Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KEUANGAN

Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Tugas Kelompok Sebagai Materi Presentasi pada Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu :
Nidawati S.Ag M.Ag

Oleh :
KELOMPOK 8

Azka Najiya Siregar (210203011)


Nahla Aqil ( 210203037 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR – RANIRY
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi hanya layak kita panjatkan kehadirat Allah Swt.Tuhan seluruh alam
dan atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang tiada kira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Keuangan “.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tugas kelompok pada
mata kuliah Manajemen Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada Dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan , Ibu Nidawati S.Ag, M.Ag.
yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar kepada kami.

Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik kedepannya. Meskipun penulis berharap dari isi makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan namun tetapi “tak ada gading yang tak retak”, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi. Akhir kata,
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Banda Aceh, 30 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 1
C. TUJUAN ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah ........................................ 3
1. Pengertian Manajemen Keuangan sekolah .......................................................... 3
2. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah ................................................................ 4
3. Fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan ............................... 4
4. Sumber Keuangan Sekolah .................................................................................... 5
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah ...................................................... 5
C. Mekanisme Penerimaan, Pencatatan, Penyimpanan dan Pertanggung-jawaban
serta Pengawasan Keuangan di Sekolah. ......................................................................... 7
1. Perencanaan Keuangan Sekolah............................................................................ 8
2. Tata Usaha Keuangan Sekolah .............................................................................. 8
3. Analisis Biaya-Keuntungan (cost-benefit). ......................................................... 10
D. Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah) .............. 11
BAB III .................................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berusaha


untuk meningkatkan intelektual, spiritual, serta wadah dimana orang-orang berkumpul
dan bekerjasama secara rasional, sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan
terkendali dalam memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan dari pendidikan.
Sekolah merupakan lingkungan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian peserta
didik yang meliputi tiga aspek penting, yaitu: aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Selain aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, aspek lain yang juga tak kalah
penting dalam bidang pendidikan adalah aspek keuangan. Pengelolaan keuangan
sekolah atau lembaga pendidikan sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan sekolah
atau lembaga pendidikan. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, manajemen
keuangan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh, karena sarana prasarana
sekolah yang memadai, guru-guru yang digaji dengan layak, serta partisipasi
masyarakat yang tinggi tak lepas dari pengelolaan keuangan yang baik dan semua itu
sangat berpengaruh dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga
pendidikan atau sekolah.
Oleh karena itu, dalam makalah ini insya Allah kami akan membahas apa itu
pengertian dan tujuan dari manajemen keuangan sekolah; mekanisme penerimaan,
pencatatan, penyimpanan, dan pertanggung-jawaban serta pengawasan keuangan di
sekolah; dan penusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Manajemen Keuangan Sekolah?


2. Apa tujuan Manajemen Keuangan Sekolah?
3. Apa Prinsip dari Manajemen Keuangan Sekolah?
4. Bagaimana mekanisme Penerimaan, Pencatatan, Penyimpanan, dan
pertanggung-jawaban serta pengawasan keuangan di sekolah?
5. Bagaimana Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah)?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen keuangan di sekolah.


2. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen keuangan di sekolah.

1
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari manajemen keuangan di sekolah.
4. Untuk mengetahui proses atau mekanisme penerimaan, pencatatan,
penyimpanan, dan pertanggung-jawaban serta pengawasan keuangan di
sekolah.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun RAPBS.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah

1. Pengertian Manajemen Keuangan sekolah

Secara umum, manajemen keuangan bermakna segala aktifitas yang


berhubungan dengan pengelolaan dana, penyimpanan dana, perencanaan dana,
dan juga pengendalian aset. Manajemen keuangan merupakan faktor penting
dalam dunia bisnis guna untuk mempertahankan bisnis agar tetap berjalan.
Begitu pula di bidang pendidikan. Pengelolaan atau manajemen keuangan
merupakan salah satu substansi terpenting dalam dunia pendidikan guna untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan mendukung kegiatan belajar mengajar.
Beberapa ahli menemukakan pengertian manajemen keuangan sekolah.
Diantaranya:
 Dr. Arwildayanto dkk, dalam bukunnya mengemukakan bahwa
manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai aktifitas mengatur
keuangan lembaga pendidikan mulai dari perencanaan, penggalian sumber
daya biaya, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan lembaga pendidikan agar
institusi pendidikan tersebut berjalan efektif dan efisien dalam
melaksanakan fungsinya yaitu memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas tinggi. (Arwildayanto, 2017)
 Menurut Depdiknas, bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan/ketatausahaan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggung jawaban dan pelaporan keuangan sekolah.
 Menurut Mestry & tom, pengelolaan keuangan sekolah adalah kinerja dari
kebijakan manajemen terkait aspek pembiayaan sekolah dengan
pencapaian efektifitas sekolah yang dibawa oleh manajemen.
 Menurut sutomo, manajemen anggaran sekolah atau biaya sekolah adalah
proses yang direncanakan dan dilaksanakan serta pembinaan secara
berkesinambungan terhadap biaya operasional sekolah. (Ahmad Jaenudin,
2019)
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat kita
simpulkan bahwa manajemen keuangan sekolah adalah proses atau aktifitas pengelolaan
keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban, dan
pelaporan keuangan sekolah yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk mencapai
mencapai tujuan sekolah baik dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
3
2. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah

Melalui kegiata pengelolaan keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan


sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara
transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara
efektif dan efisien. Tujuan dari pengelolaan keuangan antara lain:
 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.
 Meningkatkan akuntabilitas dan trsnparansi keuangan sekolah.
 Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
 Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan.
 Menciptakan pengendalian sumber keuangan oranisasi pendidikan yang
tepat.
 Mengatur dana-dana yang ada dan dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk menunjang tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan
pembelajaran.
 Membangun system pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses, dan
memiliki system pengamanan yang terjamin dari tindakan-tindakan yang
tidak terpuji
 Meningkatkan partisipasi stakeholder pendidikan dalam pembiayaan
pendidikan.
Dalam upaya menjalankan manajemen keuangan sekolah yang baik, diperlukannya
SDM yang kompeten. Kepala sekolah adalah sosok yang sangat berpengaruh dan
memiliki andil besar dalam mengatur dan mengelola keuangan sekolah. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus memahami secara utuh tentang manajemen
keuangan di insititusi pendidikan.

3. Fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan

Fungsi menejemen keuangan sekolah yaitu:


a. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan
serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan
membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana sekolah untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada
untuk operasional kegiatan sekolah.

4
e. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan
dan mengamankan dana tersebut.
f. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan pada sekolah.
g. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan sekolah
yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
h. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan
sekolah sekaligus sebagai bahan evaluasi.

4. Sumber Keuangan Sekolah

Suatu sekolah bias mendapat dana untuk sekolahnya dari beberapa sumber,
diantaranya:
 Pemerintah, dana yang bersumber dari pemerintah melalui APBN maupun
APBD contohnya adalah program BOS.
 Orang tua/wali, contoh biaya sekolah yang bersumber dari wali murid
adalah SPP atau biaya pendidikan yang di bayarkan per bulan atau
dibayarkan per semester.
 Masyarakat, contoh dana yang didapatkan sekolah melalui masyarakat
adalah sponsorship perusahaan atau donasi alumni.
 Dana swadaya, contoh usaha mandiri sekolah yang menghasilkan dana
tambahan bagi sekolah adalah kantin atau koperasi sekolah.

B. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah

Dalam undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 48, dinyatakan bahwa pengelolaan
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi transparansi, akuntabilitas
public dan efektifitas. Berikut ini akan kami bahas beberapa prinsip dari manajemen
keuangan sekolah, yaitu:
1. Transparansi
Transparansi bermakna keterbukaan. Dalam manajemen keuangan
transparansi sangat diperlukan agar tidak terjadinya kecurigaan antara
pengelola keuangan dan staff atau bahkan donator sekolah dan menumbuhkan
rasa percaya antar sesama. Selain itu transparansi juga dibutuhkan untuk
memudahkan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Transparasi yang dimaksud yaitu: keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan dan pertanggung jawaban yang jelas.
2. Akuntabilitas

5
Akuntabilitas dalam manajemen keuangan sekolah berarti penggunaan
anggaran atau uang sekolah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Ada empat syarat akuntabilitas yaitu: (1)
adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola keuangan
sekolah. (2) adanya standar kinerja setiap institusi yang dapat di ukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya. (3) adanya partisipasi untuk
saling menciptakan suasana kondusif. (4) regulasi pengelolaan keuangn yang
memberikan kepastian hukum maupun tata kelola sebagai rambu-rambu dalam
menjalankan kebijakan public memberikan pelayanan pendidikan secara
maksimal.
Akuntabilitas manajemen keuangan lembaga pendidikan bertujuan untuk
menilai kinerja lembaga pendidikan dan kepuasan stakeholdernya terhadap
pelayanan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengikutsertakan
masyarakat dalam pengawasan pelayanan pendidikan dan untuk pertanggung
jawaban komitmen penyelenggara pendidikan kepada stakeholdernya atas
dana yang dihimpun dari pemerintah, wali murid, dan masyarakat. (Sutedjo,
2009)
3. Efektivitas
Efektivitas diartikan sebagai kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan
tujuan yang telah dirumuskan. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi
prinsip efektif jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk
membiayai aktifitas dalam rangka mencapat tujuan lembaga pendidikan yang
bersangkutan dan kualitatif outcome nya sesuai dengan rencana yang telah di
tetapkan.
Dalam mengukur efektivitas pembiayaan pendidikan, ada 3 komponen utama
yang harus diperhatikan, yaitu: (1) cakupan pengaruh biaya. (2) kesempatan
tindakan yang digunakan untuk mencapai pengaruh pembiayaan ditandai
sebagai mode pendidikan. (3) mekanisme yang mendasari mengapa
pembiayaan tertentu mendorong kea rah pencapaian tujuan.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Suatu dikatakan efisien apabila
tujuan dari sesuattu tersebut terlaksana atau tercapai secara maksimal dengan
penggunaan sumber daya seminimal mungkin. Daya yang dimaksud adalah
tenaga, pikiran, waktu dan biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua
hal, yaitu:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya

6
Kegiatan dapat dikatakan efisien jika penggunaan waktu, tenaga, dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.

b. Dilihat dari segi hasil


Kegiatan dapat dikatakan efisien jika penggunaan waktu, tenaga, dan
biaya tertentu dapat memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitas nya.
Dalam biaya pendidikan, efisiensi hanya akan ditentukan oleh ketepatan
didalam mempergunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas
pada factor-fakto input pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi
belajar siswa dan perluasan layanan pendidikan bagi semua orang (education
for all).

C. Mekanisme Penerimaan, Pencatatan, Penyimpanan dan Pertanggung-


jawaban serta Pengawasan Keuangan di Sekolah.

Sekolah merupakan organisasi kerja, yang memikul sejumlah volume dan


beban kerja sesuai dengan jenis dan tingkatan masing-masing. Untuk mewujudkan
beban kerja itu diperlukan sejumlah dana atau uang, baik itu untuk beban kerja yang
memerlukan alat maupun tidak. Dengan kata lain sekolah memerlukan sejumlah dana
agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang memungkinkannya mencapai tujuan
sebagai organisasi kerja (Nawawi, 1986: 96). Kegiatan pengelolaan keuangan yang
dimiliki sekolah, baik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah atau dengan bantuan
petugas yang lain yang disebut Administrasi Keuangan Sekolah. Kegiatan
administrasi keuangan sekolah dapat dibedakan dalam dua bentuk sebagai berikut:
a. Administrasi keuangan dalam arti luas, yang mengandung pengertian
penentuan kebijaksanaan keuangan dalam pengadaan dan penggunaannya agar
terwujud kegiatan yang tepat bagi pencapaian tujuan sekolah. Aspek-aspeknya
terutama menyangkut perencanaan pengadaan dan penggunaan uang termasuk
di dalamnya kontrol terhadap ketepatan penggunaan dan administrasi
pembukuannya.
b. Administrasi keuangan dalam arti sempit, yang mengandung pengertian proses
pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam membiayai kegiatan dan
peralatan yang diperlukan.

7
1. Perencanaan Keuangan Sekolah
Perencanaan keuangan sekolah yang disusun secara baik merupakan
kebijaksanaan penggunaannya di sekolah dan akan mempermudah pelaksanaan
kegiatan pengawasannya. Perencanaan yang baik harus dimulai dengan
menginventarisasikan lebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan,
lengkap dengan prasarana dan sarananya seandainya belum tersedia. Kemudian dari
daftar inventarisasi itu dipisah-pisah antara kegiatan yang diprioritaskan dalam
kelompok kegiatan/peralatan yang sangat penting, penting dan kurang penting.
Kegiatan/peralatan yang rutin pelaksanaan atau pengadaannya harus dimasukan dalam
kelompok yang sangat penting disamping kemungkinan terdapat juga dari yang
sifatnya tidak rutin pelaksanaan atau pengadaannya.
Berdasarkan pengelompokan kegiatan dan peralatan tersebut di atas
selanjutnya Kepala Sekolah perlu mempelajari kemungkinan dana yang dapat
disediakan. Perkiraan jumlah dana yang dapat diadakan itu harus dari ketiga sumber
keuangan yaitu: dana dari pemerintah, dana dari siswa/orang tua siswa dan dana dari
masyarakat. Apabila semua kegiatan/peralatan yang termasuk prioritas sangat penting
telah tertampung dalam perencanaan dan dari perkiraan dana yang dapat diadakan
masih terdapat kelebihan, maka dapat dimasukan kegiatan/peralatan yang dalam
prioritas termasuk kelompok penting dan demikian selanjutnya untuk kelompok yang
kurang penting. Perencanaan keuangan sebagai kebijaksanaan yang akan
dilaksanakan pada tahun atau beberapa tahun berikutnya sebaiknya dibuat secara
menyeluruh dan sebagai suatu kesatuan.
Perencanaan keuangan yang sumbernya akan diperoleh melalui SPP atau Dana
Pembinaan Pendidikan (DPP) penggunaannya dilakukan menurut mata anggaran yang
diperkenankan sesuai dengan ketentuan berdasarkan keputusan bersama antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Keuangan. Oleh karena itu
dalam perencanaan keuangan dari sumber ini, Kepala Sekolah harus berpegang
sepenuhnya pada mata anggaran yang telah diatur dalam keputusan bersama tersebut.
Oleh karena itu dalam perencanaan pun Kepala Sekolah harus berpegang teguh pada
jenis mata anggaran dan tidak dapat membuat sendiri di luar yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang menyeluruh harus dijadikan pedoman kebijaksanaan dalam
penggunaan keuangan sehari-hari di sekolah. Oleh karena itulah dalam administrasi
keuangan diperlukan pengawasan yang ketat, cermat dan terarah.

2. Tata Usaha Keuangan Sekolah

Kegiatan pertama dalam tata usaha keuangan adalah pengangkatan atau


penunjukan bendaharawan, baik melalui proses usul kepada pihak atasan yang
berwenang maupun oleh Kepala Sekolah sendiri. Bendaharawan adalah seseorang

8
yang karena Negara dipercayakan untuk menerima, menyimpan dan mengeluarkan
uang dan surat-surat berharga yang dapat dinilai dengan uang sebagai milik Negara.
Di lingkungan sekolah swasta uang dan surat-surat berharga yang dapat dinilai dengan
uang adalah milik sekolah atau yayasan/badan penyelenggara.

1) Penerimaan
Setiap uang yang diterima untuk kepentingan sekolah harus dibukukan oleh
bendaharawan dalam Buku Kas Umum untuk setiap jenis penerimaan. Dengan
demikian berarti Buku Kas umum harus dipisahkan antara uang dari sumber
pemerintah, Dana Pembinaan Pendidikan dan sumbangan orang tua/masyarakat.
Disamping itu jika sekolah dipercayakan mengelolah dana pembangunan (proyek) dan
dana rutin dari sumber pemerintah, maka perlu dibuat dua Buku Kas Umum yang
terpisah.

2) Penyimpanan dan Penggunaan Keuangan


Kepala Sekolah dan bendaharawan sebagai penerima keuangan di sekolah
harus menyimpan uang dan atau surat-surat berharga yang diterimanya sebelum
dikeluarkan. Untuk itu uang dan surat-surat berharga yang dipercayakan kepadanya
harus disimpan pada tempat yang sama. Dalam penyimpanan ini hendaknya dihindari
juga mencampurkan uang pribadi dengan uang milik sekolah.
Penggunaan dalam bentuk pengeluaran uang milik sekolah harus dilakukan
secara sah, efektif dan efisien. Pengeluaran secara sah berarti setiap pengeluaran harus
dibuat tanda buktinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku berupa kuitansi.
Pengeluran secara benar maksudnya setiap pengeluaran uang sekolah harus benar-
benar untuk membayar atau memenuhi tagihan yang tepat. Ketepatan itu di satu pihak
berupa kesesuaian mata anggaran dan jumlah uang yang tersedia dengan jenis
besarnya tagihan. Dengan demikian seorang Kepala Sekolah dalam mempergunakan
keuangan, hendaklah memperhatikan jenis kegiatan atau pengadaan barang apa yang
disediakan dananya dan berupa besarnya dana tersebut di dalam suatu mata anggaran.
Dalam hubungan ini tampak semakin pentingnya perencanaan yang
menyeluruh, lengkap dan teliti, agar tidak satu pun kegiatan atau pengadaan barang
yang termasuk prioritas sangat penting tidak dapat dilaksanakan pada waktunya.
Penggunaaan keuangan secara efisien dimaksudkan agar setiap Kepala Sekolah
sebagai penentu kebijaksanaan harus berusaha agar uang yang dikeluarkan benar-
benar bermanfaat dan tidak merupakan pemborosan. Setiap dana yang dikeluarkan
harus diusahakan memberikan hasil yang sebesar-besarnya. Untuk itu mutu
kegiatan/pengadaan barang itu tidak kurang dari yang seharusnya dan bahkan jika
mungkin lebih baik, disamping memenuhi target jumlah dana dan waktunya.

9
3) Pengawasan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Pengawasan keuangan dimaksudkan untuk membantu para bendaharawan
agar dalam menerima, menyimpan dan mempergunakan dilakukan secara sah benar
dan efisien. Pengawasan tidak boleh sekedar dilakukan untuk mencari-cari kesalahan
bendaharawan atau Kepala Sekolah, akan tetapi harus dititik beratkan pada proses
pemberian bimbingan dan petunjuk dalam pengelolaan keuangan. Dengan demikian
pengawasan keuangan harus dilakukan secara preventif dan kuratif.
Pengawasan dapat dilakukan melalui peryanggungjawaban yang disampaikan
secara tertulis mengenai penerimaan dan pengeluaran uang oleh bendaharawan.
Pengawasan dapat juga dilakukan secara langsung dengan melakukan pemeriksaan
terhadap pembukuan dan penyimpanan serta penggunaan uang oleh bendaharawan.
Pengawasan seperti itu disebut pengawasan dari dekat atau pengawasan langsung.
Untuk itu disamping pembukuan, akan diperiksa juga bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran keuangan. Bukti-bukti tersebut diperlukan dalam melengkapi surat-surat
pertanggungjawaban.
Pengawasan seperti tersebut di atas tidak saja dilakukan oleh aparat
pengawasan keuangan Negara seperti KPAN, BPK, Inspektoral Jendral, Inspektoral
Daerah, tetapi sebaiknya dilakukan juga oleh Kepala Sekolah terhadap semua
bendaharawan di sekolah yang dipimpinnya. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah sebagai atasan langsung atau sebagai penanggungjawab terhadap seluruh
kegiatan sekolah disebut pengawasan intern. Sedangkan pengawasan dari luar sekolah
oleh petugas-petugas yang berwenang seperti telah diuraikan sebelumnya, disebut
pengawasan ekstern. Pengawasan intern sangat penting dilakukan dengan tujuan
untuk mempermudah dan melancarkan pelaksanaan pengawasan ekstern, tetapi juga
sedini mungkin dapat dicegah penyalah gunaan keuangan sekolah agar berdaya dan
berhasil guna secara maksimal.
Akhirnya dalam pengawasan terhadap tanggungjawab pengelolaan keuangan,
setiap kali dilakukan pengawasan oleh pihak yang berwenang atau oleh Kepala
Sekolah, perlu dibuat berita acara menyangkut proses dan hasi-hasil yang ditemukan.
Berita acara itu harus ditandatangani oleh bendaharawan dan Kepala Sekolah serta
semua petugas pemeriksa. Dengan demikian pemeriksaan berikutnya akan lebih
mudah dan bendaharawan mengetahui langkah-langkah perbaikan yang harus
dilakukannya bersama Kepala Sekolah.

3. Analisis Biaya-Keuntungan (cost-benefit).

Secara singkat bahasan mengenai analisis biaya-keuntungan adalah


pertimbangan dan evaluasi semua biaya dan keuntungan yang relevan pada kurun
waktu tertentu. Tujuan analisis biaya adalah hasil yang ideal dari suatu kegiatan harus

10
melebihi biaya yang dikeluarkan. Meskipun analisis biaya-keuntungan sepenuhnya
bersifat angka, dan analisis sistem dapat berisi variable-variabel kuantitatif maupun
kualitatif (Sudjana, 1989: 193). Lebih lanjut proses dasar analisis biaya-keuntungan
memberikan kecanggihan kepada prosedur-prosedur ini dalam arti bahwa dalam
menangani suatu masalah, semua unsur kuantitatif maupun kualitatif diperhitungkan,
dikaitkan dan dinilai. Karena para administrator pendidikan biasanya dihadapkan
kepada sumber daya yang terbatas, keuangan, manusia, dan materi. Maka analisis
sistematis dari semua kemungkinan pemecahan masalah adalah yang paling relevan,
terutama karena masalah-masalah tidak timbul sendiri-sendiri. Melalui analisis biaya-
keuntungan, seorang administrator dapat menilai satu persatu atau secara kelompok
biaya-biaya keuntungan dan konsekuensi dari semua alternatif pada suatu waktu
tertentu. Ketika gambaran penuh biaya dan perolehan-perolehan ditampilkan, maka
pertanyaan-pertanyaan mengenai prioritas dan efek positif yang terbesar dapat
dijawab secara objektif.
Empat langkah utama dalam analisis biaya-keuntungan adalah (Sudjana, 1989: 195):
a. Mengajukan pertanyaan (pertanyaan-pertanyaan) yang tepat (menurut
tugasnya).
b. Memproyeksikan cara-cara alternatif untuk mencapai tujuan.
c. Mendokumentasikan secara tertulis semua data masalah, asumsi dan
pertimbangan.
d. Menganalisis biaya-biaya dan perolehan-perolehan dari masing-masing
alternatif.

D. Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah)

a. Pengertian APBS (Anggaran Pendapatan & Belanja Sekolah)


APBS adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk mata uang rupiah dan
diproyeksikan untuk jangka waktu atau periode tertentu. Selain itu, APBS juga
menggambarkan alokasi dan distribusi sumber-sumber keuangan kepada setiap
bagian aktifitas sekolah. APBS menjadi sangat populer sejak diberlakukannya
kebijakan desentralisasi pendidikan melalui penerapan manajemen berbasis
sekolah (MBS). Salah satu kewenangan yang di desentralisasikan adalah
pengelolaan secara otonom berkenaan dengan manajemen pengelolaan keuangan
sekolah.
Pengertian APBS (Anggaran Pendapatan & Belanja Sekolah bisa juga diartikan
sebagai pendanaan yg dibutuhkan dan harus disediakan yang juga memuat tentang
dari mana dana berasal atau program kerja sekolah yang utuh, memuat perkiraan
atau taksiran tentang pendapatan dan pengeluaran sekolah yang disusun untuk
periode waktu satu tahun pelajaran.

11
b. Sejarah APBS
Desentralisasi pendidikan memberikan kewenangan kepada sekolah untuk
mencari dan memanfaatkan berbagai sumber pendapatan berdasarkan kebutuhan
masing-masing sekolah. Lebih dari itu, masing-masing sekolah memiliki
kewenangan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi distribusi
anggaran. Hanya saja sekolah tetap memiliki tanggung jawab untuk menciptakan
iklim keuangan yang transparan dan akuntabel. Kebijakan ini berbeda jauh dengan
era sebelumnya (orde baru), dimana sentralisasi penganggaran sangat kuat;
Sampai-sampai kewenangan membeli peralatan sekolah, kantor danlain- lain
direalisasikan di sekretariat Negara. Itu merupakan salah urusan sangat mendasar.
Hasilnya: yang dibeli tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, belum lagi diketahui
apakah harganya tidak dimarkup dan dimanipulasi jumlah serta jenis yang dibeli.

c. Cakupan APBS
APBS terdeskripsikan menjadi dua yaitu anggaran rutin dan anggaran
pembangunan. Bila anggaran diperuntukkan untuk pemenuhan kapasitas
kelembagaan internal dalam rangka pelaksanaan program pembelajaran, maka
disebut sebagai anggaran rutin. Bila anggaran diproyeksikan untuk keperluan
program mulai dari sarana, prasarana, sampai kebutuhan teknis lainnya maka
disebut sebagai anggaran pembangunan.

d. Cakupan APBS untuk pengeluaran rutin


Pertama, Belanja pegawai: merupakan keseluruhan pembelanjaan yang berkenaan
dengan pembayaran gaji atau segala macam tunjangan lainnya. Kedua, belanja
barang adalah: keseluruhan pembelian barang yang digunakan dalam
penyelenggaraan sekolah sehari- hari, seperti pembelian kertas, tinta, spidol,
penghapus papan tulis, dan lain-lain. Ketiga, belanja pemeliharaan yang berarti
keseluruhan pengeluaran pemeliharaan barang-barang atau kekayaan milik
sekolah, seperti gedung,kendaraan, perabot, dan lain lain. Keempat, biaya
perjalanan: merupakan keseluruhan biaya perjalanan yang berkait dengan
penyelenggaraan sekolah, seperti transportasi, akomodasi, dan konsumsi.

e. Cakupan APBS untuk perencanaan pembangunan


Biaya pembangunan berkaitan dengan keseluruhan pengeluaran anggaran yang
diperuntukkan untuk pembangunan, misalnya, pengadaan gedung dan fasilitas
fisik lainnya

12
f. Fungsi APBS
Sebagai pedoman karena berisi program kerja sekolah yang utuh dan memuat
prakiraan pendapatan dan pengeluaran sekolah dalam rangka pelaksanaan
program pendidikan dan pengajaran di sekolah, dalam periode waktu satu tahun
pelajaran. Sebagai pilar manajemen sekolah karena semua kegiatan sekolah yang
teknis dan non teknis (pendanaan) direncanakan. Konsekuensinya adalah segala
hal dilakukan oleh sekolah hrs tercover di RAPBS.

g. Asas dalam penyusunan RAPBS


1. Asas kecermatan: Anggaran harus diperkirakan secara cermat, baik dalam
hal penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian sehingga dapat
efektif dan terhindar dari kekeliruan dalam penghitungan.
2. Asas Terinci: Penyusunan anggaran dirinci secara baik sehingga dapat
dilihat rencana kerja yang jelas serta dapat membantu unsur pengawasan.
3. Asas Keseluruhan: Anggaran yang disusun mencakup semua aktivitas
keuangan dari suatu organisasi secara menyeluruh dari awal tahun sampai
akhir tahun anggaran
4. Asas Keterbukaan: Semua pihak yang telah ditentukan oleh peraturan atau
pihak yang terkait dengan sumber pembiayaan sekolah dapat memonitor
aktivitas yang tertuang dalam penyusun anggaran maupun dalam
pelaksanaannya.
5. Asas Periodik: Pelaksaan anggaran mempunyai batas waktu yang jelas.
6. Asas Pembebanan.: Dasar pembukuan terhadap pengeluaran dan
penerimaan anggaran perlu diperhatikan. Kapan suatu anggaran pengeluaran
dibebankan kepada anggaran ataupun suatu penerimaan menguntungkan
anggaran perlu diperhitungkan secara baik.

Isi APBS adalah program pendidikan yang dibuat sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan di sekolah. Butir program kerja tersebut merupakan aspek yang harus
dibiayai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan sekolah. Jumlah/besarnya biaya yang
harus ditanggung sekolah, sekaligus jumlah dana yang harus disiapkan sekolah untuk dapat
melaksanakan program pendidikan yang telah disusun dan berbagai sumber dana yang
mendukung pembelanjaan sekolah dalam rangka pelaksanaan program pendidikan sekolah.
APBS tidak dapat disusun jika sekolah belum menyusun program kerja, sekolah tidak
memiliki sumber dana yang pasti, sekolah tidak tahu secara pasti aspek apa saja yang harus
dibiayai, sekolah tidak mempunyai data yang jelas dan pasti tentang jumlah murid, jumlah
guru dan karyawan. Dalam menghitung jumlah guru dan karyawan, harus diperhatikan status
kepegawaian (tenaga yang dibiayai oleh Pemerintah atau Yayasan).

13
Langkah – langkah dalam penyusunan RAPBS: • Kegiatan penyusunan RAPBS ini
seharusnya dimulai dengan: • pengumpulan data • pengolahan data • analisis data berkaitan
dengan rencana kebutuhan sekolah serta ketersediaan dana yang akan digunakan.
Pengelompokan Kegiatan Dalam rangka penyusunan RAPBS
• Kegiatan baku yang harus ada dan selalu ada (cenderung bersifat rutin) atau semua
kegiatan yang merupakan pelaksanaan pendidikan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
• Kegiatan sewaktu-waktu yang bersifat tempore ratau kegiatan dalam kategori ini
yang timbul karena diperlukan dan bersifat sesaat.

Langkah penyusunan RAPBS yang ditawarkan adalah sebagai berikut:


• Inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan datang, baik kegiatan rutin maupun
kegiatan pembangunan/ pengembangan berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada tahun sebelumnya.
• Inventarisasi sumber pembiayaan baik dari rutin maupun pembangunan
• Penyusunan Rencana Kegiatan sekolah (RKS) yang lengkap berdasarkan Langkah
poin (1) dan (2). Kepala sekolah membuat tabel RKS yang terdiri dari kolom-kolom
nomor urut, uraian kegiatan, sasaran, kolom-kolom perincian dana dari berbagai
sumber, dan kolom jumlah.
• Penyusunan RAPBS: Kepala sekolah membuat tabel RAPBS yang terdiri dari kolom
rencana penerimaan dan jumlahnya, kolom rencana pengeluaran dan jumlahnya.
Tabel tersebut diisi kemudian ditandatangani oleh Kepala sekolah dan Ketua komite
sekolah dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat.

Kegiatan pendidikan yang perlu dibiayai adalah: berdasakanr SK bersama Mendikbud


& Menkeu NO 0484 / K /1988, NO 943 / KMK.02 / 1988, tgl. 11 Oktober 1988, dana
pendidikan digunakan untuk: Pendidikan & pengajaran, Penelitian PPM (termasuk
KKN), pembinaan kesejahteraan pegawai, pembinaan kerumahtanggaan/lingkungan
dan kegiatan siswa.

Pada pemanfaatan keuangan sekolah, setidaknya perlu mengikuti langkah-langkah


berikut ini:
1. Menyusun RAPBS
Pada tahap perencanaan, menyusun RAPBS adalah hal wajib. RAPBS merupakan
rencana penggunaan sumber dana untuk pelaksanaan pendidikan di sekolah selama 1
tahun. Inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan datang, baik kegiatan rutin
maupun kegiatan pembangunan/ pengembangan berdasarkan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pada tahun sebelumnya. Penyusunan RAPBS biasanya melibatkan kepala

14
sekolah, seluruh guru, komite sekolah, staf tata usaha dan bagian dari komunitas
sekolah. Pada RAPBS juga perlu dijelaskan secara detail tentang plot anggarannya.
Apakah anggaran tersebut merupakan kelanjutan dari periode sebelumnya atau
merupakan anggaran terhadap hal baru. Setelah RAPBS selesai, kemudian
ditandatangani oleh Kepala sekolah dan Ketua komite sekolah dan diketahui oleh
Kepala Dinas Pendidikan setempat.

2. Pengadaan dan Pengalokasian Anggaran


Setelah RAPBS selesai dibahas dan sudah disepakati, selanjutnya ditetapkan menjadi
APBS atau saat ini lebih dikenal dengan istilah RKAS. APBS/RKAS kemudian
dijadikan patokan untuk pelaksanaan segala program sekolah. APBS/RKAS sangat
penting karena bisa berpengaruh terhadap seluruh kebijakan di sekolah. Pengawasan
terhadap pengelolaan anggaran pendidikan di masing-masing sekolah juga akan
mengacu pada APBS/RKAS. APBS/RKAS yang berhasil disusun dengan tepat,
diharapkan bisa mempengaruhi kualitas pelayanan pendidikan menjadi lebih baik
juga.

3. Pelaksanaan Anggaran Sekolah


Pada tahap ini seluruh rencana mulai direalisasikan. Supaya pelaksanaan anggaran
berjalan baik, dibutuhkan pengorganisasian. Pada pengorganisasian ini, akan ada
pengelompokan satuan tugas yang bertanggung jawab pada masing-masing hal.

4. Pemantauan
Pihak yang bertugas perlu memantau pelaksanaan anggaran supaya semuanya berjalan
sesuai rencana, terlaksana secara runtut dan diselesaikan sesuai tujuan. Hal ini sangat
penting untuk dijalankan supaya realisasi anggaran tepat sasaran dan tidak ada
penyimpangan.

5. Pembukuan Keuangan Sekolah


Pada tahap pembukuan, seluruh transaksi keuangan dicatat dengan sedemikian rupa.
Seluruh bukti transaksi juga perlu dicantumkan. Dengan demikian, seluruh transaksi
bisa terlacak dan jelas berapa nilai transaksinya.

6. Pertanggung Jawaban
Pada tahap ini, seluruh penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah dilaporkan.
Menggunakan laporan tersebut, pihak sekolah akan mempertanggungjawabkan
realisasi anggaran kepada sumber dana.

15
7. Penilaian Kinerja
Mengacu pada laporan keuangan, manajemen keuangan sekolah bisa dinilai
kinerjanya. Apakah sudah sesuai harapan atau belum. Pihak sekolah bisa
melaksanakan manajemen keuangan sekolah yang baik sesuai dengan abad 21 dengan
pemanfaatan ICT. Terdapat sistem informasi manajemen keuangan sekolah yang bisa
diaplikasikan oleh pihak sekolah. Sistem tersebut akan memudahkan dalam
pengolahan data, rekapitulasi laporan keuangan, dan transparansi pada sumber dana.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen keuangan sekolah adalah proses atau aktifitas pengelolaan keuangan


yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban, dan
pelaporan keuangan sekolah yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk
mencapai mencapai tujuan sekolah baik dalam jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang dan merupakan hal yang sangat krusial bagi kesuksesan
pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini perlu dilaksanakan dengan
baik dan penuh tanggung jawab. Melalui kegiata pengelolaan keuangan maka
kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien Dalam upaya menjalankan
manajemen keuangan sekolah yang baik, diperlukannya SDM yang kompeten.
Kepala sekolah adalah sosok yang sangat berpengaruh dan memiliki andil besar
dalam mengatur dan mengelola keuangan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah
harus memahami secara utuh tentang manajemen keuangan di insititusi pendidikan.

B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini
tentunya terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan para pembaca sekalian dapat memberi kritik dan saran yang dapat
membangun kami sehingga kedepannya kami dapat menyusun makalah lain
dengan baik dan benar

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Jaenudin, S. (2019). Analisis Pengelolaan dan Pengawasan Keuangan Sekolah di SD Negeri se-
Kecamatan Way Tuba. Universitas Sebelas Maret Journal, 2-3.
Andiawati, E. (2017). Pengelolaan keuangan lembaga pendidikan/sekolah. journal FTK UNS, 3-6.
Arwildayanto, d. (2017). Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan. bandung: Widya
Padjajaran.
Erna Indawati, d. (2019). Pengelolaan Keuangan Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.
Sutedjo, S. (2009). Persepsi Stakeholder Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Sekolah. UNDIP website, 50.

18

Anda mungkin juga menyukai