapisan yang kasar.

Pemanas (heater) untuk memanaskan larutan dengan temperatur sekitar


60oC dapat menggunakan koil-koil listrik yang terbungkus kaca tahan
panas atau baja tahan karat (stainless steel) atau titanium.

6.4. KOMPOSISI LARUTAN DAN KONDISI OPERASI

Larutan elektrolit yang digunakan untuk plating tembaga sianida


mengandung senyawa utama tembaga sianida (copper cyanide) ditambah
dengan senyawa-senyawa lain untuk memperbaiki hantaran arus listrik. Ion
tembaga bermuatan positif satu (Cu+) dalam larutan elektrolit akan
menangkap satu elektron dan mengendap pada katoda, digantikan
posisinya oleh anoda tembaga (Cu) yang terlarut ke dalam elektrolit,
sehingga kadar ion tembaga dalam keadaan seimbang besarnya konstan.

Komposisi larutan elektrolit pada tembaga sianida dikenal beberapa


formula yang dikelompokkan sebagai formula I dan II. Formula I
mengandung potasium sianida sedangkan formula II menggunakan sodium
sianida.

Teknologi Industri Elektroplating 55


Tabel 6.1. Komposisi dan kondisi operasi plating
tembaga sianida Formula I

Tipe : Strike
Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida 15 g/L
Potasium sianida 30 g/L
Sianida bebas 8 g/L
Temperatur 50-65oC
Rapat arus 1-3 A/dm2
Efisiensi katoda 10-60 %

Tipe : Rochelle
Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida 45 g/L
Potasium sianida 95 g/L
Potasium hidroksida 0-1 g/L
Rochelle salt 45 g/L
Sianida bebas 8 g/L
Temperatur 55-70oC
Rapat arus katoda 1,5-6 A/dm2
Efisiensi katoda 30-70 %

Tipe : Efisiensi Tinggi


Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida 75 g/L
Potasium sianida 130 g/L
Potasium hidroksida 15-30 g/L
Sianida bebas 22 g/L
Temperatur 65-85oC
Rapat arus katoda 1-10 A/dm2
Efisiensi katoda 99 %

56 Teknologi Industri Elektroplating


Tabel 6.2. Komposisi dan kondisi operasi plating
tembada sianida Formula II

Tipe : Strike
Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida 15 g/L
Sodium sianida 23 g/L
Sodium karbonat 15 g/L
pH 12-12,6
Temperatur 30-40oC
Rapat arus katoda 1-2 A/dm2
Efisiensi katoda 30 %

Tipe : Rochelle
Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida 40 g/L
Sodium sianida 50 g/L
Sodium karbonat 30 g/L
Rochelle salt 60 g/L
pH 10,2-10,5
Temperatur 40-60oC
Rapat arus katoda 2-4 A/dm2
Efisiensi katoda 50 %

Tipe : Efisiensi Tinggi


Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida 75 g/L
Sodium sianida 100 g/L
Sodium hidroksida 30 g/L
pH > 13
Temperatur 70-80oC
Rapat arus katoda 3-6 A/dm2
Efisiensi katoda 100 %

Larutan strike menghasilkan lapisan tembaga yang sangat tipis. Larutan


strike dapat pula dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada
larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak pada

Teknologi Industri Elektroplating 57


benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas.
Larutan ini terutama digunakan pada zinc die casting dan komponen-
komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan
pelapisan tembaga tebal atau pelapisan dengan logam-logam lain.

Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating


tembaga tebal, sementara proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan
pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi. Garam-garam
Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu
terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki
plating. Kecepatan plating dari larutan Rochelle dan kecepatan tinggi lebih
tinggi dibanding larutan strike sebab kerapatan arus katoda dan efisiensi
katoda lebih tinggi. Temperatur operasi juga merupakan suatu faktor yang
penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan tinggi
dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.

6.5. FUNGSI KOMPONEN UTAMA ELEKTROLIT


TEMBAGA SIANIDA

Tembaga Sianida (Copper Cyanide, CuCN)


Berupa serbuk seperti semen yang sukar larut dalam air dan bersifat racun.
Tembaga sianida merupakan sumber ion tembaga valensi satu yang akan
terdeposisi pada katoda. Kelarutan dalam air sangat rendah sehingga untuk
melarutkannya perlu dilakukan pemanasan dan ditambahkan senyawa
sodium sianida untuk membentuk garam-garam kompleks yang mudah
larut dalam air.

Potasium dan Sodium Sianida (KCN, NaCN)


Potasium sianida berbentuk padatan segi empat berwarna putih yang sering
disebut dengan apotas dan sering disalahgunakan untuk meracuni ikan.
Bahan-bahan ini berfungsi melarutkan tembaga sianida membentuk garam
rangkap yang larut dalam elektrolit, dengan reaksi sebagai berikut :

2 KCN + CuCN → K2Cu(CN)3

Banyak pengrajin atau perusahaan yang membeli secara langsung larutan


yang mengandung garam-garam rangkap siap pakai karena reaksi yang
terjadi eksotermis dan tembaga sianida merupakan bahan kimia yang
58 Teknologi Industri Elektroplating
beracun. Garam-garam potasium menghasilkan larutan yang dapat
menahan rapat arus besar tanpa terbakar. Sodium sianida banyak dipakai
sebagai pengganti Potasium sianida untuk meramu larutan-larutan Strike
maupun untuk proses Rochelle, karena harganya yang relatif murah.

Sianida Bebas
Sianida bebas berfungsi untuk mempercepat laju pelarutan anoda-anoda
tembaga. Sianida bebas akan menyatu dengan ion-ion tembaga valensi satu
dan membentuk garam-garam kompleks yang larut selama anoda-anoda
melarut. Untuk melarutkan 1 gr/l CuCN diperlukan 1,45 gr/l KCN, dan
kelebihannya dianggap sebagai sianida bebas.

Sianida bebas dengan kadar rendah dalam larutan menyebabkan polarisasi


anoda, mengakibatkan pembentukan tembaga oksida (cupric oxide)
ditandai dengan warna biru dan menyebabkan pengurangan efisiensi serta
kekilapan hasil plating berkurang. Jika sianida bebas terlalu tinggi, daya
tembus arus plating berkurang. Sianida bebas memperbesar konduktivitas
di dalam larutan Strike dan Rochelle.

Potasium dan Sodium Hidroksida


Potasium maupun sodium hidroksida biasanya ditambahkan pada larutan
kecepatan tinggi untuk mendapatkan konduktivitas larutan yang baik,
meningkatkan daya tembus dan lapisan hasil yang mengkilap. Biasanya
hanya sejumlah kecil hidroksida ditambahkan pada larutan Strike dan
Rochelle untuk mengatur dan menjaga pH dalam rentang yang tepat.
Penambahan hidroksida yang banyak harus dihindari karena bila
berlebihan akan menyerang zinc die casting.

Potasium dan Sodium Karbonat


Karbonat ditambahkan pada larutan-larutan Strike dan Rochelle terutama
untuk memudahkan kontrol pH. Senyawa karbonat juga mengurangi
polarisasi anoda. Karbonat tidak ditambahkan dengan sengaja pada larutan-
larutan efisiensi tinggi, tetapi terbentuk dalam larutan dengan adanya
dekomposisi dari sianida dan adanya karbondioksida yang terambil dari
udara. Sodium karbonat mempunyai kelarutan maksimum sekitar 100 gr/l,
sementara potasium karbonat dapat larut sampai sekitar 300gr/l. Kelebihan
karbonat dapat mengurangi efisiensi plating, kadarnya dapat dikurangi
dengan cara pengendapan menggunakan barium atau kalsium sianida.
Teknologi Industri Elektroplating 59
Sodium karbonat dapat juga dikristalkan dengan pendinginan larutan
plating di dalam tangki yang terpisah.

6.6. PENGARUH KONTAMINAN

Senyawa Sulfur
Kehadiran senyawa-senyawa sulfur dalam berbagai bentuk, biasanya
mengakibatkan lapisan pudar pada rapat arus plating 2,5-5 A/dm2.
Penambahan sedikit seng sianida dapat menghilangkan kepudaran lapisan.
Oleh karenanya lebih baik menghilangkan senyawa sulfur ini langsung dari
sumbernya agar tidak terikut pada elektrolit.

Asam Kromat (Chromic Acid, Chromium6+)


Adanya asam kromat dalam larutan akan menghasilkan lapisan yang pudar,
melepuh, tidak lekat meskipun dengan konsentrasi yang sangat rendah
sekitar 3 ppm. Krom tidak mengganggu bila berada dalam keadaan valesi
3+, sehingga Cr6+ perlu direduksi menjadi Cr3+ dengan senyawa pereduksi
seperti sodium hidrosulfit. Senyawa gula atau dekstrosa lebih baik
digunakan sebagai senyawa pereduksi pada larutan plating efisiensi tinggi
untuk menghindari penambahan senyawa sulfur sebagai pereduksi.

Tembaga Oksida (Copper Oxide)


Tembaga oksida dalam elektrolit merupakan salah satu sumber utama
kekasaran lapisan pada benda kerja. Senyawa ini sangat ringan dan tidak
mudah mengendap ke dasar tangki. Bila senyawa ini kontak dengan
katoda, ion tembaga dengan segera tereduksi menjadi logam tembaga.
Ukuran partikel logam tumbuh dengan cepat sebab kerapatan arus pada
permukaan sangat tinggi sehingga mengakibatkan lapisan kasar.

Partikulat-partikulat
Partikulat-partikulat adalah partikel-partikel logam dan oksidanya yang
terbentuk selama pemolesan, kotoran dan debu-debu lainnya. Partikulat
dapat mengakibatkan kekasaran lapisan. Partikel-partikel tembaga atau
tembaga oksida yang dihasilkan pada anoda, cenderung mengendap pada
permukan dari bagian-bagian yang dekat dengan anoda menghasilkan
lapisan yang kasar.

60 Teknologi Industri Elektroplating


Seng
Adanya sejumlah kecil seng dalam larutan menjadikan lapisan lebih terang.
Jika seng dibiarkan bertambah secara berlebihan sehingga konsentrasinya
tinggi, akan menghasilkan lapisan yang menyerupai kuningan. Seng ini
dapat dihilangkan dengan elektrolisis larutan pada kerapatan arus rendah.
Konsentrasi maksimum seng yang diijinkan dalam larutan sebesar 50 ppm.

Bahan-bahan organik
Bahan-bahan organik dari metal cleaner dan sumber-sumber lain dapat
menyebabkan kontaminasi berat pada larutan plating tembaga sianida.
Untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan tersebut, dilakukan dengan
pemberian sejumlah kecil hidrogen peroksida (H2O2) encer dilanjutkan
dengan adsorpsi menggunakan karbon aktif. Hidrogen peroksida
mengoksidasi impuritas-impuritas organik menjadi senyawa-senyawa yang
kurang dapat larut, yang kemudian lebih mudah dihilangkan dengan
karbon aktif.

6.7. KONTROL LARUTAN PLATING

Komposisi larutan plating tembaga sianida perlu dikontrol untuk


mempertahankan komposisi yang sesuai dengan kondisi operasi yang
dipilih, terutama kandungan senyawa tembaga sianida dan sodium atau
potasium sianida.

Kadar Tembaga Sianida (CuCN)


Prosedur analisis (metode 1) :
• Pipet 2 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250ml
• Tambahkan 15 ml HNO3 dan NH4OH pekat hingga berwarna biru
tua
• Panaskan larutan hingga temperatur 60 0C
• Tambahkan indikator PAN
• Titrasi dengan larutan EDTA 0,1 M hingga terjadi perubahan
warna dari ungu menjadi hijau
• Perhitungan kadar :
gr/l CuCN = ml EDTA x M x 44,75
gr/l Cu = ml EDTA x M x 31,75

Teknologi Industri Elektroplating 61


Prosedur analisis (metode 2) :
• Pipet 2 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250ml
• Tambahan 100 ml H2O dan 15 ml HNO3 pekat
• Panaskan hingga berwarna biru dan asap coklat tidak muncul lagi
• Tambahkan NH4OH hingga berwarna biru tua
• Tambahkan asam asetat hingga berwarna biru terang
• Tambahan 5 gr KI
• Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga berwarna kuning
pucat
• Tambahkan 5 ml larutan amilum, lanjutkan titrasi hingga tak
berwarna
• Perhitungan kadar :
gr/l CuCN = ml Na2S2O3 x N x 44,75

Kadar NaCN atau KCN :


Prosedur analisis :
• Pipet 10 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250 ml
• Tambahkan 50 ml H2O, dan 10 ml larutan KI 10 %
• Titrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N hingga terjadi perubahan
warna dari jernih menjadi keruh
• Perhitungan kadar :
gr/l NaCN = ml AgNO3 x N x 9,8
gr/l KCN = ml AgNO3 x N x 13

6.8. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Hasil akhir dari proses plating tembaga menggunakan larutan sianida


adalah kualitas lapisan yang menempel pada benda kerja. Kualitas yang
diharapkan meliputi pelapisan dan ketebalan yang merata dan seragam,
warna mengkilap dan tidak terbentuk noda-noda pada benda kerja yang
dilapis.

Permasalahan operasi seringkali juga muncul dikarenakan kondisi larutan


yang sudah tidak memenuhi syarat, adanya kontaminan, dan bisa juga
disebabkan oleh sambungan-sambungan listrik yang kurang baik.
Penyimpangan-penyimpangan dari komposisi larutan dan kondisi operasi
merupakan permasalahan yang berakibat pada buruknya kualitas plating.

62 Teknologi Industri Elektroplating


Bila pengaruhnya sangat nyata pada kualitas lapisan, segera lakukan
pemecahan masalah dan koreksi komposisi maupun kondisi operasi.

Waktu pelapisan lama


Waktu pelapisan lama disebabkan kadar potasium/sodium sianida dalam
elektrolit rendah sehingga konduktivitas dan laju pelarutan anoda rendah.
Untuk mengatasi hal ini, cek komposisi larutan dan segera tambahkan
potasium/sodium hingga kadar yang sesuai dengan formula. Waktu
pelapisan lama dapat pula disebabkan kerapatan arus yang rendah. Cek
suplai arus dan naikkan hingga diperoleh rapat arus sesuai kondisi operasi.

Lapisan melepuh
Lapisan yang melepuh pada katoda dapat disebabkan oleh pembersihan
yang kurang sempurna dan atau kadar sodium sianida terlalu tinggi. Hal ini
dapat diatasi dengan cara pembersihan benda kerja dengan baik sehingga
kotoran-kotoran yang menempel pada benda kerja benar-benar telah
hilang. Kadar sodium sianida dalam larutan perlu dicek dan apabila terlalu
tinggi dari kondisi yang ditetapkan sesuai formula, diturunkan dengan
pengenceran atau penambahan tembaga sianida.

Tidak terjadi pelapisan


Pelapisan tidak terjadi pada katoda dapat disebabkan kekeliruan rangkaian
arus dari rectifier, misalkan kutub positif dihubungkan dengan katoda
sedangkan kutub negatif dihubungkan dengan anoda. Seringkali dalam
praktek, didapati pula kontak-kontak yang tidak tersambung dengan baik.
Untuk mengatasi hal ini cek semua sambungan, kencangkan dan bersihkan
sehingga arus dapat mengalir dengan baik melalui penghantar. Lapisan
tidak terbentuk pada katoda dapat pula disebabkan kadar sodium sianida
yang terlalu tinggi. Bila hal ini terjadi, cek kadar larutan dan turunkan
kadar sodium sianida.

Lapisan tipis
Lapisan yang tipis pada katoda disebabkan kadar tembaga sianida yang
rendah, menjadikan waktu plating lama. Untuk mengatasinya tambahkan
tembaga sianida sesuai kebutuhan kondisi operasi.

Teknologi Industri Elektroplating 63


6.9. PLATING TEMBAGA ASAM

Elektroplating dengan larutan asam untuk memenuhi kebutuhan industri


dilakukan setelah plating menggunakan larutan tembaga sianida. Kegunaan
pelapisan tembaga asam antar lain:
• sebagai suatu lapisan dasar untuk pelapisan selanjutnya
• pembuatan silinder cetak rotrogavure pada industri percetakan
• pada printed circuit board dan bidang-bidang industri elektronika
lainnya
• pada electroforming berbagai komponen
• pada industri tenaga listrik untuk mempertinggi kapasitas hantaran
arus kabel atau batangan yang terbuat dari baja.

Penggunaan pelapisan tembaga asam yang paling sering adalah sebagai


lapisan dasar (undercoat) untuk pelapisan nikel dan kromium pada baja
dan plastik. Pelapisan tembaga pada plastik melalui beberapa prosedur
seperti conditioning, etching plastik, deposisi suatu logam mulia, dan
plating tanpa bantuan arus listrik (electrolessplating) baru kemudian
dilanjutkan dengan plating tembaga asam.

Pemilihan tembaga asam didasarkan pada keunggulan hasil yaitu lebih


ulet, lebih mengkilap, kemampuan untuk menghasilkan leveling yang
baik, serta kecepatan plating yang lebih tinggi dan kemudahan untuk
mengontrol elektrolit.

6.10. PERALATAN PLATING TEMBAGA ASAM

Peralatan plating tembaga asam terdiri dari rectifier, bak plating, anoda
tembaga, penghantar, filter, pompa dan blower.

Anoda digunakan tembaga murni yang mengandung fosfor 0,02-0,08 %,


berbentuk batangan atau bulatan-bulatan seperti bola. Anoda sebagai
sumber ion Cu perlu dibungkus dengan kain agar kotoran tetap tertahan
pada kain dan tidak terikut ke larutan elektrolit. Sedangkan anoda
berbentuk bulatan-bulatan, diletakkan pada keranjang yang terbuat dari
titanium dengan dibungkus kain.

64 Teknologi Industri Elektroplating


Blower sebagai agitator digunakan untuk meniupkan udara ke dalam
larutan elektrolit agar terjadi turbulensi sehingga larutan menjadi homogen.
Efek pada lapisan menjadi mengkilap dan cakupan pelapisan optimum.
Udara yang digunakan harus betul–betul bebas dari minyak, karenanya
udara dari kompresor tidak cocok digunakan karena mengandung minyak.
Blower harus di lengkapi dengan saringan debu pada sisi penghisapan.
Pipa-pipa untuk agitasi menggunakan bahan dari PVC agar tahan terhadap
asam dan tidak menyebabkan kontaminasi larutan.

6.11. KOMPOSISI LARUTAN TEMBAGA ASAM

Larutan elektrolit tembaga asam terdiri dari garam–garam tembaga seperti


tembaga sulfat (copper sulfate) dan tembaga fluoroborat (copper
fluoborate) dan asam sulfat. Penggunaan senyawa klorida dimaksudkan
untuk mempertinggi hantaran arus listrik.
Mekanisme pelarutan logam Cu dari anoda, dan pengendapan pada katoda
melewati elektrolit sebagai berikut :

Anoda : Cu → Cu2+ + 2e
Katoda : Cu2+ + 2e → Cu
Cu + Cu2+ → Cu2+ + Cu
Anoda tembaga Cu terlarut ke dalam elektrolit, menggantikan ion Cu2+
dalam larutan elektrolit yang mengendap pada katoda

Komposisi larutan tembaga asam yang banyak digunakan berdasarkan


komposisi 1,2 dan 3, tercantum pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3. Komposisi dan kondisi operasi plating tembaga asam


Formula 1
Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sulfat 200 gr/l
Asam sulfat 50 gr/l, s.g. 1,84
Specific gravity 19oBe (pada 27oC)
Temperatur 30 – 50oC
Kerapatan arus 2 – 5 A/dm 2
Efisiensi katoda 95 – 100 %

Teknologi Industri Elektroplating 65


Tabel 6.3. Komposisi dan kondisi operasi plating tembaga asam (lanjut)
Formula 2, dengan klorida
Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sulfat 250 gr/l
Asam sulfat 90 gr/l
Klorida 50 mg/l
Kerapatan arus 2 – 4 A/dm2
Perbandingan anoda : katoda 1:1
Agitasi Udara
Filtrasi Kontinyu
Temperatur 24 – 32o C

Formula 3
Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sulfat 200 –240 gr/l
Asam sulfat 55-65 gr/l
Klorida sedikit
Aditif, organik sedikit
Rapat arus 25 A/dm2
Temperatur 28-35oC
Efisiensi katoda 100 %

Larutan tembaga asam dapat digunakan untuk pelapisan tembaga tebal.


Larutan ini kurang tepat digunakan untuk melapis secara langsung pada
bahan baja atau campuran seng, karena akan menghasilkan lapisan yang
kurang lekat. Untuk baja diperlukan lapisan awal strike tembaga sianida
atau strike nikel, sementara untuk zinc alloy hanya digunakan suatu strike
tembaga sianida.
Larutan tembaga asam bersifat ekonomis, sederhana komposisinya, dan
mudah dioperasikan sehingga digunakan secara luas untuk pelapisan
tembaga. Keuntungan lainnya adalah bahwa konduktivitas listrik tinggi
dan pemakaian daya rendah. Larutan ini juga digunakan untuk plating
kabel listrik kekuatan tinggi maupun untuk rol cetak.
Peningkatan temperatur larutan akan menurunkan kemampuan bahan–
bahan aditif dalam memberikan kekilapan dan leveling, sehingga untuk
mempertahankannya perlu ditambahkan brightener. Sedangkan pada

66 Teknologi Industri Elektroplating


temperatur rendah akan mengurangi konduktivitas larutan. Untuk tempat–
tempat yang cenderung dingin diperlukan alat pemanas. Sedangkan bila
temperatur larutan cenderung naik dapat diturunkan dengan pendinginan
sehingga tetap berada pada kisaran temperatur yang ditentukan.

6.12. FUNGSI KOMPONEN UTAMA TEMBAGA ASAM

Tembaga sulfat
Tembaga sulfat pada konsentrasi rendah yaitu di bawah rentang kondisi
operasi akan kehilangan sedikit kemampuan leveling dan terjadi penurunan
konduktivitas larutan, sehingga laju plating menjadi lambat akibat
kerapatan arus yang terbatas. Sedangkan pada konsentrasi tinggi akan
terjadi penurunan kekilapan dan leveling pelapisan.
Asam sulfat
Pada konsentarsi asam sulfat yang rendah terjadi polarisasi anoda sehingga
konduktivitas larutan menjadi rendah terutama di sekitar katoda. Akibatnya
kecepatan pelapisan menjadi rendah dan waktu pelapisan menjadi lama
serta tidak merata. Pada konsentrasi asam sulfat yang tinggi terjadi
peningkatan pelarutan anoda tembaga yang berakibat pada peningkatan
konsentrasi tembaga pada larutan dan konsentrasi menjadi tidak seimbang.

6.13. PENGARUH KONTAMINAN

Alumunium
Aluminium di atas 50 ppm dapat menyebabkan lapisan pudar di daerah
rapat arus rendah. Senyawa alumunium tidak bisa dihilangkan dengan
mudah. Cegah agar larutan tidak terkontaminasi oleh alumunium.

Antimony
Antimony bisa berasal dari impuritas anoda. Kadar di atas 20 ppm dapat
mengakibatkan lapisan rapuh. Penghilangan dapat dilakukan dengan
melakukan dummy pada rapat arus rendah (0,5 – 1 A/dm2 ).

Kalsium
Kalsium mengakibatkan lapisan kasar, merupakan senyawa terlarut dalam
air dan dapat dilakukan pengendapan sebagai sulfat. Kalsium sulfat dapat
dihilangkan dengan filtrasi.

Teknologi Industri Elektroplating 67


Besi dan seng
Besi dan seng dalam larutan elektrolit tidak mengakibatkan pengaruh
buruk pada plating asam sulfat, namun dapat berpengaruh pada penurunan
kelarutan CuSO4. Kecepatan plating terpengaruh sedikit saja sebagai akibat
menurunnya daya hantar cairan.

Kromium valensi enam


Larutan dapat tahan terhadap kontaminasi kromium valensi enam
(hexavalent) hingga 100 ppm. Kontaminasi mengakibatkan kehilangan
kekilapan dan lapisan menjadi pudar total pada kadar krom sekitar 1000
ppm. Wetting agent dapat ditambahkan ke dalam larutan, tetapi dapat
berpengaruh pada kualitas lapisan bila ditambahkan pada konsentrasi yang
terlalu tinggi.

Kontaminasi organik
Kontaminasi organik menyebabkan lapisan menjadi berlubang-lubang,
mempunyai bintik–bintik, pudar, berbutir kasar, rapuh, terbakar dan
menyebabkan kehilangan leveling yang cepat. Sumber kontaminasi organik
adalah minyak yang berasal dari kompresor untuk agitasi. Udara yang
bebas minyak dari blower sangat baik digunakan. Pengolahan larutan
menggunakan adsorpsi karbon aktif dapat menghilangkan kontaminasi
organik.

6.14. KONTROL LARUTAN

Kadar senyawa-senyawa dalam elektrolit serta asam bebas perlu selalu


diperiksa agar komposisi larutan dapat selalu dijaga. Efisiensi arus anoda
yang tinggi sering menjadi penyebab tidak seimbangnya kadar garam dan
asam. Komposisi larutan dapat dikontrol secara praktis menggunakan
hydrometer untuk mengukur berat jenis dan analisis konsentrasi larutan.

1. Pengukuran berat jenis


Konsentrasi dapat diketahui secara cepat meskipun kasar dengan
hydrometer yang menunjukkan oBe. Tabel berikut mengambarkan
hubungan berat jenis, oBe dan konsentrasi tembaga sulfat + asam sulfat.

68 Teknologi Industri Elektroplating


Tabel 6.4. Hubungan oBe dengan berat jenis

Berat jenis oBaume Tembaga sulfat =


pada 25oC ( oBe ) asam sulfat (gr/l )
1,12 15,4 200
1,13 16,5 217
1,14 17,7 234
1,15 18,8 251
1,16 19,8 268
1,17 20,9 286
1,18 22,0 303

2. Analisis kimia volumetrik larutan


Tembaga dalam larutan tembaga asam
Prosedur analisis :
• Pipet 2 ml larutan tembaga asam ke dalam erlenmeyer 250 ml
• Tambah 100 ml aquades dan NH4OH hingga berwarna biru tua
• Tambahkan asam asetet pekat hingga berwarna biru muda
• Tambahkan 5 gr padatan KI, goyang-goyang atau aduk-aduk
hingga bercampur, membentuk suatu larutan yang berwarna
coklat gelap keruh.
• Titrasi dengan segera menggunakan larutan thiosulfat Na2S2O3
0,1 N sambil terus digoyang-goyang hingga larutan menjadi
kuning muda.
• Tambahkan 5 ml larutan pati (starch) dan lanjutan titrasi hingga
tak berwarna
• Perhitungan :
gr/l Cu = ml Na2S2O3 x N x 31,75

Kadar asam dari larutan plating tembaga


Prosedur analisis :
• Pipet 10 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml
• Tambahkan 100 ml aquades
• Tambahkan 3 hingga 5 tetes indikator methyl orange
• Titrasi dengan larutan NaOH 1 N sambil terus di goyang-
goyang hingga warna merah berubah hijau.
• Perhitungan:
gr/l asam sulfat, H2SO4 = ml NaOH x N x 4,9
Teknologi Industri Elektroplating 69
6.15. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Permasalahan operasi yang sering dijumpai pada plating tembaga asam


adalah menurunnya atau tidak terpenuhinya kualitas lapisan plating pada
benda. Permasalahan dan hasil plating pada benda kerja yang sering
dijumpai adalah lapisan kasar, anoda terlapisi warna hitam/coklat, daya
tembus rendah, lapisan bercoreng dan tampak gelap, cairan cenderung
mengendapkan garam-garam pada dinding tangki, anoda-anoda mengkilap
dan berkristal, ujung-ujung benda kerja terbakar dan terjadi penumpukan
deposit.

Lapisan Kasar
Bahan-bahan dan partikulat yang melayang-layang di dalam larutan plating
akan ikut mengendap di katoda menyebabkan lapisan menjadi kasar.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan melakukan penyaringan larutan
menggunakan filter dan anoda–anoda dibungkus dengan kain tahan asam
agar kotoran tertahan dan tidak masuk ke dalam larutan.

Anoda terlapisi warna hitam/coklat


Kandungan asam rendah menyebabkan anoda terlapis dengan warna
hitam/coklat. Analisis konsentrasi asam pada elektrolit secara teratur dan
tambahkan kekurangnya.

Daya tembus rendah


Daya tembus (throwing power) rendah disebabkan kadar asam rendah,
sehingga beberapa tempat yang rumit tidak dapat terlapisi dengan baik.
Analisis konsentrasi asam dan tambahkan sesuai keperluan.

Lapisan bercoreng dan tampak gelap


Adanya impuritas organik menjadi penyebab lapisan tampak berwarna
gelap. Saring larutan dengan karbon aktif agar kontaminan organik
tertahan dan teradsorpsi sehingga lapisan menjadi cerah.

Garam-garam mengendap, menempel pada dinding tangki


Konsentrasi asam dan/atau tembaga sulfat tinggi mengakibatkan garam
tembaga sulfat cenderung mengendap dan juga menempel pada dinding
tanki. Analisis larutan elektrolit, ambil sebagian larutan dan encerkan

70 Teknologi Industri Elektroplating


sisanya dengan air murni hingga tercapai komposisi awal yang
dipersyaratkan.

Anoda-anoda mengkilap dan berkristal


Temperatur operasi rendah mengakibatkan pembentukan kristal pada
anoda. Naikkan temperatur larutan dengan memanaskannya. Kadar asam
agak tinggi juga sebagai penyebabnya, dapat diatasi dengan melakukan
analisis konsentrasi asam dan turunkan dengan penambahan tembaga
karbonat.

Ujung-ujung benda kerja terbakar dan terjadi penumpukan.


Kerapatan arus dan tegangan terlalu tinggi mengakibatkan ujung-unjung
benda kerja mendapatkan arus yang lebih besar sehingga terjadi
penumpukan lapisan dan rapat arus yang terlalu besar menyebabkan
lapisan dapat terbakar. Kurangi arus dan jika jarak anoda-katoda terlalu
dekat dapat diperlebar.

Teknologi Industri Elektroplating 71


72 Teknologi Industri Elektroplating
7
PELAPISAN NIKEL

7.1. KEGUNAAN DAN SIFAT-SIFAT NIKEL

Nikel (nickel) merupakan logam pelapis yang digunakan secara luas dalam
industri plating, baik untuk aplikasi dekoratif maupun protektif.
Kemampuan melapis nikel dengan kekerasan sedang dan kecemerlangan
tinggi, menjadikannya sebagai suatu pilihan terbaik untuk pelapisan dasar
aplikasi dekoratif. Nikel diperlukan terutama sebagai suatu lapisan bawah
(undercoat) untuk pelapisan kromium dekoratif yang melapisi komponen–
komponen yang terbuat dari baja, tembaga, plastik dan campuran
alumunium dan magnesium. Nikel juga digunakan sebagai lapisan dasar
plating kuningan (brass), perak, emas dan rhodium. Pelapisan protektif
terutama ditujukan untuk menghasilkan permukaan benda lebih keras dan
tahan terhadap korosi.

Sifat Fisika Nikel


▪ Nikel murni berwarna putih cemerlang dan sedikit keabu-abuan.
▪ Nikel mempunyai berat jenis sedang dalam deretan logam berat
dengan titik leleh dan titik didih agak tinggi, yaitu :
• berat jenis : 8,9 gr/cm3
• titik leleh : 1.455oC
• tititk didih : 2.900oC
▪ Logam nikel bersifat keras, dapat ditempa dan dapat dibengkokkan.

Teknologi Industri Elektroplating 73


Sifat Kimia Nikel
▪ Dengan HCl dan H2SO4 encer bereaksi sangat lambat dan
membebaskan gas H2 menurut persamaan reaksi :

Ni + 2 HCl → NiCl2 + H2


Ni + H2SO4 → NiSO4 + H2 

▪ Dengan asam nitrat reaksinya berlangsung lebih cepat dengan


membebaskan gas NO yang bersifat racun :

3 Ni + 8 HNO3 → 3 Ni (NO3) + 4 H2O + 2 NO ↑

7.2. PERALATAN PLATING NIKEL

Peralatan plating terdiri dari bak plating, anoda, penghantar, rectifier,


blower, filter, dan pemanas (heater). Bahan yang akan dilapisi digunakan
sebagai katoda dan logam pelapis nikel sebagai anoda.

Anoda nikel dibungkus dengan kain agar kontaminan tertahan dan tidak
masuk ke dalam larutan elektrolit. Anoda nikel dalam bentuk bulatan bola
diletakkan dalam keranjang titanium.

Filter digunakan untuk menangkap padatan–padatan tidak larut yang


terdapat di dalam larutan plating. Padatan–padatan ini dapat menyebabkan
lapisan menjadi kasar. Filter dibuat dari bahan–bahan yang tahan asam
dengan kapasitas 2–4 kali volume bak per jam. Pompa asam dirangkai
pada filter untuk mengalirkan elektrolit.

Blower sebagai agitator digunakan untuk meniupkan udara ke dalam


larutan elektrolit agar terjadi turbulensi sehingga larutan menjadi homogen.
Efek pada lapisan yang diperoleh yaitu lapisan menjadi mengkilap dan
penutupan lapisan optimum. Udara yang digunakan harus betul-betul bebas
dari minyak, karenanya udara dari kompresor tidak cocok digunakan
karena mengandung minyak. Blower harus dilengkapi dengan saringan
debu pada sisi penghisapan. Pipa-pipa untuk agitasi menggunakan bahan
dari PVC agar tahan terhadap asam dan tidak menyebabkan kontaminasi
larutan.

74 Teknologi Industri Elektroplating


Heater digunakan untuk mensuplai panas ke dalam elektrolit sehingga
dicapai temperatur yang diinginkan. Kenaikan temperatur akan
menyebabkan gerakan perpindahan ion–ion makin cepat sehingga akan
meningkatkan konduktivitas larutan. Pembungkus heater listrik dapat
dibuat dari bahan–bahan keramik, titanium atau teflon.

7.3. LARUTAN PLATING NIKEL

Elektrolit plating terdiri dari garam-garam nikel seperti nikel sulfat, nikel
klorida, dan nikel sulfamat. Beberapa jenis larutan plating nikel yang telah
dikenal secara luas dan digunakan dalam industri, di antaranya adalah :

• Larutan Nikel Watts (Watts Nickel)


• Larutan Sulfamat
• Larutan Nikel Hitam

Larutan plating nikel yang paling umum digunakan adalah formulasi


Watts, dengan menggunakan tambahan bahan pengkilap (brightener) dan
leveling. Larutan Watts merupakan larutan multiguna, yang dapat
digunakan baik untuk plating dekoratif maupun protektif. Lapisan yang
dihasilkan mempunyai kekerasan sekitar 150 VPN. Formulasi yang lain
misalnya sulfamat digunakan untuk pelapisan nikel tebal, nikel hitam
(black nickel) dan khusus untuk keperluan dekoratif.

Pelapisan nikel meliputi pelarutan anoda dan pengendapan logam nikel


pada katoda. Dengan menggunakan arus searah yang dihubungkan dengan
anoda berkutub positif dan katoda berkutub negatif. Konduktivitas di
antara kedua elektroda dipengaruhi oleh kadar garam-garam nikel.

Teknologi Industri Elektroplating 75


Apabila garam-garam nikel terlarut dalam air, nikel berada dalam larutan
sebagai ion positif bermuatan dua (Ni2+). Ketika arus mengalir, ion nikel
bermuatan +2 bereaksi dengan dua elektron (2e-) dan diubah menjadi
logam nikel (Nio) yang mengendap dan melapisi katoda.

Ni2+ + 2e → Nio
Reaksi kesetimbangan elektrokimia dalam bentuk sederhananya pada
anoda adalah:

Nio → Ni2+ + 2e
Ion-ion nikel yang ditangkap pada katoda digantikan oleh ion-ion nikel
yang terbentuk pada anoda, maka proses pelapisan nikel dapat dijalankan
untuk jangka waktu yang lama tanpa harus menambahkan larutan yang
mengandung logam nikel.

Tabel 7.1. Komposisi dan kondisi operasi plating nikel

Formula 1
Komponen dan kondisi operasi
Nikel sulfat, NiSO4.6H2O 240 – 300 gr/l
Nikel klorida, NiCl2.6H2O 40 – 60 gr/l
Asam borat, H3BO3 25 – 40 gr/l
Temperatur 21 – 650 (opt.550C )
pH 1,5 - 4,5 (opt.3,5 )
Agitasi udara / mekanis
Kerapatan Arus 3 – 7 A/dm2

Formula 2
Komponen dan kondisi operasi
Nikel sulfat, NiSO4.6H2O 240 gr/l
Nikel klorida, NiCl2.6H2O 45 gr/l
Asam borat, H3BO3 30 gr/l
Temperatur 25 – 650
pH 4-5
Kerapatan arus 1 – 6 A/dm2
Efisiensi katoda 95 –100 %

76 Teknologi Industri Elektroplating


Tabel 7.1. Komposisi dan kondisi operasi plating nikel (lanjut)

Formula 3
Komponen dan kondisi operasi
Nikel sulfat, NiSO4.6H2O 150–250 gr/l (225)
Nikel klorida, NiCl2.6H2O 80–110 gr/l (90)
Asam borat, H3BO3 40 – 50 gr/l (45)
Temperatur 50 – 700 (opt.600C )
pH 4-5 (opt.4,5 )
Kerapatan arus 2 – 7 A/dm2

Untuk keperluan aplikasi plating dekoratif, pada larutan perlu ditambahkan


bahan-bahan organik pengkilap (brightener) yang memodifikasi lapisan
sehingga menghasilkan permukaan yang benar-benar cemerlang atau
setengah cemerlang.

Larutan baru dapat dibuat pada bak plating dengan cara mengisi bak
dengan air bebas ion atau air distilat hingga dua per tiga volume yang
diperlukan. Panaskan air hingga mencapai temperatur 50oC. Bahan yang
ditambahkan pertama kali yaitu asam borat, larutkan dengan mengaduk-
aduk dan kemudian tambahkan bahan-bahan kimia lainnya sesuai
komposisi pada formula, diaduk terus-menerus sampai larut semua. Bila
bahan telah larut semua, tambahkan air hingga volume yang diinginkan.

7.4. FUNGSI KOMPONEN UTAMA ELEKTROLIT

Nikel Sulfat
Berfungsi sebagai sumber utama ion nickel (Ni2+) yang relatif tidak mahal,
anion sulfat bersifat stabil. Nikel sulfat mudah larut dalam air dan
mempunyai pengaruh relatif lebih kecil terhadap konduktivitas elektrolit
dibandingkan dengan ion-ion klorida. Ion nikel akan tereduksi menjadi
logam nikel pada benda kerja sebagai yang bertindak sebagai katoda.

Kadar nikel dalam larutan antara 45 sampai 80 gr/l, dengan kadar terbaik
berkisar antara 55 gr/l hingga 60 gr/l. Bila kadar nikel meningkat
mengakibatkan rapat arus maksimum juga meningkat, tetapi pada kadar
nikel yang lebih tinggi akan menurunkan kemampuan gerak ion-ion karena

Teknologi Industri Elektroplating 77


terbentuknya lapisan tipis pada benda kerja. Keadaan ini dapat diatasi
dengan penambahan brightener dan leveler. Dalam praktek berarti
pemakaian bahan-bahan aditif meningkat untuk menjaga tingkat
kecemerlangan dan leveling lapisan. Pengaruh negatif yang dapat terjadi
adalah banyaknya bahan-bahan organik di dalam larutan yang dapat
mengganggu plating, bila penambahan tidak dilakukan pengontrolan
dengan baik.

Nikel Klorida
Berfungsi sebagai sumber utama ion klorida. Ion klorida bersifat lebih
konduktif dibanding ion sulfat, sehingga daya tembus meningkat dan rapat
arus dapat dinaikkan. Fungsi utama dari klorida adalah untuk
meningkatkan pelarutan anoda.

Kadar klorida dalam larutan berkisar antara 20 dan 35 gr/l. Pada kadar
yang terlalu rendah mengakibatkan penurunan distribusi logam
konduktivitas kecil. Sedangkan pada kadar lebih dari 35 gr/l tidak akan
banyak pengaruhnya pada distribusi logam dalam proses plating.

Asam Borat
Elektrolit mengandung asam borat optimal sebesar 45 gr/l. Kadar di bawah
40 gr/l menyebabkan pengurangan buffering, yang mengakibatkan lapisan
terbakar di daerah dengan rapat arus tinggi. Kadar melebihi 50 gr/l pada
temperatur rendah dapat menyebabkan kristalisasi, mengakibatkan
penyumbatan pipa udara dan lapisan nikel menjadi kasar. Asam borat tidak
dikonsumsi secara elektrolitik, perubahan konsentrasinya hanya
dipengaruhi oleh larutan plating yang ikut terbuang. Oleh karenanya
penambahan asam borat dalam elektrolit praktis tidak diperlukan.

Keasaman (pH)
Keasaman (pH) cairan juga harus dijaga dengan teliti. pH elektrolit nikel
cenderung naik dalam operasi plating. Untuk menurunkan pH, dapat
dilakukan dengan penambahan 200 ml/l asam sulfat dan untuk
menaikannya panaskan cairan hingga 60oC, tambahkan nikel karbonat atau
nikel hidroksida yang dimasukkan dalam kantung.

78 Teknologi Industri Elektroplating


7.5. PENGARUH KONTAMINAN

Logam-logam terlarut
Logam–logam yang terlarut dalam elektrolit seperti tembaga, seng, timah,
dan besi mempengaruhi sifat lapisan. Adanya kromium dapat menganggu
pelapisan benda kerja pada daerah dengan rapat arus rendah. Untuk
menghilangkan impuritas–impuritas seperti tembaga, seng, dan timah,
dilakukan proses dummy dengan rapat arus 0,1 hingga 0,2 A/dm2 selama
semalam.

Besi
Besi dapat dihilangkan dengan menambahkan 20 % volume hidrogen
peroksida (2 hingga 4 ml/l), naikkan pH larutan hingga 5,6 dengan
penambahan nikel karbonat atau nikel hidroksida, aduk dengan baik
memakai udara selama 4 hingga 5 jam dan saring. Atur pH sesuai harga
yang diinginkan dengan penambahan asam sulfat encer.

Kromium
Untuk menghilangkan kromium, panaskan larutan hingga temperatur 60oC,
tambahkan ferous sulfat (dalam suatu larutan yang telah diasamkan dengan
asam sulfat), naikkan pH hingga 5,8 dan lakukan pengadukan dalam waktu
yang cukup, saring larutan kemudian atur pH hingga harga yang
diperlukan.

Pengotor organik
Pengotor-pengotor organik dapat mempengaruhi sifat lapisan. Hilangkan
dengan adsorpsi menggunakan karbon aktif sebanyak 0,3 hingga 0,5 gr/l
larutan.

7.6. KONTROL LARUTAN PLATING

Kontrol terhadap larutan elektrolit dilakukan secara berkala untuk menjaga


komposisi larutan, dilakukan dengan analisis volumetrik dan bila ada
penyimpangan dilanjutkan dengan tindakan korektif. Analisis kimia
dilakukan untuk mengetahui berapa kadar tiap-tiap komponen yang
terdapat dalam larutan. Komposisi larutan dan kondisi operasi yang
optimum akan menjamin efisiensi larutan pada tingkat maksimum
sehingga diperoleh keseragaman lapisan yang berkualitas.
Teknologi Industri Elektroplating 79
Berbagai faktor yang menyebabkan konsentrasi elektrolit menyimpang dari
harga optimum disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya :
• elektrolit tumpah
• penguapan cairan
• drag-out tidak terkontrol
• dekomposisi kimia
• efisiensi anoda dan katoda yang tidak seimbang.

Analisis kadar Nikel dalam larutan Watts


Prosedur analisis:
• Pipet 2 ml larutan plating ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
• Tambahkan 100 ml aquades dan 20 ml NH4OH pekat.
• Isi buret dengan larutan EDTA 0,1 M.
• Tambahkan indikator serbuk murexide dan titrasi dengan EDTA
0,1 M sambil digoyang-goyang.
• Warna berubah dari oranye menjadi ungu, merupakan titik akhir
titrasi.
• Perhitungan :
gr/l Ni = ml EDTA x M x 29,35

Analisa kadar Nikel klorida dalam larutan Watts


Prosedur analisis:
• Pipet 1 ml larutan plating ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
• Tambahkan 100 ml aquades dan 1 ml K2CrO4
• Titrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N sambil digoyang-goyang
sampai endapan yang terbentuk menjadi merah muda.
• Perhitungan :
gr/l NiCl2.6H2O = ml AgNO3 x N x 119

gr/l NiSO4.6H2O = 4,5 (Ni – 0,247 x NiCl2.6H2O)

Analisis kadar Asam Borat dalam larutan Watts


Prosedur analisis:
• Pipet 10 ml larutan plating ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
• Tambahkan 25 ml aquades dan 5 gr mannitol dan bromo cressol
purple.
• Titrasi dengan NaOH 1 N sambil digoyang-goyang.

80 Teknologi Industri Elektroplating


• Warna berubah dari hijau menjadi ungu, merupakan titik akhir
titrasi.
• Perhitungan :
gr/l H3BO3 = ml NaOH x N x 6,175

7.7. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Plating nikel merupakan proses yang cukup rumit. Larutan plating mudah
sekali terkena kontaminasi yang berakibat pada buruknya kualitas plating
atau malahan tidak terjadi pengendapan pada katoda karena larutan
menjadi rusak. Analisis larutan secara berkala seperti yang telah
diterangkan di atas merupakan tindakan pencegahan untuk menjaga
komposisi larutan. Beberapa hal lain yang berkaitan dengan persiapan
benda kerja juga menjadi penyebab permasalahan gagalnya operasi
elektroplating.

Pelepuhan atau pengelupasan lapisan


Pelepuhan biasanya disebabkan oleh pembersihan yang kurang sempurna
sehingga masih terdapat kotoran maupun minyak yang melekat pada benda
kerja. Lakukan pembersihan dengan sempurna dan apabila lapisan
melepuh, lakukan pengasahan ulang dan pembersihan dengan sempurna
baru kemudian diplating.

Lapisan kasar
Lapisan kasar dapat disebabkan oleh padatan yang melayang-layang di
dalam larutan, konsentrasi nikel rendah dan adanya kontaminasi logam
lain. Lakukan penyaringan atau gunakan filter pada sistem peralatan
elektroplating sehingga larutan terbebas dari kotoran. Konsentrasi nikel
yang rendah dapat diatasi dengan penambahan nikel sulfat sesuai dengan
formula yang digunakan. Sedangkan kontaminasi karena logam lain dapat
diatasi dengan dummy pada rapat arus 0,1 A/dm2 dan atau menambahkan
purifier yang akan mengikat ion logam dan tidak mengendap di katoda.

Lapisan terbakar
Arus yang terlalu tinggi dapat menyebabkan daerah dengan rapat arus
tinggi menjadi terbakar terutama pada temperatur operasi rendah. Keadaan
ini dapat diatasi dengan cara menurunkan arus dan menaikkan temperatur
larutan.
Teknologi Industri Elektroplating 81
Lapisan gelap di daerah kerapatan arus rendah
Kontaminasi organik dalam larutan menyebabkan lapisan di daerah dengan
rapat arus rendah menjadi gelap atau buram. Lakukan adsorpsi larutan
dengan karbon aktif dan kemudian lakukan penyaringan.

Daya tembus rendah


Konsentrasi nikel rendah, rapat arus rendah atau aditif kurang
menyebabkan daya tembus rendah sehingga pelapisan tidak dapat
menjangkau bagian-bagian dengan lekuk yang terlalu dalam. Koreksi
komposisi larutan dan naikkan arus sehingga memenuhi standar operasi.

82 Teknologi Industri Elektroplating


8
PELAPISAN KROM

8.1. KEGUNAAN DAN SIFAT-SIFAT KROM

Kromium atau krom (Chrome) merupakan logam yang digunakan secara


luas saat ini baik untuk keperluan perabot rumah tangga, kendaraan
bermotor maupun rol logam pada industri. Pemakaian krom tidak dalam
bentuk murni tetapi dilapiskan pada suatu benda padat dari logam lain.
Dalam industri elektroplating, dikenal dua macam jenis pelapisan yaitu
krom dekoratif dan krom keras (hard chrome).

Kromium dekoratif merupakan suatu lapisan tipis kromium dengan


ketebalan antara 0,25 hingga 0,75 m yang dilapiskan di atas lapisan dasar
baik berupa tembaga-nikel maupun nikel saja. Lapisan ini memberikan
kenampakan yang indah dan bersifat nontarnishing pada barang-barang
yang dilapis. Lapisan krom dekoratif tahan terhadap abrasi dan
memberikan kenampakan yang cemerlang sehingga banyak digunakan
untuk pelapisan perabot rumah tangga, kendaraan bermotor dan mobil,
pesawat terbang, alat-alat bedah dan gigi.

Krom keras mempunyai ketebalan yang dapat mencapai 0,3 mm dengan


kekerasan lebih dari 600 HV, dipakai pada alat-alat industri yang bergerak
dan memerlukan ketahanan goresan dan abrasi tinggi.

Urutan proses plating krom pada bahan besi/baja adalah pelapisan dasar
dengan tembaga sianida, dilanjutkan dengan pelapisan tembaga asam,
pelapisan nikel dan tahap akhir berupa pelapisan krom yang dikenal

Teknologi Industri Elektroplating 83


sebagai plating 4 lapis. Sedangkan apabila menggunakan sistem 2 lapis,
cukup menggunakan pelapis dasar nikel saja. Pelapisan krom keras
dilakuakn secara langsung terhadap bahan dasar baja yang dilapis.

Sifat-sifat Fisika Krom


▪ Krom merupakan logam yang berwarna putih mengkilap dan
kebiru-biruan.
▪ Dapat ditempa dan tahan terhadap korosi.
▪ Berat atom : 51,996
▪ Titik leleh : 2.130 oC,
▪ Titik didih : 2.945 oC
▪ Berat jenis : 7,19 g/cm3

Sifat-sifat Kimia Krom


▪ Ion krom mempunyai bilangan oksidasi bermacam-macam,
yaitu : +2, +3, dan +6. Perbedaan valensi ini menentukan pula
sifat-sifat kimia dan toksisitas krom. Krom dengan valensi +6
atau hexavalent chrome bersifat toksik, sehingga limbah krom
diubah menjadi valensi +3 yang kurang toksik melalui reduksi
dilanjutkan dengan pengendapan.
▪ Krom larut dalam HCl, menurut persamaan reaksi

Cr + 2 HCl → CrCl2 + H2

8.2. PERALATAN PLATING KROMIUM

Peralatan yang digunakan untuk plating krom terdiri dari rectifier, tanki
atau bak plating, anoda pasif (inaktif), dan heater.

Rectifier untuk suplai daya untuk plating dekoratif sebesar 6-12 volt, dapat
menggunakan rectifier ataupun accumulator. Sedangkan untuk krom keras
menggunakan rectifier.

Tanki yang digunakan dilapisi dengan PVC. Tangki baru harus dibersihkan
dengan seksama dan diberi larutan asam kromat encer selama semalam
sebelum digunakan.

84 Teknologi Industri Elektroplating


Anoda untuk keperluan plating krom merupakan anoda pasif yang tidak
larut selama proses, direkomendasikan memakai bahan yang terbuat dari
bahan campuran timah-timbal (tin-lead). Luas anoda harus seluas mungkin
dan kerak pada anoda dibersihkan dari waktu ke waktu dengan merendam
beberapa jam dalam suatu larutan yang mengandung sodium hidroksida
100 g/l dan garam Rochelle pada temperatur ruangan.

Heater digunakan untuk mensuplai panas ke dalam elektrolit sehingga


dicapai temperatur yang diinginkan, terutama untuk krom keras. Kenaikan
temperatur akan menyebabkan gerakan perpindahan ion–ion makin cepat
sehingga akan meningkatkan konduktivitas larutan. Heater dapat dibuat
dari bahan–bahan keramik, titanium atau teflon dengan pemanas listrik.
Pemanasan dapat pula menggunakan air panas dan uap air.

8.3. KOMPOSISI LARUTAN ELEKTROLIT

Sumber ion krom valensi 6 hanya berasal dari larutan elektrolit yang
mengandung asam kromat. Mekanisme pengendapan Cr6+ terjadi pada
katoda membentuk lapisan, sebagai berikut :

CrO3 + H2O → H2CrO4 = 2H+ + CrO4=


2H2CrO4 = H2CrO7 + H2O = Cr2O7= + 2H+ + H2O

Reaksi pengendapan terjadi pada katoda :

Cr2O7= + 14 H+ + 12e → 2Cro + 7H2O

Efisiensi energi yang digunakan untuk pengendapan hanya sebesar 20 %,


sedangkan porsi energi yang besarnya 80 % digunakan untuk reaksi
samping pembentukan hidrogen .

2H+ + 2e → H2

Komposisi larutan elektrolit sangat penting sebagai sumber ion krom,


karena anoda yang digunakan berupa anoda pasif. Larutan plating krom
yang digunakan oleh industri plating disebut sebagai larutan standar atau
konvensional.

Teknologi Industri Elektroplating 85


Tabel 8.1. Komposisi dan kondisi plating krom

Larutan plating krom standar


Komponen dan kondisi operasi
Asam kromat 250 – 280 gr/l
Asam sulfat 2,5 – 2,8 gr/l
Krom valensi 3 1 gr/l
Krom/sulfat 100/1
Temperatur 43-55oC
Rapat Arus 14,3– 43,0 A/dm2
Efisiensi katoda 23 %

Larutan Albright & Wilson


Komponen dan kondisi operasi
Asam kromat, 150 gr/l
Asam sulfat 0,87 gr/l
Katalis 15 ml/l
Temperatur 38-46oC
Rapat Arus 11– 17 A/dm2

Hard chrome
Komponen dan kondisi operasi
Asam kromat, 150 gr/l
Asam sulfat 0,87 gr/l
Katalis 15 ml/l
Temperatur 46-57oC
Rapat Arus 33 A/dm2

Langkah pertama untuk pembuatan larutan baru adalah dengan


membersihkan tanki, kemudian mengisi tanki dengan air distilat hingga
volume 2/3 dari volume kerja. Tambahkan asam kromat sesuai
perhitungan, dan aduk-aduk hingga larut semua. Tambahkan asam sulfat
sesuai keperluan baru kemudian diberi katalis sesuai kondisi yang
diinginkan. Bila telah diperoleh larutan, tambahkan air hingga volume
kerja tercapai dan aduk larutan hingga homogen. Anoda bersih selanjutnya
diletakkan pada tanki plating.

86 Teknologi Industri Elektroplating


8.4. FUNGSI KOMPONEN UTAMA

Asam kromat
Asam kromat merupakan satu-satunya sumber ion krom yang akan melapis
pada katoda. Karena anoda yang digunakan inaktif, maka berkurangnya
konsentrasi ion krom perlu ditambahkan asam kromat untuk menjaga kadar
krom dalam larutan.

Asam sulfat
Asam sulfat berfungsi sebagai salah satu katalis yang berperan
mempercepat terjadinya reaksi pengendapan ion krom.

8.5. KONTROL LARUTAN ELEKTROLIT

Kontrol terhadap larutan elektrolit dilakukan secara rutin untuk menjaga


komposisi larutan. Pengukuran kadar larutan secara cepat dilakukan
dengan hydrometer. Analisis kimia volumetrik maupun gravimetrik
diterapkan untuk mengetahui berapa kadar tiap-tiap komponen yang
terdapat dalam larutan lebih akurat dilakukan secara berkala.

Penentuan kadar Asam Kromat


Metode densitas
Pemeriksaan secara cepat dan sederhana kadar asam kromat dapat
dilakukan dengan menggunakan hydrometer di dalam suatu larutan
yang didinginkan hingga 20oC. Impuritas di dalam larutan akan
menyebabkan pembacaan hydrometer yang menunjukkan kandungan
asam lebih tinggi daripada sebenarnya. Oleh karenanya perlu dilakukan
pemeriksaaan secara berkala dengan analisis kimia untuk menentukan
kadar asam kromat secara akurat.

Perhitungan :
Dari pembacaan Baume hydrometer, diperoleh :
145
sg =
145 − o Be
Kadar asam kromat (gr/l) = (sg -1) x 1429
atau dengan memakai tabel hubungan antara oBe dengan kadar
CrO3

Teknologi Industri Elektroplating 87


Metode titrasi
Prosedur analisis:
• Ambil 10 ml sampel dan masukkan ke dalam 500 ml labu takar,
tambahkan aquades hingga tanda batas.
• Pipet 10 ml stok di atas, tambahkan 100 ml H2O, 2 gr ammonium
bifluoride, 15 ml HCl pekat, 10 ml KI 10 % dan larutan amilum
• Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai terjadi perubahan
warna dari biru menjadi tak berwarna sebagai titik akhir titrasi.
• Perhitungan :
gr/l CrO3 = ml Na2S2O3 x N x 166,67

Penentuan sulfat (metoda gravimetri)


Prosedur analisis:
• Ambil 25 ml sampel, ditambah 100 ml H2O, 100 ml larutan
pereduksi, didihkan selama 30 menit,
• Pemanasan dihentikan, tambahkan 50 ml Ba(NO3)2 10 % dan 100
ml air panas
• Biarkan larutan selama 3-4 jam
• Panaskan lagi larutan hingga mendidih
• Saring endapan yang terbentuk, dan kemudian cuci endapan
dengan air panas,
• Keringkan di dalam oven pada temperatur 110oC,
• Dinginkan di dalam desiccator dan timbang
• Perhitungan :
gr/l SO4 = (berat endapan dalam gram) x 16,8

Penentuan Cr3+
Prosedur analisis :
• Ambil 10 ml sampel kedalam labu takar 500 ml.
• Pipet 10 ml larutan stok, tambahkan 200 ml H2O dan 0,25 g Na2O2,
• Didihkan dengan hati-hati selama 30 menit, jaga volume pada 200
ml dengan menambahkan H2O
• Dinginkan dan kemudian tambahkan 2 gram ammonium bifluoride,
15 ml HCl pekat, 10 ml KI 10 % dan larutan amilum
• Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga terjadi perubahan
warna dari biru menjadi tak berwarna
• Perhitungan :
gr/l Cr3+ = (ml Na2S2O3 x N x 166,67 – Cr6+) x 0,520
88 Teknologi Industri Elektroplating
8.6. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Penutupan (covering) rendah


Daya penutupan permukaan yang rendah disebabkan oleh kadar sulfat yang
tinggi, asam kromat yang rendah, temperatur operasi tinggi, rapat arus
rendah dan anoda yang menjadi pasif. Endapkan sebagian kandungan
sulfat dengan barium karbonat atau barium hidroksida. Kadar asam kromat
rendah dikoreksi dengan penambahan asam kromat. Apabila temperatur
operasi tinggi, cek temperatur dan set lagi kontrol temperatur bila perlu.
Permasalahan yang disebabkan kerapatan arus rendah dapat diatasi dengan
menaikkan kerapatan arus, cek kontak dan sambungan listrik untuk
menjamin konduktivitas seragam dan merata.
Penutupan permukaan rendah yang disebabkan oleh anoda menjadi pasif,
diatasi dengan mengaktifkan kembali dengan menggunakan kerapatan arus
tinggi hingga terjadi/timbul gas yang merata.

Noda coklat pada benda kerja


Kadar sulfat yang rendah ditandai dengan adanya noda coklat pada daerah
benda kerja yang tak terlapis. Naikkan kadar sulfat dengan penambahan
asam sulfat pekat jika analisis menunjukkan kadar yang rendah.

Pelekatan lapisan kurang baik


Kontaminasi atau minyak pada benda kerja menyebabkan pelekatan
lapisan kurang baik. Pastikan benda telah bersih sebelum pelapisan.
Pelekatan kurang baik dapat terjadi karena kontak terputus-putus. Cek
sambungan–sambungan listrik dan arus menuju katoda.
Pelekatan dari lapisan sebelumnya yang tidak baik yaitu pelapisan nikel
karena aliran yang terputus-putus berpengaruh pada pelapisan krom, perlu
dicek lagi kondisi operasi plating sebelumnya.

Lapisan hangus
Kerapatan arus tinggi dan jarak anoda-katoda yang terlalu dekat
menyebabkan lapisan terbakar. Kurangi kerapatan arus dan jauhkan jarak
anoda-katoda sehingga daya hantar listrik berkurang.

Teknologi Industri Elektroplating 89


Lapisan krom kasar
Kadar asam sulfat terlalu rendah menjadikan deposit kasar. Tambahan
asam sulfat setelah dilakukan analisis larutan sesuai komposisi yang
ditetapkan.
Partikel–partikel melayang didalam elektrolit juga menjadi penyebab
lapisan yang kasar. Saring larutan melalui filter agar kontaminan dapat
dihilangkan.

Tidak terjadi pelapisan, tetapi timbul gas


Adanya asam sulfat yang berlebihan mengakibatkan terjadinya gas.
Analisis dan kurangi kelebihan sulfat dalam larutan.
Kontaminasi klorida berlebihan juga menjadi penyebab tidak terjadi
pelapisan. Analisis larutan kemudian tambahkan perak oksida (silver
oxide) sesuai keperluan, biarkan mengendap dan tuangkan larutan yang
jernih sebagi elektrolit.

Tidak terdapat lapisan, tetapi terdapat gas dan benda kerja termakan
Sambungan listrik salah sehingga benda kerja bertindak sebagai anoda dan
melarut ke dalam elektrolit. Cek sambungan listrik, sambungkan anoda ke
terminal positif dan benda kerja ke terminal negatif dari sumber arus
searah.

90 Teknologi Industri Elektroplating


9
PELAPISAN
KUNINGAN

9.1. KEGUNAAN KUNINGAN

Brass atau kuningan merupakan campuran antara seng dengan tembaga


sehingga sifat-sifatnya adalah perpaduan antara sifat-sifat seng dan
tembaga. Kuningan banyak dipakai untuk pelapisan dekoratif barang-
barang kerajinan logam.

Elektroplating kuningan merupakan salah satu macam pelapisan tahap


akhir pada suatu logam dengan tujuan untuk memperbaiki kenampakan
dari suatu produk. Sebelum dilakukan pelapisan kuningan, bahan yang
dilakukan plating perlu diberi lapisan dasar nikel dengan tujuan untuk
melindungi logam dari korosi dan membuat produk menjadi cemerlang.
Pelapisan kuningan menjadi pilihan mengingat harga kuningan murni yang
semakin tinggi sehingga biaya pembelian bahan baku dan biaya produksi
yang tinggi mengakibatkan harga produk menjadi mahal. Dengan hanya
melapisi kuningan pada benda kerja yang terbuat dari seng atau besi baja,
menjadikan produk kerajinan dapat bersaing.

Elektrolit yang dipakai mengandung campuran senyawa tembaga (Cu) dan


seng (Zn), sehingga warna yang dihasilkan merupakan warna paduan dari
kedua logam tersebut. Warna kemerah-merahan akan nampak bila
kandungan tembaga dominan, sedangkan bila seng yang dominan akan
diperolah warna kuning pucat.

Teknologi Industri Elektroplating 91


9.2. PERALATAN PLATING

Peralatan utama untuk plating kuningan dan peralatan tambahannya terdiri


dari bak atau tanki plating, rectifier, penghantar, anoda kuningan, barrel,
pompa asam, filter, heater.

Anoda kuningan berbentuk batangan atau lempengan dengan kemurnian


tinggi. Untuk menjaga kontaminasi larutan dari kotoran atau impuritas
anoda, maka perlu dibungkus dengan kain sehingga selama elektroplating
kotoran dari anoda tertahan pada kain tersebut.

Barrel/tabung untuk tempat plating benda kerja yang kecil-kecil. Barrel


adalah tabung yang berputar sehingga lapisan merata pada semua benda
kerja. Perputaran tersebut sekaligus berfungsi mengaduk-aduk larutan
elektrolit sehingga lebih homogen.

Filter digunakan untuk menangkap padatan-padatan yang tidak larut yang


terdapat di dalam larutan plating. Padatan–padatan ini dapat menyebabkan
lapisan menjadi kasar. Filter dibuat dari bahan–bahan yang tahan asam
dengan kapasitas 2–4 kali volume bak per jam. Pompa asam, dirangkai
pada filter untuk mengalirkan elektrolit.

Heater digunakan untuk mensuplai panas ke dalam elektrolit sehingga


dicapai temperatur yang diinginkan. Kenaikan temperatur akan
menyebabkan gerakan perpindahan ion–ion makin cepat sehingga akan
meningkatkan konduktivitas larutan.

9.3. KOMPOSISI LARUTAN

Komposisi larutan plating kuningan yang dipersiapkan sendiri terdiri dari


komponen utama tembaga sianida, seng sianida atau seng oksida dan
sodium sianida. Komposisi larutan yang sering dipakai disajikan pada
Tabel 9.1.

Biasanya para pengusaha menggunakan bahan elektrolit yang sudah jadi,


yang dikenal sebagai “Brass Salt”. Problem yang dihadapi adalah harga
bahan menjadi agak mahal dan bila terjadi ketidakseimbangan komponen
dalam larutan, akan menyulitkan dalam penambahan salah satu komponen.
92 Teknologi Industri Elektroplating
Campuran yang digunakan untuk plating kuningan dapat dibuat sendiri
oleh pihak industri sehingga dapat diberikan warna yang dikehendaki
sesuai dengan selera pasar, apakah kuning brass, kemerah-merahan,
bahkan dengan campuran beberapa senyawanya logam lainnya akan
memberikan warna sesuai yang diinginkan.

Tabel 9.1. Komposisi dan kondisi operasi plating kuningan

Komponen dan kondisi operasi


Tembaga Sianida 52 gr/l
Seng Sianida/Oksida 30 gr/l
Sodium Sianida 90 gr/l
Rochelle Salt 45 gr/l
Soda abu 30 gr/l
Amoniak 0,5 -2 ml/l
Temperatur 25 - 40 oC
Rapat arus katoda 0,5-3,5 Amp/dm2
Rasio anoda / katoda 2/1

9.4. FUNGSI KOMPONEN UTAMA

Tembaga dan Seng sianida


Tembaga sianida dan seng sianida masing-masing sebagai sumber ion
tembaga dan seng, selain anoda kuningan. Apabila seng sianida sulit
diperoleh dapat digantikan oleh seng oksida.

Sodium Sianida
Senyawa ini berfungsi untuk membuat kompleks tembaga-seng sianida dan
dapat membantu percepatan laju korosi atau pelarutan anoda kuningan ke
dalam elektrolit.

Rochelle Salt
Garam Rochelle merupakan nama generik dari Potasium Sodium Tartrat
berfungsi untuk membuat kompleks tembaga-seng sianida dalam larutan.

Soda abu dan Amonia


Berfungsi sebagai pengatur suasana larutan atau pH dan penstabil larutan
elektrolit.
Teknologi Industri Elektroplating 93
9.5. KONTROL LARUTAN

Analisis dilakukan untuk komponen utama penyusun elektrolit kuningan


yang terdiri dari senyawa tembaga dan seng guna mengendalikan
komposisi larutan agar diperoleh hasil pelapisan yang baik. Kontrol larutan
ini sangat penting untuk mengetahui perbandingan kadar kedua ion
tembaga dan seng, dan segera dilakukan koreksi apabila terjadi
penyimpangan dari komposisi yang ditentukan.

Analisis kadar Tembaga Sianida


Prosedur analisis :
▪ Pipet 2 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250 ml
▪ Tambahkan 100 ml H2O dan 15 ml HNO3 pekat panaskan hingga
warna menjadi biru dan timbul asap, dilakukan hingga kabut asap
coklat hilang
▪ Tambahkan NH4OH tetes demi tetes hingga warna biru tua,
kemudian tambahkan asam asetat hingga warna berubah menjadi
biru muda
▪ Tambahkan 5 gr KI
▪ Titrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,1 N hingga warna menjadi
kuning muda (pale yellow)
▪ Tambahkan 5 ml larutan amilum, lanjutkan tritrasi hingga tak
berwarna
▪ Perhitungan :
gr/l CuCN = ml Na2S2O3 x N x 44,75

Analisis kadar Seng Sianida


Prosedur analisis :
▪ Pipet 5 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250 ml
▪ Tambahkan 100 ml H2O dan 10 ml larutan buffer pH 10
▪ Tambahkan indikator EBT serbuk
▪ Tambahkan 15 ml larutan formaldehid 10 %
▪ Titrasi dengan larutan standar EDTA 0,1 M
▪ Titik akhir titrasi tercapai bila terjadi perubahan warna dari merah
menjadi biru
▪ Perhitungan :
gr/lt Zn(CN)2 = ml EDTA x M x 23,47

94 Teknologi Industri Elektroplating


Analisis kadar Sodium Sianida
Prosedur analisis :
▪ Pipet 5 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250 ml
▪ Tambahkan 100 ml H2O
▪ Tambahkan 10 ml larutan KI 10 %
▪ Titrasi dengan larutan standar AgNO3 0,1 N
▪ Titik akhir titrasi tercapai bila terjadi perubahan warna dari jernih
menjadi keruh
▪ Perhitungan :
gr/l NaCN = ml AgNO3 x N x 19,6

9.6. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Hasil yang teramati akibat kondisi operasi yang tidak terpenuhi maupun
penyimpangan komposisi larutan plating adalah pelapisan tak sempurna,
lapisan berwarna kemerah-merahan, lapisan berwarna pucat, lapisan
tertutup warna kehitaman, lapisan kasar sampai tak terjadi pelapisan pada
benda kerja.

Pelapisan tak sempurna


Penyebab pelapisan tak sempurna adalah sianida bebas berlebihan
sehingga timbul gas berlebihan pada katoda dan tidak terjadi pelapisan.
Penyebab lainnya karena kekurangan sianida bebas dan terjadi polarisasi.
Pembersihan yang kurang sempurna dan permukaan berminyak juga
menyebabkan lapisan kurang melekat dengan baik. Lakukan analisis dan
koreksi kadar sianida serta lakukan pembersihan benda kerja dengan baik.

Lapisan berwarna kemerahan


Kekurangan ammonia, larutan kekurangan seng atau kadar sianida bebas
tinggi dan rapat arus terlalu tinggi mengakibatkan warna lapisan
kemerahan. Penanganan dengan cara menambahkan 1,5-3 gr/l ammonium
hidroksida, dan seng sianida pada proporsi yang tepat sesuai komposisi.

Lapisan berwarna kuning muda


Penyebabnya adalah larutan kekurangan tembaga, larutan sianida bebas
rendah, dan rapat arus terlalu rendah. Penanganan dengan cara
menambahkan tembaga sianida pada kadar yang tepat dan naikkan
tegangan atau rapat arus.
Teknologi Industri Elektroplating 95
Lapisan kasar
Penyebabnya adalah adanya padatan tersuspensi dalam larutan, dapat
diatasi dengan cara melakukan filtrasi larutan plating.

Tak terjadi pelapisan


Tidak terjadinya pelapisan pada katoda dapat disebabkan oleh kontak arus
yang salah dan terbalik, terjadi polarisasi sehingga katoda dan anoda pasif,
dan juga bila sianida bebas berlebihan. Koreksi dilakukan dengan
pengecekan kontak arus listrik, ambil katoda dan bersihkan, serta
tambahkan tembaga atau seng sianida.

96 Teknologi Industri Elektroplating


10
PELAPISAN EMAS
10.1. KEGUNAAN DAN SIFAT-SIFAT EMAS

Emas atau Gold (Aurum, Au) adalah logam mulia yang banyak digunakan
untuk perhiasan, dekoratif dan mata uang. Pelapisan emas merupakan
upaya memberikan kenampakan permukaan dengan lapisan tipis emas
sehingga mirip bahkan dalam beberapa hal sulit dibedakan dengan emas
murni. Pelapisan dibedakan antara keperluan dekoratif dan fungsional.

Pelapisan dekoratif sering disebut sebagai penyepuhan diterapkan pada


barang-barang perhiasan, jam tangan, pena, sendok, garpu, pisau berlapis
emas dan barang-barang perhiasan lainnya, dengan ketebalan sekitar 0,05
m. Plating emas untuk keperluan fungsional digunakan pada industri
listrik, elektronika, telekomunikasi dan pesawat udara, terutama dengan
memanfaatkan sifat-sifatnya yang tahan terhadap korosi, penghantaran
listrik yang bagus dibandingkan dengan tembaga dan perak, dan
kemampuannya untuk memutuskan radiasi infra merah.

Pada industri listrik bagian yang sering dilapisi emas adalah kontak dan
konduktor. Penerapan pada industri elektronika terutama pada transistor
dan bagian-bagian rangkaian tertentu juga dilapisi emas. Pelapisan emas
pada industri pesawat udara didapati pada instrumen penutup dari
permukaan luar yang terbuka terhadap radiasi, dengan memanfaatkan
ketahanan emas terhadap oksidasi pada temperatur tinggi. Reaktor dan
penukar panas di dalam pipa-pipa penghantar untuk desalinisasi dilapisi
emas, karena sifatnya yang tahan korosi. Untuk semua keperluan
fungsional, ketebalan lapisan antara 2,5 hingga 37,5 m

Teknologi Industri Elektroplating 97


Sifat-sifat Fisika Emas
▪ Merupakan logam yang lunak, berwarna kuning berkilauan
▪ Dapat ditempa dan dibengkokkan
▪ Titik leleh = 1.063ºC
▪ Titik didih = 2.600ºC
▪ Berat jenis = 19,32 pada temperatur 17,5ºC
▪ Penghantar panas dan listrik yang baik

Sifat-sifat Kimia Emas


▪ Dalam udara tak mengalami korosi
▪ Tidak larut dalam asam, tapi larut dalam aqua regia

Au + HNO3 + 3 HCl → AuCl3 + 2 H2O + NO


AuCl3 + HCl → HAuCl4
(Asam Tetra Khlor Aurat (III))
▪ Larut dalam larutan garam sianida membentuk kompleks sianida

10.2. PERALATAN PLATING

Peralatan plating utama untuk emas dan peralatan tambahannya terdiri dari
bak plating, rectifier atau adaptor, anoda emas atau anoda pasif,
penghantar, dan pemanas (heater).

Anoda aktif berupa emas berbentuk batangan atau lempengan dengan


kemurnian tinggi. Dapat juga menggunakan anoda inaktif berupa
lempengan stainless steel atau titanium.

Heater digunakan untuk mensuplai panas ke dalam elektrolit sehingga


dicapai temperatur yang diinginkan. Heater elektrik dibungkus dengan
bahan-bahan tahan panas seperti keramik dan kaca.

98 Teknologi Industri Elektroplating


10.3. KOMPOSISI LARUTAN DAN KONDISI OPERASI

Larutan plating emas disusun dengan komponen utama senyawa potasium


emas sianida dan dioperasikan pada temperatur sedang di atas temperatur
kamar. Sumber ion emas yang menempel pada benda yang dilapis berasal
dari larutan, dan posisinya digantikan oleh ion emas yang berasal dari
anoda emas aktif yang melarut. Bila menggunakan anoda pasif, maka
sumber ion emas semata-mata hanya berasal dari elektrolit.

Tabel 10.1. Komposisi dan kondisi operasi plating emas

Potassium Gold Cyanide Encer


Komponen dan kondisi operasi
Potasium emas sianida 1,5-3 gr/l
(Potassium Gold Cyanide)
Potasium sianida 7,5 gr/l
Potasium karbonat 20 gr/l
Dipotasium monohidrogen 15 gr/l
fosfat
pH 11-13
Temperatur 60-70oC
Rapat arus katoda 0,1-0,5 A/dm2
Efisiensi katoda 100 %

Potassium Gold Cyanide Pekat


Komponen dan kondisi operasi
Potasium emas sianida 8 gr/l
(Potassium Gold Cyanide)
Potasium sianida 20 gr/l
Potasium karbonat 20 gr/l
Dipotasium monohidrogen 20 gr/l
fosfat
pH 11-11,5
Temperatur 50-60oC
Rapat arus katoda 0,1-0,5 A/dm2
Efisiensi katoda 50-90 %

Teknologi Industri Elektroplating 99


10.4. FUNGSI BAHAN-BAHAN UTAMA

Potasium emas sianida (Potassium gold cyanide)


Senyawa kompleks potasium emas sianida berfungsi sebagai sumber ion
emas yang akan melapis pada katoda sebagai benda kerja.

Potasium sianida
Berfungsi untuk membentuk kompleks senyawa garam emas dan
membantu pelarutan anoda emas.

10.5. KONTROL LARUTAN ELEKTROLIT

Kontrol terhadap larutan elektrolit emas dilakukan secara rutin untuk


menjaga komposisi larutan. Analisis kimia volumetrik dilakukan untuk
mengetahui berapa kadar tiap-tiap komponen yang terdapat dalam larutan
lebih akurat dilakukan secara berkala.

Analisis kadar Emas


Prosedur analisis :
▪ Pipet 20 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250 ml
▪ Tambahkan 25 ml H2SO4 pekat, panaskan hingga timbul kabut
putih dan kemudian dinginkan,
▪ Tambahkan 10 ml H2O2 30 %, panaskan hingga terbentuk kabut
putih.
▪ Tambahkan lagi H2O2 dan panaskan hingga terbentuk endapan
emas dan larutan menjadi jernih.
▪ Dinginkan dan tambahkan 100 ml H2O, panaskan lagi pada
temperatur 60oC selama 5 menit.
▪ Saring endapan, dan cuci endapan emas dengan H2O panas
▪ Keringkan endapan dalam oven pada temperatur 110oC, dinginkan
dalam desiccator dan timbang.
▪ Perhitungan
gr/l Au = berat endapan emas x 50

100 Teknologi Industri Elektroplating


Analisis kadar potasium sianida
Prosedur analisis :
▪ Pipet 5 ml larutan plating ke dalam erlenmeyer 250 ml
▪ Tambahkan 100 ml H2O dan 10 ml larutan KI 10 %
▪ Titrasi dengan larutan standar AgNO3 0,1 N hingga terjadi
perubahan dari jernih menjadi keruh.
▪ Perhitungan :
gr/l KCN = ml AgNO3 x 26,048 x N

10.6. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANYA

Permasalahan umum yang dijumpai pada penyepuhan emas yang diamati


dari kondisi operasi maupun kualitas hasil plating adalah lapisan kasar dan
tampak gelap, tidak terjadi pelapisan, lapisan warnanya kurang bagus,
anoda emas berubah warna atau tertutup lapisan.

Lapisan kasar dan tampak gelap


Penyebab lapisan kasar dan tampak gelap adalah adanya impuritas organik
dan kelebihan kerapatan arus. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan
menyaring larutan melalui karbon aktif, sedangkan kelebihan rapat arus
dilakukan dengan menurunkan tegangan dan mengatur kerapatan arus
hingga optimum.

Tidak terjadi pelapisan


Sambungan listrik yang tidak benar dan kandungan sianida bebas terlalu
tinggi menyebabkan tidak terbentuk deposit yang melapisi katoda sebagai
benda kerja. Cek juga rangkaian listrik dan betulkan sambungan yang
salah. Bila sianida tinggi diatasi dengan menganalisis larutan, kemudian
mendidihkan larutan hingga kandungan sianida turun dan tambahkan air
distilat sampai volume semula.

Lapisan warnanya kurang bagus


Warna lapisan hasil plating tidak menunjukkan kilau emas misalnya terlalu
merah, putih atau hijau disebabkan oleh kontaminasi dengan logam-logam
pengotor misalnya : Cu, Ni, Zn, Sn, Ag dan Cd. Cara memperbaiki dengan
melakukan dummy atau mengambil sebagian cairan, dan gantikan dengan
garam-garam baru dan air distilat sampai volume semula.

Teknologi Industri Elektroplating 101


Jika hal ini tidak membantu, endapkan emas dan buat larutan baru. Pada
produk emas kontemporer, beberapa logam malahan ditambahkan untuk
membuat aneka warna lapisan emas.

Anoda emas berubah warna atau tertutup lapisan


Hal ini disebabkan sianida bebas kurang. Analisis cairan dan tambahkan
sianida sesuai keperluan.

Lapisan tampak pucat


Lapisan emas tampak pucat dapat disebabkana kadar sianida berlebihan,
temperatur cairan rendah dan rapat arus terlalu rendah. Untuk
mengatasinya perlu dilakukan analisis larutan, mendidihkan larutan hingga
kadar sianida turun dan kemudian tambahkan air distilat hingga volume
semula dan mengatur kerapatan arus hingga dicapai kondisi optimum
seperti yang disyaratkan.

Lapisan tampak merah kecoklatan


Penyebabnya antara lain kerapatan arus atau temperatur larutan terlalu
tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan menurunkan tegangan dan mengatur
kerapatan arus serta mendinginkan larutan hingga kondisi optimum.

102 Teknologi Industri Elektroplating


11
PRODUKSI BERSIH
ELEKTROPLATING

11.1. PENINGKATAN DAYA SAING

Pada era global dan pasar bebas, industri dihadapkan pada persaingan yang
ketat, keunggulan komparatif yang menjadi andalan pada dekade yang lalu
sudah tak mampu untuk menghadapi tantangan pasar bebas. Peningkatan
efisiensi merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing
terhadap produk-produk sejenis dari negara tetangga maupun negara lain
yang masuk ke Indonesia dan juga dalam melakukan ekspor. Pemanfaatan
sumber daya yang melimpah sebagai bagian dari keunggulann komparatif
berdampak pada pemakaian secara besar-besaran sumber daya alam yang
pada gilirannya berdampak negatif pada lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu pendekatan dalam


pemanfaatan sumber daya alam yaitu suatu pembangunan yang berusaha
memenuhi kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembangunan
berkelanjutan yang terkait dengan sektor industri adalah dengan
menerapkan Eco-efficiency, Life Cycle Analysis (Kajian Daur Hipup
Produk) serta Cleaner Production (Produksi Bersih).

Limbah dan emisi merupakan hasil yang tak diinginkan dari kegiatan
industri. Pihak industri melakukan upaya pengelolaan lingkungan pada
umumnya dengan melakukan pengolahan limbah. Pembangunan instalasi

Teknologi Industri Elektroplating 103


pengolah limbah memerlukan biaya yang tak sedikit dan selanjutnya pihak
industri harus mengeluarkan biaya operasi agar buangan dapat memenuhi
baku mutu.

Pengolahan limbah pada beberapa hal bukanlah penyelesaian penanganan


limbah. Pengolahan limbah cair yang mengandung zat warna dan logam
berat dengan pengendapan dan adsorpsi sebenarnya hanya mengalihkan
kandungan logam berat dari media cair ke media padat. Air limbah yang
terolah telah memenuhi baku mutu, tetapi padatan yang dihasilkan dari
pengolahan air limbah yang mengandung zat warna dan logam berat
merupakan persoalan lanjutan untuk ditangani dengan baik. Penanganan
lanjut dengan cara pengolahan maupun penimbunan yang memerlukan
biaya tidak akan menarik bagi industri dalam mengelola lingkungan dan
akan menurunkan daya saing suatu produk. Pendekatan pengelolaan
lingkungan dengan penerapan konsep produksi bersih melalui peningkatan
efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan daya saing.

11.2. PRODUKSI BERSIH

Pengelolaan lingkungan mengalami perubahan pendekatan dari


waktu ke waktu, yaitu :
- Carrying Capacity (Daya Dukung), mengandalkan pada
kemampuan alam untuk melakukan self purification atau
pengolahan oleh alam sendiri.
- End-of-pipe Treatment (Pengolahan Limbah), pola pandang hanya
tertuju pada limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri,
memerlukan biaya yang besar, pengolahan ditujukan untuk
mentaati peraturan.
- Cleaner Production (Produksi Bersih), pola pendekatan
pengelolaan pada bahan baku dan dalam proses (in-process), upaya
peningkatan efisiensi dan produktivitas, mencegah dan mengurangi
timbulan limbah langsung dari sumbernya sebagai bagian untuk
mewujudkan eco-efficiency

Beberapa istilah yang dipakai untuk menyatakan kegiatan produksi bersih


yaitu Pollution Prevention (Pencegahan Pencemaran), Waste Minimization
(Minimisasi Limbah), Waste Reduction (Pengurangan Timbulan Limbah).
104 Teknologi Industri Elektroplating
Eco-efficiency, efisiensi berwawasan lingkungan, adalah penyediaan
produk dan jasa dengan harga kompetitif, memberikan kepuasan kebutuhan
manusia dan meningkatkan kualitas kehidupan, mengurangi dampak
lingkungan dan pemakaian sumberdaya melalui daur hidup (life cycle)
dengan memperhatikan daya dukung lingkungan. Penerapan eco-efficiency
berupa pengurangan penggunaan bahan untuk pembuatan barang-barang
dan keperluan jasa, pengurangan penggunaan barang-barang dan jasa,
pengurangan bahan beracun, peningkatan daur ulang bahan,
memaksimalkan pemakaian sumber daya yang dapat diperbarui,
memperpanjang umur produk (dengan melakukan kajian daur hidup
produk), dan peningkatan pemakaian produk.

Produksi Bersih menurut United Nation Environmental Program (UNEP)


adalah strategi pencegahan dampak negatif lingkungan secara terpadu yang
diterapkan secara terus menerus pada proses, produk, jasa untuk
meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi resiko terhadap
manusia maupun lingkungan.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI, Produksi Bersih


didefinisikan sebagai : Strategi Pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap
kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi,
produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi
terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimisasi resiko
terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan.

Tabel 11.1 di bawah menunjukkan perbedaan antara pendekatan


pengolahan limbah dan produksi bersih.

Teknologi Industri Elektroplating 105


Tabel 11.1. Tingkatan Pengelolaan Limbah

PENCEGAHAN (ELIMINATION)
PENGURANGAN (REDUCTION)
DAUR ULANG (RECYCLE) : PRODUKSI BERSIH
- di dalam proses (IN SITE)
- di luar proses (OFF SITE)
PAKAI ULANG (REUSE)
AMBIL/PUNGUT ULANG (RECLAIM,
RECOVERY)
PENGOLAHAN (TREATMENT) PENGOLAHAN LIMBAH
PEMBUANGAN, PENIMBUNAN BUKAN PRODUKSI
(DISPOSAL) BERSIH

Kata kunci dari pola pendekatan Produksi Bersih adalah peningkatan


efisiensi dan produktivitas, sehingga dapat mencegah dan mengurangi
timbulan limbah langsung dari sumbernya. Manfaat penerapan disajikan
pada Tabel 11.2.

Tabel 11.2. Manfaat Produksi Bersih

▪ Peningkatan efisiensi bahan dan energi


▪ Peningkatan produktivitas
▪ Pengurangan terjadinya produk cacat
▪ Penurunan biaya produksi
▪ Peningkatan keuntungan dan penghematan
▪ Pencegahan terjadinya timbulan limbah
▪ Pengurangan timbulan limbah
▪ Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja

106 Teknologi Industri Elektroplating


11.3. PRODUKSI BERSIH INDUSTRI ELEKTROPLATING

Industri elektroplating merupakan industri yang sangat potensial


mencemari lingkungan, terutama karena mengandung logam-logam berat
dan melibatkan bahan–bahan kimia berbahaya lainnya. Dengan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para pelaku industri
elektroplating yang mencakup pengelola sampai karyawan dan pemasok
bahan, dapat dilakukan upaya-upaya untuk meminimisasi limbah industri.
Pola pendekatan dengan meningkatkan efisiensi, produktivitas dapat
diterapkan dalam pengelolaan perusahaan sehingga dapat dilakukan
penghematan-penghematan termasuk bahan baku dan mengurangi
buangan.

Pola pendekatan secara singkat dalam melakukan pencegahan dan


minimisasi limbah yaitu dengan konsep 1E4R yaitu elimination
(pencegahan), reduce (pengurangan), reuse (pakai ulang), recycle (daur
ulang), reclaim (pungut ulang).

Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan limbah


baik dari bahan baku maupun proses produksi. Dengan mengganti larutan
sianida pada plating seng menggunakan larutan tanpa sianida, merupakan
upaya pencegahan pemakaian bahan-bahan berbahaya langsung dari
sumbernya.

Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan limbah yang


dihasilkan dalam kegiatan proses produksi. Dengan melakukan perawatan
larutan secara baik dan teratur dapat dihindari adanya larutan plating yang
terkontaminasi. Larutan yang terkontaminasi berat tidak dapat digunakan
sehingga menjadi limbah.

Reuse (pakai ulang) adalah upaya untuk menggunakan kembali bahan-


bahan dan peralatan. Air bilasan yang digunakan untuk mencuci produk
plating ditampung sehingga makin lama makin pekat. Air dengan
konsentrasi pekat ini digunakan untuk menambah volume larutan pada bak
plating pada saat mengalami penurunan.

Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur bahan-bahan dalam siklus


kegiatan proses produksi. Penggunaan filter yang telah tertutup dengan
Teknologi Industri Elektroplating 107
kotoran dengan cara merendam dalam air pencuci dan membersihkannya
dapat memperpanjang umur filter. Filter yang seharusnya telah dibuang
dengan upaya ini dapat dipakai lagi. Lapisan logam pada penggantung
benda kerja dapat dipakai sebagai sumber logam pada anoda.

Reclaim (pungut ulang) adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih


mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu campuran atau buangan.
Kandungan perak dalam larutan pencuci atau limbah plating dapat diambil
lagi dengan cara pengendapan kimia maupun elektrolisis sehingga
diperoleh senyawa perak atau logam perak murni.

Penerapan praktek produksi bersih yang dapat dilakukan pada sektor


industri dapat dimulai dari pengelolaan internal yang baik melalui
kerumahtanggaan sampai pada tahapan penggantian teknologi ramah
lingkungan yang memerlukan investasi. Tabel 11.3 memuat tindakan
produksi bersih sebagai panduan penerapan di industri.

Tabel 11.3. Tindakan Produksi Bersih

1. Tata kelola yang apik (Good Housekeeping)


2. Penggantian bahan baku
3. Perbaikan prosedur operasi
4. Modifikasi peralatan dan proses
5. Penggantian teknologi
6. Modifikasi produk

Praktek produksi bersih dalam industri elektroplating menyangkut hal


teknis maupun non teknis. Hal teknis berkaitan dengan teknik produksi
sedangkan hal non teknis berkaitan erat dengan pola dan budaya kerja yang
menyangkut perilaku manusia. Penanganan masalah-masalah teknis pada
umumnya lebih mudah dibanding masalah-masalah yang berkaitan dengan
perilaku manusia.

108 Teknologi Industri Elektroplating


Langkah yang dilakukan dalam praktek produksi bersih baik menyangkut
masalah teknis maupun non teknis, sebagai berikut :

Langkah 1 : Perencanaan dan Organisasi


Langkah 2 : Kajian Produksi Bersih
(pencarian peluang produski bersih)
Langkah 3 : Penentuan Prioritas dan Analisis Kelayakan
(lingkungan, teknik, ekonomi)
Langkah 4 : Implementasi Program Produksi Bersih
Langkah 5 : Pemantauan, Tinjauan ulang dan Keberlanjutan program

11.4. PERENCANAAN DAN ORGANISASI

Langkah pertama ini sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan


produksi bersih. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah apakah suatu
institusi (organisasi, industri, perusahaan, kantor) telah siap untuk
melaksanakan Produksi Bersih? Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam tahapan ini meliputi :
▪ Dukungan manajemen
▪ Penerimaan program oleh karyawan
▪ Perencanaan yang baik
▪ Pengetahuan tentang Produksi Bersih
▪ Kecakapan (skill) karyawan
▪ Adanya umpan balik dan perbaikan

Dukungan manajemen untuk penerapan Produksi Bersih merupakan


faktor utama dan penentu pelaksanaan program. Pada industri kecil dan
menengah, seringkali manajemen dirangkap oleh pemilik atau
ketergantungan pada pemilik sangat tinggi, sehingga perlu dukungan dari
pemilik perusahaan. Perusahaan juga perlu mengembangakan visi dan misi
yang terkait dengan pengelolaan lingkungan dan pengendalian pencemaran
melalui produksi bersih. Manajemen perlu mengalokasikan waktu yang
cukup untuk mencanangkan program produksi bersih dan melakukan
komunikasi kepada karyawan mengenai keuntungan yang diperoleh
dengan melaksanakan produksi bersih.

Teknologi Industri Elektroplating 109


Penerimaan program oleh karyawan akan tercapai jika karyawan
mengetahui dengan benar mengenai produksi bersih yang merupakan
bagian dari pekerjaannya. Dengan penerapan produksi bersih karyawan
mengetahui manfaat secara ekonomi dengan adanya peningkatan efisiensi
dan manfaat lingkungan melalui pengurangan timbulan limbah. Karyawan
mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap program produksi bersih yang
menunjukkan juga keuntungan sosial.
Perencanaan yang baik dilakukan dengan cara memformalkan program
produksi bersih dengan kerangka kerja yang jelas. Perencanaan tim
pelaksana terdiri dari ketua tim, anggota dengan peran dan tanggung jawab
yang jelas. Perencanaan pelaksanaan meliputi sasaran, waktu pelaksanaan,
anggaran dan indikator kinerja keberhasilan yang terdifinisi dengan jelas.
Perencanaan juga meliputi model peninjauan ulang dan diskusi antara
manajemen puncak, ketua tim dan anggota serta semua orang yang terlibat
dalam perusahaan.
Pengetahuan tentang Produksi Bersih dipersiapkan oleh perusahaan
dalam bentuk informasi yang akurat. Data yang perlu dipersiapkan oleh
perusahaan meliputi audit bahan, energi, air, dan timbulan limbah.
Perusahaan juga telah menyiapkan prosedur identifikasi, implementasi,
evaluasi dan indiaktor kinerja Produksi Bersih. Pelatihan mengenai
Produksi Bersih kepada karyawan termasuk tindakan yang dilakukan bila
terjadi pelepasan bahan secara aksidental.
Kecakapan (skill) karyawan yang diperlukan untuk keberhasilan
pelaksanaan Produksi Bersih meliputi kemampuan untuk melakukan
kajian, implementasi, monitoring, evaluasi. Karyawan kunci pelaksana
Produski Bersih mampu melakukan identifikasi kerugian dan kehilangan
bahan baku dan produk dalam bentuk emisi, air limbah dan limbah padat,
serta mampu melakukan evaluasi dan analisis kelayakan ekonomi dan non
ekonomi dan mengimplementasikan peluang Produksi Bersih.
Adanya umpan balik dan perbaikan terus menerus dari implemetasi
Produksi Bersih. Peninjauan ulang (review) kemajuan pelaksanaan
Produksi Bersih dengan melihat capaian indikator kinerja dilakukan secara
teratur dengan melibatkan staf terkait. Gagasan dari semua pihak yang
terlibat didskusikan untuk meningkatkan sasaran indikator kinerja. Pada
akhirnya Produksi Bersih dipadukan pada setiap langkah bisnis perusahaan
menuju eco-efficiency.

110 Teknologi Industri Elektroplating


11.5. KAJIAN PELUANG PROSES PRODUKSI

Penerapan produksi bersih dimulai dari pengamatan proses produksi secara


cermat. Inspeksi maupun audit material, energi dan lingkungan yang
dilakukan pada suatu industri dapat digunakan sebagai bahan pelaksanaan
penerapan produksi bersih. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan
membuat diagram alir proses produksi atau membuat blok diagram proses
(process mapping) yang mudah dimengerti. Selanjutnya dibuat neraca
bahan masuk dan keluar beserta karakteristiknya terutama dibedakan
dalam jumlah yang besar, bahan berbahaya dan beracun, serta bahan yang
berharga mahal. Dari neraca bahan akan dapat dilihat efisiensi penggunaan
bahan baku dan produktivitas. Dengan peningkatan produktivitas maka
bahan yang menjadi produk tak diinginkan atau limbah dapat dikurangi
dan akan semakin kecil jumlahnya. Pada setiap langkah proses produksi
akan terlihat peluang untuk menerapkan produksi bersih.

Secara umum peluang-peluang yang memungkinkan diterapkannya


produksi bersih untuk meningkatkan efisiensi pada proses elektroplating
adalah sebagai berikut :
• Sikap dan pola kerja karyawan
• Penggunaan energi yang lebih efisien
• Pemilihan bahan kaku
• Persiapan bahan baku
• Pengendalian komposisi larutan dan kondisi operasi
• Minimisasi drag-out
• Penggunaan kembali cairan pembilasan
• Pemanfaatan limbah plating

Perbaikan sikap dan pola kerja karyawan


Faktor non teknis dalam penerapan produksi bersih menyangkut perilaku
dan budaya kerja karyawan. Pemakaian air yang berlebihan, kran air tidak
ditutup setelah penggunaan air adalah contoh perilaku dan sikap kerja
boros. Contoh lain berkaitan dengan penambahan bahan kimia pada
elektrolit yang tidak dilakukan pengukuran dengan baik, pembuangan
barang-barang yang seharusnya masih bisa dimanfaatkan kembali,
banyaknya tumpahan cairan di tempat kerja, barang baik bercampur
dengan barang cacat. Pembinaan sikap pada karyawan dapat dilakukan
terus menerus agar karyawan terbiasa melalukan pekerjaan dengan efisien.
Teknologi Industri Elektroplating 111
Perilaku dan cara kerja yang berbeda dapat diminimalkan dengan
pembuatan prosedur operasi standar (standard operating procedure)
sehingga karyawan mempunyai pegangan yang sama dalam melakukan
pekerjaan. Dengan adanya standar operasi akan dapat ditekan terjadinya
produk cacat atau produk plating dengan kualitas rendah.

Penggunaan energi yang lebih efisien


Pemakaian energi berhubungan dengan tata letak dan mesin-msein
produksi serta perawatan peralatan. Jarak antara rectifier dan bak plating
sebaiknya sedekat mungkin untuk mengurangi kehilangan energi listrik.
Rectifier dapat dipasang pada jarak 50-75 cm dari bak plating asalkan
dijaga agar tidak terkena percikan larutan elektrolit. Beberapa peralatan
seperti blower, mesin poles perlu diteliti apakah memerlukan daya yang
besar sehingga pemakaian energi menjadi tinggi. Pemakaian penghantar
yang kurang proporsional dan kecil akan timbul kehilangan energi.
Kehilangan energi juga ditemui pada sambungan-sambungan penghantar
yang tidak dilakukan pembersihan dengan baik. Sambungan yang panas
menandakan adanya kehilangan energi listrik.

Pemilihan Bahan Baku


Bahan baku sebaiknya dipilih yang mempunyai kemurnian tinggi dengan
sedikit impuritas. Bahan-bahan yang mempunyai sifat racun tinggi, sedapat
mungkin diganti dengan bahan yang kurang beracun. Demikian pula
penggunaan solven hidrokarbon yang mudah terbakar dapat diganti dengan
solven yang terlarut dalam air. Pemilihan bahan baku yang baik
meningkatkan kualitas produk plating dan menurunkan kuantitas limbah.

Persiapan Bahan Baku


Penyiapan larutan elektrolit yang baru harus dilakukan secara hati-hati,
hingga semua padatan dapat terlarut dengan sempurna, hindarkan adanya
percikan dan tumpahan. Benda kerja yang akan dilakukan plating
dibersihkan dengan baik, sehingga kotoran yang menempel dan dapat
mengakibatkan kontaminasi larutan benar-benar telah hilang. Kontrol yang
baik menjamin kualitas produk dan memperkecil produk plating yang
cacat.

112 Teknologi Industri Elektroplating


Perawatan Komposisi Larutan dan Kondisi Operasi
Larutan elektrolit selalu dijaga komposisinya sesuai dengan formula yang
ditetapkan dengan analisis larutan secara teratur. Penyimpangan kadar
senyawa-senyawa kimia elektrolit dapat berakibat fatal seperti lapisan yang
rapuh, tidak menempel dan juga waktu plating yang sangat lama sehingga
mengakibatkan banyak bahan kimia yang hilang selama proses dan biaya
produksi meningkat.

Minimisasi drag-out
Drag-out adalah sejumlah cairan yang menempel dan terikut benda kerja
pada saat diangkat dari bak plating. Seringkali pekerja tidak menghiraukan
jumlah drag-out karena dianggap sangat kecil hanya beberapa tetes saja.
Apabila jumlah yang menempel dikalikan jumlah benda kerja selama
waktu operasi satu tahun, maka jumlah larutan yang terikut sangat banyak
dan tidak bisa diabaikan. Dengan cara mendiamkan benda kerja di atas bak
plating beberapa detik maka cairan elektrolit akan menetes kembali ke bak
plating dan drag-out dapat ditekan, sehingga menghemat jumlah
penambahan bahan kimia.

Penggunaan Kembali Cairan Pembilasan


Peggunaan kembali cairan pembilas untuk penambahan volume pada bak
plating maupun pembuatan larutan baru akan mengurangi pemakaian air
murni dan bahan-bahan kimia elektrolit. Biasanya pada beberapa industri
yang masih menggunakan satu bak pembilasan, dapat dimodifikasi dengan
pemakaian tiga bak pembilasan. Bak pertama dekat bak plating untuk
pembilasan pertama akan diperoleh larutan yang semakin pekat sehingga
dapat dipakai sebagai elektrolit tambahan pada bak plating, sedangkan bak
ke dua dan ke tiga konsentrasi larutan makin encer. Penambahan air murni
dilakukan pada bak ke tiga.

Teknologi Industri Elektroplating 113


bak plating 1 2 3
bak pembilasan
Aliran benda kerja
Aliran air pembilas, digunakan lagi

Gambar 11.1. Sistem pembilasan lawan arah

Pemanfaatan Limbah Plating


Limbah plating dapat dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku maupun bahan
lain dalam elektroplating. Logam-logam terlarut seperti tembaga, nikel,
perak dapat diambil ulang dengan pengendapan kimia maupun
elektroplating. Logam-logam berat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pewarna industri. Limbah cair yang mengandung tembaga maupun
krom dapat pula dimanfaatkan sebagai pewarna benda kerja dengan
pelapisan seng. Cairan yang mengandung tembaga akan memberi warna
merah pada benda yang dilapis seng, sedangkan krom memberi warna
netral. Perpaduan keduanya akan dapat memberikan warna pelangi.

11.6. ANALISIS KELAYAKAN

Berbagai peluang yang diamati untuk menerapkan produksi bersih dapat


dilanjutkan dengan uji kelayakan yang meliputi kelayakan lingkungan,
kelayakan teknik, dan kelayakan ekonomi. Kelayakan lingkungan terkait
erat apakah praktek-praktek produksi bersih dapat menjamin pengurangan
limbah baik ditinjau dari segi kuantitas maupun jenis limbah. Kelayakan
teknik berhubungan dengan penerapan teknologi melalui modifikasi
proses, modifikasi peralatan maupun pemakain peralatan dan teknologi
proses baru. Praktek produksi bersih layak secara teknik bila dengan
modifikasi maupun penggunaan teknologi baru mampu menjamin kualitas
produk atau bahkan menaikkan kualitas. Analisis ekonomi merupakan

114 Teknologi Industri Elektroplating


faktor penentu program produksi bersih. Tabel 11.4 analisis ekonomi
disajikan sebagai berikut :

Tabel 11.4. Analisis ekonomi

Peluang Item Nilai


Biaya investasi Peralatan
Instalasi
Biaya investasi total
Biaya tahunan Biaya produksi
Perawatan
Bahan baku
Biaya tahunan total
Keuntungan Kenaikan penjualan
Penjualan produk
samping
Penghematan
- bahan baku
- air
- energi
- pengolahan limbah
Keuntungan total
Keuntungan bersih
Waktu pengembalian
modal investasi

Keputusan akhir penerapan peluang produksi bersih berdasarkan prinsip


biaya berturut-turut dimulai dari tanpa biaya (no cost), dengan biaya
rendah (low cost), dan selanjutnya memerlukan biaya sampai biaya tinggi
(high cost). Apabila praktek produksi bersih memerlukan biaya maka perlu
dihitung investasi yang diperlukan, waktu pengembalian modal, dan
besarnya penghematan yang diperoleh dari praktek penerapan produksi
bersih.

Analisis kelayakan non ekonomi terutama dampak penerapan Produksi


Bersih terhadap penerimaan pasar, kesehatan dan keselamatan kerja,
pelanggan, dan bagian non proses.

Teknologi Industri Elektroplating 115


11.7. IMPLEMENTASI

Implementasi peluang Produksi Bersih berupa dukungan pembiayaan, tim


pelaksana yang melibatkan karyawan sebagai bagian dari pekerjaan
rutinnya, jadual pelaksanaan, sistem monitoring dan pengukuran
keberhasilan. Untuk mengetahui sampai sejauh mana implementasi
Produksi Bersih dilaksanakan dikembangkan indikator kinerja dengan
sasaran yang meliputi efisiensi, produktivitas, pengurangan timbulan
limbah dan peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja.

Tabel 11.5. Indikator Kinerja

No SASARAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA


1 Peningkatan Produktivitas Tingkat Produktivitas
Efisiensi Pekerja
Kerja
2 Peningkatan Bahan Baku Tingkat Perolehan Produk
Efisiensi Produk Jadi
Penggunaan Rasio Perolehan Produk
Bahan Baku Jadi
Rasio Biaya Produk
Rasio Produk Gagal
Rasio Kerugian Produk
Gagal
3 Peningkatan Listrik Tingkat Pemakian Listrik
Efisiensi Rasio Biaya Listrik
Penggunaan Bahan Bakar Tingkat Pemakaian Bahan
Energi bakar
Rasio Biaya Bahan bakar
4 Penurunan Limbah Padat Tingkat Timbulan Limbah
Timbulan Padat
Limbah dan Limbah Cair Tingkat Timbulan Limbah
Emisi Cair
Emisi Tingkat Timbulan Emisi
5 Peningkatan Kecelakaan Kerja Tingkat Kecelakaan Kerja
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja

116 Teknologi Industri Elektroplating


10. 8. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Berdasarkan Indikator kinerja kunci (Key Performance Indicator) yang


telah dikembangkan dilakukan pengukuran untuk menghitung indikator
kinerja secara kuantitatif. Monitoring capaian penerapan produksi bersih
dapat dilakuakn secara terjadual dan periodik. Evaluasi dan tinjauan ulang
dilakukan terhadap capaian yang telah diperoleh dibandingkan dengan
sasaran yang diprogramkan. Apabila sasaran yang diprogramkan tidak
tercapai maka perlu dicari penyebab dan penyelesaiannya. Seringkali ada
hal-hal non teknis yang perlu diperhitungkan yang berpengaruh dalam
pelaksanaan produksi bersih.

Sasaran kegiatan yang telah dicapai dipertahankan dan selanjutnya


dilakukan penerapan pada peluang produksi bersih lainnya. Kegiatan
produksi bersih pada akhirnya bukanlah suatu program semata, namun
merupakan bagian dari pekerjaan dan kegiatan industri sehari-hari.

Teknologi Industri Elektroplating 117


118 Teknologi Industri Elektroplating
12
PENGOLAHAN LIMBAH
ELEKTROPLATING

12.1. LIMBAH ELEKTROPLATING

Kegiatan elektroplating selain menghasilkan produk yang berguna, juga


menghasilkan limbah padat dan cair serta emisi gas. Limbah padat berasal
dari kegiatan polishing maupun penghilangan kerak, limbah cair berupa air
limbah berasal dari pencucian, pembersihan dan proses plating. Air limbah
dan limbah cair dapat pula mengandung padatan. Air limbah juga
mengandung logam-logam terlarut dan senyawa-senyawa berbahaya
lainnya.

Limbah Cair
Berupa limbah cair asam dan air limbah yang berasal dari pencucian,
pembersihan dan proses elektroplating, Air limbah mengandung logam-
logam terlarut, solven dan senyawa organik maupun anorganik terlarut
lainnya. Pembuangan secara langsung limbah ke badan air bila melebihi
nilai ambang batas dapat mengganggu lingkungan. Pengolahan air limbah
diperlukan sebelum pembuangan dengan cara fisika, kimia maupun
elektrokimia.

Limbah Padat
Limbah padat berasal dari operasi penghilangan kerak, polishing, maupun
kotoran sisa pada bak plating. Debu yang timbul pada operasi polishing
dapat diambil dari ruangan dengan penghisapan uadar ruangan melewati
Teknologi Industri Elektroplating 119
siklon untuk memisahkan padatan dari udara. Apabila limbah padat
tercampur dengan cairan dapat dilakukan dengan cara pengendapan
maupun filtrasi.

Emisi Gas
Emisi gas pada umumnya berasal dari penguapan larutan plating, solven,
uap asam, maupun cairan pembersih. Beberapa jenis uap solven maupun
asam bersifat toksik dan korosif sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan
manusia, dengan efek yang dirasakan dalam waktu singkat maupun waktu
lama. Pencegahan dapat dilakukan dengan ventilasi yang baik maupun
pemasangan exhaust fan terutama pada ruang elektroplating dan pencucian
asam sehingga uap yang ada dapat dikeluarkan dari ruangan. Pekerja dapat
menggunakan masker untuk mencegah uap asam.

12.2. PENGOLAHAN LIMBAH

Segregasi
Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara segregasi atau pemilahan
limbah. Pisahkan antara air limbah untuk keperluan mandi dan cuci atau
air bukan proses dengan air limbah dari proses elektroplating sehingga
volume limbah plating menjadi kecil. Hati-hati untuk tidak mencampur
limbah plating sianida dengan limbah asam untuk penghilangan kerak,
dapat menimbulkan gas-gas berbahaya. Limbah persiapan permukaan
yang mengandung asam dipisahkan dari limbah elektroplating. Limbah
asam dinetralkan dengan kapur atau soda api. Sedangkan air limbah proses
plating selanjutnya dilakukan pengolahan agar buangan air memenuhi
baku mutu lingkungan.

Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara fisika, kimia, elektrokimia


dan biologi. Jenis pengolahan dilakukan tergantung dari karakteristik
senyawa-senyawa yang ada pada air limbah.

Pengolahan Air Limbah secara Fisika


Pengolahan secara fisika didasarkan pada karakteristik fisika dari air
limbah, dilakukan dengan cara sedimentasi, filtrasi, adsorpsi, evaporasi,
penukaran ion, dan pemisahan menggunakan membran.

120 Teknologi Industri Elektroplating


Sedimentasi dan koagulasi
Partikel-partikel padat dalam bentuk padatan tersuspensi dalam air limbah
dapat mengendap secara langsung berdasarkan gaya berat dan ukuran
partikel. Ukuran partikel yang kecil sulit mengendap sehingga diperlukan
penambahan koagulan seperti tawas (Alum), Feri sulfat, Poli aluminum
klorida (PAC = Poly Aluminum Chloride). Dengan penambahan koagulan
partikel-pertikel akan menempel pada flok koagulan selanjutnya akan
mengalami penggumpalan membentuk partikel-pertikel yang besar dan
dapat mengendap. Pengaturan pH pada koagulasi ini dilakukan dengan
penambahan soda atau kapur.

Filtrasi
Partikel padat teruspensi maupun hasil koagulasi dapat dipisahkan dari
larutannya dengan cara penyaringan (filtrasi). Filtrasi dapat menggunakan
kain, terpal maupun dengan medium granular seperti pasir dan kerikil.

Adsorpsi
Adsorpsi adalah penjerapan senyawa dalam campuran gas atau yang
terlarut dalam medium cairan. Adsorpsi dapat menggunakan batu apung,
arang dan karbon aktif. Zat warna dan bau pada umumnya dapat
dihilangkan dengan penjerapan menggunakan karbon aktif.

Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan cairan untuk memperoleh larutan pekat.
Larutan encer yang mengandung elektrolit dapat dipanaskan sehingga
terjadi penguapan air dan diperoleh larutan pekat yang selanjutnya
digunakan kembali untuk elektroplating.

Penukar Ion (Ion Exchange)


Ion logam atau kation maupun anion dapat diambil dengan cara
melewatkan pada suatu resin kationik maupun anionik. Larutan yang telah
dilewatkan resin ini akan terkurangi kandungan senyawa kimianya dan
keluar dari penukar ion mengandung kadar yang sangat rendah.

Membran
Pada dasarnya pengolahan menggunakan membran sama dengan cara
filtrasi. Membran bekerja berdasarkan reverse osmosis (RO). Limbah yang
mengandung bahan kimia dilewatkan membran sehingga senyawa kimia
Teknologi Industri Elektroplating 121
tertahan pada membran dan air limbah terolah keluar mengandung bahan
kimia yang sangat rendah.

Pengolahan Air Limbah secara Kimia


Pengolahan limbah secara kimia memerlukan penambahan bahan kimia
pada air limbah sehingga biaya memerlukan biaya operasi. Pengolahan
secara kimia lebih ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan
senyawa-senyawa yang berbahaya dan beracun yang terlarut di dalam air
limbah.

Netralisasi
Air limbah elektroplating dapat disegregasi berdasarkan keasamannya. Air
limbah yang bersifat asam dapat dicampurkan dengan air limbah yang
bersifat basa sehingga terjadi netralisasi. Keasaman limbah terolah yang
boleh dibuang ke badan air dengan pH antara 6 sampai 8, sehingga apabila
pH lebih kecil dari 6 perlu penambahan soda atau kapur, sedangkan
apabila air limbah bersifat basa dengan pH lebih besar 8 dapat
ditambahkan asam sulfat maupun asam klorida.

Pengendapan Logam
Logam-logam dalam limbah plating dapat diendapkan dengan netralisasi
menggunakakan larutan kapur (Ca(OH)2) atau soda api (NaOH).
Pengendapan berlangsung pada pH antara 8,5 sampai 9,5.

Oksidasi
Senyawa-senyawa kimia beracun seperti sianida sebelum dibuang ke
badan air dapat diuraikan dengan cara oksidasi menggunakan senyawa-
senyawa klor seperti kaporit dan sodium hipoklorit sehingga senyawa
tersebut dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana
dan tidak beracun.

Reduksi
Senyawa lain yang beracun seperti krom valensi 6 (hexavalent) dapat
direduksi menjadi valensi 3 yang bersifat tidak beracun. Krom valensi 3
dan logam-logam lain seperti tembaga, nikel, dan seng dengan mudah
dapat diendapkan dalam bentuk hidroksidanya dengan panambahan soda
api maupun kapur.

122 Teknologi Industri Elektroplating


Pengolahan Elektrokimia
Prinsip elektrokimia seperti halnya elektroplating digunakan terutama
untuk mengambil ulang bahan-bahan terlarut yang masih mempunyai nilai
tinggi.

Elektrolisis
Ion logam diambil dengan prinsip elektrolisis dan penguraian
menggunakan bantuan arus listrik. Dengan elektrolisis, logam mengendap
pada katoda dan dapat digunakan lagi.

Elektrodeposisi
Elektrodeposisi adalah elektroplating tanpa bantuan arus listrik. Logam-
logam terlarut diendapkan dengan senyawa kimia yang bersifat sebagai
reduktor berdasarkan beda potensial.

Pengolahan biologi
Pengolahan menggunakan bantuan mikroba dapat dilakukan pada
senyawa-senyawa organik yang bersifat dapat diuraikan oleh mikroba.
Senyawa-senyawa organik akan diuraikan menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Adanya logam berat seringkali merupakan racun bagi mikroba,
sehingga perlu dilakukan pengolahan pendahuluan dengan cara kimia
sebelum dilakukan pengolahan secara biologi.

12.3. PENGOLAHAN LIMBAH SECARA KHUSUS

Oksidasi Senyawa Sianida


Senyawa sianida dalam limbah plating dioksidasi menjadi senyawa sianat
atau karbondioksida dan nitrogen, menggunakan senyawa sodium
hipokhlorit atau gas khlorine. Bagi industri kecil menengah, oksidator
yang sesuai digunakan adalah sodium hipokhlorit, karena gas khlorine
memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Reaksi dekomposisi
sodium sianida adalah :

2NaCN + 5NaOCl + NaOH → 2Na2CO3 + N2↑+ 5NaCl + H2O

Reaksi dilakukan pada tanki berpengaduk selama 10 sampai 15 menit, dan


dibiarkan selama 30 menit sampai dengan 1 jam untuk menghindari gas-
gas beracun. Keasaman perlu diatur dengan pH 11,5 menggunakan larutan
Teknologi Industri Elektroplating 123
soda api. Keasamaan dijaga betul-betul tidak boleh kurang dari 8,0 bila
menggunakan reaksi 2 tahap karena ada potensi pelepasan gas-gas beracun
seperti sianogen klorida, klorin, dan kemungkinan juga gas hidrogen
sianida.

Pengolahan Limbah Tembaga


Pengolahan logam yang terlarut dalam limbah dengan cara pengendapan
kimia, dengan urutan proses sebagai berikut :
• Netralisasi limbah yang mengandung ion tembaga dengan larutan
alkali yaitu larutan kapur, soda api atau soda abu
• Atur pH limbah dengan penambahan larutan alkali lagi karena
pengendapan logam tembaga dengan alkali terjadi pada pH 8-10
• Tiap kg tembaga memerlukan
• kapur sebanyak 1,17 kg, atau
• soda api 1,26 kg, atau
• soda abu 1,67 kg
• Tambahkan koagulan seperti tawas (alum) atau PAC untuk
mempercepat pengendapan
• Biarkan mengendap dan lakukan penyaringan untuk memisahkan
lumpur dan air

Pengolahan Limbah Seng


Pengendapan seng pada dasarnya sama dengan pengendapan tembaga,
dimulai dengan netralisasi limbah menggunakan larutan alkali dilanjutkan
dengan langkah-langkah :
• Penambahan larutan alkali karena pengendapan logam seng
berlangsung pada pH 8-10
• Tiap kg tembaga memerlukan
• kapur sebanyak 1,14 kg, atau
• soda api 1,22 kg, atau
• soda abu 1,62 kg
• Tambahkan koagulan untuk mempercepat pengendapan
• Biarkan mengendap dan lakukan pemisahan lumpur dari
larutannya

124 Teknologi Industri Elektroplating


Pengolahan Limbah Nikel
Pengolahan limbah nikel dengan cara kimia dapat dilakukan melalui
pengendapan senyawa nikel, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
• Larutan yang bersifat asam dinetralkan terlebih dahulu dengan
larutan basa
• Pengendapan logam nikel dengan alkali pada pH 8–10, untuk tiap
kg nikel diperlukan :
• kapur sebanyak 1,26 kg, atau
• soda api sebanyak 1,36 kg, atau
• soda abu sebanyak 1,81 kg atau
• sodium karbonat monohidrat sebanyak 2,11 kg
• Tambahkan koagulan (misalnya alum) untuk mempercepat
pengendapan.
• Biarkan mengendap beberapa saat, kemudian disaring untuk
mengambil lumpur dan membuang air.

Pengolahan Limbah Krom


Krom valensi 6 berasal dari asam kromat atau larutan plating dan
pewarnaan. Tumpahan larutan krom maupun air limbah pembilasan perlu
dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air
melalui dua tahapan :
• Reduksi kimia krom valensi 6 (hexavalent) menjadi valensi 3
(trivalent) yang tak berbahaya pada kondisi agak asam dengan
penambahan sodium bisulfit atau gas sulfur dioksida.
• Kemudian atur pH hingga 8 dengan penambahan sodium
hidroksida untuk mengendapkan kromium trivalen sebagai
hidroksida.

Perlakuan pengendapan dengan satu tahap dapat dilakukan dalam larutan


alkali menggunakan sodium dithiote (sodium hydrosulphite). Lumpur yang
mengandung krom valensi 3 tidak berbahaya dibanding krom valensi 6.

Teknologi Industri Elektroplating 125


DAFTAR PUSTAKA

AESF, 1998, AESF Training Course in Electroplating & Surface


Fininshing, AESFS, Orlando.

Bishop, P.L, 2001, Pollution Prevention: Fundamentals and Practice,


McGraw-Hill, Boston.

Canning, 1978, Canning Handbook on Electroplating, Canning Ltd,


Birmingham.

Durney, J., Electroplating Engineering Handbook, 4th.ed., van Nostrad


Reinhold, New York,

GEF and GAA, 1991, Gravure : Process and Technology, Gravure


Association of America, New York.

Metcal & Eddy, Tcobanoglous, G., Burton, F.L, 1991, Wastewater


Engineering : Treatment, Disposal and Reuse, McGraw-Hill, New York.

Murphy, M., 1996, Metal Finishing : Guide Book and Directory Issue, Vol.
94, No. 1A.

Irvine, T.H., 1970, The Chemical Analysis of Electroplating Solutions,


Chemical Publishing Co., Inc, New York.

Purwanto, 2003, Penerapan Produksi Bersih Sektor Usaha Kecil


Menengah. Studi Kasus Industri Logam dan Elektroplating, Konferensi
Nasional Produksi Bersih, Bandung, 2003.

Stork, A, Coeuret, F., 1984, Elements de Genie Electrochimique, Tec-Doc,


Paris.

126 Teknologi Industri Elektroplating


PURWANTO, lahir di Demak pada bulan Desember 1961, menyelesaikan
pendidikan di SMPN 2 Demak lulus tahun 1976 dan SMAN 1 Demak lulus tahun
1980. Meneruskan pendidikan di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro lulus tahun 1985, dan menjadi dosen pada jurusan
tersebut sejak lulus sampai sekarang. Purwanto menyelesaikan pendidikan S2 dan
S3 (Doktor) di ENSIGC-INPT Toulouse Prancis lulus tahun 1994. Dr. Purwanto
juga mengajar di Program Magister Ilmu Lingkungan dan Magister Teknik Kimia
Universitas Diponegoro. Pengalaman di bidang elektroplating dimulai sejak
kembali ke tanah air, dengan melakukan penelitian, memberikan konsultasi,
perancangan industri elektroplating, dan penerapan teknologi/produksi bersih
serta peningkatan efisiensi dan produktivitas pada IKM logam dan elektroplating.
Bersama dengan DML tahun 1998, Louis Berger Int. tahun 2003, IDKM tahun
2004 dan 2005 mengimplementasikan produksi bersih sektor logam dan
elektroplating pada beberapa IKM di Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa
Timur. Fokus kajian Dr. Purwanto di bidang rekayasa proses berbasis produksi
bersih, eco-efficiency, green productivity, simbiosis dan ekologi industri, serta
eco-industrial park dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan. Dr. Purwanto
dapat dihubungi melaui e-mail : purwa61@yahoo.fr

SYAMSUL HUDA, lahir di Ngawi Januari 1970, menamatkan pendidikan di


SMPN 1 Gondang Sragen dan SMUN 1 Sragen lulus tahun 1989. Selanjutnya
menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro lulus tahun 1995. Mulai bekerja di industri elektroplating sejak
mahasiswa, menjadi konsultan pada berbagai kegiatan elektroplating sejak tahun
1996 sampai sekarang. Syamsul Huda selalu aktif melakukan penelitian bahan-
bahan pengganti untuk keperluan elektroplating. Beberapa bahan yang telah
diproduksi yaitu fosfating, buffing, purifier, bahan plating alumunium, dan metal
cleaner. Bersama dengan Dr. Purwanto, mengembangkan IKM elektroplating
yang didirikan tahun 2001 di Semarang.

Teknologi Industri Elektroplating 127


Kehidupan modern tidak bisa terlepas dari teknologi
Kehidupan modern tidakBerbagai
industri elektroplating. bisa terlepas
barangdari teknologi
perhiasan,
industri
kerajinan, elektroplating.
komponen sepedaBerbagai barangdan
motor, mobil perhiasan,
peralatan
kerajinan, komponen sepeda motor,
pabrik dilakukan sentuhan akhir melalui teknologi mobil danlapis
listrikperalatan pabrik dilakukan
ini. Elektroplating merupakansentuhan akhirlogam
pelapisan melalui
pada
teknologi lapis listrik ini. Elektroplating merupakan
benda padat konduktif dengan bantuan arus listrik.
pelapisan
Pelapisan logam pada
ditujukan untukbenda padat konduktif
mempebaiki permukaan dengan
benda
bantuan arus listrik. Pelapisan ditujukan
sehingga lebih cemerlang dan mengkilap, tahan korosi dan untuk
mempebaiki
atau permukaan permukaan
benda menjadibenda sehingga
lebih keras. lebih
Benda dapat
cemerlang dan mengkilap, tahan korosi dan
dilapis dengan emas, nikel, tembaga, seng, kuningan, perak,atau
permukaankrom bendadanmenjadi
logam lebih keras.
pelapis lain Benda dapat
dilapis dengan emas, nikel, tembaga, seng, kuningan,
perak, krom dan logam pelapis lain.

Buku ini ditulis berdasarkan praktek yang ditemui di


industri dipadukan dengan dasar teori sehingga
mudah untuk dimengerti dan diterapkan baik oleh
mahasiswa bidang ilmu teknik untuk keperluan
praktikum dan penelitian, para lulusan yang ingin
berwirausaha maupun pihak industri yang ingin
mengembangkan teknologi industri elektroplating.

128 Teknologi Industri Elektroplating

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai