Anda di halaman 1dari 185

UTAMAKAN

KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA
PERSYARATAN - K3
PERENCANAAN
N
AWAS LISTRIK
BISA MATI
INSTALASI PERLENGKAPAN & PERALATAN
TRANSMISI
Disampaikan oleh :

Hamid Tharhan Jamalullail


087877845366 (WA) – 08129580366
hamid.tharhan@elektro.pnj.ac.id
ABOUT ME

o Dosen Politeknik Negeri Jakarta (Poltek UI)


o Instruktur Pengawas K3 Listrik Kemnaker
o Instruktur Ahli K3 Listrik
o Instruktur Teknisi K3 Listrik
o Narasumber Seminar/Webinar K3 Listrik
o Asesor SKTTK Kementerian ESDM
o Asesor LPJK Kementerian PUPR
o Asesor BNSP
o Asesor KBMI Kemristekdikti
o Juri Kontes Robot Indonesia
o Ketua Bidang Informasi dan Pengembangan IT PD APEI DKI
Jakarta
Hamid Tharhan Jamalullail
087877845366 (WA) 08129580366 o Ketua Tim Penyusun SKKNI K3 Ketenagalistrikan Kemnaker
(Kepmen No.131 Tahun 2018 Tentang Standar Kompetensi
hamid.tharhan@elektro.pnj.ac.id
Kerja Nasional Indonesia)
o Pendidikan terakhir : Student PhD Program UTeM Malaysia
2/17/2022

3
Tujuan
Diharapkan agar melalui Perencanaan
instalasi perlengkapan dan peralatan
listrik di Transmisi & Calon Ahli K3
Listrik Mampu memahami dan
melakukan pembinaan, pengawasan,
dan penanggulangan K3 Listrik .
http://axys.com.au/our-services/life-cycle/
WEBINAR PROGRAM STUDI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PNJ 2020
Infrastruktur Ketenagalistrikan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja

2/17/2022 7
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat
kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”

2/17/2022 8
Proses → → → → → → → → → Bahan +
Mesin + Tenaga kerja

Safe Production
2/17/2022 9
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana terdapat
energi, zat atau kondisi kerja yang
potensial dapat mengancam
keselamatan

Hazard dapat berupa :


N bahan-bahan , bagian-bagian mesin,
bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.

2/17/2022 10
Jenis Potensi Bahaya

t Physical Hazards
t Chemical Hazards
t Electrical Hazards
t Mechanical Hazards
t Physiological Hazards
t Biological Hazards
t Ergonomic

2/17/2022 11
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi bilamana
terjadi accident.

adalah suatu kondisi


sumber bahaya telah ter-identifikasi
dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman/safe)

2/17/2022 12
Difinisi

adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga /tiba-tiba yang
dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda

2/17/2022 13
Difinisi

Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
(INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN
KACAUNYA PROSES PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur adanya
korban manusia cidera atau mati.

2/17/2022 14
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik


dan psikologi individu (the
degree of physiological and
psychological well being of the
individual)

2/17/2022 15
Sasaran K3
• Melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja (formal
maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar

2/17/2022 16
ENERGI LISTRIK

“VITAL dan DOMINAN”;


Perlu terjamin
ketersediaannya dan kehandalannya.

Disisi lain :
Mengandung POTENSI BAHAYA !!!
Perlu dijamin Keamanannya.
2/17/2022 created by ganjar_k3@yahoo.co.id
Bahaya Listrik ?

19
2/17/2022
Pra
Konstruksi
Masa
Konstruksi
Pasca PEMBANGKIT
Konstruksi
TRANSMISI
LAIK FUNGSI
• HANDAL
DISTRUBUSI

• AMAN PEMANFAATAN
IDENTIFIKASI
K3 RANCANG BANGUN
TEST &
OPERASIONAL PEMELIHARAAN
COMISIONING

LISTRIK
A Pembangkit

B Transmisi

C Distribusi

D Pemanfaatan
Prinsip dasar penerapan K3

Risk assessment Tindakan


identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL
Safe

Engineering Human
Control Control
Unsafe Unsafe
JSA JSO
Condition Act
Adm
Procedure

Management
Failure
OSH
Management System
Analisis
K3
• Diam → Tdk Berbahaya
• Berputar → Hazard
• Macet → Incident
• Panas → Danger
• Terbakar → Accident
• Meledak → Major Accident
Hazard Identification, Risk
Assessment & Risk Control

(HIRAC)
t Apakah ada sumber potensi bahaya
t Seberapa besar potensi dan kemungkinannya
t Apa akibat dan pengaruhnya
t Bagaimana pencegahannya
PENERAPAN

SNI
Identifikasi &
PUIL
Analisis SAFE
• Diperiksa,
• Diteliti, Operasika
• Dihitung,
• Diukur n
• Diuji
• Dibandingkan, DANGER

Kendalikan

2/17/2022 29
Jenis Uraian Prosedur Pelaks.
Pekerjaan Kerja kerja pekerjaan AMAN

Identifikasi
Syarat K3 Inspeksi
Hazard K3

Konsep
K3
Ref: UU, Pert, Standar

“safe production”
JOB SAFETY ANALYSIS
(JSA)
ANALISIS PEKERJAAN YANG
DILAKUKAN SECARA BERATURAN
SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI DAN
HARUS TERBACA BERKAITAN DENGAN
RENCANA PEKERJAAN TERSEBUT.

Bertujuan mencari/menemukan adanya


potensi bahaya pada setiap tahapan/
rangkaian proses pekerjaan dan berusaha
untuk menghilangkannya.

2/17/2022 31
Langkah-langkah :
• uraikan tahapan pekerjaan,
• identifikasi potensi bahaya
yang mungkin ada,
• tetapkan tindakan untuk
mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali

2/17/2022 32
Contoh work sheet JSA
JOB SAFETY ANALYSIS
Jenis pekerjaan : Tanggal :
Unit/Seksi : AHLI K3 :
N tahapan
potensi bahaya pengendalian
o pekerjaan
1
2
3
4
Tim JSA
N
Nama Jabatan Tanda tangan
o

2/17/2022 33
Contoh

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)


Logo dan Nama Perusahaan
Jenis Pekerjaan: Pemasangan Generator Tanggal :.............................................

Unit/Seksi:...................................... Ahli K3 :.............................................

Lokasi :..............................................

No. Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian


1 Mempersiapkan perkakas kerja dan Alat Pelindung Diri
- Kejatuhan perkakas kerja Memakai safety shoes

- Peralatan kerja berantakan - Memakai Sarung tangan

- Tangan terjepit - Perkakas kecil dimasukkan

kedalam tool box


- Tangan tergores perkakas

2 Membuat Pondasi Generator


- Terpeleset/jalan licin - Memakai helmet

- Tangan lecet - Memakai safety shoes

- Kaki terbentur - Memakai safety gloves

- Posisi kerja ergonomi


- Keseleo
- Lantai dilapisi karung
- Kepala terbentur

3 Membuat Penandaan posisi Generator


- Terpeleset/jalan licin - Memakai helmet

- Tangan lecet - Memakai safety shoes

- Kaki terbentur - Memakai safety gloves

- Posisi kerja ergonomi


- Keseleo
- Lantai dilap dan dikeringkan
- Kepala terbentur

4 Mengangkat Genarator keatas pondasi


- Kepala terbentur - Memakai helmet

- Kaki Terjepit - Memakai safety shoes

- Tangan terjepit - Memakai safety gloves

- Keseleo - Posisi kerja ergonomi


5 Memasang baut pemegang dan penguat ke baut angkur dan
leveling - Kepala terbentur - Memakai safety helmet

- Tangan terluka - Memakai safety gloves

- Keseleo - Memakai safety shoes

- Kaki terjepit - Posisi keja ergonomi

- Tangan terjepit

6 Memasang Grounding
- Kepala terbentur - Memakai safety helmet

- Tangan terluka - Memakai safety gloves

- Keseleo - Memakai safety shoes

- Kaki terjepit - Posisi keja ergonomi

- Tangan terjepit

7 Uji Tahanan Isolasi Generator


- Electric shock - Memakai safety gloves

- Tangan terjepit - Memakai safety shoes

- Salah Pengukuran -Memakai Helmet

-Pelajari Instruction Manual

Pabrikan Generator

-Lantai dipasang penyangga

8 Menginstalasi Generator ke turbin sebagai penggerak (Shaft in line)


- Kepala terbentur - Memakai safety helmet

- Tangan terluka - Memakai safety gloves

- Keseleo - Memakai safety shoes

- Kaki terjepit - Memakai Safety goggle

- Tangan terjepit - Posisi keja ergonomi

9 Merangkai Panel
- Tangan tergores pisau kabel, ujung - Memakai Sarung tangan

kabel atau mata bor - Memakai safety goggles

- Mata kena percikan material bor - Memakai safety helmet

- Kepala terbentur - Memakai safety gloves

- Jalan licin/terpeleset - Memakai safety shoes

- Keseleo - Posisi keja ergonomi


- Lantai dilapisi karung
- Salah penyambungan
- Fahami Wiring Diagram
10 Penyambungan kabel Generator ke panel
- Tangan terluka - Memakai safety helmet

- Keseleo - Memakai safety gloves

- Kepala terbentur - Memakai safety shoes

- Posisi keja ergonomi


- Lantai licin/terpeleset
- Lantai di lap

11 Pengecekan dan Pemeriksaan pekerjaan pemasangan


- Electric Shock Memakai Sarung tangan

- Tangan terjepit - Memakai safety goggles

- Tangan keseleo - Memakai safety helmet


- Kaki tertimpa material - Memakai safety gloves
- Kepala terbentur - Memakai safety shoes
- Lantai licin/terpeleset
- Posisi keja ergonomi
- Lantai dilapisi karung

12 Selesai

TIM PENYUSUN JSA

NO. NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1 Ketua

2 Anggota

3 Anggota
Ada 5 Faktor mempengaruhi dalam JSA :

1. Manusia /orang yang terkait : operator,


supervisor dll
2. Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari
perkerjaan yang dianalisis.
3. Peralatan dan mesin yang digunakan
4. Material (Bahan)
5. Lingkungan kerja

37
Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik:

Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah


dengan menggunakan “hirarki pengendalian” :

1. Eliminasi : Menghilangkan/melenyapkan potensi bahaya


2. Sparasi/ Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia
terpapar risiko/ Memberikan separator/pembatas
3. Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang
bahayanya.
4. Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya
berkurang.
5. Training : memberikan pelatihan/penyuluhan
6. Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll.
7. Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan
baik,tepat dan benar.
38
JAVA BALI LOAD PROFILE 39
PEMBANGKIT LISTRIK
SALURAN TRANSMISI
Antena pemancar mengirimkan listrik ke rectenna
gelombang ditransmisikan dalam rentang frekuensi sama
dengan gelombang mikro. Laser mikroskopis memantau
rectenna untuk mendeteksi adanya penghalang di antara
titik tranmisi.
Tidak ada radiasi eksternal dan tidak ada burung yang
dirugikan dalam transmisi energi ini. Secara keseluruhan,
jika cerita ini berhasil, kita akan menggunakan energi lebih
baik dari sebelumnya di masa depan.
PERENCANAAN

T RA N S M I S I
BATAS ASET DAN OPERASIONAL
PEMBANGKIT

TRANSAKSI
ENERGI LISTRIK

TRANSMISI

TRANSAKSI
ENERGI LISTRIK

TRANSAKSI DISTRIBUSI
ENERGI LISTRIK
Transmisi :

1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)


2. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)
3. Saluran Udara Tergangan Ekstra Tinggi (SUTET)
4. Saluran Kabel Laut (SKLT)
5. Gardu Induk (GI)
Hal-hal yang perlu disiapkan dalam Pekerjaan
Perencanaan & Pemasangan Transmisi :
1. Surat Tugas/SPK
2. Hasil Feasibility Study
3. Instruksi Kerja/ Work Instruction
4. Working Permit
5. Surat Keterangan/Izin dari pihak terkait
6. Job Safety Analysis
7. Job Safety Observation
8. Standar Operasi Prosedur
9. Schedule Kerja/Timeline
10.Gambar Perencanaan/Engineering Design + User Guide Manual
11.Bidding documents
12.Tenaga Kerja yang kompeten
13.Peralatan dan Perlengkapan untuk Pekerjaan Transmisi
14.Alat Pelindung Diri
15.Alat Komunikasi
16.dll
Power Plant Engineering

Primary Sales and


TRANSMISI Transmission Distribution
Energy Services

TRANSMISSION Engineering Designs


Feasibility Study and Biddoc
• Grid connection studies • Conceptual Design
• Site selections • Basic Design
• Load flow analysis • Cost Estimation
• Financial Analysis • Bidding Documents
TAHAPAN KEGIATAN

Kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek


ketenagalistrikan meliputi studi kelayakan, desain,
penyusunan spesifikasi, pembuatan tender
dokumen, pengadaan, evaluasi penawaran, negosiasi
kontrak, pembuatan kontrak, pelaksanaan dan
supervise kontrak, komisioning, serah terima, masa
garansi dan pengopersian komersial.
KAJIAN KELAYAKAN

 kelayakan suatu proyek dikaitkan dengan kemungkinan tingkat


keberhasilan dari tujuan yang hendak diraih. Bila gagasan tersebut
adalah investasi dalam pembangunan proyek berupa fasilitas/instalasi
baru, maka untuk menilai kelayakannya perlu dilakukan serangkaian
kegiatan mulai dari mengembangkan, menganalisis dan menyaring
prakarsa atau gagasan yang timbul sampai kepada menelusuri berbagai
aspek proyek

 Gagasan ini dapat pula berupa tanggapan atas situasi yang disebabkan
oleh desakan untuk meningkatkan fasilitas yang tersedia,
TAHAPAN PERENCANAN TRANSMISI

1. PRA SURVEY

2. DETAIL SURVEY
- LINE ROUTE
- LINE PROFILE
- TOWER SCHEDULE

3. PENYELIDIKAN TANAH
- SONDIR
- BORING
- KELAS PONDASI
4. STUDI LINGKUNGAN :

- > 150 KV AMDAL DAN RKL – RPL


- < 150 KV UKL – UPL

5. PENETAPAN SPESIFIKASI PERALATAN


TRANSMISI :

- TEGANGAN (KV) : 500/150/70 KV


- KAPASITAS ARUS (AMPERE)
- TIPE KONDUKTOR
- TIPE INSULATOR
- JENIS TOWER
- JENIS PONDASI
KAJIAN KELAYAKAN OPERASI

 Kondisi kualitatif dan/atau kuantitatif saat ini

 Kondisi kualitatif dan/atau kuantitatif yang ingin dicapai

 Lingkup pekerjaan & Implementasi Program


ASUMSI
Asumsi yang digunakan a.l:
✓ Demand forecast
✓ Neraca daya
✓ Jadwal pelaksanaan & rencana operasi
 Analisa Aliran beban
 Analisa hubung singkat
 Analisa stabilitas sistem
 Analisa keandalan sistem
 Peta geographis dan single diagram
 Analisa dampak lingkungan
 Dampak yang mungkin timbul
 Pengendalian dampaknya
TAHAPAN PEMBANGUNAN

OPTION

PROJECT MANAGEMENT O&M

Construction Management
PHASES
FS ENG PROC CONSTRUCTION OPERATIONAL
PROSES ENJINIRING

Pengendalian Proyek
Pengadaan Serah Terima
& Supervisi

Operasi

Pra Pengadaan (EPC) &


Studi Desain Desain Konstruksi &
Studi Pabrikasi /
Kelayakan Konsep Rinci Komisioning
Kelayakan Pengetesan

56
PROJECT ENGINEERING
WORK PHASES :

CONCEPTUAL ENGINEERING & DETAILED FABRICATION &


MOBILIZATION
DESIGN PROCUREMENT DESIGN CONSTRUCTION

57
Siklus Proyek :
❑ Pembangkitan
❑ Transmisi
❑ Distribusi
❑ IPTL

PROSES BISNIS ENJINIRING


PRE- AWARD POST - AWARD

Engineering
Supervsion

Pre- BD Const Imprv


FS ED Proc. T&C O&M
FS r. .

Construction
Supervision

Design Proc. Construction

KONSULTAN PERENCANAAN
1. Pre-FS : Pre Feasibility Study a. Proc. : Procurement DAN PENGAWASAN
2. FS : Feasibility Study (Kajian Kelayakan) b. Constr. : Construction
3. ED : Engineering Design c. T & C : Testing & Comissioning
4. BD : Bid Document d. O & M : Operation & Maintenance Oleh Unit Lain
e. Imprv. : Design Improvement
EPC : 1, 2, 3, 4 dan a,b
EPCC : 1, 2, 3, 4 dan a,b,c Oleh Unit Lain
SCOPE – MANAJEMEN PROYEK

5 Jenis pekerjaan, Jadwal dan Tahapan


Manajemen Proyek

Inisi Pengad Penyelesai


Perencanaan Eksekusi
asi aan an

Formulasikan Dibuat FS, BD, DD 1. Menyusun Melakukan kegiatan Pra- Melakukan Komisioning
Proyek-nya : untuk dasar strategi Konstruksi :
Kebijakan pelaksanaan : pengadaan : 1. Melakukan Serah Terima 1. Komisioning Test
strategis yang 1. Analisa Keuangan Multi paket, EPC, Lahan 2. Uji Perfoma Test
menjadi dasar (IRR) Tender, TL, ECA 2. Menyiapak pembayaran DP 3. Mengurus SLO
dibuat 2. Menyusun Amdal dll 3. Menyatakan Financing Close 4. Penerbitan sertifikat
proyek. atau UKL/UPL atau 2. Menyusun 4. Menyatakan Efektif Kontrak COD, dan TOC
EIA dokumen 5. Kick Off Meeting
Perlu dibuat 3. Cari sumber pengadaan 6. Enjinering Disain Serah Terima Proyek
Pre-FS & grid pendanaan lengkap 7. Pengadaan Material 1. Membuat dokumen
study untuk (penuh/pendamping 3. untuk dijual STOP
dasar ) 4. Melakukan Melakukan Kegiatan Kontruksi 2. Melakukan
penuangan 4. Menyusun dokumen proses 1. Eksekusi pekerjaan pemeliharaan masa
dalam RUPTL pengadaan pengadaan persiapan garansi
khususnya syarat 5. Menetapkan 2. Eksekusi pekerjaan Sipil 3. Perbitan FAC
teknik pemenang, 3. Eksekusi pekerjaan ME 4. Membuat dokumenn
5. Membebaskan tanah 6. Menyusun 4. Serah Terima Pekerjaan STP
6. Mengurus perijinan Kontrak kepada Team Komisioning

Catatan : durasi untuk setiap tahapan berbeda tergantung jenis proyeknya


SUPERVISI PENARIKAN JARINGAN TRANSMISI
1. PERENCANAAN TRANSMISI
 Proyek transmisi terbagi menurut tegangan (voltase) yang disalurkan, yang dikenal
dengan sebutan SUTR (saluran udara tegangan rendah, 20 kV), SUTM (saluran udara
tegangan menengah, 70 kV), SUTT (saluran udara tegangan tinggi, 150 kV) dan
SUTET (saluran udara tegangan ektra tinggi, 500 kV)

 Tahapan Kegiatan Proyek

Kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek ketenagalistrikan meliputi studi


kelayakan, desain, penyusunan spesifikasi, pembuatan tender dokumen, pengadaan,
evaluasi penawaran, negosiasi kontrak, pembuatan kontrak, pelaksanaan dan
supervise kontrak, komisioning, serah terima, masa garansi dan pengopersian
komersial.
PEMILIHAN LOKASI PUSAT PEMBANGKIT

1. LOKASI PUSAT BEBAN


2. JARINGAN LISTRIK EKSISTING, POWER FOR CONST & COMM
3. KEMUDAHAN DALAM KONEKSI KE SUBSTATION EKSISTING DAN
KETERSEDIAAN “ROW”
4. KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR : JENIS, HARGA DAN
KARAKTERISTIKNYA
5. STATUS LAHAN (HUTAN LINDUNG, HUTAN KONSERVASI)
KETERSEDIAAN LAHAN, PEMUKIMAN.
6. KONDISI LAHAN : SOIL, TOPOGRAFI, GEOLOGI, HYDRO-
OCEANOGRAFI, BATHYMETRI, DLL
7. KETERSEDIAAN AIR : SISTEM PENDINGINAN, “MAKE UP” DAN
UNTUK KONSUMSI
8. AKSESIBILITAS : PERALATAN DAN TRANSPORTASI BAHAN
BAKAR
9. KONDISI SOSIAL DAN LINGKUNGAN
RUANG LINGKUP
STUDI SISTEM KELISTRIKAN

* ANALISA POWER & ENERGY BALANCE : UNTUK MENGIDENTIFIKASI


SUPPLY AND DEMAND DI SISTEM UNTUK SUATU KURUN WAKTU
* IDENTIFIKASI KURVA BEBAN SISTEM KELISTRIKAN
* PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
(PEMBANGKIT, TRANSMISI & GI)
* ANALISA SISTEM :
✓ ANALISA ALIRAN DAYA
✓ ANALISA HUBUNG SINGKAT
✓ ANALISA STABILITAS
✓ ANALISA KONTINGENSI
* ANALISA KEANDALAN
ROUTE
SUTET 500
KV PLTU 2
JATENG -
KESUGIHAN
Jarak bebas dari PERMEN 01.P/47/MPE/1992
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN & ENERGI
NOMOR : 01.P/47/MPE/1992
TANGGAL : 07 FEBRUARI 1992

C = 4,5 C
C

Rumah

Rel kereta api/


Tiang Listrik Jalan raya
Rumah Pohon

Posisi tiang kapal tertinggi


Pada keadaan air pasang
Kaki sungai
Keterangan : C = Jarak bebas minimum

Penampang Memanjang Ruang Bebas


RUANG BEBAS SUTT & SUTET
PERMEN PE NO. 01.P/47/MP.E/1992
JARAK BEBAS MINIMUM SUTT/SUTET DALAM METER
No LOKASI 500 KV
66 KV 150 KV
GANDA TUNGGAL

1 Lapangan Terbuka atau Daerah Terbuka 6,5 7,5 10 11

Bangunan Tidak Tahan Api 12,5 13,5 14 15


Bangunan Tahan Api 3,5 4,5 8,5 8,5
Lalu Lintas Jalan / Jalan Raya 8 9 15 15
Pohon-Pohon Pada Umumnya,
3,5 4,5 8,5 8,5
Hutan, Perkebunan
Lapangan Olah Raga 12,5 13,5 14 15
SUTT Lainnya, Penghantar Udara
Daerah Dengan Tegangan Rendah, Jaringan
2 Keadaan Telekomunikasi, Antena Radio, 3 4 8,5 8,5
Tertentu Antena Televisi dan Kereta
Gantung
Rel Kereta Biasa 8 9 15 15
Jembatan Besi, Rangka Besi
Penahan Penghantar, Kereta 3 4 8,5 8,5
Listrik Terdekat dan sebagainya
Titik Tertinggi Tiang Kapal Pada
Kedudukan Air Pasang / Tertinggi 3 4 8,5 8,5
Pada Lalu Lintas Air
L H I

36
RUANG BEBAS SUTT / SUTET

Pohon / Bangunan yang


masuk ke dalam Ruang
Bebas Harus
dibebaskan
C C

C C

= RUANG BEBAS
GANTI RUGI sesuai PERMEN PE No 01.P/47/MPE/1992 Tentang Ruang Bebas
SUTT dan SUTET Untuk Penyaluran Tenaga Listrik

1. Tanah untuk tapak tower

2. Bangunan yang masuk


Ruang Bebas

3. Tanaman yang masuk Ruang


Bebas

2 3
= RUANG BEBAS

1
INSTALASI PENYEDIA

DOMESTIK

INDUSTRI
INSTALASI PEMANFAATAN
PEMBINAAN & PENGAWASAN
K3 LISTRIK

PERMENAKER No 12 Th 2015
Pasal 4
(1) Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 merupakan
pelaksanaan persyaratan K3 yang
meliputi:
a. perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan,
pemeliharaan;
b. pemeriksaan dan pengujian.
(2) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan pada
kegiatan:
a. pembangkitan listrik;
b. transmisi listrik;
c. distribusi listrik; dan
d. pemanfaatan listrik;
Pengendalian Administrasi

RANCANG PASANG PAKAI


PRA KONSTRUKSI MASA PASCA
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
9.2.2 Setiap 9.5.8.2 9.5.6.3
instalasi listrik Pelaksana instalasi Instalasi listrik
harus listrik sebagaimana harus diperiksa dan
dilengkapi dimaksud dalam diuji secara
dengan 9.5.2.1, periodik sesuai
rancangan bertanggung jawab ketentuan/ standar
instalasi yang atas pemasangan yang berlaku.
dibuat oleh instalasi listrik
perancang sesuai dengan
yang rancangan instalasi
mendapat izin listrik yang telah
kerja dari disetujui oleh
73 instansi yang instansi yang
berwenang. berwenang.
Identification

 Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda,


misalnya proyek bangunan bertingkat,
pembangunan bendungan, pabrik dsb.
 Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam
kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan.
 Buat mapping potensi bahaya menurut area
atau bidang kegiatan masing-masing
IdentificationEvaluation

 Adakan evaluasi tentang potensi


bahaya untuk menentukan skala
prioritas berdasarkan Hazards
Rating.
 Susun Risk Rating dari semua
kegiatan konstruksi yang akan
dilakukan
Develops
Develops
Identification Evaluation The Plan
The Plan

 Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi


susun rencana pengendalian dan pencegahan
kecelakaan
 Terapkan konsep Manajemen Keselamatan
Kerja yang baku
 Susun Program Implementasi dan program-
program K3 yang akan dilakukan (buat dalam
bentuk elemen kegiatan)
Implemen-
Identification Evaluation Develops
The Plan tation

 Rencana kerja yang telah disusun


implementasikan dengan baik.
 Sediakan sumberdaya yang diperlukan
untuk menjalankan program K3
 Susun Kebijakan K3 terpadu
Develops Monitoring
Identification Evaluation Implementasi
Monitoring
The Plan

 Buat program untuk memonitor


pelaksanaan K3 dalam perusahaan.
 Susun sistim audit dan inspeksi yang baik
sesuai dengan kondisi perusahaan.
Tahapan “Proyek biasa”

Perencanaan dilakukan oleh Konsultan


Perencana, dan Pelaksanaan dilakukan
oleh Kontraktor.

Pengadaan barang (Procurement)


dilakukan oleh Kontraktor tersebut.
79
Kontraktor kadangkala menyerahkan
beberapa pekerjaan kepada Sub-
Kontraktor (Sub-Con), sehingga
setiap Kontraktor mempunyai bagian
Procurement.

Tetapi adakalanya pada skala proyek


tertentu (biasanya skala menengah
kebawah) melakukan “Design &
Build” yaitu Desain, Pengadaan
barang dan Jasa, serta Konstruksi
dilakukan oleh satu Kontraktor.

80
Tahapan proyek besar :

81
FEED = Front End Engineering Design

FEED merupakan Basic Engineering

Yang dihasilkan oleh FEED :


Denah rencana (Layout Plan, Plot Plan),
Diagram alur proses, Spesifikasi material,
dll.

Dokumen hasil FEED ini yang dijadikan


bahan untuk mengajukan tender
(bidding).

82
Tender (Bidding) :

Setelah FEED, owner akan


menawari beberapa
kontraktor EPC untuk
mengikuti tender proyek
tersebut.
Kontraktor yang mengerjakan
FEED tidak boleh ikut tender
EPC.
Kontraktor akan mempelajari
dokumen tender, mengajukan
harga, dan akhirnya Owner
83 menetapkan pemenang.
Istilah-istilah lain dalam kontrak :

EPCI = Engineering, Procurement,


Construction, Installation.

EPCC = Engineering, Procurement,


Construction,
Commissioning.

84
DED = Detail Engineering Design

Kontraktor pemenang akan mulai


mengerjakan DED.
DED merupakan kelanjutan dari FEED
tetapi lebih detail dan final.

Tidak boleh banyak perubahan


kecuali atas ijin Owner.

DED menghasilkan : Enginering


Drawing, Volume pekerjaan, dan
Dokumen pendukung seperti Kalklasi,
Spesifikasi, dll.
85
Electrical Engineering Drawing
terdiri dari : Gambar situasi,
Single Line diagram (SLD) atau
Gambar Satu garis, Connection
Diagram, Installation Diagram,
dll.

Engineering Drawing dicap


dengan tulisan “FOR
CONSTRUCTION” (Untuk
Pelaksanaan Konstruksi).

86
87
Commissioning :

Proyek yang sudah jadi harus


dipastikan dikonstruksi sesuai
dengan desain, dan ditest.
Commissioning terdiri dari
Initial Commissioning, dan
Final Commissioning.

88
Digunakan “Punch List”
(daftar untuk memastikan
Pemasangan sesuai dengan
disain).

Punch List bisa dilakukan


berkali-kali.

Engineering drawing setelah


perubahan terakhir sewaktu
konstruksi dicap dengan
tulisan “AS BUILT” (Sesuai
dengan yang terpasang).
89
90
TOWER STRUCTURAL SYSTEM-Transmission Tower

91
SUSPENSION TOWER TENSION TOWER
(tower penyanggah) (tower tarik)
SUTET 500 Kv SUTET 500 Kv
Tower AA Tower BB/CC
TOWER STRUCTURAL SYSTEM-Transmission Tower

94
SUTET 500 Kv SUTET 500 Kv
Tower DD/EE Tower FF
Typical tower 500 kV
Gambar 17 - Tiang transposisi
Gambar 17 - Konstruksi tiang pole
Gambar 20 - Traverse lurus
1. Pondasi Tower
3. Bahaya Sambaran Petir

• Sambaran Pada Menara dengan Kawat Tanah


Is = 32 kA

IE = 1 kA
ZL = 300 

IM = 30 kA

RE RE = 10 
PEMBUMIAN KAKI TOWER

70 KV : < 5 Ohm
150 KV : < 10 Ohm
500 KV : < 15 Ohm

Standar pln , SPLN No 520


TOWER STRUCTURAL SYSTEM-Transmission Tower

103
Gambar 2 - Insulator piring
(a) tipe clevis
(b) (b) tipe ball-and-socket

Gambar 1 - Insulator komposit


Gambar 33 - Bentuk lain arcing horn
Advantages
Pollution performance
Porcelain Silicone
 Increase creepage  31 mm/kV sufficient even for
 Greasing extreme pollution conditions
 Washing  Generally considered
maintenance-free for its lifetime (no
cleaning needed)
BIL (Basic Insulation Level )

- 500KV = 1550 KV
- 150KV = 650KV
- 70KV = 325KV
Insulation Breakdown

SGLNG – BDSLN 1 tower 10 SGLNG – BDSLN 2 tower 21


Penempatan Isolator Berdasarkan
tingkat polusi

 High Polution : 31 mm/KV

 Medium : 25 mm/KV

 Normal : 16 mm/KV
Gambar 3 - Komponen insulator piring tipe ball-and-socket
Gambar 4 - Insulator post Gambar 5 - Insulator long rod
BAHAN ISOLASI PERALATAN PADA SISTEM
TENAGA LISTRIK
CORONA PARTIAL DISCHARGE

Corona pada permukaan Isolator SUTET


penyebab Flashing, trip
CORONA PARTIAL DISCHARGE
a

Diperlukan disini Corona Ring dan


bukannya Arcing Horn
Kerusakan Isolator
a

1
2.1 Konduktor / Penghantar

Merupakan suatu media untuk menghantar-


kan arus listrik yang direntangkan lewat tiang
SUTT dan SUTET melalui insulator-insulator
sebagai penyekat konduktor dengan tiang.
Pada tiang tension, konduktor dipegang oleh
tension clamp / compression dead end clamp.
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk
saluran energi listrik perlu memiliki sifat sifat
sebagai berikut :
Aluminum
Aluminum

28% more Aluminum

28% more Aluminum

SteelSteel
CoreCore
Composite Core
Composite Core

Traditional ACSR ACCC® Conductor


2.1 Konduktor / Penghantar (lanjutan)
 Konduktivitas tinggi
 Kekuatan tarik mekanik tinggi
 Berat jenis yang rendah
 Ekonomis
 Lentur / tidak mudah patah
Biasanya konduktor pada SUTT / SUTET
merupakan konduktor berkas (stranded) atau
serabut yang dipilin, agar mempunyai
kapasitas yang lebih besar dibanding
konduktor pejal dan mempermudah dalam
penanganannya.
Gambar 42 - Spacer Gambar 43 - Clevis clamp suspension

Gambar 44 - Turnbucle / span scrup Gambar 45 - Damper


Gambar 59 - Ball sign

Gambar 60 - Lampu penerbangan tower


NILAI AMBANG BATAS MEDAN LISTRIK DAN MEDAN
MAGNET PADA 50 / 60 HZ
SNI 04-6950-2003

Karakteristik Kuat medan listrik Medan magnet


Pemaparan kV/m (efektif) mT (efektif)

Masyarakat pekerja
• sepanjang hari kerja
• jangka pendek 10 0,5
30 5
- 25
Masyarakat umum
• Sampai dengan 24
jam/hari 5 0,1
• Beberapa jam/hari 10 1
Kontur kuat medan listrik transmisi 500kV ac single sirkit

Keterangan gambar:
Daerah berwarna merah adalah ruang
dengan intensitas medan listrik antara 5
kV/m s/d 6 kV/m
Daerah berwarna kuning adalah ruang
dengan intensitas medan listrik antara 5
kV/m s/d 4 kV/m
Daerah berwarna kuning adalah ruang
dengan intensitas medan listrik antara 3
kV/m s/d 4 kV/m
Ruang disekitar konduktor hingga daerah
berwarna merah adalah ruang bebas
(ROW) yang harus bebas dari segala
tegakan.
Kontur kuat medan listrik
transmisi 500kV ac dobel sirkit
V V

V V

V V

Y W

L
A B
CW/4 CW/4
Y/2 X/2

CW/4 CW/4
Y/2 D C X/2
S S S S S S

Pilot wire dari sling baja


Pilot wire dari tambang nylon
S S S S S S

Pilot wire dari sling baja


Konduktor
S S S S S S

T PULLER
TENSIONER

Konduktor Pilot wire dari sling baja


DRUM STATION TOWER PERTAMA
UNTUK STRINGING

TENSIONER T T

Wh
Wh

Brake Machine

SKUR

Rt
T Rt
T

Wh
UNTUK MENGAMANKAN CROSSARM PADA SAAT DILAKUKAN Wh
STRINGING MAKA CROSSARM HARUS DISEKUR
KE BODY TOWER GAYA YANG BEKERJA PADA TOWER PERTAMA
ADALAH GAYA BERAT VERTIKAL SEBESAR
RESULTANTE GAYA TARIKAN DITAMBAH
WEIGH SPAN
LOKASI TENSIONER MAKIN JAUH DARI TOWER MAKIN BAIK
KARENA GAYA YANG DIDERITA OLEH TOWER MAKIN KECIL
Penampang Kabel Laut Jawa – Madura
Merk : BICC, 3 x 300 mm2
1. Conductor
2. Conductor Screen
3. Insulation
4. Insulation Screen
5. Laid Up Core
6. Binder
7. Sheath
8. Bedding
9. Reinforcement
10. Anti Corros Sheath
11. Oil Duct
12. Anti Teredo Tapes Binder
13. Bedding
14. Armour
15. Binder
16. Serving
CTURAL SYSTEM-Transmission Tower
Crossing Project

138 Digang Yangtze River Crossing Pylon ,1000kV ,AC, 277.5m


Built of steel tube ,composite section, Building
GARDU INDUK
KONVENSIONAL
Gardu induk konvensional adalah kumpulan
peralatan-peralatan listrik tegangan tinggi yang
berfungsi untuk menyalurkan daya listrik.
GIS Configuration

Source : GE Grid
Single Busbar GIS Double Busbar GIS
GIS Configuration

Source : ABB

1.5 Circuit Breaker Scheme GIS


GIS Components

Source : GE Grid
GARDU INDUK
&
SWITCHGEAR
2.1. KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL PADA SWITCH YARD

 Pondasi (tempat dudukan) peralatan :

✓ Transformator Daya.
✓ Circuit Breaker (CB).
✓ Disconnecting Switch (DS).
✓ Capasitor Voltage Transformer (CVT).
✓ Current Transformer (CT).
✓ Lightning Arrester (LA).
✓ Potential Transformer (PT).
✓ Potential Device (PD)
✓ Dan lain sebagainya.

 Komponen mekanikal :
✓ Serandang, terdiri dari : serandang peralatan, serandang post, serandang
beam.
✓ Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.
✓ Pagar keliling GI.

17
GIS Configuration

Source : GE Grid
Single Busbar GIS Double Busbar GIS
MEASUREMENT AND CONTROLCABLE

1. Copper wires.
2. wire insulation.
3. Shielding.
4. material shielding.
5. outer shielding (copper twist).
6. outer PVC material
Chromatography
INSTALASI PENYEDIA

DOMESTIK

INDUSTRI
INSTALASI PEMANFAATAN
PENGELOLAAN K-3 Tahap VII

Demolition
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap V
Commissioning
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN & Start-Up
KESEHATAN KERJA
Tahap IV
Equipment
Procurement
Tahap IIIand Constr.
Detailed
TAHAP IIEngineering
Basic
Engineering K3 INTERVENSI
TAHAP I PADA SETIAP
CONCEPTUAL TAHAPAN
ENGINEERING
PROSES
PEKERJAAN
TAHAP
PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
TAHAP I TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI Tahap VII
Equipment
CONCEPTUAL Basic Detailed ProcurementCommissioning Operation &
ENGINEERING Engineering Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance Demolition

Aspek Keselamatan harus telah dimulai sejak


proyek dirancang dengan mempertimbangkan
Keselamatan dalam pembangunan atau
pengoperasiannya.
•Safety Review
•AMDAL
TAHAP
PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
TAHAP I TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI Tahap VII
Equipment
CONCEPTUAL Basic Detailed ProcurementCommissioning Operation &
ENGINEERING Engineering Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance Demolition

Dilakukan Analisa Keselamatan


terhadap rancangan Proyek
dengan mengidentifikasi potensi
Bahaya serta standar dan
perundangan yang terkait dengan
rancangan
• What If Analysis
153
TAHAP
PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
TAHAP I TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI Tahap VII
Equipment
CONCEPTUAL Basic Detailed ProcurementCommissioning Operation &
ENGINEERING Engineering Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance Demolition

Dilakukan Analisa Keselamatan lebih


rinci setelah rancangan detail konstruksi
selesai dan ada rincian peralatan dan
sistim yang akan digunakan terhadap
rancangan Proyek
• Hazops
• What If Analysis
• Quantitative Risk Analysis
154
TAHAP
PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
TAHAP I TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI Tahap VII
Equipment
CONCEPTUAL Basic Detailed ProcurementCommissioning Operation &
ENGINEERING Engineering Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance Demolition

Penerapan K3 dalam
kegiatan fisik konstruksi
dengan menerapkan
manajemen K3 proyek :

-Safety Audit
-Safety Review
155
TAHAP
PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
TAHAP I TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI Tahap VII
Equipment
CONCEPTUAL Basic Detailed ProcurementCommissioning Operation &
ENGINEERING Engineering Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance Demolition

Sebelum fasilitas dijalankan


dan konstruksi dinyatakan
selesai diadakan kajian ulang
untuk meyakinkan standar
keselamatan yang ada untuk
fasilitas tersebut sudah
memenuhi :
- Pre Start-up Safety Review
156
TAHAP
PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
TAHAP I TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI Tahap VII
Equipment
CONCEPTUAL Basic Detailed ProcurementCommissioning Operation &
ENGINEERING Engineering Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance Demolition

Penerapan K3 dalam operasi


(Operational Safety) sesuai
ketentuan yang berlaku untuk
kegiatan yang bersangkutan
- Training safety
- Safety meeting
- Safety patrol
- Inspeksi
- JSO 157
KESIMPULAN
PERSYARATAN K3
PERENCANAAN INSTALASI
PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN LISTRIK
DI TRANSMISI
TAHAPAN PERENCANAN TRANSMISI

1. PRA SURVEY

2. DETAIL SURVEY
- LINE ROUTE
- LINE PROFILE
- TOWER SCHEDULE

3. PENYELIDIKAN TANAH
- SONDIR
- BORING
- KELAS PONDASI
4. STUDI LINGKUNGAN :

- > 150 KV AMDAL DAN RKL – RPL


- < 150 KV UKL – UPL

5. PENETAPAN SPESIFIKASI PERALATAN


TRANSMISI :

- TEGANGAN (KV) : 500/150/70 KV


- KAPASITAS ARUS (AMPERE)
- TIPE KONDUKTOR
- TIPE INSULATOR
- JENIS TOWER
- JENIS PONDASI
6. PEMBUATAN BID DOCUMENT

- SYARAT ADMINISTRASI
- SPESIFIKASI TEKNIS
- GAMBAR
- BILL OF QUANTITY & RAB
- TECHNICAL PARTICULAR & GUARANTEE

- CLAUSAL YANG
MEMPERSYARATKAN K3/K2
PETANI : TANAMAN TETAP SUBUR
MACAM - MACAM RADIASI OLEH
MEDAN LISTRIK & MEDAN MAGNET

1. Menimbulkan Ionisasi

Radiasi ML & MM dengan Frekwensi yang sangat tinggi (Frekwensi > 1016 Hz) membawa
Energi yang sangat tinggi pula dan menimbulkan ionisasi yang merusak jaringan tubuh
manusia.
Contoh : Sinar rontgen, Sinar Gamma, dan sebagian Sinar Ultra Violet.

2. Tidak Menimbulkan Ionisasi

Contoh : Medan Listrik SUTT / SUTET dengan frekwensi ekstrim rendah ( 50 Hz)
IRPA/INIRC BEKERJASAMA DENGAN WHO DALAM HEALTH
PHYSICS, VOLUME 58, TAHUN 1990 MENYEBUTKAN BAHWA :

• BESAR KML DAN KMM YANG DIREKOMENDASIKAN


DIDASARKAN
KEPADA KERAPATAN ARUS INDUKSI YANG SECARA ALAMIAH
TERJADI DIDALAM TUBUH YAITU KURANG LEBIH 10 mA/m2

• Bernhardt 1985, Kaune and Forsythe 1985 :


KML SEBESAR 10 KV/m MENGINDUKSIKAN ARUS DENGAN
KERAPATAN KURANG DARI 4 mA/m2 RATA – RATA DI DAERAH
KEPALA DAN BADAN

• NILAI PEGANGAN KERAPATAN ARUS PER KV/m YANG


DAPAT DIGUNAKAN ADALAH S/E = 0, 4 mA/m2
PER KV/m, NILAI INI TERGANTUNG DARI BESAR &
BENTUK TUBUH SERTA SENSITIFITASNYA TERHADAP
ARUS
IRPA/INIRC BEKERJASAMA DENGAN WHO DALAM HEALTH
PHYSICS, VOLUME 58, TAHUN 1990 MENYEBUTKAN BAHWA :

• KELILING SUATU LOOP JARINGAN TUBUH BER -


RADIUS 10 Cm DENGAN KONDUKTIFITAS 0,2 S/m,
BILA DIKENAI KMM SEBESAR 0,5 mT PADA 50/60 HZ
AKAN TIMBUL ARUS INDUKSI DENGAN KERAPATAN 1
mA/m2

• NILAI PEGANGAN KERAPATAN ARUS PER mT YANG


DAPAT DIGUNAKAN ADALAH
S/B = 2 mA/m2 PER mT, NILAI INI TERGANTUNG DARI
BESAR & BENTUK TUBUH SERTA SENSITIFITASNYA
TERHADAP ARUS
APA PENGARUH ARUS INDUKSI AKIBAT
MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET DARI SUTT / SUTET
BAGI TUBUH MANUSIA

RAPAT ARUS YANG SECARA REKOMENDASI IRPA/INIRC/WHO


ALAMIAH TERJADI DIDALAM UNTUK ML 5 KV/M (20%) DAN
TUBUH MANUSIA ADALAH KIRA- MM 0,1 mT (2%) MASIH JAUH DI
KIRA 10 mA/m2 SETARA DENGAN BAWAH PAJANAN YANG SETARA
PAJANAN ML 25 KV/M MM 5 mT

ATAS DASAR INI PARA AHLI


BERPENDAPAT BAHWA TIDAK
ARUS INDUKSI MUNGKIN MEDAN LISTRIK DAN
MENGALIR DIANTARA MEDAN MAGNET TERSEBUT
CELL DAN TIDAK AKAN MENIMBULKAN EFEK
MENEMBUS CELL PENTING

Referensi :
1. National Institute of Envirromental Health Sciens and US. Departement of Energy (1995)
“Questions and Answers Abouat EMF”
2. IRPA/INIRC (International Radiation Protection / International Non - Ionizing Radiation Commitee) 1990
“Health Physics Volume 58, January 1990”
HASIL STUDI TENTANG MEDAN
LISTRIK & MEDAN MAGNET
Rekomendasi DEPKES RI no. KS.01.01.i.1655 tanggal
19 September 1992 :
Konstruksi SUTET – 500 kV telah memenuhi persyaratan keamanan dengan memenuhi
ketentuan dalam IRPA (International Radiation Protection Association) dan WHO (World Health
Organization); dengan demikian SUTET tidak berbahaya bagi kesehatan.

Rekomendasi WHO :

Hasil Pengukuran
Ambang Batas
di Bawah SUTET
Medan Listrik : 5 kV / 0,25 kV / m
m
Medan Magnet : 0,1 mT 0,012 mT
MENGENAL LEBIH JAUH SUTET 500 kV

1. Medan Listrik

Secara definisi disebut sebagai gaya yang timbul karena adanya muatan listrik

Muatan Negatif Muatan Positif

a. Listrik Statis
b. Listrik Dinamis
2. Medan Magnet

Secara definisi dapat disebut sebagai gaya yang timbul karena adanya muatan
magnet

U S
3. Radiasi
Ionizing Radiation

W H O (1984)

Non Ionizing Radiation

Ionizing : Pembelahan atau memecah sehingga terjadi


perubahan molekul atom yang dilewatinya

Contoh : Sinar X (Rontgen)


Nuklir - Uranium

Non Ionizing : Tidak ada perubahan atau pecahan yang


ditimbulkannya
Contoh : Listrik
4. Satuan Medan Listrik & Medan Magnet

Medan Listrik = Volt/m, kV/m

Medan Magnet = mT, Tesla (T), Gauss (G)


1 Tesla = 10.000 G

Jumlah Muatan (intensitasnya)

Besaran

Jarak
5. Medan Listrik di Alam / Bumi

Muatan elektron antara lapisan ionosfir dengan permukaan bumi besarnya


100 – 500 V/m

Awan Mendung pelepasan muatan petir

Medan listrik yang ditimbulkannya 3000 – 30.000 V/m =


3 – 30 kV/m

Medan Magnet di Bumi = 40 – 70 μT


1 mT = 1000 μT
6. Medan Listrik dan Medan Magnet di Rumah
Stop kontak/
sakelar

Padam

Stop kontak/
sakelar

Medan Listrik
Induksi
Medan Magnet
Menyala
Medan listrik

Medan magnet

KONDUKTOR YANG YANG BERTEGANGAN DAN DIALIRI ARUS LISTRIK, :

- Dapat menimbulkan medan listrik dan medan magnet disekitar


konduktor tsb terlihat seperti pada gbr.
- Semakin jauh jarak dari konduktor semakin lemah medan listrik
dan medan magnet yang terjadi.
- Sesuai Aturan jarak medan listrik 1 kV/cm
- Jadi untuk 150 kV = 1,5 meter
275 kV = 2,75 meter
FENOMENA FISIKA DI SEKITAR SUTET
1. Suara berisik, mendesis, ini adalah gejala alam, yaitu :
Peristiwa pelepasan elektron disekitar kawat transmisi karena medan yang tinggi.

2. Kadang terjadi warna keunguan yang berpendar bahkan menyala.

3. Audible Noise
Siaran / gelombang TV terganggu.

4. Test pen akan menyala bila disentuhkan pada atap seng, hal ini karena induksi.
Imbas tersebut dapat diatasi dengan Pentanahan.
AMBANG BATAS DIBEBERAPA NEGARA

1. Medan Listrik (kV/m)

NEGARA DALAM PEKERJAAN PUBLIK

I RPA* 10 - 30 5 - 10
AUSTRALIA 10 -20 5 - 10
CHEKOLOSVAKIA 15 -
JERMAN 7 -20 7-20
POLANDIA 15 - 20 1 - 10
INGGRIS 3 - 12 3 - 12
USA 25 -
UNI SOVYET 5 - 25 -
SNI 10 -30 5 - 10

* IRPA : International Radiation and Protection Association


2. Medan Magnet (mT)

NEGARA DALAM PEKERJAAN PUBLIK


I RPA 0.5 - 5 0.1 - 1
AUSTRALIA 0.5 - 5 0.1 - 1
JERMAN 5 5
INGGRIS 2 2
USA 1 1 - 10
UNI SOVYET 1.8 - 7.5 -
SNI 0.5 - 25 0.1 - 1

PLN
Medan Listrik : 0.25 kV/m
Medan Magnet: 0.012 mT
MEDAN LISTRIK PADA PERALATAN RUMAH TANGGA
DARI JARAK 30 CM

PERALATAN MEDAN LISTRIK (V/m)

SELIMUT 250
STEREO SET 90
KULKAS 60
SETRIKA 60
PENGERING RAMBUT 40
TV BERWARNA 30
PENYEDOT DEBU 16
LAMPU PIJAR 2
MEDAN MAGNET (MICRO TESLA)
PERALATAN
3 CM 30 CM 100 CM
PENGERING RAMBUT 6 - 200 0.01 - 7 0.01 - 0.3
ALAT CUKUR 15 - 1500 0.08 -5 0.01 - 0.3
BOR LISTRIK 400 - 800 2 - 3.5 0.08 -0.2
MIXER 60 -700 0.6 - 10 0.02 - 0.025
TELEVISI 2.5 - 50 0.04 - 2 0.01 - 0.15
SETRIKA 8 - 30 0.12 - 0.3 0.01 - 0.0025
KULKAS 0.5 - 1.7 0.01 - 0.25 < 0.01
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SUTT/SUTET
RUTE, SURVAI DAN PENYELIDIKAN TANAH
(berdasarkan Peraturan Menteri P & E No. 01.P / 47 / MPE / 1992)

 Dalam menentukan rute, pelaksanaan survai dan


penyelidikan tanah untuk Perencanaan Pembangunan
dan Pemasangan SUTT atau SUTET, Pengusaha
harus memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 Pemilik-pemilik tanah atau bangunan wajib
membolehkan Pengusaha yang bersangkutan untuk
memasuki tanah dan bangunan dan memotong
tanaman yang menghalangi untuk keperluan
pelaksanaan survai dan penyelidikan tanah.
 Apabila dalam pelaksanaan survai dan penyelidikan
tanah timbul kerusakan pada bangunan dan tanaman,
kepada pemilik dapat diberikan kompensasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SUTT/SUTET
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
(berdasarkan Peraturan Menteri P & E No. 01.P / 47 / MPE / 1992)
• Dalam melaksanakan Pembangunan dan Pemasangan SUTT atau
SUTET, Pengusaha harus memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
• Pemilik tanah atau bangunan wajib membolehkan Pengusaha untuk
memasuki tanah atau halaman dan memotong tanaman yang
menghalangi Pembangunan dan Pemasangan.
• Apabila dalam pelaksanaan Pembangunan dan Pemasangan SUTT atau
SUTET timbul kerusakan pada tanah atau tanaman, kepada pemilik
dapat diberikan kompensasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SUTT/SUTET
GANTI RUGI TANAH, TANAMAN DAN BANGUNAN
(berdasarkan Peraturan Menteri P & E No. 01.P / 47 / MPE / 1992)

 Tanah yang terletak dibawah SUTT atau SUTET tidak


dibebaskan dan tidak diberikan ganti rugi.
 Tanaman dan bangunan yang terletak dibawah SUTT
atau SUTET dan tidak memasuki Ruang Bebas tidak
dibebaskan dan tidak diberikan ganti rugi.
 Tanah tempat untuk mendirikan Tapak Penyangga
termasuk bangunan dan tanaman yang berada diatas
tanah tersebut harus dibebaskan dan diberikan ganti rugi.
 Tanaman dan bangunan baik seluruh maupun sebagian
yang berada pada Ruang Bebas harus dibebaskan dan
diberikan ganti rugi.
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SUTT/SUTET
GANTI RUGI TANAH, TANAMAN DAN BANGUNAN
(berdasarkan Peraturan Menteri P & E No. 01.P / 47 / MPE / 1992)

 Besar ganti rugi atas tanah ditetapkan berdasarkan


musyawarah antara Pengusaha dengan pemilik tanah
serta berpedoman pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan harga dasar tanah yang ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah setempat.
 Besar ganti rugi atas tanaman dan bangunan ditetapkan
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
 Tanaman dan bangunan yang telah diberikan ganti rugi
seluruhnya, harus ditebang dan dibongkar seluruhnya
oleh pemiliknya.
KOMPENSASI
(berdasarkan Keputusan Menteri P & E No. 975.K/47/MPE/1999)
 Tanah dan bangunan yang telah ada sebelumnya
yang berada di bawah proyeksi Ruang Bebas
SUTT/SUTET di luar penggunaan untuk mendirikan
Tapak Penyangga diberikan kompensasi
 Kompensasi diberikan untuk satu kali sehingga bila
terjadi pengalihan hak atau peralihan hak atas tanah
dan bangunan tidak menimbulkan hak untuk
memperoleh kompensasi bagi pemilik baru
 Pemilik tanah dan bangunan yang telah menerima
kompensasi dapat memanfaatkan lahan dan
mendirikanbangunan sepanjang tidak masuk atau
tidak akan masuk ke Ruang Bebas SUTT/SUTET

Anda mungkin juga menyukai