Makalah Manajemen Keuangan
Makalah Manajemen Keuangan
Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Tugas Kelompok Sebagai Materi Presentasi pada Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu :
Nidawati S.Ag M.Ag
Oleh :
KELOMPOK 8
Segala puji bagi hanya layak kita panjatkan kehadirat Allah Swt.Tuhan seluruh alam
dan atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang tiada kira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Keuangan “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tugas kelompok pada
mata kuliah Manajemen Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada Dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan , Ibu Nidawati S.Ag, M.Ag.
yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar kepada kami.
Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik kedepannya. Meskipun penulis berharap dari isi makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan namun tetapi “tak ada gading yang tak retak”, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi. Akhir kata,
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari manajemen keuangan di sekolah.
4. Untuk mengetahui proses atau mekanisme penerimaan, pencatatan,
penyimpanan, dan pertanggung-jawaban serta pengawasan keuangan di
sekolah.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun RAPBS.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
e. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan
dan mengamankan dana tersebut.
f. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan pada sekolah.
g. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan sekolah
yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
h. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan
sekolah sekaligus sebagai bahan evaluasi.
Suatu sekolah bias mendapat dana untuk sekolahnya dari beberapa sumber,
diantaranya:
Pemerintah, dana yang bersumber dari pemerintah melalui APBN maupun
APBD contohnya adalah program BOS.
Orang tua/wali, contoh biaya sekolah yang bersumber dari wali murid
adalah SPP atau biaya pendidikan yang di bayarkan per bulan atau
dibayarkan per semester.
Masyarakat, contoh dana yang didapatkan sekolah melalui masyarakat
adalah sponsorship perusahaan atau donasi alumni.
Dana swadaya, contoh usaha mandiri sekolah yang menghasilkan dana
tambahan bagi sekolah adalah kantin atau koperasi sekolah.
Dalam undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 48, dinyatakan bahwa pengelolaan
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi transparansi, akuntabilitas
public dan efektifitas. Berikut ini akan kami bahas beberapa prinsip dari manajemen
keuangan sekolah, yaitu:
1. Transparansi
Transparansi bermakna keterbukaan. Dalam manajemen keuangan
transparansi sangat diperlukan agar tidak terjadinya kecurigaan antara
pengelola keuangan dan staff atau bahkan donator sekolah dan menumbuhkan
rasa percaya antar sesama. Selain itu transparansi juga dibutuhkan untuk
memudahkan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Transparasi yang dimaksud yaitu: keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan dan pertanggung jawaban yang jelas.
2. Akuntabilitas
5
Akuntabilitas dalam manajemen keuangan sekolah berarti penggunaan
anggaran atau uang sekolah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Ada empat syarat akuntabilitas yaitu: (1)
adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola keuangan
sekolah. (2) adanya standar kinerja setiap institusi yang dapat di ukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya. (3) adanya partisipasi untuk
saling menciptakan suasana kondusif. (4) regulasi pengelolaan keuangn yang
memberikan kepastian hukum maupun tata kelola sebagai rambu-rambu dalam
menjalankan kebijakan public memberikan pelayanan pendidikan secara
maksimal.
Akuntabilitas manajemen keuangan lembaga pendidikan bertujuan untuk
menilai kinerja lembaga pendidikan dan kepuasan stakeholdernya terhadap
pelayanan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengikutsertakan
masyarakat dalam pengawasan pelayanan pendidikan dan untuk pertanggung
jawaban komitmen penyelenggara pendidikan kepada stakeholdernya atas
dana yang dihimpun dari pemerintah, wali murid, dan masyarakat. (Sutedjo,
2009)
3. Efektivitas
Efektivitas diartikan sebagai kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan
tujuan yang telah dirumuskan. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi
prinsip efektif jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk
membiayai aktifitas dalam rangka mencapat tujuan lembaga pendidikan yang
bersangkutan dan kualitatif outcome nya sesuai dengan rencana yang telah di
tetapkan.
Dalam mengukur efektivitas pembiayaan pendidikan, ada 3 komponen utama
yang harus diperhatikan, yaitu: (1) cakupan pengaruh biaya. (2) kesempatan
tindakan yang digunakan untuk mencapai pengaruh pembiayaan ditandai
sebagai mode pendidikan. (3) mekanisme yang mendasari mengapa
pembiayaan tertentu mendorong kea rah pencapaian tujuan.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Suatu dikatakan efisien apabila
tujuan dari sesuattu tersebut terlaksana atau tercapai secara maksimal dengan
penggunaan sumber daya seminimal mungkin. Daya yang dimaksud adalah
tenaga, pikiran, waktu dan biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua
hal, yaitu:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya
6
Kegiatan dapat dikatakan efisien jika penggunaan waktu, tenaga, dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
7
1. Perencanaan Keuangan Sekolah
Perencanaan keuangan sekolah yang disusun secara baik merupakan
kebijaksanaan penggunaannya di sekolah dan akan mempermudah pelaksanaan
kegiatan pengawasannya. Perencanaan yang baik harus dimulai dengan
menginventarisasikan lebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan,
lengkap dengan prasarana dan sarananya seandainya belum tersedia. Kemudian dari
daftar inventarisasi itu dipisah-pisah antara kegiatan yang diprioritaskan dalam
kelompok kegiatan/peralatan yang sangat penting, penting dan kurang penting.
Kegiatan/peralatan yang rutin pelaksanaan atau pengadaannya harus dimasukan dalam
kelompok yang sangat penting disamping kemungkinan terdapat juga dari yang
sifatnya tidak rutin pelaksanaan atau pengadaannya.
Berdasarkan pengelompokan kegiatan dan peralatan tersebut di atas
selanjutnya Kepala Sekolah perlu mempelajari kemungkinan dana yang dapat
disediakan. Perkiraan jumlah dana yang dapat diadakan itu harus dari ketiga sumber
keuangan yaitu: dana dari pemerintah, dana dari siswa/orang tua siswa dan dana dari
masyarakat. Apabila semua kegiatan/peralatan yang termasuk prioritas sangat penting
telah tertampung dalam perencanaan dan dari perkiraan dana yang dapat diadakan
masih terdapat kelebihan, maka dapat dimasukan kegiatan/peralatan yang dalam
prioritas termasuk kelompok penting dan demikian selanjutnya untuk kelompok yang
kurang penting. Perencanaan keuangan sebagai kebijaksanaan yang akan
dilaksanakan pada tahun atau beberapa tahun berikutnya sebaiknya dibuat secara
menyeluruh dan sebagai suatu kesatuan.
Perencanaan keuangan yang sumbernya akan diperoleh melalui SPP atau Dana
Pembinaan Pendidikan (DPP) penggunaannya dilakukan menurut mata anggaran yang
diperkenankan sesuai dengan ketentuan berdasarkan keputusan bersama antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Keuangan. Oleh karena itu
dalam perencanaan keuangan dari sumber ini, Kepala Sekolah harus berpegang
sepenuhnya pada mata anggaran yang telah diatur dalam keputusan bersama tersebut.
Oleh karena itu dalam perencanaan pun Kepala Sekolah harus berpegang teguh pada
jenis mata anggaran dan tidak dapat membuat sendiri di luar yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang menyeluruh harus dijadikan pedoman kebijaksanaan dalam
penggunaan keuangan sehari-hari di sekolah. Oleh karena itulah dalam administrasi
keuangan diperlukan pengawasan yang ketat, cermat dan terarah.
8
yang karena Negara dipercayakan untuk menerima, menyimpan dan mengeluarkan
uang dan surat-surat berharga yang dapat dinilai dengan uang sebagai milik Negara.
Di lingkungan sekolah swasta uang dan surat-surat berharga yang dapat dinilai dengan
uang adalah milik sekolah atau yayasan/badan penyelenggara.
1) Penerimaan
Setiap uang yang diterima untuk kepentingan sekolah harus dibukukan oleh
bendaharawan dalam Buku Kas Umum untuk setiap jenis penerimaan. Dengan
demikian berarti Buku Kas umum harus dipisahkan antara uang dari sumber
pemerintah, Dana Pembinaan Pendidikan dan sumbangan orang tua/masyarakat.
Disamping itu jika sekolah dipercayakan mengelolah dana pembangunan (proyek) dan
dana rutin dari sumber pemerintah, maka perlu dibuat dua Buku Kas Umum yang
terpisah.
9
3) Pengawasan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Pengawasan keuangan dimaksudkan untuk membantu para bendaharawan
agar dalam menerima, menyimpan dan mempergunakan dilakukan secara sah benar
dan efisien. Pengawasan tidak boleh sekedar dilakukan untuk mencari-cari kesalahan
bendaharawan atau Kepala Sekolah, akan tetapi harus dititik beratkan pada proses
pemberian bimbingan dan petunjuk dalam pengelolaan keuangan. Dengan demikian
pengawasan keuangan harus dilakukan secara preventif dan kuratif.
Pengawasan dapat dilakukan melalui peryanggungjawaban yang disampaikan
secara tertulis mengenai penerimaan dan pengeluaran uang oleh bendaharawan.
Pengawasan dapat juga dilakukan secara langsung dengan melakukan pemeriksaan
terhadap pembukuan dan penyimpanan serta penggunaan uang oleh bendaharawan.
Pengawasan seperti itu disebut pengawasan dari dekat atau pengawasan langsung.
Untuk itu disamping pembukuan, akan diperiksa juga bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran keuangan. Bukti-bukti tersebut diperlukan dalam melengkapi surat-surat
pertanggungjawaban.
Pengawasan seperti tersebut di atas tidak saja dilakukan oleh aparat
pengawasan keuangan Negara seperti KPAN, BPK, Inspektoral Jendral, Inspektoral
Daerah, tetapi sebaiknya dilakukan juga oleh Kepala Sekolah terhadap semua
bendaharawan di sekolah yang dipimpinnya. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah sebagai atasan langsung atau sebagai penanggungjawab terhadap seluruh
kegiatan sekolah disebut pengawasan intern. Sedangkan pengawasan dari luar sekolah
oleh petugas-petugas yang berwenang seperti telah diuraikan sebelumnya, disebut
pengawasan ekstern. Pengawasan intern sangat penting dilakukan dengan tujuan
untuk mempermudah dan melancarkan pelaksanaan pengawasan ekstern, tetapi juga
sedini mungkin dapat dicegah penyalah gunaan keuangan sekolah agar berdaya dan
berhasil guna secara maksimal.
Akhirnya dalam pengawasan terhadap tanggungjawab pengelolaan keuangan,
setiap kali dilakukan pengawasan oleh pihak yang berwenang atau oleh Kepala
Sekolah, perlu dibuat berita acara menyangkut proses dan hasi-hasil yang ditemukan.
Berita acara itu harus ditandatangani oleh bendaharawan dan Kepala Sekolah serta
semua petugas pemeriksa. Dengan demikian pemeriksaan berikutnya akan lebih
mudah dan bendaharawan mengetahui langkah-langkah perbaikan yang harus
dilakukannya bersama Kepala Sekolah.
10
melebihi biaya yang dikeluarkan. Meskipun analisis biaya-keuntungan sepenuhnya
bersifat angka, dan analisis sistem dapat berisi variable-variabel kuantitatif maupun
kualitatif (Sudjana, 1989: 193). Lebih lanjut proses dasar analisis biaya-keuntungan
memberikan kecanggihan kepada prosedur-prosedur ini dalam arti bahwa dalam
menangani suatu masalah, semua unsur kuantitatif maupun kualitatif diperhitungkan,
dikaitkan dan dinilai. Karena para administrator pendidikan biasanya dihadapkan
kepada sumber daya yang terbatas, keuangan, manusia, dan materi. Maka analisis
sistematis dari semua kemungkinan pemecahan masalah adalah yang paling relevan,
terutama karena masalah-masalah tidak timbul sendiri-sendiri. Melalui analisis biaya-
keuntungan, seorang administrator dapat menilai satu persatu atau secara kelompok
biaya-biaya keuntungan dan konsekuensi dari semua alternatif pada suatu waktu
tertentu. Ketika gambaran penuh biaya dan perolehan-perolehan ditampilkan, maka
pertanyaan-pertanyaan mengenai prioritas dan efek positif yang terbesar dapat
dijawab secara objektif.
Empat langkah utama dalam analisis biaya-keuntungan adalah (Sudjana, 1989: 195):
a. Mengajukan pertanyaan (pertanyaan-pertanyaan) yang tepat (menurut
tugasnya).
b. Memproyeksikan cara-cara alternatif untuk mencapai tujuan.
c. Mendokumentasikan secara tertulis semua data masalah, asumsi dan
pertimbangan.
d. Menganalisis biaya-biaya dan perolehan-perolehan dari masing-masing
alternatif.
11
b. Sejarah APBS
Desentralisasi pendidikan memberikan kewenangan kepada sekolah untuk
mencari dan memanfaatkan berbagai sumber pendapatan berdasarkan kebutuhan
masing-masing sekolah. Lebih dari itu, masing-masing sekolah memiliki
kewenangan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi distribusi
anggaran. Hanya saja sekolah tetap memiliki tanggung jawab untuk menciptakan
iklim keuangan yang transparan dan akuntabel. Kebijakan ini berbeda jauh dengan
era sebelumnya (orde baru), dimana sentralisasi penganggaran sangat kuat;
Sampai-sampai kewenangan membeli peralatan sekolah, kantor danlain- lain
direalisasikan di sekretariat Negara. Itu merupakan salah urusan sangat mendasar.
Hasilnya: yang dibeli tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, belum lagi diketahui
apakah harganya tidak dimarkup dan dimanipulasi jumlah serta jenis yang dibeli.
c. Cakupan APBS
APBS terdeskripsikan menjadi dua yaitu anggaran rutin dan anggaran
pembangunan. Bila anggaran diperuntukkan untuk pemenuhan kapasitas
kelembagaan internal dalam rangka pelaksanaan program pembelajaran, maka
disebut sebagai anggaran rutin. Bila anggaran diproyeksikan untuk keperluan
program mulai dari sarana, prasarana, sampai kebutuhan teknis lainnya maka
disebut sebagai anggaran pembangunan.
12
f. Fungsi APBS
Sebagai pedoman karena berisi program kerja sekolah yang utuh dan memuat
prakiraan pendapatan dan pengeluaran sekolah dalam rangka pelaksanaan
program pendidikan dan pengajaran di sekolah, dalam periode waktu satu tahun
pelajaran. Sebagai pilar manajemen sekolah karena semua kegiatan sekolah yang
teknis dan non teknis (pendanaan) direncanakan. Konsekuensinya adalah segala
hal dilakukan oleh sekolah hrs tercover di RAPBS.
Isi APBS adalah program pendidikan yang dibuat sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan di sekolah. Butir program kerja tersebut merupakan aspek yang harus
dibiayai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan sekolah. Jumlah/besarnya biaya yang
harus ditanggung sekolah, sekaligus jumlah dana yang harus disiapkan sekolah untuk dapat
melaksanakan program pendidikan yang telah disusun dan berbagai sumber dana yang
mendukung pembelanjaan sekolah dalam rangka pelaksanaan program pendidikan sekolah.
APBS tidak dapat disusun jika sekolah belum menyusun program kerja, sekolah tidak
memiliki sumber dana yang pasti, sekolah tidak tahu secara pasti aspek apa saja yang harus
dibiayai, sekolah tidak mempunyai data yang jelas dan pasti tentang jumlah murid, jumlah
guru dan karyawan. Dalam menghitung jumlah guru dan karyawan, harus diperhatikan status
kepegawaian (tenaga yang dibiayai oleh Pemerintah atau Yayasan).
13
Langkah – langkah dalam penyusunan RAPBS: • Kegiatan penyusunan RAPBS ini
seharusnya dimulai dengan: • pengumpulan data • pengolahan data • analisis data berkaitan
dengan rencana kebutuhan sekolah serta ketersediaan dana yang akan digunakan.
Pengelompokan Kegiatan Dalam rangka penyusunan RAPBS
• Kegiatan baku yang harus ada dan selalu ada (cenderung bersifat rutin) atau semua
kegiatan yang merupakan pelaksanaan pendidikan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
• Kegiatan sewaktu-waktu yang bersifat tempore ratau kegiatan dalam kategori ini
yang timbul karena diperlukan dan bersifat sesaat.
14
sekolah, seluruh guru, komite sekolah, staf tata usaha dan bagian dari komunitas
sekolah. Pada RAPBS juga perlu dijelaskan secara detail tentang plot anggarannya.
Apakah anggaran tersebut merupakan kelanjutan dari periode sebelumnya atau
merupakan anggaran terhadap hal baru. Setelah RAPBS selesai, kemudian
ditandatangani oleh Kepala sekolah dan Ketua komite sekolah dan diketahui oleh
Kepala Dinas Pendidikan setempat.
4. Pemantauan
Pihak yang bertugas perlu memantau pelaksanaan anggaran supaya semuanya berjalan
sesuai rencana, terlaksana secara runtut dan diselesaikan sesuai tujuan. Hal ini sangat
penting untuk dijalankan supaya realisasi anggaran tepat sasaran dan tidak ada
penyimpangan.
6. Pertanggung Jawaban
Pada tahap ini, seluruh penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah dilaporkan.
Menggunakan laporan tersebut, pihak sekolah akan mempertanggungjawabkan
realisasi anggaran kepada sumber dana.
15
7. Penilaian Kinerja
Mengacu pada laporan keuangan, manajemen keuangan sekolah bisa dinilai
kinerjanya. Apakah sudah sesuai harapan atau belum. Pihak sekolah bisa
melaksanakan manajemen keuangan sekolah yang baik sesuai dengan abad 21 dengan
pemanfaatan ICT. Terdapat sistem informasi manajemen keuangan sekolah yang bisa
diaplikasikan oleh pihak sekolah. Sistem tersebut akan memudahkan dalam
pengolahan data, rekapitulasi laporan keuangan, dan transparansi pada sumber dana.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini
tentunya terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan para pembaca sekalian dapat memberi kritik dan saran yang dapat
membangun kami sehingga kedepannya kami dapat menyusun makalah lain
dengan baik dan benar
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Jaenudin, S. (2019). Analisis Pengelolaan dan Pengawasan Keuangan Sekolah di SD Negeri se-
Kecamatan Way Tuba. Universitas Sebelas Maret Journal, 2-3.
Andiawati, E. (2017). Pengelolaan keuangan lembaga pendidikan/sekolah. journal FTK UNS, 3-6.
Arwildayanto, d. (2017). Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan. bandung: Widya
Padjajaran.
Erna Indawati, d. (2019). Pengelolaan Keuangan Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.
Sutedjo, S. (2009). Persepsi Stakeholder Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Sekolah. UNDIP website, 50.
18