Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE (ANC)

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas)

Disusun oleh:
RIANI SITI NASYRIAH
221FK09018

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
A. Konsep Persalinan

a. HPHT

HPHT merupakan metoda untuk menghitung estimasi usia


kehamilan berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir. Metode ini
direkomendasikan untuk calon ibu yang memiliki siklus haid yang
teratur (28 hari) dan tidak bisa dipraktikkan calon ibu dengan siklus
haid kurang atau lebih dari 28 hari. HPHT digunakan salah satunya
pada rumus Naegele’s rule dalam perhitungan usia kehamilan untuk
menentukan hari perkiraan lahir (HPL) (Siti Tyastuti, 2016).
b. Presentasi Janin

Presentasi janin untuk menentukan bagian janin yang ada di


bagian bawah Rahim, dapat diketahui pada saat palpasi atau
pemeriksaan dalam. Diantaranya: presentasi kepala, presentasi
bokong, presentasi bahu, dll. Dalam persalinan normal, presentasi
janin adalah belakang kepala (ubun-ubun kecil dalam posisi
transversal pada saat masuk pintu atas panggul, dan posisi anterior
pada saat melewati pintu tengah panggul. Beberapa jenis presentasi
kepala:
- Oksipital Fleksor: Posisi optimal dan paling sering untuk
persalinan. Leher agak tertekuk dengan bagian belakang kepala
ke depan, titik utamanya adalah ubun-ubun kecil.
- Ekstensor kepala Anterior (posterior parietal): bergerak di
sepanjang jalan lahir dengan sebagian besar titik utama nya
adalah sebagian besar kepala fontanel besar.
- Ekstensor Frontal: leher janin tidak terikat, menggerakkan dahi
ke depan, dapat menjadi indikasi operasi SC
- Extensi wajah: posisi paling berbahaya, leher janin tidak
terikat, wajah menghadap ke pintu keluar persalinan, titik
utama nya adalah dagu, resiko cedera pada leher bayi sangat
tinggi.
c. Gravida

Gravida adalah jumlah total kehamilan ibu, termasuk


kehamilan intrauterine normal dan abnormal, abortus, kehamilan
ektopik, dan mola hidatidosa (Sulastri et al., 2019). Gravida
merupakan ibu hamil yang biasanya disimbolkan dengan huruf G pada
status gravida. Berdasarkan jumlahnya, kehamilan dibedakan menjadi:
- Primigravida: wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
- Multigravida: wanita yang hamil dan sebelumnya sudah
pernah hamil sedikitnya dua kali.
- Nulipara: ibu yang belum pernah melahirkan bayi untuk pertama
kali.

- Para: ibu yang melahirkan bayi dan mampu hidup di luar


kandungan.

- Primipara: ibu yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama


kali.

- Multipara (pleura) adalah seorang ibu yang pernah melahirkan


bayi

d. Partus

Ibu hamil harus mengetahui kapan Hari Pertama Haid Terakhir


(HPHT). Hal tersebut agar dapat diketahui kapan taksiran persalinan
atau taksiran partus (TP) dari ibu hamil tersebut. Rumus Naegle
merupakan rumus standar yang digunakan untuk mengetahui taksiran
partus (TP),yaitu:
- (HPHT + 7 hari) (bulan – 3 bulan) (tahun + 1 tahun) antara
bulan april sampai juli, atau
- (HPHT + 7 hari) (bulan + 9). (antara bulan Agustus dan maret)

e. Abortus
Abortus atau aborsi adalah penghentian kehamilan spontan
atau elektif. Aborsi disebut sebagai induksi, elektif, terapeutik dan
spontan (Chapman & Durham, 2010) dalam (Kartajin, 2017). Aborsi
adalah penghentian medis atau bedah kehamilan sebelum viabilitas
janin (kemampuan janin untuk hidup diluar kandungan).
- Aborsi elektif adalah pemutusan kehamilan sebelum viabilitas
janin atas permintaan wanita tetapi tidak untuk alasan
kesehatan gangguan ibu atau penyakit janin.
- Aborsi terapeutik adalah terminasi kehamilan untuk indikasi
medis ibu yang serius atau anomaly janin yang serius.,
- Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi tanpa medis atau alat
mekanis atau disebut juga keguguran.
Faktor risiko terjadinya Abortus meliputi :

- Usia

- Paritas ibu

- Riwayat abortus

- Infeksi selama kehamilan


- Merokok

- Pengonsumsian alkohol, kafein

- Diabetes mellitus

- Hipertensi

- Rendahnya sosial ekonomi

- Toksin seperti arsen, dll.

Faktor usia merupakan salah satu faktor yang paling


berpengaruh terhadap terjadinya abortus. Abysena et al menyatakan
bahwa usia ibu yang lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor
risiko dari terjadinya abortus spontan, karena usia yang rentang
terhadap kehamilannya dan juga lemahnya kandungan pada janin sang
ibu.
f. Usia Kehamilan

Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9


bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Menurut
Chapman & Durham, 2010 dalam (Kartajin, 2017), kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester, yaitu:
- Trimester I : HPHT s.d. 12 minggu kehamilan

- Trimester II : 13 minggu s.d. 27 minggu kehamilan

- Trimester III: 28 minggu s.d. 40 minggu kehamilan

Usia kehamilan yang matur atau normal adalah antara 37 – 41


minggu. Jika usia kehamilan antara 32 – 36 minggu, maka
kehamilannya adalah kehamilan prematur. Jika usia kehamilan lebih
dari 42 minggu, maka kehamilannya adalah kehamilan postmatur atau
serotinus.
g. Tanda Kehamilan

1) Tanda dugaan kehamilan/ presumptive

- Amenore (tidak dapat haid)

Amenore merupakan kondisi dimana wanita tidak mengalami


haid. Gejala ini dapat menjadi tanda dan gejala dari kehamilan.
Tanggal hari pertama menstruasi terakhir adalah penanda untuk
menentukan tanggal taksiran persalinan (Maryam, Siti Tyastuti, & Nur
Djanah, 2018).
Akan tetapi semua tidak menjadikan tanda dan gejala pasti
kehamilan, amenore juga dapat terjadi pada wanita lain. Biasanya
amenore primer diakibatkan oleh kelainan anatomi seperti obstruksi
jalan lahir distal, kelainan pembentukan duktus miller, stenosis
serviks,adhesi intra uteri, kelainan hormonal seperti
Hipergonadotropik Hipogonadisme (Kegagalan ovarium prematur/
Premature Ovarian Failure) dan defek kromosom (Ramadhina, 2015).
Sedangkan penyebab dari amenorea sekunder adalah
hiperprolaktinemia , penurunan BB, dan prolactin-secreting tumor,
sindrom ovarium polikistik (SOP , insensitivitas hipotalamushipofisis,
dan gagal gonad primer (ovarium). Penyebab amenore adalah
kegagalan hipotalamus melepaskan gonadotropin releasing hormone
oleh kelenjar hipofisis, sehingga selanjutnya menyebabkan jumlah
estrogen yang disekresi ovarium sedikit (Kurniawan, 2016)
- Mual dan muntah

Mual muntah biasanya terjadi pada ibu hamil, terutama pada


bulan pertama hingga bulan terakhir trimester pertama dan sering
terjadi pada pagi hari. Hal tersebut membuat gejala mual muntah pada
ibu hamil disebut juga dengan “morning sickness” (Maryam et al.,
2018). Mual muntah pada kehamilan biasanya diakibatkan oleh
perubahan hormonal yaitu peningkatan konsentrasi human Chorionic
gonadotropin, perubahan fisiologis dalam pencernaan, peningkatan
berat masalah genetic placenta, system vestibular, umur ibu, ,
psikologis dan riwayat hiperemesis gravidarum (Bingan, Soeharyo
Hadisaputro, & Ida Ariyanti, 2016). Akan tetapi mual muntah
bukanlah tanda gejala pasti kehamilan, karena mual muntah dapat
terjadi pada setiap orang dan dapat diakibatkan oleh penyebab
patologis lain. Estrogen dan progesteron dapat menyebabkan
pengeluaran asam lambung (Andriani, 2017).
- Mengidam (ingin makanan khusus)

Mengidam merupakan salah satu tanda gejala kehamilan yang


sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, Namun gejala ini
bersifat sementara dan akan menghilang dengan semakin tuanya usia
kehamilan (Maryam et al., 2018)
- Anoreksia (tidak ada selera makan)

Selera makan yang hilang dapat menjadi gejala kehamilan.


Gejala ini biasanya berlangsung di triwulan pertama tetapi akan
menghilang dengan semakin tuanya kehamilan. (Maryam et al., 2018).
Anoreksia biasanya muncul akibat adanya mual muntah.
- Mamae menjadi tegang dan membesar
Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada payudara, hal
tersebut dikarenakan saat hamil terjadi perubahan pada hormon
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara. Selain itu, hormon laktogen plasental dan prolactin juga
ikut terlibat (Fahruddin, 2018).
- Sering buang air kecil

Sering BAK biasanya diakibatkan oleh kandung kemih


tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini biasanya
dirasakan ibu hamil pada trimester 1 dan trimester 3.dan akan hilang
pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini bisa
kembali terjadi dikarenakan kandung kemih tertekan oleh kepala janin
yang sudah memasuki rongga panggul (Maryam et al., 2018).
- Konstipasi atau obstipasi

Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada hormone


steroid. Hormon tersebut dapat menyebabkan tonus otot usus menurun
sehingga ibu hamil mengalami konstipasi(Maryam et al., 2018)
- Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Kehamilan dapat menyebabkan beberapa perubahan pada


sistem integumen seperti hiperpigmentasi areola mammae, genital,
chloasma, serta linea alba akan berwarna. Hiperpigmentasi biasanya
terjadi karena adanya peningkatan kadar serum MSH, estrogen atau
progesteron.. Estrogen dapat meningkatkan produksi melanin oleh
melanosit. Gejala ini biasanya dimulai dari trimester pertama
kehamilan, dan terjadi di area yang sudah berpigmen (Vora et al.,
2014) (Maryam et al., 2018)
- Epulis

Epulis gravidarum adalah suatu lesi yang timbul pada trimester


pertama kehamilan secara dengan cepat dan jinak. Tanda dari epulis
gravidarum adalah lesi berwarna merah cerah. Epulis dapat terjadi
akibat perubahan hormonal yaitu meningkatnya kadar hormon
estrogen dan progesteron. Peningkatan produksi hormon estrogen dan
progesteron dapat mengubah komposisi mikrobiota biofilm, biologis
jaringan gingiva dan pembuluh darah.(Maryam et al., 2018)(Soulissa,
2014)

- Varises (pemekaran vena-vena)


Pengaruh hormon estrogen dan progesteron dapat
menyebabkan berbagai perubahan pada ibu hamil salah satunya
adalah pembesaran pembuluh vena. Pembesaran pembuluh vena atau
varises biasanya terjadi di eksterna, kaki, sekitar genetalia dan betis
serta payudara.(Maryam et al., 2018)
2) Tanda kemungkinan kehamilan (probable)

- Perut membesar

Kehamilan dapat menyebabkan perut membesar. Biasanya


perut membesar terjadi pada usia kehamilan lebih dari 14 minggu, hal
tersebut dikarenakan adanya massa (Maryam et al., 2018)
- Uterus membesar

Penyebab pembesaran dan penebalan uterus adalah adanya


peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hipertrofi otot,
hyperplasia otot dan perkembangan desidua (Ardiani, 2013)
- Tanda Hegar

Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada rahim seperti


perubahan konsistensi rahim menjadi lunak terutama daerah isthmus.
Pada minggu-minggu pertama, isthmus uteri mengalami mengalami
perubahan yaitu hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi isthmus
tersebut terjadi pada triwulan pertama yang menyebabkan isthmus
menjadi panjang dan lebih lunak (Maryam et al., 2018)
- Tanda Chadwick

Tanda chadwick adalah perubahan warna vulva, vagina, dan


serviks menjadi kebiruan atau keunguan. Biasanya perubahan warna
tersebut diakibatkan oleh pengaruh hormon estrogen (Maryam et al.,
2018)
- Tanda Piskacek

Tanda Piscaseck merupakan pembesaran uterus yang tidak


simetris. Biasanya terjadi akibat ovum berimplantasi pada daerah
dekat dengan kornu yang menyebabkan daerah tersebut berkembang
lebih dulu. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu
bagian. (Maryam et al., 2018)

- Tanda Braxton Hicks


Tanda Braxton Hicks adalah kontraksi pada uterus bila
dirangsang (Maryam et al., 2018) Braxton-Hicks sering disebut juga
kontraksi palsu dan dapat menyebabkan rasa sakit ringan di bagian
perut, tidak teratur. Biasanya tanda ini akan hilang jika ibu hamil
duduk atau istirahat (Prameswari & Zahra Ulfah, 2019)
- Teraba Ballotement

Ballotement merupakan fenomena pantulan balik atau bandul.


Biasanya ballotement menjadi tanda adanya janin di dalam uterus
(Maryam et al., 2018)
- Reaksi Kehamilan Positif

Hormon HCG atau Human Chorionic Gonadotropin


merupakan ciri khas yang sering dipakai untuk menentukan kehamilan
muda. Tes ini biasanya menggunakan air kencing pertama pada pagi
hari. Dan dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini
mungkin. (Maryam et al., 2018)
3) Tanda pasti kehamilan (objective)

- Gerakan janin yang dapat dirasakan, dilihat, atau diraba juga bagian-
bagian janin.

- Denyut jantung janin

Denyut jantung janin atau DJJ dapat:

● Didengar dengan menggunakan stetoskop monoral laennec.

● Dicatat dan didengar dengan alat doppler

● Dicatat dengan fotoelektrokardiograf,

● Dilihat pada ultrasonografi.

- Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen (Maryam et al., 2018)

h. Taksiran Partus

Taksiran partus adalah perkiraan hari perkiraan lahir berdasarkan usia


kehamilan. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memperkirakan hari persalinan. Metode pertama adalah dengan menghitung
HPHT. HPHT dapat menjadi dasar bagi dokter untuk menentukan usia
kehamilan, dari usia kehamilan dapat diperkirakan kapan perkiraan lahir.
Meski demikian, metode ini memiliki tingkat akurasi yang kurang kuat.
Perkiraan dapat melesat hingga 7 hari.
Metode lainnya adalah dengan menggunakan alat ultrasonografi
(USG). Melalui USG, dokter dapat mengetahui kondisi janin dengan lebih
detail dan menyeluruh. Dari hasil observasi tersebut, dokter dapat
memperkirakan dengan lebih akurat waktu perkiraan lahir bayi. Dengan
USG, dokter juga dapat mengetahui gerak janin, dan tinggi puncak rahim. Hal
ini membuat dokter lebih akurat dalam memperkirakan persalinan, terlebih
jika HPHT tidak diketahui.
i. Antenatal Care

● Pengertian antenatal care adalah perawatan yang diberikan pada ibu


selama masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Prawirohardjo, 2008). Pelayanan kesehatan ibu hamil
tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan,nifas dan bayi
baru lahir.Pelayanan Antenatal Terpadu merupakan pelayanan
komprehensif dan berkualitas mencakup pelayanan promotif,
preventif,kuratif dan rehabilitatif yang meliputi pelayanan
KIA,gizi,penyakit menular, PTM, KtP selama kehamilan, yang
bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan
bayi yang sehat.
● Sasaran dari Pelayanan Antenatal adalah Semua ibu hamil dan
suami/keluarga diharapkan ikut serta minimal 1 kali pertemuan. Untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar
minimal 4 kali selama kehamilan.
Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut.

1) 1 kali pada trimester pertama, yaitu sebelum usia kehamilan 14


minggu

2) 1 kali pada trimester kedua, yaitu selama umur kehamilan 14–28


minggu

3) 2 kali pada trimester ketiga, yaitu selama kehamilan 28–36 minggu

dan setelah umur kehamilan 36 minggu Pelayanan antenatal bisa


lebih dari 4 kali bergantung pada kondisi ibu dan janin yang
dikandungnya. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir

● Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi


kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir
serta ibu nifas. Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan
harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal,
mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu
hamil dan melaksanakan rujukan dengan cepat dan tepat sesuai
dengan indikasi medis, dan dengan melakukan intervensi yang
adekuat diharapkan ibu hamil siap menjalani persalinan. Setiap
kehamilan dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami
penyulit atau komplikasi.
● Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin,
sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang
berkualitas seperti
1) memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi
agar kehamilan berlangsung sehat;
2) melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan; 3) menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;
4) merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi;
5) melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan;

6) melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga


kesehatan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
apabila terjadi penyulit/komplikasi.
● Jenis Pelayanan
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten, yaitu dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, misalnya terjadi kasus kegawatdaruratan
maka dapat dilakukan kolaborasi atau kerja sama dengan tenaga
kesehatan yang kompeten. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari:
1) Anamnesis Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesis,
yaitu sebagai berikut.
a) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat
kehamilan yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya dan riwayat penyakit yang diderita ibu.
b) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat
ini.
c) Menanyakan tanda bahaya yang terkait dengan masalah
kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
1. Muntah berlebihan, pusing, sakit kepala menetap,
perdarahan, sakit perut hebat, demam, batuk lama,
berdebar-debar, cepat lelah, sesak napas atau sukar
bernapas, keputihan yang berbau, gerakan janin
2. Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah,
menarik diri, bicara sendiri, tidak mandi, dan
sebagainya.
3. Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama
kehamilan.

4. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.

5. Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.

6. Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi g)

● Pemeriksaan Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu,


meliputi berbagai jenis pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum
(fisik) dan psikologis Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu,
meliputi berbagai jenis pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum
(fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu hamil. Pemeriksaan
laboratorium/penunjang dapat dikerjakan laboratorium sederhana (Hb,
Protein urine dan reduksi). Apabila di fasilitas tidak tersedia,tenaga
kesehatan harus merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi.
● Komunikasi,Informasi, dan Edukasi ( KIE ) yang Efektif KIE efektif termasuk
konseling bagian pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak
pertama untuk membantu ibu hamil mengatasi masalahnya

B. Perubahan Anatomi dan fisiologi kehamilan

a. Sistem reproduksi wanita

i. Vagina dan vulva

Akan muncul tanda chadwick, yaitu kebiruan pada


vulva, vagina, dan serviks (leher rahim) yang terjadi
akibat peningkatan vaskularisasi dan hyperemia.
ii. Serviks uteri

Tanda Goodell muncul akibat peningkatan


vaskularisasi yang menyebabkan serviks uteri menjadi
lebih lunak. Kelenjar endoservikal akan membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus.
1. Uterus

Ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan


adalah 30x25x20 cm dengan kapasitas 4000 cc,
yang memungkinkan adekuatnya pertumbuhan
janin. Pada masa kehamilan rahim akan
mengalami pembesaran yang terjadi akibat
hipertrofi dan hiperplasia otot, serabut-serabut
kolagennya menjadi higroskopik, dan
endometrium menjadi desidua. Pada akhir
kehamilan uterus akan terus membesar dalam
rongga pelvis dan seiring perkembangannya
uterus akan menyentuh dinding abdomen,
mendorong usus ke samping dan ke atas, terus
membesar hingga menyentuh organ hati.
Pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah
kanan yang disebabkan oleh adanya
rektosigmoid di daerah kiri pelvis.
2. Ovarium

Ovulasi akan berhenti selama kehamilan. Pada


awal kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatum dengan diameter sebesar
3 cm. Setelah plasenta terbentuk, korpus luteum
graviditatum mengecil dan korpus luteum akan
mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron.
iii. Payudara

Ukuran mamae akan semakin membesar pada trimester


III. pada usia kehamilan 32 minggu , akan keluar cairan
putih seperti air susu yang sangat encer. Pada usia
kehamilan dari 32 minggu sampai kelahiran bayi,
cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan
banyak mengandung lemak, cairan tersebut disebut
kolostrum.
b. Sistem Kardiovaskuler

Denyut nadi istirahat pada seseorang yang sedang


hamil akan meningkat 10 hingga 15 kali per menit akibat letak
diafragma yang meningkat dan jantung akan bergeser ke kiri
dan ke atas. Selama kehamilan akan terjadi peningkatan
leukosit sebesar 5000-12.000 dan puncak peningkatan leukosit
terjadi pada masa nifas, yaitu peningkatan sebanyak 14.000
hingga 16.000. Pada trimester ke-3, akan terjadi peningkatan
granulosit, limfosit, dan monosit.
c. Sistem pernapasan

Nafas pada ibu hamil akan pendek dan ibu hamil akan
mengalami keluhan sesak napas. Keluhan ini timbul akibat
pembesaran ukuran uterus yang mengakibatkan diafragma
tertekan.
d. Sistem urinari

Pada masa kehamilan, ginjal akan menyaring darah


hingga 30-50% peningkatan volume darah yang terjadi akibat
kehamilan, dan puncaknya terjadi pada usia kehamilan
memasuki usia 16-24 minggu hingga sesaat sebelum
persalinan. Pada ibu hamil juga akan ditemukan keluhan
seringnya berkemih, hal ini terjadi akibat adanya penekanan
kandung kemih oleh pembesaran uterus.
e. Sistem endokrin

Penghasilan hormon estrogen dan progesteron akan


dilakukan oleh plasenta. Kelenjar tiroid akan bekerja lebih
aktif yang menyebabkan peningkatan denyut jantung, keringat
berlebihan, dan perubahan suasana hati. Kelenjar tiroid juga
akan mengalami perbesaran hingga 15 mL pada saat
persalinan akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi. Kelenjar paratiroid juga akan meningkat
ukurannya akibat peningkatan kebutuhan kalsium janin pada
usia
kehamilan 15-35 minggu. Pankreas juga akan menghasilkan
insulin yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi
yang meningkat pada masa kehamilan.
f. Sistem Muskuloskeletal

Pada masa kehamilan terjadi peningkatan estrogen,


progesteron, dan elastin yang menyebabkan kelemahan
jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian. Postur tubuh
ibu hamil akan mengalami perubahan secara bertahap akibat
perubahan bentuk pada bagian abdomen, sehingga
menyebabkan bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
g. Sistem Gastrointestinal

Keluhan konstipasi umum ditemukan pada ibu hamil,


hal ini terjadi akibat pembesaran rahim yang menekan rektum
dan usus bagian bawah. Mual dan muntah juga menjadi salah
satu keluhan umum pada ibu hamil, hal ini terjadi akibat durasi
makanan didalam lambung akan memanjang dan arena
relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang
memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke
kerongkongan.
h. Sistem Integumen

Hiperpigmentasi pada ibu hamil terjadi akibat


pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone di
Lobus Hipofisis anterior dan kelenjar suprarenalis. Linea alba
merupakan garis putih tipis yang membentang dari simfisis
pubis sampai umbilikus, dan dapat berubah menjadi gelap
yang biasa disebut Linea Nigra. Pada ibu hamil juga biasa
ditemukan striae gravidarum yang merupakan renggangan
yang dibentuk akibat serabut-serabut elastin dari lapisan kulit
terdalam terpisah dan putus yang dapat mengakibatkan rasa
gatal. Kulit perut juga mengalami peradangan sehingga
tampak retak-retak, warna agak hiperemia dan kebiruan yang
disebut striae lividae.
i. Sistem metabolisme
Basal Metabolic Rate (BMR) pada ibu hamil akan
meningkat hingga 15- 20% pada triwulan terakhir. Pada
kegiatan sehari-hari lemak ibu akan dipakai untuk memenuhi
kebutuhan kalori. BMR akan kembali setelah lima atau enam
hari pasca partum. Peningkatan BMR terjadi akibat
peningkatan kebutuhan oksigen untuk janin, plasenta, uterus
serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja
jantung ibu. Perubahan metabolisme pada masa kehamilan
merupakan perubahan mendasar yang terjadi akibat
peningkatan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.
C. Masalah yang dialami selama kehamilan
Menurut Paulman et al., (2016) menyebutkan bahwa terdapat
beberapa permasalahan medis yang mungkin terjadi selama kehamilan,
dan masalah tersebut perlu dideteksi dan dilakukan penanganan untuk
mencegah angka mortalitas ibu hamil meningkat.
1. Masalah penyakit Infeksi

Beberapa penyakit infeksi yang sering ditemukan selama


kehamilan diantaranya ISK, Cystitis, hepatitis virus A,B,C, HIV,
Herpes, Sifilis, TBC. Campak.
2. Gangguan kardiovaskular

Gangguan kardiovaskuler selama kehamilan yang sering


dialami yaitu hipertensi kronis. Hipertensi kronis (CH) diperkirakan
terjadi pada 3-5% dari semua kehamilan. Faktor risiko utama
termasuk usia ibu lanjut dan obesitas. Modifikasi gaya hidup perlu
dilakukan seperti manajemen berat badan dan adaptasi diet sehat perlu
dipelajari dan di diajarkan selama kehamilan.
Penatalaksanaan hipertensi kronis pada ibu selama kehamilan
dapat dilakukan dengan pengobatan antihipertensi ketika tekanan
darah secara konsisten berada pada 150 mmHg untuk tekanan sistolik
dan 100 mmHg untuk tekanan diastolik. Ibu hamil dengan hipertensi
kronis direkomendasikan untuk melakukan kunjungan prenatal lebih
sering untuk memantau tekanan darah, protein urin, tinggi fundus,
gejala ibu, dan pengawasan kesejahteraan janin (Braunthal &
Brateanu, 2019).
3. Gangguan pembekuan darah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tromboemboli


vena menyebabkan setidaknya 0, 1% kesulitan dalam kehamilan yang
berujung kematian. Faktor resiko dari
tromboemboli vena ini diantaranya kehamilan, BMI 30, Usia 35
tahun, Diabetes, infeksi, dehidrasi, imobilisasi, merokok.
4. Gangguan Hematologi

Gangguan hematologi pada ibu hamil biasanya adalah anemia.


Perubahan hematologi selama kehamilan meliputi anemia fisiologi,
neutrofilia, trombositopenia ringan. CDC mendefinisikan anemia pada
kehamilan sebagai kadar hemoglobin dibawah 11 g/dL pada trimester
pertama dan ketiga dan di bawah 10,5 g/dL pada trimester kedua .
Kekurangan zat besi yang berat pada ibu hamil dapat
mengakibatkan penurunan cadangan zat besi pada janin dan bayi yang
dilahirkan, yang merupakan predisposisi untuk mengalami anemia
defisiensi zat besi pada masa bayi (Tanziha et al., 2016).
5. Gangguan endokrin

Beberapa gangguan endokrin yang terjadi selama kehamilan


diantaranya diabetes pregestasional, dan tiroid. Masalah gangguan
tiroid pada masa kehamilan merupakan masalah gangguan endokrin
kedua setelah diabetes pregestasional. Masalah hipotiroidisme sering
ditemukan pada ibu hamil dan dapat menyebabkan defisit
neurokognitif pada janin dan kelahiran prematur.
Hipertiroidisme juga dapat ditemukan pada masa kehamilan
namun presentasi kejadiannya lebih rendah dibandingkan
hipotiroidisme yaitu 0,2%. Jika tidak diobati selama kehamilan,
hipertiroidisme menyebabkan peningkatan risiko keguguran, solusio
plasenta, hipertensi, gondok janin, dan hambatan pertumbuhan.
6. Gangguan pernafasan

a. Asma

Asma adalah gangguan pernapasan paling umum yang menjadi


penyulit kehamilan. Terapi farmakologis untuk asma bertujuan untuk
mengontrol gejala. Kehamilan yang disertai asma secara signifikan
tidak memiliki efek yang buruk pada pertumbuhan dan perkembangan
janin.
b. ISPA

ISPA dapat terjadi terutama pada ibu dengan riwayat merokok.


Merokok dapat menyebabkan kejadian bronkitis dan pneumonia lebih
tinggi pada ibu hamil. Streptococcus dan Mycoplasma pneumoniae
adalah organisme umum yang menyebabkan pneumonia
pada kehamilan. selain itu, selama kehamilan volume tidal paru
mungkin mengalami penurunan akibat pembesaran rahim yang
menyebabkan sesak dan gagal nafas.
7. Masalah kelainan sistem saraf
a. Kejang

Ibu hamil dengan epilepsi memiliki resiko peningkatan


frekuensi kejang. Konsumsi obat antiepilepsi diperlukan untuk
mengatasi kejang. Namun, penggunaan obat juga perlu diperhatikan
karena dapat mempengaruhi kondisi janin terutama pada
perkembangan saraf.
b. Migrain

Kejadian migrain dapat ditemukan sampai trimester pertama


dan cenderung berlanjut hingga postpartum, namun tidak
menyebabkan efek buruk terhadap kehamilan. Pencegahan pemicu
migrain dilakukan dengan makan teratur, hidrasi yang cukup, olahraga
sesuai toleransi, dan tidur cukup.
8. Obesitas

Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas


kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat dari akumulasi lemak
berlebihan dalam tubuh. Obesitas merupakan faktor risiko yang telah
banyak diteliti terhadap terjadinya preeklampsia. Obesitas memicu
kejadian preeklampsia melalui beberapa mekanisme, yaitu berupa
superimposed preeclampsia, maupun melalui pemicu-pemicu
metabolit maupun molekul-molekul mikro lainnya. Risiko
preeklampsia meningkat sebesar 2 kali lipat setiap peningkatan berat
badan sebesar 5-7 kg/m2 selain itu ditemukan adanya peningkatan
risiko preeklampsia dengan adanya peningkatan BMI (Zahra
Wafiyatunisa & Rodiani, 2016)
Menurut CDC (2022) beberapa masalah kesehatan yang umum terjadi
pada ibu selama masa kehamilan diantaranya:
1. Anemia

Selama kehamilan ibu mungkin mengalami anemia. Anemia


merupakan kondisi kurangnya Hb dalam darah sehingga pengikatan
O2 menurun. Anemia menyebabkan ibu selama kehamilan merasa
lelah dan lemah. Kondisi tersebut yang mendasari mengapa ibu hamil
harus mengkonsumsi suplemen seperti zat besi dan asam folat
(Anasari, 2012)
2. Urinary Tract Infections (UTI)

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang


kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan
sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun.
Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki
(Darsono et al., 2016). ISK dapat ditunjukan dengan adanya nyeri atau
rasa terbakar ketika berkemih, demam, lemas, gemetar, keinginan
BAK meningkat, nyeri pada bagian perut bawah, bau tidak sedap pada
urin, mual, atau nyeri punggung.
3. Hipertensi

Hipertensi sering terjadi selama kehamilan. Tekanan darah


sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg. Penanganan perlu
dilakukan ketika ibu mengalami peningkatan tekanan darah. Kondisi
kronis dari hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti
preeklamsia dan eklamsia. Pengobatan sebelum, selama dan setelah
kehamilan berperan penting dalam pengendalian tekanan darah pada
ibu selama masa kehamilan.
4. Diabetes

Diabetes gestasional terjadi ketika tubuh tidak memproduksi


cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa (gula) darah selama
masa kehamilan. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi
kehamilan yang berbahaya bagi kesehatan ibu dan bayi.Diabetes
melitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh
kehamilan, dan hilang setelah melahirkan. Diabetes melitus
gestasional merupakan gangguan kronik yang ditandai dengan
hiperglikemia yang disertai abnormalitas utama pada metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Intoleransi karbohidrat ini terjadi atau
diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung.Diabetes Melitus
Gestasional (DMG), merupakan penyakit diabetes melitus yang
muncul pada saat mengalami kehamilan padahal sebelumnya kadar
glukosa darah selalu normal. Tipe ini akan normal kembali setelah
melahirkan (American Diabetes Association, 2012).
5. Hyperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita


mual muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini
rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis
gravidarum adalah kondisi persisten mual muntah ibu hamil pada
trimester pertama sampai dengan usia kehamilan 22 minggu yang
apabila berkelanjutan bisa mengakibatkan kekurangan karbohidrat
dalam lemak, dehidrasi dan kekurangan elektrolit.

6. Perubahan Psikologis

Selama kehamilan ibu hamil rentan mengalami depresi. Beberapa


tanda dan gejala depresi diantaranya:
a. Perasaan sedih

b. Kehilangan minat dalam beraktifitas

c. Perubahan nafsu makan, tidur, dan energi

d. Sulit berkonsentrasi, dan menentukan keputusan

e. Merasa tidak berharga, malu, atau bersalah

Menurut Lail (2019) menyebutkan bahwa beberapa masalah


kesehatan mental atau psikologis yang terjadi selama kehamilan
diantaranya:
1. Depresi

Kondisi depresi pada ibu hamil berbeda-beda. Pada


trimester 1 dan 3 ibu akan mengalami depresi yang berat.
2. Panic disorder (Kecemasan)

Masalah kecemasan pada ibu hamil dipicu dari perasaan


stres serta peningkatan hormon kortisol. Ibu hamil yang merasa
stres dan khawatir mengenai sesuatu menyebabkan hormon
kortisol meningkat. Kelebihan hormon kortisol ini menyebabkan
gangguan perkembangan pada janin selama kehamilan, oleh
karena itu masalah kecemasan, dan stres pada ibu hamil perlu
ditangani.
3. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

OCD adalah gangguan berupa obsesi dan kebiasaan


berulang yang sulit dikendalikan, yang dapat muncul di periode
awal masa kehamilan, dan meningkat seiring masa kehamilan
hingga pasca melahirkan. OCD saat hamil dapat sangat
mengganggu aktivitas ibu hamil dan perlu ditangani dengan terapi
perilaku atau dengan konsumsi obat.
4. Gangguan Pola Makan

Gangguan pola makan bukan hanya dapat mempengaruhi


kesiapan ibu hamil untuk melahirkan normal, tapi juga dapat
meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan serta dapat
berdampak melahirkan bayi berat lahir rendah.

D. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Keperawatan

Faktor risiko : Kehamilan aterm (37-42 Risiko


1. Komplikasi minggu) perdarahan
kehamilan ↓ (D.0012)
(misalnya Faktor hormonal
ketuban pecah ↓
sebelum Hormon progesteron
waktunya) menurun
2. Gangguan ↓
koagulasi
Kejang pembuluh darah
(misalnya

trombositopeni
Kontraksi
a)
rahim
3. Efek

agen
Tanda-tanda inpartu
farmak

ologis
Proses persalinan
4. Trama

5. Kurang
Ka
terpapar
la
informasi
III
tentang

pencegahan
perdarahan Tekanan pada fundus

6. Proses keganasan ↓
Plasenta lepas dari
dinding rahim

Kontraksi tidak adekuat

Resiko Perdarahan

Gejala dan Tanda Kehamilan Intoleransi


Mayor Subjektif : ↓ aktivitas
1. Mengeluh Trimester II (usia (D.0056)
lelah Objektif : kehamilan minggu ke-14
1. Frekuensi sampai minggu ke-26)
jantung ↓
meningkat Terdapat pembesaran
>20% dari uterus
kondisi istirahat

Gejala dan Tanda
Diafragma tertekan
Mayor

Subjektif :
Ekspansi dada tidak
1. Dispnea
maksimal
saat/setelah

aktivitas
2. Merasa tidak Metabolisme anaerob
nyaman setelah ↓
beraktivitas
Penurunan ATP
3. Merasa

lemah
Objektif : Ketidakadekuatan energi
1. Tekanan yang
darah dihasilkan
berubah

>20% dari
Terdapat perubahan
kondisi
tanda- tanda vital jika
istirahat
melakukan aktivitas
2. Gambaran
EKG ↓
menunjukkan Keletihan
aritmia

saat/setelah
Intoleransi Aktivitas
aktivitas
3. Gambaran EKG
menunjukkan
iskemia
4. Sianosis

Gejala dan Tanda Konsepsi Defisit nutrisi


Mayor Data ↓ (D.0019)
Subjektif:
Fertilitas
- (tidak
tersedia) Data ↓

Objektif: Inplantasi
- Berat badan ↓
menurun 10%
Embryogenesis
dibawah rentang

ideal
Maturasi janin


Gejala dan Tanda
Minor Data Perubahan pada ibu
Subjektif: ↓
- Cepat kenyang
Perubahan fisiologis
setelah makan

- Nyeri abdomen
- Nafsu makan Sistem gastrointestinal
menurun Data Objektif: ↓
- Bising usus Ketidakstabilan hormon
hiperaktif

- Otot
Asam lambung meningkat
pengunyah
lemah ↓
- Otot menelan Rasa mual
lemah

- Membran mukosa
pucat Mu

- Sariawan nta
h
- Serum albumin

turun
Intake makanan menurun
- Rambut
rontok ↓
berlebiha Defisit nutrisi
n
- Diare

Gejala dan Tanda Konsepsi Nausea


Mayor Data ↓ (D.0076)
Subjektif:
Fertilitas
- Mengeluh mual

- Merasa ingin
muntah Implantasi

- Tidak berminat ↓
makan Data Objektif: Embryogenesis
- (tidak tersedia)

Maturasi janin
Gejala dan Tanda

Minor: Data
Subjektif: Perubahan pada ibu

- Merasa asam di ↓
mulut Perubahan fisiologis
- Sensasi

panas/dingin
Sistem gastrointestinal
- Sering
menelan Data ↓

Objektif Ketidakstabilan hormon


- Saliva meningkat ↓
- Pucat
Asam lambung meningkat
- Diaforesis

- Takikardi
Rasa mual terus menerus
- Pupil dilatasi
dan semakin memburuk

Nausea

Faktor Risiko: Konsepsi Risiko infeksi


● Penyakit kronis ↓ (D.0142)
(mis. diabetes
Fertilitas
melitus

● Efek prosedur
invasif Implantasi

● Malnutrisi ↓
● Peningkatan Embryogenesis
paparan

organisme
Maturasi janin
patogen
lingkungan ↓

● Ketidakadek Perubahan pada ibu


uatan ↓
pertahanan
Perubahan fisiologis
tubuh

primer:
● Gan Sistem urinaria

ggua ↓
n
Penekanan vesika urinaria
peris
karena pembesaran uterus
talti
k ↓
● Kerusak
Frekuensi BAK
an
meningkat
integrita

s kulit
● Perubahan Gangguan eliminasi urin
sekresi pH ↓
● Penurunan
Kebersihan genital
kerja
menurun
siliaris

● Stasis
cairan Kelembaban area genital
tubuh meningkat


Ketidakadek
Risiko infeksi
uatan
pertahanan
tubuh
sekunder:

Penur
unan
hemo
globin
● Imununosupr
esi
● Leukopenia
● Supresi
respon
inflamasi
● Vaksinasi
tidak
adekuat

Gejala dan Tanda Konsepsi Ansietas


Mayor Data ↓ (D.0080)
Subjektif:
Fertilitas
- Merasa bingung

- Merasa
khawatir dengan Implantasi
akibat dari ↓
kondisi yang
Embryogenesis
dihadapi

- Sulit
berkonsentrasi Data Maturasi janin

Objektif: ↓
- Tampak gelisah
Perubahan pada ibu
- Tampak tegang

- Sulit tidur
Perubahan psikologis


Gejala dan Tanda
Kurang pengetahuan
Minor Data
Subjektif: ↓

- Mengeluh pusing Krisis situasional,

- Anoreksia ketidakstabilan hormon


- Palpitasi ↓
- Merasa tidak
ansietas
berdaya Data Objektif:
- Frekuensi
napas meningkat
- Frekuensi
meningkat
- Tekanan
darah meningkat
- Diaforesis
- Tremor
- Muka tampak
pucat
- Suara bergetar
- Kontak mata
buruk
- Sering berkemih
- Berorientasi
pada masa lalu

Gejala dan Tanda Perubahan psikologis Defisit


Mayor Subjektif : pada kehamilan trimester pengetahuan

1. Menanyakan III (D.0110)

masalah yang ↓
dihadapi Timbul perasaan realistis
Objektif : ibu untuk persiapan
1. Menunjukkan melahirkan dan
perilaku tidak pengasuhan
sesuai anjuran ↓
2. Menunjukkan
Orientasi pada rasa sakit,
persepsi yang
luka persalinan, kesehatan
keliru terhadap
bayi, kemampuan menjadi
masalah
ibu
Gejala dan Tanda

Minor Subjektif :
(Tidak tersedia) Defisit Pengetahun

Objektif :
1. Menjalani
pemeriksaan
yang tidak
tepat
2. Menunjukkan
perilaku
berlebihan
misalnya apatis,
bermusuhan,
3. agitasi, histeria
E. Diagnosa keperawatan

1. Resiko Perdarahan

2. Intoleransi Aktivitas

3. Defisit Nutrisi

4. Nausea

5. Resiko Infeksi

6. Ansietas

7. Defisit Pengetahuan
F. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Risiko perdarahan L.02017 Tingkat I. 02067 Pencegahan


berhubungan dengan Perdarahan Perdarahan
penyebab :
1. Komplikasi Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
kehamilan tindakan keperawatan ● Monitoring tanda ● Untuk mengetahui
(misalnya selama 3x24 jam dan gejala tanda dan gejala
ketuban pecah diharapkan : perdarahan adanya perdarahan atau
sebelum 1. Distensi abdomen ● Monitor nilai tidak sehingga dapat
waktunya) menurun (5) hematokrit/hemoglo memberikan intervensi
2. Gangguan 2. Perdarahan bin sebelum dan yang tepat
koagulasi vagina menurun setelah kehilangan ● Untuk mengetahui
(misalnya (5) darah kadar volume darah
trombositopenia) 3. Hemoglobin (Hb)
● Monitor koagulasi
3. Efek agen membaik
(misal prothrombin
farmakologis 4. Hematokrit (Ht)
time (PT), partial
4. Trama membaik ● Untuk mendeteksi
thromboplastin time
5. Kurang terpapar 5. Tekanan darah risiko terjadinya
(PTT), fibrinogen,
informasi membaik (5) perdarahan berlebih
degradasi fibrin dan
tentang 6. Suhu tubuh atau pembentukan
atau platelet)
pencegahan membaik (5) gumpalan darah pada
Monitor status cairan
perdarahan pembuluh darah.
yang meliputi intake
6. Proses Koagulasi dapat
dan output
keganasan mencegah perdarahan
Terapeutik :
berlebih yang
● Pertahankan bedrest
disebabkan oleh luka.
selama perdarahan
Tetapi darah yang
● Batasi tindakan
mengalir dalam
invasif, jika perlu
pembuluh darah
Ciptakan
harusnya tidak
lingkunganyang aman
menggumpal.
Edukasi :
● Untuk mengetahui
● Jelaskan tanda dan kebutuhan cairan yang
gejala perdarahan masuk dan keluar,
● Anjurkan sehingga dapat
meningkatkan mencegah terjadinya
asupan cairan untuk dehidrasi.
menghindari
konstipasi ● Untuk tidak menambah
● Anjurkan terjadinya perdarahan.
menggunakan kaus Dengan melakukan bed
kaki saat ambulasi rest tubuh diberikan
● Anjurkan waktu untuk pulih atau
meningkatkan mengembalikan
asupan makanan dan fungsinya.
vit K ● Tindakan invasif
● Anjurkan segera meningkatkan risiko
melapor jika terjadi perdarahan
perdarahan ● Untuk
meminimalkan
Kolaborasi :
cedera yang dapat
● Kolaborasi menyebabkan
pemberian transfusi perdarahan
darah ● Untuk mengetahui
tanda dan gejala atau
penyebab dari
perdarahan
● Tidak terjadinya
perdarahan saat BAB
dan tidak mengalami
dehidrasi
● Untuk meminimalisir
terjadinya cedera
● Konsumsi makanan
mengandung Vitamin
K dapat mencegah
perdarahan yang
abnormal
● Untuk mendapatkan
penanganan lebih
lanjut dan tepat
● Untuk mengganti
cairan atau darah
yang hilang

2. (L.05047) (I.05178)

(D.0056) Setelah Manajemen Energi


dilakukan Observasi - Relaksasi napas dalam
tindakan
Intoleransi aktivitas - Identifikasi bertujuan untuk
keperawatan
berhubungan dengan gangguan fungsi mengontrol pertukaran
selama 2 x 24
● Ketidakseimban tubuh yang gas agar menjadi
jam diharapkan
gan antara suplai mengakibatkan efisien, mengurangi
masalah
dan kebutuhan kelelahan kinerja bernapas,
intolerasi
oksigen - Monitor kelelahan meningkatkan inflasi
aktivitas dapat
● Tirah baring fisik dan emosional alveolar maksimal,
teratasi dengan
● Kelemahan - Monitor pola dan meningkatkan relaksasi
kriteria hasil:
jam tidur otot, menghilangkan
● Imobilitas
- Kemudahan
- Monitor lokasi dan ansietas,
● Gaya hidup melakukan
ketidaknyamanan menyingkirkan pola
monoton
ditandai dengan aktivitas sehari- selama melakukan aktivitas otot-otot
hari (5) aktivitas pernapasan yang tidak
Gejala dan Tanda
- Keluhan lelah Terapeutik berguna, melambatkan
Mayor
menurun(5) frekuensi pernapasan
- Sediakan lingkungan
Data Subjektif: - Dispnea saat (Nur et al., 2018)
nyaman dan rendah
● Mengeluh lelah aktivitas menurun - Oksigen tambahan
stimulus
(5) meningkatkan
- Lakukan latihan
- Dispnea saat ketersediaan
Data Objektif: rentang gerak pasif
setelah oksigen ke
● Frekuensi atau aktif
beraktivitas miokardium dan
jantung - Berikan aktivitas
menurun (5) dapat membantu
meningkat >20%
nadi distraksi yang meringankan
- Frekuensi
dari kondisi
menenangkan gejala
membaik (5)
istirahat
- Tekanan darah - Fasilitasi duduk hipoksemia,
Gejala dan Tanda disisi tempat tidur,
membaik (5) iskemia, dan
Minor Data jika tidak dapat
- Saturasi oksigen intoleransi
Subjektif: berjalan atau
membaik (5) aktivitas
● Dispnea berpindah
- Frekuensi napas selanjutnya
saat/setelah aktivitas membaik (5) Edukasi Kebutuhan
● Merasa tidak - Anjurkan tirah baring didasarkan pada
nyaman setelah - Anjurkan melakukan derajat kongesti
beraktivitas aktivitas secara paru dan hipoksia
● Merasa lemah bertahap yang dihasilkan.

- Anjurkan Oksimetri nadi

menghubungi yang sedang


Data Objektif:
perawat jika tanda berlangsung
● Tekanan darah
dan gejala kelelahan memantau
berubah >20%
tidak berkurang kebutuhan dan
dari kondisi
- Ajarkan strategi efektivitas
istirahat suplementasi
koping untuk
● Gambaran EKG oksigen
mengurangi kelelahan
menunjukkan - Lingkungan
Kolaborasi
aritmia nyaman
- Kolaborasi dengan
saat/setelah membantu klien
ahli gizi tentang cara
aktivitas lebih tenang dan
meningkatkan asupan
● Gambaran EKG rileks
makanan
menunjukkan
iskemia
● Sianosis

3 (D.0019) (L.03030) (I.03119)

Defisit Nutrisi Setelah Manajemen Nutrisi


berhubungan dengan dilakukan Obeservasi - Untuk mengetahui
penyebab tindakan - Identifikasi kondisi nutrisi pasien
- Ketidakmampua keperawatan pemberian nutrisi dan menentukan
n menelan selama 3 x 24 parenteral kebutuhan nutrisi pasien
makanan jam diharapkan - Identifikasi jenis Untuk mencegah
- Ketidakmampua masalah defisit akses parenteral memberikan makanan
n mencerna nutrisi dapat yang diperlukan yang dapat memicu
makanan teratasi:
- Monitor reaksi alergi alergi dan intoleran
- Ketidakmampua
pemberian nutrisi makanan
n mengabsorbsi
1) Status parenteral - Untuk meningkatkan
makanan
Nutrisi: - Monitor kepatenan minat makan pasien
- Peningkatan
- Kekuatan akses intravena dengan memberikan
kebutuhan
otot - Monitor asupan makanan yang
metabolisme
nutrisi disukai pasien
mengunyah Terapeutik - Untuk mengetahui

meningkat (5) - Hitung kebutuhan kebutuhan kalori dan


ditandai dengan
- Kekuatan otot kalori jenis nutrient sehingga
Gejala dan Tanda nutrisi yang diberikan
menelan - Jelaskan hal-hal
Mayor Data dapat sesuai
meningkat (5) yang perlu dilakukan
Subjektif: - Untuk mengetahui
- Perasaan cepat sebelum makan
- (tidak tersedia) intake makanan pasien
kenyang cukup - Demonstrasikan cara
Data Objektif: dan mengetahui jenis
menurun(5) membersihkan mulut
- Berat badan makanan apa saja yang
- Nyeri abdomen
menurun 10% dimakan pasien
menurun (5)
dibawah rentang - · Ajarkan - Memonitor berat badan
- Sariawan
ideal pasien dan untuk memantau
menurun (5)
keluarga untuk perubahan berat badan
- Frekuensi makan
memantau pasien
Gejala dan Tanda membaik (5)
kekurang nutrisi - Fasilitasi menentukan
Minor Data - Nafsu makan
- Berikan nutrisi diet yang sesuai
Subjektif: membaik (5)
parenteral, sesuai dengan pasien yaitu
- Bising usus
indikasi menetapkan tujuan
- Cepat kenyang membaik (5)
- Atur kecepatan realistis mencapai berat
- Tebal lipatan kulit
setelah makan trisep (5) pemberian infus badan ideal
- Nyeri abdomen 2) Nafsu dengan tepat - Menyajikan makanan
- Nafsu makan makan - Hindari pengambilan dengan menarik
menurun sampel darah dan diperlukan untuk
pemberian obat pada meningkatkan minat
- Energi untuk jalur nutrisi makan pada pasien
Data Objektif: makan membaik parenteral - Diet dengan tinggi
(5) antioksidan dan
- Bising usus - Kemampuan mineral diperlukan
Edukasi
hiperaktif merasakan sebagai strategi untuk
- Otot pengunyah makanan meningkatkan dietary
lemah - Jelaskan tujuan dan kalsium dan
membaik (5)
- Otot menelan prosedur pemberian magnesium
- Kemampuan
lemah nutrisi parenteral - Beri buah buahan,
menikmati
- Membran makanan sayuran, dan biji-
mukosa pucat membaik (5) bijian tidak hanya
Kolaborasi
- Sariawan meningkatkan intake
- Serum albumin antioksidan dan serat
- Kolaborasi
turun tetapi juga
- Rambut rontok pemasangan akses meningkatkan intake
berlebihan vena sentral, jika asam folat yang
- Diare perlu penting untuk
metabolisme sel darah
merah
(Cunningham,2016)
2)Edukasi Nutrisi

Observasi

- Periksa status gizi,


status alergi, profram
diet, kebutuhan dan
kemampuan
pemenuhan
kebutuhan gizi
- Identifikasi
kemampuan dan
waktu yang tepat
menerima
informasi

Terapeutik

- Persiapkan materi
dan media
- Mengelola, cara
menakar makanan
- Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan

Edukasi
- Jelaskan pada
pasien dan keluarga
terkait alergi
makanan, makanan
yang harus dihindari,
kebutuhan kalori,
jenis makanan yang
dibutuhkan
- Ajarkan cara
melaksanakan diet
sesuai program
4 (D.0076) L.08065 I.03117

Nausea berhubungan Setelah Observasi


- Untuk mengetahui apa
dengan penyebab dilakukan - Identifikasi
yang dirasakan klien
- Gangguan tindakan pengalaman mual
saat dirinya mengalami
biokimiawi keperawatan - Identifikasi isyarat
mual
- Gangguan pada selama 2x24 jam nonverbal
- Untuk mengetahui
esofagus diharapkan - Identifikasi dampak
sejauh mana dampak
- Distensi masalah nausea mual pada kualitas
mual pada kualitas
lambung dapat teratasi hidup
hidup
- Iritasi lambung dengan kriteria - Identifikasi faktor
- Mengetahui faktor
- Gangguan hasil: penyebab mual
penyebab mual membantu
pankreas - Perasaan ingin
- Identifikasi perawat untuk mengatasi mual
- Peregangan muntah menurun
antiemetik untuk yang dirasakan klien
kapsula limpa (5)
mencegah mual - Monitor mual
- Tumor - Perasaan asam
- Monitor mual merupakan salah satu
terlokalisasi dimulut - Monitor asupan cara untuk mengontrol
- Peningkatan menurun (5) nutrisi dan kalori dan mengawasi secara
tekanan intra - Sensasi panas berkala mual yang
abdominal menurun (5) Terapeutik dirasakan klien
- Peningkatan - Sensasi dingin - Mengendalikan faktor
- Kendalikan faktor
tekanan menurun (5) lingkungan penyebab
lingkungan
intrakranial - Diaforesis mual membantu
penyebab mual
- Peningktan menurun (5) mengurangi mual yang
- Kurangi atau
tekanan - Takikardi dirasakan klien
hilangkan keadaan
intraorbital menurun (5) - Memberikan makanan
penyebab mual
- Kehamilan - Pucat membaik dalam jumlah kecil
- Berikan makanan
- Aroma tidak (5) membantu mengurangi
dalam jumlah kecil
sedap - Dilatasi pupil mual yang diarasakan
dan menarik
- Stimulus membaik (5) - Antiemetik merupakan
Edukasi
penglihatan - Nafsu makan jenis obat pereda mual
- Anjurkan istirahat
tidak membaik (5)
dan tidur yang cukup
menyenangkan - Jumlah saliva
- Anjurkan sering
- Faktor membaik (5)
membersihkan mulut
psikologis - Frekuensi
- Anjurkan makanan
- Efek agen menelan membaik
tinggi karbohidrat
farmakologis (5)
dan rendah lemak
- Efek toksin - Ajarkan teknik non

farmakologis untuk
mengatasi mual
ditandai dengan
Gejala dan Tanda Kolaborasi

Mayor - Kolaborasi

Data Subjektif: pemberian


antiemetik
- Mengeluh mual
- Merasa ingin
muntah
- Tidak berminat
makan

Data Objektif:
- (tidak tersedia)

Gejala dan Tanda


Minor:
Data Subjektif:
- Merasa asam di
mulut
- Sensasi
panas/dingin
- Sering menelan
Data Objektif
- Saliva
meningkat

- Pucat
- Diaforesis
- Takikardi
- Pupil
dilatasi

5 Risiko infeksi L.14137 Tingkat I.14359 Pencegahan


berhubungan dengan Infeksi Infeksi
faktor risiko:
● Penyakit kronis Setelah 1. Mencegah komplikaksi
(mis. diabetes dilakukan 1. Bersihkan 2. Meminimalkan
melitus tindakan lingkungan dengan penyebaran infeksi
● Efek prosedur keperawatan baik 3. Mencegah terjadinya
invasif selama 3x24 jam 2. Batasi jumlah infeksi
● Malnutrisi diharapkan : pengunjung 4. Mencegah terjadinya
● Peningkatan 1. Kebersihan 3. Ajarkan cuci tangan infeksi
paparan tangan meningkat 4. Cuci tangan sebelum 5. Membantu mencegah
organisme (5) dan sesudah kegiatan infeksi bakteri
patogen 2. Nafsu makan perawatan pasien 6. Meningkatkan
lingkungan meningkat (5) 5. Pastikan perawatan pemulihan dan
● Ketidak 3. Demam menurun luka yang tepat mencegah komplikasi
adekuatan (5) 6. Berikan antibiotik 7. Untuk mendeteksi
pertahanan 4. Kemerahan yang tepat tanda awal bahaya
tubuh primer: menurun (5) 7. Ajarkan pasien dan pada klien.
● Gangguan 5. Nyeri menurun keluarga mengenai
peristaltik (5) tanda dan gejala
● Kerusakan 6. Bengkak menurun infeksi
integritas
kulit (5)

● Perubahan 7. Periode malaise

sekresi pH menurun (5)


● Penurunan 8. Kadar sel
kerja siliaris darah putih
● Stasis membaik (5)
cairan tubuh
● Ketidakade
kuatan
pertahanan
tubuh
sekunder:
● Penurunan
hemoglobin
● Imununosup
resi
● Leukopenia
● Supresi
respon inflamasi
● Vaksinasi
tidak
adekuat

6. (D.0080) (L.09093) (I.09314)

Ansietas Setelah Reduksi Ansietas


berhubungan dengan dilakukan Observasi
penyebab tindakan
keperawatan
- Krisis situasional - Identifikasi saat
selama 1 x 24 - Untuk mengetahui
- Kebutuhan tidak tingkat ansietas tingkat kecemasan klien
jam diharapkan:
terpenuhi berubah
- Verbalisasi - Agar klien dapat
- Krisis - Identifikasi
kebingungan menentukan pilihannya
maturasional kemampuan
menurun (5) sendiri
- Ancaman mengambil - Mengetahui tanda dan
- Verbalisasi
terhadap konsep keputusan gejala ansietas yang
khawatir akibat
diri - Monitor tanda-tanda dialami klien
kondisi yang
- Ancaman ansietas
dihadapi menurun - Menumbuhkan rasa
terhadap
kematian (5) Terapeutik saling percaya pada
- Kekhawatiran - Perilaku gelisah klien
- Ciptakan
mengalami menurun (5) - Memahami klien dapat
suasana terapeutik
kegagalan - Perilaku tegang mengurangi
untuk menumbuhkan
- Disfungsi sistem menurun (5) ansietasnya
kepercayaan
keluarga - Keluhan pusing - Mengetahui penyebab
- Temani pasien untuk
- Hubungan orang menurun (5) kecemasan klien
mengurangi
tua-anak tidak - Anoreksia - Agar klien mengetahui
kecemasan, jika
memuaskan menurun (5) kondisinya
memungkinkan
- Terpapar bahaya - Palpitasi menurun - Pendampingan
- Pahami situasi yang
lingkungan (5) keluarga dapat
membuat ansietas
- Kurang terpapar - Tremor menurun meringankan
- Dengarkan dengan
informasi (5) ketegangan klien
penuh perhatian
- Pucat menurun (5) - Distraksi atau
- Gunakan pendekatan
pengalihan dapat
- Konsentrasi yang tenang dan
ditandai dengan
membaik (5) mengatasi ansietas
meyakinkan
Gejala dan Tanda
- Pola tidur - Tempatkan barang - Relaksasi dapat
Mayor Data
membaik (5) pribadi yang meringankan ansietas
Subjektif:
- Frekuensi nadi
- Merasa bingung membaik (5) memberikan - Obat ansietas dapat
- Merasa khawatir - Frekuensi kenyamanan menurunkan
dengan akibat pernapasan - Motivasi kecemasan klien
dari kondisi membaik (5) mengidentifikasi
yang dihadapi - Kontak mata situasi yang memicu
- Sulit membaik (5) kecemasan
berkonsentrasi - Pola berkemih Edukasi
membaik (5)
Data Objektif: - Jelaskan prosedur,
- Tampak gelisah · Orientasi termasuk sensasi
membaik (5) yang mungkin
- Tampak tegang
dialami
- Sulit tidur
- Informasikan secara
faktual mengenai
Gejala dan Tanda diagnosis
Minor Data - Anjurkan keluarga
Subjektif: untuk tetap bersama
- Mengeluh pasien, jika perlu
pusing - Anjurkan
mengungkapkan
- Anoreksia perasaan dan
- Palpitasi persepsi
- Merasa tidak - Latih teknik relaksasi
berdaya Data Kolaborasi
Objektif: - Kolaborasi
- Frekuensi napas pemberian obat
meningkat
antiansietas jika
- Frekuensi nadi
perlu
meningkat
- Tekanan darah
meningkat (I.09326)
- Diaforesis Terapi Relaksasi
- Tremor
Observasi
- Muka tampak
- Identifikasi
pucat
penurunan tingkat
- Suara bergetar
energi,
- Kontak mata ketidakmampuan
buruk berkonsentrasi, atau
- Sering berkemih gejala lain yang
- Berorientasi mengganggu
pada masa lalu kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik
relaksasi yang efektif
yang pernah
digunakan
- Identifikasi
kesediaan,
kemampuan dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi

Terapeutik
- Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu yang nyaman,
jika memungkinkan.
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan
dan

prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar

- Gunakan nada suara


lembut dengan irama
lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgesik atau
tindakan medis lain
jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia
(misalnya musik,
meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman

7 Defisit pengetahuan L.12111 Tingkat I.12383 Edukasi

berhubungan dengan Pengetahuan kesehatan

penyebab :
1. Gangguan fungsi Observasi:
Setelah ● Agar informasi yang
kognitif
dilakukan ● Identifikasi kesiapan disampaikan dapat
2. Kekeliruan
tindakan dan kemampuan dipahami dengan
mengikuti
keperawatan menerima informasi maksimal
anjuran
selama 3x24 jam
3. Kurang terpapar
diharapkan :
informasi Terapeutik: ● Untuk menambah
1. Perilaku sesuai
4. Kurang minat ● Sediakan materi dan pengetahuan pasien
anjuran
dalam belajar media pendidikan ● Kontrak watu agar
meningkat (5)
5. Kurang mampu kesehatan pasien dan perawat
2. Verbalisasi minat
mengingat ● Jadwalkan dapat meluangkan
dalam belajar
6. Ketidaktahuan pendidikan waktu yang telah
meningkat (5)
ditetapkan
menemukan 3. Kemampuan kesehatan sesuai ● Agar menjawab semua
sumber menjelaskan kesepakatan keresahan dan
informasi pengetahuan ● Berikan kesempatan ketidaktahuan klien
tentang suatu untuk bertanya
topik meningkat Edukasi: ● Agar klien dapat
(5) menerapkan apa yang
● Jelaskan faktor risiko
4. Kemampuan sudah disampaikan
yang dapat
menggambarkan dalam sesi pendidikan
mempengaruhi
pengalaman kesehatan
kesehatan
sebelumnya yang
sesuai dengan
topik meningkat
(5)

5. Perilaku sesuai
dengan
pengetahuan
meningkat (5)
6. Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
mneurun (5)
7. Persepsi yang
keliru terhadap
masalah menurun
(5)
8. Perilaku membaik
(5)
DAFTAR
PUSTAKA

Anasari, T. (2012). Hubungan Paritas Dan Anemia Dengan Kejadian Inersia


Uteri Pada Ibu Bersalin Di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Jurnal Involusi Kebidanan, 2(4), 22–23.
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/involusi/article/download/
33/29.

Ardiani, A. K. (2013). Perbedaan Curah Saliva Pada Wanita Hamil Trimester 1,


Trimester 2, Dan Trimester 3. Universitas Diponegoro.

Braunthal, S., & Brateanu, A. (2019). Hypertension in pregnancy:


Pathophysiology and treatment.
205031211984370. https://doi.org/10.1177/2050312119843700

Bingan, E. C. S., Soeharyo Hadisaputro, & Ida Ariyanti. (2016). Pengaruh


Pemberian Salep Kunyit (Curcuma Domestica) untuk Mengurangi Striae
Gravidarum “Studi Ibu Hamil Trimester II pada Bidan Praktik Mandiri
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu Kota Palangka Raya. Jurnal
Forum Kesehatan, 6(2).

Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.


Jakarta : EGC. 2005. Cunningham G. F., Leven J. K., Bloom L. S.,
Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta : EGC. 2012.

CDC. (2022). Pregnancy Complications | Maternal and Infant Health | CDC.


CDC.
https://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pregnancy-
complications.html
Cunningham G. F., Leven J. K., Bloom L. S., Obstetri Wiliams Edisi 23.
Jakarta : EGC. 2012 Darsono, P. V., Mahdiyah, D., & Sari, M. (2016).
Gambaran Karakteristik Ibu Hamil yang
Mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Wilayah Kerja
Puskesmas Pekauman
Banjarmasin. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan,
1(1), 162–170.

Fahruddin, S. G. (2018). Perbandingan Modifikasi Senam Hamil Dan Gym Ball


Dengan Senam Hamil Konvensional Dalam Meningkatkan Kemampuan
Fungsional Ibu Hamil Pada Kondisi Nyeri Pinggang Bawah. Universitas
Udayana.

Kartajin, A. (2017). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:


Keperawatan Maternitas.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan. (2015)

Kurniawan, A. F. (2016). Pengaruh Olahraga Terhadap Keteraturan Siklus


Menstruasi Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang Tahun 2016. Universitas Diponegoro.
Lail, N. H. (2019). Asuhan Kebidanan Komprehensif. In Asuhan Kebidanan
Komprehensif. Maryam, K. C., Siti Tyastuti, & Nur Djanah. (2018).
Karakteristik Ibu Hamil Di Puskesmas
Karangmojo I Kabupaten Gunungkidul tahun 2017. Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Paulman, P. M., Taylor, R. B., Paulman, A. A., & Nasir, L. S. (2016). Medical
Problems During Pregnacy. In Springer International Publishing
Switzerland. https://doi.org/10.1007/978-3- 319-04414-9_12

Prameswari, Y., & Zahra Ulfah. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kecemasan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Batu Aji Kota Batam
Tahun 2018. PSYCHE, 12(1), 30–39.

Ramadhina. (2015). Karakteristik pasien Amenore Primer di Poliklinik


Imunoendokrinologi Reproduksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Tahun 2014. Universitas Indonesia.

Soulissa, A. G. (2014). Hubungan kehamilan dan penyakit periodontal, 63(3),


71–77.

Sulastri, S., Maliya, A., Mufidah, N., & Nurhayati, E. (2019). Kontribusi
Jumlah Kehamilan (Gravida) Terhadap Komplikasi Selama Kehamilan
dan Persalinan. Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas.
https://doi.org/10.32584/jikm.v2i1.202

Tanziha, I., Utama, L. J., & Rosmiati, R. (2016). Faktor Risiko Anemia Ibu
Hamil Di Indonesia.
Jurnal Gizi Dan Pangan, 11(2), 143–152.
https://doi.org/10.25182/jgp.2016.11.2.%p

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesi :
Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak


Kebidanan Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Vora, R. V., Rajat Gupta, Mehta, M. J., Pilani Abhishek P., Arvind H.
Chaudhari, & Nidhi Pate. (2014). Pregnancy and skin. Journal of Family
Medicine and Primary Care, 3(4), 318–324.
https://doi.org/https://doi.org/10.4103/2249-4863.148099

Zahra Wafiyatunisa, & Rodiani. (2016). Hubungan Obesitas dengan Terjadinya


Preeklampsia Obesity Relationship with the Occurrence of Preeclampsia.
Majority, 5(5), 184–190.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/907/815

Anda mungkin juga menyukai