Adoc - Pub Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang Studi Mandir
Adoc - Pub Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang Studi Mandir
STUDI MANDIRI
CHRISANTY AGUSSYL
0706288141
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI KEUANGAN
DEPOK
JUNI 2013
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan studi mandiri ini. Penulisan
studi mandiri ini dilakukan atas dasar memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Saya menyadari betul bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dri masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1) Ibu Rifelly Dewi Astuti S.E., M.M, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam mengarahkan saya
untuk menyusun studi mandiri ini;
2) Ibu Dra. Cintavhati Poerwoto, atas kesabaran yang tanpa batas, kepedulian
dan hati emasnya. Ibu telah memberikan senyum di wajah saya saat saya
menangis dan kekuatan bagi saya untuk bisa menyelesaikan studi mandiri.
You care when nobody else does;
3) Ibu Riani Rachmawati S.E., M.A., PhD, selaku ketua prodi bidang studi
Manajemen yang telah sabar mendengarkan ide-ide gila saya dan
membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan;
4) Ibu Gita Gayatri Ph.D. atas usaha dan dorongan yang sangat memotivasi
saya. Bu Gita, this is the debt long past due yang akhirnya saya bayar;
5) Bapak Dr. Buddi Wibowo. Meskipun skripsi ternyata bukan jalan saya,
namun usaha dan pikiran bapak sangat saya hargai;
6) Pihak-pihak Departemen Manajemen yang telah banyak membantu saya
dalam masalah prosedural yang berkaitan dengan penulisan studi mandiri
ini, khusunya Mas Aji;
7) Orang tua saya. Ma, Pa, terima kasih karena sudah bertahan menghadapi
anak yang telah menyusahkan kalian selama dua tahun ini. Kalian adalah
segalanya yang membawa saya ke sini. Untuk cece, karena menjadi big
sister yang seringkali harus mengalah pada keegoisan adiknya;
iv
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga studi mandiri ini membawa
manfaat pagi pengembangan ilmu, khususnya manajemen keuangan.
Penulis
Kata kunci:
Jamur merang, usaha kecil, praktek manajemen, analisis finansial
vii
Key words:
Paddy straw mushroom, Small business, Management practice, financial analysis
viii
ix
xi
Tabel 5.7 Arus Kas, NPV, IRR, BC Ratio, PI Dan Payback Period ............. 73
xii
Gambar 2.5 Alur produksi jamur merang dari pembangunan hingga panen . 31
xiii
xiv
xv
Tabel 1.1
Rata-rata permintaan ekspor jamur per bulan
Volume
Jenis Jamur (ton)
Jamur merah kalengan 80
Jamur tiram acar 80
Jamur tiram putih kering 30
Shiitake kering 20
Shiitake segar 60
Jamur kuping segar 50
Jenis lain 500
Jumlah 820
Sumber: Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), 2007
Universitas Indonesia
Tabel 1.2
Produksi jamur Merang Dunia (dalam ton)
Negara
produsen 2007 2008 2009
Cina 4.068.518 4.710.579 4.680.726
USA 359.630 363.560 369.257
Belanda 240.000 255.000 235.000
Polandia 180.000 164.025 176.569
Spanyol 131.974 133.548 136.000
Perancis 162.450 150.450 117.934
Italia 85.911 100.000 105.000
Kanada 81.610 86.496 77.017
Jepang 67.000 67.500 64.143
Indonesia 48.247 61.349 63.000
Dunia 5.975.924 6.576.106 6.535.542
Sumber: United Nations, Food and Agriculture Organisations, FAOStat (6/29/2011)
Dari survei pasar sekitar Cikarang – Cibitung – Bekasi pada Februari 2013
penulis mengamati bahwa jamur tiram mudah didapatkan di hampir semua pasar,
baik tradisional maupun modern, dalam bentuk segar. Kisaran harga Rp 12.000,- -
Rp 15.000,-/kg. Jamur kancing bentuk segar (Rp 24.000,- – 50.000,- / kg) dan
kaleng ditemui di pasar modern. Jamur kuping segar di pasar modern dan
tradisional, sementara jamur kuping kering di pasar modern. Jamur shiitake baik
segar maupun kering ditemui di pasar modern, hampir tidak ada di pasar
tradisional. Jamur merang segar umumnya ditemui di pasar tradisional, dalam
kemasan (blanched dan kalengan) di pasar modern (Rp24.000,- - Rp 30.000,- /kg
Grade Super, Rp 14.000,- - Rp 28.000,- /kg Grade KW).
Universitas Indonesia
Bertani jamur merang dapat dilakukan di berbagai skala (Ahwalat & Tewari,
2007), mulai dari skala rumah tangga, usaha kecil hingga skala pabrik. Media
tanam berupa limbah organik yang mengompos, antara lain jerami, daun pisang,
ampas tebu, bungkil sawit, dan banyak media lain baik yang sudah diteliti maupun
belum. Metode penanaman terbagi atas penanaman luar ruang (konvesional,
dengan atap) dan dalam ruang (metode sirkular, metode rak, metode sangkar).
Untuk produksi komersil, media yang dipakai adalah media yang paling banyak
tersedia di lingkungan produksi ditambah limbah kapas, dan metode penanaman
dalam ruang untuk menjamin hasil produksi yang memadai.
Universitas Indonesia
Poin-poin manajemen apa yang masih belum optimal dan apa rekomendasi
cara mengoptimalkannya?
Universitas Indonesia
1. Bagi penulis, dengan menulis studi mandiri ini dan melakukan observasi
penulis meningkatkan keterampilan menyusun laporan serta menambah
pengetahuan mengenai usaha jamur dan praktek manajemennya.
Universitas Indonesia
2. Bagi perusahaan jamur yang diobservasi, dengan analisis dan saran yang
dituliskan dalam studi mandiri ini diharapkan dapat menjadi feedback
yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Bagi dunia bisnis secara umum, diharapkan studi ini dapat membantu
kalangan pelaku bisnis untuk melihat jembatan antara teori manajemen
dengan prakteknya di dunia nyata.
4. Bagi dunia akademik, studi ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya baik mengenai penerapan manajemen
maupun penelitian mengenai bisnis jamur.
Studi mandiri ini mencoba melihat poin poin masalah pada praktek
manajemen usaha jamur merang yang diobservasi dibandingkan dengan kondisi
manajemen ideal dan apa saja yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.
Universitas Indonesia
1.5 Metodologi
1.5.2 Parsitipasi
Penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan produksi jamur selama satu bulan.
Dalam periode tersebut melibatkan satu siklus penuh produksi jamur, mulai dari
pengomposan media tanam hingga akhir masa tanam.
Universitas Indonesia
Bab 1: Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan gambaran umum mengenai masalah yang diteliti
dalam penelitian ini. Bab ini antara lain mencakup latar belakang penulisan,
rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penulisan,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Pada bab ini diuraikan teori-teori yang dijadikan dasar untuk melakukan
penelitian dan pembahasan. Teori yang diuraikan berasal dari berbagai
penelitian kepustakaan, buku literatur, website, artikel ilmiah, undang-undang
dan berbagai catatan lainnya yang berkaitan dengan materi penelitian.
Pada bab ini diuraikan mengenai perusahaan yang diteliti. Aspek perusahaan
yang diuraikan antara lain profil usaha, tujuan dan strategi usaha, dan produk
yang ditawarkan perusahaan.
Bab 4: Metodologi
Pada bab ini dijelaskan gambaran umum penelitian secara ringkas, diikuti
dengan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Proses yang dijelaskan
dalam bab ini antara lain pengumpulan data yang dilakukan, dan proses
analisis pada laporan studi mandiri ini.
Bab 5: Analisis
Universitas Indonesia
Bab 6: Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, hasil evaluasi, dan penelaahan
dari bab-bab sebelumnya, serta rangkuman dari penemuan yang didapatkan.
Selanjutnya penulis memberikan saran untuk penelitian-penelitian berikutnya
berdasarkan studi yang sudah dilakukan.
Universitas Indonesia
2.1 Bisnis
Menurut Pride, Hughes, Kapoor (2010) saat ini bisnis bisnis terorganisasi
menjadi salah satu dari tiga jenis: bisnis manufaktur, bisnis jasa, dan bisnis
penengah. Bisnis manufaktur memproses material menjadi barang tangible, bisnis
jasa memproduksi jasa, sementara penengah membeli produk dari produsen dan
menjualnya kembali.
11
2. Entitas Perusahaan
Universitas Indonesia
2.2 Manajemen
Manajemen adalah:
Universitas Indonesia
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
Menentukan cara terbaik untuk mengatur sumber daya dan aktivitas suatu
bisnis menjadi struktur yang koheren.
3. Pengarahan (directing)
4. Mengontrol (controlling)
Universitas Indonesia
Gambar 2.1
Proses manajemen stratejik
Sumber: Stephen P. Robbins & Mary Coulter. Management. 11th ed. Prentice Hall. New Jersey:
2012. hal.226.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 2.2
Manajemen operasi: sudut pandang sistem
Sumber: Madhevan, B. Operations Management: Theory and Practice. 2nd ed. Prentice Hall: New
Jersey. 2009. hal. 14
Universitas Indonesia
Gambar 2.3
Hubungan kebutuhan pasar dengan aksi pemasaran
Sumber: Rick, 2007
1. Bermula dari adanya kebutuhan pasar, baik akan fitur produk, biaya,
kualitas, maupun penghematan waktu dan kenyamanan, menimbulkan
adanya permintaan. Perusahaan yang melihat adanya kebutuhan pasar ini
selanjutnya mulai merencanakan penjualan.
2. Proses segmentasi adalah proses mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin meminta produk dan atau
bauran pemasaran tersendiri. Segmentasi pasar menunjukkan usaha untuk
meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan yang
dapat dijalankan pada empat tingkatan: segmen, celah/ niche, wilayah
lokal, dan individual (Kotler, 2006).
Proses targeting adalah proses memilih satu atau lebih segmen pasar untuk
dimasuki. Proses ini dilakukan setelah perusahaan mengidentifikasi
peluang segmen pasarnya dan dilanjutkan dengan evaluasi segmen yang
ada lainnya hingga memutuskan berapa banyak dan segmen yang mana
Universitas Indonesia
yang akan dibidik. Lima pola pemilihan sasaran dasar, yaitu: (1)
konsentrasi segmen tunggal (2) Spesialisasi Selektif (3)Spesialisasi
Produk (4) Spesialisasi Pasar (5) Cakupan Seluruh Pasar.
Positioning merupakan suatu tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan
berbeda dalam benak pelanggan sasarannya.
3. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat itu diklasifikasikan menjadi
empat kelompok yang luas yang disebut empat P pemasaran : produk
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Tabel 2.1
Komponen empat P dalam bauran pemasaran
Marketing mix
Product Price Place Promotion
Product Variety List price Channels Sales Promotion
Quality Discounts Coverage Advertising
Design Allowances Assortments Sales force
Features Payment period Locations Public relations
Brand name Credit terms Inventory Direct marketing
Packaging Transport
Sizes
Services
Warranties
Returns
Sumber: Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. Marketing Management. Upper Saddle River, N.J.:
Pearson Prentice Hall, 2006. Hal. 19
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Peran-peran MSDM
Universitas Indonesia
Gambar 2.4
Peran, jangka waktu dan aktivitas SDM
Seleksi
Kinerja
Penilaian (appraisal)
Reward
Pengembangan
Universitas Indonesia
1. Produksi bibit F0
2. Produksi bibit F1
3. Produksi bibit F2
4. Produksi jamur
Universitas Indonesia
(a) (b)
(c) (d)
Foto 2.1
Berbagai Tahap Usaha Jamur Merang
Sumber: a) mushroomsuryasah.blogspot.com b)http://forum.kompas.com/lapak-campur-
sari/163844-%5Bjual%5D-jamur-tiram-lingzhi-kuping-dewa-pusat-jamur-online.html c) dan d)
dokumentasi penulis
Keterangan: (a) bibit F0 (b) bibit F1 (c) bibit F2 (d) produksi di kumbung
Universitas Indonesia
Jamur tiram, merang dan kuping merupakan jamur yang permintaan pasarnya
paling besar di Indonesia. Selain itu, harga ketiga jamur ini mampu dijangkau
untuk semua kalangan masyarakat.
Permintaan jamur relatif stabil dan cenderung meningkat pada kondisi normal.
Artinya, pasar akan menyerap jamur dalam jumlah besar untuk konsumsi
setiap hari.
Ada banyak pilihan alternatif bahan baku (media tumbuh) yang bisa
digunakan, seperti serbuk kayu, jerami padi, eceng gondok, kompos daun-
daunan dan rumput-rumputan, ampas tebu, sisa keras, kulit kacang, serta
bonggol jagung. Semuanya merupakan limbah yang mudah didapat dan murah
harganya.
Universitas Indonesia
Jamur bisa dipanen setiap hari sehingga perputaran uang pun berlangsung
hampir setiap hari. Oleh karena itu, perlu mempelajari manajemen keuangan
agar dapat mengatur dana usaha dan kebutuhan sehari-hari.
8. Jamur merupakan pangan alternatif yang lezat, sehat, dan bergizi tinggi
Limbah baglog sisa produksi sebenarnya bisa diolah kembali untuk kompos
yang dapat digunakan untuk pupuk kolam ikan, campuran pakan ikan, kompos
tanaman, campuran pakan ternak dan media pemeliharaan cacing.
Universitas Indonesia
1. Bahan produksi
2. Kumbung
Kumbung dapat dibuat dengan rangka besi dan dinding plastik, rangka
bambu serta dinding dan atap plastik, rangka bambu dengan dinding
nipah atau gibig dan atap plastik, ataupun bangunan batu permanen.
Ukuran kumbung yang ideal adalah lebar 4m, panjang 6m dan tinggi
2,5m.
3. Alat produksi
Universitas Indonesia
4. SDM
5. Modal
6. Informasi
Universitas Indonesia
Pada cara budidaya modern, media tanam tidak lagi terbatas pada jerami yang
direndam dan dikondisikan saja, tapi terdiri atas media utama, sekunder, dan
nutrisi. Berikut rinciannya:
Media utama
Merupakan media yang memiliki volume terbesar dari total media tanam.
Fungsi utama media utama ini adalah menyediakan tempat tumbuh yang baik
dan memiliki rongga udara. Media utama yang baik juga dapat menjadi media
penahan air dan penyedia nutrisi sekaligus, namun untuk produksi optimal
disarankan pemakaian media sekunder dan nutrisi tambahan.
Universitas Indonesia
Berbagai media yang dapat menjadi media utama antara lain jerami, ampas
tebu, limbah aren, bungkil sawit, daun pisang, karton, bahkan kapas (Tripathy,
Sahoo, Behera, 2011), (Onuoha, Oyibo , Judith, 2009), .
Media sekunder
Nutrisi
Universitas Indonesia
Gambar 2.5
Alur produksi jamur merang dari pembangunan hingga panen
Sumber: Redaksi Trubus, Jamur merang: 10 hari panen, skala rumah tangga. Depok: PT Trubus
Swadaya, 2012. Hal. 58-59
5. Tebar bibit: Setelah suhu turun menjadi 32˚-35˚C siap ditanami bibit. Pada
tahap ini diperhatikan tingkat kelembapan media. Bibit yang dibutuhkan
sebanyak 1-6% dari berat basah media, tergantung pada strain bibit.
7. Panen: Panen bisa dilakukan hampir setiap hari sejak tubuh buah
terbentuk, tergantung dari kondisi dan kualitas kumbung. Panen dapat
berlangsung hingga 20 hari.
Universitas Indonesia
Foto 2.2
Jamur liar
Sumber: dokumentasi penulis
Universitas Indonesia
Kondisi kumbung tidak dijaga optimal, antara lain suhu terlalu rendah
sehingga miselium mati (berdasarkan penelitian miselium jamur merang
mati di bawah suhu 27°C dan di atas 40°C), pencahayaan terlalu terang
atau terlalu gelap, udara berlebih atau kekurangan oksigen, kebersihan
kumbung kurang sehingga timbul hama dan penyakit, penyiraman
kumbung terlalu basah atau terlalu kering, kelembaban udara.
Tenaga kerja yang kurang terampil dapat merusak miselium jamur pada
saat panen. Perlakuan yang salah juga dapat merusak produk jamur yang
dijual, antara lain memar karena terlalu sering disentuh, panen yang
kurang baik sehingga tubuh buah rusak.
Hama dan penyakit dapat berasal dari perawatan kumbung yang kurang
memadai, namun dapat juga berasal dari kedekatan lokasi kumbung
dengan sumber hama. Hama yang dapat menyerang kumbung antara lain
tikus, lalat, semut dan cacing. Penyakit dapat berasal dari virus atau
bakteri yang ada di lingkungan kumbung. Penyakit akan merusak bentuk
tubuh buah, bahkan di tahap lanjut dapat menyebabkan gagal panen.
Universitas Indonesia
satu siklus. (Aditya & Saraswati, 2011; Trubus, 2012; Sinaga, 2011; Asegab,
2011)
Termasuk dalam analisis finansial usaha jamur merang antara lain investasi
awal untuk pengadaan aset tetap (kumbung dan alat produksi), biaya operasi dan
produksi, proyeksi volume produksi jamur dan harga jamur, serta estimasi
kenaikan harga dan inflasi.
Universitas Indonesia
Kompensasi pada usaha jamur dapat dihitung per hari kerja, per tahap
produksi yang dikerjakan (pengomposan, memasukkan media, pasteurisasi, panen
dsb), atau borongan dari awal sampai akhir siklus produksi.
Universitas Indonesia
Gambar 2.6
Diagram Pemasaran Jamur
Sumber: Rial Aditya & Desi Saraswati. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. Depok: Penebar
Swadaya. 2011. Hal. 115
Berdasarkan gambar 2.6, pemasaran jamur dapat dibagi menjadi lima tahap:
Bisa dilakukan dengan (1) langsung melalui jalur 2B dan jalur 3 (2)
pemasaran dengan agen melalui sistem kontrak (3) pemasaran dengan
agen melalui sistem harian.
Lewat jalur 2A, dilakukan saat produksi stabil dengan jumlah besar. Perlu
transportasi memadai dan teknik pengemasan produk agar tahan lama.
Universitas Indonesia
2.3.4.2 Produk
Produk jamur berupa jamur segar masuk kategori produk komoditas, yaitu
tidak mempunyai karakter unik yang membedakan produk satu produsen dengan
produsen lainnya. Cara produsen untuk membedakan produknya antara lain
dengan mengemas dan melabeli produknya untuk meyakinkan kualitas dan
pengenalan merk oleh konsumen.
2.3.4.3 Harga
Harga jamur merang segar umumnya standar pada suatu wilayah, meskipun
dapat berbeda-beda antar kota. Oleh karena itu sebelum mulai produksi petani
harus mengetahui harga jamur merang di pasar lokal. Kestabilan harga juga
menjadi pertimbangan. Di tahun 2004 tercatat harga jamur merang per kilo antara
Rp 6.000,- hingga Rp 9.000,- (http://www.trubus-online.co.id), sementara di tahun
2009 harga jamur sudah meningkat 2 kali lipat menjadi antara Rp 20.000,- hingga
25.000,- (data dari trubus). Saat ini (2013) harga jamur segar daerah Jabodetabek
masih berada antara Rp 20.000,- hingga Rp 30.000,-. Jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan harga dapat memaksa petani tidak berproduksi.
Universitas Indonesia
Usaha Jamur Guntur (UJG) adalah usaha skala kecil yang dimulai pada tahun
2000 oleh Bapak Guntur, pemilik usaha. Setelah menggeluti bisnis jamur selama
dua puluh tahun di bawah sayap pengusaha jamur lain, pemilik bersama istri
bertekad untuk memiliki kumbung sendiri meskipun tidak ada modal. Dengan
dana dari pinjaman bank pemilik mendirikan kumbung pertamanya di dekat
tempat tinggalnya di Kampung Ceger, Cikarang, yang kemudian menghasilkan
keuntungan dan terus dikembangkan. Saat ini (awal 2013) Guntur sudah memiliki
belasan kumbung pribadi, membina puluhan peminat usaha jamur dan
memfasilitasi pendirian ratusan kumbung baik di pulau Jawa hingga Kalimantan
dan Sumatra. Karena rintisan Guntur, Kampung Ceger saat ini dikenal sebagai
desa yang memproduksi jamur merang.
Hingga saat ini UJG belum memiliki bentuk hukum, masih berupa usaha
perorangan. Pinjaman bank yang digunakan untuk pendirian usaha telah lama
dikembalikan, saat ini UJG berjalan sepenuhnya dari modal pribadi Guntur.
Tanggung jawab dan pengawasan produksi dilakukan oleh pemilik dan keluarga.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan berfluktuasi tergantung jumlah dan fase
produksi jamur. Kurang dari sepuluh tenaga kerja merupakan tenaga kerja yang
konsisten dipakai terus menerus. Tidak ada sistem kontrak maupun ikatan tertulis
dengan tenaga kerja.
38
gratis. Selain produksi jamur, kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan hanya jika ada
permintaan pihak-pihak yang dibantu.
Mendapatkan keuntungan
UJG menyediakan produk jamur merang segar yang belum diolah. Produk
terbagi atas tiga kelas:
Foto 3.1
Berbagai stadia buah jamur
Sumber: dokumentasi penulis
Keterangan: nomor (1&2) jamur KW, (3&4) jamur mekar, (5&6) jamur super
Universitas Indonesia
Merupakan jamur yang masih pada stadia telur, dengan kulit volva belum
pecah. Jamur kualitas ini dihargai paling mahal.
Foto 3.2
Produk Jamur kualitas super
Sumber: dokumentasi penulis
Keterangan: produk siap kirim. Satu keranjang menampung bobot antar 13 – 17 kg..
Jamur mekar
Payung jamur sudah mekar sempurna. Pada stadia ini durabilitas jamur
sudah jauh berkurang karena payung yang mekar mudah robek. Dianggap
produk gagal, sulit menemukan pasar yang mau menampung produk ini.
Bagi UJG, jamur kualitas ini umumnya dibagi-bagikan ke tetangga
maupun untuk konsumsi sendiri saja.
Universitas Indonesia
Pasar yang dijangkau produk UJG adalah pasar tradisional sekitar Cikarang –
Cibitung – Bekasi. Beberapa pasar besar di mana UJG telah menjalin hubungan
dagang antara lain Pasar Induk Cibitung, Pasar Baru Cikarang, Pasar SGC dan
Pasar Bekasi. Produk ditransportasikan ke pasar setiap harinya beberapa jam
setelah panen. Transportasi produk dilakukan oleh UJG.
Universitas Indonesia
1. Manajemen stratejik
2. Manajemen operasi
3. Manajemen keuangan
4. Manajemen pemasaran
5. MSDM
42
4.2.2 Responden
Responden yang menjadi narasumber bagi penelitian ini adalah
3. Karyawan UJG: Ali dan pekerja produksi (total tiga orang) serta pekerja
konstruksi kumbung (lima orang)
5. Mitra petani: penulis pernah melakukan kontak langsung dengan mitra dari
Rengas Bandung dan dari Jababeka.
Universitas Indonesia
Data yang penulis kumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data
kuantitatif yang berupa harga produk, biaya produksi, upah dan pengeluaran
lainnya, kapasitas produksi dan volume produksi. Data kualitatif berupa informasi
mengenai UJG, proses produksi, pemasaran dan sistem tenaga kerja yang
digunakan.
Universitas Indonesia
Observasi
Wawancara
Partisipasi
Sumber data primer adalah responden, operasi usaha, bon pembelian dan bon
penjualan (kalau ada).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.5.2 Analisis
Analisis data dilakukan pada lima aspek manajemen, yaitu:
Universitas Indonesia
1. SWOT
Universitas Indonesia
Analisis ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penelitian ini untuk
menilai potensi profitabilitas usaha jamur merang, juga sebagai bagian
dari analisis manajemen keuangan UJG. Meskipun ditujukan untuk petani
baru, dengan asumsi-asumsi yang berbeda dari keadaan nyata UJG, data
produksi berasal dari data aktual UJG, dan data investasi awal berasal dari
pembangunan kumbung yang menyerupai spesifikasi investasi awal UJG.
Dengan demikian analisis ini juga dapat digunakan UJG sebagai
pertimbangan kelayakan mendirikan kumbung baru.
Universitas Indonesia
Catatan:
50
Tabel 5.1
Kegiatan selama observasi
Universitas Indonesia
Foto 5.1
Pembangunan kumbung
Sumber: dokumentasi penulis
Bahan dan biaya untuk pembangunan kumbung serta alat-alat produksi yang
diperlukan oleh petani baru sebelum dapat memulai produksi jamur dijabarkan di
tabel 5.2. Harga yang tercantum berlaku per Maret 2013 – Data diambil dari
observasi pembangunan kumbung di Cikarang oleh petani baru dengan konsultasi
dan bantuan UJG.
Universitas Indonesia
Tabel 5.2
Pembangunan kumbung
Jumlah 14.081.500
Catatan:
Universitas Indonesia
Foto 5.2
Tumpukan media tanam di depan kumbung
Sumber: dokumentasi penulis
Biaya produksi terdiri atas biaya material, bahan bakar dan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk melakukan satu siklus produksi jamur. Biaya yang dimaksud di
sini adalah biaya langsung (direct costs).
Data diambil dari satu siklus produksi satu kumbung jamur UJG di Cikarang,
Februari 2013. Ketersediaan bahan dan harga bervariasi tergantung musim tanam
padi dan kemampuan negosiasi pengusaha. Jumlah pemakaian bahan dapat
bervariasi pada kumbung dengan spesifikasi berbeda mapun prosedur tanam
berbeda.
Universitas Indonesia
Tabel 5.3
Biaya Produksi
Tabel 5.4
Hasil Produksi
Produksi
Tanggal super nilai ekonomis kw nilai mekar
ekonomis
03/03/13 33 693.000 0,5 7000
04/03/13 45 945.000 2 28000
05/03/13 58 1.218.000 1,3 18200
06/03/13 16,5 346.500 0,2 2800
07/03/13 44 924.000 0
08/03/13 8 168.000 0 0,5
09/03/13 14 294.000 0 0,5
10/03/13 3 63.000 0 1
11/03/13 10 210.000 0
12/03/13 2 42.000 0 1
13/03/13 5 105.000 0
14/03/13 0 0 1
15/03/13 0 7 98000
16/03/13 0 6 84000
17/03/13 0 0 1,5
18/03/13 4 84.000 0
238,5 5.008.500 17 238000 5,5
Total Nilai ekonomis 5.246.500
Sumber: olah data
Universitas Indonesia
5.2.2.1 Strength:
Produk yang cukup unggul. Produk jamur segar UJG memiliki kualitas
lebih kering dan lebih tahan lama. Agen dan pasar induk mengetahui hal
ini dan dengan demikian lebih menyukai hasil produksi UJG
dibandingkan pihak kompetitor, sehingga daya tawar UJG tinggi dan
kemungkinan ditolak saat terjadi banjir panen lebih kecil.
Produksi dilakukan dengan efektif. Banyak petani jamur lain tidak mampu
memproduksi volume jamur yang memadai untuk mendapatkan
Universitas Indonesia
5.2.2.2 Weakness:
Tidak adanya SOP. Variabilitas setiap kumbung pada setiap siklus tanam
jauh lebih tinggi, yang berarti risiko produksi lebih tinggi. Tidak adanya
SOP berarti kesalahan kecil tak dapat dihindarkan jika kurang supervisi.
Kesalahan tersebut dapat mempengaruhi kebersihan kumbung, jumlah
produksi dan keamanan kerja.
Produk hanya dijual dalam satu bentuk, belum ada channel untuk
menampung oversupply produk (canning, blanching, produk olahan)
5.2.2.3 Opportunity
Tren pola makan masyarakat saat ini, yaitu terbuka pada inovasi-inovasi
dan tema kuliner baru, memungkinkan terbukanya segmen pasar baru
(makanan organik, jamur krispi) dan peningkatan permintaan akan produk
segar di segmen pasar yang ada saat ini.
Universitas Indonesia
Kerjasama dengan food industry lain; baik pengolah makanan saji maupun
produsen makanan olahan.
5.2.2.4 Threat:
Teknologi maju dalam produksi jamur: lebih mudah dan murah namun
punya high knowledge and cost barrier. Jika ditemukan teknologi yang
dapat merevolusi cara produksi jamur merang (seperti teknologi baglog
merevolusi produksi jamur tiram), kemungkinan besar teknologi itu
memerlukan pengetahuan yang lebih dalam dan mesin produksi yang
lebih canggih. UJG yang tidak memiliki kemampuan dalam dua hal
tersebut bisa kalah bersaing dengan produsen yang mampu memenuhi
tuntutan teknologi tersebut.
Universitas Indonesia
Melihat poin-poin ancaman dari pihak luar terhadap UJG, ada kemungkinan
untuk ke depannya UJG tidak dapat lagi mencapai tujuannya karena kehadiran
kompetitor baru maupun teknologi baru. Hal ini menuntut formulasi strategi yang
dapat melindungi usaha dari ancaman-ancaman tersebut, strategi yang saat ini
tidak dimiliki perusahaan.
Pada tabel 5.5 dapat dilihat rekomendasi strategi yang penulis buat sesuai
dengan SWOT yang telah diidentifikasi.
Tabel 5.5
SWOT Matrix
Strength Weakness
1. Tidak ada SOP
1. Pengalaman & pengetahuan 2. Tidak ada pencatatan dan
lapangan bertahun-tahun. penelitian
2. Produk yang cukup unggul. 3. Tidak ada disiplin waktu
3. Hubungan dengan supplier 4. Tidak ada sistem regenerasi
dan distributor. SDM
4. Produksi efektif. 5. Hanya satu jenis produk
6. Post-harvest treatment
Opportunities SO Strategies WO Strategies
1. Segmen pasar yang belum
tereksplorasi
2. terbukanya segmen pasar baru 1. Membuat skema jadwal
1. Memasarkan produk ke produksi agar produksi
3. Kerjasama dengan food segmen baru meningkat
industry lain
2. Meningkatkan produksi 2. Mempelajari kemungkinan
4. Persepsi masyarakat saat ini produksi produk non-segar
mendorong permintaan naik
5. Pasar belum jenuh
Threat ST Strategies WT Strategies
1. Membuat catatan dan
meningkatkan pengertian atas
1. Memposisikan perusahaan
proses produksi dan variabel
1. Munculnya kompetitor sebagai bisnis yang sudah
pentingnya sehingga mampu
terpercaya dibandingkan
2. Fluktuasi harga bahan mengikuti teknologi baru.
kompetitor yang belum teruji
3. Fluktuasi harga produk 2. Mengantisipasi fluktuasi
2. Mengatisipasi fluktuasi harga
4. Teknologi maju harga dengan
bahan dengan perjanjian
mengembangkan lini
dengan supplier
produksi yang punya daya
simpan lebih lama
Universitas Indonesia
5.3.1 Keadaan
Operasi sehari-hari UJG melibatkan produksi jamur sesuai tahapan siklusnya,
yang dilakukan di bawah supervisi Guntur.
Pasteurisasi: dapat dilakukan pekerja atau Guntur sendiri. Proses diawasi dari
jam tercapainya suhu yang diinginkan, dan secara berkala untuk memastikan
tingkat air dalam drum masih cukup dan suhu tidak jatuh.
Peletakan bibit: untuk proses ini beberapa tenaga kerja khusus didatangkan,
yaitu tenaga kerja yang menurut Guntur lebih ahli dalam menebar bibit. Membuka
baglog dan memecahkan bentuk baglog dari solid menjadi remah dapat dilakukan
siapa saja, tanpa prosedur sanitasi terlebih dahulu. Lokasi pemecahan baglog,
wadah bibit dan alat yang dipakai tidak disanitasi. Dari poin ini hingga proses
selanjutnya tidak pernah ada tahap sanitasi sebelum memasuki kumbung.
Universitas Indonesia
Panen: dapat dilakukan oleh siapa saja setelah diajarkan caranya untuk
pertama kali. Hampir tidak ada pengawasan selain pada akhir panen untuk proses
sortir dan menghitung bobot panen.
5.3.2 Kelebihan
1. Operasi sudah efektif
3. Kualitas tinggi
5.3.3 Permasalahan
1. Efisiensi belum maksimal
Universitas Indonesia
satu ton per kumbung ukuran yang sama dengan bahan produksi tidak
jauh berbeda. UJG juga belum memaksimalkan jumlah produksi hingga
kapasitas maksimum. Kumbung sebagai aset UJG tidak dioperasikan
sepenuhnya, hanya 2 kumbung, meskipun bahan produksi dan tenaga
kerja tersedia.
Prosedur produksi dari awal sampai akhir bergantung pada ingatan dan
instruksi Guntur. Bahkan pekerja yang paling berpengalaman dapat
melakukan kesalahan, dan Guntur dapat lupa hal-hal yang perlu dilakukan
dalam produksi. Kebersihan pekerja saat memasuki kumbung tidak
dijaga. Penanganan produk yang benar, cara panen, dan setiap langkah
produksi tidak memiliki standar untuk mengarahkan.
UJG memiliki akses terhadap jerami, namun tidak ada pengaturan ruang
simpan, perencanaan pemesanan, maupun perencanaan penggunaan.
Prioritas utilisasi bahan juga tidak jelas. Permintaan dari petani mitra atas
stok jerami dapat mengubah siklus produksi yang sudah direncanakan.
Universitas Indonesia
5.3.4 Rekomendasi
1. Efisiensi belum maksimal
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Foto 5.3
Kegiatan produksi
Sumber: dokumentasi penulis
Universitas Indonesia
Keterangan: (a) Pengkondisian media tanam (b) meletakkan media di kumbung (c) pasteurisasi (d)
menyiapkan bibit (e) menebar bibit (f) panen.
5.4.1 Keadaan
Sumber daya manusia UJG terdiri atas pemilik, yaitu Guntur, anak ke-3 yang
memiliki minat berpartisipasi, dan tenaga kerja yang dipakai. Tenaga kerja dapat
dibedakan antara tenaga kerja membangun kumbung dan tenaga kerja produksi,
meskipun tak jarang ada pekerja yang bisa melakukan keduanya.
Pekerja kumbung umumnya berasal dari kampung sekitar lokasi. Pekerja inti,
yaitu pekerja yang sering dipakai dan sudah dipercaya pengalamannya umumnya
sudah pernah mencoba atau masih memproduksi jamur sendiri. Pekerja lain bisa
sekedar mencari tambahan pendapatan. Jika dibutuhkan, Guntur menghubungi
warga sekitar dan memberitahukan kebutuhan tenaga kerja. Pekerja yang berminat
dan disetujui Guntur akan melakukan kerja dengan sistem pembayaran sesuai
perjanjian, baik secara harian, per tahap, atau borongan dari awal persiapan media
sampai akhir panen. Yang paling sering dipakai adalah sistem harian.
Pekerja yang baru pertama kali langsung mulai dan belajar sambil jalan.
5.4.2 Kelebihan:
1. UJG mampu memanfaatkan SDM sekitar
5.4.3 Permasalahan
1. Ketidakstabilan persediaan SDM
Sistem kerja yang tidak memiliki kontrak dan dibayar harian bergantung
pada melimpahnya ketersediaan SDM di lingkungan usaha. Pada saat-saat
tertentu, contohnya pada musim panen padi, terjadi kelangkaan SDM
sehingga dapat menunda bahkan menghambat produksi.
Universitas Indonesia
Luka bakar
Jatuh
Universitas Indonesia
Saat ini tangan kanan pemilik adalah anak ke-3 yang masih berusia 18
tahun. Namun anak pemilik belum memiliki pengetahuan dan pengalaman
seluas pemilik. Jika pemilik sakit atau berhalangan proses produksi yang
sedang berjalan bisa berhenti begitu saja atau dilakukan dengan salah.
Universitas Indonesia
5.4.4 Rekomendasi
1. Ketidakstabilan persediaan SDM
5.5.1 Keadaan
Manajemen keuangan yang dilakukan UJG bersifat administratif: melakukan
pembayaran material, tenaga kerja dan pengeluaran kecil serta menerima
pendapatan.
5.5.2 Kelebihan
1. Kesederhanaan sistem pembayaran yang bersifat tunai mengeliminasi
komplikasi yang dapat terjadi dan tidak dapat diatasi oleh UJG.
Universitas Indonesia
5.5.3 Permasalahan
1. Tidak ada pembukuan maupun pencatatan transaksi keuangan yang
konsisten dan dapat diandalkan.
Utilisasi aset UJG masih dapat ditingkatkan, antara lain kumbung yang
menganggur dapat disewakan ke pihak lain sebagai sumber pendapatan
tambahan, blower dan drum dapat disewakan saat tidak dipakai ( dengan
siklus produksi 45 hari, utilisasi drum dan blower hanya sebanyak jumlah
kumbung yang berproduksi x 1 hari dalam 45 hari tersebut, sementara
hari-hari lainnya aset menganggur.).
Masalah ini umum terjadi pada petani dan pengusaha kecil yang tidak
memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan; tidak ada
perencanaan alokasi pendapatan yang diperoleh, tidak ditetapkan hierarki
prioritas yang jelas. Pengusaha sering merasa masih memiliki banyak
uang sehingga tidak menyadari bahwa untuk produksi selanjutnya sudah
tidak tersedia dana yang cukup untuk ekspansi bahkan untuk produksi.
5.5.4 Rekomendasi
Beberapa contoh rekomendasi untuk manajemen keuangan dapat dilihat di
lampiran 4.
Universitas Indonesia
5.5.5.1 Asumsi:
1. Periode analisis 3 tahun. Dari hasil wawancara dan beberapa literatur
terdapat beberapa opini yang berbeda mengenai usia kumbung, yaitu
antara 3 – 6 tahun. Penulis mengambil asumsi tiga tahun periode analisis
karena merupakan periode minimum masa produktif kumbung.
3. Modal awal berasal dari pengusaha. Nilai mark-up investasi awal sebesar
20% untuk mengantisipasi variasi.
4. Penyusutan kumbung dan alat produksi secara garis lurus dengan masa
pakai 3 tahun, semuanya dialokasikan ke overhead. Tidak ada nilai sisa
FA di akhir periode.
7. Inflasi 10% per tahun. Meskipun tingkat inflasi secara statistik jauh di
bawah 10%, pada kenyataannya harga barang-barang konsumsi
meningkat jauh lebih cepat dari tingkat tersebut. Baik bahan produksi
Universitas Indonesia
11. Tidak memiliki piutang (sistem cash & carry), maupun utang (modal
sendiri, pembayaran belanja secara tunai).
12. Persediaan akhir bahan baku sejumlah satu siklus produksi pada akhir
tahun.
13. Tidak ada persediaan akhir WIP dan barang jadi di setiap akhir tahun
(highly perishabile product)
14. Cost of Capital sebesar 25%, dengan inflasi 10% dan spread 15% sebagai
nilai wajar ekspektasi return investor atas investasi di bidang agribisnis.
15. Tenaga kerja yang dipakai seluruhnya masuk upah produksi. Tidak ada
produksi, tidak ada pengeluaran upah. Upah tidak langsung maupun
operasional tidak ada.
5.5.5.2 Analisis
Tabel perhitungan secara terperinci dapat dilihat di lampiran. Berikut
merupakan rangkuman analisis:
Dapat dilihat dari laporan laba rugi di tabel 5.6 bahwa usaha jamur merang
yang ditawarkan, berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan dan ceteris paribus,
menghasilkan keuntungan pada tahun pertama, kedua dan ketiga. Biaya yang
dikeluarkan perusahaan terdiri atas HPP, biaya operasi dan pajak. Dari laporan
keuangan ini diperoleh kesimpulan bahwa tujuan bisnis utama secara finansial,
yaitu memperoleh keuntungan, telah tercapai.
Universitas Indonesia
Tabel 5.6
Laporan laba rugi
Tabel 5.7
Arus kas, NPV, IRR, BC Ratio, PI dan Payback Period
BC Ratio 3,97207
PI 3,97207
Cumulative CF -18.007.800 53.330 23.502.280 53.520.424
Payback Period 363 hari
Sumber: olah data
Universitas Indonesia
1. Dengan biaya modal sebesar 25%, nilai bersih masa kini proyek ini adalah
sebesar Rp 26.817.722,-. Nilai NPV yang positif ini menunjukkan proyek
layak dijalankan.
4. Payback period kurang dari satu tahun, tepatnya 363 hari. Ini berarti
dengan proyeksi yang dibuat investor dapat mengharapkan investasi
awalnya kembali dalam waktu satu tahun.
5.6.1 Keadaan
Segmen pasar yang dijangkau UJG saat ini adalah pasar tradisional di wilayah
sekitar Cikarang – Cibitung – Bekasi dan segmen pasar jamur segar. Segmen
pasar yang potensial bagi UJG adalah pasar-pasar lain di wilayah Cikarang –
Cibitung – Bekasi yang belum dijangkau UJG. Dengan kemampuan produksi UJG
saat ini segmen pasar berbasis produk jenis lain belum siap dimasuki oleh UJG.
Universitas Indonesia
5.6.2 Kelebihan
1. Telah memiliki jalur distribusi produk yang solid, dengan bargaining
power cukup tinggi
5.6.3 Permasalahan
1. Produk yang ditawarkan hanya satu jenis
5.6.4 Rekomendasi
1. Produk yang ditawarkan hanya satu jenis
Universitas Indonesia
Pelajari proses perlakuan pasca panen yang lebih baik sehingga dapat
memperpanjang umur simpan jamur.
Universitas Indonesia
6.1 Kesimpulan
Dari observasi yang dilakukan penulis dan analisis yang dilaporkan pada
penelitian ini dapat dilihat bahwa Usaha Jamur Guntur merupakan bisnis kecil
yang meskipun memiliki banyak keterbatasan telah mampu sukses memproduksi
jamur dan bertahan selama bertahun-tahun. Dari tiap aspek manajerial yang
dianalisis diidentifikasi kelebihan-kelebihan manajemen UJG. Dari poin-poin
kelebihan ini dapat dipelajari poin-poin manajemen seperti apa yang kritis
diperlukan agar pengusaha jamur merang dapat sukses.
6.2 Saran
77
Kedalaman observasi terbatas pada internal UJG saja, padahal relasi dan
interaksi UJG dengan pengusaha lain, seperti kerjasama bisnis yang dapat
saling menguntungkan, atau ikatan masyarakat jamur, juga dapat
berpengaruh signifikan pada seluruh usaha,
Universitas Indonesia
Aditya, Rial dan Desi Saraswati. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. Penerbit
Swadaya,2011.
Hitt, M.A., Ireland, RD. & Hoskisson, RE. Strategic Management:
Competitiveness and Globalization 9th ed. Mason: Cengage Learning, 2011.
Ahlawat, O.P. dan R.P. Tewari. Cultivation Technology of Paddy Straw
Mushroom. National Research Centre for Mushroom (Indian Council of
Agricultural Research), 2007.
Anita Tripathy, T.K. Sahoo and S.R. Behera. Yield Evaluation of Paddy Straw
Mushrooms (Volvariella spp.) on Various Lignocellulosic Wastes. Botany
Research Intemational, 2011.
Asegab, Muad. Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Jamur Merang & Jamur Kuping.
Agromedia, 2011.
Baker, H. Kent, Powell, Garry. Understanding Financial Management: A
Practical Guide. Blackwell Publishing, 2005.
Carlos, Agripino Julian dan Dulce Salmones. Cultivos de Vorvariella Volvacea en
residuos de la cosecha de de platano y paja de cebada. Revista mexicana de
micologia, 2006.
Chang, S. T. dan W. A. Hayes. The Biology and Cultivation of Edible
Mushrooms. New York: Academic Press, 1978.
Chary, S.N.. Production and operations management. McGraw hill, 2009.
Ebert, R. J. & Griffin, R. W.. Business 6th ed. Upper Saddle River, NJ: Pearson
Prentice Hall, 2006
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Marketing Management 12th ed. Upper
Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall, 2006.
Madhevan, B. Operations Management: Theory and Practice 2nd edition.
Prentice Hall, 2009.
Malhotra, N.K. Marketing Research: An Applied Orientation, 4th ed., Prentice
Hall, New York, 2004.
Marshall, E & Nair, N.G. Make Money by Growing Mushrooms. FAO, 2009.
Mathis, R.L. & Jackson, J.H. Human Resource Management, 13th ed. Mason:
Cengage Learning, 2012.
Obst, W. J. & Graham, Rob. & Christie, Graham. Financial Management for
Agribusiness. Collingwood: Landlinks Press, 2007.
Onuoha C.I., Oyibo, G dan Ebibila Judith. Cultivation of Straw Mushroom
(Volvariella volvacea) Using Some Agro-Waste Material. Journal of American
Science, 2009.
Price, Alan. Human Resource Management 4th ed. UK: Cengage Learning, 2011.
Pride, William M., Hughes, Robert James, Kapoor, Jack R. Business. Mason:
Cengage Learning, 2010.
Redaksi trubus. Jamur Merang: 10 Hari Panen, Skala Rumah Tangga. Depok: PT
Trubus Swadaya, 2012.
Robbins, S. P., & Coulter, M. Management 11th ed. Upper Saddle River, N.J.:
Pearson Prentice Hall, 2012.
Sinaga, Meity. Budi Daya Jamur Merang. Penerbit Swadaya, 2011.
Terry, G.R. Priciples of Management. R.D. Irwin, 1997.
Werther,William B., & Davis Keith Human Resources and Personnel
Management 5th ed. McGraw-Hill, 1995.
Wesley John Obst, Rob Graham, Graham Christie. Financial Management for
Agribusiness. CSIRO Publishing, 2007.
Williamson, David, Cooke, Peter, Jenkins, Wyn, Moreton,Keith Michael.
Strategic Management and Business Analysis 1st ed. Butterworth-Heinemann,
2004.
Studi Tentang Industri dan Pemasaran Jamur Segar & Jamur Olahan di
Indonesia, 2008. Rawamangun: PT Corinthian Infopharma Corpora, 2008.
http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1087
organikganesha.com/tag/sewa-kumbung/
http://www.trubus-online.co.id/arsip/4028-jamur-merang-pasar-menanti-
pasokan.html
Universitas Indonesia
Alat Produksi
11 Drum pcs 100.000 3 300.000 360.000
12 Palu pcs 16.000 2 32.000 38.400
13 timbangan 50 kg pcs 100.200 1 100.200 120.240
14 termometer pcs 20.000 1 20.000 24.000
15 blower pcs 300.000 1 300.000 360.000
16 pipa besi meter 50.000 5 250.000 300.000
17 cangkul pcs 100.000 1 100.000 120.000
18 keranjang lengkeng pcs 5.000 8 40.000 48.000
19 Sprayer pcs 300.000 1 300.000 360.000
20 terpal pcs 265.000 2 530.000 636.000
1.972.200 2.366.640
Jumlah 15.006.500 18.007.800
PROYEKSI PRODUKSI DAN PENJUALAN
Uraian 0 th. 1 th. 2 th.3
Volume produksi per siklus 240
Nilai buku
Bangunan 15.641.160 10.427.440 5.213.720 0
Peralatan 2.366.640 1.577.760 788.880 0
Total 18.007.800 12.005.200 6.002.600 0
Universitas Indonesia
FOH
Uraian th. 1 th. 2 th.3
Upah tidak langsung 0 0 0
Biaya Listrik 100.000 110.000 121.000
Biaya Air 50.000 55.000 60.500
Biaya telekomunikasi 50.000 55.000 60.500
Total 200.000 220.000 242.000
Biaya per tahun 2.400.000 2.640.000 2.904.000
Biaya penyusutan 6.002.600 6.002.600 6.002.600
Total per tahun 8.402.600 8.642.600 8.906.600
BIAYA OPERASI
th. 1 th. 2 th.3
Upah operasional 0 0 0
Biaya telekomunikasi 100.000 110.000 121.000
Biaya lain-lain 100.000 110.000 121.000
Total 200.000 220.000 242.000
Total per tahun 2.400.000 2.640.000 2.904.000
HPP
th. 1 th. 2 th.3
Bahan baku
Persediaan Awal 0 1.505.000 1.655.500
Pembelian 13.545.000 13.394.500 14.733.950
Persediaan Akhir 1.505.000 1.655.500 1.821.050
Pemakaian 12.040.000 13.244.000 14.568.400
Upah Langsung 3.200.000 3.520.000 3.872.000
FOH 8.402.600 8.642.600 8.906.600
Universitas Indonesia
MODAL KERJA
th. 1 th. 2 th.3
Piutang Usaha 0 0 0
Persediaan
-bahan baku 1.505.000 1.655.500 1.821.050
-WIP 0 0 0
-BJ 0 0 0
Total 1.505.000 1.655.500 1.821.050
Utang Usaha 0 0 0
PENILAIAN KEUANGAN
th. 0 th. 1 th. 2 th.3
CASH INFLOW
EBIT (1-T) 13.563.530 17.596.850 22.360.044
+ Depresiasi 6.002.600 6.002.600 6.002.600
Nilai Sisa
Fixed Asset 0
Modal Kerja 1.821.050
Total Cash Inflow 19.566.130 23.599.450 30.183.694
BC Ratio 3,97207
PI 3,97207
Cummulative CF 18.007.800 53.330 23.502.280 53.520.424
Payback Period 363 hari
Universitas Indonesia
Pengeluaran
Pembayaran Tunai 13.545.000 13.394.500 14.733.950
Utang Usaha 0 0 0
Upah langsung 3.200.000 3.520.000 3.872.000
Biaya FOH 2.400.000 2.640.000 2.904.000
Biaya Operasional 2.400.000 2.640.000 2.904.000
Biaya bunga 0 0 0
Cicilian 0 0 0
Pajak 0 713.870 926.150
Biaya Provisi 0 0 0
Investasi Fixed Asset 18.007.800
Jumlah 18.007.800 21.545.000 22.908.370 25.340.100
Financing
Investasi
Pinjaman 0 0 0
Modal Sendiri 18.007.800 0 0 0
Modal Kerja
Pinjaman 0 0 0
Modal Sendiri 1.505.000 150.500 165.550
Total Financing 18.007.800 1.505.000 150.500 165.550
Kas Akhir 0 20.280.000 44.091.730 72.705.068
Universitas Indonesia
BALANCE SHEET
0 th. 1 th. 2 th.3
HARTA
HARTA LANCAR
Kas 0 20.280.000 44.091.730 72.705.068
Piutang Usaha 0 0 0 0
Persediaan Bahan Baku 1.505.000 1.655.500 1.821.050
Lain-lain 0 0 0 0
Jumlah Harta Lancar 0 21.785.000 45.747.230 74.526.118
HARTA TETAP
Bangunan 15.641.160 15.641.160 15.641.160 15.641.160
Peralatan 2.366.640 2.366.640 2.366.640 2.366.640
Nilai perolehan 18.007.800 18.007.800 18.007.800 18.007.800
Akumulasi Biaya Penyusutan -6.002.600 -12.005.200 -18.007.800
Harta Tetap (Net) 18.007.800 12.005.200 6.002.600 0
EKUITAS
Modal Sendiri 18.007.800 19.512.800 19.663.300 19.828.850
Sisa Laba (Rugi) 0 13.563.530 31.160.380
Laba (Rugi) Tahun Berjalan 0 13.563.530 17.596.850 22.360.044
Total Ekuitas 18.007.800 33.076.330 50.823.680 73.349.274
TOTAL UTANG DAN 18.007.800 33.790.200 51.749.830 74.526.118
EKUITAS
Cek Balance 0 0 0 0
RASIO PROFITABILITAS
th. 1 th. 2 th.3
ROE 41,01% 34,62% 30,48%
ROA 40,14% 34,00% 30,00%
Gross profit margin 41,36% 45,44% 49,16%
Net Profit margin 33,64% 37,79% 41,57%
Universitas Indonesia
SOP #1 –Pengolahan Media
Tujuan: Mempersiapkan media untuk dikompos
Metode:
1. Taruh jerami di lokasi pengomposan
2. Taburkan dedak 50 kg per 400 ikat jerami pada ketebalan jerami 30 cm
3. Siram media
SOP #2 –Pasteurisasi
Tujuan: Mensterilkan kumbung sebelum ditanam bibit
Metode:
1. Isi drum dengan air setengah penuh. Tutup lubang masuk air sehingga udara
hanya bisa keluar melalui pipa yang terhubung ke kumbung
2. Periksa kumbung, pastikan tidak ada lubang bagi udara keluar
3. Periksa sambungan antara drum ke kumbung, pastikan tersambung dengan
baik
4. Nyalakan api hingga menjadi cukup besar dengan bantuan blower
5. Jaga nyala api tetap besar
6. Setelah satu jam periksa suhu kumbung di bagian terjauh dari sumber uap
7. Pertahankan suhu di atas 70°C selama 8 jam sejak suhu mencapai 70°C
8. Jaga tingkat air dalam drum, ukur dengan mencelupkan kayu ke dalam drum
SOP #3 – Panen
Tujuan: Melakukan panen dengan baik dan aman
Metode:
1. Bersihkan badan sebelum masuk kumbung.
2. Gunakan pakaian yang menyerap keringat, nyaman, tidak licin dan cocok
untuk ruang panas.
3. Berada di dalam kumbung maksimal 1 jam tanpa istirahat, harus diseling
dengan istirahat minimal 5 menit per jam
4. Minum air minimal satu gelas (250ml) per jam
5. Tidak memaksa diri jika sudah kecapekan.
6. Panen menggunakan wadah yang ditentukan
7. Melakukan panen dengan gerakan memutar dan mencabut jamur dengan
sesedikit mungkin mengganggu miselium
Universitas Indonesia